BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan melalui website www.idx.co.id, dengan menggunakan sampling padaperusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Waktu serta jadwal penelitian yang dilakukan adalah kurang lebih 3 bulan selama masa penelitian. B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menguji teori yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui kerangka pemikiran secara deduktif yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian.Penelitian ini merupakan penelitian berupa pengujian tentang perbedaan antara dua variabel atau lebih. Variabel yang diteliti yaitu variabel construct yang diperoleh berdasarkan teori tertentu kemudian dijabarkan dengan variabel independen & dependen, Variabel Interaksi serta variabelkontrol .Pengukuran dengan variabel dummy dalam skala interval sebagai indikator penelitian.
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Masing-masing variabel diungkapkan berdasarkan definisi konsep yang diuji secara operasional. Variabel bebas (Independen) merupakan variabel pertama (X1) yaitu dengan mengukur tingkat pengungkapan awal atau Initial Disclosure High (IDH) dan menggunakan variabel dummy untuk menentukan perusahaan yang terbaik (best practice) dengancara menentukan skor paling tinggi. Pada variabel Interaksi merupakan variabel kedua (X2) dan variabel ketiga (X3) yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai variabel penguji tingkat komparabilitas, penelitian ini menginteraksikan antara IDH dengan periode tahun penerapan IFRS. Kemudian pada variabel kontrol merupakan variabel keempat (X4) menggunakan leverage untuk menentukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Pada variabel terikat (Dependen) yang merupakan variabel (Y) digunakan pada tingkat pengungkapan aset tetap. Identifikasi item menggunakan tabel disclosure checklist 2014 dengan menggunakan teknik scoring.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel NO
VARIABEL
DIMENSI
1.
Dependen (Y)
2.
Independen Tingkat (X1) Pengungkapan awal (IDH)
3.
Tingkat Pengungkapan Aset Tetap
IDH x IFRS1 Interaksi (X2)
4.
Interaksi (X3)
IDH x IFRS2
5.
Kontrol (X4)
Leverage
INDIKATOR
Identifikasi item pengungkapan menggunakan tabel Disclosure checklist dengan teknik scoring, untuk mendapatkan skor masingmasing item pengungkapan yang diungkapkan oleh perusahaan. Menentukan perusahaan yang terbaik (best practice) dengan cara menentukan skor paling tinggi. Mengukur awal periode tahun penelitian 2013, kemudian melakukan pengurutan skor tertinggi sampai terendah. Menguji tingkat komparabilitas, penelitian ini menginteraksikan antara IDH dengan periode tahun penerapan IFRS. Perhitungan IDH di tahun 2013 kemudian di kalikan dengan perhitungan implementasi periode tahun 2014. Menguji tingkat komparabilitas, penelitian ini menginteraksikan antara IDH dengan periode tahun penerapan IFRS. Perhitungan IDH di tahun 2013 kemudian di kalikan dengan perhitungan implementasi periode tahun 2015. Menentukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, dengan menghitung proporsi aset yang dibiayai oleh hutang, menggunakan DER (Debt to Equity Ratio) atau rasio total utang terhadap total ekuitas perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SKALA
Interval
Interval
Interval
Interval
32
1. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkatpengungkapan aset tetap.Identifikasi item pengungkapan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Nelson Lam & Peter Lau IFRS Prespective and Disclosure Checklist2014 yang diperoleh dari sumber buku Akuntansi Keuangan Perspektif IFRS 2014 (Salemba empat).Beberapa item dipilih dari checklist tersebut dan disesuaikan dengan PSAK yang berlaku di Indonesia yang penerapannya wajib diberlakukan per tanggal 1 Januari 2012. Pengukuran disclosure index ini menggunakan teknik scoring sesuai dengan penelitian dari Vergauwe dan Gaeremynck (2013), yaitu jika item yang perlu diungkapkan dapat diterapkan (applicable) dalam perusahaan dan item tersebut diungkapkan oleh perusahaan diberi skor 1, jika item tersebut tidak diungkapkan diberi skor 0, dan dikurangkan dari
jumlahskor
maksimal
yang dapat
diperoleh
masing-
masingperusahaan.
