BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Media Massa
2.1.1 Pengertian Media Massa Penelitian ini mengulas menegenai isi dari media massa sehingga, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan media massa. Keberadaan media massa sudah lekat dalam kehidupan masyarakat. Media massa merupakan agen konstruksi pesan dalam komunikasi massa yang berfungsi menyampaikan informasi kepada khalayak secara umum, media massa memiliki dua pengertian yaitu (1) sebagai komunikator yang berbentuk organisasi dan (2) sebagai channel atau media penyampai pesan.
Media Massa sebagai komunikator merupakan subjek dalam organisasi yang merekonstruksi realitas dalam bentuk pesan yang disampaikan pada masyarakat lengkap dengan pandangan dan pemihaknya.sebagaimana dengan politik atau ekonomi,media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.1
1
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragaam & Aplikasi (Bandung : Rineka Cipta, 2009)
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Media massa sebagai channel atau media merupakan media komunikasi dan iformasi yang melakukan peneyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula.2 Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat sebaliknya. Media bukanlah saluran yang bebas ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Disini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. 3 2.1.2. Karakteristik Media Massa Khalayak akan tertarik membaca surat kabar/ majalah, menonton suatu program acara TV atau mendengarkan siaran radio, apabila isi pesan yang disampaikan media tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Novely (Sesuatu yang baru) Sesuatu yang “baru” merupakan unsur yang terpenting bagi pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar / majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui.
2.
Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti penting.
2 3
Bungin Burhan, Sosiologi komunikasi (Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2008), Hal 85 Eriyanto, Analisis Framing. Konstruksi, Idiologi, dan Politik media (Yogyakarta : LkiS, 2002), Hal 26
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti penting. 3
Pertentangan (conflict) Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan dan nilai.
4
Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor (komedi) lazimnya disenangi khalayak.
5
Sex dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan atau kecantikan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. Karena unsur seks dan keindahan, kecantikan bersifat Universal dan menarik perhatian khalayak, maka media massa sering kali menonjolkan kedua unsur ini.
6
Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar (Basic Needs) manusia, seringkali menimbulkan emosi dan simpati khalayak.
7
Nostalgia
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengertian nostalgia di sini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkap masa lalu. 8
Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain4.
2.1.3 Peran Media Massa Media massa memiliki peran yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat memiliki ketergantungan pada media untuk memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di kehidupan mereka. Berikut beberapa peran dari media massa: 1.
Media adalah pengamat lingkungan yang secara rutin menyajikan informasi mengenai apa yang terjadi di kehidupan kepada khalayak, fungsi ini dijalankan sedemikian rutin sehingga terbentuk sikap manja khalayak pada media yang percaya bahwa realita sesungguhnya adalah yang tersaji di media.
2.
Media menjalankan peran sebagai pemberi interpretasi dan mengkorelasikan masyarakat agar mengambil sikap bersama terhadap isu-isu yang diangkat media. Dalam kasus konflik yang melibatkan banyak pihak dalam masyarakat, media bisa berperan besar dalam membangun pemahaman publik tentang konflik. Dalam hal
4
Burhan Bungin. Op.cit. Hal 85 (Sosiologi komunikasi)
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini, publik bukan saja mengandalkan media akan informasi tentang apa yang terjadi tetapi publik juga meminta media menyajikan penafsiran tentang makna di belakang peristiwa. 3.
