71
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian survai. Menurut Singarimbun (1992:1) bahwa penelitian survai adalah “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner dan test sebagai alat pengumpul data yang pokok.” Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan kuesioner dan tes. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisisi untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian. Kerlinger (Iskandar, 2009:3) menjelaskan bahwa penelitian survai mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologi dan psikologi. Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif. Sugiyono (2009:11) menyatakan bahwa penelitian asosiatif ialah penelitian yang mencari hubungan antar satu atau beberapa variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sampel, karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistika, maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya (korelasi) sehingga dapat ditentukan
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
72
pendekatan statistika yang akan digunakan sebagai pengolahan data yang pada gilirannya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya (validitas dan reliabilitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasi sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan. Menurut Sugiyono (2009:14), penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma positivism digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
merupakan
seluruh
subjek
penelitian.
Menurut
Mantra
(Singarimbun, 1995:149) menjelaskan bahwa “dalam suatu penelitian yang menggunakan metode survai, tidaklah selalu perlu meneliti semua individu dalam populasi, karena di samping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama.” Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan menggambarkan sifat populasi bersangkutan sehingga untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sebuah sampel harus berdasarkan memenuhi syarat-syarat tertentu. Pengambilan sampel responden peserta didik di tiap sekolah dengan teknik proportional stratified random sampling yaitu pengambilan sampel peserta didik dari anggota populasi (seluruh peserta didik SMPN di KecamatanPangalengan)
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
73
secara acak dan berstrata secara proposional. Hal ini dilakukan karena kondisi populasi penelitian ini terdiri dari beberapa kelompok individu dengan karakteristik yang berbeda-beda, yaitu peserta didik kelas VII. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, jumlah seluruh peserta didik SMPN kelas VII di kecamatan Pangalengan adalah 999. Dari jumlah populasi tersebut dapat dihitung jumlah minimal sampel penelitian dengan menggunakan rumus dari Taro Yamone (Rahmat, 1995:82), sebagai berikut : 𝑁
n =
𝑁 (𝑑)2 + 1
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi D
= nilai kritis/tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% atau 10% Dengan menggunakan rumus tersebut, maka tingkat kesalahan yang
digunakan adalah 10%, didapatkan ukuran sampel sebesar: n =
999 999 (0.1)2 + 1
= 91.00
Dengan demikian minimal sampel yang harus diambil adalah sebanyak 91 responden.Untuk membantu menentukan perwakilan dari setiap sampel, maka menggunakan rumusan dari Singarimbun (1991:89) sebagai berikut:
nk =
𝑃𝑘 𝑃
𝑋𝑛
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
74
Keterangan: nk = jumlah anggota sampel dalam jumlah sampel Pk = jumlah anggota populasi yang ada dalam kelompok P = jumlah populasi n = jumlah sampel Jumlah sampel untuk masing-masing bagian setelah dilakukan perhitungan dengan mengunakan rumus di atas, dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Daftar Sampel No
Nama Sekolah
Populasi Peserta Didik kelas VII
1 2 3
SMPN 1 SMPN 2 SMPN 3 Jumlah Sumber: Hasil Hitungan, 2011
469 395 135 999
Sampel Peserta Didik 43 36 12 91
Adapun yang menjadi latar belakang dari pengambilan sampel kelas VII ini didasari karena kelas VII program IPS telah mulai mempelajari konsep-konsep bentuk muka bumi. C. Operasional Variabel Penelitian Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady dalam Sugiyono, 2009:60). Variabel mempunyai kaitan yang sangat erat dengan teori yang memiliki tujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Gambaran yang sistematis tersebut dijabarkan dengan menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
75
