BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Menurut (infoukm.wordpress.com) usaha mikro kecil dan menengah atau
yang biasa disebut UMKM merupakan usaha yang memproduksi barang dan jasa yang menggunakan bahan baku utamanya berbasis pada pendayagunaan sumber daya alam, bakat dan karya seni tradisional dari daerah setempat. Menurut (Sony Warsono,2010;1) Pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah UMKM di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global, serta masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan serta masalah urbanisasi bisa di atasi dengan adanya UMKM. Sebagai kegiataaan yang cukup berperaaan dalam perekonomian dan sosial suatu negara, perkembangan UMKM dapat memberikan kontribusi positif yang signifikasi terhadap upaya – upaya penanggulangan masalah – masalah tersebut di atas.
8
9
2.1.1
Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Menurut (Sony Warsono,2010;5) bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya fima dan cv, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3 terutama berdasarkan jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di (Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM ) sebagai berikut : a. Usaha Mikro : Usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria : Aset < Rp50 juta Omzet < Rp300 juta b. Usaha Kecil : Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau ,menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria : Rp 50 juta < Aset
10
Rp 2,5 miliar < Omzet < Rp 50 miliar
2.1.2
Kriteria dan Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Menurut (Sony Warsono,2010;6) kriteria usaha kecil adalah sebagi berikut
: 1. Memiliki kekayaanbersih paling banyak Rp 200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 ( satu Milyar Rupiah). 3. Milik Warga Negara Indonesia. 4.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau
5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperas
2.1.3
Jenis – jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah Menurut
(infoukm.wordpress.com)
dalam
perspektif
perkembangannya, UMKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 ( empat) kelompok yaitu : 1.
Livelihood actifities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah perdagangan kaki lima.
2.
Micro enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
11
3.
Small dynamic enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4.
Fast moving enterprise, merupakan UMKUM yang telah memilki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB).
2.1.4
Tantangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Menurut (Sony Warsono,2010;7) meskipun dukungan Pemerintah Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM berhasil bukan berarti tanpa kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia sebagaimana dikutip sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro (2008): a.
Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
b.
Rendahnya akses industri kecil terhadao lembaga – lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber – sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
c.
Kekurangan – jelasan status hukum sebagai besar UMKM. Mayoritas UMKM merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris, 4,7% tergolong perusahaan perorangan berakta notaris dan hanya
12
1,7% yang sudah mempunyai badan hukum seperti misalnya PT/NV, CV, firma, atau koperasi.
2.2
Siklus Akuntansi DOKUMENT
TRANSAKSI
NERACA
PENYESUAIAN
KERTAS KERJA
LAPORAN KEUANGAN
JURNAL PENUTUP
2.1 Gambar Siklus Akuntansi
Sumber : Accounting Principles Edisi 7
JURNAL
BUKU BESAR
JURNAL PEMBALIK
13
2.3
Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan interprestasi kondisi keuangan suatu
perusahaan selama periode tertentu, sehinggga laporan keuangan sangat memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan, baik ditingkat manajemen maupun ditingkat investor terutama yang tidak telibat secara langsung. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan sumber – sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi. Sehingga laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, hasil usaha suatu perusahaan dalam suatu periode dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009; 1-2) adalah : “Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahaan posisi keuangan ( yang dapat disajiakan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul daninformasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segment industri dan gografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”
14
Dengan melihat definisi laporan keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menunjukkan suatu kondisi keuangan perusahaan dan merupakan laporan pertanggungjawaban atas tugas yang telah dibebankan pemilik perusahaan.
2.3.2
Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009;3) tujuan dan manfaat laporan keuangan adalah : “Menyediakan informasi yang manyangkut posisi keuangan kinerja, serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan,2008;5) Laporan keuangan yang disusun hanya ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pengguna, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan. Laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stepwadship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna membutuhkan laporan keuangan untuk menilai apa yang telah dilakukan manajemen dalam mengelola sumber daya yang ada, agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, antara lain, keputusan untuk menahan atau menjual
15
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Secara lebih rinci tujuan Laporan Keuangan adalah : 1.
Menyediakan informasi yang bergunabagi investor dan kreditur saat ini atau pontensial serta para pemaki lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. Informasi yang disajikan harus komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas – aktivitas ekonomi dan bisnis serta ingin mempelajari informasi tersebut secara seksama.
2.
Menyediakan informasi yang membantu investor dan kreditur saat ini atau pontensi serta para pemakai lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Karena arus kas investor dan kreditur berhubungan dengan arus kas perusahaan, maka pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang dapat membantu investor, kreditur, serta pemakaian lainnya menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masuk bersih prospektif pada perusahaan terkait.
3.
Menyediakan informasi yang dengan jelas menggambarkan sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke entitas lainnya dan ekuitas pemilik), dan pengaruh dari transaksi,
16
kejadian, serta situasi yang mengubah sumber daya perusahaan dan klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut.
2.3.3
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pengguna. Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah : 1.
Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang disajikan dala laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi, dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketentuan yang wajar. Namun demekian, kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relavan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
2.
Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengmbilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa
17
masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3.
Materialitas Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialiatas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang
dinilai
mencantumkan
sesuai
dengan
(omission)
situasi
atau
tertentu
kesalahan
dari
kelalaian
dalam
mencatat
(misstatement). Namun demekian, tidak dapat membuat atau memberikan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas. 4.
Keandalan Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan dan bias, dan penyajikan secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dafat disajiakan.
5.
Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.
6.
Pertimbangan Sehat
18
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan
sehat
dalam
menyusunan
laporan
keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati – hatian pada saat melakukan
pertimbangan
yang
diperlukan
dalam
kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan bias. 7.
Kelengkapan Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan menghasilkan keuntungan baginya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan para pengguna Laporan
Keuangan menggunakan informasi dalam Laporan Keuangan untuk kebutuhan yang berbeda. Para penggunanya adalah : 1.
Investor
19
Investor membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2.
Karyawan Karyawan dan kelompok – kelempok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan protabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
3.
Pemberian Pinjaman Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo.
4.
Pemasokan dan Kreditor Usaha Lainnya Pemasokan dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5.
Pelanggan Para
pelanggan
berkepentingan
dengan
informasi
mengenai
kelangsungan hidup perusahaan,terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. 6.
Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang ada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
20
berpentingan dengan aktivitas perusahaan. Selai itu, mereka juga membutuhkan informasi dengan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistika lainnya. 7.
Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendurungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya (IAI, 2009;2 – 3 ). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifaat umum,
tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna. Berhubungan parainvestor merupakan penanam modal berisiko ke perusahaan maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagai besar kebutuhan pengguna lain. Mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi. 8.
Dapat dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entinitas antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
9.
Tepat waktu Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu
21
meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengembalian keputusan. 10. Keseimbngan antara Biaya dan Manfaat Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaan. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbngan yang subtansial. Biaya tersebut juga tidak ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal (IAI, 2009:5).
2.3.4
Pengguna Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan berbagai informasi keuangan pada suatu periode. Dengan membaca dan menganalisa laporan keuangan dengantepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan menghasilkan keuntungan baginya. Para pengguna Laporan keuangan menggunakan informasi dalam Laporan keuangan untuk kebutuhan yang berbeda. Para pengguna Laporan Keuangan menurut Standar Akuuntansi Keuangan adalah: 1.
Investor Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
2.
Karyawan
22
Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan protabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 3.
Pemberi pinjaman Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4.
Pemasokan dan kreditor usaha lainnya Pemasokan dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5.
Pelanggan Para
pelanggan
berkepentingan
dengan
informasi
mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau, mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. 6.
Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
23
menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistika pendapatan nasional dan statistika lainnya. 7.
Masyarakat Menurut
(IAI,2009:2-3)
Laporan
keuangan
dapat
membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan perkembang terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna. Berhubung para investor merupakan penanam modal berisiko ke perusahaan maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagai besar kebutuhan pengguna lain.
2.3.5
Susunan Laporan Keuangan Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal atau laba ditahan, walaupun dalam praktikanya sering diikutsertakan beberapa daftar yang sifatnya untuk memperoleh kejelasan lebih lanjut. Misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas, perhitungan harga pokok maupun daftar – daftar lampiran yang lain.
24
1.
