BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Analisis secara sistem yaitu pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. Pengamatan mengenai suatu kegiatan, metode, prosedur, atau teknik untuk menentukan manfaat kegiatan tersebut dan cara terbaik untuk memperolehnya.
Analisa
jelas
berbeda
dengan
Analisis.
Ejaan
Yang
Disempurnakan menyebutkan kata bakunya adalah Analisis
3.1.1 Analisis Masalah Dalam pembuatan suatu program aplikasi, pertama penulis mengidentifikasi kebutuhan - kebutuhan apa saja yang diperlukan. Masalah yang timbul dan mencari solusinya. Sehingga nantinya aplikasi tersebut akan bekerja efektif, mudah digunakan dan sesuai dengan apa yang di harapkan. Karena proses pembuatan aplikasi tidak hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari saja, ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan aplikasi. Setiap tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, bahkan satu tahun. Sistem pengawasan keamanan yang ada saat ini masih menggunakan sistem pengawasan konvensional, manusia memegang peranan penting dalam memantau area yang dijaga. Seperti kita ketahui, rasa lelah pada manusia (seterusnya disebut sebagai penjaga keamanan) sewaktu-waktu dapat mempengaruhi (menurunkan) kinerjanya sebagai pengontrol. Selain itu untuk melakukan pengawasan di area yang cukup luas seorang penjaga keamanan harus melakukan pengawasan dengan berkeliling untuk mengontrol kondisi secara keseluruhan. Hal ini tentu saja tidak
23
24
efektif karena ketika dia harus mengontrol lokasi lain dia harus meninggalkan lokasi sebelumnya,tentu saja ini menjadi kelemahan karena status tempat yang ditinggalkan menjadi tidak jelas dan tidak terkontrol. Hal ini tentu saja bisa diatasi dengan menambah jumlah penjaga keamanan, namun tetap saja sifat lelah dan lengah penjaga keamanan pun tetap tidak bisa dihilangkan, dan disamping itu tentunya memerlukan sejumlah biaya tambahan.
3.2 Analisis Sistem Yang Akan Dibangun Banyak orang yang telah memanfaatkan kamera yang terhubung dengan sebuah monitor sebagai media pengontrol atau pengawsan, namun cara ini masih saja membutuhkan peran manusia sebagai pengawas. Sekalipun sistem ini sudah memiliki media penyimpanan berupa kaset yang akan memuat kejadian sepanjang sistem dihidupkan, tetap saja cara ini kurang efektif karena sistem ini tidak dapat mengkonfirmasikan kepada pengguna apabila tejadi suatu kondisi yang tidak diinginkan pada area yang dipantau. Deteksi gerak adalah salah satu metode yang dapat digunakan pada sistem pengawas ruangan, dimana sistem ini mampu mendeteksi pergerakan yang terjadi pada jangkauan wilayah kamera (area yang diamati) dan kemudian informasi dapat diteruskan pada pengguna sistem. Ada beberapa cara yang diterapkan dalam teknik deteksi gerak, diantaranya dengan membandingkan frame awal (untuk seterusnya disebut sebagai background) dengan frame berjalan pada kamera web. Dalam interval waktu yang telah ditentukan frame yang sedang berjalan akan selalu dibandingkan dengan background yang telah di inisialisasi sebelum proses perbandingan dilakukan. Jika terjadi pergeseran objek (frame terkini tidak masa dengan background), maka sistem secara otomatis akan mengaktifkan sensor deteksi gerak. Berdasarkan kebutuhan sistem dan hasil analisis sistem pengawasan di atas, maka sistem yang akan dibuat harus dapat memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Sistem dapat memperlihatkan visualisasi keadaan dari area yang dipantau. 2) Dapat membedakan kondisi ruangan berdasarkan ada tidaknya pergerakan pada ruangan yang diamati
25
3) Mampu menyimpan kejadian-kejadian yang dianggap penting 4) Memudahkan pengaturan tingkat sensivitas dan toleransi pergerakan. 5) Menyeleksi area tertentu pada wilayah jangkauan kamera 6) Merekam setiap perubahan atau perbedaan terhadap ruangan yang diamati sesuai dengan waktu yang di tentukan.