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS (X1) yang memiliki defenisi konseptual adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar, keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara berkelompok (Djamarah, 1994:19). Dalam hal ini hasil belajar diambil dari capaian nilai rata-rata prestasi yang dicapai peserta didik pada mata pelajaran IPS dalam periode tertentu. Persepsi peserta didik tentang kompetensi profesionalisme guru IPS (X2) yang memiliki defenisi konseptual adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru yang diindikasikan dalam satu kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru dengan pandangan dari peserta didik. Sedangkan defenisi operasional, persepsi kompetensi yang merefleksikan kemampuan dan kecakapan seorang guru dalam menjalankan profesinya terutama kemampuan menguasai atau mendalami subject matter (bidang studi), cara mengajar dan prilakunya (Uno, 2009:43). Persepsi secara langsung dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam merespon sesuatu. Keterkaitan penafsiran peserta didik terhadap guru akan mempengaruhi kualitas belajar peserta didik tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Pengetahuan peserta didik tentang kebencanaan (Y1)dalam hal ini diartikan sebagai pendukung dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku sehari-hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
76
mampu mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003:140). Pengetahuan tentang bencana merupakan faktor penting dalam kesiapsiagaan. Pemahaman peserta didik tentang Kebencanaan (Y2) dapat diartikan sebagai mengerti benar atau memahami dengan benar akan konsep dari kebencanaan. Menurut Bloom (Arifin, 2000:98) pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang mempunyai indikator individu dapat menjelaskan atau mendefinisikan suatu unit informasi dengan kata-kata sendiri. Kesiapsiagaan (Y3), menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Untuk memudahkan penelitian dan agar variabel penelitian dapat lebih operasional, maka dikemukakan beserta indikator-indikator dari masing-masing variabel penelitian tersebut. Berikut disajikan dalam bentuk matriks:
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
77
Tabel 3.2 Variabel Penelitian INDIKATOR
VARIABEL Persepsi Profesionalisme Guru IPS (X2)
Pengetahuan Peserta Didik tentang Kebencanaan(Y1) Pemahaman Peserta Didik tentang Kebencanaan (Y2) Kesiapsiagaan (Y3)
1. Persepsi Kompetensi Akademik: Kognisi Penafsiran Tanggapan 2. Persepsi Kompetensi Pedagogik: Kognisi Penafsiran Tanggapan 3. Persepsi Kompetensi Kepribadian: Kognisi Penafsiran Tanggapan 4. Persepsi Kompetensi Sosial: Kognisi Penafsiran Tanggapan 1. Mengetahui terminoligi secara umum 2. Mengetahui fakta yang spesifik 3. Mengetahui konsep dasar 1. Translasi 2. Interpretasi 3. Ekstrapolasi 1. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana 2. Rencana untuk keadaan darurat bencana 3. Sistem peringatan bencana 4. Kemampuan memobilisasi sumber daya
Sumber : Modifikasi Standar Kompetensi Profesionalisme Guru, Taxonomy Bloom, dan LIPI-UNESCO/ISDR (2006:46)
D. Hubungan Antarvariabel Bertolak dari operasional variabel penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka alur hubungan antar variabel dapat dirumuskan.berdasarkan hubungan antar variabel tersebut, terdapat keterkaitan antar variabel sebagai berikut, variabel X memiliki hubungan dengan variabel Y.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
78
Hasil Belajar IPS (X1)
Persepsi Profesionalisme Guru IPS (X2)
Pengetahuan Peserta Didik tentang Kebencanaan (Y1) Pemahaman Peserta Didik tentang Kebencanaan (Y2) Kesiapsiagaan (Y3)
Bagan 3.1Hubungan Antarvariabel berdasarkan bagan hubungan antar variabel tersebut, terlihat keterkaitan antar variabel satu dengan variabel lainnya, yaitu : 1. Variabel X1 memiliki memiliki hubungan dengan variabel Y1 2. Variabel X1 memiliki memiliki hubungan dengan variabel Y2 3. Variabel X1 memiliki memiliki hubungan dengan variabel Y3 4. Variabel X2 memiliki memiliki hubungan dengan variabel Y1 5. Variabel X2 memiliki memiliki hubungan dengan variabel Y2 6. Variabel X2 memiliki memiliki hubungan dengan variabel Y3 7. Variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel Y1 8. Variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel Y2 9. Variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel Y3
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
79
