BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM
3.1
Perancangan Topologi Jaringan Hotspot
Perancangan arsitektur jaringan hotspot secara fisik dapat dilihat seperti Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skema rancangan jaringan hotspot
Pada gambar terlihat bahwa untuk jaringan lokal digunakan switch untuk menghubungkan antar komputer klien dengan server Mikrotik. Sedangkan pada jaringan hotspot digunakan access point untuk menghubungkan komputer klien ke server Mikrotik yang nantinya akan diteruskan ke jaringan Internet.
37
38
Rancangan ini jauh lebih murah apabila dibandingkan menggunakan cisco 871
router dari sisi harga. Berikut perbandingan harga antara menggunakan
Mikrotik RB750 dengan menggunakan cisco 871 router.
Tabel 3.1 Harga Menggunakan Mikrotik RB750 No
Spesifikasi Barang
Harga
1
Mikrotik RB750
Rp
390.000
2
Linksys WAP54G
Rp
650.000
Total
Rp 1.040.000
Tabel 3.2 Harga Menggunakan Cisco 871-K9 No
Spesifikasi Barang
Harga
1
Cisco 871-K9
Rp 2.870.000
2
Linksys WAP54G
Rp
Total
650.000
Rp 3.520.000
Dari perbandingan di atas dapat dibuktian bahwa perancangan jaringan hotspot lebih murah menggunakan Mikrotik RB750.
3.2
Perancangan Hardware dan Software Perancangan interface billing ini akan menggunakan beberapa perangkat
keras (hardware) dengan spesifikasi sebagai berikut : 1.
Satu unit server billing (notebook): -
Intel Core 2 Duo Processor T6670
-
Memory 4 GB
-
Hardisk 320 GB
2.
Mikrotik RB750
3.
Access Point Linksys WAP54G ver. 3
4.
Kabel UTP
39
5.
Satu unit switch D-Link
6.
Satu unit notebook sebagai klien -
Intel Core 2 Duo Processor T6670
-
Memory 1 GB
-
Hardisk 320 GB
Kemudian software berikut merupakan aplikasi tambahan yang akan diinstalkan langsung ke dalam Mikrotik, antara lain: 1.
Winbox
2.
Net Install
3.
Paket upgrade router board versi 4.17
4.
Paket upgrade User Manager versi 4.17
3.3
Proses Pembuatan Billing Hotspot Proses pembuatan aplikasi ini melalui tahapan-tahapan berikut:
1.
Instalasi Winbox
2.
Upgrade Mikrotik RouterOS dari versi 3.30 ke versi 4.17
3.
Instalasi User Manager versi 4.17
4.
Konfigurasi dasar Mikrotik
5.
Konfigurasi hotspot Mirotik
6.
Desain manajemen voucher hotspot dengan User Manager
7.
Desain hak akses pengguna (customer) User Manager
8.
Uji coba implementasi
3.4
Diagram Alir User Manager Oleh Administrator dan Pengguna Hotspot Oleh Klien Pada sisi admin, segala aturan dalam manajemen penggunaan hotspot oleh
klien akan dilakukan pada User Manager Mikrotik. Berikut diagram alir proses pengaksesan User Manager oleh admin.
40
Gambar 3.2 Diagram alir User Manager oleh admin
Pada gambar 4.2 terlihat bahwa ketika admin ingin mengakses halaman User Manager, maka admin harus melakukan otentikasi username dan password. Apabila otentikasi yang dimasukkan benar, maka admin dapat melakukan operasioperasi pada menu-menu yang ada pada User Manager, antara lain menu Status, Routers, Credits, Users, Session, Customers, Reports, Logs, dan pilihan menu untuk Logout. jika otentikasi salah, maka admin akan tetap diarahkan pada menu login untuk kemudian memasukkan username dan password dengan benar.
41
Pada User Manager akan diatur penggunaan akses internet hotspot yang dapat dihitung berdasarkan waktu (time-based) dan data download/upload (volume-based). Kemudian pada sisi klien, proses kerja klien pada saat ingin mengakses jaringan hotspot ini digambarkan dengan diagram alir seperti gambar 4.3.
Gambar 3.3 Diagram alir akses hotspot oleh klien
Ketika membuka halaman web, server akan mengecek apakah klien sudah di autentikasi atau belum. Jika belum melakukan otentikasi, maka klien akan di arahkan pada hotspot login page yang mengharuskan mengisi username dan
42
password. User kemudian akan melakukan otentikasi dengan memasukkan username dan password. Jika informasi login yang dimasukkan sudah benar, maka server akan memasukkan user tersebut ke dalam sistem hotspot dan user sudah bisa mengakses halaman web (browsing).
3.5
Rancangan Konfigurasi Pembuatan Hotspot Mikrotik Pada aplikasi ini dilakukan konfigurasi dasar Mikrotik dan setelah itu
dilakukan konfigurasi hotspot Mikrotik. A.
Konfigurasi dasar Mikrotik, menu-menu yang akan dikonfigurasi antara lain:
1.
Interfaces, dimana pada menu ini akan diberikan nama pada masingmasing ether disesuaikan dengan fungsinya agar mudah dalam mengingat pengkonfigurasian. Penamaannya antara lain: -
Pada ether1 akan diganti namanya menjadi ”ISP” artinya interface ether1 ini digunakan untuk menghubungkan mikrotik ke jaringan internet
-
Pada ether5 akan diganti namanya menjadi ”lan” artinya interface ether2 interface ether5 ini digunakan sebagai jaringan lokal
-
Pada ether4 akan diganti namanya menjadi ”hotspot” artinya interface ether4 ini akan kita gunakan untuk hotspot nantinya
2.
IP Addresses Menu ini digunakan untuk memberikan IP Address masing-masing interface
3.