3.3 Analisis Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Untuk tahap implementasi dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. Adapun spesifikasi minimum perangkat keras yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1. Seperangkat PC dengan spesifikasi: 1) Processor Intel Pentium 2.00 GHz Dual Core 2) RAM 2 Gb 3) VGA 64 Mb, Resolusi 1024 x 768 4) Harddisk dengan ruang kosong sebesar 500 Mb atau lebih 5) DVD-ROM drive
2. Webcam dengan parameter : 1) Resolusi 350 Kb atau lebih 2) Video Mode 8 bit atau lebih 3) Interface USB Port atau port Com 1 4) Transmisison Rate : 320X240 = 30 frame/second, dan 640 X 480 = 15 frame/detik
Adapun untuk perangkat lunaknya, yaitu: 1) Sistem Operasi Wndows XP Profesional Service pack 2 atau lebih tinggi 2) Microsoft Visual Basic 6.0
26
3.4 Tahap Perancangan Proses Perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang system aplikasi. Pada awal aplikasi dijalankan, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan koneksi ke kamera yang terhubung dengan sistem. Setelah koneksi berhasil dilakukan, maka sistem akan melakukan proses perbandingan citra pada frame yang berjalan selama sistem dihidupkan. Jika pada saat proses perbandingan terjadi pergerakan objek (perbedaan citra pada frame), maka sistem secara otomatis akan memberikan laporan berupa hasil dari pergerakan akan di tangkap (rekam) dan disimpan pada media penyimpanan (hardisk). Berikut adalah cara kerja sistem kamera pengawas deteksi gerak dengan diagram blok :
Gambar 3.1 Gambar Diagram Blok Kamera Pengawas
Setelah
Kamera Web terhubung dengan sistem, maka sistem akan
menampilkan gambar di layar monitor. Lalu dalam waktu beberapa detik muncul tampilan kamera pada picturebox 2, setelah itu maka aplikasi akan mengaktifkan sensor deteksi gerak. Pengguna lalu memilih hari apa saja untuk memulai perekaman dan mengisi waktu akhir dan awal, baru kemudian sistem telah siap memantau ruangan. Sistem akan langsung merekam setiap ada perubahan atau perbedaan gambar dari picturebox 1 dan menyimpannya ke dalam hard disk,
27
sehingga pengguna mendapatkan informasi berupa gambar yang nama file nya berdasarkan tanggal dan waktu perubahan atau pergerakan pada ruangan yang di amati. Berikut ini adalah cara kerja sistem dengan diagram alir:
Mulai
.
Akses kamera
Amati Objek
Proses Deteksi
Deteksi Gerak = ≥ Batas Ambang
Tidak
Ya
Jadwal Perekaman
Tidak Ya
Rekam Aktif
Simpan Gambar difolder PC
Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem Kamera Pengawas
28
3.5 Perancangan Aplikasi Perancangan pada sebuah sistem adalah proses, cara, ataupun desain agar sebuah sistem dapat berjalan sebagai mana yang diinginkan. Setelah menganalisa proses cara kerja sistem dan kebutuhannya, maka penulis mulai merancang sistem aplikasi dengan bantuan bahasa pemograman visual basic 6.0. Lalu di buat pemodelan diagram use case, diagram aktifitas, dan diagram sekuensial agar cara kerja aplikasi mudah di pahami.
3.5.1 Use Case Diagram Suatu Use Case adalah suatu sekuensial aksi yang dilakukan oleh sistem, yang akan secara bersama-sama, memproduksi hasil yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Use Case mendefinisikan alur proses sepanjang sistem berbasis pada kegunaan sebagaimana yang biasa dilakukan (secara manual). Kegunaan Use Case adalah untuk menspesifikasikan konteks sistem, menggambarkan kebutuhan sistem, memvalidasikan arsitektur sistem, menjalankan implementasi dan menggenerate test case. Perilaku sistem adalah bagaimana sistem beraksi dan bereaksi. Perilaku ini merupakan aktifitas sistem yang bisa dilihat dari luar dan bisa diuji. Perilaku sistem ini ditangkap di dalam use case. Use case sendiri mendeskripsikan sistem, lingkungan sistem, serta hubungan antara sistem dengan lingkungannya. Dibawah ini adalah gambaran use case kamera pengawas, bagaimana pengguna berinterkasi dengan sistem.
29
Gambar 3.3 Diagram Use Case
3.5.2 Use Case Description Tabel 3.1 Use Case Aplikasi Kamera Pengawas Use Case
:
Menjalankan aplikasi kamera pengawas
Deskripsi Singkat
:
Use Case ini menggambarkan interaksi tampilan utama
30
Tabel 3.1 ( Lanjutan) Aktor
:
Pengguna Aplikasi
Kondisi Awal
:
Tampilan awal aplikasi kamera pengawas
Aliran Utama
:
1. Pengguna mengaktifkan kamera pada aplikasi
kamera
tombol
mulai
pengawas. (untuk
Tersedia
mengaktifkan
kamera), stop (menonaktifkan kamera) dan tombol atur kamera ( untuk mengatur gambar yangg di inginkan pada layar aplikasi). 2. Pengguna mengatur fungsi pada aplikasi kamera pengawas, diantaranya : Atur kepekaan
warna
(mengatur
gelapnya
objek
ruangan
kamera),
Atur
kepekaan
terang terhadap deteksi
(mengatur kepekaan sensor deteksi pada kamera pengawas), Atur waktu rekam ( pilih hari yang di ingkan dengan cara di klik/centang lalu masukan waktu awal dan akhir untuk memulai perekaman) dan tombol bersihkan (klik tombol ini untuk membersihkan riwayat file yang berhasil di rekam) 3. Pengguna melihat gambar yang berhasil di tangkap oleh kamer pengawas Kondisi Akhir
:
Pada aplikasi kamera pengawas akan muncul 2 (dua) gambar, dan menyimpan gambar di komputer jika ada perubahan atau pergerakan
31
3.5.3 Diagram Aktifitas Diagram aktifitas menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram aktifitas juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Diagram aktifitas merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu diagram aktifitas tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara rinci, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari tingkat atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktifitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktifitas.
32
Gambar 3.4 Diagram Aktifitas
33
3.5.4 Diagram Sekuensial Diagram sekuensial adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar obyek dan mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek tersebut. Diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh obyek-obyek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Obyek-obyek tersebut kemudian diurutkan dari kiri ke kanan, aktor yang menginisiasi interaksi biasanya ditaruh di paling kiri dari diagram. Pada diagram ini, dimensi vertical merepresentasikan waktu. Bagian paling atas dari diagram menjadi titik awal dan waktu berjalan ke bawah sampai dengan bagian dasar dari diagram. Garis vertical, disebut lifeline, dilekatkan pada setiap obyek atau aktor. Kemudian, lifeline tersebut digambarkan menjadi kotak ketika obyek melakukan suatu operasi , kotak tersebut disebut activation box. Obyek dikatakan mempunyai live activation pada saat tersebut. Pesan yang dipertukarkan antar obyek digambarkan sebagai sebuah anak panah antara activation box pengirim dan penerima. Kemudian diatasnya diberikan label pesan.
34
Aplikasi
Kamera Web
Gambar Deteksi
Actor
Tekan Tombol Mulai
Kamera Aktif
Atur Fungsi
Rekam Aktif
Melihat Gambar Hasil Deteksi
Gambar 3.5 Diagram sekuensial
3.6 Rancangan Tampilan Antar Muka Rancangan tampilan menjelaskan tentang fungsi-fungsi apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem atau sistem tersebut akan difungsikan untuk apa saja. Rancangan tampilan terdiri atas tombol-tombol pengaturan dan susunan komponen. Fungsi operasional menjelaskan fungsi apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem ketika sistem sedang beroperasi.
35
3.6.1 Tampilan Utama Tampilan ini adalah tampilan awal ketika program deteksi gerak di jalankan, terdiri 2 buah PictureBox untuk menampilan gambar dari kamera web serta beberapa fungsi dan tombol pengaturan. Setelah tombol mulai ditekan, maka angka 5 akan menampilkan gambar yang di tangkap oleh kamera, setelah itu angka 6 akan mucul gambar yang sama. Jika tombol Stop di tekan maka gambar di kamera akan hilang. Tombol sesuaikan berfungsi untuk mengatur posisi kamera agar sesuai dengan gamabr yang ingin diawasi.
Gambar 3.6 Rancangan Menu Tampilan Utama Aplikasi
Keterangan angka pada gambar: 1. Menu Editor (Hasil Deteksi)
: Untuk melihat hasil dari proses
deteksi yaitu sebuah gambar 2. Menu Editor (Bantuan)
:
Memberikan
hasil
penjelasan
singkat versi dari program deteksi gerak serta cara penggunaan program. 3. Menu Editor (Keluar) gerak
: Untuk keluar dari aplikasi deteksi
36
4. Label (Tanggal & Jam)
: Menampilkan tanggal & jam saat
ini. 5. PictureBox 1(tampilan kamera)
: Menampilkan gambar yang di
tangkap oleh kamera 6. PictureBox 2 (tampilan kamera)
:
Menampilkan
gambar
yang
ditangkap kamera dan membandingakan dengan tampilan kamera awal. 7. CommandButton (Mulai)
: Tombol untuk mengaktifan kamera.
8. CommandButton (Stop)
:
Tombol
untuk
menonaktifkan
kamera. 9. CommandButton (Sesuaikan)
: Tombol untuk menyesuaikan posisi
kamera. 10. Label (%)
:
Untuk
menampilan
presentase
perubahan pada objek yg diamati dalam persen 11. ProgressBar
: Menampilkan hasil perubahan pada
objek yang di amati dalam bentuk batang. 12. ListBox (Daftar Riwayat)
: Menampilkan pesan file yang sudah
melewati deteksi gerak dan disimpan di harddisk. 13. Slider (Kepekaan Warna)
: Untuk mengatur kepekaan warna
terhadap kamera. 14. Slider (Kepekaan deteksi)
: Untuk mengatur kepekaan deteksi
perubahan pada kamera 15. CommandButton (Bersihkan)
: Untuk menghapus seluruh daftar
file yang berhasil di deteksi. 16. CheckBox (Hari)
: Untuk menandai (centang) hari apa
saja yang bisa merekam (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu). 17. DTPicker (Jam Mulai)
: Untuk memasukan waktu di mulai
perekaman 18. DTPicker (Jam Selesai) perekaman.
: Untuk memasukan waktu selesai
37
3.6.2 Tampilan Gambar Deteksi Tampilan ini adalah untuk melihat file gambar yang ditangkap kamera pengawas setelah melewati hasil deteksi perubahan dan menyimpannya dalam harddisk, terdiri dari image dan dua tombol navigasi.
Gambar 3.7 Rancangan Tampilan Menu Gambar Deteksi
Keterangan angka pada gambar : 1. Menu Editor (bantuan)
:
Memberikan
hasil
penjelasan
singkat versi dari program deteksi gerak serta cara penggunaan program. 2. Menu Editor (keluar)
: Tombol untuk keluar dari menu
hasil deteksi 3. Label (Tanggal & Jam) ini.
: Menampilkan tanggal & jam saat
38
4. List (Riwayat Deteksi)
: Menampilan hasil file yang berhasil
di simpan di harddisk. 5. Image (Tampilan Foto)
: Menampilan gambar hasil dari file
deteksi. 6. CommandButton (Sebelumnya)
:
Tombol
untuk
menampilkan
:
Tombol
untuk
menampilkan
gambar mundur/sebelumnya 7. CommandButton (Berikutnya ) gambar maju/berikutnya.
3.6.3 Tampilan Bantuan Tampilan ini adalah sebagai tampilan versi dari program deteksi dan juga penjelasan tentang cara menggunakan aplikasi ini. Setelah pengguna menekan tombol bantuan maka penjelasan program dan versi program akan terlihat dilayar. Tekan tombol OK untuk keluar.
Berisi keterangan versi aplikasi dan penjelasan bagaimana memakai program deteksi gerak OK
1
Gambar 3.8 Rancangan Tampilan Menu Bantuan
39
Keterangan gambar : 1. CommandButton (OK)
: Tombol untuk keluar dari menu
bantuan.
3.7 Skema Rancangan Penempatan Kamera Pengawas Penempatan kamera sebaiknya posisikan di sudut ruangan yang dapat menjangkau seluruh ruangan yang ingin dipantau.
Gambar 3.9 Skema Rancangan Penempatan Kamera Pengawas
Berikut adalah tips dasar langkah-langkah cara pemasangan kamera: 1. Tentukan posisi dan tata letak camera berdasarkan target objek atau pengawasan yang dikehendaki. Luas area sesuaikan dengan ukuran lensa kamera yang akan di pantau. 2. Sesuaikan tinggi rendahnya kamera yang akan dipasang dengan mempertimbangkan dengan cahaya untuk keadaan gelap atau terang. 3. Ukurlah panjang kabel dengan memberikan lebih 30%, sehingga tidak terlalu jauh meleset saat pemasangan kamera 4. Sembunyikan letak kamera, buat kamuflase