BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Gambaran Obyek Penelitian
3.1.1
Sejarah Perkembangan Perusahaan Aditya Mansions merupakan salah satu service apartment di selatan ibukota
Jakarta yang menyediakan akomodasi tempat tinggal bagi para expatriate asing yang bekerja di Indonesia. Pada awal dibangun tahun 1991 hanya beberapa unit apartemen saja yang disewakan hingga akhirnya mulai beroperasi secara resmi dan penuh pada tahun 1993 dengan jumlah kamar yang tersedia sampai dengan saat ini adalah sebanyak 66 unit dan pada saat ini sedang direncanakan untuk pengembangan dengan melakukan perluasan dan penambahan gedung baru. PT.Multiroyal Nusajaya sebagai pemilik sekaligus pengelola Aditya Mansion Apartemen adalah merupakan perusahaan keluarga yang didirikan pada tanggal 15 Juli 1991 oleh
Rachmad Hamzah sebagai Direktur Utama dan
Linda Hamzah
sebagai direktur, yang mana pada awal berdirinya bekerja sama dengan Collier Jardine Indonesia sebagai manajemen pengelola apartemen. Seiring dengan berjalannya waktu dan kesiapan manajemen perusahaan maka setahun kemudian PT.Multiroyal Nusajaya mengambil alih pengelolaan gedung dari Colliers Jardine Indonesia dan mengelola sendiri hingga sekarang dan hal ini terus berkembang mengikuti tren kebutuhan properti saat ini.
38
Aditya Mansion Apartement berada dilokasi yang cukup strategis di wilayah selatan ibukota yaitu di Jalan.Adityawarman Raya No.38A Kebayoran Baru Jakarta Selatan dan berdekatan dengan pusat pertokoan Pasaraya The Pride Of Indonesia, sedangkan bagi para expatriate yang ingin melepaskan penat setelah bekerja dapat mengunjungi beberapa pub maupun café yang berlokasi tidak jauh dari apartemen, Sedangkan bagi para expatriate yang berwarganegara jepang dapat pula mengunjungi suatu lokasi yang telah lama dikenal sebagai “Little Tokyo in Jakarta “ dimana hal ini tentunya dapat melepaskan kerinduan terhadap suasana dinegara asal mereka. Selain dekat dengan pusat hiburan dan perbelanjaan, Aditya Mansion Apartemen juga terletak tidak jauh dengan terminal biskota Blok M dan hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk menuju kawasan segitiga emas sebagai pusat bisnis di Jakarta dimana hal ini merupakan andalan serta salah satu poin yang ditawarkan kepada calon konsumen selain kualitas pelayanan yang tentunya juga sangat diperhatikan oleh pihak manajemen didalam memberikan kepuasan terhadap para penghuni. Lokasi yang sangat strategis ini tentunya sangat memberikan kemudahan bagi para pekerja asing didalam beraktifitas dan melakukan semua kegiatan bisnisnya dikarenakan tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan pusat bisnis dan perkantoran tersebut maupun didalam mencari hiburan selepas bekerja.
