BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Sistem Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variable –
variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain. (Hanif Al Fatta; 2007 : 1). II.1.1. Karakteristik Sistem Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya (Hanif Al Fatta; 2007 : 5). Berikut ini adalah karakteristik sistem : 1. Batasan (boundary) Penggambaran dari suatu elemen atau unsure mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem. 2. Lingkungan (environment) Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem. 3. Masukan (input) Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energy) 4. Keluaran (output) Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan layer komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
9
10
5. Komponen (component) Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem. 6. Penghubung (interface) Tempat di mana komponen atau sistem dan lingkungan bertemu atau berinteraksi. 7. Penyimpanan (storage) Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energy, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga di antara komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama (Hanif Al Fatta; 2007 : 6). II.1.2. Konsep Sistem Untuk lebih memahami pengertian sistem dan sistem informasi lebih jauh maka perlu diingat beberapa konsep yang penting dalam pengembangan sistem , (Hanif Al Fatta; 2007 : 7) yaitu : 1. Dekomposisi Untuk menganalisa dan memahami secara menyeluruh sebuh sistem yang besar, biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mempermudah pekerjaan ini digunakan konsep dekomposisi. Dekomposisi adalah pembagian sistem ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil (subsistem). Dekomposisi memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
11
a. Analisa menjadi lebih mudah mengatur dan menganlisa setiap subsistem secara lebih detail. b. Pada pengembangan sistem, sistem bisa didekomposisi menjadi beberapa modul. Pengembangan beberapa modul bisa dilakukan secara parelel dengan syarat tidak ada ketergantungan antar modul yang dibangun. 2. Modularitas Konsep modularitas berhubungan dengan dekomposisi. Pada saat melakukan dekomposisi, diharapkan sistem yang besar terbagi menjadi subsistemsubsistem yang relative sama ukurannya. Dengan modul-modul ini maka beban kerja mengembangan sistem bisa didistribusikan secara merata pada semua sumber daya yang ada. Pengembangan sistem jadi lebih sederhana karena hanya terfokus pada satu modul terlebih dahulu, baru dilakukan integrasi antar modul. 3. Coupling Dari modul-modul yang kita peroleh, kadang-kadang ditemukan beberapa modul yang memiliki ketergantungan dengan modul yang lain. Pada kasus seperti ini, modul-modul yang saling bergantung harus dipasangkan (di couple). Dengan cara ini bisa diketahui modul yang bisa bekerja secara independen dan modulmodul yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum modul yang lain bisa bekerja. 4. Kohesi Dari proses coupling antar modul, kita bisa dapatkan kelompok-kelompok modul dengan karakteristik yang hampir sama. Di sini muncul konsep kohesi di
12
mana kelompok modul itu harus dianalisis bersama-sama dengan kelompok modul yang saling berkohesi (Hanif Al Fatta; 2007 : 8).
II.2.
Informasi Untuk memahami pengertian sistem informasi, harus dilihat keterkaitan
antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk sistem informasi. Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. (Hanif Al Fatta; 2007: 9).
II.3.
Sistem Informasi Sistem Informasi didefinisikan sebagai suatu alat untuk menyajikan
informasi dengan cara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pegorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan menyajikan sinergi organisasi pada proses. (Hanif Al Fatta; 2007: 9) Dengan
demikian,
sistem
informasi
berdasarkan
konsep
(input,
processing, output - IPO) dapat dilihat pada gambar II.1 berikut :
Input Data
Pemrosesan
Gambar II.1. Input-Proses-Output (Sumber : Hanif Al Fatta; 2007: 9)
Output Data
13
II.3.1. Tipe-Tipe Sistem Informasi Sistem informasi dibedakan menjadi beberapa tipe aplikasi, yaitu : a.
Transaction Processing System (TPS) Transaction Processing System (TPS) atau Sistem Pemrosesan Transaksi
adalah sistem informasi terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses sejumlah besar data untuk transaksi bisnis rutin. b.
Management Information System (MIS) Management Information System (MIS) atau Sistem Informasi Manajemen
(SIM) adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu. SIM mengambil data mentah dari TPS dan mengubahnya menjadi kumpulan data yang lebih berarti yang dibutuhkan manajer untuk menjalankan tanggung jawabnya. Untuk mengembangkan suatu SIM, diperlukan pemahaman yang baik tentang informasi apa saja yang dibutuhkan manajer dan bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut. c.
Decission Support System (DSS) Decission Support System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
merupakan sistem informasi pada level manajemen dari suatu organisasi yang mengombinasikan data dan model analisis canggih atau peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur. DSS dirancang untuk membantu pengambilan keputusan organisasional.
14
d.
Expert System (ES) Expert
System
(ES)
merupakan
representasi
pengetahuan
yang
menggambarkan cara seorang ahli dalam mendekati suatu masalah. ES lebih berpusat pada bagaimana mengodekan dan memanipulasi pengetahuan dari informasi (misalnya aturan if..then) (Hanif Al Fatah; 2007:12).
II.4.
Sistem Informasi Akuntansi Definisi sistem informasi akuntansi (SIA) dapat ditelaah dari ketiga kata
penyusunannya, yaitu sistem, informasi, dan akuntansi. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kata kuncinya adalah sekumpulan komponen atau subsistem, sehingga sistem terdiri dari beberapa subsistem dan demikian juga sebaliknya. Komponen atau subsistem penyusunan suatu sistem berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Suatu sistem juga memiliki tujuan yang menjadi dasar kerja sistem tersebut (Samiaji Sarosa; 2008 : 11). Dengan menggunakan perspektif sistem, hampir semua hal di dunia ini dapat dipandang sebagai sistem. Perspektif sistem juga melihat suatu sistem relative terhadap komponen penyusunannya (subsistem) maupun sistem yang lebih besar (supra sistem) seperti terlihat pada Gambar II.2.
15
Gambar II.2. Supra Sistem, Sistem, dan Subsistem (Sumber : Samiaji Sarosa; 2008 : 12)
Sebagai contoh kita bisa melihat sistem pernafasan pada manusia. Sistem pernafasan adalah anggota supra sistem yang berupa tubuh manusia. Sistem pernafasan sendiri terdiri dari beberapa subsistem yaitu antara lain hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hidung bertugas untuk memasukkan dan menyaring udara ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara kotor sisa pembakaran ke luar bersama dengan uap air. Tenggorokan bertugas menyalurkan udara bersih dan kotor antar hidung dan paru-paru. Paru-paru sendiri bertugas memasukkan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbondiosida dari darah untuk dikeluarkan melalui hidung. Tujuan sistem pernafasan adalah menyediakan oksigen bagi tubuh manusia untuk proses pembakaran yang menghasilkan energi.
16
II.5. Aktiva Tetap Aktiva tetap (fixed assets) merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijualbelikan (Wibowo, Abu bakar arif; 2007:160). Secara umum ciri aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1. Usia manfaatnya lebih dari satu tahun. 2. Diperoleh dan digunakan untuk operasi perusahaan. 3. Bersifat permanen, dan 4. Tidak dimaksudkan untuk dijualbelikan. Aktiva dapat dibedakan atas aktiva lancar dan aktiva tetap. 1. Aktiva Lancar (Current Assets) Aktiva lancar, yaitu aktiva yang dapat diubah menjadiuang, dijual, atau dipakai dalam jangka waktu satu periode akuntansi (Eeng Ahman, Epi Indriani; 2007 : 156). Aktiva lancar, diantaranya terdiri atas komponen berikut : a. Kas (cash), yaitu uang tunai yang berada di perusahaan dan uang kas yang berada di bank serta uang tunai yang dialokasikan untuk cadangan. b. Surat-surat berharga (marketable securities), seperti saham dan obligasi yang setiap saat dapat dijual kembali. c. Piutang usaha (account receivable), yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun atau satu periode akuntansi.
