BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran penelitian diawali dengan penyusunan kerangka
berfikir yang ditunjang oleh tinjauan pustaka yang di dalamnya meliputi perencanaan desain Sheet Pile yang digunakan pada proyek Pump Station Kapuk Naga Indah yang berujung pada Analisis Waktu dan Biaya yang akan ditimbulkan untuk pelaksanaan pekerjaan Sheet Pile. Untuk lebih jelasnya bagan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Analisis Waktu dan Biaya Sheet Pile (Sumber : Diolah Sendiri)
II-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
2.2.
Definisi Sheet Pile Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk
menahan tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, Sheet Pile banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti :
Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai.
Penahan tebing galian misalnya pada penbuatan pondasi langsung atau pondasi menerus, dan pembuatan basement.
Bangunan-bangunan di pelabuhan, misalnya dinding dermaga dan dock kapal.
Bendungan. Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan
memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan, karena menyulitkan untuk instalasi atau pemancangannya. Tipe sheet pile dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan sheet pile tersebut bermacam-macam, contohnya kayu, beton bertulang, dan baja. Berikut ini definisi dari setiap jenis sheet pile : a. Sheet Pile Kayu. Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat untuk menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu tidak cocok digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cemderung retak jika dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan
II-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapiasan pelindung agar tidak mudak lapuk. Sheet pile kayu banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian. b. Sheet Pile Beton. Sheet Pile Beton Merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain. Sheet pile beton biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Kelebihan dan kekurangan sheet pile beton, antara lain: Tabel 2.1 Kekurangan dan Kelebihan Sheet Pile Beton
Kelebihan : - Sering digunakan untuk konstruksi berat. - Menangani
tegangan
Kekurangan : - Sulitnya pemasangan. - Sering terjadi kebocoran pada saat instalasi.
yang dihasilkan selama konstruksi. - Waktu yang digunakan lebih efisien. - Biaya yang relatif lebih terjangkau.
(Sumber : https://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/sheet-pile-dinding-turap.html)
II-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
c. Sheet Pile Baja Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya. Kelebihan dan kekurangan dari sheet pile baja antara lain: Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sheet Pile Baja
Kelebihan : - Kuat
menahan
Kekurangan : gaya-
gaya benturan pada saat
- Sulitnya pemesanan. - Rentan terjadi korosi, karena
pemancangan.
lokasi proyek berada di daerah
- Bahan tirap relatif tidak
- Waktu yang diperlukan untuk
begitu berat. - Dapat
pantai.
pemesanan cukup lama.
digunakan
berulang-ulang. - Mempunyai
- Biaya yang relatif tinggi.
keawetan
yang tinggi. (Sumber : https://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/sheet-pile-dinding-turap.html)
2.2.1. Sheet Pile Baja Tipe AZ 18 Proyek pump station kapuk naga indah merupakan proyek yang dirancang untuk menanggulangi banjir. Pada pelaksanaannya, proyek tersebut terdapat pekerjaan galian yang didukung oleh adanya sheet pile. Dari desain perencanaan, sheet pile yang digunakan adalah sheet pile baja tipe AZ 18 buatan Eropa. Sheet
II-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
pile tsb di produksi selama 40 hari dari PO dan lama pengiriman sampai lokasi proyek selama 30 hari. Melihat kondisi jadwal yang telah disepakati dari semua instansi yang terkait, maka pihak kontraktor pelaksana mengajukan perubahan desain yang akan digunakan pada pekerjaan sheet pile. Perencanaan awal menggunakan sheet pile baja tipe AZ 18 menjadi sheet pile beton W400 dengan menggunakan produk dalam negeri agar bisa mencapai target penyelesaian pekerjaan yang telah disepakati. Berikut ini spesifikasi sheet pile baja tipe AZ 18 yang akan digunakan jika megacu pada desain awal perencanaan:
Gambar 2.2 Spesifikasi Sheet Pile AZ 18 (Sumber : PT. Waskita Karya)
2.2.2. Sheet Pile Beton Tipe W400 Pelaksanaan pekerjaan sheet pile merupakan hal yang utama untuk mendukung pekerjaan galian pada suatu proyek konstruksi. Melihat kondisi galian dan jadwal yang diberikan oleh pemberi kerja pada proyek pump station, setelah
II-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
mempertimbangkan beberapa resiko yang akan dihadapi maka digunakan sheet pile beton W400 dengan spesifikasi yang telah disepakati oleh pemberi kerja. Berikut ini adalah desain sheet pile beton W400 yang digunakan untuk mendukung pekerjaan galian pada proyek pump station :
Gambar 2.3 Spesifikasi Sheet Pile W400 (Sumber : PT. Waskita Karya)
2.3.
Definisi Waktu Pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat
didalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari suatu proyek biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule. Jadwal waktu kegiatan adalah urutanurutan kerja yang berisi tentang : a. Jenis pekerjaan yang akan diselesaikan. b. Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
II-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Jadwal waktu ini merupakan dasar penentuan waktu pelaksanaan dari proyek, maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai sebelum pekerjaan dimulai. Jadwal waktu penting sekali artinya bagi pimpinan proyek yang bersangkutan dalam melaksanakan pembangunan. Dengan adanya jadwal waktu ini pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kontinuitas dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengkoordinasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja tinggi. Secara umum jadwal kegiatan mempunyai manfaat-manfaat antara lain : 1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masingmasing tugas. 2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu. 3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan. 4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan. 5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan. 6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek. Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal waktu pelaksanaan proyek adalah :
II-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
1. Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan dan kemudahan-kemudahan yang terdapat di lapangan. 2. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja. 3. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana seperti tenaga kerja, kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja dan kapasitas alat-alat kerja. 4. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. 5. Batasan waktu yang diberikan oleh pemberi tugas. 6. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan, maksudnya dari bestek dapat ditentukan pekerjaan apa saja yang harus didahulukan dan harus mendapat prioritas kualitas tertentu.
2.4.
Definisi Biaya
Biaya proyek dikelompokan menjadi dua komponen yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Menurut Abrar Husen (2011:113) komponen biaya total proyek terdiri atas. Biaya Langsung (Direct Cost), merupakan biaya tetap selama proyek berlangsung seperti biaya tenaga kerja, material dan peralatan. Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian proyek. Unsurunsur yang termasuk dalam biaya langsung adalah :
II-8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
a. Biaya Material Biaya material adalah biaya pembelian material untuk mewujudkan proyek itu termasuk biaya transportasi, biaya penyimpanan serta kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material. Harga material didapat dari survey di pasaran atau berpedoman dari indeks biaya yang dikeluarkan secara berkala oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai pedoman sederhana. b. Biaya Upah Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, biaya upah dibedakan atas :
Upah harian Besar upah yang dibayarkan persatuan waktu, misalnya harian tergantung pada jenis keahlian pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan dan sebagainya.
Upah borongan Besar upah ini tergantung atas kesepakatan bersama antara kontraktor dengan pekerja atas suatu jenis item pekerjaan.
Upah berdasarkan produktivitas Besar jenis upah ini tergantung atas banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pekerja dalam satu satuan waktu tertentu.
II-9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
c. Biaya Peralatan Unsur-unsur biaya yang terdapat pada biaya peralatan adalah modal, biaya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya mobilisasi, biaya demobilisasi dan lainnya yang menyangkut biaya peralatan. d. Biaya Pengiriman Material Biaya material adalah salah satu komponen biaya yang terbesar dalam suatu proyek dimana porsinya dapat mencapai 50-60% dari total nilai proyek. Penyimpangan sedikit saja atas komponen biaya ini, maka akan sangat terasa secara keseluruhan. Sehingga sangat penting untuk memahami, merencanakan, dan mengendalikan biaya ini dengan lebih baik. Terdapat tiga tahap penting dalam manajemen biaya material yaitu pembelian material, penggunaan material, dan pengendalian pemborosan dan penyimpanan (Ahuja, 1980). Masing-masing dari tiga tahap tersebut akan diuraikan lebih detil menjadi faktor penting dalam manajemen biaya material. Dalam biaya pelaksanaan proyek terdapat lima komponen utama biaya, yaitu subkontraktor, material / bahan, alat, upah, dan biaya tak langsung (BTL). Dari kelima kelompok biaya tersebut, biaya subkontraktor dan biaya material adalah dua kelompok biaya dengan porsi tertinggi. Berbeda dengan biaya subkontraktor yang relatif cukup terjaga karena adanya risk transfer dan risk sharing, biaya
II-10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
material relatif rentan terhadap penyimpangan biaya. Sehingga dengan porsi yang besar, perhatian terhadap biaya material haruslah yang paling tinggi. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) merupakan biaya tidak tetap yang dibutuhkan guna penyelesaian proyek seperti biaya manajemen proyek, tagihan pajak, biaya perizinan, asuransi, administrasi serta keuntungan (Abrar Husen 2011:113). Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan pengawasan, pengarahan kerja dan pengeluaran umum diluar biaya konstruksi, biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini tidak tergantung pada volume pekerjaan tetapi tergantung pada jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Biaya tidak langsung akan naik apabila waktu pelaksanaan semakin lama karena biaya untuk gaji pegawai, biaya umum perkantoran tetap dan biayabiaya lainnya juga tetap dibayar. Unsur-unsur biaya tidak langsung antara lain : a. Gaji Pegawai Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor pegawai / karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak terlibat dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek tersebut. b. Biaya Umum Perkantoran Termasuk dalam unsur biaya ini adalah sewa gedung, biaya transport, rekening listrik, air, pajak, asuransi dan lain-lain.
II-11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
c. Biaya pengadaan Sarana Umum Perincian jelas pengeluaran biaya-nya adalah untuk pembangunan bangunan sementara, instalasi umum (listrik, air, telepon), peralatan umum yang digunakan selama masa proyek seperti pompa air, generator dan lain-lain.
2.5.
Hipotesa Perencanaan desain menggunakan sheet pile baja tipe AZ 18 sangat
mempengaruhi schedule waktu pekerjaan yang telah ditetapkan, dimana waktu yang telah ditetapkan untuk pekerjaan sheet pile adalah sekitar 30 hari (termasuk pabrikasi dan pelaksanaan pekerjaan). Selain itu, dari segi biaya untuk sheet pile baja tipe AZ 18 cukup tinggi. Sedangkan sheet pile beton tipe W400 memerlukan waktu sekitar 10 hari untuk pabrikasi dan pengiriman serta biaya yang relatif rendah. Menurut laporan hasil kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile Middle East Ring Road IIC Surabaya yang telah dilakukan oleh Haryo Dwito Armono (2014), Sheet Pile beton bisa digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen dan digunakan di area pesisir pantai karena tahan dari efek korosi yang disebabkan air laut.
2.6.
Penelitian Sebelumnya Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan kajian teori, data, rumus,
serta metode pada penelitian-penelitian sebelumnya. Seluruh intisari yang bersifat
II-12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
penting serta sebagai referensi analisis-analisis yang disusun dirangkum dan dikutip sehingga hasil penelitian menjadi lebih lengkap. Berikut merupakan rangkuman dan research gap hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti :
Gambar 2.4 Research Gap (Sumber : Diolah Sendiri)
Gambar 2.5 Legend Research Gap (Sumber : Diolah sendiri)
II-13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II
Tinjauan Pustaka
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu (diolah sendiri)
No.
1
2
3
Peneliti
Ari Sandyavitri (2008)
Judul Penelitian
Alat Analisis
Hasil Penelitian
Pengendalian Dampak Perubahan Studi Literatur, Pendekatan Berdasarkan hasil analisa, pemendekan durasi yang Desain Terhadap Waktu dan survey lapangan, Teknik dilakukan selama 53 hari kerja pada uraian pekerjaan yang Biaya Pekerjaan Konstruksi. Wawancara. mengalami perubahan desain..
Apri Widiya Laksana, Heri Optimalisasi Waktu dan Biaya Setiawan Prasetyo, M. Proyek dengan Analisa Crash Agung Wibowo, Arif Program. Hidayat (2014). Pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) Djoni Irianto, Dwi Ratih Pada Proyek Wonokromo River Wasesa (2014). Improvement Surabaya Sub Project Package-3. Laporan Kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile Middle East Ring Road IIC
Critical Path Method.
Hasil pelaksanaan proyek yang optimal dapat diperoleh dengan perencanaan yang baik.
Pengamatan di Lapangan.
Untuk penggunaan sheet pile beton WIKA beton dapat digunakan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang telah diperhitungkan.
Kunjungan dan Inspeksi Lapangan.
Pada proyek pemerintah untuk menanggulangi permasalahan erosi di sekitar jembatan MERR, maka digunakanlah sheet pile beton dan dilakukan pula pemasangan sesuai standard pemasangan.
4
Haryo Dwito Armono (2014)
5
Perbandingan Metode Joko Widodo Soejipto, Pelaksanaan Dinding Penahan Data sekunder, Variabel Hernu Suyoso, Rony Agung Tanah Pada Proyek Underpass resiko. Tri Prakasa (2014). Dewa Ruci Menggunakan Secant Pile dan Sheet Pile.
II-14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Waktu pelaksanaan dinding penahan tanah metode sheet pile lebih cepat dari secant pile. Biaya pelaksanaan dinding penahan tanah metode sheet pile lebih murah dari secant pile.
BAB II
No.
Peneliti
Tinjauan Pustaka
Judul Penelitian
Alat Analisis
6
Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Bekisting Krisna Permana Hedy, Tri Metode Semi Sistem Berdasarkan Studi Literatur, Buku. Joko Wahyu Adi (2013). Strategi Rotasi Pada Proyek Gedung Bertingkat Tinggi
7
Michael Kareth, H. Tarore, Analisis Optimalisasi Waktu dan J. Tjakra, D. R. O. Biaya dengan Program Primavera Program Primavera 6.0 Walangitan (2012). 6.0
8
9
10
Hasil Penelitian
Terdapat perbedaan waktu dan biaya yang significant antara alternatif dengan rotasi 2 lantai skenario 4 zona dan alternatif rotasi 2 lantai skenario 3 zona.
Pelaksanaan suatu proyek konstruksi perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian yang tepat sehingga dapat mempercepat waktu pelaksanaan proyek dengan penambahan biaya yang seminim munkin. Berdasarkan nilai qc hasil uji sondir maka tanah di daerah sungai batang anai termasuk jenis tanah pasir lepas sampai Rina Yuliet, Abdul Hakam, Studi Stabilitas Turap Beton Pada Survey Lapangan, Cone pasir padat, sedangkan berdasarkan klasifikasi USCS jenis Yones Ramanugraha Tepi Sungai Anai Kabupaten Penetration Test, tanah di daerah batang anai adalah pasir berlanau, kedua (2014). Padang Pariaman. Atterbergh . pengujian menunjukan jenis tanah yang sama yang didominasi oleh tanah pasir. Alternatif yang dapat dilakukan untuk pengendalian banjir Yanuar Hendra Pramana, Studi Pengendalian Banjir Sungai Metode Nakayasu, Metode adalah tanggul berdasarkan pertimbangan ketersediaan Donny Harisuseno, Very Remu Kota Sorong Provisi Papua Least Square, Program lahan di bantaran sungai dipilih Corrugated PC sheet pile Dermawan (2014). Barat. HEC RAS 4.1. tipe W 400 A1000. Kinerja pekerjaan berjalan buruk karena tidak sesuai jadwal Yunita Afliana Messah, Pengendalian Waktu dan Biaya Kurva S, Critical Path (terlambat) dan biaya pun lebih tinggi dari nilai kontrak. Lazry Hellen Paula Lona, Pekerjaan Konstruksi Sebagai Method. Berdasarkan estimasi pada proyek tersebut, terjadi Dantje A. T. Sina (2013). Dampak dari Perubahan Desain. penyimpangan waktu sebesar 7 minggu.
II-15 http://digilib.mercubuana.ac.id/