BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan pendekatan explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai hubungan kausal antara variabel-variabel (Notoatmodjo, 2003).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dengan alasan bahwa di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang cakupan pasangan usia subur yang menjadi Akseptor KB IUD sangat rendah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret tahun 2011 sampai dengan bulan Januari tahun 2012.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan penelitian (Silalahi, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Akseptor KB wanita yang tersebar di wilayah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sebanyak 4.892 Akseptor. Akseptor KB pria tidak diikutkan dalam populasi karena proporsi pria yang menjadi Akseptor sekitar 10,28%, dan menurut informasi dari PLKB Kecamatan Pantai Labu pasangan usia subur yang menggunakan KB kondom
Universitas Sumatera Utara
mayoritas ras Cina dan kurang kooperatif untuk dijadikan responden. Sedangkan Metode Operasi Pria (MOP) belum ada PUS yang menentukan pilihan pada metode tersebut. 3.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Rancangan pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel purposif (purposive sampling) yaitu teknik sampling dengan pertimbangan tertentu, yaitu mencari sampel yang menggunakan KB IUD dan KB non IUD (Pil, Suntik, Implant). Maka, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Akseptor KB yang tersebar di wilayah Kecamatan Pantai Labu yakni di Desa Denai Sarang Burung yang diketahui memiliki kepesertaan KB IUD tertinggi (31 peserta KB IUD, 299 peserta KB non IUD) dan Desa Durian yang memiliki kepesertaan KB non IUD tertinggi (15 peserta KB IUD, 547 peserta KB non IUD). Besar sampel ditetapkan dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, yakni 30 Akseptor KB IUD dan 30 Akseptor KB non IUD. Teknik (proportional
pengambilan sampling)
sampel
(Faisal,
dilakukan
2007).
Teknik
secara
sampel
tersebut
berimbang
dilakukan
untuk
menyempurnakan penggunaan sampel wilayah, sebab banyaknya subjek yang terdapat pada setiap desa tidak sama. Pengambilan sampel terpilih dari setiap desa dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil secara acak dengan cara undian sampai memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan. Perhitungan pada masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Akseptor KB di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 No 1
2
Nama Desa
Perhitungan
Populasi
Desa Denai Sarang Burung - Akseptor IUD - Akseptor non IUD Desa Durian - Akseptor IUD - Akseptor non IUD Jumlah
Jumlah sampel
31 299
31 / 46 X 30 = 20,2 299 / 846 X 30 = 10,6
20 11
15 547 892
15 / 46 X 30 = 9,8 547 / 846 X 30 = 19,4
10 19 60
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Metode
pengumpulan
data
primer
dilakukan
menggunakan
metode
wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner penelitian dan data didapat langsung dari Akseptor KB. 3.4.2. Data Sekunder Data Sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. 3.4.3.
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu keharusan
sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid kalau pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengetahui validitas suatu kuesioner yitu dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu
Universitas Sumatera Utara
variabel dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan korelasi Pearson Product Moment: =
(∑ { .∑
) − (∑ ). (∑ )
– (∑ ) }. ( ∑
– (∑ ) }
Keputusan uji: 1.
Bila r hitung (r pearson) > r tabel; maka Ho ditolak, artinya pertanyaan valid.
2.
Bila r hitung (r pearson) < r tabel; maka Ho diterima, artinya pertanyaan tidak valid. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas alat ukur menggunakan Cronbach's Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r Alpha > konstanta (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel (Riyanto, 2009). Kuesioner yang digunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 30 responden di daerah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Semua pertanyaan dalam kuesioner mempunyai nilai r hasil (corrected item-total correlation) berada diatas dari nilai r tabel (r = 0,361), sehingga dapat disimpulkan semua pertanyaan sudah valid. Hasil uji validitas terhadap kuesioner setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Nilai Uji Validitas 1. Pengetahuan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Variabel Pengetahuan Pengetahuan 1 Pengetahuan 2 Pengetahuan 3 Pengetahuan 4 Pengetahuan 5 Pengetahuan 6 Pengetahuan 7 Pengetahuan 8 Pengetahuan 9 Pengetahuan 10 Pengetahuan 11 Pengetahuan 12 Pengetahuan 13 Pengetahuan 14 Pengetahuan 15
r hitung 0,783 0,866 0,726 0,760 0,752 0,849 0,821 0,730 0,654 0,736 0,696 0,591 0,475 0,538 0,507
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,936 0,889 0,842 0,883 0,892 0,950 0,825 0,798 0,842
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Kepercayaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Variabel Kepercayaan Kepercayaan 1 Kepercayaan 2 Kepercayaan 3 Kepercayaan 4 Kepercayaan 5 Kepercayaan 6 Kepercayaan 7 Kepercayaan 8 Kepercayaan 9
r hitung
Universitas Sumatera Utara
3. Nilai No 1 2 3 4 5
Variabel Nilai
r hitung
Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4 Nilai 5
0,850 0,792 0,831 0,887 0,853
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
4. Kekerabatan No 1 2 3
Variabel Kekerabatan Kekerabatan 1 Kekerabatan 2 Kekerabatan 3
r hitung
Keterangan 0,943 Valid 0,973 Valid 0,967 Valid
Uji reliabilitas dengan menggunakan nilai alpha memberikan hasil sesuai Tabel 3.3. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner setiap variabel dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 3.3 Data Koefisien Reliabilitas Kuesioner Variabel No 1 2 3 4
Variabel Pengetahuan Kepercayaan Nilai Kekerabatan
Α (alpha) 0,942 0,967 0,940 0,981
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Universitas Sumatera Utara
3.5. Variabel Dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen a.
Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui Akseptor KB tentang IUD,
meliputi: pengertian, keuntungan, efek samping, waktu yang tepat untuk pemasangan dan mitos tentang KB IUD. b. Kepercayaan Kepercayaan adalah pandangan Akseptor KB terhadap program Keluarga Berencana menurut agama, norma dan adat, meliputi: pembatasan jumlah anak menurut agama dan adat, arti anak dalam keluarga dan metode KB yang sesuai dengan agama. c. Nilai Nilai adalah sesuatu yang yang dianggap baik atau buruk oleh Akseptor KB tentang program Keluarga Berencana khususnya kontrasepsi IUD yang menjadi dasar pengambilan keputusan untuk menggunakannya, meliputi: kepesertaan KB (KB IUD) dapat meningkatkan status kesehatan, kesejahteraan keluarga, menjadikan keluarga berkualitas dan meningkatkan keharmonisan keluarga. d. Kekerabatan Kekerabatan adalah hubungan yang terbentuk diantara Akseptor KB yang dapat memberi pengaruh positif atau negatif yang memengaruhi perilaku responden untuk memilih metode KB, meliputi: hubungan yang terbina antara sesama Akseptor dan petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Variabel Dependen Penggunaan kontrasepsi IUD adalah peran serta Akseptor KB dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai. Perilaku atau tindakan responden untuk menggunakan KB IUD sebagai cara untuk mencegah atau menjarangkan kehamilan maupun untuk mengakhiri kesuburan.
