Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Arsitektur
Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku yang antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan metode baru struktur seperti terlibat juga pada ekspresi yang baru. Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusisolusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua style lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas dalam mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik konstruksi yang baru, Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas dalam menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern. Muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada tempat dimana bangunan itu dibangun. a) Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura, arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur dari 3 unsur, yaitu keindahan/estetika (vesunitas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas). Arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
b) Arsitektur menurut kamus Oxford:art and science of building; design or style of buildings, adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Pengertian ini bisa lebih luas lagi, arsitektur melingkupi semua proses analisa dan perencanaan semua kebutuhan fisik bangunan, namun dalam bahasa situs ini, membatasi pada pengorganisasian
perancangan bangunan, mulai
dari level
makro
yaitu
perencanaan kota, perancangan kota, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu rancang interior/eksterior, rancang asesoris dan pernik-pernik produk pelengkap.
2.2. Latar Belakang Arsitektur Neo Vernacular Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotakkotak). Oleh sebab itu, lahirlah aliran-aliran baru yaitu Post Modern. Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post modern menyebutkan tiga alasan yang mendasari timbulnya era post modern, yaitu: 1. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke dunia tanpa batas, ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia. 2. Canggihnya teknologi menghasilkan produk-produk yang bersifat pribadi. 3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur post modern dan aliranalirannya merupakan arsitektur yang menggabungkan antara tradisional dengan non tradisinal, modern dengan setengah nonmodern, perpaduan yang lama dengan yang baru. Dalam timeline arsitektur modern, vernakular berada pada posisi arsitektur modern awal dan berkembang menjadi Neo Vernakular pada masa modern akhir setelah terjadi eklektisme dan kritikan-kritikan terhadap arsitektur modern.
2.3. Kriteria Bangunan Neo Vernakular Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. 2. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya). Jadi latar belakang penerapan tema arsitektur neo vernakular pada pasar terpadu berkeinginan melestarikan unsur-unsur atau ciri arsitektur lokal dengan unsur-unsur modern yang berkembang saat ini agar lebih menarik pengunjung dan penjual untuk menggunakan fasilitas pasar yang akan direncanakan. Penggunaan arsitektur Neo Vernakular sebagai style pasar terpadu Lhoksukon dikarenakan pasar ini merupakan pasar tradisional yang patut di kembangkan agar lebih layak untuk digunakan oleh penjual dan pengunjung/pembeli.
2.4. Pengertian Arsitektur Neo Vernakular Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat istiadat. (Leon Krier). Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Jadi neo-vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 1. Museum Tsunami Aceh. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. “pada intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19” Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsitektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal. Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi. Arsitektur neo-vernakular, banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern. Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern.
2.5. Ciri-ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut : Selalu menggunakan atap bumbungan Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan. Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal) Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan. Warna-warna yang kuat dan kontras. Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali. Pemakaian atap miring Batu bata sebagai elemen local Susunan masa yang indah. Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat. Ciri-ciri : a)
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
b)
Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c)
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).
2.6. Prinsip Desain Arsitektur Neo - Vernakular Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu :
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
1. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang. 2. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur. 3. Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim 4. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur 5. Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.
2.7. Tinjauan Arsitektur Vernakular Table. 2. Perbandingan arsitektur Ttradisional, Vernakular dan Neo Vernakular
Perbandingan
Tradisional
Vernakular
Neo Vernakular
Ideologi
Terbentuk oleh tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, berdasarkan kultur dan kondisi lokal.
Terbentuk oleh tradisi turun temurun tetapi terdapat pengaruh dari luar baik fisik maupun nonfisik, bentuk perkembangan arsitektur tradisional.
Penerapan elemen arsitektur yang sudah ada dan kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya yang modern.
Prinsip
Tertutup dari perubahan zaman, terpaut pada satu kultur kedaerahan, dan mempunyai peraturan dan norma-norma keagamaan yang kental
Berkembang setiap waktu untuk merefleksikan lingkungan, budaya dan sejarrah dari daerah dimana arsitektur tersebut berada. Transformasi dari situasi kultur homogen ke situasi yang lebih heterogen.