E. Teknik Pengumpulan Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa instrumen tes dan studi dokumentasi. Instrumen tes digunakan untuk mengukur variabel pemahaman kebencanaan. Dengan bentuk tes objektif, tes objektif merupakan keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah tersedia. Menurut Popham (Purwanto, 2009: 72) menyebutnya dengan istilah tes jawaban dipilih. Sedangkan untuk studi dokumentasi digunakan untuk mengamati catatancatatan prestasi, baik yang menyangkut prestasi akademik maupun nonakademik. Dokumentasi diambil dari nilai rata-rata prestasi peserta didik pada mata pelajaran IPS dalam periode tertentu pada materi pokok keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan. Teknik pengumpulan data, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: -
Menyusun kisi-kisi tes
-
Merumuskan pertanyaan-pertanyaan
-
Melakukan uji coba
-
Menguji tingkat validitas dan realibilitas
-
Melakukan revisi atau mengganti item yang tidak dapat digunakan.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
80
a. Penyusunan Instrumen (1) Instrumen Pengukuran Persepsi Kompetensi Profesionalisme Guru Instrumen ini disusun dari konstruk persepsi yang dikonseptualisasikan melalui indikator dan dikembangkan dari defenisi persepsi Mar’at (1985) ; Thoha (1983) ; Abdurachman (1988), sedangkan profesionalisme guru yang dimodifikasi dari Standar Profesionalisme Guru PP No.16 Tahun 2007 terdiri dari tiga kategori persepsi profesionalisme guru IPS : (a) Kepercayaan, pendapat (Kognisi) mengenai profesionalisme guru geografi akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. (b) Penafsiran mengenai profesionalisme guru IPS akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. (c) Tanggapan mengenai profesionalisme guru IPS akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Berdasarkan kategori-kategori di atas, tersusun 32 butir pernyataan yang terlebih dahulu diujicobakan sebelum dijadikan alat penelitian. Kisi-kisi instrumen pengukuran persepsi dapat dilihat pada tabel 3.3
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
81
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pengukur Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Profesionalisme Guru IPS Variabel Persepsi Profesionalisme Guru IPS (X2)
Indikator
1. Persepsi Kompetensi Akademik : Kognisi Penafsiran Tanggapan
2. Persepsi Kompetensi Pedagogik: Kognisi Penafsiran Tanggapan
3. Persepsi Kompetensi Kepribadian: Kognisi Penafsiran Tanggapan 4. Persepsi Kompetensi Sosial: Kognisi Penafsiran Tanggapan
Aspek 1. Pemahaman teori/konsep materi bentuk muka bumi 2. Penjelasan Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas VII: mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. 3. Menunjukkan manfaat materi pelajaran IPS:faktor-faktor dan penyebab terjadinya gempa bumi dan akibatnya yang ditimbulkannya. 1. Penerapan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran materi IPS kelas VII:bentuk muka bumi, gempa bumi. 2. Pemilih materi pembelajaran bentuk muka bumi, gempa bumi sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Pengalokasikan waktu yang efesien dan efektif 4. Pemanfaatan sumber dan media pada pembelajaran bentuk muka bumi, gempa bumi 5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif 6. Memotivasi peserta didik 7. Melakukan evaluasi pada setiap materi pembelajaran IPS 1. Berprilaku jujur, berahlak mulia, dan teladan 2. Menunjukkan pribadi yang arif dan bijaksana 3. Memberikan contoh teladan pada peserta didik
Butir Instrumen 1,6 3,4,
5,8,10,15
2,7,14
9,11,13
16,18 17, 19
20, 22 21,24 23,26 25,27 28 29
1. Berinteraksi secara efektif dengan peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas
30
2. Bersikap adil dan tidak diskriminatif pada peserta didik lainnya
31
3. Dapat berkomunikasi dengan orang tua peserta didik /teman sejawat secara efektif
32
Sumber : Modifikasi Standar Kompetensi Profesionalisme Guru
Skala yang digunakan adalah skala interval 5-4-3-2-1, skor 5 menggambar sangat setuju, skor 4 setuju, skor 3 ragu-ragu, skor 2 tidak setuju, skor 1 sangat tidak setuju.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
82
(2) Instrumen Pengetahuan Peserta Didik tentang Kebencanaan Instrumen ini disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai, soalsoal tes yang digunakan berupa tes objektif. Instrumen ini mencakup ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1), aspek pengetahuan terbagi atas tiga bagian, yaitu mengetahui terminologi secara umum, mengatahui fakta yang spesifik, mengetahui konsep dasar. Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan Peserta didik tentang Kebencanaan Variabel Pengetahuan peserta didik tentang Kebencanaan
Indikator
No Item 1,2,3, 13
Mengetahui terminologi secara umum
Mengetahui fakta yang spesifik
5, 7, 9, 10, 12, 14, 15
Mengetahui konsep dasar
4, 6, 8, 11,
Y1
