BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut : Pengertian manajemen menurut Sofjan Assauri (2008:18), yaitu : “Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.” Pengertian manajemen menurut Ricky W.Griffin (2004:27), yaitu : “Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi manusia, financial, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.” Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2003:2), yaitu : “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.” Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur suatu kegiatan atau usaha dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien dan mengkoordinasikannya dengan kegiatan-kegiatan yang lain agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Dalam ruang lingkup manajemen terbagi menjadi beberapa bidang manajemen, diantaranya :
7
8
a. Manajemen Pemasaran Menurut Daryanto (2011 : 1), yaitu : “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”. b. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut M.Manullang (2004:198), yaitu : “Manajemen
Sumber
Daya Manusia
adalah
seni
dan
ilmu
pengadaan,pengembangan dan pemanfaatan SDM sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan secara daya guna dan kegairahan kerja dari semua kerja”. c. Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno (2003:3), yaitu : “Semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisisen.” d. Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Rander (2009), yaitu : “Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.”
2.1.2 Pengertian Produksi dan Operasi Kegiatan produksi merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah organisasi perusahaan atau industri. Produksi itu sendiri memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli sebagai berikut : Menurut Sofjan Assauri (2008:17), yaitu : “Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-
9
kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut yang berupa barang-barang atau jasa.” Menurut Vincent Gaspersz (2004:3), yaitu : “Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu sendiri.” Dari definisi yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz diatas, maka dapat disimpulkan bahwa produksi merupakan tugas atau aktivitas yang dikatakan memilki nilai tambah apabila ada penambahan beberapa input pada aktivitas tersebut yang memberikan nilai tambah produk (barang atau jasa). Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu. 2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. 3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. 4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya. Dari beberapa definisi produksi di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud produksi adalah suatu kegiatan penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan mempertimbangkan kegiatankegiatan pendukung lainnya. 2.1.3 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Setiap organisasi sangat membutuhkan suatu manajemen yang baik dalam mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi modal, mesin, bahan baku, dan tenaga kerja.
10
Dalam mengelola suatu kegiatan produksi, peran manajer sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan keguanaan atau manfaat dari suatu barang yang akan diproduksi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan . Pengertian manajemen produksi menurut Sofjan Assauri (2008:19), yaitu : “Merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan baku secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.” Menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs (2004:6), yaitu : “Operation Management (OM) is defined as the design, operation and improvement of the system that create and deliver the firms primary product and service.” Artinya : Manajemen operasi didefinisikan sebagai suatu desain, operasi dan perbaikan sistem produksi dalam membuat produk atau jasa utama perusahaan. Dari semua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah suatu desain,operasi dan perbaikan sistem produksi serta perubahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga kerja, modal dan input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa yang diinginkan.
2.2 Pemeliharaan(Maintenance) 2.2.1 Pengertian Pemeliharaan Pengertian pemeliharaan secara umum adalah berbagai tindakan teknis yang dilakukan agar peralatan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Dengan kata lain mesin harus selalu siap digunakan, sehingga kelangsungan jalannya operasi tetap terjaga dengan baik. Berikut definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang pemeliharaan, diantaranya :
11
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006:642), yaitu : “All activities involved in keeping a system’s equipment in working order”. Artinya : Pemeliharaan adalah seluruh aktivitas yang didalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan. Kemudian menurut Sofjan Assauri (2008:134), yaitu : “Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau pergantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan dilaksanakan untuk merawat atau memperbaiki peralatan atau fasilitas lainnya, agar tetap berada dalam kondisi yang baik yang selalu siap untuk digunakan agar proses produksi dapat memuaskan.
2.2.2 Peranan Mintenance dalam Manajemen Operasi Dalam kegiatan usaha, peranan maintenance sangat penting termasuk dalam perencanaan dan pengendalian operasi, dimana salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian operasi adalah untuk menetapkan kerja mesinmesin tertentu agar sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Kegiatan maintenance merupakan kegiatan yang cukup rumit, karena menyangkut keberhasilan proses operasi. Kegagalan melakukan kegiatan maintenance adalah macetnya salah satu rangkaian proses operasi sehingga dapat menghambat operasi perusahaan selanjutnya. Menurut
Sofjan
Assauri
(2008:145),
dalam
menjaga
kegiatan
maintenance yang dilakukan, maka perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
12
1. Menambah jumlah peralatan-peralatan dan perbaikan para pekerja bagian maintenance, sehingga dapat diharapkan rata-rata waktu kerusakan dari mesin dapat dikurangi. 2. Menggunakan preventive maintenance, karena dengan cara ini dapat mengganti alat-alat yang sudah lama dalam keadaan kritis sebelum rusak. 3. Mengadakan cadangan di dalam sistem produksi yang merupakan critical unit. 4. Mengadakan suatu desain khusus yang dapat memperbaharui dan memperpanjang waktu hidup dari mesin yang digunakan. 5. Mengadakan persediaan cadangan pada tiap tingkatan produksi, sehingga terdapat keadaan yang tidak tergantung antara tiap angkatan. Maintenance sangatlah diperlukan oleh perusahaan agar mesin-mesin dapat bekerja dengan baik dan seoptimal mungkin dan proses produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Dengan demikian, peranan maintenance dalam kegiatan operasi adalah untuk menjaga agar tidak terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh gangguan atau adanya kerusakan pada mesin atau fasilitas lainnya, sehingga proses operasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Apabila terjadi suatu penyimpangan dalam proses operasi pada suatu perusahaan, maka yang harus dilakukan adalah dengan melakukan perbaikanperbaikan terhadap mesin dan fasilitas lainnya seperti memeriksa dan melakukan penyetelan kembali mesin dan peralatan tersebut. Namun apabila penyimpangan yang terjadi merupakan penyimpangan yang cukup berat, maka diperlukan perbaikan-perbaikan atau reparasi terhadap mesin atau fasilitas produksi tersebut.
2.2.3 Tujuan Maintenance Tujuan utama dari maintenance adalah memelihara keadaan suatu peralatan atau mesin agar dalam kondisi yang telah ditetapkan dengan biaya pemeliharaan serendah-rendahnya. Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003:480), yaitu :
13
“Tujuan utama manajemen pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan meminimalkan biaya”. Kemudian menurut Stevenson (2002:720), yaitu : “The goal of maintenance is to keep the production system in good working order at minimal cost”. Artinya : Tujuan utama pemeliharaan adalah untuk menjaga sistem produksi dalam kondisi yang telah ditetapkan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Sedangkan menurut Heizer dan Rander (2006:700), yaitu : “The objective of maintenance and reability is to maintain the capability of the system while controlling cost, a good maintenance system drives out system variability. System must be designed andmaintained to reach expected and quality standard”. Artinya : Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem danpengendalian biaya, dimana sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai standar mutu dan kinerja yang diharapkan. Menurut A.S. Corder (2000:3), tujuan utama dari maintenance adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan seluruh isinya). 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (barang atau jasa) dan memperoleh laba investasi yang optimal. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat dan sebagainya. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menurut Sofjan Assauri (2008:134), yaitu : 1. Kemampuan produksi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
14
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tetap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri. 3. Untuk membantu mengurangi pemakain dan penyimpangan yang diluar batas. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhan. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of invesment yang sebaik mungkin dari total biaya yang terendah. Jadi kesimpulannya dari yang dikemukakan di atas, bahwa maintenance adalah untuk memudahkan penggunaan secara optimal peralatan modal melalui kegiatan seperti penggantian, perbaikan, servis dan modifikasi dari komponen atau mesin yang telah ditentukan sampai sejauh mana kegiatan operasi tersebut masih tetap bisa bermanfaat.
2.2.4 Jenis-jenis Maintenance Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dibedakan dalam 11 jenis pemeliharaan sebagai berikut : 1. Preventive Maintenance yaitu pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. 2. Long-term Maintenance yaitu pekerjaan pemeliharaan yang merupakan pencegahan terhadap kerusakan mesin dan alat-alat yang dibuat secara otomatis untuk jangkauan waktu yang relatif panjang. 3. Routine maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara rutin atau terus-menerus, seperti pengumpulan ampas, penggantian lampu. 4. Repair Work Maintenance yaitu suatu pemeliharaan yang perlu untuk memeperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi.
15
5. Corrective Maintenance yaitu suatu pemeliharaan yang merupakan koreksi atau perbaikan terhadap suatu kerusakan yang telah terjadi. 6. Predicative Maintenance yaitu cara preventive yang baru dengan menggunakan alat-alat yang sensitive, seperti vibration, electronic measuring instrument, dan sebagainya. 7. Planned Maintenance yaitu pengorganisasian pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan pengontrolan. 8. Running Maintenance yaitu preventive maintenance yang dilakukan pada saat mesin dan alat-alat sedang menjalankan fungsinya. 9. Shut Down Maintenance yaitu pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan pada saat mesin dan alat-alat sedang tidak menjalankan fungsinya. 10. Breakdown Maintenance yaitu pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan mesin dan alat-alat, tetapi yang termasuk dalam planning, mesin yang mengalami kerusakan lalu diadakan perbaikan. 11. Emergency Maintenance yaitu suatu pekerjaan pemeliharaan yang terpaksa dilakukan karena terjadinya suatu kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Menurut Sofjan Assauri (2004:96), mengklasifikasikan jenis-jenis maintenance yang dilakukan perusahaan manufaktur kedalam dua jenis, yaitu : preventive maintenance dan corrective maintenance/breakdown maintenace. a. Preventive Maintenance Menurut Jay Heizer dan Barry Rander (2006:646) mengemukakan bahwa : “Preventive maintenance involved performing routine inspections and servicing and keeping facilities in good repair. These activities are intended to build a system that will find potential failure and make changes or repairs that will prevent failure.” Artinya : Pemeliharaan pencegahan melibatkan pelaksanaan pemeriksaan rutin dan servis yang menjaga fasilitas-fasilitas dalam kondisi baik. Pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk membangun sistem yang
16
mengetahui kerusakan potensial dan membuat penggantian atau perbaikan yang akan mencegah kerusakan. Menurut Sofjan Assauri (2008:135) mengemukakan pendapat tentang preventive maintenance yaitu : “Preventive
maintenance
adalah
kegiatan
pemeliharaan
dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakankerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.” Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa preventive maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Preventive maintenance sangat penting karena kegunaanya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “critical unit”. Menururt Sofjan Assauri (2008:135) ciri-ciri mesin yang “critical unit” adalah sebagai berikut : 1. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan dan keselamatan para pekerja. 2. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. 3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi. 4. Modal yang ditanamkan pada fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal. Sofjan Assauri (2008:135), membedakan preventive maintenance dengan routine maintenance dan periodic maintenance. 1. Routine maintenance Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance
adalah
pembersihan
peralatan,
pelumasan,
atau
pengecekan oli, serta pengecekan isi bahan bakarnya dan termasuk
17
pemanasan dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai produksi sepanjang hari. 2. Periodic maintenance Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka wkatu tertentu. Contoh setiap minggu sekali, lalu meningkat menjadi sebulan sekali, dan setiap setahun sekali, dan seterusnya. Sebagai contoh dari kegiatan periodic maintenance adalah pembongkran mesin dibagian aliran bahan bakar, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin dan pembongkaran mesin tersebut. Tujuan preventive maintenance menurut Suyadi Prawirosentono (2001:305), agar terjamin hal-hal sebagai berikut : 1. Keamanan mesin operator/ tenaga maintenance Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut. Misalnya temperatur, air, angin, dan oli tidak boleh melebihi standar yang telah ditentukan. Sedangkan untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengamanan yang terdapat di dalam mesin. 2. Kelancaran mesin Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menjaga kelancaran mesin, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. 3. Mutu produk Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan menenkan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk mencapai mutu produksi tersebut, maka bagian maintenance akan menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi secara efisien dengan
18
menghindari (mengurangi) hambatan sekecil mungkin. Sehingga produk dapat diserahkan kepada pelanggan teapt pada waktunya. 4. Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta bebas dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan bagi pekerja (operator), serta menciptakan kenyamanan pada saat bekerja. Sedangkan kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut serta diadakan pengecatan kembali. Adapun prosedur-prosedur pelaksanaan preventive maintenance menurut Suyadi Prawirosentono (2001:306), yaitu FITCAL yang terdiri atas : 1. Feel Biasanya yang lebih berpengalaman dan jelas merasakan adanya kelainan pada mesin yang sedang berjalan adalah operator maintenance. Apabila gejala kerusakan timbul, maka maintenance mempunyai kewajiban untuk mengambil tindakan pencegahan. Selain dengan jalan merasakan, gejala-gejala kerusakan pun dapat juga diketahui dengan cara melihat, mendengarkan, meraba, dan mencium. 2. Inspection Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah semua bagian pekerjaan dapat diselesaikan sebagimana mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan secara visual atau dengan menggunakan alat-alat ukur. Keberhasilan preventive maintenance juga tergantung pada inspeksi ini, karena kelengahan sedikit saja dalam melaksanakan inspeksi, kemungkinan bisa berakibat fatal sehingga mengakibatkan terhentinya proses produksi. Misal suatu gejala yang masuk dalam taraf kerusakan ringan, apabila dibiarkan dapat berpengaruh pada keseluruhan unit mesin sehingga akan terjadi kerusakan yang besar. Jadi seluruh kegiatan inspeksi perlu disusun dalam suatu program lengkap dengan penjadwalan kerjanya, sebagai alat untuk melaksanakan diadakannya pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksaan
19
(inspection order), yaitu kartu yang berisi alat atau bagian-bagian yang harus diperiksa sesuai dengan waktu pemeriksaan yang telah ditentukan. Pemeriksaan pun harus memberikan penilaian, misalnya besar, sedang, dan kecil. 3. Tight Pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar, sebagai akibat adanya getaran atau gesekan pada waktu mesin sedang berjalan, jadi semua baut-baut longgar, ikatan-ikatan dan bagian-bagian yang lainnya harus
dikencangkan.
Kelonggaran-kelonggaran
tersebut
dapat
memperlambat gerakan-gerakan roda yang lebih berat lagi dan juga dapat memacetkan mesin, disamping itu dapat menimbulkan kecelakaan bagi operator. 4. Clean Pekerjaan membersihkan tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam pelaksanaan maintenence, karena pekerjaan membersihkan mesin yang berputar dari pengotoran dapat menghindarkan timbulnya kemacetan. Aktivitas lain juga tergolong dalam pekerjaan membersihkan adalah pengecatan pada bagian tertentu dari suatu mesin dapat mencegah timbulnya karat. 5. Adjusment Penyetelan dilakukan terhadap bagian-bagian yang cara kerjanya berubah-ubah. Biasanya hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah satu bagian yang baru diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan dengan bagian lain sesuai dengan konstruksi mesin. Apabila mesin dijalankan, kedua bagian tersebut harus distel atau disesuaikan cara kerjanya, selain itu adanya getaran-getaran yang terus menerus dan proses berlangsungnya waktu, dapat pula mengakibatkan labilnya hubungan bagian yang bekerja secara sinkron. Sekiranya kerja penyetelannya kurang memuaskan, maka harus segera diadakan perbaikan kembali atau penggantian sebelum terjadinya kerusakan.
20
6. Lubrication Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan laju kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang terlalu besar. Umumnya yang dilumasi adalah bagian-bagian mesin dan alatalat yang selalu bergesekan satu sama lain. Pelumas ini berfungsi sebagai pendingin. Pendingin memang sangat diperlukan untuk bagian-bagian yang saling bergesekan, karena bagian-bagian tersebut cepat sekali menjadi panas, kenyataannya menunjukan bahwa daya kekuatan material akan menurun dengan naiknya temperatur. Kemacetan bisa terjadi, jika material tersebut kehabisan daya, selain itu naiknya temperatur dalam banyak hal merupakan sumber kecelakaan dan kebakaran. Oleh karena itu, maka pelumas harus dilaksanakan dengan tekstur dan teliti melalui perencanaan dan pengontrolan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pelumasan, yaitu : a. Kadar dan jenis bahan pelumas yang dipakai. b. Jumlah atau takaran minyak pelumas yang dibutuhkan. c. Bagian-bagian yang harus dilumasi. d. Sistem pelumasan yang biasanya berdasarkan normal. Dengan demikian FITCAL yang dilakukan pada preventive maintenance merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan efesiensi dan efektivitas pendayagunaan mesin. b.Breakdown Maintenance Menurut Sofjan Assauri (2008:136), mengatakn bahwa : “Perbaikan yang dilakukan disebabkan karena adanya kerusakan yang terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance, ataupun dilakukan preventive maintenance tetapi tetap sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak”. Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:251), mengemukakan pendapat mengenai breakdown maintenance sebagai berikut :
21
“Pemeliharaan
korektif
(breakdown
maintenance)
merupakan
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadi kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik”. Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006:646), yaitu : “Breakdown maintenance occurs when equipment fails and must be repaired on an emergency or priority basis.” Artinya : pemeliharaan kerusakn yang terjadi ketika peralatan rusak dan kemudian harus diperbaiki atas dasar prioritas atau emerjensi. Jadi dalam breakdown maintenance sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan, baru kemudian diadakan perbaikan. Maksud dari tindakan ini agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat digunakan dalam kondisi seperti kembali.
2.2.5 Fungsi Maintenance dan Keuntungan Adanya Maintenance 2.2.5.1 Fungsi Maintenance Menurut Agus Ahyari (2002:351), fungsi perawatan : “Fungsi perawatan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan perawatan mutlak harus dilakukan agar seluruh kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan adanya perawatan yang baik, akan mengurangi waktu yang terbuang sebagai akibat dari mesin yang mengalami kerusakan yang dapat menghambat proses produksi.
2.2.5.2 Keuntungan Maintenance Kegiatan perawatan terhadap peralatan pengoperasian adalah sebagai alat kontrol atau pengendali dalam menjaga proses penggunaan mesin, baik kondisi,
22
jumlah, waktu, dalam keadaan tetap baik dan menghindari kemacetan-kemacetan yang timbul akibat dari adanya kerusakan, sehingga peralatan operasi dalam hal ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Adapun menurut Ahyari (2002:349), keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik dari mesin yang ada dalam perusahaan, sebagai berikut : 1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang. 2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar. 3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan. 4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka pengendalian proses dan pengendalian kualitas proses harus dapat dilaksanakan dengan baik pula. 5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakn total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan. 6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku akan berjalan normal. 7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi, maka tujuan dari pemeliharaan telah tercapai.
2.2.5.3 Hal-hal yang Penting dalam Melaksanakan Kegiatan Pemeliharaan Hal-hal yang penting dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan menurut Ahyari (2002), yaitu : 1. Aktivitas perawatan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, bukan merupakan pemikiran belaka. Maka dalam melaksanakan aktivitas perawatan perlu diperhatikan petunjuk dan pengalaman, peraturan serta jadwal waktu yang telah ditentukan.
23
2. Perlu diperhatikan pula proses perawatan, hendaknya biaya ditetapkan serendah-rendanya, tanpa mengurangi arti dari perawatan itu sendiri. 3. Untuk kelancaran perawatan diperlukan adanya suatu organisasi, perencanaan, penjadwalan dan pengendalian biaya perawatan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan industri masingmasing. 4. Kerjasama yang baik antara pemakai mesin dengan bagian perawatan, sehingga proses perawatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai sasarannya. 5. Perawatan mesin-mesin sifatnya adalah kontinyu, dan harus dapat terbaca tentang riwayat yang menyangkut kebaikan serta kelemahannya. Oleh karena itu, kartu-kartu perawatan yang baik perlu dipergunakan agar dapat memberikan kesan-kesan dan informasi tentang mesin-mesin itu. 6. Untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan atau kerugian, perlu ditegaskan bahwa pemakai mesin tidak dibenarkan melakukan
perbaikan,
penyetelan
dan
penggantian
sendiri
tanpa
sepengetahuan bagian perawatan, 7. Kualitas perawatan mesin-mesin dapat tercapai apabila perawatan cukup memadai. Fasilitas itu antara lain tenaga pelaksana, alat-alat perkakas, suku cadang dan pembinaan atau pengelolaan kerja yang baik.
2.2.5.4 Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan (Maintenance) Peranan maintenance adalah untuk menjaga agar perusahaan dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau bahkan mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi sekecil mungkin. Dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan tidak terlepas dari langkahlangkah untuk melakukan kegiatan tersebut. Adapun tugas dan kegiatan dari maintenance menurut Sofjan Assauri (2008:140), yaitu : 1. Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik
24
sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap perealatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporanlaporan hasil pengecekan atau pemeriksaaan tersebut. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan pabrik selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. 2. Kegiatan teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas alat yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap keumungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan teknik ini termasuk pula kegiatan penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dengan cara-cara atau usaha-usaha untuk mengatasi atau memperbaiki yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi. 3. Kegiatan produksi (Production) Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan sebenarnya, yaitu mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan di pabrik dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usahausaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. 4. Kegiatan administrasi (Clerical Work) Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen atau sparepart yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen atau sparepart yang tersedia di bagian pemeliharaan.
25
5. Pemeliharaan bangunan (Housekeeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.
2.3 Pengertian dan Jenis-jenis Mesin 2.3.1 Pengertian Mesin Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan dalam pengoperasian. Dengan menggunakan mesin, maka perusahaan dapat menekan tingkat kegagalan oerasinya, dapat meningkatkan standar kualitasnya, dapat mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan operasinya sesuai permintaan pelanggan akan lebih efisien karena dapat lebih terkontrol penggunaannya. Dalam peralatan ini disamping mesin juga dikenal sebagai “tools” yaitu setiap instrument yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan proses operasinya. Adapun pengertian mesin menurut Sofjan Assauri (2008:111), yaitu : “Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu.”
2.3.2
Jenis-jenis Mesin Mesin memiliki jenis-jenis yang berbeda, menurut Sofjan Assauri
(2008:112), bahwa mesin dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Mesin yang bersifat umum atau serbaguna (general purpose machine). Mesin yang serbaguna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan
tertentu
untuk
berbagai
jenis
barang/produk atau bagian dari produk (part). Ciri-ciri mesin yang serbaguna (general purpose machine), yaitu : a. Mesin ini dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar untuk pasar (ready stock) dan bukan atas dasar pesanan. b. Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya relatif lebih murah. Sehingga investasi dalam mesin ini lebih murah.
26
c. Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak. d. Diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan pada mesin serbaguna ini. e. Biaya operasi produksi lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan mesin serbaguna ini lebih murah, karena bentuk mesin serbaguna ini standar. g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman. 2. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machine). Mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang dirancang dan dibuat untuk satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Ciri-ciri mesin yang bersifat khusus (special purpose machine), yaitu : a. Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau volume yang kecil. Oleh karena itu, harga mesin-mesin ini relativ lebih mahal, sehingga investasi dalam mesin ini menjadi lebih mahal. b. Mesin bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga pekerjaan lebih
cepat
dan
biasanya
dipergunakan
dalam
pabrik
yang
menghasilkan produknya dalam jumlah yang besar. c. Biaya pemeliharaan dari mesin ini lebih mahal dari mesin serbaguna. d. Biaya produksi per unit relatif lebih rendah. e. Mesin ini mudah ketinggalan zaman.
