BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit Pendidikan Di dalam buku pengantar administrasi kesehatan Azrul Azwar (1996) dinyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang memiliki tenaga medis profesional yang terorganisir
serta
sarana
kedokteran
yang
permanen
untuk
menunjang
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Rumah Sakit Pendidikan menurut Buku Standar RS Pendidikan (2009) adalah adalah Rumah Sakit yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran. RS Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik untuk mahasiswa kedokteran, “internship” dan residen atau peserta pendidikan spesialis selain itu Rumah Sakit Pendidikan adalah Rumah Sakit umum yang dipergunakan untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2, dan S3. Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (University Hospital). Medline (1997) dalam Buku Standar RS Pendidikan (2009) mendefinisikan RS Universitas sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis.
2.2 Rawat Jalan Pelayanan rawat jalan Eti Murdani (2007) merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan6terapeutik. Rawat jalan juga merupakan salah satu yang dominan dari pasar rumah sakit serta merupakan sumber keuangan yang bermakna, sehingga selalu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan. Tujuan pelayanan RJ diantaranya adalah untuk memberikan konsultasi kepada pasien yang memerlukan pendapat dari seorang dokter spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak. Selain itu juga untuk menyediakan pelayanan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus dikontrol kondisi kesehatannya. Pelayanan rawat jalan atau poliklinik, merupakan tempat pelayanan pasien yang berobat rawat jalan sebagai pintu pertama apakah pasien tersebut menginap atau tidak, atau perlu dirujuk ketempat pelayanan kesehatan lainnya. Alur rawat jalan yang berlaku di Rumah Sakit PTN Udayana berawal dari ketika pasien datang pertama pasien akan melakukan regristrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan nomor antrian pemeriksaan dan lainnya, kemudian setelah dari loket regristrasi pasien akan diarahkan menuju periksa dokter berdasarkan keluhannya masing-masing, pemeriksaan dokter ini dibagi dalam beberapa poli yaitu poli umum untuk dokter umum, poli interna untuk pemeriksaan pemanyakit dalam, poli anak untuk pemeriksaan anak-anak, poli bedah untuk konsultasi jika mekakukan pembedahan, poli kebidanan untuk pemeriksaan kehamilan dan konsultasi, poli gigi untuk pemeriksaan gigi dan mulut, poli THT untuk mekaukan pemeriksanaan telinga hidung dan tenggorokan, rehad medik, poli geriatri untuk pemeriksaan bagi lansia, poliklinik mata
untuk melakukan pemeriksaan mata dan poli neuro. Setelah itu jika dianggap kurang dalam pemeriksaan pasien akan diarahkan menuju pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan spesialis jika telah selesai mekakukan pemeriksaan pasien akan menuju kasir untuk membayar biaya pemeriksaan dan obat, setelah itu pasien akan menuju apotek untuk pengambilan obat yang telah diresepkan. Namun jika RS PTN Udayana tidak dapat menangani keluhan dari pasien tersebut tindakan yang dilakaukan oleh RS PTN Udayana adalah melakukan rujukan terhadap pasien ke rumah sakit yang kelasnya lebih baik, dalam rujukan ini ada tiga sistem pembayaran yang akan dilakukan yaitu pertama melalui askes, inhealth, JKBM akan diarahkan ke RSUD terdekan dengan surat rujukan, kedua Askes PNS akan dirujuk ke RS Provider askes tanpa surat rujukan dan yang ketiga Non Asuransi akan dirujuk ke RS terdekat dengan kesepakatan pasien. Dalam proses pelayanan rawat jalan, pertama-tama pasien datang untuk mengambil nomor antrian setelah itu pasien akan dipanggil ke loket pendaftaran sesuai dengan jaminan kesehatan yang mereka gunakan untuk melakukan regristasi. Di loket pendaftaran hal yang dikakukan oleh petugas loket ialah menanyakan apakah pasien itu baru atau sudah pernah berobat ke Rs Ptn Udayanan. Jika pasien baru petugas loket akan melakukan pencatatan identitas pasien untuk membuat data-data pasien yang akan diisikan di kartu rekam medik. Jika pasien lama makanhal yang dilakukan oleh petugas loket adalah mencarikan data rekam medic pasien. Setelah dari loket pelayanan pasien akan langsung diarahkan ke poliklinik yang tersedia di rawat jalan sesuai dengan keluahan pasien, di poliklinik hal yang dilakukan adalah menanyakan keluahan yang diderita oleh pasien dan setelah itu melakukan diagnosis penyakit yang diderita. Jika di poliklinik belum bisa melakukan diagnosis
maka pasien akan dirujuk ke antar poliklinik atau dirujuk kepemeriksaan penunjang atau pemeriksaan spesialis. Jika di pemeriksaat tahap dua belum bisa melakukan diagnosis penyakit tersebut, maka akan dirujuk ke instalasi laboratorium yang tersedia. Di instalasi laboratorium pasien akan diambil sampel darahnya untuk diteliti penyakit apa yang dideritanya. Setelah dari laboratorium kembali lagi ke poliklinik untuk dibaca hasil dari test darahnya, kemudian pasien akan diberitahukan apa penyakit yang dideritanya kemudian kartu rekam medis diisi setelah itu pasien akan diarahkan ke kasir untuk melakukan pembayaran sesuai dengan fasilitas yang digunakan dan yang terakhir pasien akan menuju apotek untuk pengambilan obat.
