BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Buah Anggur Buah merupakan salah satu jenis makanan yang banyak mengandung vitamin serta mineral yang sangat dibutuhkan oleh manusia, buah anggur merah merupakan salah satu dari buah yang cara pengolahannya tidak dimasak. Buah anggur mengandung banyak gula sehingga sari dari buah anggur dapat diolah menjadi wine (minuman anggur merah) yang di fermentasi (Rukmana, 1999).
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Manfaat Dan Kandungan Gizi Buah Anggur Buah anggur terkenal kaya antioksidan, didalamnya mengandung vitamin C, provitamin A, vitamin B1, B2, serat dan kadar air tinggi, mineral besi, fosfor, kalsium. Kandungan gizi buah anggur dalam 100 g terkandung protein 0,40 g, lemak 0,36 g, karbohidrat 19,70 g, kalsium 6,00 mg, fosfor 24,40 mg, serat 1,70 g, vitamin A 66,00 IU, vitamin B1 0,05 mg, vitamin B2 0,02 mg, vitamin C 3,00 mg. Selain itu, anggur sangat baik untuk menjaga kesehatan dan kerja ginjal, menenangkan sistem saraf sehingga tidak mengalami kekejangan. Kandungan polifenol dan vitamin C berfungsi untuk menonaktifkan virus dan tumor, serta dapat mencegah kerusakan gen sehingga mempunyai kemampuan untuk melawan kanker (Wirakusumah, E. S, 2003).
2.1.2 Taksonomi Tanaman Buah Anggur Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Dikotiledoneae
Ordo
: Vitales
Famili
: Vitaceae
Genus
: Vitis
Spesies
: Vitis vinifera
2.2 Kulit
Universitas Sumatera Utara
Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia yang terletak paling luar dan mempunyai permukaan yang paling luas. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, ras dan lokasi tubuh (Wasitaatmadja. S. M, 1997). Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak. Kulit terbagi atas dua lapisan utama yaitu epidermis (sebagai lapisan yang paling luar) dan dermis (Tranggono. R.I.S dan Latifah. F, 2007).
2.2.1 Anatomi Kulit
a. Lapisan Epidermis Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar terdiri dari sel-sel mati. Lapisan epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis ini. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada telapak tangan, telapak kaki, dan lapisan yang tpis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut.
Lapisan epidermis terdiri atas 5 lapisan (dimulai dari lapisan terluar sampai lapisan terdalam), yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Lapisan Tanduk (stratum corneum) Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan- bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Secara alami, sel-sel yang sudah mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk berregenerasi. 2. Lapisan Jernih (stratum lucidum) Lapisan ini terletak tepat dibawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. 3. Lapisan Berbutir-butir (stratum glanulosum) Lapisan ini tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. 4. Lapisan Malphigi (stratum spinosum) Lapisan ini memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. 5. Lapisan Basal (stratum germinativum) Merupakan lapisan terbawah epidermis. Di dalam lapisan basal juga terdapat selsel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membenttuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit (Tranggono.R.I.S dan Latifah.F, 2007). b. Lapisan Dermis
Universitas Sumatera Utara
Lapisan ini lebih tebal dibanding lapisan epidermis. Yang menyusun lapisan ini yaitu pembuluh darah, ujung syaraf, kelenjar minyak kulit, kelenjar keringat, otot penegak rambut, dan akar rambut. Lapisan dermis terletak didalam jaringan penunjang (kolagen) dan jaringan penghubung (elastin). Apabila jaringan ini rusak, kulit akan menjadi kendur dan keriput karena kulit tidak elastis lagi (Wirakusumah.E.S, 1999).
c. Subkutis Merupakan lapisan di bawah dermis atau yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda- beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi (Wirakusumah.E.S, 1999). 2.2.2 Fungsi Biologik Kulit Kulit manusia sangat kompleks dan berkaitan satu dengan yang lainnya di dalam tubuh manusia sehingga kulit mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Proteksi Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik maupun mekanik, gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri dan virus. Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kulit dan sebut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh (Wasitaatmadja. S. M, 1997). b. Absorbsi Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Material yang mudah larut
Universitas Sumatera Utara
dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan material yangn larut dalam air (Tranggono.R.I.S dan Latifah.F, 2007). c. Ekskresi Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl, urea dan sedikit lemak. Penguapan air dari dalam tubuh dapat pula terjadi secara difusi melalui sel-sel epidermis, tetapi karena selo epidermis baik fungsi sawarnya, maka kehilangan air melalui sel epidermis dapat dicegah (Wasitaatmadja. S. M, 1997). d. Sensori Kulit bertanggu jawab sebagai indera terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu dan nyeri melalui beberapa reseptor seperti badan Meissner di lapisan dermis (Tranggono.R.I.S dan Latifah.F, 2007). e. Termoregulasi Kulit melakukan peran dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot dinding pembuluh darah kulit. Pada keadaan suhu tubuh meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan banyak keringat kepermukaan kulit dan dengan penguapan keringat tersebut terbuang kalori/ panas tubuh. Vasokonstriksi pembuluh darah kapiler kulit menyebabkan kulit melindungi diri dari kehilangan panas pada waktu dingin (Wasitaatmadja. S. M, 1997). 2.2.3 Jenis Kulit Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kecantikan dan kesehatan kulit, kulit dapat dibedakan sebagai berikut : a. Jenis kulit sensitif
Universitas Sumatera Utara
Kulit jenis ini mudah mengalami gangguan, baik dari luar maupun dari tubuh. Gangguan terhadap kulit yang sensitif akan menyababkan pembuluh darah kapiler bereaksi secara berlebihan serta kulit terasa tegang. Perubahan yang cepat pada kulit tersebut dikarenakan adanya perubahan lingkungan yang tidak biasa dialami, seperti perubahan temperatur.
b. Jenis kulit reaktif Kulit jenis ini cepat mengalami perubahan secara tiba-tiba akibat adanya perubahan lingkungan. Reaksi ini dalam jangka waktu tidak terlalu lama akan kembali normal. Reaksi kulit karena perubahan/ pengaruh dari luar, misalnya kulit muka menjadi merah secara tiba-tiba karena pelebaran pembuluh kepiler di bawah kulit. c. Jenis kulit alergi Jenis kulit ini merupakan akibat dari fenomena yang sangat rumit dan berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh (Wirakusumah.E.S, 1999).
2.2.4 Jenis- jenis Kulit Muka Tiap individu mempunyai jenis kulit muka yang berlainan. Jenis kulit ini dipengaruhi oleh kadar air di dalam lapisan kulit, produksi minyak dalam kulit, kondisi dan percepatan pergantian sel- sel lapisan tanduk, serta faktor lingkungan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang jenis- jenis kulit sangatlah penting karena akan membantu dalam perawatan kulit. Adapun perawatan kulit muka/ wajah dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
a) Kulit Normal
Universitas Sumatera Utara
Pada jenis kulit normal, wajah akan terlihat lebih lembut, cerah, dan sehat. Keadaan kulit tidak kering, kelembaban cukup, dan pori- pori masih tampak, tetapi tidak terlalu besar b) Kulit Berminyak Jenis kulit ini mempunyai kadar minyak pada kulit wajah berlebih sehingga apabila diraba terasa berminyak, wajah terlihat mengkilap, dan pori- pori terlihat membesar
c) Kulit Kering Jenis kulit kering sedikit memproduksi minyak sehingga kulit wajah terasa kencang dan kering, bahkan kulit menjadi bersisik halus. Jenis kulit menyebabkan kulit menjadi cepat berkeriput dengan garis- garis yang jelas (Wirakusumah.E.S, 1999).
2.3 Struktur Kulit Normal
Gambar 8. Kulit Normal
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Perbedaan Struktur Kulit Normal dan Kulit Menua
Gambar 9. Perbedaan Kulit Normal dan Kulit Menua 2.4 Emulsi Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak tercampur. Dalam batasan emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium dispersi sebagai fase luar atau fase kontinu (Ansel, 1989). Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) disekeliling butir- butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe m/a dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe a/m dimana fase dalam adalah air dan fase luar adalah minyak (Anief. M, 2003). Emulsi yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi m/a atau a/m, tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan ke dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut jaringan (Ansel, 1989).
Keuntungan dari tipe emulsi m/a adalah : 1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit 2. Memberi efek dingin terhadap kulit 3. Tidak menyumbat pori- pori kulit 4. Bersifat lembut 5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit (Voight, 1995).
2.5 Krim Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Ditjen POM, 1979). Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu : a) Emulsi air dalam minyak atau emulsi A/M b) Emulsi minyak dalam air atau emulsi Ms/A Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan dikenal sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini (Lachman, 1994). Basis krim (vanishing cream) banyak disukai karena memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit, tidak berminyak serta memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Vanishing cream mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Humektan sering ditambahkan pada vanishing cream dan emulsi o/w untuk mengurangi penguapan air dari permukaan basis (Voigt, 1995).
Universitas Sumatera Utara
2.6 Krim Tangan dan Badan Pada
kondisi
kulit
tertentu
pelembab
diperlukan
oleh
kulit
untuk
mempertahankan struktur dan fungsinya. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur dan fungsi kulit tersebut, misal udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh. Oleh faktor- faktor tersebut kulit dapat menjadi kering akibat dari kehilangan air oleh penguapan yang tidak kita rasakan. Krim tangan dan badan adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering, bersisik, dan mudah pecah.
2.7 Bahan-Bahan Sediaan Krim Tangan dan Badan bahan yang digunakan mencangkup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM, 1985). a. Emolien Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dari darivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol. b. Zat sawar Bahan- bahan yang biasa digunakan adalah parafin wax, asam stearat. c. Humektan Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban diantara produk dan udara, baik dalam kulit maupun diluar kulit. Biasanya bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara dan menahan air agar tidak menguap (Balsam,1972). d. Zat pengemulsi
Universitas Sumatera Utara
Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahanbahan
secara
merata,
misalnya
gliserin
monostearat,
trietanolamin
(Wasitaatmadja, 1997). e. Pengawet Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetik dalam jangka waktu selama mungkin agar digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetik menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi (Wasitaatmadja, 1997). f.
Parfum Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari parfum menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan produsen (Lachman, 1994).
2.8 Silika Gel Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silika (NaSiO2). Silika gel mencegah terbentuknya kelembaban yang berlebihan sebelum terjadi. Silika gel merupakan produk yang aman digunakan untuk menjaga kelembaban makanan,obat- obatan, bahan sensitif, elektronik. Di dalamnya terdapat granula yang menghubungkan pori- poris mikroskopik yang akan menangkap dan menahan uap air. Silika gel yang siap digunakan berwarna biru, sedangkan jika silika gel sudah menyerap uap air, maka silika gel akan berubah warna menjadi pink. Bahan pengering tersebut dapat diaktifkan lagi dengan cara pemasaran pada suhu 110º C sehingga warna semula tampak lagi (Anonim, 2008).
Universitas Sumatera Utara