2.4 Penelitian Terdahulu (Jurnal) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian
Variabel
Kesimpulan
Pelaksanaan Pemeliharaan
Pemeliharaan
Total biaya preventive sebesar
Preventive Untuk mencari
(Maintenance)
Rp 2.464.333 lebih kecil jika
Biaya Pemeliharaan Mesin
dibandingkan
dengan
total
Yang Minimal Pada
biaya breakdown yaitu sebesar
Perusahaan Daerah Air
Rp 17.281.250. Dengan begitu
Minum (PDAM) Tirta
kebijakan
preventive
27
Kertaraharja Kabupaten
maintenance lebih baik karena
Tangerang
perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 14.816.916. Jadi
sebaiknya
menerapkan
perusahaan kebijakan
preventive maintenance. Program Perencanaan
Pemeliharaan
1.Dengan
menggunakan
Kebijakan Penjadwalan
(Maintenance)
kebijakan
pemeliharaan
Preventive Maintenance Unit
preventive perusahaan dapat
Mesin Las
menghemat biaya sebesar Rp 1.699.582 untuk mesin las Transmig dan untuk mesin las Trans ARC perusahaan dapat menghemat
sebesar
Rp1.607.743. 2.Pemeliharaan
preventive
lebih baik dilakukan daripada pemeliharaan breakdown atau menunggu adanya kerusakan. Analisis Pemeliharaan Main
Pemeliharaan
1.Subsistem
kebijakan
Booster Pump Dalam
(Maintenance)
pemeliharaan
preventive
Meningkatkan Pemompaan BBM Di Terminal BBM Balongan
setelah diolah dengan metode probabilitas
pelaksanaan
pemeliharaan tersebut dengan minimum cost dilaksanakan pada bulan ke 6. 2.Persentase
selisih
biaya
antara pemeliharaan preventive dan pemeliharaan breakdown adalah 16% (Rp 20.235.096)
28
untuk biaya preventive sebesar Rp 3.751.796 sedangkan biaya pemeliharaan
breakdown
sebesar Rp23.986.982. Study Pemeliharaan Turbin
Pemeliharaan
1.Dengan menggunakan sistem
Air Pada Pembangkit Listrik
(Maintenance)
preventive maintenance akan
Tenaga Air Dengan
diperoleh alternatif biaya yang
Kapasitas 73,2 MW Di
paling murah sehingga tidak
PT.Inalum Power Plant
terjadi
Paritohan
pemborosan
biaya
dalam pemeliharaan. 2.Dengan menggunakan sistem preventive maintenance akan diperoleh selang waktu yang paling tepat untuk melakukan pemeliharaan menunggu
tanpa
kerusakan
harus yang
parah. 3.Dari
sistem
preventive
maintenance
dapat
diperkirakan umur dari sebuah mesin 4.Umur sebuah mesin dengan sistem preventive maintenance lebih panjang diabndingkan dengan
sistem
breakdown
maintenance.
2.5Kerangka Pemikiran Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan diperlukan suatu kerjasama dari semua kalangan, hal ini didasarkan pendapat Hasibuan (2003:2) bahwa :
29
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.” Mesin merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk menunjang unsur-unsur yang lainnya.Menurut Sofjan Assauri (2004:79) pengertian mesin yaitu : “Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk lain.” Menurut Manhan P. Tampubolon (2004:254) terdapat dua tipe pemeliharaan yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance : 1. Preventive Maintenance, merupakan kegiatan pemeliharan atau perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi. 2. Breakdown Maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadinya kelalaian yang terjadi pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Adapun preventive maintenance dapat dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu : 1. Routine maintenance, yaitu kegitan pemeliharaan yang dikerjakan secara rutin. Misalnya : mengganti pelumas, kegiatan pembersihan fasilitas, pengecekan bahan bakar, dan lainnya. 2. Periodic maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dikerjakan secara berkala.Perawatan berkala dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin produk tersebut. Dengan dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan terhadap mesin tersebut secara kontinuitas, diharapkan mesin tersebut dapat digunakan dengan baik.Oleh karena itu, penyesuaian atau penggantian spare part yang terdapat pada kendaraan tersebut harus tepat.Dengan demikian kerangka pemikiran yang dapat peneliti susun adalah sebagai berikut :
30
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
perusahaan
operasional
input
proses
output
breakdown pemeliharaan preventive
Efisiensi biaya