3.6. Metode Pengukuran Pengukuran
variabel
bebas:
pengetahuan,
kepercayaan,
nilai
dan
kekerabatan. Variabel terikat: penggunaan kontrasepsi IUD. 1.
Pengukuran variabel pengetahuan dengan menggunakan sistem pembobotan. Skala ukur pengetahuan adalah menggunakan skala ordinal. Pernyataan untuk mengukur pengetahuan tentang metode KB IUD terdiri dari 15 pernyataan, dengan jawaban pernyataan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak sesuai (CTS) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4, dan sangat sesuai (SS) diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 3, yaitu secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu : (0) Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor > 56 (76% dari total skor) (1) Cukup, apabila jawaban responden memiliki total skor 42-56 (56-75% dari total skor)
Universitas Sumatera Utara
(2) Kurang, apabila jawaban responden memiliki total skor < 42 (55% dari total skor) 2.
Pengukuran variabel kepercayaan dengan menggunakan sistem pembobotan. Skala ukur kepercayaan adalah menggunakan skala ordinal. Pernyataan untuk mengukur kepercayaan tentang metode KB IUD terdiri dari 9 pernyataan, dengan jawaban pernyataan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak sesuai (CTS) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4, dan sangat sesuai (SS) diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 2, yaitu secara kualitas tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang dapat digolongkan dalam 2 kategori, yaitu : (0) Kepercayaan positif, apabila jawaban responden memiliki total skor > 25 (1) Kepercayaan negatif, apabila jawaban responden memiliki total skor ≤ 25
3.
Pengukuran variabel nilai dengan menggunakan sistem pembobotan. Skala ukur nilai adalah menggunakan skala ordinal. Pernyataan untuk mengukur nilai tentang metode KB IUD terdiri dari 5 pernyataan, dengan jawaban pernyataan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak sesuai (CTS) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4, dan sangat sesuai (SS) diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 2, yaitu secara kualitas tingkat nilai yang dimiliki oleh seseorang dapat digolongkan dalam 2 kategori, yaitu : (0) Nilai positif, apabila jawaban responden memiliki total skor > 16 (1) Nilai negatif, apabila jawaban responden memiliki total skor ≤ 16
Universitas Sumatera Utara
4.
Pengukuran variabel kekerabatan dengan menggunakan sistem pembobotan. Skala ukur kekerabatan adalah menggunakan skala ordinal. Pernyataan untuk mengukur kekerabatan terdiri dari 3 pernyataan, dengan jawaban pernyataan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak sesuai (CTS) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4, dan sangat sesuai (SS) diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 2, yaitu secara kualitas tingkat nilai yang dimiliki oleh seseorang dapat digolongkan dalam 2 kategori, yaitu : (0) Kekerabatan positif, apabila jawaban responden memiliki total skor > 7 (1) Kekerabatan negatif, apabila jawaban responden memiliki total skor ≤ 7
5.
Pengukuran variabel dependen yaitu penggunaan KB IUD didasarkan pada skala ordinal, dengan kategori: (0) Menggunakan KB IUD (1) Tidak menggunakan KB IUD
3.7. Metode Analisis Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan pada semua variabel penelitian Adapun tahapan analisa data sebagai berikut: 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi karakteristik responden, variabel independen (budaya Akseptor KB) dan variabel dependen (penggunaan kontrasepsi IUD).
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat sejauh mana hubungan variabel independen (budaya Akseptor KB: pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan kekerabatan) dan variabel dependen (penggunaan kontrasepsi IUD) dengan menggunakan uji chi square. 3. Analisis Multivariat Analisis multivariat untuk melihat pengaruh antara variabel independen secara bersama sama terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji regresi logistik berganda (multiple regresi logistic). Yang masuk dalam analisis multivariat adalah variabel-variabel yang memiliki nilai p < 0,25, pada analisis bivariatnya untuk melihat variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dilihat dari nilai koefisiensi β yang paling besar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kecamatan Pantai Labu luasnya: 81,85 Km² (8.185 Ha) yang tediri dari 19 Desa dan 76 dusun dengan Ibu Kota di Desa Kelambir. Secara geografis, Kecamatan Pantai Labu terletak pada 2°57 - 3°16’ LU dan 98°37’- 99°27’ BT yang merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 8 meter di atas permukaan laut yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Wilayah Kecamatan Pantai Labu berbatasan dengan: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Beringin d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis atau Kecamatan Percut Sei Tuan Jumlah Penduduk di Kecamatan Pantai Labu tahun 2010 adalah sebanyak 43.981 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 22.448 jiwa dan perempuan sebanyak 21.533 jiwa, yang mendiami 9.028 rumah tangga dengan sebagian besar suku Melayu dan Jawa, sedangkan suku-suku lain adalah Cina, Batak, Banjar dan lainnya. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Pantai Labu adalah sektor pertanian, nelayan, peternakan, pedagang, karyawan/PNS/TNI/POLRI, industri dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Di Kecamatan Pantai Labu terdapat beberapa sarana dan prasarana yang cukup lengkap, seperti sarana dan prasarana sosial, perhubungan, perekonomian dan pengairan. Prasarana dan sarana sosial di Kecamatan Pantai Labu meliputi: 38 gedung sekolah (28 Sekolah Dasar, 7 SLTP dan 3 SMA), 85 tempat ibadah (27 mesjid, 35 mushollah, 18 gereja, dan 5 vihara) dan tempat pelayanan kesehatan (1 puskesmas, 5 puskesmas pembantu, 2 praktek dokter, 11 praktek bidan, 3 poliklinik dan 7 polindes. Desa Denai Sarang Burung dijadikan tempat penelitian karena memiliki jumlah peserta KB IUD tertinggi (31 peserta KB IUD dan 299 peserta KB non IUD) dari 378 pasangan usia subur. Sedangkan Desa Durian dijadikan tempat penelitian karena memiliki jumlah peserta KB non IUD tertinggi (15 peserta KB IUD dan 547 peserta KB non IUD) dari 605 pasangan usia subur (Dinkes, 2011).