Arsitektur yang bertujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh tradisi dan mengembangkannya menjadi suatu langgam yang modern. Kelanjutan dari arsitektur vernakular
Ide Desain
Lebih mementingkan fasat atau bentuk, ornamen sebagai suatu keharusan.
Ornamen sebagai pelengkap, tidak meninggalkan nila- nilai setempat tetapi dapat melayani aktifitas masyarakat di dalam.
Bentuk desain lebih modern.
Sumber : Sonny Susanto, Joko Triyono, Yulianto Sumalyo
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Dalam hal ini, pengertian vernakular arsitektur sering juga disamakan dengan arsitektur tradisional dan dapat diartikan bahwa secara konotatif kata tradisi dapat diartikan sebagai pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewaris budaya yang turun temurun dari generasi ke generasi. Arsitektur dan bangunan tradisional merupakan hasil seni budaya tradisional, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia budaya tradisional, yang mampu memberikan ikatan lahir batin. Di dunia global, kata tradisional sering digunakan untuk membedakan dengan modern. Di indonesia, sebutan yang berasal dari kata belanda “traditionell Architectur”, pada waktu itu istilah ini diberikan untuk karya-karya arsitektur asli daerah di indonesia, salah satu alasannya adalah untuk membedakan jenis arsitektur yang timbul dan berkembang dan merupakan karakteristik suku-suku bangsa di indonesia dari jenis arsitektur yang tumbuh dan berkembang atas dasar pemikiran dan perkembangan arsitektur di Eropa, khususnya arsitektur kolonial Belanda. Selain itu istilah-istilah lain sering bersentuhan arti dan maknanya dengan vernakular arsitektur yaitu arsitektur rakyat (folk architecture), arsitektur lokal atau kontekstual (indigenous architecture) bahkan ada juga yang kemiripan dengan arsitektur alamiah (spontanous architecture). Secara garis arsitektur rakyat diartikan sebagai arsitektur yang menyimbolkan budaya suatu suku bangsa dengan beberapa atribut yang melekat dengannya. Sementara itu, arsitektur lokal atau kontekstual, adalah arsitektural yang beradaptasi dengan kondisi budaya, geografi, iklim dan lingkungan, dan arsitektur alamiah adalah arsitektur yang dibangun oleh satu masyarakat berdasarkan proses alamiah seperti kebutuhan dasar manusia. Maka dapat dipahami bahwa pada dasarnya prinsip asrsitektur Neo-vernakular adalah melestarikan unsur-unsur lokal sehingga bentuk dan sistemnya terutama yang berkaitan dengan iklim setempat, seperti penghawaan, pencahayaan alamiah, antisipasi terhadap regionalisme yang merupakan aspek mendasar. 2.8. Perbandingan Neo Vernakular Dengan Tradisional Falsafah adaptasi regionalisme yaitu adanya dialog antara tradisional dan modern. Struktur bangunan dapat berkembang mengikuti teknik dan metode baru, namun ungkapan arsitektural tetap dalam semangat tempat dan budaya local yaitu kesatuan bentuk dan struktur.
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Table 3. Perbandingan Regionalisme dengan Neo Vernakular
Perbandingan
Tradisional
Neo Vernakular
Pengertian
Region adalah daerah dan Isme adalah paham, jadi faham bersifat kedaerahan
Neo berarti baru, masa peralihan dan vernakular adalah Native/asli/bahasa setempat, jadi peralihan dari bentuk setempat
Ideologi
Menciptakan arsitektur yang kontekstual yang tanggap terhadap kondisi lokal dan senantiasa mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna ruang dan tempat
Fokus kepada penerapan elemen arsitektur yang sudah ada dari hasil vernakular dan kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya yang modern.
Prinsip
Mengarah pada pemenuhan kepuasan dan ekspresi jati diri yang mengacu pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang dan masih tergantung pada vernakularisme
Arsitektur yang bertujuan melestarikan unsurunsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh tradisi dan mengembangkannya menjadi suatu langgam yang modern dan kelanjutan dari arsitektur vernakular.
Konsep Desain
Masih cenderung hanya meniru bentuk fisik, ragam dan gaya-gaya tradisional yang sudah dimiliki oleh masyarakat setempat.
Bentuk desain lebih modern menampilkan karya baru.
Kriteria
·
Menggunakan bahan bangunan lokal deengan teknologi modern. Tanggap dalam mengatasi pada kondisi iklim setempat
·
Mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna ruang dan tempat. Mencari makna dan substansi cultural, bukan gaya/style sebagai produk akhir
·
dan
mencoba
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diuungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen) Tidak elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religius dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilaan visualnya)
Sumber : Aplikasi regionalism dan Neo Vernakular dalam desain bangunan. Agus Dharma dan Hasan Sadli,
Sebagai ungkapan spiritual dari suatu kelompok masyarakat, maka gaya arsitektur harus mempunyai jawaban dari kebutuhan sosial masyarakat tersebut. Hubungan logis antara bangunan dengan lingkungannya. Kesadaran bahwa lingkungan
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
secara keseluruhan menjadi bagian yang menyatu dengan bangunan sehingga dalam merancang, selalu memperhatikan adat dan budaya setempat. 2.9. Contoh Bangunan neo-vernakular
2.9.2. Kuala Lumpur International Airport
Gambar 2. Kuala Lumpur International Airport http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Airport yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia ini dirancang oleh Dr. Kisho Kurokawa. Airport berkapasitas 25 juta orang dalam rencana pengembangannya akan dibuat jalur penghubung antara Kuala Lumpur dengan pusat kota. Di lahan seluas 10.000 ha ini Dr. Kisho Kurokawa merancang airport ini dengan gaya pencampuran identitas nasional Malaysia dengan fasilitas high-tech sehingga dapat mencerminkan Malaysia yang modern. Airport ini menjadi simbol kebanggaan Nasional Malaysia dan menjadi kesan pertama yang menarik ketika para penumpang tiba di Malaysia. Pendekatan Pemikiran Rancangan: Kuala Lumpur International Airport merupakan bangunan neo-vernakular yang memiliki konsep vernakular yang cukup jelas, penggunaan bentukan dan material atap Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
yang melengkung mencerminkan Malaysia yang sangat kental nuansa Islaminya namun dengan sentuhan material modern
menjadi sangat modern namun tidak
meninggalkan unsur vernakularnya. Penggunaan material yang sesuai dengan konsep vernakular inilah yang dapat diterapkan pada bangunan yang akan dirancang, yaitu Pasar Tradisional yang modern namun tidak meninggalkan unsur vernakularnya.
2.9.1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta Berada di daerah sub urban Kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang. Dirancang oleh Paul Andreu dari Prancis. Sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok (dari pipa-pipa baja) yang diekspose. Unit-unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropikal, sehingga pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar matahari. Unit ruang tunggu menggunakan arsitektur Joglo dalam dimensi yang lebih besar, namun bentuk maupun sistem konstruksinya tidak berbeda dari sopo guru dan usuk, dudur, takir, dan lain-lain dari elemen konstruksi Jawa. Penggunaan material modern namun memiliki tampilan seperti kayu yang diterapkan pada kolom- kolom di ruang tunggu memberikan kesan yang modern namun natural.
Gambar. 3. Bandara soekarno Hatta. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Pendekatan Pemikiran Rancangan: Bangunan Soekarno Hatta Airport ini merupakan bangunan neo-vernakular yang dengan sangat jelas memperlihatkan konsep asli vernakularnya seperti pada penggunaan bentuk-bentuk atap joglo dan atap-atap pelana (lipat) yang banyak digunakan pada bangunan tradisional Indonesia. Penggunaan material modern yang berkesan natural pada kolom-kolom bangunan ini dapat diterapkan pada bangunan Pasar Tradisional agar terlihat kesan mendaerah namun modern. Selain itu penerapan konsep arsitektur setempat dalam penggunaan tata ruang yang linear yang dipadu dengan
teknologi modern
cocok diterapkan pada Pasar
Tradisional, agar dapat terciptanya suatu bangunan modern yang masih memiliki image daerah, seperti ulee gajah pada sambungan balok-kolom yang saling menembus yang banyak terdapat pada bangunan tradisional Aceh.