Keterangan: DISCL : Disclosure Index ΣSCR :Skor pengungkapan yang sebenarnya ΣMAX :Skor maksimal yang dapat diperoleh masing-masing perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Pengukuran skor pengungkapan ini sesuai dengan penelitian dari Vergauwe dan Gaeremynck (2013) yang dilakukan dalam dua tahap.Pertama, dengan menghitung jumlah item yang diungkapkan oleh masing-masing perusahaan, yang merupakan skor pengungkapan yang sebenarnya dari perusahaan tersebut dan digambarkan dengan simbol ΣSCR.Langkah kedua, menskala skor yang diperoleh tadi dengan jumlah skor maksimal dari masingmasing perusahaan. Skor maksimal yang dapat diperoleh masing-masing perusahaan adalah 27 sesuai jumlah item yang dapat diungkapkan berdasarkan Nelson Lam & Peter Lau IFRS Prespective and Disclosure Checklist 2014 dan digambarkan dengan simbol ΣMAX.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Tabel 3.2 Checklist Pengungkapan Aset Tetap No.
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16
Persyaratan Pengungkapan Pengungkapan Umum Untuk setiap kelas aset tetap, suatu entitas wajib mengungkapkan informasi berikut : Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto; Metode depresiasi yang digunakan; Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; Jumlah bruto tercatat dan akumulasi depresiasi (digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: a. Penambahan; b. Aset yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok penghapusan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS 5 (Non current asset held for sale and discountinued operations) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan dan penghapusan lainnya; c. Akuisisi melalui kombinasi bisnis; d. Kenaikan atau penurunan akibat revaluasi (yaitu, persyaratan model revaluasi) dan dari kerugian penurunan nilai yang diakui atau dikembalikan dalam laba komprehensif lain sesuai dengan IAS 36; e. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laba atau rugi sesuai dengan IAS 36; f. Kerugian penurunan nilai yang dikembalikan dalam laba atau rugi sesuai dengan IAS 36; g. Depresiasi; h. Perbedaan nilai tukar neto yang timbul atas translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda, termasuk translasi dari unit operasi luar negeri asing ke dalam mata uang penyajian entitas pelaporan; dan i. Perubahan lain (IAS 16.37). Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan hal berikut : a. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap dijaminkan untuk utang; b. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dalam proses kontruksi; c. Jumlah komitmen kontraktual untuk akuisisi aset tetap; dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
17
18 19 20 21
d. Jika tidak diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif , jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk item aset tetap yang diturunkan nilainya, hilang atau diserahkan yang termasuk dalam laporan laba rugi (IAS 16.74). Entitas juga perlu mengungkapkan hal – hal berikut: a. Metode depresiasi yang diadopsi; b. Estimasi masa manfaat atau tarif depresiasi atas aset tetap; c. Depresiasi, apakah diakui dalam laba rugi atau sebagai bagian dari biaya aset lainnya, selama periode tersebut; dan d. Akumulasi depresiasi pada akhir periode tersebut. Jika item aset tetap dinyatakan sebesar nilai revaluasi, yaitu model revaluasi yang diadopsi, hal berikut ini harus diungkapkan :
22 23 24 25
a. Tanggal efektif penilaian kembali; b. Apakah penilai independen itu terlibat; c. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam mengestimasi nilai wajar item; d. Lingkup penentuan nilai wajar item yang dilakukan secara langsung dengan mengacu pada harga teramati di pasar aktif atau transaksi pasar terkini pada syarat dan kondisi yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain;
26
e. Untuk masing-masing kelas aset tetap yang direvaluasi , jumlah tercatat yang seharusnya diakui memiliki seandainya aset dicatat dengan model biaya; dan
27
f. Surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan dalam periode dan setiap pembatasan terhadap pembagian saldo kepada pemegang saham (IAS 16.77). Sesuai dengan IAS 16 dan 36, informasi tambahan tertentu juga diperlukan atau didorong dalam pengungkapan.