17
d. Wesel tagih (note receivable), yaitu tagihan pihak perusahaan kepada pihak lain yang didukung oleh dokumen resmi secara tertulis dari pelanggan untuk membayar tagihannya. e. Perlengkapan (supplies), yaitu aktiva perusahaan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan usaha suatu perusahaan. f. Pendapatan yang masih harus diterima (accrued income), yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, tetapi pembayarannya belum diterima. Misalnya, bunga yang masih harus diterima atau piutang bunga. g. Bebab dibayar di muka (prepaid expenses), yaitu beban yang dikeluarkan untuk beberapa period eke depan dan belum dimanfaatkan. Misalnya, sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka dan iklan dibayar di muka. h. Persediaan barang dagangan (merchandise inventory), yaitu barang-barang yang pada akhir periode penyusunan neraca masih tersimpan di gudang. Barang-barang yang termasuk persediaan barang dagangan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Akun persediaan barang dagangan terdapat dalam proses akuntansi perusahaan dagang. 2. Aktiva Tetap (Fixed Assets) Aktiva tetap, yaitu aktiva yang memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Akun Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu investasi jangka panjang (long term investment), aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets).
18
Investasi jangka panjang, di antaranya berupa investasi dalam bentuk saham atau obligasi serta setoran simpanan wajib ke koperasi induk yang jangka waktu penanaman atau penyimpanannya lebih dari satu tahun atau untuk jangka panjang (Eeng Ahman, Epi Indriani; 2007 : 157). Aktiva tetap berwujud, yaitu aktiva perusahaan yang wujudnya dapat dilihat. Aktiva ini memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, atau satu periode akuntansi. Komponen aktiva tetap berwujud, di antaranya sebagai berikut : a. Peralatan (equipment), aktiva yang termasuk peralatan di antaranya komputer, meja komputer, dan mesin tik. b. Tanah (land), yaitu tanah yang digunakan untuk tempat mendirikan bangunan perusahaan. c. Bangunan (building), yaitu bangunan yang digunakan untuk usaha. Misalnya, gedung took dan gedung kantor. d. Peralatan mebel (furniture), seperti meja, lemari, dan kursi. e. Akumulasi
penyusutan
aktiva,
yaitu alokasi
harga perolehan
yang
diakumulasikan selama umur ekonomis aktiva. II.5.1. Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan atau depresiasi merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap (kecuali tanah) yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya. Penyusutan bukan penilaian aktiva tetapi merupakan proses pengalokasian harga
19
perolehan menjadi biaya setiap periode akuntansi (Johar Arifin, RB.Wahyu Wibowo, Sugeng Iscahyono; 2006 : 51). Faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan adalah harga perolehan (cost), nilai sisa (salvage) dan masa manfaat (life). Harga perolehan yaitu harga beli ditambah semua biaya seperti pajak, biaya angkut sampai dengan biaya pemasangan. Nilai sisa atau residu adalah jumlah uang yang diterima bila aktiva dijual atau ditukarkan, atau cara-cara lain bila aktiva tersebut sudah tidak digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi saat menjual atau menukar (biaya pelepasan). Masa manfaat atau umur ekonomis (life), merupakan jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan dari suatu aktiva. Taksiran umur ekonomis dapat dinyatakan dalam satuan periode waktu (biasanya tahun), satuan hasil produksi, atau satuan jam kerja dengan mempertimbangkan sebab keausana fisik dan fungsional. Untuk menghitung perhitungan penyusutan ada 5 metode yaitu : 1. Metode Garis Lurus. Metode ini disebut juga metode persentase tetap dari harga beli. Metode garis lurus mempunyai besar penyusutan yang sama pada setiap tahunnya. 2. Metode Persentase Tetap dari Nilai Buku (Metode Saldo Menurun) Metode ini menentukan besar penyusutan setiap tahunnya dari hasil perkalian persentase tetap dengan nilai buku awal tahun berjalan missal awal tahun 1,2,3 dan seterusnya sesuai dengan permintaan. 3. Metode Satuan Jam Kerja Aktiva
