BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Peran Petani Prempuan
2.1.1 Pengertian Peran Menurut Bidle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kehidupan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian dan memberi sanksi. Peran (role) menurut Cohen (1992), suatu perilaku yang diharapkan oleh orang lain dari seorang yang menduduki status tertinggi (Syarbaini, 2009:60). Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan keduanya saling ketergantungan artinya tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran, seperti halnya status tiap orang mempunyai dengan berbagai macam peran dengan berasal dari pola pergaulan hidupnya. Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat orang (social position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu dalam organisasi sosial sementara peran-peran lebih banyak menunjuk pada fungsi-fungsi artinya seseorang menduduki sesuatu
22 Universitas Sumatera Utara
posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Peran petani perempuan dalam menjalankan fungsi-fungsinya sebagai ibu rumah tangga, yang juga memiliki kedudukan, posisi menjalankan peran dan pemegang keputusan apabila dibutuhkan juga yang mencukupi sosial ekonomi rumah tangganya. (Syarbaini, 2009: 60). Peran (Role) ialah tingkah laku yang diwujudkan sesuai dengan hak dan kewajiban suatu kedudukan tertentu. Atau dapat dikatakan peran adalah perilaku yang diharapkan seseorang yang memperoleh suatu status. Kedudukan perempuan mempengaruhi
peranan
yang
dilakukannya,
sebaliknya
kedudukan
dapat
dipengaruhi oleh peranannya dalam memperbaiki kedudukannya. Adapun kedudukan dan peran perempuan pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 fungsi yaitu sebagai berikut: 1. .Perempuan sebagai istri dan juga ibu rumah tangga serta anggota keluarga yang disebut dengan fungsi intern. 2. Perempuan sebagai warga Negara dan anggota masyarakat yang bergerak dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dapat juga disebut sebagai fungsi ekstern (Shanty Dellyana,1988 dalam soeroso, 2010:53) Perempuan mempunyai berbagai alasan untuk melakukan pekerjaan diluar rumah, alasan tersebut salah satunya antara lain karna desakan ekonomi, sehingga perempuan bekerja dan berperan serta dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Berdasarkan cara memperolehnya, peran dapat dibedakan menjadi: 1. Peranan bawakan (ascribed roles) yaitu peranan dengan diperoleh secara otomatis bukan karna usaha misalnya peranan sebagai nenek, anak, kepala desa dan sebagainya.
23 Universitas Sumatera Utara
2. Peranan pilihan (achieves roles) yaitu peranan dengan diperoleh atas dasar keputusannya sendiri misalnya memutuskan untuk memilih kuliah program studi sosiologi UI (Syarbaini,2009:60) Perempuan merupakan salah satu peranan pilihan (achieves roles) atas peranan yang dilakukan nya berdasarkan pada keputusannya sendiri, melakukan peran serta meningkatkan kebutuhan sosial ekonomi keluarganya. Dalam arti lain menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soerjono Suykanto. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam
kehidupan
masyarakat
(Deny.2011,Peran.
Diakses
dari www.arisandy.com). Berbicara tentang peranan berarti individu, tersebut juga berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang demikian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Peran dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial dan lainnya. Dari rumusan pengertian peranan yang dikemukakan diatas maka dapat diartikan bahwa peranan adalah suatu ketertiban yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dapat dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.
2.1.2 Petani Perempuan
24 Universitas Sumatera Utara
Penggunaan kata “perempuan” karena akan dibahas adalah jenis kelamin yang tergolong perempuan sebagai lawan jenis kelamin laki-laki. Serta lebih memantapkan informasi yang menjelaskan arti kata perempuan adalah yang diempukan (empu artinya indukatau ahli) sehinggaa tersirat arti penghormatan (Sadli,2010:3). Dalam keseharian perilaku perempuan sering dikaitkan dengan aspek jasmaniah. Dalam budaya indonesia aspek jasmaniah secara langsung maupun tidak langsung sering di interpreasikan secara populer sebagai perempuan dan kodratnya.Petaniadalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain (Sagoyo,1985:6). Dari rumusan pengertian petaniyang dikemukakan diatas maka dapat diartikan bahwa petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman(seperti padi, bunga, buahdan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasildari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.Terdapat tiga golongan petani yaitu petani berlahan sempit yaitu golongan pemilik-penyewa penggarap, pemilik penggarap dan penyewa penggarap serta dua golongan petani berlahan luas yaitu golongan pemilik-penyewa penggarap dan pemilik penggarap. Kendala utama bagi usahatani lahan luas golongan pemilikpenyewa adalah modal sedangkan untuk golongan pemilik penggarap adalah biaya pupuk kandang. Harga bayangan dari setiap kendala atau
sumberdaya
langka tersebut
menunjukkan bila
menambah
25 Universitas Sumatera Utara
ketersediaan sumberdaya tersebut satu rupiah akan mendatangkan pendapatan sebesar harga bayangannya (shadow price). Analisis sensitivitas menunjukkan batasan perubahan dari harga dan biaya agar tidak merubah keadaan optimal (Yuningsih. 1999. Analisis Optimalisasi Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman Jenis Usaha Petani. Diakses dari(http://repository.ipb.ac.id tanggal 21 April 2014 pukul 12.35). Perempuan diasosiasikan tanpa nilai, sementara wanita lebih mengarah kepada kedewasaan. Terang saja karena definisi dewasa di sini adalah sebuah pengabdian yang tersirat. Karena itu wanita dinilai tinggi ketika bisa mengabdi sehingga diinginkan oleh lelaki. Kesetiaan jadi lebih baik dari kemandirian (http://shofisme.wordpress.com/perempuan-dan-wanita/diakses tanggal 16 April 2014 pukul 12.30). Dari rumusan pengertian petani yang dikemukakan diatas maka dapat diartikan bahwa petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam dengan melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti, sayur-sayuran), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjual nya kepada orang lain. 2.1.3 Peran Petani Perempuan Kedudukan perempuan dalam aspek sosiologi menunjukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kedudukan Perempuan dalam pengertian ini memposisikan perempuan sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari laki-laki di lingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala
26 Universitas Sumatera Utara
rendah.Dalam proses-proses pembangunan terdapat hubungan timbal balik antara perempuan dan laki-laki.Jika perbedaan-perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak bisa diganggugugat dimana bahwa secara biologis perempuan memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan sementara laki-laki tidak, dan sejenisnya. Maka perbedaan perbedaan genderjuga harus bisa dirubah karna yang menjadi akarnya adalah faktor-faktor sosial dan sejarah (Macdonal, dkk: 13). Pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki sama, yaitu sama-sama manusia yang mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat memang dibutuhkan oleh perempuan, karena selama berabad-abad itu masih disangkal. Banyak kerugiankerugian yang disebabkan yang tidak mengenal atau mengakui perbedaanperbedaan ini. Pengakuan akan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan. Peranan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat merupakan akibat pembagian kerja secara seksual. Pembagian kerja secaraseksual ini bertahan karena mendapat kekuatan dari masa ke masa melalui sosialisasi dan enkulturalisasi. Peran perempuan selalu dikaitkan dengan urusan domestik dan lakilaki di ruang publik (Primariantari dkk, 1998:121). Pada dasarnya perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal didaerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang baru.Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan perekonomian, hal ini yang mendasari peran perempuan desa tidak hanya lagi bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian, perempuan sudah memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai petani dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.Dalam pertanian perempuan juga sudah dapatmemiliki tanah pertanian dan mengawasi penggarapannya. Dengan
27 Universitas Sumatera Utara
demikin perempuan tidak mengalami kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya. Jadi yang dimaksud dengan petani perempuan merupakan perempuan yang bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanamandengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualya kepada orang lain memperoleh pendapatan dan tidak lagi tergantung kepada laki-laki. Kedudukan seseorang dalam masyarakat selain ditentukan oleh jabatan resminya berdasarkan hukum, ditentukan pula oleh adat, nilai-nilai dan normanorma yang berlaku, serta juga oleh kemampuan dan perannya dalam masyarakat. misalnya: kedudukannya sebagai isteri tugas yang melekat dalam dirinya atau perannya adalah mengatur rumah tangga; kedudukannya sebagai guru, perannya mengatur bahan ajar supaya anak didiknya sukses. Jadi kedudukan seseorang menentukan perannya, sebaliknya peran yang dilakukan oleh seseorang dapat mempengaruhi dan merubah kedudukannya dalam masyarakat. Petani Perempuan adalah sosok perempuan pedesaan baik yang dewasa maupun muda. Mereka adalah isteri petani atau anggota keluarga tani yang terlibat secara langsung atau tidak dengan tetap atau sewaktu-waktu dalam kegiatan usaha tani dan kesibukan lainnya berhubungan dengan kehidupan dan penghidupan keluarga tani dipedesaan (Sajogyo, 1985). Petani Perempuan dari setiap daerah mempunyai masalah yang sama. Secara umum mereka menghadapi masalah yang sama pula. Yaitu tingkat hidup yang rendah dan jumlah keluarga yang relatif besar, tingkat pendidikan dan kesempatan belajar kurang, pengetahuan dan keterampilan yang sangatterbatas dan
28 Universitas Sumatera Utara
tertinggal dalam usaha tani, kurangnya sikap positif terhadap kemajuan baik karena adat, agama, maupun kebiasaan hidup.Perempuan dalam proses pendidikan dipedesaan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang adil belaka, tindakan mengajar, mendorong perempuan dipedesaan untuk berpartisipasi dalam pendidikan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut sertanya perempuan pada umumnya dalam pendidikan berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Petani Perempuan sehubungan dengan peran dan kedudukannya dalam rumah tangga perlu diberikan perhatian khusus yang secara bersama dikaitkan dengan kepentingan keluarga tani. Padahal banyak orang percaya kalau perempuan selayaknya berada dilingkungan rumah tangga dengan tugas-tugas seperti melahirkan dan membesarkan anak, serta mengurus suami, agar keluarga tentram dan sejahtera. Pandangan seperti itu dapat dibenarkan oleh penganut Teori Nature. Tetapi jika disimak, maka pandangan tersebut lebih memihak dan menguntungkan suami. Suami dengan segala aktifitasnya diluar rumah memungkinkan dihormati dan dihargai. Sementara isteri dengan keperempuan-nya ditempatkan pada posisi yang terpojok, karena perannya terbatas didalam rumah (sektor domestik), dan jerih payahnya tidak menghasilkan uang. (Sajogyo, 1985) Perempuan memegang peran penting sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan, seperti mengatur rumah tangga, memasak, mencuci, mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi disektor pertanian, maka Petani Perempuan perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Karena itu, kemajuan yang
29 Universitas Sumatera Utara
dicapai perempuan zaman sekarang dapat dijumpai pada banyak kaum hawa ini sebagai motor penggerak pembangunan dibidang pertanian, seperti kelompok tani, dalam kegiatan program peningkatan produksi pertanian, dalam kegiatan pasca panen produksi pertanian. Termasuk mengandung beban kerja dirumah tangga seperti mengambil air, mencari kayu bakar, memasak, menjual hasil panen, mendidik anak-anaknya, sebagai ibu rumah tangga dan mengabdi kepada suaminya. Keikutsertaan perempuan dalam kegiatan mencari nafkah tidak lain karena pendapatan lelaki tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Keikutsertaan anggota keluarga mencari nafkah merupakan upaya peningkatan pendapatan guna mengatasi masalah memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Namun demikian perempuan juga diwajibkan melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik dan aktif dalam berbagai organisasi kewanitaan, serta menjunjung karirnya (Tan, 1996). Peran Petani Perempuan di bidang pendidikan juga semakin berkembang terutama terhadap pendidikan anak di usia dini. Petani Perempuan mulai berpikir maju dan semakin memahami betapa pentingnya pendidikan bagi anak untuk masa depan. Karena itu, Petani Perempuan mempunyai peran melatih, membimbing dan mengajari anakanak mereka sebelum memasuki Pendidikan Formal (Sekolah Dasar). Meskipun Petani Perempuan mempunyai kesibukan dalam membantu mencari
nafkah,
tetapi
mereka
selalu
memberikan
perhatian
terhadap
perkembangan dan pendidikan anaknya.
2.2
Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur
30 Universitas Sumatera Utara
masyarakat. Pemberian ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status yang menjadi tingkatan drajat seseorang tersebut dapat dilihat melalui pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik morak ataupun material. Kehidupan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasis sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri. Kehidupan sosial ekonomi adalah prilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut interaksinya dan perilaku ekonomi masrakat yang berhubungan dengan pendapatan dan pemanfaatanya. Bila berbicara mengenai kehidupan sosial ekonomi, berarti juga membahas tentang kebutuhan dan cara seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh dan kehidupan – hari. Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumber daya di bumi ini yang dapat digunakan untuk dibagikan dengan baik. Tambahan pula masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotanya. Jawaban masyarakat akan keperluan itu menggambarkan nilai – nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu. Kajian tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat berintikan pada gambaran keadaan tingkat kehidupan masyarakat yang selanjutnya merupakan gambaran
dari
tingkat
pemenuhan
atas
kebutuhan
masyarakat.
Dalam
31 Universitas Sumatera Utara
perkembangan selanjutnya tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut mempengaruhi keadaan masyarakat yang lebih kompleks sehingga menggambarkan harkat dan martabat masyarakat sebagai manusia (Widodo, 2003: 187) Perbaikan kehidupan masyarakat bukan hanya menjadi komitmen suatu negara, melainkan juga menjadi komitmen bersama secara global. Dalam millinium development goals misalnya, ditekankan target yang harus dicapai dalam 10 hingga 15 tahun kedepan. Target tersebut merupakan standar minimum kehidupan manusia. Sebagai sesuatu yang dianggap lebih mendesak, kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi prioritas utama. Hal ini merupakan konsekuensi logis dan fakta, bahwa kebutuhan minimal masyarakat untuk bertahan dapat hidup berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan aspek ekonomi. Landasan dari terpenuhi kebutuhan hidup adalah jaminan pendapatan. Tingkat pemenuhan kebutuhan dengan menggunakan pendapatan tergambar dari standar kehidupan manusia dan masyarakat yang dikembangkan lebih luas yang dikenal dengan aspek sosial ekonomi, meliputi: 1. Makanan dan gizi 2. Kesehatan 3. Pendidikan dan keterampilan 4. Perumahan 5. Fasilitas rumah 6. Sandang 7. Ketersediaan dan kondisi sarana transportasi 8. Aktivitas budaya dan agama 9. Aktivitas agama 10. Hiburan dan Rekreasi
32 Universitas Sumatera Utara
11. Informasi 12. Jaminan sosial 13. Tabungan ( The World Bank,2003:25) 2.3
Keluarga Keluarga menurut Bureau of the Cencus Amerika Serikat adalah kelompok
sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi seperti ayah, ibu, anak, kakek, nenek sementara anak adopsi yaitu anak yang diangkat menjadi bagian anggota keluarga yang mengasuh (Ahmadi, 2004:166). Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan organisasi terbatas dan mempunyai ukuran yang minimum terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir berbeda di dalamnya secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karna tumbuhnya mereka kearah pendewasaan. Keluarga sebagai organisasi, mempunyai perbedaan dari organisasi-organisasi lainnya yang terjadi hanya sebagai suatu proses. Dengan demikian keluarga mempunyai sistem jaringan interaksi yang bersifat hubungan interpersonal, dimana masing-masing anggota dalam keluarga memungkinkan mempunyai intensitas hubungan satu sama lain antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak maupun antara anak dengan anak (Khairuddin, 1997: 4-5). Dari bentuknya yang paling dasar, sebuah keluarga terdiri atas seorang lakilaki dan seorang perempuan dengan anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam suatu rumah yang sama yang disebut keluarga inti. Walaupun suatu keluarga inti secara resminya selalu terbentuk oleh adanya hubungan perkawinan yang berdasar
33 Universitas Sumatera Utara
atas peraturan perkawinan yang sah, tetapi tidak selamanya keluarga inti terwujud karna telah disahkan oleh suatu peraturan perkawinan. Keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat di dalamnya terdapat konsep dan nilai serta pembagian kerja nya masing-masing. Didalam keluarga tradisional, peran domestik merupakan wilayah yang identik dengan perempuan, sedangkan peran publik adalah wilayah nya laki-laki (Mudzakkir, 2010:20). Berbagai fungsi keluarga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fisik sampai mempersiapkan anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab. Selain itu sebagai pusat penerus nilai. Keluarga yang pertama-tama yang berperilaku sesuai dengan budaya dan harapan masyarakat dimanapun ia berada (Sadli, 2010 :143-144). 2.4
Kesejahteraan Sosial 2.4.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu
kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannyatercukup i itulah yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya Dalam sistem kenegaraan Indonesia, Konsep kesejahteraan sosial terdapat dalam Undang-Undang Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009, pasal satu yang menyebutkan bahwa kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritiual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya(Elmussi, Rahmatullah. 2010. Memahami
34 Universitas Sumatera Utara
Dinamika Perilaku Manusia Dalam Implementasi Kesejahteraan Sosial. Diakses tanggal 14 april 2014 pukul 13.45 http:// rahmatullah.banteinstuste.org). James Midgley (1997:5) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang harus memenuhi tiga syarat utama: (1) ketika masalah sosial dapat dimanage dengan baik; (2) ketika kebutuhan terpenuhi; (3) ketika peluang-peluang sosialterbuka secara maksimal. Pengertian lain juga dapat dikembangkan dari hasil Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare yakni kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha social yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, perumahan, kesehatan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya. Dalam konteks
Indonesia
sendiri,
kesejahteraan
sosial
dapat
dimaknai
dengan
terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam hal material, spiritual maupun sosial. Ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang Kesejaheraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember 2008 sebagai pengganti terhadap UU No.6 Tahun 1974 juga tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.” (Huda, 2009:72-73). Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Kesejahteraan Sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.
35 Universitas Sumatera Utara
Dari sini dapat dipahami bahwa kesejahteraan sosial lebih mudah dipahami sebagai sebuah kondisi. Tetapi kesejahteraan sosial pada dasarnya juga dapat dipahami dalam dua konteks lain, yakni sebuah institusi (institution) dan sebagai sebuah disiplin akademik (academic discipline). Sebagai institusi, kesejahteraan sosial dapat dipahami sebagai sebuah program pelayanan maupun pertolongan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sedangkan sebagai sebuah disiplin ilmu kesejahteraan sosial mengacukepada suatu studi terhadap lembaga, program maupun kebijakan yang fokus kepada pelayanan pada masyarakat. Secara definisi, kesejahteraan sosial banyak diperdebatkan oleh para ahli,karena beda ahli beda pula cara menafsirkan tentang apa itu kesejahteraan sosial. Gambaran besar tentang definisi ini tidak lari dari, bahwa kesejahteraan sosial itu merupakan kondisi, kesejahteraan sosial itu merupakan ilmu dan kesejahteraan sosial itu merupakan upaya untuk merubah fakta sosial. Kalau dilihat dari gambaran definisi yang dibangun oleh para tokoh atau UU yang dipaparkan diatas, sebenarnya kesejahteraan sosial memiliki tiga orientasi besar, Berikut 3 orientasi ilmu kesejahteraansosial yaitu : a. Kesejahteraan sosial dari segi akademis Dari beberapa dispilin ilmu murni yang ada, kesejahteraan sosial ini menjadi ketertarikan sendiri untuk dibahas dari pendekatan teoritis. Karena dengan banyaknya fenomena-fenomena sosial yang ada taraf pemenuhan kebutuhan masyarakat belum sampai mengapa sub kajian ini dapat melahirkansintesis baru dalam penaggulangan masalah-masalah sosial.
36 Universitas Sumatera Utara
b. Kesejahteraan sosial dari segi klinis Aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang kental dengan pelayanan-pelayanan sosial yang ada menjadi bagian tak terpisahkan dari kesejahteraan sosial. Ini bisa dilihat beberapa metode pekerja sosial yang menjadi enabler, educator, advocate, activist, broker etc. memakai semua ilmu kesejahteraan sosial untuk dapat mengintervensi masalah- masalah klien. Ini juga sebenarnya bagian dari manifestasi seorang pekerja sosial. Selain itu sistem klien dan sistem sumber juga dijadikan alat untuk membangun interaksi dalam peneyelesaian masalahklien. c. Kesejahteraan sosialdari segi strategis Seorang pekerja sosial juga mengambil peranan penting dalam membuat suatu rumusan pemenuhan kebutuhan yang
bersifat
publik. Biar
bagaimanapun ikut berpartisipasi dalam pembangunan publik juga dapat menjadi konsentrasi sendiri bagi seorang pekerja sosial (Suud, 2006 : 2). 2.5
Kerangka Pemikiran Ada banyak faktor perempuan bekerja dan sering juga menjadi tulang
punggung perekonomian dalam keluarga. Perempuan sebagai bagian terbesar dari jumlah cenderung terabaikan dari peran sosial ekonomi karena didominasi laki-laki dengan pendangan-pandangan sempittentang perempuan selama ini. Kehidupan perekonomian yang membuat perempuan harus berperanaktif dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Kehidupan keluarga dan tekanan kemiskinan yang menyebabkan perempuan berperan ganda yaitu sebagai petani dan juga membantu menghidupi dalam ekonomi keluarga. Hal ini merupakan peningkatan yang di rasakan oleh perempuan dimana perempuan tidak lagi hanya tergantung hidupnya terhadap laki-lakimaupun saudara laki-laki.Dengan pendapatan yang diperoleh
37 Universitas Sumatera Utara
perempuan sebagai petani akan memperngaruhi kehidupan sosial seperti bagaimana keluarga mampu melakukan interaksi sosial. Pemberdayaan peran petani perempuan merupakan salah satu pilihan strategi penanganan masalah gerakan sosial di pedesaan. Pilihan untuk pemberdayaan petani perempuan ini tidak saja karena mendesaknya tuntutan kondisional permasalahan, tetapi juga sejalan prinsip tripusat pendidikan yang kita anut, yakni antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Gambar 1 Bagan Alur Pikir
Peran Petani Perempuan
Kondisi Sosial Ekonomi
Pemenuhan Kebutuhan
1. Pendapatan 2. Kebutuhan pokok keluarga 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Tabungan masa depan 6. Interaksi Sosial
38 Universitas Sumatera Utara
2.6
Definisi konsep dan Definisi Operasional
2.6.1 Definisi Konsep Definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yangdianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138). 1. Peran adalah sumbangan terhadap variabel tertentu. Dalam hal ini maksud peranan adalah peran dari perempuan yang bekerja sebagai petani terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu. 2. Petani Perempuan adalah seseorang yang bekerja dengan melakukan pengelolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memeproleh hasil tanaman untuk digunakan untuk diri sendiri maupun dijual kepada orang lain. 3. Sosial
ekonomi keluarga
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menempatkan diri dalam hubungan dan peranan sosial didalam lingkungannya. Sehingga dapat menempatkan dan menentukan setiap tindakan berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan pada keberhasilan menjalankan usaha untuk keberhasilan kebutuhan hidup. 4. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Kebutuhan merupakan segala yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan manusia yang didasarkan kepada pendapatan, kesehatan dan pangan. 5. Kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran
39 Universitas Sumatera Utara
sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli kebutuhannya tercukupi itulah yang disebut orang yang sejahtera. Dengan demikian dapat diambil defenisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan Peranan Petani Perempuan terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu adalah suatu pengamatan terhadap peran dari perempuan yang bekerja sebagai petani yang dalam hal ini adalah perempuan yang sudah menikah yang bekerja mengelola lahan pertaniannya dan bekerja memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
2.6.2 Definisi Operasional Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan bahwa perumusan definisi operasioanal adalah langka lanjutan definisi konsep. Jika perumusan definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditunjukan dalam diobservasi (Siagian, 2011: 141). Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini yaitu : 1. Kebutuhan pokok keluarga Yaitu kebutuhan pangan (makanan), sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal) petani perempuan dan keluarganya. 2. Pendapatan Yaitu jumlah penghasilan yang diterima hasil usaha pengelolaan lahan pertanian
40 Universitas Sumatera Utara
3. Pendidikan anak Usaha yang dilakukan untuk mengubah sikap dan tata laku melalui upaya pengajaran dan pelatihan baik secara formal maupun informal seperti mendidik dirumah maupun menyekolahkan anak. 4. Kesehatan Kesehatan Jasmani yaitu meliputi penyakit yang pernah di derita oleh para petani dan keluarganya. Kesehatan Rohani yaitu suatu keadaan yang dialami oleh responden dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya. 5. Tabungan masa depan Pendapatan yang disisihkan untuk disimpan yang bertujuan untuk prinsi[ jaga-jaga. Dari penghasilan yang diperoleh dari pertanian bagaimana responden mampu menyisihkan penghasilan. 6. Interaksi sosial Keadaan dimana seseorang melakukan hubungan saling berbalas respon dengan orang lain aktifitasnya beragam mulai dari ngobrol, berjabat tangan dan juga bersaing, hal ini seperti bagaimana hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar.
41 Universitas Sumatera Utara