4.2. Karakteristik Responden Karakteristik Akseptor KB di Kecamatan Pantai Labu meliputi kontrasepsi yang digunakan, umur, agama, suku/ras, pendidikan, pekerjaan, pendapatan per bulan, jumlah anak yang hidup, alat kontrasepsi yang pernah digunakan, biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan alat kontrasepsi yang sekarang dan berapa lama menggunakan alat kontrasepsi yang sekarang. Hasil penelitian menunjukkan untuk variabel kontrasepsi yang digunakan sekarang selain KB IUD di dominasi KB Suntikan yaitu sebanyak 16 Akseptor (26,7%) dan sebagian besar responden berumur 20 – 30 tahun yaitu sebanyak 39 Akseptor (65%). Sedangkan variabel agama, hampir seluruh responden beragama
Universitas Sumatera Utara
islam yaitu sebanyak 56 Akseptor (93,3%) dan suku yang paling banyak adalah suku melayu yaitu sebanyak 28 Akseptor (46,7%). Variabel tingkat pendidikan Akseptor, tidak ada satu orang pun dari responden yang tidak tamat SD, dan mayoritas Akseptor pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SLTP yaitu sebanyak 36 Akseptor (60%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 50 Akseptor (83,3%) dengan pendapatan per bulan rata-rata lebih besar dari Upah Minimum Propinsi (UMP) yang diperoleh dari hasil pekerjaan kepala rumah tangga yaitu sebanyak 39 orang (65%). Variabel jumlah anak yang hidup sebanyak 34 Akseptor (56,6%) dari ibu yang memiliki anak hidup 3–5 orang dan sebagian besar alat kontrasepsi yang pernah digunakan responden sebelum dilakukan penelitian adalah KB pil yaitu sebanyak 30 Akseptor (50%). Variabel biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan alat kontrasepsi yang sekarang keseluruhan responden hanya mengeluarkan biaya sebesar RP 20.000 dan lama responden menggunakan alat kontrasepsi yang sekarang rata-rata kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 33 Akseptor (55%). Dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Karakteristik Responden di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 No Karakteristik Responden 1 Kontrasepsi yang digunakan 1. Pil 2. Suntikan 3. IUD 4. Implant/Susuk Total 2 Umur 1. 20 – 30 tahun 2. > 30 tahun 3
4
5
6
7
Jumlah (n)
Persentase (%)
11 16 30 3 60
18,3 26,7 50,0 5,0 100,0
39 21
65,0 35,0
Total Agama 1. Islam 2. Kristen Protestan
60
100,0
56 4
93,3 6,7
Total Suku / Ras 1. Melayu 2. Jawa 3. Batak 4. Minang Total Pendidikan Terakhir 1. Tamat SD 2. Tamat SLTP/Sederajat 3. Tamat SMU/Sederajat 4. Akademi/Sarjana (S1) Total Pekerjaan 1. PNS / TNI / POLRI 2. Wiraswasta 3. Ibu Rumah Tangga Total Pendapatan / bulan 1. < UMP 2. > UMP Total
60
100,0
28 23 7 2 60
46,7 38,3 11,7 3,3 100,0
8 36 12 4 60
13,3 60,0 20,0 6,7 100,0
3 7 50 60
5,0 11,7 83,3 100,0
21 39 60
35,0 65,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 (Lanjutan) 8
9
10
Jumlah anak yang hidup 1. < 3 orang 2. 3 – 5 orang 3. > 5 orang Total Alat kontrasepsi yang pernah digunakan 1. Pil 2. Suntikan 3. IUD 4. Implant/Susuk Total Berapa lama menggunakan alat kontrasepsi yang sekarang 1. < 1 tahun 2. 1 – 3 tahun 3. > 3 tahun Total
22 34 4 60
36,7 56,6 6,7 100,0
30 20 8 2 60
50,0 33,3 13,3 3,4 100,0
33 15 12 60
55,0 25,0 20,0 100,0
4.3. Pengetahuan Distribusi frekuensi Akseptor berdasarkan pengetahuan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel
4.2
Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan di KecamatanPantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011
Pertanyaan Jawaban No 1 KB IUD adalah alat kontrasepsi 1. Sangat tidak sesuai yang dipasang di dalam rahim 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 2 Metode KB IUD merupakan 1. Sangat tidak sesuai metode kontrasepsi jangka 2. Cenderung tidak sesuai panjang 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 3 Alat kontrasepsi KB IUD 1. Sangat tidak sesuai sebaiknya di pasang pada saat 2. Cenderung tidak sesuai haid atau segera setelah 3. Ragu-ragu melahirkan 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 4 Alat kontrasepsi KB IUD 1. Sangat tidak sesuai mempunyai efektivitas tinggi 2. Cenderung tidak sesuai dan langsung efektif segera 3. Ragu-ragu setelah pemasangan 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 5 Bagi ibu yang memasang KB 1. Sangat tidak sesuai IUD setelah melahirkan, efek 2. Cenderung tidak sesuai alat tidak mengganggu volume 3. Ragu-ragu ASI 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 6 KB IUD tidak menyebabkan 1. Sangat tidak sesuai badan gemuk 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total
n 0 19 1 7 33 60 0 18 0 10 32 60 0 37 3 20 0 60 5 18 18 19 0 60 0 25 20 15 0 60 3 27 16 14 0 60
% 0 31,7 1,7 11,6 55,0 100,0 0 30,0 0 16,7 53,3 100,0 0 61,7 5,0 33,3 0 100,0 8,3 30,0 30,0 31,7 0 100,0 0 41,7 33,3 25,0 0 100,0 5,0 45,0 26,7 23,3 0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 (Lanjutan) 7
KB IUD sangat efektif karena hanya perlu satu kali pasang untuk pemakaian jangka yang lama
8
Efek samping pemakaian KB IUD adalah masa haid lama dan banyak
9
Efek samping lain KB IUD adalah sering terjadi nyeri pada saat haid
10
Penggunaan KB IUD cocok untuk ibu yang pelupa
11
KB IUD tidak bisa berpindah tempat setelah pemasangan
12
Penggunaan KB IUD menyebabkan bayi cacat
tidak
1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total
0 11 12 30 7 60 1 13 28 16 2 60 0 5 33 22 0 60 0 8 13 39 0 60 0 27 17 16 0 60 0 21 19 20 0 60
0 18,3 20,0 50,0 11,7 100,0 1,7 21,7 46,7 26,7 3,2 100,0 0 8,3 55,0 36,7 0 100,0 0 13,3 21,7 65,0 0 100,0 0 45,0 28,3 26,7 0 100,0 0 35,0 31,7 33,3 0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 (Lanjutan) 13
14
15
Penggunaan KB IUD tidak 1. Sangat tidak sesuai dapat menempel di kepala bayi 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu pada saat dia lahir 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total Penggunaan KB IUD tidak 1. Sangat tidak sesuai menyebabkan gangguan 2. Cenderung tidak sesuai hubungan suami istri 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total Metode KB IUD lebih efektif 1. Sangat tidak sesuai dan aman dibandingkan dengan 2. Cenderung tidak sesuai metode KB lainnya 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total
1 20 19 20 0 60 0 17 17 26 0 60 0 24 8 27 1 60
1,7 33,3 31,7 33,3 0 100,0 0 28,3 28,3 43,4 0 100,0 0 40,0 13,3 45,0 1,7 100,0