2.9.3. National Theatre Malaysia Gambar National Theatre Malaysia
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 4. Gedung Teater Nasional Malaysia. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Bangunan teater daerah Malaysia ini merupakan salah satu bangunan neo-vernakular di Malaysia. Terletak di Kuala Lumpur, dengan fungsi sebagai teater daerah dan juga gedung pertunjukan, dengan kapasitas 2000 orang yang menggunakan tiga tingkat balkon. Gedung Teater Nasional Malaysia ini merupakan salah satu ciri Malaysia sehingga terlihat sangat lekat sekali kesan budaya Malaysianya. Gedung ini didesain dengan mengikuti konsep bangunan tradisional melayu Malaysia yang menggunakan atap pelana yang tinggi. Dengan mengambil bentuk vernakular yang jelas sekali dipadu dengan material yang modern menjadikan Gedung Teater Nasional Malaysia ini terlihat modern namun tetap memiliki ciri khas Malaysia. Pendekatan Pemikiran Rancangan: Gedung Teater Nasional Malaysia
ini mengambil konsep vernakular dari rumah
tradisional melayu Malaysia dengan sangat jelas dan memberikan pengulanganpengulangan pada bagian atapnya yang bertingkat-tingkat. Atap pelana yang biasanya digunakan pada bangunan rumah tradisional sangat tepat diaplikasikan ke gedung teater ini karena gedung teater membutuhkan ruang yang besar dan tinggi seperti pada rumah tradisional yang menggunakan atap yang besar dan tinggi.
2.9.4. Asakusa Tourist Information Center Bangunan ini terletak di seberang kuil Shinto di Jepang, Kuil Kinruzan Sensoji yang merupakan objek wisata utama di Asakusa, Tokyo. Asakusa terkenal sebagai kota dengan atmosfer shitamachi yang kental. Kuil Sensoji terkenal dengan lampion berukuran besar yang diletakkan pada gerbang Kaminari.
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 5. Eksterior Asakusa Tourist Information http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Asakusa Tourist Information Center merupakan karya Kengo Kuma, yang merupakan sayembara desain Tourist Hotpsot yang diadakan pada tahun 2008 oleh pemerintah Distrik Taito dan diikuti oleh 300 peserta. Karya kengo kuma ini merupakan reinterpretasi arsitektur vernacular dari bangunan machiya. Machiya merupakan townhouse tradisional Jepang, berupa rumah yang terbuat dari material kayu dengan fasad sempit dan berupa massa memanjang kebelakang. Jika machiya pada umumnya terdiri satu setengah lantai, dua lantai hingga tiga lantai, maka desain Kuma ini terdiri dari tujuh lantai. Atapnya berbentuk pelana bertumpuk, mengorientasikan diri pada pagoda kuil sensoji yang yang memiliki atap bertumpuk, berjumlah lima buah. Lantai 1 dan 2 digunakan sebagai area utama pusat informasi dan lounge. Sedangkan lantai 3 digunakan sebagai kantor administrasi, lantai 4 hingga 6 digunakansebagai galeri multifungsi maupun area aktivitas lain. Lantai 7 digunakan sebagai kafe.
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
2.9.5. Mapungubwe Interpretation Centre
Gambar 6. Mapungubwe interpretation center http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Mapungubwe Interpretation Centre merupakan karya Peter Rich. Terletak di Afrika Selatan bagian utara yang berbatasan dengan Botswana dan Zimbabwe, serta termasuk dalam kawasan Unesco World Heritage Site. Lokasi bangunan ini selain merupakan daerah yang kaya dengan cultural heritage, juga memiliki kekayaan flora dan fauna serta merupakan daerah bekas tambang emas pertama di Afrika. Visitor Center seluas 1.500 m² ini memiliki ruang yang berisi artifak serta sejarah tempat bangunan ini berada. Selain itu juga terdapat fasilitas lain dan kantor pengelola. Desain bangunan menyerupai dome yang merupakan bentuk rumah penduduk setempat dengan bagian dalam berupa kubah. Kubah-kubah lengkung ini didesain dengan mengadaptasi sistem konstruksi setempat yang telah berumur 600 tahun dalam upaya untuk menciptakan bangunan yang low-cost serta ramah lingkungan. Material utama bangunan ini adalah batu paras dan ubin sebagai pelapis dinding, serta kayu jenis mopane.
2.9.6. Bandara Internasional Minangkabau
Gambar 7. Bandara International Minangkabau Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 8. Enterance Bandar udara Minangkabau.
Gambar 9. Site Enterance Bandar udara Minangkabau. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Bangunan ini terletak di propinsi Sumatra barat yang merupakan salah satu bangunan neo vernakular. Memiliki fungsi sebagai tempat lepas landas, mendarat pesawat udara, dan pergerakan di darat pesawat udara, dengan kapasitas mencapai 1,3 juta, Bandar udara ini merupakan bandar udara pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki nama suatu suku atau etnik, dimana dinamakan sesuai dengan etnik yang mendiami provinsi Sumatera Barat yaitu Minangkabau. Bangunan ini sangat lekat sekali dengan budaya minangkabau. Bandara ini didesain dengan mengikuti konsep bangunan tradisional minangkabau yang menggunakan atap gonjong atau bagonjong dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng. Dengan mengambil bentuk vernakular yang jelas sekali dipadukan Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
dengan material yang moderen menjadikan bandara Internasional Minangkabau ini terlihat maderen namum tetap memiliki ciri khas daerah mimangkabau yang terletak pada atapnya. Penarapan tema neo vernakular pada Bandara internasional minangkabau ini mengambil konsep vernakular dari rumah tradisional padang dengan sangat jelas terdapat pada atap gonjong atau bagonjong dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau.
2.9.7. Museum Ulen Sentalu Jogjakarta Ullen Sentalu adalah museum yang memiliki berbagai koleksi peninggalan Kerajaan Mataram. Di sini Anda bisa melihat lukisan, alat music tradisional, kumpulan foto, arsip surat, kain-kain batik, dan sebagainya. Semuanya disimpan dengan hati-hati dalam sejumlah ruang yang ditata dengan apik.
Gambar 10. Pintumasuk pemilik Museum Ulen Sentalu dan cafe http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Bangunan ini menarik karena dibangun mengikuti kontur tanah yang tidak rata. Pepohonan yang rimbun juga menambah asri museum ini sehingga menimbulkan suasana nyaman nan menenangkan. Setiap pengunjung museum dapat melihat seluruh koleksi dengan ditemani oleh pemandu yang sudah berpengalaman. Mereka akan mengajak pengunjung berkeliling dalam kelompok kecil yang dibatasi jumlahnya agar Anda bisa menikmati setiap sisi museum sampai puas. Yoshio Taniguchi, arsitektur MoMA (Museum of Modern Art) membuktikan bahwa arsitektur sebagai karya seni tertinggi tidak tampil sebagai rancangan sendiri yang terpisah, tapi menyatu
dengan koleksi museum yang berada didalamnya dalam
sebuah habitat. Itulah yang dilakukan museum Ullen Sentalu yang dirancang mulai Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
dari ruang tata pamer, struktur ruangan dan layout bermacam bangunan, bukan untuk tampil sendiri-sendiri tidak terintegrasi tapi menyatu dengan koleksi didalamnya sehingga dapat mengingatkan kembali (mnemonic) memori kolektif sebuah peradaban yang sudah berlangsung ribuan tahun. Mataram Kuno yang diwakili dengan bermacam bangunan candi terbuat dari batu andesit yang tersebar di ‘bhumi mataram’ ditampilkan dalam tata ruang pameran tetap: Guwo Selo Giri (Gua Batu Gunung) yang terletak tiga meter dibawah permukaan tanah menyerupai gua masa silam atau bunker bangunan modern dengan struktur seluruhnya mirip bangunan candi, yaitu terdiri dari batu andesit yang dibiarkan terbelah tanpa polesan.