Media massa memiliki peran serius dalam membangun dan mendorong atau sebaliknya meredam,menghentikan,dan mencegah konflik. Media berpotensi mengintervensi jalannya konflik.5 Peran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat modern
telah memainkan peranan yang begitu penting. Media dipandang sebagai jendela yang mungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi diluar sana. Media juga sering dianggap sebagai cermin berbagai peristiwa yang ada dimasyarakat, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak bersalah jika isi media penuh dengan konflik dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media,dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Intinya, semua itu ingin menunjukkan peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana dipelepas ketegangan atau hiburan tetapi isi dari informasi yang disajikan mempunyai peran yang signifikan dalam proses
5
Abubakar,Irfan, Media dan Integrasi Sosial:Jembatan Antar Umat Beragama (Jakarta: CSRC UIN Syarif Hidayatullah, 2011)
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya sehingga apa yang ada di media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. 2.2
New Media Sajian informasi media online tidak dibatasi ruang (halaman) seperti surat kabar dan
tidak dibatasi waktu (durasi) seperti dialami oleh radio dan televisi. Media online bisa memuat semua komponen teks (transkrip), video, audio, juga foto dan semua tampil berbarengan. Tidak hanya itu tak seperti televisi dan radio yang mengharuskan bahkan “memaksa” pemirsa memasang mata dan telinga supaya tidak ada informasi yang terlewatkan, audiens media online bisa memperoleh semua informasi tanpa merasa tersiksa karena harus berkonsenterasi. Mereka bahkan bisa mengomentari subyek berita “semaunya”. Pembaca bisa ikut mengoreksi, memuji, dan mengecam wartawan pembuat berita, para kolumnis, dan sesama pengakses media online. Dari penjabaran diatas Asep Syamsul M. Romli mendefinisikan media online disebut juga : Cybermedia (media siber), internet media (media internet), dan new media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online disitus wab (website) internet.6
6
Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Online (Bandung : Nuansa Cendekia, 2012), Hal 30
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pedoman pemberitaan media Siber (PPMS) yang dikeluarkan Dewan Pers mengartikan media siber sebagai “segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undangundang Pers dan standar perusahaan pers yang diterapkan Dewan Pers”. Dalam perspektif studi media atau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori “media baru” (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja, dimana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”. Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan perangkat internet. Karena itu, media online tergolong media massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media ini terletak pada keharusan untuk memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer, disamping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi atau berita. Adapun tiga keunggulan media online yang ditulis dalam buku Jurnalistik Suatu Pengantar oleh Indah Suryawati : 1.
Informasianya bersifat up to date (senantiasa terbaru) media online dapat melalukan upgrade suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi dan berita yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis media massa lainnya.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Informasinya bersifat real time media online dapat menyajikan informasi dan berita saat peristiwa sedang berlangsung (live). Sebagian besar wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa.
3.
Informasinya berisfat praktis Media online dapat diakses dimana dan kapan saja, sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. Pengguna internet dapat mengkases informasi di kantor, dirumah, di kamar, di warung internet (warnet) bahkan didalam mobil sekalipun. 7
2.3
Berita Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,
penting dan menarik bagi sebagaian besar pembacanya menyangkut kepentingan mereka. ”berita uraian peristiwa atau pendapat, yang mengandung nilai berita yang sudah disajikan melalui media massa periodik. Semua berita adalah informasi,tetapi tidak semua informasi adalh berita. karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai kaidahkaidah yang ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik.8
7 8
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar (Ghalia Indonesia, 2011), Hal 46 J.B Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik dan Radio Televisi (Pustaka Utama Gravity, 1996)
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan demikian para ahli Jurnalisme telah merumuskan bahwa yang dikatakan berita adalah sesuatu yang baru (Actual) atau termasa, penting dan menarik. ”sesuatu itu berupa peristiwa informasi, pendapat atau gagasan.9 2.3.1 Unsur-Unsur Berita Sebuah berita haruslah memuat “Fakta”, yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W+1H sebagai berikut: 1) Who: siapa yang terlibat di dalam nya? 2) What: apa yang tejadi di dalam suatu peristiwa? 3) Where: dimana terjdinya peristiwa itu? 4) Why: mengapa peristiwa itu terjadi? 5) When: kapan terjadinya? 6) How: bagaimana terjadinya? 10
2.3.2 Jenis Jenis Berita Setiap kejadian yang melingkupi kehidupan manusia dapat menjadi berita sesuai kepentingannya.masing masing jenis berita memiliki pasar tersendiri.berikut ini adalah sejumlah jenis berita yang selama ini menjadi perhatian banyak orang. 1.
Bencana dan Tragedi
9
AL-Banjary, Syaefurahman, Teknik Reportase dan Produksi berita Televisi (Yogyakarta : Deepublish, 2014) 10
Kris Budiman, Dasar-dasar Jurnalistik http:/aliefnews.wordpress.com/ 2008/01/11/dasar dasar Jurnalistik/,akses 17 Maret 2008
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tanah longsor, banjir, gunung meletus, kecekaan pesawat terbang, adalah contoh contoh berita yang menyangkut kemanusiaan. 2.
Konflik Termasuk jenis berita konflik adalah pertentangan antar kelompok masyarakat,
perang, tawuran, revoulusi, kudeta dan lain-lain. 3. Hukum dan Kriminal Peristiwa persidangan di pengadilan, pemeriksaan para tersangka di kepolisian maupun kejaksaan, adalah bagian dari berita hukum yang layak diberitakaan. Kata hukum secara etimologis berasal dari kata ”law (inggris). Kata hukum diambil dari bahasa Arab yaitu “Hakama yahkumu hukman”, yang berarti memutuskan suatu perkara.11 Sedangkan kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.12 Peristiwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jesicca Kumala Wongso, merupakan tindakan nyata yang melanggar hukum dan merujuk pada hukum yaitu proses pengadilan. 4.
Politik Lokal dan Nasional
11 12
Wawan Muhwan Hariri, Pengantar Ilmu hukum (Bandung : Pustaka Setia, 2012), Hal 19 Kartini Kartono, Pontologi sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999) Hal 122
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peristiwa politik lokal misalnya pemilihan walikota, gurbenur atau bupati sedangkan nasional terkait berita tentang sidang kabinet, dan pemilihan presiden. 5.
Ekonomi, Perdagangan, Industri dan Keuangan Berita-Berita yang berkaitan dengan aspek ekonomi, perdagangan, industri dan
keuangan adalah seperti kebutuhan beras, kredit macet, pemasaran dan lain-lain. 6.
Pendidikan Ujian masuk perguruan tinggi, masuk sekolah, jenis sekolah, mutu nasib guru.
7.
Kesehatan Berita kesehatan akan lebih bagus jika dapat memberikan jalan keluar bagi
masyarakat untuk dapat mengobati penyakit dan mencegahnya sedini mungkin. 8.
Lingkungan Masalah lingkungan menjadi perhatian manusia karena berdampak terhadap
kelangsungan hidup manusia itu sendiri. 9.
Olahraga Acara acara olahraga adalah peristiwa yang banyak penggemarnya apalagi jika
sudah menyangkut klub fanatis mereka bertanding. 10.
Pariwisata Keinadahan alam, keunikan, dan keagamaan, adalah infornasi yang menarik karena
menyangkut kebutuhan masnusia. 11.
Trend
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kecerundungan atau trend dari pola hidup masyarakat sifatnya luas.bisa menyangkut kecerundungan di bidang mode maupun busana, tetapi juga perilaku manusia. 12.
Festival/Hari Besar Perayaan keagamaan sseperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru serta
berbagai aktraksi kesenian dalam sebuah festival. 13.
Cuaca Informasi musim hujan, kemarau, mendung, badai dan perkiraan banjir, serta suhu uadara sangat penting bagi masyarakat.13
2.3.3 Nilai-Nilai Berita Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berit adalah seperangkat kireteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput.ada sejumlah unsur yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita.Unsur nilai berita antara lain:14 1)
Kebermaknaan (Significance), yaitu seberapa penting arti suatu peristiwa bagi khalayak.
2)
Besaran (Magnititude), yakni seberapa luas suatu peristiwa bagi khalayak. misalnya kasus korupsi triliunan rupiah yang merugikan negara.
13
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik baru dalam pemberitaan : Strategi Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistik (Yogyakarta:C.V.Andi Offset, 2005), Hal 18-19 14
AL-Banjary, Syaefurahman, Teknik Reportase dan Produksi berita Televisi (Yogyakarta: Deepublish, 2014)
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3)
Kebaruan (Timeliness), yakni tingkat kebaruan suatu peristiwa.berita baru yang masih hangat akan lebih menarik perhatian pembaca daripada yang sudah basi.
4)
Kedekatan (Proximity), yakni kedekatan peristiwa terhadap khalayak. Kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat berita menarik perhatian pembacanya.
5)
Kemasyuharan/ sisi manuasiawi (promince / human interest), yaitu kemampuan suatu peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan khalayak. mengungkap peristiwa orang terkenal, figur publik, atau masyarakat biasa dalam peristiwa luar biasa.