3.1.2
Visi dan Misi Pengembangan operasional Aditya Mansion Apartemen selalu berpedoman
pada visi dan misi perusahaan yang membantu untuk tetap fokus didalam meraih 39
pencapaian suatu keberhasilan. Hal ini pula yang membantu Aditya Mansion Apartemen untuk selalu menjadi yang terbaik dengan mengingatkan manajemen dan karyawan untuk menjadi mitra yang dapat bekerja sama demi mencapai satu tujuan seperti yang telah ditetapkan bersama. Visi yang dimiliki Aditya Mansion Apartment adalah “ Mempertahankan dan memperkuat posisi Aditya Mansion sebagai apartemen dengan service terbaik dikelasnya “. Sedangkan misi yang dimilikinya adalah mengimplementasikan visi diatas dengan langkah dan tindakan sebagai berikut : 1. Berkomitmen kepada seluruh penghuni dengan memberikan pelayanan yang terbaik dengan berorientasi pada kepuasan penghuni
(Customer
Satisfaction). 2. Mengutamakan sikap positif serta berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. 3. Berkomitmen terhadap seluruh karyawan sebagai mitra kerja dengan memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai setiap kontribusi yang diberikan karyawan. 4. Terus berkembang dan tumbuh dengan melakukan inovasi terhadap pasar serta mengembangkan sistem pelayanan yang lebih baik melalui teknologi terdepan. Komitmen dan dedikasi perusahaan untuk terus menjadi yang terdepan dan terbaik didalam menyediakan hunian yang berlokasi di tengah kota yang nyaman, aman, berkelas dan inovatif tanpa melupakan kode etik dan panduan berprilaku sesuai 40
prinsip perusahaan akan senantiasa menjadi kontribusi nyata melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan sehingga hal tersebut akan memberikan nilai lebih bagi Aditya Mansion Apartemen didalam menghadapi persaingan dengan makin banyaknya apartemen sekelas yang dibangun.
3.2
Desain Penelitian Desain Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode
Assosiatif Kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain (Sugiono. 2007). Oleh karena itu maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) dengan melakukan pengujian hipotesis dan uji statistik terlebih dahulu sehingga dapat diketahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan dalam hal ini karyawan Aditya Mansion Apartment didalam memberikan pelayanan terhadap para pelanggan demi tercapainya suatu kepuasan konsumen.
3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2007). 41
Pada penelitian ini data yang dibutuhkan dibagi kedalam 2 kelompok variabel yaitu variabel bebas ( Independent Variable ) dan variabel terikat ( Dependent Variable ). 1. Variabel Bebas ( Independent Variable ) yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi, mendorong atau yang menjadi sebab perubahan
dan
timbulnya variabel terikat / tak bebas ( Dependent Variable ) dan biasa disebut sebagai variabel stimulus, predictor atau antecedent. Dalam penelitian ini variabel tersebut adalah Motivasi (X1) dan Budaya Organisasi (X2) 2. Variabel Terikat ( Dependent Variable ) yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas dan biasa disebut variabel output. Dalam penelitian ini variabel tersebut adalah adalah Kinerja Karyawan (Y)
3.3.2
Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjabaran atau penjelasan dari masing masing
variabel
yang telah dipilih terhadap indikator yang membentuk dan kemudian
diuraikan menjadi indikator empiris untuk dapat diukur didalam penelitian yang meliputi : 1. Motivasi (X1) – Independent Variabel Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan untuk berperan kerja aktif terhadap proses kerja. Adapun model indikator dari motivasi dapat digambarkan pada tabel berikut : 42
Rasa Aman dalam bekerja Mendapatkan gaji dan fasilitas yang adil Lingkungan kerja yang menyenangkan
Motivasi Kerja
Penghargaan terhadap prestasi kerja Perlakuan yang adil Gambar 3.1 : Model Variable Motivasi Kerja (Veithzal Rivai 2005)
-
Rasa aman dalam bekerja Merupakan suatu keadaan yang akan mendorong motivasi kerja karyawan seperti keamanan dan keselamatan kerja.
-
Mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif Upah yang dibayarkan kepada pegawai disesuaikan dengan ketetapan yang telah ditentukan oleh peraturan pemerintah tanpa membedakan antara pegawai satu dengan yang lain.
-
Lingkungan kerja yang menyenangkan Kondisi lingkungan kerja yang baik seperti ketenangan, tempat kerja yang memiliki fasilitas yang lengkap serta sarana lain yang mendukung akan mendorong motivasi kerja karyawan untuk lebih baik lagi.
-
Penghargaan terhadap prestasi kerja
43
Setiap perusahaan hendaknya memberikan apresiasi atau penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Penghargaan tersebut dapat berupa pengakuan yang kemudian diikuti pujian, hadiah, kenaikan gaji, kenaikan jabatan, perpindahan dan sebagainya. -
Perlakuan yang adil dari setiap manajemen Setiap karyawan pada dasarnya ingin diperlakukan dengan adil, karyawan juga ingin didengar suaranya bila perusahaan melakukan hal yang kurang atau bahkan tidak berkenan dengan tujuan karyawan.
2. Budaya Organisasi (X2) – Independent Variabel Merupakan suatu alat dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku dari organisasi. Dalam penelitian ini variabel budaya organisasi menurut Hofstede dalam Fuad Mas’ud (2004) dibentuk oleh indikator yang dapat diartikan dalam empat konsep seperti gambar berikut :
Profesionalisme
Jarak dari manajemen
Budaya Organisasi
Kepercayaan
Integrasi Gambar 3.2 : Model Variabel Budaya Organisasi (Hofstede dalam Fuad Mas’ud ,2004)
44
-
Profesionalisme Adalah Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi dalam suatu organisasi
-
Jarak Manajemen Adalah ketidakseimbangan dalam pembagian kekuasaan dalam organisasi dan anggota mengganggap hal itu sebagai hal yang wajar.
-
Kepercayaan Adalah sikap yang timbul untuk mengakui dan meyakini terhadap seseorang atau orang lain.
-
Integrasi Adalah suatu tindakan pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang bulat dan utuh.
3. Kinerja Karyawan ( Y ) – Dependent Variabel Kinerja karyawan merupakan suatu
catatan keberhasilan dari suatu
pekerjaan atau tugas yang telah dicapai seseorang melalui pengevaluasian atau menilai kinerja karyawan yang dilakukan oleh organisasi selama periode tertentu. Dalam penelitian ini variabel kinerja karyawan menurut Tsui dalam Fuad Mas’ud ( 2004 ) dibentuk oleh beberapa indikator yang dapat diartikan dalam empat konsep seperti pada gambar berikut :
45
Kualitas
Kuantitas Kinerja Karyawan Kreatifitas
Kemampuan Gambar 3.3 : Model Variabel Kinerja Karyawan (Tsui dalam Fuad Mas’ud,2004)
-
Kualitas Adalah baik tidaknya hasil pekerjaan seseorang dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi.
-
Kuantitas Adalah hasil pekerjaan seseorang didalam menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi.
-
Kreatif Adalah bagaimana karyawan
menyelesaikan masalah-masalah
didalam
segala
pekerjaannya
dengan
kemampuannya,
hingga
karyawan menyerah apabila menemukan suatu masalah dalam pekerjaannnya
46
-
Kemampuan Adalah kemampuan atau pengetahuan karyawan dalam bidang yang berhubungan dengan pekerjaannya
3.4
Skala Pengukuran Metode Pengukuran data yang digunakan penulis pada masing masing
variable dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yang merupakan metode untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial ( Soegiyono,2007). Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian dijadikan dasar untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Setiap instrumen pertanyaan atau pernyataan tersebut diberikan jawaban yang mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif serta diberikan nilai atau skor yang berdasarkan pada tingkatan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Instrumen Skala Likert
Jawaban Sangat setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor / Nilai 5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono (2007)
47
3.5
Metode Pengumpulan data Data statistik yang diharapkan pada penelitian ini adalah data yang valid dan
reliabel sehingga dapat mengambarkan maksud serta tujuan penelitian secara lengkap dan objektif. Oleh karena itu pengumpulan data yang dilakukan harus baik dan mencakup seluruh unit yang menjadi objek penelitiannya dan pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian lapangan ( Field Research ) Pada penelitian ini yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner yang merupakan sekumpulan daftar pertanyaan yang telah disiapkan berdasarkan indikator dari masing-masing variabel dan akan diberikan kepada responden sebagai objek penelitian untuk menjawabnya. Hal ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan memahami serta menjawab pertanyaan sesuai maksud dan tujuan penelitian. Sedangkan disisi lain peneliti dapat juga melakukan sedikit wawancara atau
memberikan
penjelasan mengenai tujuan penelitian dan pertanyaan-pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden. b. Kepustakaan ( Library Research ) Pada penelitian yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan yang bersumber dari kepustakaan untuk menunjang penelitian dengan maksud agar pembahasan dan pemecahan masalah dalam penelitian ini bersifat ilmiah dan objektif serta dapat dipertanggung jawabkan.