(3) Instrumen Pemahaman Peserta Didik tentang Kebencanaan Instrumen ini disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai, soalsoal tes yang digunakan berupa tes objektif. Indikator pemahaman terdiri dari: translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
83
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Peserta didik tentang Kebencanaan Variabel Pemahaman peserta didik tentang Kebencanaan
Indikator
No Item
Translasi
Interpretasi
5, 7, 9, 10, 12, 14, 15
Ekstrapolasi
4, 6, 8, 11,
Y2
1,2,3, 13
Pengukuran data keduanya adalah ratio karena data yang jaraknya sama serta mempunyai nilai yang absolut (Sugiyono, 2009:25). Dari bentuk objektif mempunyai dua kemungkinan yaitu benar apabila pada sebuah butir soal, peserta didik mampu menjawab sesuai dengan kunci jawabannya dan salah apabila peserta didik memilih jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawabannya. Oleh karena keberadaannya bersifat pasti, maka peserta didik akan memperoleh skor 1 (satu) apabila menjawab benar dan 0 (nol) apabila menjawab salah. (4) Instrumen Kesiapsiagaan Instrumen ini disusun berdasarkan parameter kesiapsiagaan bencana, menurut tim peneliti LIPI-UNESCO/ISDR yaitu, pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana,rencana untuk keadaan darurat bencana, sistem peringatan bencana, dan memobilisasi sumber daya.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
84
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kesiapsiagaan Variabel Kesiapsiagaan bencana Y3
Indikator Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana
No Item 1,2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15,16, 17
Rencana kesiapsiagaan bencana
Sistem peringatan bencana
18, 19
Memobilisasi sumber daya
20, 21
Keseluruhan instrumen yang telah disusun, selanjutnya diujicobakan di salah satu SMP Negeri terhadap 41 orang peserta didik kelas VII. Selanjutnya dianalisis untuk diketahui validitas dan realibilitasnya sehingga layak dijadikan instrumen penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Process and Social Scince) versi 17.0.
F. Uji validitas Dalam penelitian ini diperlukan hasil penelitian yang valid dan realiable dengan instrumen yang valid dan realiable, Sugiyono (2009: 173) menjelaskan instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa “uji reliabilitas dan validitas diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan keliru dapat diminimalkan”. Validitas itu sendiri Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
85
dilakukan untuk menilai kualitas alat ukur, Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:124) menjelaskan bahwa “validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur”, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen sebagai alat ukur sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47-48) menjelaskan bahwa “hasil pengukuran dikatakan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah”. Relatif sama yang dimaksud dalam hal ini tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur validitas yaitu sebagai berikut:
rxy =
𝑁 ∑𝑋𝑌− ∑𝑋 (∑𝑌) √{𝑁 ∑𝑋 2 − ∑𝑋)2 {𝑁∑𝑌 2 –(∑𝑌)2 }
Keterangan : N = Jumlah Responden X = skor yang diberikan oleh rater 1 Y = skor yang diberikan oleh rater 2 Selanjutnya untuk menguji signifikansi, angka korelasi yang diperoleh dari setiap item dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi. Penentuan r digunakan rumus sebagai berikut :
t = r
𝑛−2 1−𝑟 2
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
86
Keterangan : r = Koefesien korelasi internal n = Banyaknya responden Kaidah keputusan nilai korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf nyata sebesar α = 0,05 dan derajat kepercayaan sebesar dk = N2. Setelah dibandingkan, kemudian diambil keputusan dengan kaidah sebagai berikut : 1) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari harga tabel, maka alat ukur yang digunakan dinyatakan valid. 2) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih kecil atau sama dengan nilai ttabel maka alat ukur yang digunakan dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas instrumen pengukuran persepsi profesionalisme guru IPS ,pengetahuan peserta didik tentang kebencanaan dan pemahaman peserta didik tentang kebencanaan adalah sebagai berikut : (a). Instrumen pengukuran persepsi peserta didik tentang profesionalisme guru IPS, hasil yang didapat adalah menunjukkan bahwa dari 55 butir intrumen kuesioner, diperoleh 53 butir instrumen kuesioner atau sebanyak 96,36% yang memiliki nilai r-hitung > nilai r-kritis pada taraf signifikansi a = 5 % dengan nilai r-kritis 0,308. Sedangkan sisanya sebanyak 2 butir instrumen kuesioner atau sebanyak 3,63% memiliki nilai r-hitung < r-kritis. Dengan demikian diperoleh butir instrumen kuesioner valid sebanyak 53 dan 2 butir instrumen kuesioner dinyatakan drop atau tidak dapat digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7. Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