20
Metode ini berdasarkan satuan jam kerja aktiva setiap tahun/periode sehingga besar penyusutan setiap tahun diperolh dari hasil perkalian penyusutan tiap jam dengan satuan jam kerja masing-masing tahunnya. 4. Metode Satuan Hasil Produksi (SHP) Metode ini menggunakan satuan hasil produksi setiap tahun sehingga besar penyusutan setiap tahun diperoleh dari hasil perkalian penyusutan 1 unit produksi
dengan
satuan
hasil
produksi
masing-masing
tahunnya
(Syamsuddin;2007:59). 5. Metode Jumlah Bilangan Tahun (JBT) Metode ini menentukan besar penyusutan setiap tahunnya dari hasil perkalian beban penyusutan selama n tahun dengan tingkat penyusutan tiap-tiap tahunnya di mana bilangan pecahan dari tahun ke tahun semakin menurun. Dalam metode satuan hasil produksi aktiva (SHP) penyusutasn pada produksi yang dicapai suatu aktiva dalam suatu periode satuan hasil produksi. Untuk perhitungan besar penyusutan hampir sama dengan metode satuan jam kerja (Muhammad Yusup; 2008 : 90). Adapun rumus dari satuan hasil produksi aktiva adalah sebagai berikut : A-S D = ----------n
dengan : D = Depresiasi/penyusutan tiap SHP aktiva A = Aktiva / harga pokok S = Nilai sisa / residu
21
n = Jumlah SHP aktiva Contoh soal untuk metode SHP dapat dilihat pada Gambar II.3.
Gambar II.3. Soal Metode Satuan Hasil Produksi Aktiva (Sumber : Muhammad Yusup; 2008 : 90) II.6.
Akuntansi Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
berkualitas agar dapat digunakan oleh pemakai informasi akuntansi, baik pihak internal maupuan eksternal informasi akuntansi yang berkualitas, di antaranya
22
memenuhi empat syarat pokok, yaitu dapat dipahami, relevan, dan dapat diperbandingkan (Eeng Ahman, Epi Indriani; 2007 : 137). 5. Dapat dipahami (understandability) Laporan keuangan sebagai sumber informasi akuntansi harus disajikan dalam bentuk dan dengan menggunakan istilah yang sesuai dengan batas pengetahuan pemakainya. Dalam hal ini pemakai informasi akuntansi dianggap memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, serta memiliki keinginan untuk mempelajari informasi yang disajikan. 2. Relevan (relevance) Informasi akuntansi yang disajikan memenuhi syarat kualitatif relevan, Jika dapat mempengaruhi pemakainya dalam mengambil keputusan dengan mengevaluasi informasi akuntansi masa lalu, masa kini, dan masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. 3. Keandalan (Reliability) Informasi akuntansi harus andal (reliable) sehingga berguna bagi pemakai informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang andal, yaitu informasi yang bebas dari pengertian-pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan oleh pemakai informasi sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan. 4. Dapat Diperbandingkan (Comparability) Laporan keuangan sebuah perusahaan dapat diperbandingkan jika penyajiannya dilakukan secara konsisten, baik untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama, maupun untuk perusahaan yang berbeda.
23
Namun, kekonsistenan tersebut tidak berarti menolak untuk menggunakan atau memperkenalkan standard akuntansi yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan akuntansi yang sudah digunakan, jika ada alternative lain yang lebih baik. Namun, tetap harus memenuhi syarat kualitatif relevan dan andal. Dengan demikian, pemakai informasi akuntansi dapat membandingkan laporan keuangan antarpriode sehingga dapat mengidentifikasi kecenderungan, persamaan, perbedaan, dan kinerja keuangan. Selain ini, pemakai juga dapat membandingkan laporan keuangan antarperusahaan sehingga dapat mengevaluasi posisi keuangan serta kinerja dan perubahaan posisi keuangan perusahaan. Akuntansi sebagai sistem pengolah informasi dapat dilihat pada Gambar II.4. yang menunjukkan karakteristik dan pemakai informasi akuntansi.
Gambar II.4. Sistem Pengolah Informasi Akuntansi (Sumber : Eeng Ahman, Epi Indriani; 2007 : 138)
24
II.7. Jurnal (Journal) Jurnal adalah buku harian tempat mencatat semua transaksi secara sistematis dan kronologis berdasarkan bukti-bukti transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan harus disertai dengan bukti transaksi. Bukti transaksi ini berguna sebagai sumber pencatatan ke dalam jurnal dan menjadi alat pertanggungjawaban kepada atasan bahwa transaksi sudah dilakukan. Bukti transaksi tersebut harus disimpan secara berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. Namun, jika transaksi sering terjadi, bukti transaksi dapat diklasiifikasikan berdasarkan jenis transaksinya. Namun, jika transaksi sering terjadi, bukti transaksi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksinya. Misalnya, bukti transaksi pengeluaran kas, bukti transaksi penerimaan kas, bukti transaksi penjualan, dan bukti transaksi pembelian. Kebanyakan transaksi yang dilakukan perusahaan terjadi dengan pihak luar, tetapi ada juga transaksi yang dilakukan antarbagian dalam satu perusahaan (Eeng Ahman, Epi Indriani ; 2007 : 145). Bukti transaksi untuk transaksi dengan pihak luar disebut bukti transaksi eksternal. Adapun bukti transaksi untuk transaksi antarbagian dalam satu perusahaan disebut bukti internal. Bukti internal, misalnya memo yang dibuat oleh manajer untuk bagian pemasaran seperti berikut. Dapat dilihat pada Gambar II.5.
25
Gambar II.5. Bukti Transaksi (Sumber : Eeng Ahman, Epi Indriani; 2007 : 145) II.8.
Basis Data Manajemen basis data (DBMS atau Database Management System) sangat
berguna bagi suatu sistem berbasis komputer, bahkan dapat dikatakan menjadi tulang punggung. DBMS memungkinkan penyimpanan, pencarian, pengolahan, dan modifikasi data dengan cepat, aman, dan efisien (Samiaji Sarosa; 2008 : 1). II.8.1. Fungsi DBMS Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem pengelolaan berkas elektronik yang dapat menyimpan dan mengelola berbagai macam tipe data dalam suatu sistem yang terintegrasi. Orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi manajemen basis data sering disebut Database Administrator atau DBA. Hampir semua aplikasi sistem informasi akuntansi berbasis komputer saat ini menggunakan teknologi DBMS sebagai inti sistem. Model basis data yang paling banyak digunakan adalah model data relasional.
26
Basis data adalah implementasi fisik dari sekumpulan data dan DBMS mengendalikan akses terhadap data tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Gambar II.6.
Gambar II.6. Implementasi Fisik Basis Data (Sumber : Samiaji Sarosa; 2008 : 2)
Kemampuan suatu paket DBMS adalah : 1.
Pemeliharaan, penyimpanan, penarikan, dan pembaharuan data secara efisien.
2.
Memudahkan akses data oleh user.
3.
Pengendalian akses data bersama.
4.
Dukungan terhadap transaksi data.
5.
Pemulihan data yang rusak karena gagalnya sebuah transaksi data.
6.
Keamanan data dan sistem otorisasi akses.
7.
Menjaga integritas data. Dalam suatu paket DBMS, akses terhadap basis data dilakukan oleh
DBMS. Aplikasi dan user yang ingin mengakses data cukup mendefinisikan data seperti apa yang perlu dibuat, disimpan, diolah, dan diambil.
27
II.9.