2.3 Perencanaan Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2003) sebagai berikut Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Roger A. Kauffman perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai atau sasaran yang akan dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan menurut Siagian (1997) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa akan dating dalam rangka pencaian tujuan yang telah ditentukan.
2.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit 2.4.1
Sistem Informasi Husein dan Wibowo (2006) mendefinisikan sistem informasi sebagai
seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto HM., (1999), Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Davis (1984) mendifinisikan Sistem Infomasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasinoal rumah sakit, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah rumah sakit. Sedangkan sistem informasi manajemen menurut Mc.leod (1995) mengkhususkan pada suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pemakainya dengan kebutuhan yang serupa.
Leitch Rosses dalam Jugiyanto (1999) sistem informasi adalah suatu sistem didalam sebuah organisasi yang mempertemukan antara kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 2.4.2
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menurut Sabarguna (2008) pada tesisnya Sri Rahayu (2009) Sistem informasi
rumah sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. SIRS meliputi: sistem informasi klinik, sistem informasi administrasi dan SIM. Peran SIRS yang utama adalah dalam mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis dan serta pendidikan. Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) menurut Sabarguna (2005) merupakan kumpulan kegiatan dan prosedur yang terorganisisasikan, saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan info yang akurat dan tepat waktu dirumah sakit. Selain itu, sistem informasi manajemen rumah sakit berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem informasi manajemen rumah sakit, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan
pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
2.5 System Development Life Cycle System development life cycle (SDLC) adalah pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna (Kendall & Kendall, 2006). Menurut Dennis (2005) dalam Ahmad Subhan Irani 2014 SDLC merupakan sebuah proses memahami bagaimana sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangun sistem, dan memberikan kepada pengguna
Gambar 2.1 Sistem Development Life Cycle Dalam menggunakan system development flife cycle di penelitian ini hanya sebatas requirement analysis dengan dibantu dengan kerangka framework zachman.
Tabel 2.1 Framework Zachman Scope (contextual) Planner What (data) How (function)
Where (locations)
Who (people)
When (time)
Why (motivation)
List of things important to the business List of processes that the business performs List of locations in which the business operatses List of organizatios important to the business List of event/cycles important to the business List of business goals/strategies
Enterprise model (conseptual) Business owner e.g. semantic model e.g.logical data model
System model (logical) designer
Technology model’ (physical) Implementer
Detailed reperentation (out-ofcontext)
Functioning system
e.g. logical data model
e.g. physical data model
e.g. data definition
e.g. data
e.g. application architecture
e.g. system design
e.g. program
e.g. function
e.g.business process model
e.g. distributed system architecture e.g. human interface architecture
e.g. technology architecture
e.g. network architecture
e.g. network
e.g. presentation architecture
e.g. security architecture
e.g. organization
e.g. master schedule
e.g. process structure
e.g. control structure
e.g. timing definition
e.g. schedule
e.g. business plan
e.g.business rule model
e.g. rule design
e.g. rule definition
e.g. strategy
e.g.workflo w model
Menurut Falahah dan Dewi Rosmala (2010) Framework Zachman adalah Framework Arsitektur enterprise yang menyediakan cara untuk memandang dan mengidentifikasi sebuah enterprise secara formal dan terstruktur dengan baik. Framework ini terdiri dari matriks klasifikasi dua dimensi yang dibangun dari kombinasi bebrapa pertanyaan umum yaitu What, Where, When, Why, Who, dan How. Zachman Framework merupakan framework arsitekural yang paling banyak dikenal dan diadaptasi. Para arsitek data enterprise mulai menerima dan menggunakan framework ini sejak Zachman pertama kali mempublikasikan artikel deskpripsi kerangka kerja di IBM System Journal pada tahun 1987. Tetapi dalam menggunakan framework zachman di penelitian ini hanya sebatas menggunakan tahap satu yaitu senatas scope (planner).
Tabel 2.2 Scope Framework Zachman Scope (contextual) Planner What (data) How (function) Where (locations) Who (people) When (time) Why (motivation)
List of things important to the business List of processes that the business performs List of locations in which the business operatses List of organizatios important to the business List of event/cycles important to the business List of business goals/strategies