48
3.6
Jenis dan Sumber Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
data primer, yaitu merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang dikumpulkan secara khusus serta berhubungan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti. Hal yang dilakukan dalam pengumpulan data ini adalah dengan penyebaran kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dalam hal ini seluruh karyawan Aditya Mansion Apartment dengan harapan mereka akan memberikan respond dan tanggapan atas pertanyaan tersebut.
3.7
Populasi dan Sampel
3.7.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono; 2007). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Aditya Mansion Apartment yang berjumlah 73 orang. 3.7.2
Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang akan diteliti. Penentuan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis Non Probability Sampling dimana jenis sampel ini tidak dipilih secara acak
49
karena tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Teknik Non Probability Sampling yang dipilih adalah dengan mengunakan Convenience/ Accidential Sampling yaitu penentuan responden sebagai sample yang berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel bila ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono; 2007). Oleh karena itu keuntungan dari teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data yang sesuai dengan variabel yang diteliti. Dari populasi yang ada ukuran sampel minimum diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin ( Husein Umar; 2004 ), yaitu; n=
Dimana :
N___ 1+ N e²
n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Maksimum 10%.
Berdasarkan rumus Slovin diatas maka ukuran sampel minimum pada karyawan Aditya Mansion Apartmen adalah : n=
n=
73 1 + 73 (0,10) 2 73 1,73
=
42,1965
n = 42 karyawan
50
Maka jumlah ukuran sampel minimum yang akan diberikan kuesioner adalah sebanyak 42 responden / karyawan.
3.8
Metode Analisis Penelitian
3.8.1
Analisis Data
1. Uji Validitas Uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian sehingga data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Sugiyono,2007). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu
yang
akan
diukur
oleh
kuesioner
tersebut
(Ghozali,2005). Pengujian dilakukan dengan tehnik analisis korelasi product moment ( uji validitas ) dengan rumus sebagai berikut : r
n xy x y
n x ( x) 2 2
n y 2 ( y ) 2
Sehingga dapat diambil kaidah atau kesimpulan dari keputusan tersebut sebagai berikut :
Jika nilai r hitung ≤ r tabel maka tidak ada hubungan antara item pertanyaan dengan total pertanyaan secara keseluruhan dan data dikatakan tidak valid.
51
Jika nilai r hitung ≥ r tabel maka ada hubungan antara item pertanyaan dengan total pertanyaan secara keseluruhan dan data dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruksi. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Hasil ukur itu diterjemahkan dengan koefisien keandalan yaitu derajat kemampuan alat ukur perbedaan-perbedaan individu yang ada dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha, sehingga secara umum seperti yang diungkapkan oleh Gozali (2005) bahwa kaidah pengambilan keputusan reliable adalah sebagai berikut
Jika reliabilitas Cronbach Alpha melebihi angka 0,6 maka item pertanyaan variabel tersebut reliable.
Jika reliabilitas Cronbach Alpha kurang dari angka 0,6 maka item pertanyaan variabel tersebut tidak reliable
3.8.2
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu langkah pengujian untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan terikat keduanya mempunyai hubungan distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah memiliki distribusi data
52
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Hal ini dapat dideteksi dengan melihat penyebaran titik (data) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, yaitu : -
Jika titik (data) menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-
Jika titik (data) jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas merupakan salah satu alat untuk menguji dalam model regresi apakah terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varian dari residual tetap maka disebut homokedastisitas sedangkan jika variannya berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik menurut Ghozali (2005) adalah jika varian dari residual tetap (homokedastisitas) atau tidak terjadi perbedaan ( heterokedatisitas ). Uji heterokedastisitas dapat dilihat melalui beberapa cara diantaranya adalah dengan melihat pola pada scatter plots regresi, adalah membuat grafik plot atau scatter antara Standardized Predicted Value (ZFRED) dengan Studentized Residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRESID dimana sumbu Y adalah sumbu Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah Residual ( Y Prediksi – Y Sesungguhnya). Sehingga dapat diambil kaidah atau kriteria dari pengujian untuk menjawab hipotesis sebagai berikut : 53
Ho : Tidak ada gejala heterokedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y
Ha : Ada gejala heterokedastisitas apabila ada pola tertentu yang jelas, seperti titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit).
3. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan linear antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau multikolinearitas (Ghozali, 2005). Beberapa langkah pengujian
yang dapat
digunakan untuk
melihat
multikolinearitas adalah sebagai berikut : a) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF), yang mana kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (VIF = 1/tolerance) dan nilai umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozaly,2005). b) Membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2) Dalam metode ini, cara yang ditempuh adalah dengan meregresikan setiap variabel independen dengan variabel
54
independen lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui nilai koefisien r2 untuk setiap variabel yang diregresikan. Selanjutnya nilai r2 tersebut dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi R2. Kriteria pengujian yaitu jika r2 > R2 maka terjadi multikolinearitas dan jika r2 < R2 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,2005). c) Menganalisa matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal tersebut mengindikasikan adanya multikolinearitas (Ghozali.2005). Oleh karena itu apabila didalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti diatas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas dan demikian pula dengan sebaliknya.
3.8.3 Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen. Selain itu juga digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = a+ ß1 x1 + ß2x2 + e Dimana : Y
= kinerja karyawan
a
= Konstanta
55
X1
= Motivasi
X2
= Budaya Organisasi
e
= Error
ß1ß2
= Koefisien regresi
Sedangkan ketepatan fungsi regresi secara signifikan didalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fit, sehingga secara statistik hal tersebut diukur dari nilai statistik t ( Uji Parsial ), nilai statistik F ( Uji Simultan ) serta nilai koefisien determinasi. ( Ghozaly, 2005 ). 1. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial ( Uji t ) Adalah merupakan suatu pengujian koefisien regresi parsial individu yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel budaya organisasi dan motivasi secara
individual
(parsial)
mempengaruhi
variabel
kinerja
karyawan
(Ghozali,2005). Oleh karena itu langkah-langkah pengujian yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho: ß < 0 tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas ( X ) terhadap variabel terikat ( Y ) Ha: ß > 0 ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas ( X ) terhadap variabel terikat ( Y ) b. Menentukan derajat kepercayaan 95% T table = t (α , n-k-1) Dimana :
α = level of signifikan 56
n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel bebas c. Kesimpulan -
Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
-
Dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara masing masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara masing masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
2. Uji Signifikansi Secara Simultan ( Uji F ) Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama terhadap variabel kinerja karyawan ( Ghozali,2005 ). Langkah langkah pengujian yang diambil didalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan formulasi Ho dan Ha 57
Ho : β1ß2 < 0 : tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas (X1 X2) terhadap variabel tidak bebas (Y) Ha : β1ß2 > 0 : terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas (X1 X2) terhadap variabel tidak bebas (Y) b. Menentukan derajat kepercayaan 95% Derajat kebebasan F tabel (α, k, n-k-1) Dimana : α = 0,05 k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel c. Kesimpulan -
Dengan membandingkan nilai f hitung dengan f tabel Bila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh secara simultan. Bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh secara simultan.
-
Dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara masing masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara masing masing variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). 58
3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen dimana nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali,2005). Nilai determinasi kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sedangkan apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu berarti kemampuan variabel variabel independen ( budaya organisasi dan motivasi ) memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen ( kinerja karyawan ). Pada penelitian ini digunakan Adjusted R Square (R2) , karena menurut Ghozali (2005) kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model dimana setiap tambahan satu variabel independen maka nilai determinasi pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan Adjusted R Square pada saat mengevaluasi model regresi dimana nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
59