BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lemon Penelitian yang dilakukan oleh Jean Valnet menunjukkan bahwa minyak atsiri lemon yang menguap dapat membunuh bakteri meningokokus (meningococcus) dalam 15 menit, bakteri tipus dalam satu jam, staphylococcus aureus dalam dua jam, dan kuman yang menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) dalam waktu tiga jam (Nalina, 2007) Jeruk sitrum asli atau buah lemon (Citrus limon(L.) Burm.f.) berbentuk bulat telur dan mempunyai puting pada ujungnya. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan lemon susu daripada jeruk sitrun (Sarwono,1994). Buah lemon berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,5-0,7 cm dan daging buahnya berwarna kuning-orange. Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm. Buah lemon yang baik berwarna kuning tua, padat dan berdaging tebal dengan permukaan kulit mengkilap dan rata. Warna akan berubah lebih pucat ketika matang. Buah lemon tidak segera matang setelah dipetik, karena itu dapat disimpan di lemari pendingin selama tidak lebih dari satu minggu.Cairan buah lemon terdiri dari 5% asam sitrat, yang memberikan rasa khas lemon dan pH-nya sekitar 2-3 (Hutasoit, 2005). Di dalam buah lemon dikenal sebagai sumber vitamin C, tetapi sebenarnya buah ini juga mengandung zat gizi esensial lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Karbohidrat dalam buah lemon merupakan karbohidrat sederhana, yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa.Karbohidrat kompleksnya berupa polisakarida non-pati (secara umum dikenal sebagai serat makanan) yang baik untuk kesehatan (Tawali, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Jean Valnet menunjukkan bahwa minyak atsiri lemon yang menguap dapat membunuh bakteri meningokokus (meningococcus) dalam 15 menit, bakteri tipus dalam satu jam, staphylococcus
4
5
aureus dalam dua jam, dan kuman yang menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) dalam waktu tiga jam (id.shvoong.com, 2014). Bahkan larutan minyak atsiri lemon 0,2% dapat membunuh bakteri difteri dalam 20 menit dan menonaktifkan bakteri tuberkolosis. Sifat antiseptik ini akan bertahan selama dua puluh hari. Sifat ini sangat tepat untuk menghancurkan kuman yang ada di udara pada kamar di rumah sakit, ruang tunggu, dan sekolah. Hal ini terutama efektif untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan
pada
tubuh
pasien
yang
menderita
kanker
(id.shvoong.com, 2014). Martos (2008) telah meneliti bahwa kandungan d-limonene dalam jeruk lemon memiliki efek antijamur. Sebelumnya peneliti telah melakukan uji pendahuluan dan didapatkan kadar hambat minimum (KHM) air perasan jeruk lemon terhadap Malassezia sp. secara invitro adalah pada konsentrasi 25%. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai perbandingan efektifitas air perasan jeruk lemon (Citrus limon Burm) 25% dengan ketokonazol 2% secara invitro dalam menghambat pertumbuhan Malassezia sp. pada kasus ketombe, Jeruk lemon (Citrus limon Burm) adalah buah yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah ketombe. Kandungan d limonene dalam jeruk lemon memiliki efek antijamur, oleh sebab itu air perasan jeruk lemon sering dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati ketombe (Sharma, 2006). B. Minyak Kelapa (VCO) Daging buah dapat dipakai sebagai bahan baku menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan dan parutan kering, sedangkan air kelapa dapat dipakai untuk membuat cuka dan nata de coco. Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Selain itu, kelapa juga menghasilkan produk olahan yang popular belakangan ini yaitu minyak kelapa atau VCO (Virgin Coconut Oil) yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia
(Suhardiyono,
1993).