Normalisasi Basis data relasional membutuhkan normalisasi. Normalisasi adalah teknik
untuk merancang tabel basis data relasional untuk meminimalkan duplikasi data dan menghindarkan basis data tersebut dari anomali. Suatu basis data dikatakan tidak normal, jika terjadi tiga anomaly berikut ini (Samiaji Sarosa; 2008 : 6) : 1. Insertion anomaly adalah anomaly yang terjadi jika ada data yang tidak bisa disisipkan ke dalam tabel data. Tabel II.1. menunjukkan adanya insertion anomaly. Tabel II.1. Tabel dengan Insertion Anomaly
(Sumber : Samiaji Sarosa;2008:6) 2. Deletion Anomali adalah anomali yang terjadi jika ada satu data dihapus pada satu tabel akan menghapus data tentang keberadaan suatu anggota entitas. Pada Tabel II.1. jika sasnita mengundurkan diri dan datanya dihapus dari tabel II.1, maka data mengenai keberadaan AKT215 juga hilang. 3. Update (modification anomaly) adalah anomali yang terjadi jika ada perubahan pada satu item data maka harus mengubah lebih dari satu baris data. Tabel II.2. menunjukkan contoh update anomaly.
28
Tabel II.2. Tabel dengan Update
(Sumber : Samiaji Sarosa;2008:7) Jika MK dengan kode AKT 441 diubah namanya dari EDP Audit menjadi AUDIT SISTEM maka harus mengubah dua baris. Dapat dibayangkan jika tabel berisi ratusan baris data maka memperbaharui data bisa berakibat harus mengubah lebih dari satu baris.
II.10. Entity Relationship Diagram Entity relationship diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasikan jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data (database). Model data ini juga akan membantu pada saat melakukan analisis dan perancangan basis data, karena model data ini akan menunjukkan bermacammacam data yang dibutuhkan dan hubungan antardata. ERD ini juga merupakan model konseptual yang dapat mendeskripsikan hubungan antara file yang digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antardata (Yakub ; 2012 : 60).
29
Tabel II.3. Simbol-simbol Entity Relation Diagram Simbol
Keterangan Entitas, yaitu kumpulan dari objek yang dapat diidentifikasikan secara unik. Relasi, yaitu hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas. Jenis hubungan antara lain; satu ke satu, satu ke banyak, dan banyak ke banyak. Atribut, yaitu karakteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas. Hubungan antara entity dengan atributnya dan himpunan entitas dengan himpunan relasinya. (Sumber : Yakub ; 2012 : 60)
II.11. Visual Basic .NET 2008 Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang andal dan banyak digunakan oleh pengembang untuk membangun berbagai macam aplikasi Windows. Visual Basic 2008 atau Visual Basic 9 adalah versi terbaru yang telah diluncurkan oleh Microsoft bersama C#, visual C++, dan Visual Web Developer dalam satu paket Visual Studio 2008 (Wahana Komputer; 2010: 2). Visual Basic 2008 merupakan aplikasi pemrograman yang menggunakan teknologi .NET Framework. Teknologi .NET Framework merupakan komponen Windows yang terintegrasi serta mendukung pembuatan, penggunaan aplikasi, dan halaman web. Teknologi .NET Framework mempunyai 2 komponen utama, yaitu CLR (Common Language Runtime) dan Class Library, CLR digunakan untuk menjalan aplikasi yang berbasis .NET, sedangkan Library adalah kelas pustaka atau perintah yang digunakan untuk membangun aplikasi.
