BAB II TINJAUAN TEORI A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan adalah proses mendorong keluar (ekpulsi) hasil
Tr ia l
pembuahan yaitu janin yang viabel, janin dan ketuban dari dalam uterus melalui vagina (farrer, 2001)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
(Muhctar, 1998 )
co
e o !
2. Faktor-faktor esensial persalinan
m
3
yang dapat hidup di dunia dari rahim, melalui jalan lahir atau jalan lain
re
mempengaruhi persalinan yaitu
ft.
ns
a ca t
Bobak tahun 2005 menjelaskan ada lima faktor esensial yang
.s
a. Passanger (janin dan plasenta)
F
janin.
w w
C w
Ukuran kepala janin, presentasi janin, letak janin, sikap janin, posisi
PD
b. Passegeway (jalan lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, servik, vagina, dan dasar panggul
c. Power (kekuatan ibu) yaitu Kontraksi, retraksi otot-otot rahim dan kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut, dan diafragma sewaktu ibu mengejan. d. Posisi Ibu Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. e. Psychologic respon (respon pesikologis)
3. Proses Terjadinya persalinan
Manuaba (1999) menjelaskan teori tentang terjadinya persalinan yaitu: a. Teori kadar progesteron Progesteron yang memiliki tugas mempertahankan kehamilan, semakin menurun sehingga rahim mudah dirangsang oleh oksitosin b. Teosi oksitosin
Tr ia l
Menjelang kelahiran kadar oksitosin semakin meninkat sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan. c.
Teori regangan otot rahim
a ca t
d. Teori Prostaglandin
ft.
co
e o !
kontraksi perslinan dengan sendirinya.
m
3
Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
ns
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga
re
dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari
.s
w w
C w
luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau
F
gugur kandungan.
PD
4. Tanda-Tanda Persalinan Gejala-gejala yang terjadi sebelum persalinan dan gejala persalinan
(Hadi, 2006). a. Gejala Sebelum persalinan Kontraksi menjadi lebih sering, cairan yang keluar dari vagina bertambah kental dan banyak, terjadi bercak dan pendarahan, sumbat lendir mulai terlepas, Menderita diare, janin mulai menurun, Berat badan menurun dan tidak terjadi kenaikan berat badan, Tekanan pada lubang anus dan pinggul makin bertambah
b.
Gejala Persalinan Kontraksi menjadi lebih menjadi-jadi dan lebih sering, begitu pula dengan rasa nyeri, semuanya berjalan lebih teratur, rasa nyeri di mulai dari daerah punggung bagian bawah lalu ke bawah perut, kemudian kedaerah kaki, kontraksi yang terjadi biasanya disertai diare dan mungkin bisa dirasakan seperti gangguan seperti pada saluran vagina mengeluarkan darah berwarna merah muda,
Tr ia l
pencernaan,
Ketuban pecah (baik semburan atau tetesan). 5. Tahap-Tahap Persalinan
3
c. Kala I
m
co
e o !
Kala I dimulai dari tanda-tanda persalinan dan berakhir ketika
ft.
antara10-14 jam.
ns
a ca t
pembukaan mulut rahim sudah lengkap biasanya berlangsung
w w
C w
1) Fase Laten
.s
re
Kala I (kala pembukaan) di bagi atas 2 fase
F
Fase dimana pembukaan servik berlangsung lambat sampai
PD
pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase aktif Fase ini berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase yaitu, periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal berjalan selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, periode deselerasi, berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
d. Kala II Kala ini di mulai dari saat pembukaan mulut rahim penuh hingga janin lahir. Dengan kekuatan his dan di tambah kekuatan mengedan sehingga dapat mendorong janin hingga lahir. Kala ini dapat berlangsung selama 1-2 jam. e. Kala III
Tr ia l
Kala III di mulai dari lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta, pengeluaran plasenta membutuhkan waktu 10-15 menit. f. Kala IV
3
Kala IV merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir
m
co
e o !
dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
ft.
a ca t
postpartum. Kala IV di awali dengan keluarnya plasenta dan berakhir
ns
ketika uterus tidak relaksasi lagi, yaitu saat bahaya perdarahan
w w
C w
6. Cara Meneran
.s
re
pospartum telah lewat (Indriat, 2007 ; Mochtar, 1998)
F
Cara meneran saat proses persalinan adalah dengan mengikuti
PD
dorongan alamiah selama kontraksi, tidak menahan nafas disaat meneran, beristirahat dan berhenti meneran di antara kontraksi, tidak mengangkat bokong saat meneran (Affandi dkk, 2003).
