11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini
akan membahas berbagai hal berkaitan dengan proses
internal rehabilitasi sosial. Pembahasan teori menyangkut hal-hal yang akan mendukung proses internal rehabilitasi sosial Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terapi dan Rehabilitasi BNN serta bagaimana menyusun indikator-indikator penilaian.
2.1.
Proses Internal. 1. Pengertian Proses Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan definisi tentang proses yaitu : Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. 7 James A.F Stoner (1996 : 10) mengemukakan pengertian dari proses yaitu cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang diinginkan. 8 Proses yang terjadi di Rehabsos UPT T&R BNN merupakan suatu urutan
pelaksanaan
pelayanan
terapi
dan
rehabilitasi
korban
penyalahgunaan narkoba, yang didesain untuk memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Proses tersebut menghasilkan produk berupa jasa pelayanan terapi dan rehabilitasi narkoba.
2. Pengertian Proses Internal Malayu Hasibuan menjelaskan tentang proses internal yaitu : Proses Internal adalah suatu rangkaian yang satu sama lain berkaitan secara structural dan fungsional, saling menunjang dan mengisi, sesuai dengan peranan dan kedudukan masing-masing, namun secara
7
www.http://kbbi.web.id/index.php?search=proses
8
Stoner, James., Manajemen Jilid II., PT Prenhalindo Jakarta, 1996
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
12
keseluruhan secara mutlak didukung oleh setiap komponen betapapun kecilnya. 9 Jadi setiap sistem mengandung input, proses, output dan merupakan kesatuan yang bekerja sendiri. Akan tetapi setiap system berkaitan pula dengan suatu system yang lebih luas dan lebih tinggi tingkatannya maupun dengan subsistemnya. Organisasi apa pun dapat dipandang sebagai sebuah system, seperangkat subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi menjalankan fungsinya yang diarahkan untuk mencapai sasaran bersama.
Sumber : Organization Theory and Design oleh Richard L.Daft Gambar 1. Model Konseptual sebuah Sistem Operasi. 10 Dari bagan diatas dapat dijelaskan proses internal yang terjadi Rehabsos UPT T&R BNN. Proses internal menggambarkan jalannya suatu system organisasi dalam hal ini gambaran bagaimana Rehabsos dipengaruhi oleh komponen-komponen dalam proses yakni :
a. Input Merupakan sumber daya dari lingkungan, seperti bahan mentah dan tenaga kerja, yang mungkin memasuki system organisasi. Input terdiri dari 5 M yaitu : 9
Malayu Hasibuan., Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta, 2001 h. 16 10 Richard L. Daft, Organization Theory and Design, 1997
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
13
Men, Money, Methods, Materials, Machines. Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun lembaga kerja operasional. Money, yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Machines yaitu alat yang digunakan dan diperlukan untuk mencapai tujuan. 11 Dalam hal ini yang dimaksud dengan input dalam penelitian ini meliputi sumber daya yang ada didalam rehabilitasi sosial misalnya sumber daya manusia, anggaran dan keuangan, modalitas terapi yang digunakan, serta sarana dan prasarana yang mendukung organisasi.
b. Proses Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Proses dalam hal ini adalah
tindakan
terapi dan rehabilitasi yang
diberikan kepada residen untuk pemulihan dari ketergantungan narkoba.
c. Output Output merupakan input yang sudah ditransformasikan dan dikembalikan pada lingkungan eksternal sebagai produk atau jasa. Output merupakan hasil yang diperoleh setelah residen melakukan rehabilitasi di UPT T&R BNN.
d. Transformation Process Transformation Process adalah suatu proses perubahan dari input menjadi output, dalam hal ini adalah suatu keadaan dimana residen mengalami perubahan sikap, perilaku, serta bersih dari narkoba setelah menjalani proses terapi dan rehabilitasi di UPT T&R BNN. 11
Op.Cit., h.20
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
14
e. Feedback Feedback adalah segala macam informasi yang diperoleh tentang kinerja serta hasil yang dihasilkan dari suatu proses internal di UPT T&R BNN. Feedback
dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki serta
mengevaluasi kinerja suatu proses internal.
2.2.