30
II.11.1. Sistem Visual Basic 2008 Sebelum Anda menginstal Visual Basic 2008, komputer Anda harus memenuhi beberapa persyaratan agar Visual Basic 2008 dapat dijalankan dengan baik. Adapun, persyaratan yang harus dipenuhi dapat dilihat pada Tabel II.4. Tabel II.4. Sistem Requirements Visual Basic 2008 System Arsitektur Sistem Operasi
Prosesor
RAM
Harddisk
Display layar
Syarat Minimal
Syarat yang direkomendasikan
X86 dan x64 (WOW) Microsoft Windows XP Service Pack 2 Microsoft Windows Server 2003, Windows Vista CPU 1.6 GHz (Giga Hertz) Windows XP dan Windows Server 2003 : CPU 2,2 GHz atau yang lebih tinggi, Windows Vista CPU 2,4 GHz Windows XP dan Windows RAM 1024 MB / 1 GB atau Server 2003 384 MB (Mega byte), yang lebih besar Windows Vista 768 MB Tanpa MSDN Ruang kosong Kecepatan harddisk 7200 RPM harddisk pada drive penginstalan atau yang lebih tinggi. 2 GB. Sisa ruang harddisk kosong 1 GB. Dengan MSDN Ruang kosong harddisk pada drive Penginstalan 3,8 GB untuk menginstal MSDN dafault. Kecepatan Harddisk 5400 RPM. 1024 x 768 display 1280 x 1024 display
(Sumber : Wahana Komputer;2010:2) II.12. SQL Server 2008 SQL Server 2008 adalah sebuah terobosan baru dari Microsoft dalam bidang database. SQL Server adalah sebuah DBMS (Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft untuk ikut berkecimpung dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul pendahulunya seperti IBM dan Oracle. SQL Server 2008 dibuat pada saat kemajuan dalam bidang hardware sedemikian pesat. Oleh karena itu sudah dapat dipastikan bahwa SQL Server 2008 membawa
31
beberapa terobosan dalam bidang pengolahan dan penyimpanan data (Wahana Komputer; 2010:2). II.12.1. Kebutuhan Hardware Sebelum melakukan proses download dan instalasi SQL Server 2008, pahamilah terlebih dahulu hardware yang harus digunakan untuk menjalankan SQL Server. Adapun hardware yang diperlukan minimal adalah sebagai berikut : 1. Processor >= 1 GHz 2. Memory >= 512 MB. 3. OS = Windows XP 32 bit, Windows 7. Biarpun dapat diinstal pada sistem komputer dengan memori 512 MB, tetapi disarankan menggunakan memori 1 GB. Sedangkan untuk jaringannya yang diperlukan adalah : 1. Shared memory 2. TCP/IP 3. Named Pipes. 4. VIA (Virtual Interface Adapter). Untuk lebih jelas tentang konfigurasi hardware yang dibutuhkan dapat dilihat di web
site
:
http://msdn2.microsoft.com/enus/library/ms143506(sql.100).aspx.
Sedangkan bila menggunakan windows XP Proffesional maka pastikan bahwa pada sistem Anda telah terdapat .Net Framework 3.5 SP 1 dan juga updatenya, kemudian Windows Installer 4.5 dan Windows Power Shell.
32
II.12.2. Versi-versi SQL Server 2008 Microsoft merilis SQL Server 2008 dalam beberapa versi yang disesuaikan dengan segment-segment pasar yang dituju. Versi-versi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Versi 32 bit (x86), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan single processor (Pentium 4) atau lebih tepatnya processor 32 bit dan sistem operasi Windows XP. 2. Versi 64 bit (x64), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan lebih dari
satu processor (Misalnya Core 2 Duo) dan system operasi 64 bit seperti Windows XP 64, Vista, dan Windows 7.
II.13. UML (Unified Modelling Language) Pemodelan perangkat lunak bekerja dengan cara yang cukup serupa layaknya seorang arsitek atau insinyur teknik sipil yang akan membuat sebuah bangunan / gedung berskala besar. Saat seorang arsitek atau insinyur teknik sipil akan membuat sebuah bangunan / gedung berskala besar, ia biasanya membuat denah-denah atau maket-maket yang menggambarkan bentuk jadi dari bangunan / gedung. Kita sebagai seorang perancang sistem perangkat lunak juga bertindak dengan cara yang serupa, hanya saja yang kita rancang bukan bangunan, melainkan sistem perangkat lunak. Menggambarkan komponen-komponen sistem perangakt lunak dalam bentuk-bentuk geometri tertentu misalmya untuk menggambarkan suatu kelas (class) dalam aplikasi, menggunakan antarkelas (asosiasi), menggunakan garis lurus (Adi Nugroho; 2009 : 6).