Neraca ( Balance sheet) Menurut ( Weygandt, Kieso, Warfield, 2008:190) Neraca adalah laporan yang melaporkan aktiva, kewajiaban dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya dan ekiutas pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas di masa depan.
2.
Laopran Laba Rugi ( Income Statment ) Menurut ( IAI, 2009:23) Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi memberikan gambaran ringkasan dan disusun secara sistemmatis mengenai pendapatan yang diperoleh perusahaan dan biaya – biaya yang menjadi beban tanggungan dalam menjalankan usahanya.
3.
Laporan Perubahan Ekuitas ( Retained Earning Statemnt) Menurut (IAI,2009:26) Laporan perubahan ekuitas adalah suatu laporan yang menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk suatu periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekiutas yang dipilih oleh
25
entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut. Laba ditahan sering kali dibatasi (diapresiasikan) sesuai dengan persyaratan kontak, kebijakan dewan komisaris atau kebutuhan yang tampak pada saat itu. Didalam laporan ini ditunjukan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba yang tercantum didalam perhitungan laporan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan. 4.
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statment) Menurut (IAI,2008:28) Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi perubahan histoiris atas kas dan setara kas entitas yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Menurut ( Weygandt, Kieso, Warfield,2008:212) tujuan umumnya adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selamasuatu periode.
5.
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematik, setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laopran aruskas. Berdasrakan pada Standar Akuntansi Keuangan, catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
26
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. b. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan dineraca, laporan labarugi, laporan arus kas dan laoran perubahan modal. c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar (2009:3 – 4) Catatan atas laporan keuangan umumnya disajiakan dengan urutan sebagai berikut : a.
Pengungkapan mengenai dasar pengungkapan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.
b.
Informasi pendukung pos – pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos – pos tersebut disajiakna dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan.
c.
Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitment, dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.
2.4
NERACA Neraca adalah laporan yang melaporkan aktiva, kewajiaban dan ekuitas
pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya dan ekiutas pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian,
27
neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas di masa depan.
2.4.1
Pengertian Neraca Menurut Weygandt, Kieso dan Warflied (2008:5) dalam bukunya Intermediate
Accounting.
Neraca
didefinisikan
sebagai
berikut
“Komponen laporan keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu .” (2008:5) Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Neraca yaitu “ Laporan yang menyajikan asset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu akhir periode pelaporan “( SAK, 2009:9). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
Laporan ini mengambarkan posisi aktiva,
kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan neraca bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
2.4.2
Manfaat dan Tujuan Neraca Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan, 2008:190) Neraca merupakan laporan keuangan yang bersifat statis, yaitu titik awal atau pun hasil akhir operasi yang dinilai dalam satuan moneter pada saat tertentu. Manfaat
28
neraca adalah untuk menganalisis likuiditas, silvensi, dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas adalah suatu alat ukur menilai kemampuan perusahaan untuk menaikan utang – utangnya tepat waktu yang telah disepakati. Para pemasik jangka pendek sangat berkepentingan dengan likuiditas perusahaan, sedangkan para pemasok dana jangka panjang lebih memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatakan sumber dana. Alat – alat likuiditas dan utang – utang perusahaan merupakan sumber dalam pembahasan mengenai likuiditas dan fleksibilitas keuangan. Kedua – duanya merupakan komponen neraca, sehingga neraca relevan untuk dipelajari oleh para pengambil keputusan. Tujuan dibuatnya neraca yaitu untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya dilakukan pada waktu buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya pada waktu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca disebut balance sheet.
29
2.4.3
Keterbatasan Neraca Beberapa keterbatasan penting dari neraca Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan 2008:192) adalah sebagia berikut : 1. Sebagai besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis akibatnya, informasi yang dilaporankan dalam neraca memilih reliabilitas yang lebih tinggi, tetapi juga diketahui investasi nilai wajar yang lebih relevan dan tidak dilaporkan. 2. Pertimbngan estimasi hanya digunakan untuk menentukan berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca. 3. Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang meragukan nilai keuangan bagi perusahaan, tetapi tidak bisa dicatat secara objektif
2.4.4
Komponen Utama Neraca Neraca terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu aset, liabilitas dan ekuitas. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi keuangan (2009:9). Unsur – unsur neraca didefinikan sebagai berikut : 1. Aset Aset yaitu sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomi. Aset diklasifikasi sebagai berikut : a.
Aset lancar (current asset) Menurut standar akuntansi keuangan (2009:1,7) suatu aset diklasifikasi sebagai aset lancar jika aset tersebut :
30
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu dan siklus operasi normal perusahaan, atau Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12(dua belas)bulan dari tanggal neraca, atau Berupa kas atau setara kas yang penggunaanya tidak dibatasi . b.
Investasi Jangka Panjang ( Long Term Investement ) Yaitu seperti halnya aset lancar, merupakan sumber daya yang dapat diubah menjadi kas. Akan tetapi,pengubahan menjadi bentuk kas tidak bisa diharapkan dalam waktu satu tahun atau terlebih lagi selama siklus operasi. Selain itu Investasi jangka panjang tidak diperuntukan untuk kegiatan bisnis perusahaan.
c.
Aset Tetap (Fix Asset) Properti, pabrik dan peralatan merupakan sumber daya berwujud yang digunakan oleh perusahaan yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan bisnis, dan tidak ditunjukan untuk dijual. Kelompok ini meliputi tanah, bangunan, mesin dan peralatan, peralatan pengiriman, serta perabot dan furniture. Aset tetap merupakan aset yang menjadi subjek untuk didepresiasikan (disusutkan) harus dilaporkan depresiasi.
sebesar
harga
perolehan,
dikurangi
akumulasi
31
d. Aset Tidak Berwujud (Intangibele Asset) Yaitu sumber daya tidak lancar yang tidak memiliki wujud fisik. Aset tersebut dicatat sebesar harga perolehan, dimana harga perolehan itu akan dibebankan sepanjang masa manfaat aset tersebut, dengan cara amortisasi. 2. Liabilitas (Liabilitities) Yaitu utang kepada pihak luar (kreditor). Liabilitas biasanya diidentifikasi dalam neraca sebagai jumlah terutang. Liabilitas dibagi menjadi : a. Kewajiban Jangka Pendek (Short Term Liabilities) Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dari aset lancar yang ada atau meliputi pembuatan kewajiban jangka pendek lainnya. Konsep ini meliputi : Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa, seperti utang usaha, utang gaji, utang pajak dan lain – lain. Penagihan yang diterima dimuka sebelum barang dikirim atau jasadiberikan seperti pendapatan sewa yang belum dihasikan atau pendapatan langgana yang belum dihasilkan. Kewajiban lain yang likuiditas akan dilakukan dalam siklus operasi seperti bagian obligasi jangka panjang yang harus dibayarkan dalam periode berjalan, atau kewajiban jangka pendek yang berasal dari pembelian peralatan.
32
Kewajiban lancar tidak dilaporkan dalam setiap urutan yang konsisten. Pos-pos yang dicantumkan terlebih dahulu umumnya adalah wesel bayar, utang usaha, atau utang jangka pendek, sementara hutang pajak penghasilan, utang jangka panjang yang jatuh tempo saat ini, atau kewajiban lancar lain umumnya dicantumkan terakhir. Menurut
standar
akuntansi
keuangan
suatu
kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika : Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu Dimiliki untuk diperdagangkan; Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan (IAI,2009:1-8) b. Kewajiban jangka panjang (Long Term Liabilites) Kewajiaban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dapat dilunasi setelah satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Kewajiban dalam kelompok ini meliputi utang obligasi, wesel bayar jangka panjang terdiri dari tiga jenis : Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi, kewajiban lease jangka panjang dan wesel bayar jangka panjang.
33
Kewajiaban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti kewajiban pensiun dan kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan. Kewajiaban yang tergantung padaterjadinya atau tidak kejadian atau lebih dimasa depan untuk mengkonfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau pihak yang dibayar, atau tanggal pembayaran seperti jaminan jasa atau produk dan Pada umumnya, banyak pengungkapan tambahan diperlukan untuk kewajiban jangka panjang karena sebagian besar utang jangka panjang tunduk pada berbagai perjanjian dan pembatasan untuk melindungi pemberi pinjaman. 3. Ekuitas Menurut
(Kieso
dan
Rekan-Rekan
2008:193)
Ekuitas
adalah
kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikuangi dengan kewajiban – kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
2.4.5
Bentuk Neraca Menurut (Munawir 2007:20) bentuk atau susunan dari neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan- perusahaan tergantung pada tujuan – tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan (tradisional atau konvesional) adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Skontro (account farm) dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
34
2. Bentuk Vertikal (Report Farm) dimana semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan kewajiban dan modal. 3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas. Sedangkan dalam praktek bentuk penyajian neraca yang paling sering ditemui ada dua macam : 1. Format rekening T( T account), dimana kelompok harta (asset) disusun sebelah kiri, sedangkan kewajiban (liabilitas) dan modal (equitas) disusun sebelah kanan. 2. Format Laporan (report form) dimana kelompok harta (asset), kewajiban (liability)dan modal (equity) disusun secara vertikal.
35
Neraca Bentuk Laporan Di bawah ini adalah ilustrasi neraca bentuk laporan. Tabel 2.1 Ilustrasi Neraca PT X NERACA PER 31 Desember 20xx ASET Aset Lancar Aset Tetap Beban yang ditangguhkan Aset Tidak Berwujud Aset lain - lain Jumlah Aset
Rp xx xx xx xx xx Rp xx
KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang
Rp xx Xx Jumlah Kewajiaban EKUITAS
Modal Pemilik Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx
36
Bentuk Skontro (account farm)
ASET ASET LANCAR Kas Piutang Usaha Persedian Perlengkapan Beban dibayar dimuka
PT X NERACA PER 31 DESEMBER 20xx KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Rp xx Hutang Usaha xx Hutang Pajak xx xx xx
Total Aset Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG PROPERTY, PABRIK, PERALATAN Tanah Bangunan
Rp xx xx
Rp xx
Total Kewajiban lancar
Rp xx
HUTANG JANGKA PANJANG EKUITAS
Rp xx xx
Modal Pemilik
Total property, pabrik, peralatan Aset Takberwujud Goodwill
Rp xx xx xx
ASET LAINNYA
xx
TOTAL ASET
Rp xx
Total EKUITAS TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMILIK
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
37
Bentuk Vertikal (Report Farm) PT X NERACA PER 31 DESEMBER 20xx ASET ASET LANCAR Rp xx
Kas Piutang Usaha dikurangi : Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Rp xx Xx Rp xx xx xx xx
Persedian Perlengkapan Beban dibayar dimuka
Rp xx Rp xx
Total Aset Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG, PROPERTY, PABRIK, PERALATAN Rp xx
Tanah Bangunan
Rp xx
Dikurangi : akumulasi penyusutan
Xx Rp xx Rp xx
Total property, pabrik, peralatan ASET TAK BERWUJUD
Rp xx
Goodwill TOTAL ASET
Rp xx
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang Usaha Hutang pajak penghasilan
Rpxx xx
38
Gaji dan Upah akrual dan kewajiaban lainnya Deposit yang diterima dari pelanggan
xx xx
SURAT HUTANG JANGKA PANJANG
Rp xx Rp xx
TOTAL KEWAJIBAN
Rp xx
Total kewajiaban lancar
EKUITAS Modal Pemilik
TOTAL EKUITAS TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMILIK
2.5
Rp xx Rp xx
Rp xx
LAPORAN LABA RUGI Menurut ( IAI, 2009:23) Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi memberikan gambaran ringkasan dan disusun secara sistemmatis mengenai pendapatan yang diperoleh perusahaan dan biaya – biaya yang menjadi beban tanggungan dalam menjalankan usahanya 2.5.1
Pengertian Laporan Laba Rugi Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan,2008;140) dalam bukunya Intermadiate Accounting. Laporan laba rugi yaitu : “ Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu”. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit atau
39
kemampuan
perusahaan
melunasi
pinjaman.
Laporan
laba
rugi
menyediakakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditur untuk membantu mereka memprediksi jumlah penetapan waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Menurut (Libby, 2008:76) laporan laba dan laporan operasi adalah: “ Melaporkan ukuran kinerja perusahaan yang utama bagi akuntan, penerimaan, dikurangi pengeluarandalam suatu periode akuntansi tertentu. Istilah keuntungan banyak digunakan dalam mengukur kinerja ini, tetapi akuntansi memilih menggunakan istilah teknis laba bersih”. Berdasarkan definisi laporan laba rugi diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya – biaya yang dikeluarkan serta laba rugi da;am suatu periode tertentu.