Variabel pengetahuan dikategorikan menjadi 3 yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan Akseptor KB tentang metode KB IUD mayoritas tergolong cukup yaitu sebanyak 25 (41,7%), pengetahuan kurang sebanyak 23 (38,3%) dan pengetahuan baik sebanyak 12 (20%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Kategori Jawaban Responden tentang Pengetahuan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 No Pengetahuan 1 Baik (skor > 56) 2 Cukup (skor 42 – 56) 3 Kurang (skor < 42) Total
Jumlah (n) 12 25 23 60
Persentase (%) 20,0 41,7 38,3 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.4. Kepercayaan Distribusi frekuensi Akseptor berdasarkan kepercayaan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden tentang Kepercayaan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Pertanyaan Jawaban No 1 Merencanakan jumlah anak 1. Sangat tidak sesuai yang sedikit dengan program 2. Cenderung tidak sesuai KB dalam agama diperbolehkan 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 2 Merencanakan jumlah anak 1. Sangat tidak sesuai yang sedikit dengan metode KB 2. Cenderung tidak sesuai dalam adat istiadat atau budaya 3. Ragu-ragu suku ibu dapat diterima 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 3 Dalam ungkapan budaya 1. Sangat tidak sesuai banyak anak banyak rejeki, ibu 2. Cenderung tidak sesuai percaya bahwa ungkapan ini 3. Ragu-ragu tidak bertentangan dengan 4. Sesuai program KB 5. Sangat sesuai Total 4 Mempunyai anak dalam jumlah 1. Sangat tidak sesuai yang sedikit dapat menjamin 2. Cenderung tidak sesuai hari tua ibu dan ibu percaya 3. Ragu-ragu dengan program KB 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 5 Mempunyai jumlah anak yang 1. Sangat tidak sesuai sedikit akan memberikan 2. Cenderung tidak sesuai keuntungan ekonomi pada 3. Ragu-ragu keluarga ibu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total
n 0 35 2 23 0 60 0 35 2 23 0 60 0 22 27 11 0 60 15 15 27 3 0 60 5 37 2 16 0 60
% 0 58,3 3,3 38,4 0 100,0 0 58,3 3,3 38,4 0 100,0 0 36,7 45,0 18,3 0 100,0 25,0 25,0 45,0 5,0 0 100,0 8,3 61,7 3,3 26,7 0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 (Lanjutan) 6
Ibu percaya dengan anak perempuan dapat meneruskan keturunan walaupun tanpa anak laki-laki
7
Penggunaan KB IUD dalam agama yang ibu anut tidak bertentangan atau diperbolehkan
8
Cara pemasangan KB IUD tidak bertentangan dengan agama yang ibu anut meskipun harus memperlihatkan aurat (vagina)
9
Pernyataan tentang alat KB IUD harus diambil (dicabut) pada saat seseorang meninggal dunia, karena alat IUD dianggap sebagai benda asing. bagaimana ibu menyikapinya.
1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 1. Sangat tidak sesuai 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai
9 10 8 33 0 60 14 16 27 3 0 60 1 16 25 18 0 60 0 8 39 5 8
15,0 16,7 13,3 55,0 0 100,0 23,3 26,7 45,0 5,0 0 100,0 1,7 26,7 41,6 30,0 0 100,0 0 13,3 65,0 8,4 13,3
Total
60
100,0
Variabel kepercayaan dikategorikan menjadi 2 yaitu kepercayaan positif dan kepercayaan negatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar kepercayaan Akseptor KB berada pada kategori kepercayaan negatif yaitu sebanyak 50 (83,3%) dan kategori kepercayaan positif sebanyak 10 (16,7%), yang bisa kita artikan bahwa pada saat ini Akseptor belum bisa menerima program KB sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Distribusi Kategori Jawaban Responden tentang Kepercayaan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 No Kepercayaan 1 Kepercayaan Positif (skor >25) 2 Kepercayaan Negatif (skor ≤ 25) Total
Jumlah (n) 10 50 60
Persentase (%) 16,7 83,3 100,0
4.5. Nilai Distribusi frekuensi Akseptor berdasarkan nilai di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden tentang Nilai di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 No Pertanyaan Jawaban 1 Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai (KB IUD) akan meningkatkan 2. Cenderung tidak sesuai status kesehatan ibu dan anak 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 2 Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai (KB IUD) akan meningkatkan 2. Cenderung tidak sesuai kesejahteraan keluarga 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 3 Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai (KB IUD) akan menciptakan 2. Cenderung tidak sesuai keluarga yang berkualitas 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total
n 0 3 10 47 0 60 12 22 9 17 0 60 20 20 9 11 0 60
% 0 5,0 16,7 78,3 0 100,0 20,0 36,7 15,0 28,3 0 100,0 33,3 33,3 15,0 18,4 0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 (Lanjutan) 4
5
Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai (KB IUD) akan meningkatkan 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu keharmonisan keluarga 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total Kepesertaan dalam program KB Sangat tidak sesuai (KB IUD) sudah membantu 2. Cenderung tidak sesuai pemerintah untuk 3. Ragu-ragu mengendalikan pertumbuhan 4. Sesuai penduduk Indonesia 5. Sangat sesuai Total
0 6 11 43 0 60 0 2 9 34 15 60
0 10,0 18,3 71,7 0 100,0 0 3,3 15,0 56,7 25,0 100,0
Variabel nilai dikategorikan menjadi 2 yaitu nilai positif dan nilai negatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Akseptor KB yang berada pada kategori nilai negatif yaitu sebanyak 37 (61,7%) dan kategori nilai positif sebanyak 23 (38,3%). Dapat di artikan bahwa kepesertaan Pasangan Usia Subur untuk menjadi Akseptor KB tidak menjamin akan menjadikan keluarga lebih sejahtera. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi Kategori Jawaban Responden tentang Nilai di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 No Nilai 1 Nilai Positif (skor > 16) 2 Nilai Negatif (skor ≤ 16) Total
Jumlah (n) 23 37 60
Persentase (%) 38,3 61,7 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.6. Kekerabatan Distribusi frekuensi Akseptor berdasarkan kekerabatan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden tentang Kekerabatan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Pertanyaan Jawaban No 1 Ibu memilih metode KB sesuai 1. Sangat tidak sesuai dengan anjuran petugas 2. Cenderung tidak sesuai kesehatan 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 2 Ibu memilih metode KB sesuai 1. Sangat tidak sesuai dengan kondisi kesehatan 2. Cenderung tidak sesuai 3. Ragu-ragu 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total 3 Ibu memilih metode KB bukan 1. Sangat tidak sesuai karena ikut-ikutan dengan 2. Cenderung tidak sesuai anggota keluarga atau tetangga 3. Ragu-ragu lainnya 4. Sesuai 5. Sangat sesuai Total