Penulis
berinisiatif
memanfaatkan VCO sebagai bahan untuk membuat obat gatal herbal.
untuk
6
MCFA dari VCO memberikan perlindungan dan penyembuhan kulit dari infeksi seperti jerawat, mengangkat kulit dengan mengangkat sel kulit mati berlebihan
serta
menguatkan
jaaringan
ikat
dibawahnya
sehingga
mengencangkan kulit dan menjaganya tetap mulus (Fife, 2003). Virgin Coconut Oil ( VCO ) adalah minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar dan diproses dalam suhu relatif rendah. VCO mengandung 48,83% asam laurat. Asam laurat adalah sebuah lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Di dalam tubuh, asam laurat akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin adalah senyawa monoglyceride yang berkhasiat antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa. Dengan kandungan asam laurat tersebut, VCO juga dapat mengobati segala macam penyakit kulit, seperti ruam karena keringat (miliaria), ruam popok dan infeksi lainnya. Karena bersifat cairan, maka VCO mudah diserap melewati pori-pori yang kecil, sehingga dapat menjaga kelembapan kulit (Winarno, 2006). Menurut Setiaji (2004), minyak kelapa yang dianggap
racun malah
menjadi obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48% asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (MCFA, Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh. Sehingga dapat langsung masuk dalam metabolism menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan timbunan lemak. Selain itu didalam tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurat yang bersifat antimikroba. Buah kelapa memiliki komponen kimia seperti air, kalori dan fosfor yang tinggi , dan mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi serta vitamin (Ketaren, 2008). Pembuatan VCO ada enam cara yaitu tradisional, pemanasan, pengasaman, sentrifugasi, pancingan dan enzimati. Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pembuatan VCO dari santan kelapa dengan bantuan enzim. Ikatan protein lemak yang berada pada emulsi santan bisa dipecah dengan bantuan enzim yaitu enzim protease. Salah satu enzim yang dapat digunakan
7
untuk memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak adalah enzim bromelin yang terdapat pada buah nanas (Setiaji, 2006). Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen minyak yang terekstrak dari krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan suatu enzim yang dapat memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan. Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana (Muhidin, 2001). Virgin Coconut Oil (VCO) juga memiliki sejumlah sifat fisik yang menguntungkan. Di antaranya, memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan dalam jangka panjang dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas. Komponen utama dari Virgin Coconut Oil (VCO) adalah asam lemak jenuh dan memiliki ikatan ganda dalam jumlah kecil, Virgin Coconut Oil (VCO) relatif tahan terhadap panas, cahaya dan oksigen. Kandungan paling besar dalam minyak kelapa adalah asam laurat (Hapsari, 2007). VCO mampu merangsang penyembuhan dan pemulihan dikarenakan oleh pengaruh metabolic yang dimiliki MCFA pada sel-selnya. Aktivitas seluler, termasuk penyembuhan lukanya, diatur oleh metabolisme. VCO dapat menghasilkan energi dengan cepat dan efisien karena MCFA ini tidak membutuhkan enzim untuk menembus dinding mitokondria sehingga metabolisme meningkat. Ketika angka metaboliknya tinggi, aktivitas seluler dipercepat
dan
proses-proses
seperti
penyembuhan
jaringan
terluka,
penghapusan racun, penyerangan bakteri, penggantian sel rusak atau sel mati dengan sel-sel baru dan semuanya, dilakukan pada kadar aktivitas yang tinggi. Maka dari itu, proses penyembuhannya dipercepat. MCFA memberikan sumber energi cepat pada sel-sel, yang meningkatkan level-level metabolik dan kemampuan penyembuhannya (Subroto, 2006). Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat . VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat.
8
Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Sedangkan menurut Price (2004), VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh dan 2% lemak poli tidak jenuh (Wardani, 2007). VCO mudah diserap lewat pori-pori yang kecil, sehingga bila dioleskan pada kulit dan rambut dapat mempertahankan kelenturan, kekenyalan, dan kelembaban kulit serta mempertahankan kadar protein dalam rambut. VCO dapat mencegah dan mengobati infeksi kulit, termasuk infeksi jamur kulit, eksim, bisul, jerawat, dan lain-lain (Gklinis, 2004). Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan kedalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidak jenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan iod (iodine value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5 hingga 10,5 (Ketaren, 2008). Minyak kelapa mengandung 84% trigliserida, kolesterol yang terdapat dalam minyak nabati disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer yaitu beta sitosterol dan stigmasterol. Sterol bersifat sebagai stabilizer dalam minyak. Tokoferol mempunyai 3 isomer yaitu α-tokoferol (titik cair 158-160 0C); α, β– tokoferol (titik cair 138 – 140 0C); dan β – tokoferol (Muchtadi dan Sugiyono,1992).