2.5.2
Kegunaan Laporan Laba Rugi Laporan
laba
rugi
membantu
pemakai
laporan
keuangan
memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara. Antara lain, investor dan kreditur dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk : 1.
Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, anda bisa mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingnya dengan para pesaing.
2.
Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan. Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk
40
menentukan
kecenderungan
penting
yang,
jika
berlanjut.
Menyediakan informasi tentang kinerja masa depan. 3.
Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentangkur
berbagai komponen laba-
pendapatan, beban, keuntunagan, dan kerugian memperlihatkan hubungan diantara komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu dimasa depan (Wegandt, Kieso, Warfield, 2008:140 – 141). Maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yaitu pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian membantu para pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang pencapaian tingkat arus kaas tertentu di masa depan.
2.5.3
Keterbatasan Laporan Laba Rugi Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi. Berikut beberapa keterbatasan laporan laba rugi yaitu : 1.
Pos – pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi. Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos – pos tertentu ketika menentukan laba, meskipun pengaruh dari pos – pos ini cukup untuk mempengaruhi kinerja perusahaan.
41
2.
Angka – angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang diigunakan.
3.
Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan ( Weygand dan Rekan-Rekan, 2008:141). Maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan laporan laba rugi akan
mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidak pastian arus kas masa depan.
2.5.4
Unsur – unsur Laporan Laba Rugi Menurut
Standar
Akuntansi
Keuangan
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas Publik (IAI, 2009:23), Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. Berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2009;13-14), Laporan Laba Rugi mempunyai dua unsur, yaitu : 1.
Penghasilan (Income) Pengahasilan adalah kenaikaan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal
dari
kontribusi
penanam
modal.
Penghasilan
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a.
Pendapatan (Revenues) Pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang
42
berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. b.
Keuntungan (gains) Keuntungan yaitu pos lainnya yang mememnuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi. Definisi penghasilan jugs mencakup keuntungan yang belum direalisasikan, misalnya, yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan (marketable) dan dari kenaikan jumlah aset jangka panjang.
2.
Beban (exspenses) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinyakewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban diklasifikasikan menjadi dua yaitu : a.
Beban Maksudnya beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa / aktivitas rutin yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas
(dan setara kas ),
persediaan, dan aset tetap. b.
Kerugian Mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas
43
perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena kebakaran, banjir, atau dari pelepasan aset tidak lancar. Selisih antara total penghasilan atau beban disebut penghasilan bersih. Di dalam laporan laba rugi, keuntungan dan kerugian biasanya disajikan secara terpisah, sehingga akan memberikan informasi yang lebih baik dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.5.5
Bentuk Laporan Laba Rugi Menurut Weygandt, Kieso, dan Warfield bentuk laporan laba rugi yang umum sering digunakan yaitu : 1.
Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung ( singel step)
2.
Laporan Laba Rugi Bertahap (multiple step) (2008:144).
Bentuk ini adalah ilustrasi Laporan Laba Rugi bentuk Singel Step Table 2.2 Ilustrasi Laporan Laba Rugi Singel Step
PT X LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 20xx Pendapatan Penjualan Bersih Pendapatan Sewa Total Pendapatan Beban Harga pokok Penjualan Beban Penjualan Beban Administrasi dan Umum Beban Bunga
Rp xx Xx Rp xx Rp xx Xx Xx Xx
44
Beban Pajak Penghasilan Total Beban
Xx Xx
Laba Bersih
Xx
Bentuk ini adalah ilustrasi Laporan Laba Rugi bentuk Multiple Step Table 2.3 Ilustrasi Laporan Laba Rugi Multiple Step PT X LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 20xx Pendapatan Penjualan Penjualan Dikurangi :
Rp xx Retur Penjualan Diskon Penjualan
Rp xx Rp xx Xx Rp xx
Pendapatan Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Rp xx
Persediaan Barang Dagang 1 Januari 20xx Pembelian Dikurangi : Diskon pembelian
Pembelian Bersih Biaya Pengangkutan dan Transportasi
Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx xx
Total barang dagang yang tersedia untuk dijual Dikurangi : Persediaan Barang Dagang 31 Desember 20xx
Rpxx
xx
45
Harga Pokok Penjualan
Xx
Laba Bruto atas penjualan
Rp xx
Beban Operasi Beban penjualan Gaji dan komisi penjualan Gaji kantor penjualan Travel dan hiburan Beban iklan Beban pengangkutan dan transportasi Beban perlengkapan pengiriman Perangko dan stasioneri penyusutan peralatan penjualan Beban telepon dan internet
Rp xx xx xx xx xx xx xx xx xx Rp xx
Beban Administrasi dan Umum Gaji pejabat Gaji kantor Beban jasa hukum dan profesional Beban utilitas Beban Asuransi Penyusutan Bangunan Penyusutan Peralatan kantor Stasioneri, perangko dan perlengkapan Beban kantor rupa – rupa
Rp xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx Xx Rp xx
Laba dari operasi Pendapatan dan keuntungan lainnya Pendapatan Sewa
Laba bersih sebelum pajak penghasilan PPh Laba Bersih
Rp xx Rp xx Rp xx Xx Rp xx
46
2.6
Laporan Perubahan Ekuitas Untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam Menurut SAK ETAP laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas ) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tersebut (IAI,2009:26). Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas : 1. Laba dan rugoi untuk periode; 2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas; 3. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari : a. Laba dan rugi; b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas; c. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak menagakibatkan kehilangan pengendalian.
47
2.7
Laporan Arus Kas Laporan
arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi
perubahan historis arus kas dan seatara kas entitas yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (IAI,2009:28). Tujuan umumnya adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama periode (Weygandt, Kieso, Warfield, 2008:212).
2.7.1
Tujuan Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode.
Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas
melaporkan :
2.7.2
1.
Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode
2.
Transaksi investasi
3.
Transaksi pembiayaan
4.
Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.
Isi dan Format Laporan Arus Kas 1.
Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan kondisi lain yang
48
mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah : a.
Penirimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b.
Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
c.
Pembayaran kas kepada pemasukan barang dan jasa;
d.
Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;
e.
Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat didentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
f.
Penerimaan dan pembayaraan kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdaganan. Yang sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.
2.
Aktifitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah : a.
Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang dibangun sendiri , aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya;
b.
Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya;
49
c.
Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek hutang entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan);
d.
Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan);
e.
Uang muka dan pinjamanan yangdiberikan kepada pihak;
f.
Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang mukadan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.
3.
Aktivitas Pendanaan Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : a.
Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;
b.
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas;
c.
Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya;
d.
Pelunasaan pinjaman.
e.
Pembayaran kas oleh wesel untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.
50
2.7.3
Bentuk Laporan Arus Kas Bentuk ini adalah ilustrasi Laporan Arus Kas Table 2.4 Ilustrasi Laporan Arus Kas PT x LAPORAN ARUS KAS Per 31 Desember 20xx Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan Uang dari Langganan Pengeluaran Uang dari Membayar Utang gaji Peneriman Bunga Pelunasan Pajak
Rp xx xx xx xx Rp xx
Jumlah Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Pembelian Mesin Penjualan Mesin Lama
Rp xx xx Rp xx
Jumlah Kas dari Aktifitas Investasi Arus Kas dari Aktifitas Investasi Pendanaan Pelunasan Kredit dari Bank
Rp xx
Jumlah Kas dari Aktifitas Pendanaan
Rp xx
Kenaikan Kas Saldo Awal Kas
Rp xx xx
Saldo Kas Akhir Periode
Rp xx
51
2.8
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajiakan secara matematis. Setiap
pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan denganinformasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan catatan atas laporan keuangan antara lain menujukan : 1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tetapi tidak disajikan dineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan perubahan ekuitas. 3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar (IAI,2009:3-4). Catatan atas laporan keuangan umumnya disajiakan dengan urutan sebagai berikut : 1. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan; 2. Informasi pendukung pos – pos laporan keungan sesuai urutan sebagaimana pos – pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan; 3. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen, dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.