n 7 44 2 7 0 60 9 32 7 12 0 60 0 12 23 25 0 60
% 11,7 73,3 3,3 11,7 0 100,0 15,0 53,3 11,7 20,0 0 100,0 0 20,0 38,3 41,7 0 100,0
Variabel nilai dikategorikan menjadi 2 yaitu kekerabatan positif dan kekerabatan negatif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar Akseptor KB mempunyai hubungan kekerabatan negatif yaitu sebanyak 48 (80%) dan kekerabatan positif sebanyak 12 (20%). Dalam hal ini sikap responden dalam
Universitas Sumatera Utara
memilih metode KB belum mempertimbangkan faktor kecocokan terhadap jenis KB yang akan digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Distribusi Kategori Jawaban Responden tentang Kekerabatan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 No Kekerabatan 1 Kekerabatan Positif (skor > 7) 2 Kekerabatan Negatif (skor ≤ 7) Total
Jumlah (n) 12 48 60
Persentase (%) 20,0 80,0 100,0
4.7. Penggunaan Kontrasepsi IUD Distribusi frekuensi Akseptor berdasarkan kontrasepsi yang digunakan masing-masing mempunyai proporsi yang sama yaitu 30 (50%) responden menggunakan kontrasepsi IUD dan 30 (50%) responden tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Distribusi Akseptor berdasarkan Kontrasepsi yang Digunakan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011
No Kekerabatan 1 Menggunakan KB IUD 2 Tidak menggunakan KB IUD Total
Jumlah (n) 30 30 60
Persentase (%) 50,0 50,0 100,0
4.8. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD Hasil analisis uji chi square antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi IUD diperoleh dari 12 Akseptor KB yang pengetahuannya baik 11 (91,7%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 (8,3%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Dan dari 25 Akseptor yang pengetahuan cukup 12 (48%) menggunakan
Universitas Sumatera Utara
kontrasepsi IUD dan 13 (52%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 23 Akseptor KB yang memiliki pengetahuan kurang, 7 (30,4%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 16 (69,6%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Penggunaan Kontrasepsi IUD Pengetahuan
Baik Cukup Kurang
Menggunakan N 11 12 7
% 91,7 48,0 30,4
Tidak Menggunakan n % 1 8,3 13 52,0 16 69,6
Jumlah N % 12 100,0 25 100,0 23 100,0
(p)
0,003
4.9. Hubungan Kepercayaan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD Hasil analisis uji chi square antara kepercayaan dengan penggunaan kontrasepsi IUD diperoleh dari 10 Akseptor KB yang kepercayaan positif 9 orang (90%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 (10%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 50 Akseptor KB yang memiliki kepercayaan negatif, 21 (42%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 29 (58%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Hubungan Kepercayaan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Penggunaan Kontrasepsi IUD Kepercayaan
Kepercayaan Positif Kepercayaan Negatif
Menggunakan N 9 21
% 90,0 42,0
Tidak Menggunakan n % 1 10,0 29 58,0
Jumlah N 10 50
(p)
% 100,0 0,015 100,0
4.10. Hubungan Nilai dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD Hasil analisis uji chi square antara nilai dengan penggunaan kontrasepsi IUD diperoleh dari 23 Akseptor KB yang nilai positif 18 (78,3%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 5 (21,7%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 37 Akseptor KB yang memiliki nilai negatif, 12 (32,4%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 25 (67,6%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara nilai dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Hubungan Nilai dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Penggunaan Kontrasepsi IUD Nilai
Nilai Positif Nilai Negatif
Menggunakan N 18 12
% 78,3 32,4
Tidak Menggunakan n % 5 21,7 25 67,6
Jumlah N 23 37
(p)
% 100,0 0,001 100,0
4.11. Hubungan Kekerabatan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD Hasil analisis uji chi square antara kekerabatan dengan penggunaan kontrasepsi IUD diperoleh dari 12 Akseptor KB yang kekerabatan positif 11 (91,7%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 1 (8,3%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 48 Akseptor KB yang memiliki kekerabatan negatif, 19 (39,6%) menggunakan kontrasepsi IUD dan 29 (60,4%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kekerabatan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Hubungan Kekerabatan dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 Penggunaan Kontrasepsi IUD Kekerabatan
Kekerabatan Positif Kekerabatan Negatif
Menggunakan N 11 19
% 91,7 39,6
Tidak Menggunakan n % 1 8,3 29 60,4
Jumlah N 12 48
(p)
% 100,0 0,002 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.12. Pengaruh Budaya (Pengetahuan, Kepercayaan, Nilai dan Kekerabatan) terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD Analisis multivariat adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara bersamaan dengan menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar p < 0,05 yaitu untuk mencari variabel yang dominan terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011. Variabel yang potensial dimasukkan dalam model atau variabel yang dipilih atau yang dianggap signifikan yaitu yang mempunyai nilai p < 0,25. Karena variabel pengetahuan berjenis kategorik dengan isi lebih dari 2 nilai, tepatnya 3 kelompok (yaitu; baik, cukup dan kurang), maka dilakukan Dummy Variabel. Dalam penelitian ini ke empat variabel berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi IUD yaitu pegetahuan, kepercayaan, nilai dan kekerabatan. Berdasarkan hasil akhir analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik berganda maka yang dominan memengaruhi penggunaan kontrasepsi IUD adalah kekerabatan dengan nilai β = 3,449 dan p = 0,011. Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan kontrasepsi IUD. Variabel kekerabatan bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu akan meningkat apabila hubungan kekerabatan yang ada diantara Akseptor kearah yang positif.