2.4
Berita dari sudut pandang Konstruksi Realitas Menurut kaum Konstruksionis, berita adalah hasil dari konstruksi sosial yang
melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai nilai dari wartawan atau media. Realitas yang sama bisa jadi menghasilkan berita yang berbeda, karena ada cara melihat yang berbeda. Perbedaan antara realitas yang sesungguhnya dan berita tidak dianggap salah, tetapi suatu kewajaran. karena diandaikan ada realitas yang objektif maka berita yang baik haruslah mencerminkan realitas tersebut. Berita bukanlah representasi dari realitas. Berita yang kita baca pada dsarnya adalah hasil konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaidah baku jurnalistik. Semua proses konstruksi (mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir di hadapan khalayak.15
15
Eriyanto, Analisis Framing:Konstruksi, Ideologi, Dan Politik Media (Yogyakarta: Penerbit1 LkiS, 2002)
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.5
Jurnalistik online Memiliki banyak kelebihan yang memberikan peluang untuk menyampaikan berita
jauh lebih besar ketimbang media konvensional seperti surat kabar. Terdapat perbedaan utama antara jurnalistik online dengan media massa konvensional, yaitu kemampuan internet
untuk
mengkombinasikan
sejumlah
media,
tidak
seorangpun
dapat
mengendalikan perhatian khalayak, internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung berkelanjutan.16 Jurnalistik online harus membuat keputusan-keputusan mengenai format media yang paling tepat mengungkapkan sebuah kisah tertentu dan harus mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan kisah tersebut dengan kisah lainnya. Sedangkan media massa konvensional memiliki ciri diantaranya komunikatornya melembaga, berbicara mewakili lembaga (media massa), bukan atas namanya dirinya sendiri, pesan bersifat umum karena dikonsumsi untuk orang bayak yang heterogen, media yang menjadi saluran komunikasi diterima pada saat yang sama oleh publikdan berlangsung satu arah, yaitu komunikator kepada komunikan. 2.6
Kode Etik Jurnalistik Tugas Wartawan Indonesia, baik wartawan media cetak maupun media elektronik
adalah mengumpulkan dan menyajikan berita secara benar dan menarik minat masyarakat secara jujur dan bertanggung jawab untuk pekerjaan ini Undang-Undang Pers Nomor 40
16
Santana, Septiawan., Jurnalisme Kontemporer (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2005)
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tahun 1999 telah memberikan landasan hukum yang tepat berupa jaminan kebebasan pers, dan jaminan masyarakat mendapatkan informasi secara benar.karena itu ditetapkan kode etik bagi para wartawan atau jurnalis. Wartawan Indonesia yang tergabung dalam PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) telah
merumuskan
kode
etiknya
yang
harus
dilaksanakan
oleh
segenap
anggotanya.demikian juga Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia(IJTI) telah merumuskan kode etiknya pada tanggal 9 Agustus 1998. 17 Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik: Pasal 1
17
AL-Banjary,Syaefurahman, Teknik Reportase dan Produksi berita Televisi (Yogyakarta: Deepublish, 2014)
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Penafsiran a)
Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
b)
Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
c)
Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d)
Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain. Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. Penafsiran Cara-cara yang profesional adalah: a)
menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b)
menghormati hak privasi;
c)
tidak menyuap;
d)
menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
e)
rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f)
menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
g)
tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
h)
penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik. Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. Penafsiran a)
Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
b)
Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masingmasing pihak secara proporsional.
c)
Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
d)
Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.6.1 UU Pers dan Penyiaran Dalam rangka menjamin kebebasan pers dan informasi kepada publik,telah diundangkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,dan Undang-Undang Nomor 32 tentang penyiaran.kedua Undang-Undang ini mengamanatkan agar wartawan dalam menjalankan tugasnya tunduk pada kode etik jurnalistik.18 ASAS, FUNGSI, HAK, KEWAJIBAN DAN PERANAN PERS Pasal 4 1.
Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
2.
Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran.
3.
Untuk
menjamin
kemerdekaan
pers,
pers
nasional
mempunyai hak
mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. 4.
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak. KETENTUAN PIDANA Pasal 18
1.
Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4
18
file:///C:/Users/USER/Favorites/Downloads/UU_No._40_Tahun_1999_Tentang_Pers_.pdf
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah). 2.
Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).
3.
Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah).
2.7
Konstruksi Realitas Media Massa Media memiliki realitas yang disebut realitas media. Media menyusun realitas
berbagai peristiwa yang terjadi sehingga menjadi cerita atau wacana yang bermakana.19 Realitas yang ditampilkan media tidak dipahami sebagai seperangkat fakta, tetapi hasil pandangan tertentu dari hasil pembentukan realitas.20 Media memegang peranan khusus dalam mempengaruhi budaya tetentu melalui penyebaran informasi. Dengan demikian media tidak bisa dianggap netral dalam memberikan informasi mengenai isu atau peristiwa kepada khalayak. Informasi yang ada di media sangat ditentukan oleh tujuan dari pihak-pihak di balik pemberitaan tersebut. Media bukanlah saluran yang bebas tempat semua kekuatan sosial saling berinteraksi dan berhubungan. Sebaliknya media hanya dimiliki oleh sekelompok yang dominan seperti politik media dan elit media .
19 20
Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam media massa (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004) Ibid
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sehingga mereka lebih memiliki kesempatan untuk mempengaruhi atau memaknai suatu peristiwa berdasarkan pandangan mereka.Media tersebut menjadi sarana dimana kelompok dominan bukan hanya menetapkan posisi mereka tetapi juga memarjinalkan dan menyingkirkan posisi kelompok yang tidak dominan.21 Menurut Peter L. Berger dan Luckman menjelaskan kontruksi social atas realitas melalui “ The social contructuion of reality, A treatise in the sociological of knowledge” Teori dan pendekatan kontruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi di antara individu yang lainnya dalam masyarakat.22 Substansi teori dan pendekatan kontruksi sosial atas realitas Berger dan Luckman adalah proses simultan yang terjadi secara ilmiah melalui bahasa dan kehidupan seharihari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Secara posisi “Kontruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “kontruksi sosial media terhadap realitas”,dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan “Kontruksi Sosial media massa” atas “ Kontruksi Sosial atas realitas”. Secara posisi “Kontruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “kontruksi sosial media terhadap realitas”,dengan
21
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, Dan Politik Media (Yogyakarta: Penerbit LkiS,
2002) 22
Bungin Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta : Kencana Prenanda Media Group, 2008)
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menempatkan
seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan
“Kontruksi Sosial media massa” atas “ Kontruksi Sosial atas realitas”. Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas hingga membentuk, sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang dikontruksikan (consured reality) dalam betuk wacana yang bermakna. Terdapat tiga tindakan yang biasa dilakukan pekerja media, khususnya oleh para komunikator massa (menurut Dennis Mcquail dalam buku Ibnu hamad kontruksi realitas politik media massa) Tatkala melakukan kontruksi realita, yang berujung pada pembukaan citra: pemilihan simbol (fungsi bahasa); pemilihan fakta yang akan disajikan (strategi framing), dan kesediaan member tempat (Agenda setting). Tentang proses Kontruksi realitas, prinsipnya setiap upaya “Menceritakan“ (Konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda, karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkontruksinya sebagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas sebagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wawancara yang bermakna.23 2.8
Analisis Framing 23
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, Dan Politik Media (Yogyakarta: Penerbit LkiS,
2002)
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Framing
didefinisikan
sebagai
proses
membuat
suatu
pesan
lebih
menonjol,menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut.menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan.
1.
Konsepsi psikologi.
Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya.Framing berkaitan dengan struktur dan proses Kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu.Framing di sini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik/khusus dan menempatakan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan yang lebih menonjol dalam kongnisi seseorang.elemen elemen yang diseleksi dari suatu isu/peristiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas.
2.
Konsepsi Sosiologis.
Kalau pandangan psikologis lebih melihat pada proses internal seseorang,bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang tertentu,maka pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimanma konstruksi sosial atas realitas frame disini
dipahami
sebagai
proses
bagaimana
seseorang
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengklasifisikan,mengorganisikan,dan
menafsirkan
pengalaman
sosialnya
untuk
mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Frame di sini berfungsi membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi,dipahami,dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu. 24
24
Ibid
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/