Sumber: Nelson Lam & Peter Lau IFRS Prespective and Disclosure Checklist 2014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengukur tingkat pengungkapan awal atauInitial HighDisclosure (IDH). Tingkat pengungkapan awal atau IDH merupakan variabel dummy, yang akan diberi kode 1 apabila besarnya IDBP (Index Disclosure Best Practice) atau jarak antara skor pengungkapan (disclosureindex) aset tetap masing-masing perusahaan dengan skor pengungkapan aset tetap perusahaan terbaik (best practice disclosureindex) lebih besar dari nilai tengah (median) skor pengungkapan aset tetap perusahaanperusahaan di periode awal penerapan IFRS yaitu pada tahun 2013. Sedangkan kondisi sebaliknya diberi kode 0.Penggunaan istilah skor pengungkapan perusahaan terbaik (best practice disclosure)ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Vergauwe dan Gaeremynck (2013). Untuk menentukan perusahaan yang menjadi best practice disclosure index dilakukan dalam dua tahap. Pertama, dengan menghitung disclosure index masing-masing perusahaan pada awal periode penelitian yaitu pada tahun 2013. Langkah kedua, melakukan pengurutan semua disclosure index perusahaan pada tahun 2013 tersebut dari skor paling tinggi sampai paling rendah. Perusahaan dengan disclosureindex yang paling tinggi pada awal periode inilah yang nantinya akan menjadi perusahaan best practice untuk menentukan IDH.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
3.
Variabel Interaksi
Dalam penelitian ini terdapat variabel interaksi yang berfungsi sebagai variabel pengujian tingkat komparabilitas.Untuk menguji hipotesis yang ada, maka penelitian ini menginteraksikan antara IDH dengan periode penerapan IFRS. Vergauwe dan Gaeremynck (2013) menyatakan, pengenalan proses variabel interaksi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran penuh mengenai pola peningkatan komparabilitas seiring berjalannya waktu. Kemudian Vergauwe danGaeremynck (2013) menjelaskan, apabila komparabilitas pengungkapan semakin meningkat seiring berjalannya penerapan konvergensi IFRS maka koefisien dari variabel interaksi ini diharapkan akan menjadi semakin negatif yang menunjukkan bahwa perbedaan semakin berkurang. Periode penerapan IFRS diukur dengan menggunakan variabel dummy. Periodepertama, yang selanjutnya akan dilambangkan dengan IFRS1 akan diberi kode 1 untuk laporan keuangan tahun 2014 (2013 & 2014), dan jika tahun yang lain kode 0. Periode kedua, yang selanjutnya akan dilambangkan dengan IFRS2 akan diberi kode 1 untuk laporan keuangan tahun 2015 (2013 & 2015), dan jika tahun yang lain kode 0. 4.
Variabel Kontrol
Penelitian ini menggunakan variabel kontrol Leverage.Penelitian ini bertujuan agar pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
a. Leverage Leverage adalah pengukuran besarnya aktiva yang dibiayai dengan utang Perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih komprehensif dan membutuhkan biaya yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan sesuai dengan penelitian Vergauwe dan Gaeremynck (2013) yaitu dengan menggunakan DER (Debt to Equity Ratio) atau rasio total utang terhadap total ekuitas perusahaan.
B.
Populasi dan sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan dari perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013, 2014 dan 2015.Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena beberapa alasan. Pertama, perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi oleh para investor. Kedua, perusahaan manufaktur merupakan jenis usaha yang berkembang pesat di Indonesia dan memiliki ruang lingkup yang sangat besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling untuk mengeluarkan perusahaan yang tidak sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Manufaktur yang go public dan terdaftar di BEI selama periode penelitian, yaitu dari tahun 2013-2015. 2. Perusahaan tidak mengalami delisting selama periode penelitian. 3. Perusahaan tidak memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan tahunan. 4. Perusahaan menyertakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode 2013-2015. 5. Perusahaan tidak mengganti sektor (karena ganti core bussiness, merger atau akuisisi ) selama periode 2013-2015. Perusahaan yang menyediakan laporan keuangan untuk tahun 2013-2015 serta memenuhi kriteria sampel yaitu sebanyak 111 perusahaan per tahun. Total data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 333perusahaan (111 perusahaan x 3 tahun). Sampel yang memenuhi kriteria yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 111 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam penyajian laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Tabel 3.3 Metode Pengambilan Sampel No. Kriteria Sampel Penelitian periode 2013 - 2015
Total
1.
144
Perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013 – 2015
2
Perusahaan manufakur yang mengalami Delisting
(4)
3
Perusahaan manufaktur yang memiliki ekuitas negatif
(9)
4
Perusahaan manufaktur yang tidak menyertakan laporan (9) auditor independen
5
Perusahaan manufaktur yang mengalami ganti sektor (11) (karena ganti core bussiness, merger atau akuisisi) Perusahaan Sampel
111
Periode Pengamatan
3
Jumlah Data Penelitian
333
Sumber : Data diolah, 2017.
C.
Teknik pengumpulan data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode
dokumentasi, yaitu dengan penggunaan data yang berasal dari dokumendokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran data-data yang diperlukan dari laporan tahunan perusahaan yang telah menerapkan IFRS tahun 2013, 2014 dan 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
D.
Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kaidah uji normalitas yang digunakan adalah sebagai berikut : - Jika signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal - Jika signifikansi ≤ 0,05 maka data terdistribusi dengan tidak normal
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas(independen). Kaidah uji multikolonieritas yang digunakan adalah sebagai berikut : nilai Tolerance ≤ 0,10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 menunjukkan adanya multikolonieritas antar variabel.
c. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi.Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson dan Run test. Jika nilai signifikansi Run test> 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisatas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kaidah uji heteroskedastisatas yang berlaku adalah sebagai berikut : - Jika signifikansi > 0,05 maka varian data homogen atau tidak terjadi heteroskedastisitas. - Jika signifikansi ≤ 0,05 maka varian data tidak homogen atau mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear (Linear Regression Analysis) dengan alasan bahwa terdapat variabel independen dan variabel kontrol.Analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
pengungkapan aset tetap (DISCL) dengan variabel independen dan variabel kontrolnya. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut : DISCLit = β0 + β 1*IDHi + β 2*IDHi*IFRS1 +β 3*IDHi*IFRS2Β4*LEVERAGEit + e Keterangan : DISCL : tingkat pengungkapan perusahaan pada tahun tertentu. IDH : variabel dummy, yang akan diberi kode 1 apabila besarnya jarak antara skor pengungkapan (disclosure index) masing-masing perusahaan dengan skor pengungkapan perusahaan terbaik (best practice disclosure index) lebih besar dari nilai tengah (median) skor pengungkapan di periode penerapan IFRS yaitu pada tahun 2013, jika tidak maka diberi kode 0. IFRS1 : variabel dummy yang diberi kode 1 jika pengamatan di tahun 2013 dan 2014 (periode tahun pertama implementasi konvergensi IFRS), jika tidak maka diberi kode 0. IFRS2 : variabel dummy yang diberi kode 1 jika pengamatan di tahun 2013 dan 2015 (periode tahun kedua implementasi konvergensi IFRS), jika tidak maka diberi kode 0. LEVERAGE : proporsi aset yang dibiayai oleh utang.
4. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabelindependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R² yang kecil berarti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabelvariabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 5. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.Pengambilan keputusannya adalah apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. 6. Uji Signifikansi Parameter Individual (UjiStatistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Pengambilan
keputusannya
adalah
apabila
nilai
probabilitas
signifikansi < 0,05 maka suatu variabel independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/