Gambar 11 . Museum Ulen Sentalu http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Unsur arsitektur vernacular yang menyatu dengan alam sekitarnya muncul secara penuh dengan penggunaan batu andesit yang ditambang dari area sekitar lokasi museum, kemudian dibangun dengan tehnologi lokal dan dikerjakan oleh pekerja dari desa Kaliurang yang ahli dalam membelah batu dan menyusunnya menjadi bangunan. Kesan menyatu dengan alam disekitarnya dan kenangan (mnemonic) akan kebesaran mahakarya arsitektur Hindu-Budha milik dinasti Mataram Kuno dikembangkan lebih jauh menjadi bangunan yang akan mengingatkan siapapun yang pernah berkunjung ke permandian Tamansari akan lorong Sumur Gumuling menuju masjid bawah tanah di Taman Sari yang dibangun oleh dinasti Mataram Kini. Keluar dari lorong Guwo Selo Giri terhampar tangga ‘stairway to heaven’ menuju Taman Kaswargan (Heavenly Hills) dengan struktur punden berundak yang akan mengingatkan kebudayaan megalitikum yang pernah ada ratusan ribu tahun silam atau mengingatkan tangga Hastonorenggo di bukit Imogiri, menuju ke persemayaman raja-raja Mataram Kini. Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Sementara itu Kampung Kambang yang terletak diatas air (mengambang) dibangun menyerupai kampung rumah orang Kalang yang tinggal di ibukota kuno Mataram Kini atau Mataram Islam periode Pertama (Mataram Islam periode Kedua adalah kurun waktu setelah perjanjian Giyanti) di Kotagede dengan jalanan sempit menyerupai gang dan dibuat berkelak-kelok menyerupai struktur labirin Minoan. Pengunjung yang tidak ditemani oleh educator tour akan mudah tersesat, karena sesuai namanya labirin yang berfungsi untuk menyesatkan orang tapi dalam rancangan museum dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keingin-tahuan (curiousity) yang ditumbuh-kembangkan, setelah curiousity rangkaian tour pertama atas Guwo Selo Giri dibawah permukaan tanah. Konon menurut legenda yang masih hidup hingga saat ini, labirin adalah ruang bawah tanah istana Minoan yang didalamnya dipelihara monster Minotaur berujud kepala banteng dengan tubuh manusia. Setiap tahunnya, monster itu menuntut korban 7 gadis dan 7 perjaka dari Yunani, sebelum akhirnya ditumpas oleh pangeran Theseus putra raja Aegean dari Yunani. Bentuk labirin di Kampung Kambang, selain membuat pengunjung curious, dimaksudkan untuk mengingatkan (mnemonic) akan kampung warga Kalang di Kotagede. Dimana diantara jalanan di kampung sempit itu terdapat rumah saudagar yang menyimpan bermacam benda berharga mirip koleksi dalam sebuah museum.
Gambar 12. Ruang Penerima Museum Ulen Sentalu. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Guwo Selo Giri (Gua Batu Gunung) adalah ruang pamer untuk koleksi tetap (Exhibition Hall for Permanent Collection) yang terdiri dari lobby dan hall utama. Pada bagian lobby terdapat beragam foto lukisan cat minyak dari berbagai ukuran dengan tema Tari dan Musik Tradisional Jawa. Tata pamer (lay out display) dengan menempatkan semua lukisan pada dinding dimaksudkan untuk memberi jarak pandang dan ruang gerak (prosemic) bagi pengunjung yang ingin melihatmya secara perspektif dan bukan close up. Di ruangan juga terdapat seperangkat alat musik gamelan yang merupakan simbol kebesaran (masterpiece) kebudayaan Jawa, khususnya dari Kraton. Karena setiap raja Jawa yang bertahta memiliki mandat agung untuk menciptakan koreografi, Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Laporan Perencanaan Akhir Arsitektur Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
setidaknya satu jenis tarian, sebagai simbol hanggabeni ikut melestarikan warisan budaya leluhur. Sedangkan di sudut ruangan yang merupakan centerpoint dimana setiap pengunjung setelah melewati pintu masuk akan langsung melihatnya, ditempatkan lukisan berjudul Tari Topeng. Seperangkat musik Gamelan yang sebagian besar tersebut juga membuktikan kebesaran kebudayaan Jawa karena jenis musik perkusi (diketuk/ dipukul) adalah jenis musik paling kuno milik hampir seluruh peradaban umat manusia dimuka bumi dan sementara bangsa lain masih berbentuk sederhana, pada Kebudayaan Jawa telah berkembang sangat lengkap dan rinci. Pada bagian hall utama terdapat deretan foto dokumenter dan lukisan milik Kraton dan Pura milik dinasti Mataram Kini yang terdiri dari foto dan lukisan para raja, ratu dan putri bangsawan dari Kraton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegara dari Solo dan Kration Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pura Paku Alam dari Jogja. Pada ujung Guwo Selo Giri terhampar tangga menuju Kampung Kambang dan Taman Kaswargan.
Herdiyana Ramdani I 41211120002 |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30