87
Tabel 3.7 Ujicoba Pengukuran Validitas Persepsi Peserta Didik tentang Kompetensi Profesionalisme Guru IPS No Nilai r r hitung Status soal Kritis 1 0.379 0.308 Valid 2 0.421 0.308 Valid 3 0.398 0.308 Valid 4 0.402 0.308 Valid 5 0.408 0.308 Valid 6 0.392 0.308 Valid 7 0.374 0.308 Valid 8 0.363 0.308 Valid 9 0.376 0.308 Valid 10 0.399 0.308 Valid 11 0.317 0.308 Valid 12 0.383 0.308 Valid 13 0.364 0.308 Valid 14 0.352 0.308 Valid 15 0.280 0.308 Drop 16 0.411 0.308 Valid 17 0.408 0.308 Valid 18 0.408 0.308 Valid 19 0.363 0.308 Valid 20 0.384 0.308 Valid 21 0.393 0.308 Valid 22 0.474 0.308 Valid 23 0.360 0.308 Valid 24 0.499 0.308 Valid 25 0.578 0.308 Valid 26 0.280 0.308 Drop 27 0.601 0.308 Valid 28 0.561 0.308 Valid 29 0.366 0.308 Valid 30 0.334 0.308 Valid Sumber : Hasil Penelitian, 2011
No soal 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
r hitung 0.398 0.351 0.377 0.365 0.382 0.384 0.320 0.618 0.702 0.599 0.698 0.713 0.647 0.714 0.496 0.458 0.703 0.631 0.625 0.639 0.602 0.590 0.760 0.529 0.578
Nilai r Kritis 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 53 butir instrumen kuesioner yang dinyatakan valid dan 2 butir instrumen kuesioner mewakili setiap indikator. (b). Untuk mengetahui validitas instrumen pengukuran pengetahuan peserta didik tentang kebencanaan, dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan hasilnya diperoleh angka korelasi tiap item pernyataan untuk Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
88
kemudian angka tersebut dibandingkan dengan nilai n-kritis pada taraf signifikansi a = 5% yaitu sebesar 0,308. Dari item 15 item pertanyaan diperoleh 15 item pertanyaan atau 100% dengan besaran angka korelasinya berada di atas nilai n-kritis, dengan demikian diperoleh 15 item pertanyaan yang valid atau dapat digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Ujicoba Pengukuran Validitas Instrumen Pengetahuan Peserta didik tentang Kebencanaan No Nilai r r hitung Status soal Kritis 1 0.388 0.308 Valid 2 0.453 0.308 Valid 3 0.454 0.308 Valid 4 0.401 0.308 Valid 5 0.379 0.308 Valid 6 0.435 0.308 Valid 7 0.368 0.308 Valid 8 0.395 0.308 Valid 9 0.388 0.308 Valid 10 0.367 0.308 Valid 11 0.405 0.308 Valid 12 0.363 0.308 Valid 13 0.372 0.308 Valid 14 0.380 0.308 Valid 15 0.489 0.308 Valid Sumber : Hasil Penelitian, 2011
(c). Untuk mengetahui validitas instrumen pengukuran pemahaman peserta didik tentang kebencanaan, dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan hasilnya diperoleh angka korelasi tiap item pernyataan untuk kemudian angka tersebut dibandingkan dengan nilai n-kritis pada taraf signifikansi a = 5% yaitu sebesar 0,308. Dari item 15 item pertanyaan diperoleh 15 item pertanyaan atau 100% dengan besaran angka korelasinya berada di atas nilai n-kritis, dengan demikian diperoleh 15 item pertanyaan yang valid atau dapat digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.9. Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
89
Tabel 3.9 Ujicoba Pengukuran Validitas Instrumen Pemahaman Peserta didik tentang Kebencanaan No Nilai r r hitung Status soal Kritis 1 0.411 0.308 Valid 2 0.388 0.308 Valid 3 0.368 0.308 Valid 4 0.383 0.308 Valid 5 0.442 0.308 Valid 6 0.415 0.308 Valid 7 0.599 0.308 Valid 8 0.500 0.308 Valid 9 0.452 0.308 Valid 10 0.469 0.308 Valid 11 0.461 0.308 Valid 12 0.365 0.308 Valid 13 0.506 0.308 Valid 14 0.431 0.308 Valid 15 0.398 0.308 Valid Sumber : Hasil Penelitian, 2011
G. Hasil Reliabilitas alat ukur Penelitian Reliabilitas
merupakan
keandalan
yang
dapat
diartikan
dapat
dipercaya.Kepercayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Menurut Kerlinger (Purwanto, 2009:154) memberikan batasan tentang reliabilitas yaitu : 1. Reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan instrument yang sama atau serupa. 2. Reliabilitas dicapai apabila ukuran yang sebenarnya untuk sifat yang diukur, 3. Keandalan dicapai dengan meminimalkan alat pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukuran. Dari defenisi reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa reliabilitas berhubungan dengan kemampuan alat ukur untuk melakukan pengukuran secara cermat.Reliabilitas merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam
melakukan
pengukuran.Pengujian
alat
ukur
tes
dan
kuesioner
menggunakan Alpha Cronbach. Menurut Konting (Iskandar, 2009:95), nilai Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
90
reliabilitas Alpha Cronbach dengan nilai 0.60 hingga 0.7 adalah nilai terendah yang dapat diterima. Rumus pengujian koefesioen reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut:
ri =
𝑘 (𝑘−1)
{1-
∑ 𝑠𝑖 2 𝑠𝑡 2
}
Keterangan: K = mean kuadrat antara subjek ∑Si2 = mean kuadrat kesalahan St2 = varians total (Sugiyono, 2009:365) Berdasarkan hasil perhitungan, angka koefesien reliabilitas instrumen pengukuran persepsi peserta didik tentang profesionalisme guru IPS sebesar 0.949; koefesien reliabilitas instrumen pengukuran pengetahuan peserta didik tentang kebencanaan sebesar 0.618; koefesien reliabilitas instrumen pemahaman peserta didik tentang kebencanaan sebesar 0.703.Dari hasil perhitungan yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa keempat instrumen penelitian tersebut memiliki keajegan sebagai alat ukur. H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji normalitas data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi harapan (teoretis), Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:292) menjelaskan bahwa “jika frekuensi hasil observasi sangat dekat dengan frekuensi yang diharapkan, maka hal tersebut menunjukkan kesesuaian yang baik, dan kesesuaian yang baik akan membawa kepada penerimaan hipotesis”. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS v.17 dengan menggunakan uji kolmogorof-Smirnov, dimana Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
91
kriteria yang digunakan untuk mengukur apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan cara melihat nilai signifikansi yang tertera pada hasil pengolahan. Adapun kaidah yang digunakan menurut Priyatno (2009:58) yaitu sebagai berikut jika nilai signifikansi (Sig.) > 0.05, maka data yang ada berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi (Sig.) < 0.05, maka data yang ada tidak berdistribusi normal. Jika hasil data yang diolah merupakan data normal, maka selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistika parametrik, namun jika hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal maka dalam pengujian hipotesis menggunakan perhitungan statistika non parametrik.Jikauji normalitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut (Riduwan, 2008:187): 1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil yang kemudian dilanjutkan menghitungan Rentangan (R) dengan rumus
2) Menentukan banyaknya kelas interval
R ` BK
3) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus: i
4) Menentukan rata-rata dengan rumus X
fx
i
n
5) Menentukan simpangan baku dengan rumus S n. fxi fxi
2
nn 1
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
92
6) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan langkah sebagai berikut: o Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan skor kanan kelas ditambah 0,5. o Mencari nilai Z-score dengan rumus Z BK X S
o Mencari Chi Kuadrat dengan rumus 2
k
fo fe 2
i 1
fe
Kriteria pengujian adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data berdistribusi normal jika χ2hitung≤ χ2tabel, sedangkan jika χ2hitung> χ2tabel maka data dinyatakan tidak normal. 2. Uji homogenitas data Uji homogenitas dilakukan guna mengetahui apakah skore setiap variabel memiliki varians yang homogen atau tidak.Uji homogenitas ini sendiri merupakan salah satu syarat untuk menggunakan statistik parametrik.Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:150) bahwa “statistik parametris memerlukan terpenuhi beberapa asumsi atau syarat, diantaranya yaitu data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, varians data harus homogen dan harus memenuhi asumsi linieritas”. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS v.17, dengan kriteria pengujian jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05) maka variansi setiap sampel sama (homogen), namun jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05) maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Jika hasil pengolahan data Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
93
menunjukkan bahwa variansi data homogen, maka pengujian hipotesis dapat menggunakan statistik parametris. Jika uji homogenitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut: 1) Mencari nilai F dengan menggunakan rumus (Fisher, 1985:23):
(n k 1) RXY 2
F
F
k (1 RXY) 2
Vb dimana V = S2 Vk
Keterangan Vb
= variansi terbesar
Vk
= variansi terkecil
S
= standar deviasi
n
= jumlah responden
R
= reliabel
k
= variable
2) Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai Fα = (n1-1)(n2-1) 3) Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika F hitung < Fα (n1-1)(n2-1) maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung ≥ Fα (n11)(n2-1) maka kedua variansi tidak homogen. 3. Uji linieritas Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas, yang dimaksud dengan linieritas disini adalah apakah garis regresi antara variabel X dan Y Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
94
membentuk garis linier atau tidak.Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2008:265) bahwa “jika tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan”.Untuk itulah mengapa sebelum dilakukannya uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji linieritas. Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono (2008:274) mengenai kriteria uji linieritas bahwa untuk mengetahui regresi tersebut linier atau tidak, maka dapat dilihat dari nilai Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel. Adapun kriterianya yaitu apabila FhitungFtabel
maka regresi tersebut tidak linier, dan
konsekuensinya analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun langkah-langkah uji linieritas yaitu: a)
Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
Y
2
JKRe g (a)
n
b) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg [b/a]) dengan rumus:
X Y JKRe g (b / a) b XY n c)
Hitung Jumlah Kuadrat Residu (JKRes) dengan rumus:
JKRe s Y 2 JKRe g (b / a) JKRe g (a) d) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[a]) dengan rumus:
RJKRe g(a) JKRe g(a) e)
Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[b/a]) dengan rumus:
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
95
RJKRe g (b / a) JKRe g (b / a) f)
Hitung Raa-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRe s
JKRe s n2
g) Hitung Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus: 2 Y 2 JKE Y n k
h) Hitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC JKRe s JKE i)
Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC
j)
JKTC k 2
Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus: RJKE
JKE nk
k) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:
Fhitung l)
RJKTC RJKE
Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau kriteria uji linier; jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima (linier).
m) Carilah nilai Ftabelmenggunakan tabel F n) Bandingkan nilai Fhitung dan Ftabel
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
96
4. Uji hipotesis Pengujian hipotesis pertama dan kedua masing-masing dengan teknik korelasi dan regresi sederhana, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a)
Menghitung koefesien korelasi product momentdari Pearson, yaitu teknik pengujian untuk menyatakan tingkat hubungan antar variable penelitian, yaitu hubungan antara variabel X dan Y. Rumus yang digunakan adalah :
rxy =
𝑛 Σ𝑥1𝑦1− Σ𝑥1 (Σ𝑦1) √{𝑛Σ𝑥12 −(Σx 1 )2 }{𝑛Σ𝑦12 −(Σ𝑦12 }
Selanjutnya untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka digunakan uji dua pihak yaitu uji signifikasi korelasi product moment dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :
t=
𝑟 √𝑛−2 √1−𝑟 2
Keterangan : t = uji dua korelasi product moment r = Koefesien korelasi product moment n = Ukuran jumlah sampel (Sugiyono, 2007:148) Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel penelitian, digunakan pedoman interpretasi sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3.10 Tabel. 3.10 Pedoman Interpretasi Hubungan Antar Variabel Penelitian Interval Koefesien 0.00-0.199 0.20-0.399 0.40-0.599 0.60-0.799 0.80-1.000 Sumber: Sugiyono, 2009 :149
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
97
b) Menghitung regresi sederhana, yaitu teknik analisis untuk melakukan prediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel terikat bila nilai variabel bebas dirubah, dengan menggunakan rumus : Y = a + bX Keterangan : a=
Σy1 Σx12 − (Σx1y1)
𝑛Σ𝑥1𝑦1− Σ𝑥1 (Σ𝑦1)
𝑛Σ𝑥12− Σ𝑥1 2
𝑛Σ𝑥12− Σ𝑥1 2
b=
Keterangan : y = nilai variabel Y yang akan diramalkan x = nilai variabel X a = perpotongan garis regresi nilai Y bila X = 0 b = koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y bila terjadi perubahan pada X ∑ = jumlah dari n = jumlah sampel c)
Menghitung koefesien determinasi, yaitu teknik pengujian hipotesis yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar faktor yang mempengaruhi hubungan antar variabel. Adapun rumus yang digunakan adalah : cd = r2 x 100 %
Keterangan : Cd = Koefesien determinasi r = nilai koefesien korelasi, (Sugiyono, 2009:267)
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu