BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pembahasan tentang sistem dan informasi sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru. Teori sistem mengatakan bahwa setiap sistem pembentuk organisasi itu penting dan harus mendapat perhatian yang utuh supaya manajer atau atasan dapat bertindak
lebih efektif dan efisien dalam mengambil keputusan. Informasi
merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Suatu sistem yang kekurangan informasi akan menjadi tidak efektif dan efisien. (Tata Sutabri;2007:2)
II.1.1. Pengertian Sistem Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “Systema” yang berarti kesatuan. Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Adapun yang menjadi salah satu pengertian atau definisi sistem secara umum adalah sebagai berikut : 1. Merupakan sekumpulan objek-objek yag saling berelasi dan berinteraksi serta memiliki hubungan antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. 2. Merupakan kumpulan dari bagian-bagian yang kerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Maka apabila secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Tata Sutabri ; 2007 : 6). Unsur-unsur atau komponenkomponen yang saling berhubungan dalam sebuah sistem disebut dengan subsistem. Pembatasan subsistem sangat penting bagi pemeliharaan sistem. Apabila suatu subsistem mempunyai suatu batasan yang jelas dan penghubungnya diuraikan dengan jelas pula, maka suatu perubahan atau perbaikan pada sistem dapat dilakukan dengan lebih mudah.
II.1.2. Karakteristik Sistem Model dasar dari bentuk sistem adalah adanya masukan, pengolahan, dan keluaran. Selain itu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Menurut Tata Sutabri adapun yang menjadi karakteristik dalam sistem adalah sebagai berikut (Tata Sutabri ; 2007 : 13) : a. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terbentuk dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan yang disebut sebagai subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan suatu sistem. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan agar tidak menganggu kelangsungan hidup sistem. d. Penghubung Sistem (Interface) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan untuk terjadinya sumber daya agar dapat mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. e. Masukan Sistem (Input) Inputan yang dimasukkan kedalam sistem disebut masukan sistem. Masukan atau inputan ini dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). f. Keluaran Sistem (Output) Hasil dari input yang diolah dan diklasifikasikan akan menjadi keluaran yang berguna untuk proses penginputan selanjutnya. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. g. Pengolahan Sistem (Procces) Suatu sistem dapat memiliki sebuah proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah
data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam hal pengambilan keputusan. h. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti, yang bersifat deterministic. Kalau dalam suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka yang akan terjadi dalam pengoperasian sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
II.1.3. Klasifikasi Sistem Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain. Sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi didalam sitem tersebut. Oleh karena itu sitem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi sistem yang dimaksud adalah (Tata Sutabri ; 2007 : 15) : a. Sistem abstrak dan sistem fisik Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, seperti sistem teologia yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan tuhan. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, sepeti sistem komputer, sistem produksi, dan lain sebagainya. b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi yang menyebabkan terjadinya siang
dan malam atau pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system, misalnya sistem informasi berbasis komputer. c. Sistem deterministik dan sistem probabilistik Sistem deterministik yaitu sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sedangkan sistem probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas. d. Sistem terbuka dan sistem tertutup Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya. Sedangkan sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar.
II.1.4. Daur Hidup Sistem Siklus hidup sistem (system life cycle) adalah proses evolusi yang diikuti dalam penerapan sistem atau subsistem informasi yang berberbasis komputer. Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup sistem. Berikut ini adalah beberapa fase atau tahapan daur hidup suatu sistem : a. Mengenali Adanya Kebutuhan. Sebelum segala sesuatu terjadi pastilah terlebih dahulu timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Semua
kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan mengenai kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya. b. Pembangunan Sistem Suatu poroses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti guna menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut. c. Pemasangan Sistem. Setelah tahap pembangunan sistem selesai, kemudian sistem akan dioprasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem, dimana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap oprasional adalah pemasangan sistem, yang merupakan langkah akhir dari pembangunan sistem. d. Pengoperasian Sistem Program-program computer dan prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis. Sedangkan organisasi yang ditunjang oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau diperbaharui. e. Sistem Menjadi Usang Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu derastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang sedang berjalan. Secara ekonomis dan tekhnis diperlukan adanya pembangunan sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang telah ada atau sistem lama karena sistem yang lama ini sudah tidak layak dalam pengoperasiannya.
II.1.5. Pengertian Informasi Informasi
adalah
data
yang
telah
diklasifikasikan,
diolah
dan
diinterpresentasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta merupakan suatu kesatuan yang nyata. (Tata Sutabri ; 2007 : 22)
II.1.6. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem didalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar. (Tata Sutabri ; 2007 : 38).
II.1.7. Komponen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan building block. Sebagai suatu sistem blok-blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran. Adapun blok yang dimaksud adalah :
a. Blok Masukan (input block) b. Blok Model (model block) c. Blok Keluaran (Output block) d. Blok Teknologi (Technology block) e. Blok Basisdata (Database block) f. Blok Kendali (Control block) (Tata Sutabri ; 2007 : 39)
II.1.8. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses
informasi
tersebut
kedalam
bentuk
laporan
dan
mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan. (Kusrini,Andri Koniyo ; 2007 : 16). Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan atas transaksi keuangan perusahaan serta implementasinya. (Kusrini, Andri kinoyo ; 2007 : 16).
II.1.9. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Secara umum Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya kedalam satu informasi. Menurut Rudianto (2009 :4) Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan. Sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi (George H. Bodnar dan William S. Hopwood : 2006 : 8).
II.1.10. Pengertian Kas Kas merupakan suatu asset yang paling lancar dibandingkan asset-asset lainnya oleh karena itu perlunya pengendalian atas kas karena kas merupakan asset yang paling mudah untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan. Kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos, dan deposito.(Hery, S.E., M.Si : 2013 : 172). Pada umumnya perusahaan membagi kas menjadi dua kelompok, yaitu uang yang tersedia di kasir perusahaan (cash on hand) dan uang yang tersimpan dibank (cash in bank). Kas yang tersedia di kasir perusahaan sering disebut juga sebagai kas kecil (petty cash). Dalam siklus normal bisnis (operasi) perusahaan, kas merupakan sesuatu yang krusial. Banyak sekali transaksi yang baik secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi penerimaan atau pengeluaran kas. Untuk mengamankan kas dan menjamin keakuratan atas catatan akuntansi kas, maka pengendalian internal yang efektif terhadap kas mutlak diperlukan. Secara garis besar ada beberapa penerapan prinsip pengendalian internal kas yang dapat dilakukan, yaitu ( Hery,S.E.,M.Si : 2013 : 173) :
1. Hanya karyawan tertentu saja yang secara khusus ditugaskan untuk menangani penerimaan kas. 2. Adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatat penerimaan kas, dan yang menyimpan kas. 3. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen sebagai bukti transaksi. Seluruh uang kas harianyang diterima perusahaan dipegang oleh departemen kasir (kepala kasir). 4. Uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang dari pelanggan harus disetor ke bank setiap hari oleh departemen kasir. 5. Dilakukannya pengecekan independen atau verifikasi internal, dengan cara mencocokkan antara total catatan register kas dengan total fisik uang kas actual. 6. Mengikat
karyawan
yang
menangani
penerimaan
kas
dengan
uang
pertanggungan. Pada dasarnya, pengendalian internal atas pengeluaran kas akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek atau transfer lewat rekening bank, daripada melibatkan uang kas secara langsung. Namun, untuk pengeluaran-pengeluaran yang relative kecil, pengeluaran sebaiknya di danai langsung dengan menggunakan dana kas kecil. Sebab akan menjadi sangat tidak praktis apabila perusahaan menggunakan cek atau transfer lewat rekening bank hanya untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relative kecil. Kas
kecil
adalah
uang
tunai
yang
disediakan
perusahaan
untuk
membayarpengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis jika dibayar dengan cek atau giro (Rudianto: 2009: 200)