33
II.13.1. Use Case Diagram Dalam konteks UML, tahap konseptualisasi dilakukan dengan pembuatan use case diagram yang sesungguhnya merupakan deskripsi peringkat tinggi bagaimana perangkat lunak (aplikasi) akan digunakan oleh penggunanya. Selanjutnya, use case diagram tidak hanya sangat penting pada tahap analisis, tetapi juga sangat penting untuk perancangan (design), untuk mencari (mencoba menemukan) kelas-kelas yang terlibat dalam aplikasi, dan untuk melakukan pengujian (testing) (Adi Nugroho; 2009 : 7). Membuat use case diagram yang komprehensif merupakan hal yang sangat penting dilakukan pada tahap analisis. Dengan menggunakan use case diagram, kita akan mendapatkan banyak informasi yang sangat penting yang berkaitan dengan aturan-aturan bisnis yang coba kita tangkap. Dalam hal ini, setiap objek yang berinteraksi dengan sistem perangkat lunak misalnya, orang, suatu perangkat keras, sistem lain, dan sebagainya merupakan actor untuk sistem perangkat lunak, sementara use case merupakan deskripsi lengkap tentang bagaimana sistem perangkat lunak berperilaku untuk para actornya. Dengan demikian, use cara diagram merupakan deskripsi lengkap tentang interaksi yang terjadi antara para actor dengan sistem perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar II.7.
34
Gambar II.7. Diagram Use Case (Sumber : Adi Nugroho; 2009 : 8)
II.13.2. Class Diagram Diagram kelas adalah inti dari proses pemodelan objek. Baik forward engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini. Forward engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan reverse engineering sebaliknya merubah kode program menjadi sebuah model (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 37). Diagram kelas merupakan kumpulan dari kelas-kelas objek. Oleh karena itu pengertian kelas sangat penting sebelum merancang diagram kelas (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 39).
35
Mobil
Gambar II.8. Notasi Kelas Sederhana (Sumber : Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 41)
II.13.3. Activity Diagram Diagram aktivitas lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem dari pada bagaimana sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis juga. Diagram aktivitas menunjukan aktivitas sistem dalam bentuk kumpulan aksi-aksi (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati; 2011 : 143). Aktivitas digambarkan dengan persegi panjang tumpul. Namanya ditulis dikiri atas. Parameter yang terlibat dalam aktivitas ditulis dibawahnya. Detail aktivitas dapat dimasukkan di dalam kotak. Aksi diperlihatkan dengan simbol yang sama dengan aktivitas dan namanya diletakan didalam persegi panjang (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati; 2011 : 145). Process Sale Purchaseditem : Item Bill Customer
Ship Item
Gambar II.9. Aktivitas dengan detail sederhana (Sumber : Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati; 2011 : 145)
36
II.13.4. Squence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah sekenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan pesan yang diletakkan diantaran objek-objek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas objek yang ditulisakan dengan kotak segiempat bernama. Messege diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical. 1.
Objek /participant Objek diletakkan di dekat bagian atas diagram dengan urutan dari kiri ke
kanan. Mereka diatur dalam urutan guna menyederhanakan diagram. Setiap participant dihubungkan dengan garis titik-titik yang disebut lifeline. Sepanjang lifeline ada kotak yang disebut activation. Activation mewakili sebuah eksekusi operasi dari participant. Panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi activation. 2.
Message Sebuah messsage bergerak dari satu participant ke participant yang lain
dan dari satu lifeline ke lifeline yang lain. Sebuah participant bisa mengirim sebuah message kepada dirinya sendiri. Sebuah message bisa jadi simple, synchronous atau asynchoronous. Message yang simple adalah sebuah perpindahan (transfer), contoh dari satu participant ke participant yang lainnya. Jika sebuah participant mengirimkan sebuah messagae tersebut akan ditunggu sebelum diproses dengan urusannya.
37
Namun jika message asynchoronous yang dikirimkan, maka jawabannya atas message tersebut tidak perlu ditunggu. 3.
Time Time adalah diagram yang mewakili waktu pada arah vertikal. Waktu
dimulai dari ata ke bawah. Message yang lebih dekat dari atas akan dijalankan terlebih dahulu dibanding message yang lebih dekat ke bawah. Terdapat dua dimensi pada squence diagram yaitu dimensi dari kiri ke kanan menunjukkan tata letak participant dan dimensi dari atas ke bawah menunjukkan lintasan waktu.