-
Pada interface ”lan” di set IP Address: 192.168.10.1/24
-
Pada interface ”publik” di set IP Address: 192.168.20.1/24
IP DHCP Client Menu ini digunakan mikrotik untuk menerima IP Address dari modem ADSL. Sama seperti menghubungkan komputer ke modem ADSL. Pada
43
menu DHCP Client pilih interface ISP, maka akan didapatkan IP Address 118.136.130.154/24. 4.
IP Routes Menu ini digunakan untuk mengkonfigurasi agar semua range IP akan diroutingkan pada IP Route-nya dimana disini diberikan IP Route: 118.136.130.1/24 sebagai gateway.
5.
IP Firewall Pada menu ini firewall NAT pada Mikrotik diaktifkan, dimana NAT berfungsi untuk meneruskan paket dari IP lokal ke IP publik (fungsi gateway router). Kemudian pada tab Action, pilih action masquerade. Masquerade akan mengubah paket-paket data IP Address asal dan port dari jaringan lokal (lan) ke salah satu IP yang IP Address yang diberikan oleh ISP untuk selanjutnya diteruskan ke jaringan internet global
6.
IP
Pool
Menu ini digunakan untuk menentukan range IP yang akan diberikan ke user. −
Pada interface ”lan” diberikan range 192.168.10.10-192.168.10.100, artinya user mendapatkan IP Address antara 192.168.10.10 sampai dengan 192.168.10.100
−
Pada
interface
”publik”
diberikan
range
192.168.20.10-
192.168.20.100, artinya user mendapatkan IP Address antara 192.168.20.10 sampai dengan 192.168.20.100 7.
IP
DHCP Server
Pada menu Name diisi nama yang sesuai agar mudah diingat yaitu “landhcp”, dan “hotspot-dhcp”. lease time di-setting 3d yang artinya klien diberi waktu 3 hari. Apabila klien terhubung lagi dengan jaringan tersebut maka akan diberi ip yang sama sebelum 3 hari. Tapi bila sudah lebih dari 3 hari maka klien akan diberi ip yang beda. IP yang didapatkan dari DHCP server ini berasal dari IP Pool yang telah dibuat sebelumnya.
44
8.
IP
DNS
DNS diisi sesuai dengan DNS yang didapatkan dari ISP (Internet Service Provider). Pada penelitian ini menggunakan ISP First Media sebagai percobaan dimana DNS Addressnya yaitu 202.73.99.2.
B.
Konfigurasi hotspot Mikrotik
1.
IP −
Hotspot
Pada menu ini diberikan nama pada profil server hotspot yaitu “Hotspot”, kemudian pada menu ini dihubungkan dengan IP Pool hotspot
−
Kemudian pada tab Radius, diaktifkan piihan Use Radius karena pada aplikasi ini menggunakan aplikasi tambahan yaitu User Manager.
−
Kemudian
konfigurasi
hotspot
user
profile
digunakan
untuk
menyimpan data user yang akan dibuatkan rule profilnya. Disini hanya di set otomatis refresh status user yang aktif yaitu setiap 5 detik.
2.
Radius Pada menu ini fungsi Radius pada hotspot diaktifkan. Radius disini sebagai server untuk manajemen AAA yang dilakukan pada User Manager.
3.6
Rancangan Pada User Manager Disini akan dilakukan operasi menambahkan, mengubah, dan menghapus
terhadap klien, kemudian dimasukkan kredit voucher seperti yang sudah dirancang sebelumnya, dan dilakukan pengaturan terhadap hak akses pengguna User Manager (customer). Pada User Manager juga akan dilakukan rekapitulasi terhadap seluruh laporan perhitungan penggunaan voucher dan biaya yang didapat dengan laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, dan laporan tahunan.
45
3.6.1
Rancangan Pada User Manager Pada rancangan ini dijelaskan secara rinci bagaimana aturan penggunaan
voucher untuk dapat mengakses internet, dimana pada penelitian ini dibuat rancangan sebagai berikut: 1.
Pilihan voucher berdasarkan total waktu akses, antara lain: -
Total waktu akses 30 menit
masa aktif 1 jam, harga Rp. 2.000,-
-
Total waktu akses 60 menit
masa aktif 1 hari, harga Rp. 5.000,-
-
Total waktu akses 300 menit
-
Total waktu akses 1200 menit
masa aktif 7 hari, harga Rp. 20.000,masa aktif 30 hari, harga
Rp.80.000,2.
Pilihan voucher berdasarkan volum quota akses -
Volum quota akses 10 MB
masa aktif 1 jam, harga Rp. 2.000,-
-
Volum quota akses 25 MB
masa aktif 1 hari, harga Rp. 5.000,-
-
Volum quota akses 100 MB
-
Volum quota akses 500 MB
masa aktif 7 hari, harga Rp. 20.000,masa aktif 30 hari, harga Rp.
80.000,Asumsi contoh pemakaian sebagai berikut: Beli voucher untuk 300 menit, masa aktif 7 hari - Pemakaian pertama
tanggal 1 login selama 120 menit, sisa 180 menit
- Pemakaian kedua
tanggal 2 login 120 menit, sisa 60 menit
- Pemakaian ketiga
tanggal 4 login 60 menit, sisa 0 menit
- Pemakaian keempat
tanggal 5 ingin login, harus membeli voucher dulu
karena kapasitas waktu sudah habis, walaupun masih dalam masa aktif. Sebaliknya jika waktu akses masih ada namun masa aktif voucher sudah habis, maka klien juga tidak dapat lagi menggunakan voucher untuk dapat mengakses internet. Perhitungan seperti ini juga diberlakukan pada perhitungan berdasarkan besar quota akses yang diberikan. Rancangan ini dapat diubah-ubah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh penyedia layanan hotspot.