Alasan perlu dibuatnya suatu sistem dana kas kecil adalah karena pembayaran-pembayaran yang sering terjadi dalam jumlah yang relative kecil, pada akhirnya akan menjadi suatu jumlah tertentu yang cukup signifikan jika ditotal. Sehingga pengeluaran-pengeluaran tersebut juga perlu dimonitor dengan baik. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam pencatatan kas kecil, yaitu metode tetap (imprest fund system) dan metode tidak tetap (fluctuating fund system). Dengan sistem dana tetap (imprest fund system), tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat pembayaran kas kecil. Efek akuntansi dari setiap pembayaran kas kecil, baru akan diakui dan dicatat dalam pembukuan atau jurnal apabila kas kecil yang telah dibayarkan diisi kembali. Berikut contoh jurnal yang dibuat dengan menggunakn metode dana tetap: Jurnal pada saat pembentukan dana kas kecil Tabel II.I. Tabel Pembentukan/pendanaan dana kas kecil Tanggal
Nama Akun Kas Kecil
Debit
Kredit
Rp 5.000.000
Kas
Rp 5.000.000
Jurnal pada saat pengisian kembali dana kas kecil Tabel II.2. Tabel pada saat pengisian kembali dana kas kecil Tanggal
Nama Akun
Debit
Beban Transportasi
Rp 3.000.000
Beban lainnya
Rp 2.000.000
Kas
Kredit
Rp 5.000.000
Menurut Waluyo (2008), dana kas kecil disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pengelola kas kecil adalah kasir kas kecil yang bertanggungjawab terhadap pembayaran-pembayaran melalui kas kecil. Ada dua metode yang digunakan untuk mengelola kas kecil ini, yaitu metode imprest dan metode fluktuasi. a. Imprest Method Pada metode atau sistem imprest, jumlah pada akun “kas kecil” selalu tetap , yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kecil untuk membentuk dana kas kecil. Kasir kas kecil selalu menguangkan cek ke bank yang digunakan untuk membayar pengeluaran kecil dan setiap melakukan pembayaran, kasir kas kecil membuat bukti pengeluaran. Pencatatan pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali. b. Fluctuation Method Metode fluktuasi (fluctuation method) tidak berbeda dengan metode imprest dalam hal pembentukan dana. Namun pada metode fluktuasi, saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil selalu berubah (tidak tetap). Fluktuasi tersebut sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Pencatatan dilakukan secara langsung pada saat pengeluaran. Pada akhir periode tidak diperlukan lagi penyusunan ayat jurnal penyesusaian karena setiap pengeluaran kas kecil telah dilakukan pencatatan.
II.2. Pengertian UML (Unified Modeling Language) UML singkatan dari Unified Modelling Langguage yang berarti bahasa pemodelan standart. (Chonoles, 2003 : bab 1) mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantic. Ketika kita membuat model menggunakan konsep UML ada aturan –aturan yang harus diikuti. Bagaimana elemen pada model-model yang kita buat harus berhubungan satu dengan lainnya harus mengikuti standart yang ada. UML bukan hanya sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya. Ketika pelanggan memesan sesuatu dari sistem, bagaimana transaksinya? Bagaimana sistem mengatasi error yang terjadi? Bagaimana keamanan terhadap sistem yang ada kita buat? Dan sebagainya dapat dijawab dengan UML. UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk : 1. Merancang perangkat lunak. 2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan bisnis. 3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem. 4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya. UML telah diaplikasikan dalam investasi perbankan, lembaga kesehatan, departemen pertahanan, sistem terdistribusi, sistem pendukung alat kerja, retail, sales, dan supplier. Blok pembangunan utama UML adalah diagram. Beberapa diagram ada yang rinci (jenis timing diagram) dan lainya ada yang bersifat umum (misalnya diagram kelas). Para pengembang sistem berorentasikan objek menggunakan
bahasa
model
untuk
menggambarkan,
membangun
dan
mendokumentasikan sistem yang mereka rancang. UML memungkinkan para anggota team untuk bekerja sama dalam mengaplikasikan beragam sistem. Intinya, UML merupakan alat komunikasi yang konsisten dalam mensuport para pengembang sistem saat ini. Sebagai perancang sistem mau tidak mau pasti menjumpai UML, baik kita sendiri yang membuat sekedar membaca diagram UML buatan orang lain (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 6-7).
III.2.1. Diagram-diagram UML Beberapa literatur menyebutkan bahwa UML (Unified Modeling Language) menyediakan sembilan jenis diagram, namun disini penulis akan menjelaskan empat diagram yang umum digunakan dalam perancangan sistem informasi diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Diagram Use Case (Use Case Diagram) Use-case menggambarkan external view dari sistem yang akan kita buat modelnya. (Pooley, 2003 : 15) mengatakan bahwa model use case dapat dijabarkan dalam diagram use case, tetapi yang perlu diingat, diagram tidak identik dengan model karena model lebih luas dari diagram. Komponen-komponen pembentuk diagram use case adalah : a. Aktor (actor), merupakan elemen yang menggambarkan pihak-pihak yang memiliki peranan dalam sistem. b. Use case, merupakan aktivitas / sarana yang disiapkan oleh sistem / bisnis. c. Hubungan (link), merupakan aktor mana saja yang terlibat didalam use case ini (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 16).
Penyetoran Uang
Penarikan Uang Nasabah Nasabah (aktor / actor)
Teller (aktor Teller/ actor)
Transfer Uang
Tambah Bunga
Gambar II.1. Diagram Use Case Sumber : “Menggunakan UML (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 17)” 2. Diagram Kelas (Class Diagram) Diagram kelas adalah inti dari proses pemodelan objek. Baik forward engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini. Forward engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan reverse engineering sebaliknya merubah kode program menjadi sebuah model (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 37). Diagram kelas merupakan kumpulan dari kelas-kelas objek. Oleh karena itu pengertian kelas sangat penting sebelum merancang diagram kelas. (Whitten, 2004 : 410) mengartikan kelas sebagai satu set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 39).
Mobil
Gambar II.2. Notasi Kelas Sederhana Sumber : “Menggunakan UML (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 41)” 3. Diagram Aktivitas (Activity Diagram) Diagram aktivitas lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem dari pada bagaimana sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis juga. Diagram aktivitas menunjukan aktivitas sistem dalam bentuk kumpulan aksi-aksi (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 143). Aktivitas digambarkan dengan persegi panjang tumpul. Namanya ditulis dikiri atas. Parameter yang terlibat dalam aktivitas ditulis dibawahnya. Detail aktivitas dapat dimasukkan di dalam kotak. Aksi diperlihatkan dengan simbol yang sama dengan aktivitas dan namanya diletakan didalam persegi panjang (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 145).
Process Sale Purchaseditem : Item
Bill Customer
Ship Item
Gambar II.3. Aktivitas dengan detail sederhana Sumber : “Menggunakan UML (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 :145)” 4. Diagram Interaksi dan Sequence (Urutan) Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ; 2011 : 11).
II.3. Pengertian Database Database atau sering disebut juga dengan basis data adalah sekumpulan informasi yang disimpan dalam computer secara sistematis dan merupakan sumber informasi yang dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer. Database ini memiliki fungsi menyimpan informasi atau data. (Andi Offset ; 2011 : 12) Secara harfiah database merupakan sekumpulan data yang tesusun dengan aturan-aturan tertentu dan disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan secara fungsi database dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan sekumpulan data. (Andi offset; 2011 : 3) Dalam penerapan dan pelaksanaannya, database memerlukan sebuah sistem untuk menjaga konsistensi dan kualitas data atau informasi yang ada didalamnya, untuk itu diperlukan yang namanya DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem piranti lunak yang yang khusus
digunakan untuk mengetahui elemen data mana yang bias diakses oleh user atau pengguna. (James A. Hall ; 2007 : 8)
II.4. SQL Server SQL Server 2008 adalah sebuah terobosan baru dari Microsoft dalam bidang database. SQL Server adalah sebuah DBMS (Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft untuk ikut berkecimpung dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul pendahulunya seperti IBM dan Oracle. SQL Server 2008 dibuat pada saat kemajuan dalam bidang hardware sedemikian pesat. Oleh karena itu sudah dapat dipastikan bahwa SQL Server 2008 membawa beberapa terobosan dalam bidang pengolahan dan penyimpanan data (Wahana Komputer ; 2010 : 2).
II.5. Microsoft Visual Basic 2010 Visual Studio 2010.Net merupakan sebuah Integrated Development Environtment (IDE) atau lingkungan kerja yang digunakan untuk membangun aplikasi.NET dengan mudah. Visual Studio Profesional 2010 menyediakan berbagai tool yang lengkap bagi para pengembang untuk membangun aplikasi yang berjalan di .Net Framework (Wahana Komputer ; 2012 : 7).
Gambar II.5. IDE Visual Studio 2010 Sumber : “Visual Basic 2010 programming (Wahana Komputer ; 2012 : 9)”