B. Status Obstetri Primigravida adalah Seorang perempuan yang hamil pertama kali (Bobak, 2005)
C. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan adalah suatu perasaan takut tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gangguan fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang
Tr ia l
bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tesebut (Tomb, 2004). Kecemasan atau rasa cemas adalah sesuatu yang sering kita alami dari waktu ke waktu, dapat diuraikan dengan kata-kata, sebagai penggambaran perasaan atau emosi (Stuart dan Sundeen, 1998). adalah
suatu
sinyal
yang
3
Kecemasan
menyadarkan
dan
m
co
e o !
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan
re
2. Fungsi Adaptif Kecemasan
ft.
ns
Sadock, 1999).
a ca t
seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan dan
.s
w w
C w
Kecemasan memperingatkan adanya ancaman, eksternal dan
F
internal, seperti peringatan terhadap, ancaman cidera pada tubuh, keputus
PD
asaan, frustasi dari kebutuhan sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yang dicintai gangguan pada keberhasilan. Kecemasan mengarahkan seseorang untuk segera mengambil langkah dalam mencegah ancaman atau meringankan akibatnya, Kecemasan sebaga sinyal kepada seseorang akan adanya bahaya bagi manusia. Kecemasan sebagai isyarat ego bahwa jika tidak melakukan tindakan-tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkannya (Fundiyati, 2000), dimana adaptasi merupakan
upaya
penyesuaian dini dengan kebutuhan atau tuntutan baru yaitu suatu usaha
untuk mencari keseimbangan kembali dalam keadaan normal (Rasmun, 2004). 3. Tingkat kecemasan Stuart and Sundeen (1998) dan Tarwoto (2004) membagi kecemasan menjadi empat tingkat yaitu: a. Ansietas (kecemasan) ringan
Tr ia l
Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-sehari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi
3
belajar dan menghasilkan perubahan dan kreativitas. Respon cemas
m
co
e o !
ringan seperti sesekali bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
ft.
a ca t
gejala ringan pada lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar, lapang
ns
persepsi meluas, kosnentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah
w w
C w
pada tangan.
.s
re
secara selektif. Tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus
Kecemasan ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan
PD
F
b. Ansietas (kecemasan) sedang
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseoang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon kecemasan sedang seperti sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsang dari luar tidak mampu di terima, bicara banyak, susah tidur, dan perasaan tidak enak.
c. Ansietas (kecemasan) berat Kecemasan
ini
mengurangi
lahan
persepsi
seseorang.
Seseorang cenderung untuk sesuatu yang terinci dan sepesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku di tujukan untuk mengurangi ketegangan, Orang tersebut memerlukan banyak pengaruh untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Respon tingkat
Tr ia l
kecemasan pada tingkat ini seperti, nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat, dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan,
lapangan
persepsi
sangat
sempit,
tidak
mampu
a ca t
d. Tingkat panik
ft.
co
e o !
ancaman meningkat.
m
3
menyelesaikan masalah, bloking, verbalitas cepat, dan perasaan
ns
Kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan
re
terror. Rincian terpecah dari proposinya, karena mengalami kehilangan
.s
w w
C w
kendali, orang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu pengarahan.
Panik
melibatkan
disorganisasi
F
walaupun dengan
PD
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatkan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Respon panik seperti napas pendek, rasa tercekik, palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, dan persepsi kacau.
4. Rentang Respon Kecemasan
Menurut
Stuart
dan
Sundeen
(1998)
kecemasan
dapat
digambarkan dalam sebuah rentang yaitu dari respon adaptif sampai maladaptive. Respon terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif.
Respon maladaptif
Antisipasi
Ringan
Tr ia l
Respon adaptif
Sedang
Berat
5. Respon Terhadap Kecemasan
Panik
a ca t
a. Respon fisiologis
ft.
co
e o !
kecemasan meliputi:
m
3
Menurut stuart dan sundeen tahun 1998, respon terhadap
ns
Respon fisiologis terhadap kecemasan meliputi :
re
1) Kardiovaskuler
.s
w w
C w
Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat rasa mau
F
pingsan, pingsan, tekanan darah menurun denyut nadi menurun.
PD
2) Pernafasan
Nafas sangat pendek, nafas sangat cepat, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah.
3) Neuromuskuler Refleks
meningkat,
Reaksi
kejutan,
mata
berkedip-kedip,
insomnia, tremor frigiditas, wajah tegang, kelemahan umum kaki goyah, gerakan yang janggal.
4) Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen mual, rasa terbakar pada jantung, diare. 5) Traktus urinarius Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. 6) Kulit
Tr ia l
Wajah kemerahan sampai telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. b. Respon Perilaku
3
Respon perilaku yang bisa terjadi yaitu, gelisah ketegangan fisik,
m
co
e o !
tremor, gugup, bicara cepat, kurang kordinasi, cenderung mendapat
re
Perhatian terganggu,
ft.
ns
c. Kognitif
a ca t
cidera, menarik dari masalah, menghindar, hiperventilasi.
konsentrasi buruk, pelupa,
salah dalam
.s
w w
C w
memberikan penilaian, preokupsi, hambatan berpikir bidang persepsi
F
menurun, kreativitas menurun produktivitas menurun, bingung, sangat
PD
waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambar visual, takut pada cedera dan kematian.
d. Afektif Mudah tersinggung, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, ketakutan, alarem, terror, gugup, gelisah. 7. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Kecemasan Respon terhadap kecemasan berbeda-beda menurut Stuart and Sundeen (2004), Rasmun (2004) dan Isacs (2004) yang meliputi:
a. Usia Usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan. b. Status kesehatan jiwa dan fisik Kelelahan
fisik
dan
Penyakit
dapat
mekanisme
Tr ia l
pertahanan alami seseorang.
menurunkan
c. Nilai-nilai budaya dan Spiritual
Budaya dan spiritualitas mempengaruhi cara pemikiran seseorang.
a ca t
d. Pendidikan
ft.
co
e o !
yang dihadapi sebagai cobaan dari Tuhan.
m
3
Relegiusitas yang tinggi menjadikan seseorang berpandangan masalah
ns
Tingkat pendidikan rendah pada seseorang akan menyebabkan tersebut
re
mudah mengalami kecemasan, semakin tingkat pendidikannya tinggi
.s
w w
C w
akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir.
F
e. Respon koping yang dipelajari
PD
Mekanisme koping digunakan seseorang saat mengalami kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif sebagai penyebab tersedianya perilaku patologis.
g. Dukungan sosial dan lingkungan Dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber koping, dimana kehadiran orang lain dapat membantu seseorang mengurangi kecemasan dan lingungan mempengaruhi area berfikir seseorang. h. Tahap perkembangan
Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stres pada tiap perkembangan
berbeda.
Pada
tingkat
perkembangan
individu
membentuk kemampuan adatasi yang semakin baik terhadap stresor i. Persepsi terhadap stresor atau makna yang dirasakan Cara seseorang mempersepsikan stresor, bila stresor dipersepsikan
Tr ia l
buruk, maka tingkat kecemasan dirasakan berat apabila stresor tidak mengancam dan individu dapatmengatasi, maka kecemasan dapat dirasakan lebih ringan.
3
j. Pengalaman masa lalu
m
co
e o !
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan kemampuan
ft.
k. Pengetahuan
ns
a ca t
seseorang dalam menghadapi setresor yang sama.
re
Ketidaktahuan dapat menyebabkan kecemasan, dan pengetahuan dapat
.s
F
7. Stresor Pencetus
w w
C w
digunakan untuk mengatasi masalah.
PD
Sttresor menurut stuart and sundeen (1998) dan potter (2005) stresor yang dapat memberi ancaman terhadap integritas seseorang dan ancaman terhadap sistem diri dikatagorikan menjadi dua yaitu a. Stresor Internal yaitu stresor yang berasal dari dalam diri sendir . b. Stresor Eksternal yaitu stresor yang berasal dari luar diri seseorang atau lingkungan
8. Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Proses melahirkan adalah proses yang menegangkan bagi ibu, terutama pada perempuan yang baru pertama hamil, dimana mereka,
belum memiliki pengalaman. Rasa cemas itu diakibatkan adanya kekhawatiran nyeri persalinan mutilasi, perubahan bentuk tubuh (peregangan, jahitan dan ruptur) dan kekahwtiran tentang proser persalinan yang tidak dapat berjalan lancar atau persalinan yang aman bagi dirinya dan janinnya. (Bobak, 2005).
Tr ia l
D. Pendidikan 1. Pengertian
Pengertian pendidikan dibagi menjadi dua menurut suhartono (2006) yaitu a. Pendidikan dalam arti luas adalah
segala
kegiatan
3
Pendidikan
pembelajaran
yang
m
co
e o !
berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegitan kehidupan.
ft.
a ca t
Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan
re
didalam diri individu.
ns
hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada
.s
w w
C w
b. Pendidikan dalam arti sempit.
F
Pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang di rencanakan
PD
dengan materi terorganisir, dilaksanakan secara terjadwal, dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan. Pendidikan
sebagai
usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perseta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (http://wikipedia.co.id) seperti juga yang disebut dalam filsafat
pendidikan bahwa pendidikan menumbuhkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang sehinga lebih siap menghadapi masalah yang dapat menimbulkan gangguan psikologi (Suhartono, 2006) 2.