UPT T&R BNN Sebagai Organisasi Pelayanan Publik a. UPT T&R BNN 1) Kedudukan, Tugas dan Fungsi •
Kedudukan
a) Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional. b) Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disebut UPT T dan R BNN, adalah unit pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu di lingkungan Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional. •
Tugas
UPT T dan R BNN mempunyai tugas melaksanakan pelayanan terpadu terapi dan rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan narkoba serta membantu pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba. •
Fungsi
a) pelayanan terpadu terapi dan rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan narkoba yang meliputi
bidang medis dan
sosial sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku; b) pemberian bantuan data dan informasi dalam upaya pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba; c) pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan organisasi profesi dalam penelitian dan pengembangan
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
15
pelayanan terpadu terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba; d) pelaksanaan rawat inap tingkat pertama dan rawat jalan terhadap korban penyalahgunaan narkoba; e) pelaksanaan bimbingan lanjut terhadap korban penyalahgunaan narkoba; f) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga. 12
b. Organisasi Organisasi adalah sekelompok manusia yang bekerjasama dengan suatu perencanaan kerja dan peraturan untuk mencapai tujuan tertentu Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.. 13 Stephen P. Robbins (2008:585) mendefinisikan organisasi yaitu : Sebagai cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Terdapat enam unsur kunci dalam struktur organisasi yaitu spesialisasi pekerjaan, depatementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi serta formalisasi. 14 UPT T&R BNN memiliki struktur organisasi yang
telah
disepakati dan disahkan Perpres RI No. 83 tahun 2007 tentang BNN, BNP, BNK/Kota sesuai Peraturan Ketua BNN No : Kep 02/XI/2007 yang kemudian menjadi UPT T&R Lakhar BNN
c. Pelayanan Publik Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI memberikan pedoman umum penyelenggaraan pelayaan publik yaitu 15 : 12
Peraturan Ketua Badan Narkotika Nasional Tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT T&R BNN, 2007. 13 Malayu Hasibuan., Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta, 2001 h. 26 14 Stephen Robbins., Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, PT Macananjaya Cemerlang, 2008 h. 585 15 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaran Nomor :63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
16
a. Pengertian Umum 1) Pelayanan Publik adalah Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah. 2) Penyelenggara pelayanan public adalah Instansi Pemerintah 3) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja/satuan organisasi, Kementrian, Departemen, Lembaga Pemerintah
Non
Departemen,
Kesekretariatan
Lembaga
Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk BUMN, Badan Hukum Milik Negara dan BUMD. 4) Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan public. 5) Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan public sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 6) Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi, pemerintah dan badan hokum yang menerima pelayanan dan instansi pemerintah. 7) Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan public yang besaran dan tata cara pembayaran ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. 8) Indeks
kepuasan
masyarakat
adalah
tingkat
kepuasan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
17
b. Hakekat Pelayanan Publik Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat.
c. Asas Pelayanan Publik 1) Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2) Akuntabilitas Dapat
dipertanggungjawabkan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan 3) Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsif efisiensi dan efektivitas. 4) Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat 5) Kesamaan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, dan agama, golongan, gender dan status ekonomi. 6) Keseimbangan Hak dan Kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
d. Prinsip Pelayanan Publik 1) Kesederhanaan Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
18
2) Kejelasan a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan public. b. Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public. c. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran. 3) Kepastian Waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaiakn dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4) Akurasi Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. 5) Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6) Tanggung jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7) Kelengkapan Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). 8) Kemudahan Akses Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ihklas.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
19
10) Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain- lain.
e. Standar Pelayanan Publik Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penarima pelayanan. Standar pelayanan, sekurang- kurangnya meliputi : 1) Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2) Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai
dengan
penyelesaian
pelayanan
termasuk pengaduan. 3) Biaya Pelayanan Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan 4) Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5) Sarana dan Prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 6) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
20
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan
tepat
berdasarkan
pengetahuan,
keahlian,
keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
2.3.
Pengertian Metode Metode adalah cara-cara pelaksanaan kerja dengan seefisien mungkin atas
suatu tugas yang diperoleh dengan memperhitungkan segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang, dan biaya-biaya yang tersedia. 16
2.4.
Pengertian Prosedur kerja Prosedur kerja adalah tata kerja yang merupakan suatu rangkaian. Sehingga
menunjukan suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu bidang tugas. 17
2.5.
Pengertian Pendekatan Sistem (system approach) Suatu pandangan bahwa organisasi sebagai system yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Analisis system dilakukan untuk mencari dan menentukan apa saja komponen-komponen dalam suatu system, bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dan dengan input-input dari system lain dan bagaimana system tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Maksud dari analisis system adalah membantu pengertian mengapa sebuah system mempunyai perilaku tertentu (bagaimana dan mengapa ia mengubah sekumpulan input-input yang ada menjadi output tertentu). Para analis mengharapkan bahwa pengertian dari proses ini akan meningkatkan kesempatan untuk memodifikasi system secara tepat dan mendapatkan output yang lebih mendekati harapan.
2.6.
Rehabilitasi Sosial T&R BNN 1. Pengertian Rehabilitasi Sosial Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI memberikan pengertian tentang Rehabilitasi Sosial yaitu :
16 17
Ibid., h.16 Ibid., h.16
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
21
Rehabilitasi Sosial ialah serangkaian upaya yang terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas upaya-upaya medik, bimbingan mental, psikososial, keagamanan, pendidikan dan latihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, kemandirian dan menolong diri sendiri serta mencapai kemampuan fungsional sesuai dengan potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, social dan ekonomi. 18 • Tugas Bidang Pelayanan Sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
dan
rehabilitasi
sosial
terhadap
korban
penyalahgunaan narkoba serta membantu pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba berdasarkan identifikasi penyimpangan perilaku. • Fungsi • pelaksanaan program rehabilitasi sosial; •
pelaksanaan bimbingan lanjut;
•
pemberian
bantuan
data
dan
informasi
mengenai
identifikasi penyimpangan perilaku dalam upaya pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba; •
pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan.
2. Pengertian Residen Residen adalah sebutan untuk klien yang sedang mengikuti program rehabilitasi sosial dengan metode TC.
3. Metode Terapi dan Rehabilitasi Sosial di UPT Terapi Rehabilitasi BNN Metode terapi dan rehabilitasi yang digunakan di UPT Terapi dan Rehabilitasi adalah Therapeutic Community (TC) yang memiliki pengertian : TC adalah suatu metode rehabilitasi sosial yang ditujukan kepada korban penyalahgunaan narkoba, yang merupakan sebuah keluarga yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai masalah yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menolong diri sendiri dan sesama yang dipimpin oleh seseorang dari mereka sehingga 18
Metode Therapeutic Community Dalam Rehabilitasi Sosial Penyalahguna Narkoba, Badan Narkotika Nasional, Jakarta, 2003, h. 2
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
22
terjadi perubahan tingkah laku dari yang negatif kearah tingkah laku yang positif. 19 Teori yang mendasari metode TC adalah pendekatan behavioral dimana berlaku sistem reward (penghargaan/ penguatan) dan punishment (hukuman) dalam mengubah suatu perilaku. Selain itu digunakan juga pendekatan kelompok, dimana sebuah kelompok dijadikan suatu media untuk mengubah suatu perilaku. (Depsos, 2003 : 23). TC adalah sekelompok orang dengan masalah yang sama, yang berkumpul
untuk
saling
bantu
dalam
mengatasi
masalah
yang
dihadapinya. Dengan kata lain, man helping man to help himself, yaitu seseorang menolong orang lain untuk menolong dirinya. Dalam program TC kesembuhan diciptakan melalui perubahan persepsi/pandangan alam (the renewal of
worldview) dan penemuan diri (self discovery) yang
mendorong pertumbuhan dan perubahan (growth and change). Konsep TC yaitu menolong diri sendiri, dapat dilakukan dengan adanya keyakinan bahwa: a. Setiap orang bisa berubah b. Kelompok bisa mendukung untuk berubah c. Setiap individu harus bertanggung jawab d. Program terstruktur dapat menyediakan lingkungan aman dan kondusif bagi perubahan e. Adanya partisipasi aktif Program memberi penekanan kepada lima aspek utama: a. Mental (menstruktur kembali pola pikir) b. Emosi (me-manage dan menstabilkan emosi) c. Perilaku (merubah sikap dan perilaku) d. Rohani (menyuburkan rohani/ iman) e.
Sosial (membina kesiapan untuk kembali ke masyarakat). Munculnya metode TC sebagai salah satu bentuk rehabilitasi bagi para
adiksi diawali dari suatu metode yang disebut Synanon. Synanon merupakan suatu konsep awal, metode program, dan bentuk penerapan 19
Ibid., h. 6
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
23
dasar dari TC modern. Synanon didirikan oleh Charles Dederich, yang merupakan seorang mantan pecandu alkohol, pada tahun 1958 di Santa Monica, California. Charles Dederich mengembangkan metode ini dengan sebuah pertemuan unik yang disebut dengan encounter group process. Group ini bertujuan untuk membantu individu lebih terbuka dan merubah karakteristik perilakunya serta sikapnya yang berhubungan dengan adiksi. Interaksi kelompok digunakan untuk mencapai kesadaran diri terhadap bentuk kepribadian yang negatif dengan melalui interaksi dengan orang lain, dan persuasi kelompok diharapkan dapat menimbulkan kejujuran, pengungkapan diri dan komitmen diri untuk berubah. Proses ini telah berhasil membawa perubahan psikologis bagi para partisipannya. Selama hampir 15 tahun program ini berjalan sebagai suatu bentuk program treatment. Semakin lama program tersebut berkembang, dan mulai muncul adanya perubahan-perubahan dan penambahanpenambahan, sampai akhirnya Maxwell Jones memperkenalkan sebagai program Therapeutic Community ( TC ). TC merupakan suatu wujud kehidupan nyata dalam bentuk simulasi. Di dalam TC, ada berbagai norma-norma dan falsafah yang dianut untuk membentuk perilaku yang lebih baik. Norma-norma dan falsafah yang ditanamkan dalam TC tersebut kemudian berkembang menjadi suatu budaya TC, yang didalamnya mencakup:
1. The Creed (Philosophy) Merupakan filosofi atau falsafah yang dianut dalam TC. Falsafah ini merupakan kerangka dasar berpikir dalam program TC yang harus dipahami dan dihayati oleh seluruh residen.
2. Unwritten Philosophy Merupakan nilai-nilai dasar yang tidak tertulis, tetapi harus dipahami oleh seluruh residen. Karena, inilah nilai-nilai atau norma-norma yang hendak dicapai dalam program. Dengan mengikuti program TC ini,
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
24
residen dapat membentuk perilaku baru yang sesuai dengan unwritten philosophy.
3. Cardinal Rules Cardinal Rules merupakan peraturan utama yang harus dipahami dan ditaati dalam program TC, yaitu: • No drugs (tidak diperkenankan menggunakan narkoba) • No sex (tidak diperkenankan melakukan hubungan seksual dalam bentuk apapun) • No violence (tidak diperkenankan melakukan kekerasan fisik)
4. Four Structure Five Pillars Empat kategori struktur program : a. Behaviour management shaping (Pembentukan tingkah laku) Merupakan perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan untuk mengelola kehidupannya sehingga terbentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma kehidupan masyarakat. b. Emotional and psychological (Pengendalian emosi dan psikologi) Merupakan perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan penyesuaian diri secara emosional dan psikologis, seperti tertutup, cepat marah, perasaan bersalah, dan lain-lain ke arah yang lebih positif.
c. Intellectual and spiritual (Pengembangan pemikiran dan kerohanian) Merupakan perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan aspek pengetahuan sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tugastugas kehidupannya serta didukung dengan nilai-nilai spiritual, etika, estetik, moral dan sosial. d. Vocational and survival (Keterampilan kerja dan keterampilan bersosial serta bertahan hidup)
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
25
Merupakan perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan residen yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dan tugas-tugas kehidupannya.
5.
5 Pillars (5 tonggak dalam program) a.
Family milieu concept (Konsep kekeluargaan) Untuk menyamakan persamaan di kalangan komunitas supaya bersama menjadi bagian dari sebuah keluarga.
b.
Peer pressure (Tekanan rekan sebaya) Proses dimana kelompok menekankan contoh seorang residen dengan menggunakan teknik yang ada dalam “TC”
c.
Therapeutic session (Sesi terapi) Berbagai kerja kelompok untuk meningkatkan harga diri dan perkembangan pribadi dalam rangka membantu proses kepulihan
d.
Religius session (Sesi agama) Proses untuk meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman agama.
e.
Role modelling ( Keteladanan ) Proses pembelajaran dimana seorang residen belajar dan mengajar mengikuti mereka yang sudah sukses.
6. Tool’s of The House (Depsos, 2003 : 21-22) Tool’s of The House merupakan alat-alat atau instrumen yang ada dalam TC yang digunakan untuk membentuk perilaku. Penerapan Tool’s of The House yang benar diharapkan dapat membawa perubahan perilaku yang lebih baik.
7. Struktur (Hirarki) Fungsi Kerja Di dalam TC dikenal adanya kelompok-kelompok kerja yang terbagi dalam departemen (divisi), dimana residen yang berada dalam departemen tersebut akan menjalankan tugasnya setiap hari sesuai dengan fungsi kerjanya (job function) masing-masing. Hal ini diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasional kegiatan sehari-
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
26
hari serta sebagai latihan keterampilan dan meningkatkan tanggung jawab residen terhadap komunitasnya. Di dalam job function tersebut dikenal adanya sistem status (hirarki) yang menentukan tingkatan tanggung jawab dari residen. Sistem Status (hirarki berdasarkan status) tersebut adalah : a.
C.O.D. (Coordinator of Department)
b. Chief c. Shingle/ H.O.D ( Head of Departmen) d. Ramrod e.
Crew 8. Tahapan Program/fase dalam TC meliputi :
1)
Induction
Tahap ini berlangsung pada sekitar 30 hari pertama saat residen mulai masuk. Tahap ini merupakan masa persiapan bagi residen untuk memasuki tahapan Primary. Pada tahap ini residen mulai mengikuti program dengan proaktif, artinya ia telah dengan aktif mengikuti program yang telah ditetapkan oleh lembaga. Residen diwajibkan mengikuti aturan-aturan yang ada dan bila melakukan kesalahan akan diberi sanksi tetapi masih diberikan pula toleransi-toleransi dengan batasan-batasan tertentu. 1) Tujuan Tujuan dari tahap ini adalah untuk lebih mengenal peraturan-peraturan, filosofi, proses atau prosedur dan terminology (istilah-istilah yang digunakan dalam TC) 2) Parameter Keberhasilan residen : •
Lifted Walking Paper (Hafal terminology TC)
•
Berdasarkan waktu ( time base 0-1 bulan).
•
Performance ( kualitas diri dari Residen tersebut )
•
Sikap dan tingkah laku Residen baik
•
Kesehatan dari Residen baik
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
27
2)
Primary Tahap ini ditujukan bagi perkembangan sosial dan psikologis residen.
Dalam tahap ini residen diharapkan melakukan sosialisasi, mengalami pengembangan diri, serta meningkatkan kepekaan psikologis dengan melakukan berbagai aktivitas dan sesi terapeutik yang telah ditetapkan. Dilaksanakan selama kurang lebih 6 sampai dengan 9 bulan. Primary terbagi dalam beberapa tahap, yaitu: •
Younger member
•
Middle Peer
•
Older member Pada tahap ini residen sudah harus bertanggung jawab pada sebagian
pelaksanaan operasional TC, membimbing younger member dan induction (residen yang masing dalam proses orientasi), meninggalkan tempat rehabilitasi bersama orangtua dan senior (Day with Companion) secara bertahap mulai 4 jam sampai dengan 12 jam. Pada tahap ini residen telah diberikan sanksi sepenuhnya dan dapat berperan sebagai pendamping (buddy) bagi residen yang baru masuk. 1) Tujuan Untuk meningkatkan tanggung jawab residen terhadap diri sendiri, komunitas, disiplin, kejujuran, dan kepercayaan terhadap orang lain. 2) Parameter Keberhasilan residen : •
Lifted Walking Paper
•
Berdasarkan waktu ( time base ) ( MIDDLE MEMBER ) (2-4 bulan)
•
Performance ( kualitas diri dari Residen tersebut )
•
Sikap dan tingkah laku Residen
•
Ikut aktif dalam kegiatan group
•
Kesehatan Residen baik
•
Dapat memberikan masukan/mengarahkan Buddy
•
Dapat menjalankan status dengan baik sebagai crew / senior crew / Head Of Departement ( HOD )
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
28
3)
Re-entry Re-entry merupakan program lanjutan setelah Primary. Program Re-
entry memiliki tujuan untuk memfasilitasi residen agar dapat bersosialisasi dengan kehidupan luar setelah menjalani perawatan di Primary. Tahap ini dilaksanakan selama 3 sampai dengan 6 bulan. Pada tahap ini residen harus bertanggung jawab pada staf dan lebih bertanggung jawab terhadap keseluruhan operasional rehabilitasi dan bertanggung jawab terhadap residen yunior. Bila residen melakukan kesalahan, sanksi yang diberikan dilaksanakan sepenuhnya tanpa toleransi. Pada tahap ini juga residen sudah boleh meninggalkan tempat rehab selama 24 jam dengan didampingi keluarga dan senior pendamping. Setelah mengikuti tahap awal dan evaluasi, jika evaluasi menunjukan keberhasilan maka residen dinyatakan lulus, untuk kemudian memasuki tahap lanjutan. 1) Tujuan Untuk meningkatkan tanggung jawab residen terhadap diri sendiri, seluruh komunitas, dan terhadap operasional TC, disiplin, kejujuran dan kepercayaan kepada orang lain 2) Parameter Keberhasilan residen : •
Lifted Walking Paper
•
Berdasarkan waktu ( time base ) ( OLDER MEMBER ) (5-6 bulan)
•
Performance ( kualitas diri dari Residen tersebut )
•
Sikap dan tingkah laku Residen
•
Kesehatan Residen baik
•
Ikut aktif dalam kegiatan group
•
Dapat memberikan masukan/mengarahkan Buddy
•
Dapat menjalankan status dengan baik sebagai crew / senior crew / Head Of Departement ( HOD )
•
Dapat menjalankan status sebagai Coordinator Of Departement ( COD ) / Residen Coordinator ( RCO ) / Special Function ( SF ).
•
Dapat menjalankan kepercayaan untuk memimpin sebuah sesi, group, dan screening tools.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
29
•
Dapat menjalankan outing / Home Leave perorangan dan kelompok
•
Dapat menjalankan kepercayaan untuk menjadi Escort / Shot gun. Sudah menyelesaikan taks
4)
Aftercare Program yang ditujukan bagi eks-residen/ alumni. Program ini
dilaksanakan di luar panti dan diikuti oleh semua angkatan di bawah supervisi dari staf re-entry. Tempat pelaksanaan disepakati bersama. Dengan budaya TC seperti di atas, maka diharapkan pelaksanaan program benar-benar dijalankan oleh residen. Residen sebagai objek dan subjek yang menjalankan treatment. Program disusun untuk membuat residen terlibat secara penuh dalam setiap kegiatan, sesuai dengan job function-nya masing-masing.
Kedudukan
petugas
hanya
sebagai
pengawas,
yang
mengawasi jalannya program. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan TC indikatornya meliputi dua aspek yaitu indikator keberhasilan program dan indikator keberhasilan residen. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai program rehabilitasi ini berhasil atau gagal adalah : 1. Angka drop out pada setiap tahapan 2. Angka residen yang kabur 3. Angka kekambuhan 4. Adanya peningkatan status kehidupan residen yang lebih baik selama
dan
setelah
mengikuti
program
yang
dinilai
dari
pelaksanaan pekerjaan, sekolah dan perilaku sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan lainnya. Indikator keberhasilan yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan residen adalah : 1. Dalam keadaan bebas Zat (abstinensia) 2. Dapat menjalankan kehidupan sosialnya sesuai dengan normanorma yang berlaku dalam masyarakat
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
30
a. Filosofi Program TC berlandaskan pada filosofi dan slogan-slogan tertentu, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Unwritten Philosophy). Filosofi TC yang tertulis yang merupakan sesuatu hal yang harus dihayati, dianggap sakral, tidak boleh diubah dan harus dibaca setiap hari. Sementara filosofi tidak tertulis adalah nilai-nilai yang harus diterapkan dalam proses pemulihan yang maknanya mengandung nilai-nilai kehidupan yang Universal, artinya filosofi ini tidak mengacu kepada kultur, agama, dan golongan tertentu.
b. Filosofi TC yang tertulis Saya berada disini karena tiada lagi tempat berlindung baik dari diri sendiri, hingga saya melihat diri saya dimata dan hati insan lain. Saya masih berlari, sehingga saya belum sanggup merasakan kepedihan dan menceritakan segala rahasia diri saya ini, saya tidak dapat mengenal diri saya sendiri, saya akan senantiasa sendiri. Dimana lagi kalau bukan disini dapatkah saya melihat cermin diri ini? Disinilah, akhirnya saya jelas melihat wujud diri sendiri. Bukan kebesaran semu dalam mimpi atau si kerdil didalam ketakutannya. Tetapi seperti seorang insan bagian dari masyarakat yang penuh kepedulian. Disini saya dapat tumbuh dan berakar, bukan lagi seorang seperti dalam kematian tetapi dalam kehidupan yang nyata dan berharga baik untuk diri sendiri maupun orang lain. (Richard Beauvois)
c. Filosofi Tidak Tertulis. Filosofi-filosofi yang ada dibawah inti tidak mengenal hirarki, dalam arti tidak ada yang lebih penting dari yang lainnya, melainkan merupakan nilai-nilai kehidupan seluruhnya diterapkan dalam keseharian aktivitas para residen dipanti rehabilitasi (facility). Meliputi : Honesty (Kejujuran), No free lunch (tidak ada yang gratis didunia ini), Trust Your Environment (percayalah lingkunganmu), Understand is rather than to be understood (pahami lebih dahulu orang lain sebelum kita minta dipahami), Blind Faith (Keyakinan total pada lingkungan), To be aware is to be alive (waspada adalah ini kehidupan), Do your things right everythings else will follow (pekerjaan yang dilakukan dengan benar
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
31
d. Kegiatan-kegiatan yang ada pada fase Primary Stage adalah : 1) Morning Meeting Morning Meeting adalah komponen utama dilaksanakan setiap pagi hari yang mengawali kegiatan residen dan diikuti oleh seluruh residen. Morning Meeting
merupakan satu forum untuk membangun nilai-nilai system pada
kehidupan
yang
baru
berdasarkan
Written
Phylosophy
Honesty,
Trust
Environment, Responsibility, dan Comitmen. -
Tujuan : Mengawali hari agar lebih baik, membangkitkan kepercayaan diri, melatih kejujuran dan kepercayaan residen lain, mengidentifikasi kepercayaan, membahas issue keseluruhan rumah yang harus diselesaikan komunitas
2) Encounter Group Group ini dirancang khusus untuk mengekspresikan atau menyatakan perasaan kesal, kecewa, marah, sedih dan lain-lain. Group ini adalah bagian untuk memodifikasikan perilaku agar menjadikan lebih disiplin. -
Tujuan : Menjadikan kehidupan komunitas yang sehat, bertanggung jawab, berani mengungkapkan perasaan, kedisiplinan.
3) Static Group Static Group adalah bentuk kelompok lain yang digunakan dalam upaya pengubahan perilaku dalam TC. Kelompok ini membicarakan berbagai macam permasalahan kehidupan keseharian dan kehidupan yang lalu. -
Tujuan: Membangun kepercayaan antara sesame residen dan konselor, membangkitkan rasa percaya diri, menjadikan satu tanggung jawab moril terhadap permasalahan temannya, mencari solusi masalah.
4) PAGE (Peer Accountability Group Evaluation) Adalah suatu kelompok yang mengajarkan residen untuk dapat memberikan satu penilaian positif dan negative dalam kehidupan sehari-hari
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
32
terhadap sesame residen. Dalam kelompok ini tiap residen dilatih meningkatkan kepekaan terhadap perilaku komunitas. -
Tujuan : Residen mendapatkan masukan sehingga dapat mengubah perilakunya dan menyadari kekuranggannya, serta membangkitkan rasa percaya diri didalam membangun komunitas yang sehat.
5) Haircut Haircut adalah salah satu bentuk sanksi yang diberikan kepada residen yang melakukan pelanggaran secara berulang-ulang dan telah diberikan sanksi talking to (teguran lisan secara langsung saat terjadi pelanggaran) dan pull up (peringatan dan nasehat yang disampaikan pada forum morning meeting). -
Tujuan : Mengubah tingkah laku negative residen yang melakukan pelanggaran secara berulang-ulang, untuk memberikan shock terapi, untuk melibatkan residen yang senior agar berperan serta dalam mengubah tingkah laku residen yang lain.
6) Weekend Wrap Up Weekend Wrap Up adalah suatu kegiatan yang membahas perjalanan kehidupan selama 1 minggu. Adapun kekhususan kelompok ini terfokus pada residen-residen yan mendapatkan satu kelonggaran untuk keluar bersama keluarga ataupun teman seangkatannya. -
Tujuan : Meningkatkan kejujuran antara sesama residen dan staf, mendapatkan pengalaman dari residen yang mendapatkan kepercayaan untuk keluar rehab.
7) Learning Experiences Learning Experiences adalah bentuk-bentuk sanksi yang diberikan setelah menjalani haircut, family haircut dan general meeting. -
Tujuan : agar residen belajar dari pengalamannya untuk dapat mengubah perilaku (behavior shapping).
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
33
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI
3.1.
Sejarah Unit Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Unit Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional beralamat di Lido Desa Srogol, Kecamatan Wates Jaya Kabupaten Bogor diawali pada tanggal 31 Oktober 1974 yang diresmikan oleh Alm. Ibu Tien Soeharto, ini merupakan realisasi BAKOLAK INPRES No. 6 Tahun 1971 sebagai pilot project DKI Jakarta dengan nama Wisma Pamardi Siwi, tugas Dinas Pamardi Siwi adalah sebagai tempat tahanan wanita dan anak-anak nakal sebelum perkaranya diajukan ke Pengadilan. Pada tahun 1985 Keluar Surat Keputusan Kapolri Skep /08/VII/1985 tentang perubahan struktur organisasi Polri, Dinas Pamardi Siwi Rumwattik Pamardi Siwi sebagai tempat rehabilitasi sosial bagi anak nakal dan pekerja seks komersial (PSK), kemudian pada tahun 1997 Dikembangkan Klinik Nazatra Dis Dokkes PMJ sebagai pendukung pelayanan dalam bidang rehabilitasi medik dalam rangka pelayanan terpadu (medik dan sosial) yang peruntukkan untuk anak nakal dan korban narkotika, sehingga pada tanggal 23 Juli 2007 Perpres RI No. 83 tahun 2007 tentang BNN, BNP, BNK/Kota sesuai Peraturan Ketua BNN No : Kep 02/XI/2007 yang kemudian menjadi UPT T&R Lakhar BNN yang kini menjadi rujukan nasional sebagai pusat terapi rehabilitasi serta riset tentang penyalahgunaan narkoba.
3.2.
VISI dan MISI Unit pelaksana teknis terapi dan rehabilitasi Lakhar BNN dalam melaksanakan tugasnya mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut : “ Menjadi unggulan pelayanan terpadu terapi rehabilitasi, pendidikan
Visi :
latihan dan riset ketergantungan narkoba “ -
Misi :
Mengembangankan terapi dan rehabilitasi berdasarkan perkembangan IPTEK
-
Mengembangan terapi alternatif berdasarkan penelitian
-
Memberikan pendidikan konselor dan diklat SDM
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
34
3.3.
Strategi Badan Narkotika Nasional telah menetapkan strategi terapi dan rehabilitasi yaitu : “meningkatkan kualitas terapi dan rehabilitasi dengan mengoptimalkan dan memberdayakan sarana dan prasarana rumah sakit, puskesmas, poliklinik serta panti terapi dan rehabilitasi milik pemerintah maupun swasta serta masyarakat dalam penyelenggaraan terapi dan rehabilitasi dengan berpedoman pada standarisasi pelayanan terapi dan rehabilitasi yang ditentukan”. (BNN : 2005)
3.4.
Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Lakhar BNN Lampiran 3a
BADAN NARKO TIKA NASIONAL REPUBL IK INDONESIA
STRUKTUR UNIT TERAPI & RE HABILITASI PE NYALAHGUNAAN NARKO BA “PAM ARDI S IW I”
SEKSI T ERAPI MEDIS
SEKSI PENUNJANG MEDIS
SEKSI REHABIL IT ASI SO SIAL
SEKSI PENUNJANG SOSIAL
KELOM POK JABATAN FUNG SIONAL
Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Lakhar BNN
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
35
3.5.
Alur Pelayanan Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi BNN
A LU R P ELAYA N AN U N IT T ERA PI & REH A BILITA S I BN N IN FO R M A SI & P EN D A FTA R A N
SC RE E N IN G & IN TA K E
R EF E RA L
D E TO K SIFIK A SI E N T RY U N IT
O U T PAT IE N T
P RIM A RY T RE AT M E N T R E -E N T RY A FT E R C A RE
Gambar 3. Alur Pelayanan UPT T&R BNN
3.6.
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam pelayanan di UPT Terapi dan Rehabilitasi Lakhar BNN terdiri dari; Terapi Medis terdiri dari Dokter Umum, Dokter Gigi, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Dokter Ahli Akupuntur, Paramedis, Analis Kesehatan, Analis Kimia, Asisten Apoteker. Rehabilitasi Sosial terdiri dari Pembimbing Kemasyarakatan, Pekerja Sosial, Psikolog, Konselor, Pembimbing
keagamaan,
Penyuluh
Hukum,
Instruktur
Ketrampilan
(vokasioanl). Sedangkan untuk pelayanan umum terdiri dari Staf Tata Usaha, Staf Administrasi, Staf Personalia, Staf Keamanan, Staf Kebersihan dan rumah tangga. SDM yang diperlukan bagi pelaksanaan terapi medis dan rehabilitasi serta pelayanan umum merupakan satu kesatuan yang saling terkait.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
36
1.
Jenis Kelamin
Tabel 3.1 Penyebaran Jenis Kelamin Staf Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 108 68 176
% 61.4 38.6 100.0
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa staf UPT T&R BNN terdiri dari 176 orang meliputi seluruh staf POLRI, PNS, CPNS, PHL dan BKO, terdiri dari 108 orang laki-laki atau 61,4% dari total populasi dan 68 orang perempuan atau 38,6% dari total populasi. 2.
Status Kepegawaian Tabel 3.2 Status Kepegawaian
Status Kepegawaian POLRI PNS CPNS PHL BKO Total
Frekuensi 11 27 44 86 8 176
% 6.3 15.3 25.0 48.9 4.5 100.0
Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa jumlah
terbesar staf UPT
Terapi & Rehabilitasi BNN adalah staf yang bestatus Pegawai Harian Lepas (PHL) berjumlah 86 orang atau 48,9%, sedangkan diurutan kedua adalah staf yang berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) berjumlah 44 orang atau 25%, diurutan ketiga adalah staf berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 27 orang atau 15,3%, kemudian staf berstatus POLRI sejumlah 11 orang atau 6,25% dan yang terakhir adalah staf yang berstatus BKO sejumlah 8 orang atau 4,55% dari seluruh jumlah staf yang ada.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
37
3.
Tingkat Pendidikan Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Staf Tingkat Pendidikan SD SMP SMA (setara) D1 s/d D4 S1 Profesi Dokter Magister S2 Total
Frekuensi 5 3 66 49 31 20 2 176
% 2.8 1.7 37.5 27.8 17.6 11.4 1.1 100.0
Dari bagan diatas dapat diketahui perbedaan tingkat pendidikan staf UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN. Tingkat pendidikan staf terbanyak adalah staf yang memiliki pendidikan setara dengan SMA (SMEA,SPK,SMF,STM,PGA) yaitu 66 orang atau 37,5%, diurutan kedua staf dengan tingkat pendidikan Diploma I sampai dengan Diploma IV yaitu 49 orang atau 27,8%, urutan ketiga adalah staf yang memiliki tingkat pendidikan Strata satu (S1) yaitu 31 orang atau 17,6% kemudian staf yang memiliki pendidikan Profesi Dokter yaitu 20 orang atau 11,4%, staf yang memiliki tingkat pendidikan Dasar (SD) berjumlah 5 orang yaitu 2,8%, staf yang memiliki tingkat pendidikan Menengah Pertama (SMP) berjumlah 3 orang atau 1,7% dan yang terakhir staf yang memiliki tingkat pendidikan Strata Dua (S2) hanya 2 orang atau 1,1%. 4. Jumlah Staf di Masing-masing Bagian Tabel 3.4 Staf di Setiap Bagian Staf Bagian Umum Yan Medis Yan Sosial Total
Frekuensi 67 78 31 176
% 38.1 44.3 17.6 100.0
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
38
Dari bagan dan grafik diatas staf terbanyak bekerja di bagian pelayanan medis yaitu 78 orang atau 44,3%, staf bagian umum sebanyak 51 orang atau 38,1% kemudian staf pelayanan sosial sebanyak 31 orang atau 17,6%. 5.
Domisili Pegawai Tabel 3.5 Penyebaran Domisili Staf Propinsi DKI Jakarta Jawa Barat Banten Total
Frekuensi 97 73 6 176
% 55.1 41.5 3.4 100.0
Dari data dan gambar diatas maka dapat terlihat bahwa sebagaian besar staf berdomisili di Propinsi DKI Jakarta sejumlah 97 orang atau 55,1%, kemudian disusul oleh staf yang berdomisili di Propinsi Jawa Barat sejumlah 73 orang atau 41,5% dan terakhir staf yang berdomisili di Propinsi Banten sejumlah 6 orang atau 3,4%. 6. Keyakinan Agama yang dianut Pegawai Tabel 3.6 Keyakinan Agama Pegawai Agama Islam Kristen Hindu Budha Total
Frekuensi 151 21 3 1 176
% 85.8 11.9 1.7 0.6 100.0
Dari bagan dan grafik diatas dapat diketahui jumlah terbanyak adalah agama Islam jumlah 151orang atau 85,8% kemudian staf yang memeluk agama Kristen adalah 21 orang atau 11,9% sedangkan staf yang memeluk agama Hindu sejumlah 3 orang atau 1,7% kemudian hanya 1 orang staf yang memeluk agama Budha atau 0,6%.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
39
7. Status Pernikahan Pegawai Tabel 3.7 Status Pernikahan Staf
Status Pernikahan Menikah Belum Menikah Total
Frekuensi 85 91 176
% 48.3 51.7 100.0
Dari data diatas maka dapat diketahui jumlah staf yang sudah menikah yaitu 91 orang atau 51,7% sedangkan staf yang belum menikah berjumlah 85 orang atau 48,3%. 3.7.
Residen Residen adalah sebutan untuk klien yang sedang mengikuti program rehabilitasi sosial Narkoba dengan metode Theapeutic Community. Residen
merupakan sasaran pelayanan Unit Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. 1. Data Residen berdasarkan Usia
USIA 15-20 20-25 26-30 31-35 35-40 TOTAL
Tabel 3.8 Residen Berdasarkan Usia JUMLAH (%) 1 1 38 32 52 44 26 22 1 1 118 100.00
Dari data diatas dapat diketahui 44% residen unit terapi dan rehabilitasi berusia antara 26-30 tahun, sedangkan usia 20-25 tahun sebanyak 32% dan 22% diantaranya adalah usia 31-35 tahun, kemudian usia 15-20 tahun sekitar 1% dan usia 35-40 tahun sekitar 1%.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
40
2. Data Residen Berdasarkan Agama Tabel 3.9 Residen Berdasarkan Agama Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Total
Frekuensi 90 18 6 2 2 118
% 76 15 5 2 2 100.0
Dari data diatas dapat diketahui sebanyak 76% mayoritas residen beragama Islam sedangkan Nasrani yang terdiri dari Kristen Protestan dan Katholik masing-masing sebesar 15% dan 4% sebagian kecil adalah penganut agama lain seperti Hindu dan Budha masing-masing 1%.
3. Data Residen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 3.10 Residen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan SD SMP SMA Diploma Mahasiswa Sarjana (S1) TOTAL
Frekuensi 3 10 76 6 13 10 118
% 3 8 64 5 11 8 100
Latar belakang pendidikan Residen di Unit Terapi dan Rehabilitasi adalah sebanyak 64% yang pendidikan terakhirnya adalah SMU, artinya sebagian besar penyalahgunaan narkoba yang mengikuti program adalah para remaja, residen yang dikategorikan sebagai mahasiswa sebanyak 11% sedangkan residen yang memiliki pendidikan akademis yang paling tertinggi di Unit Terapi dan Rehabilitasi adalah 8% lulusan Sarjana, pendidikan formal seperti Diploma (D3) sebanyak 5%, SMP 8% dan SD 3%.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008
41
4. Data Residen Berdasarkan Penggunaan Zat Tabel 3.11 Data Residen Berdasarkan Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan Morphine Shabu Ganja Putaw Alkohol Metadon TOTAL
Frekuensi 25 10 14 60 4 5 118
% 21 8 12 51 3 4 100
Data tersebut menerangkan 51% dari total residen adalah para penyalahgunaan narkoba jenis Putaw sedangkan 21% terdiri dari penyalahguna morphine penyalahguna lainnya terdiri dari Ganja sebanyak 12%, Shabu 8% sedangkan sebagian kecil para penyalahguna jenis Metadon 4% dan Alkohol 3%.
Universitas Indonesia Analisis Proses..., Ramlah Arief, Program Pascasarjana, 2008