Universitas Sumatera Utara
Variabel pengetahuan dengan nilai β = 1,977 dan p = 0,025, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu akan meningkat apabila Akseptor KB mempunyai pengetahuan baik terhadap metode KB IUD. Variabel kepercayaan dengan nilai β = 3,179 dan p = 0,011, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu akan meningkat apabila Akseptor KB mempunyai kepercayaan yang positif dengan metode KB IUD. Variabel nilai dengan nilai β = 1,754 dan p = 0,022, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu akan meningkat apabila Akseptor KB mempunyai persepsi atau nilai yang positif terhadap metode KB IUD. Hasil uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15
Pengaruh Budaya (Pengetahuan, Kepercayaan, Nilai dan Kekerabatan) terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011
Variabel Pengetahuan Kepercayaan Nilai Kekerabatan Constant
B 1,977 3,179 1,754 3,449* -8,308
P value 0,025 0,011 0,022 0,011 0,000
Berdasarkan hasil analisa regresi logistik tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik yang dapat menafsirkan variabel independen yaitu budaya Akseptor KB (pengetahuan, kepercayaan, nilai dan kekerabatan) yang memengaruhi variabel dependen (penggunaan kontrasepsi IUD) di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut: ( )=
1 1+
Nilai f (Z) dapat diganti dengan P (X) atau P (Y), sehingga rumusnya menjadi ( )= ( )=
(
, bila Z = α + β kat, maka modelnya menjadi: )(
)
(Sabri, 2008)
Aplikasi model regresi tersebut pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: ( )=
1 1+
(
,
,
( )
,
( )
,
( )
,
(
))
f (Y) = Probabilitas penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: α
: Konstanta
β1 – β4
: Koefisien regresi
P
: Pengetahuan
K
: Kepercayaan
KR
: Kekerabatan
e
: Error (tingkat kesalahan) Dari model tersebut dapat dihitung probabilitas individu untuk tidak
menggunakan kontrasepsi IUD. Misalkan bila seluruh variabel budaya Akseptor KB (pengetahuan baik, kepercayaan positif, nilai positif dan kekerabatan positif) kode nya 0, maka probalilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05% sedangkan apabila seluruh variabel budaya Akseptor KB (pengetahuan kurang, kepercayaan negatif, nilai negatif dan kekerabatan negatif) kodenya 1, maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 94,39%. Dapat dilihat pada perhitungan berikut ini: ( )=
1 1+
(
,
,
( )
(
,
,
( )
,
( )
,
( )
,
( ))
( )
,
( )
,
( ))
= 0,0005 atau sekitar 0,05% ( )=
1 1+
,
= 0,9439 atau sekitar 94,39% Jadi, budaya Akseptor KB yang kurang atau negatif probabilitas individunya untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD menjadi lebih besar dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
Akseptor KB yang faktor budayanya baik atau positif. Lebih lengkap disajikan pada Tabel 4.16. Tabel. 4.16 Probabilitas Individu No P K N K W = - (-7,536+1,977(P)+3,179 Exp (w) R (K)+1,754(N)+3,667(KR)) 1 1 1 1 1 -2,82300 0,059 2 1 1 1 0 0,62600 1,870 3 1 1 0 1 -1,06900 0,343 4 1 1 0 0 2,38000 10,805 5 1 0 1 1 0,35600 1,427 6 1 0 1 0 3,80500 44,925 7 1 0 0 1 2,11000 8,248 8 1 0 0 0 5,55900 259,563 9 0 1 1 1 -0,84600 0,429 10 0 1 1 0 2,60300 13,504 11 0 1 0 1 0,90800 2,479 12 0 1 0 0 4,35700 78,022 13 0 0 1 1 2,33300 10,308 14 0 0 1 0 5,78200 324,407 15 0 0 0 1 4,08700 59,561 16 0 0 0 0 7,53600 1874,317
1/(1+exp (w)) 0,943906 0,348418 0,744406 0,084710 0,411928 0,021774 0,108128 0,003837 0,699727 0,068945 0,287409 0,012654 0,088426 0,003073 0,016512 0,000533
P 94,39 34,84 74,44 8,47 41,19 2,18 10,81 0,38 69,97 6,89 28,74 1,26 8,84 0,31 1,65 0,05
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1.
Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui
Akseptor tentang kontrasepsi IUD, meliputi pengertian IUD, keuntungan IUD, efek samping penggunaan IUD, waktu yang tepat untuk memasang IUD dan mitos yang beredar di masyarakat terkait dengan KB IUD. Hasil penelitian tentang variabel pengetahuan ditemukan mayoritas responden ada pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 25 orang dengan persentase tertinggi tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 52%. Sedangkan responden kategori pengetahuan kurang sebanyak 23 orang dengan persentase tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 69,6%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05), artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik pengetahuan Akseptor maka akan lebih tinggi kemungkinan untuk menggunakan kontrasepsi IUD. Rogers (dalam Noorkasiani, 2009), mengatakan tingkat pengetahuan terhadap proses menerima atau meolak inovasi. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan langkah perantara dalam proses pengambilan keputusan oleh seseoarang yang akhirnya membawa perubahan pada tingkah laku.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Sukaisih (2005) tentang pengaruh karakteristik, pengetahuan, sikap dan dukungan suami terhadap pemakaian KB IUD yang menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap pemakaian KB IUD dengan nilai p = 0,015. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik logistik berganda pada variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh pengetahuan Akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 1,977 dan p = 0,025, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dari tabel probabilitas dapat disimpulkan bahwa apabila pengetahuan Akseptor KB baik, variabel kepercayaan positif, nilai positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05% (Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel pengetahuan baik, kepercayaan negatif, nilai negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 69,97% (Tabel 4.16 nomor 9). Sedangkan apabila variabel pengetahuan kurang, kepercayaan positif, nilai positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,38% (Tabel 4.16 nomor 8) dan apabila pengetahuan kurang, kepercayaan negatif, nilai negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 94,39% (Tabel 4.16 nomor 1).
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan yang dimiliki Akseptor KB berpengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan kontrasepsi IUD, untuk itu perlu ditingkatkan pengetahuan Akseptor melalui penyuluhan kepada Pasangan Usia Subur dan pembentukan serta pelatihan kader KB yang sehari-harinya dapat bergabung dengan masyarakat membantu petugas kesehatan. Imbarwati, (2009) juga menunjukkan dalam penelitian tentang beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan KB IUD pada peserta KB IUD non IUD di Kecamatan Pedurungan menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan untuk menggunakan kontrasepsi IUD dengan nilai p = 0,005. Notoatmodjo, (2007), menyatakan bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang jika dia mendapat informasi yang baik dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolehnya dalam memecahkan permasalah yang dihadapi pada masa lalu. Demikian juga dari hasil wawancara mendalam dan observasi yang dilakukan pada dasarnya Akseptor mengetahui jenis pelayanan KB, kentungan dan kekurangan masing-masing metode KB. Meskipun demikian mereka tidak mudah untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan pilihan jenis kontrasepsi yang akan dipakai karena banyak dari responden masih tinggal bersama orang tua walaupun sudah berumah tangga. Hal ini akan memengaruhi kemampuan responden untuk menangkap informasi yang diberikan petugas kesehatan khusus bagian PLKB Kecamatan terkait dengan program Keluarga Berencana. 5.2.
Pengaruh Kepercayaan terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Hasil penelitian tentang variabel kepercayaan ditemukan 50 orang pada
kategori kepercayaan negatif dengan persentase tertinggi tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 58%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 (p < 0,05), artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik logistik berganda pada variabel kepercayaan menunjukkan ada pengaruh kepercayaan Akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 3,179 dan p = 0,011, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Meskipun program KB sudah mendapat dukungan dari Departemen Agama Republik Indonesia dengan telah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) Nomor 1 Tahun 2007 dan Nomor: 36/HK.101/FI/2007 tentang advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi program Keluarga Berencana menyatakan:
Universitas Sumatera Utara
pandangan setiap agama terhadap KB berbeda-beda sesuai dengan ajarannya masingmasing. Agama Islam memperbolehkan KB dengan alasan KB dianggap penting untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, tetapi ada juga pendapat yang mengatakan KB tidak boleh dilakukan dengan alasan Al-Qur’an tidak diperbolehkan memakai alat kontrasepsi yang dianggap membunuh bayi atau agama Islam menginginkan agar Islam mempunyai umat yang besar dan kuat. Selain itu, jenis kontrasepsi IUD dihindari oleh umat Islam karena untuk pemasangannya harus membuka aurat (Ali, 2010). Agama Hindu memandang bahwa setiap kelahiran harus membawa manfaat maka kelahiran harus diatur jaraknya dengan mengikuti program KB. Agama Buddha memandang setiap manusia pada dasarnya baik dan tidak melarang umatnya mengikuti program KB demi terwujudnya kesejahteraan keluarga. Agama Kristen Protestan tidak melarang umatnya mengikuti program KB. Namun, agama Katolik masih menjadi oposisi utama program KB karena hanya menerima abstinensia dan pantang berkala (hubungan seksual hanya dilakukan pada masa tidak subur dalam siklus bulanan seorang wanita) sebagai metode keluarga berencana yang sesuai dengan pandangan gereja dan menolak secara tegas metode KB lainnya. Hal ini dikarenakan agama Katolik memiliki pandangan kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam pemahaman holistik sesuai dengan kehendak Allah. Dari tabel probabilitas dapat disimpulkan bahwa apabila kepercayaan Akseptor KB positif, pengetahuan baik, nilai positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05%
Universitas Sumatera Utara
(Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel kepercayaan positif, pengetahuan kurang, nilai negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 41,19% (Tabel 4.16 nomor 5). Sedangkan apabila variabel kepercayaan negatif, pengetahuan baik, nilai positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 1,26% (Tabel 4.16 nomor 12) dan apabila kepercayaan negatif, pengetahuan kurang, nilai negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 94,39% (Tabel 4.16 nomor 1). Keadaan ini menggambarkan bahwa kepercayaan masyarakat di Kecamatan Pantai Labu terkait dengan program Keluarga Berencana sangat memprihatinkan, karena masih banyak dari responden tidak mendukung sepenuhnya program pemerintah tersebut terutama masyarakat yang bersuku Batak dan Melayu. Masyarakat masih memegang teguh adat istiadat dari suku mereka atau pituah orang tua dan juga faktor agama. Banyak alasan yang dikemukakan dari responden kenapa tidak menggunakan KB IUD, seperti: pada suku melayu mengatakan anak itu titipan tuhan dan itu adalah rejeki dari Yang Maha Kuasa, maka tidak berhak kita untuk menghalang-halanginya dengan memakai alat kontrasepsi jangka panjang, mereka juga mengatakan masingmasing anak ada rejekinya jadi tidak perlu khawatir untuk tidak bisa makan. Sedangkan yang bersuku Batak mengatakan dia tidak mungkin memakai alat kontrasepsi jangka panjang sebelum mendapat anak laki-laki, belum ada pengakuan kalau anak perempuan bisa meneruskan keturunan. Responden juga tidak terima
Universitas Sumatera Utara
dengan mempunyai anak yang sedikit akan dapat menjamin hari tua, karena pada dasarnya semakin banyak anak semakin banyak tempat orang tua tinggal ketika dia tua atau semakin banyak anak yang akan memberikan bantuan. Suku menjadi faktor yang memengaruhi terlaksananya suatu program, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden adalah suku Melayu (46,7%) dan suku Jawa (38,3%). Dari hasil wawancara dengan PLKB Kecamatan, suku melayu menjadi Akseptor KB karena mayoritas penduduk adalah Melayu dan mereka tinggal di lingkungan yang banyak suku Jawanya sehingga memberi pengaruh positif. Sedangkan masyarakat suku Jawa adalah kelompok suku yang lebih mudah menerima terhadap perubahan sehingga semua program pemerintah akan terlaksana dengan baik jika masyarakatnya banyak bersuku Jawa.
5.3. Pengaruh Nilai terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Hasil penelitian tentang variabel nilai ditemukan 37 orang pada kategori nilai negatif dengan persentase tertinggi tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 67,6%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05), artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara nilai dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Huky (dalam Syani, 1995) menyebutkan, nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi diantara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir. Nilai memuaskan
Universitas Sumatera Utara
manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan-pemenuhan kebutuhan sosial, nilai-nilai juga melibatkan emosi. Syani (1995) mendefinisikan nilai sebagai kumpulan perasaan mengenai apa yang diinginkan atau yang tidak diharapkan, mengenai yang boleh dilakukan atau yang tabu dilakukan. Keadaan ini menggambarkan bahwa nilai yang di anut masyarakat di Kecamatan Pantai Labu terkait dengan program Keluarga Berencana menjadi catatan bagi petugas dalam melakukan promosi kesehatan khususnya metode KB IUD Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik logistik berganda pada variabel nilai menunjukkan ada pengaruh nilai Akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 1,754 dan p = 0,022, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dari tabel probabilitas dapat disimpulkan bahwa apabila nilai Akseptor KB positif, variabel pengetahuan baik, kepercayaan positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05% (Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel nilai positif, pengethuan kurang, kepercayaan negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 74,44% (Tabel 4.16 nomor 3). Sedangkan apabila variabel nilai negatif, pengetahuan baik, kepercayaan positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,31%
Universitas Sumatera Utara
(Tabel 4.16 nomor 14) dan apabila variabel nilai negatif, pengetahuan kurang, kepercayaan negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 94,39% (Tabel 4.16 nomor 1). Hal ini sesuai dengan fenomena masyarakat di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang adalah ketidakpercayaan mereka terhadap program Keluarga Berencana akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan keluarga yang berkualitas. Mereka mengatakan sudah banyak masyarakat yang menggunakan KB dan sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk mempunyai anak dua paling banyak tiga orang. Akan tetapi jika dilihat keadaan ekonomi, kenyamanan, kebahagian di rumah tangga masih jauh dari harapan. Banyak masyarakat mengikuti program Keluarga Berencana dan hanya mempunyai anak dua orang, namun pada kenyataannya keluarga yang mempunyai anak banyak dan tidak ikut program KB keluarganya lebih berkualitas, semua anak-anaknya bisa sekolah sedangkan keluarga kecil yang mempunyai dua orang anak tidak bisa menyekolahkan anaknya. Dapat dilihat dari semua rumah tangga yang ada di Kecamatan Pantai Labu, proporsi keluarga pra sejahtera berada pada urutan kedua lebih banyak dibandingkan dengan tahapan keluarga sejahtera lainnya, yaitu ada sebanyak 1.618 berada pada tahapan pra keluarga sejahtera dari 9.028 rumah tangga (Dinkes, 2011). Keadaan di atas sesuai dengan pendapat Siregar (2003), bahwa hambatan dalam pelaksanaan program pembudayaan NKKBS dimasyarakat adalah adanya pandangan orang tua terhadap anak dalam keluarga, dimana anak selain merupakan kebanggaan orangtua juga sebagai tenaga kerja yang membantu meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi keluarga. Selain itu adanya kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat yang memberi nilai lebih pada satu jenis kelamin tertentu.
5.4. Pengaruh Kekerabatan terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Hasil penelitian tentang variabel kekerabatan ditemukan 48 orang pada kategori kekerabatan negatif dengan persentase tertinggi tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 60,4%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 (p < 0,05), artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kekerabatan dengan penggunaan kontrasepsi IUD. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik logistik berganda pada variabel kekerabatan menunjukkan ada pengaruh kekerabatan Akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 3,449 dan p = 0,011, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah (positif) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dari tabel probabilitas dapat disimpulkan bahwa apabila kekerabatan Akseptor KB positif, variabel pengetahuan baik, kepercayaan positif dan nilai positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05% (Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel kekerabatan positif, pengetahuan kurang, kepercayaan negatif dan nilai negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 34,84% (Tabel 4.16 nomor 2). Sedangkan apabila variabel kekerabatan negatif, pengetahuan baik, kepercayaan positif dan nilai
Universitas Sumatera Utara
positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 1,65% (Tabel 4.16 nomor 15) dan apabila kekerabatan negati, pengetahuan kurang, kepercayaan negatif dan nilai negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 94,39% (Tabel 4.16 nomor 1). Keadaan ini menggambarkan bahwa variabel kekerabatan yang ada di masyarakat Kecamatan Pantai Labu mengarah ke perilaku negatif, artinya masyarakat lebih mempercayai mitos, pengalaman yang tidak jelas dan informasi yang salah atau kurang tepat sehingga memengaruhi individu untuk menentukan sikap, dalam hal ini adalah memilih untuk menggunakan kontrasepsi IUD. Dari hasil wawancara mendalam banyak responden mengatakan mereka ikut atau menjadi Akseptor KB karena membutuhkan pelayanan tersebut dan atas dukungan dari petugas kesehatan. Akan tetapi dalam menentukan pilihan untuk memilih jenis metode KB sebagian besar responden mengatakan karena disuruh orang tua atau saudara, karena ikut-ikutan dengan teman atau tetangga, dan tidak mau ambil resiko karena metode tersebut masih jarang digunakan di lingkungannya. Para PUS memilih alat kontasepsi untuk digunakan tanpa mempertimbangkan kecocokan alat, mereka tetap menjatuhkan pilihan untuk menggunakan KB Pil atau Suntikan meskipun mempunyai riwayat tekanan darah tinggi. Pada hasil penelitian dapat dilihat proporsi penggunaan alat kontrasepsi yang paling banyak di gunakan sekarang dan kontrasepsi yang digunakan sebelumnya adalah jenis KB Pil dan Suntikan masing-masing (50%) dan (33,3%).
Universitas Sumatera Utara
Hasil yang sama ditunjukkan dari penelitian Sukaisih (2005), tentang Pengaruh Karakteristik, Pengrtahuan, dan Dukungan Suami terhadap Pemakaian KB IUD di Kecamatan Banyumanik Kota, terdapat pengaruh antara dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan p = 0,002 dan terdapat pengaruh antara dukungan sosial terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan p= 0,011.
5.5.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari adanya keterbatasan, baik
keterbatasan dana, waktu dan keterbatasan peneliti itu sendiri. Sesungguhnya banyak faktor yang dapat diteliti pada penelitian ini, tetapi peneliti hanya mengambil 4 variabel yang dijadikan variabel penelitian (pengetahuan, kepercayaan, nilai dan kekerabatan), hal ini disesuaikan dengan survei pendahuluan di Kecamatan Pantai Labu bahwa tidak ada Akseptor yang mempermasalahkan sistim mata pencaharian, alat IUD yang canggih, bahasa dan kesenian dalam mengambil keputusan untuk menggunakan kontrasepsi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan
tujuan
penelitian
dan
hasil
penelitian,
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tergolong rendah
2.
Ada pengaruh budaya Akseptor KB (pengetahuan, kepercayaan, nilai dan kekerabatan) terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
3.
Hasil uji regresi logistik berganda didapatkan bahwa budaya yang dominan berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi IUD adalah variabel kekerabatan.
6.2. Saran 1.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Deli Serdang untuk mengalokasi anggaran secara proporsional sesuai dengan kebutuhan dalam perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
2.
Pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mewujudkan kebijakan keluarga berencana melalui upaya peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat, pembinaan keluarga dengan komunikasi, informasi dan edukasi.
Universitas Sumatera Utara
3.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas informasi,
pendidikan,
konseling
dan
pelayanan
kontrasepsi
dengan
memberdayakan tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta kegiatan safari KB.
Universitas Sumatera Utara