Ruang lingkup Pendidikan Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, formal dan non formal. Pendidikan informal jalur pendidikan keluarga
Tr ia l
dan lingkungan keluarga berbentuk kegiatan belajar secara mandiri atau pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga.
Pendidikan
formal
merupakan
pendidikan
yang
3
diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur ini memiliki
ft.
ns
a ca t
sampai pendidikan tinggi. 3. Jenjang Pendidikan Formal
m
co
e o !
jenjang pendidikan yang jelas melalui pendidikan dasar, menengah,
re
Menurut undang-undang Republik Indonesia tentang pendidikan
.s
w w
Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
F
a.
C w
No 20 tahun 2003, jenjang pendidikan formal terdiri dari :
PD
pendidikan menengah. Contohnya, SD, MI, SMP dan MTs atau
b.
bentuk lain yang sedrajat. Pendidikan menengah yaitu lanjutan pendidikan dasar yang terdiri dari pendidikan menengah kenjuruan contohnya SMA, MA, SMK dan MAK atau bentuk lain yang sederajat.
c.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sajarna, magister, dan doctor yang diselenggarakan oleh progam pendidikan
tinggi yang berbentuk akademi politeknik, sekolah tinggi. Institute atau universitas.
E. Usia 1. Pengertian Usia atau umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam
dengan usia (Notoatmodjo, 2003).
Tr ia l
sebuah penelitian. Angka kesakitan dan kematian sering berkaitan
Usia adalah Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu atau
makhluk,
baik
hidup
atau
yang
mati
3
(http://id.wikipedia.orgil).
yang
co
e o !
2. Masa Ideal Kehamilan
m
benda
ft.
a ca t
Usia yeng direkomendasikan WHO sebagai masa kehamilan yang
ns
paling ideal adalah 20-30 tahun, akan tetapi pada usia 30-35 th masa
re
yang masih relative aman dengan menjaga kondisi tubuh dan kesehatan
.s
w w
C w
ibu, pada usia ≤19 dan >35 merupakan usia resiko untuk kehamilan dan
F
melahirkan dan menurut para ahli usia dapat berpengaruh pada dan proses persalinan yang pertama kali, (Hadis
PD
kehamilan 2006)
F. PENGETAHUAN 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu”setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman perasa dan praba.(Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari penelitian perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru terdapat proses yang berurutan yaitu:
Tr ia l
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. (menimbang-menimbang)
terhadap
3
c. Evaluation
baik
tidaknya
a ca t
baik lagi.
m
ft.
co
e o !
stimulus tersebut bagi darinya. Hal ini berarti sikap responden lebih
ns
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu yang sesuai
re
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
.s
w w
C w
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru ssuai dengan
F
pengetahuan, kesadaran, sikapnya terhadap stimulus.
PD
2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaiti: a. Tahu (know) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang sepesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, sehingga tahu sebagai pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
oyek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar c. Aplikasi (aplikation) Apabila diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
Tr ia l
materi yang telah dipelajari pada ituasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainyadalam konteks atau
co
e o !
d. Analisis
m
3
situasi yang lain.
ft.
a ca t
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
ns
atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
w w
C w
satu sama lain.
.s
re
didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
PD
F
e. Sintesis (Synthetis)
Sintetis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang
baru.
Dengan
kata
lainnya
sintetis
itu
suatukemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu cerita yang ditentukan sendiriatau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoadmodjo, 2003)
G. Kerangka Teori Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Stresor a. Stressor interna :dari dalam diri individu b. Stresor eksterna : lingkungan
Tr ia l
a. Usia b. Persepsi terhadap stresor c. Status kesehatan jiwa dan fisik d. Nilai-nilai budaya dan : Spiritual e. Dukungan sosial dan lingkungan f. Tahap Perkembangan g. Respon Koping Yang Dipelajari h. Pendidikan i. Pengalaman masa lalu j. Pengetahuan
m
ft.
Status obstetri
ns
re
a ca t
co
e o !
3
Kecemasan
PD
.s
F
w w
C w
(Stuart and sundeen, 1998; Isaacs,2004; Potter, 2005)
H. Kerangka Konsep Variabel Dependen
Variabel Independen
Tingkat Pendidikan
Usia
Pengetahuan
Tingkat kecemasan menghadapi persalinan
I. Variabel penelitian Variabel Penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
1. Variabel Independen (bebas) Variabel Independen (bebas) dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, usia dan pengetahuan.
Tr ia l
2. Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu primigravida
J. Hipotesis
m
co
persalinan pada primigravida.
e o !
3
Ada hubungan tingkat pendidikan, dengan tingkat kecemasan menghadapi
ft.
ns
re
primigravida
a ca t
Ada hubungan usia dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada
PD
F
w w
C w
pada primigravida
.s
Ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan