BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan dan sebagainya. Mesin pemindah bahan dalam operasinya dapat diklasifikasikan atas pesawat pengangkat dan pesawat pengangkut. Pesawat pengangkat dimaksudkan untuk keperluan mengangkat dan memindahkan muatan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan jangkauan yang relatif terbatas seperti crane, elevator, excalator. Sedangkan
pesawat
pengangkut
dapat
memindahkan
muatan
secara
berkesinambungan tanpa berhenti dan dapat mengangkut muatan dalam jarak yang relatif jauh seperti pada conveyor.
2.1 Klasifikasi Mesin Pemindah Bahan Berdasarkan desainnya mesin pemindah bahan diklasifikasikan atas : 1. Perlengkapan pengangkat, yaitu kelompok mesin dengan peralatan pengangkat yang bertujuan untuk memindahkan muatan dalam satu batch. 2. perlengkapan pemindah, yaitu kelompok mesin yang tidak mempunyai peralatan
pengangkat
tetapi
memindahkan
muatan
secara
berkesinambungan. 3. perlengkapan permukaan dan overhead, yaitu kelompok mesin yang tidak dilengkapi dengan peralatan pengangkat dan biasanya menangani muatan dalam satu batch dan kontinu. Setiap kelompok mesin dibedakan oleh ciri khas dan bidang penggunaan yang khusus. Perbedaan dalam desain kelompok ini juga ditentukan oleh keadaan muatan yang akan ditangani, arah gerakan kerja dan keadaan proses penanganannya. Banyaknya jenis perlengkapan pengangkat, membuat sulitnya penggolongan secara tepat. Penggolongan bisa berdasarkan pada berbagai karakteristik, seperti desain, tujuan, jenis gerakan dan sebagainya. Bila diklasifikasikan menurut jenis gerakannya (karakterisrik kinematik), beban dianggap terpusat pada titik berat beban tersebut dan penggolongan mesin
Universitas Sumatera Utara
ditentukan oleh lintasan perpindahan muatan yang berpindah pada bidang horizontal. Penggolongan menurut tujuan penggunaan yang ditentukan dengan memperhatikan kondisi operasi khasnya. Jenis utama crane dikelompokan lagi pada gambar 2.1 Crane berlengan
Crane putar yang diam
Crane wall jib Crane dengan poros Crane dengan pilar yang tetap crane Kerekan Crane kepala palu Crane kantilever
Crane satu rel Crane tower menara Crane portal
Crane tanpa lintasan
crane
Crane yang dipasang di atas rantai
Crane yang dipasang di langit-langit
Crane pada truk yang digerakan tangan Crane pada truk yang digerakan daya Crane yg dipasang pada truk
Crane yang bergerak pada rel
Crane yang dipasang traktor Crane dengan rel Crane yang dipasang pada traktor rantai
Crane tipe jembatan
Crane berpalang Crane berpalang tunggal untuk gerakan overhead Crane berpalang ganda untuk gerakan overhead Crane gantri dan semi gantri Jembatan untuk transfer muatan
Gambar 2.1 Jenis Utama Crane
Penelitian skripsi akan menganalisa gaya dan tegangan pada lengan dari tower crane yang biasa disebut boom. Pada lengan (boom) pada tower crane ini berfungsi untuk memindahkan material yang mau diangkat dari suatu tempat ke
Universitas Sumatera Utara
tempat yang lain. Oleh sebab itu perlu diketahui bagian mana letak titik kritis pada lengan tower crane.
2.2 Dasar –Dasar Pemilihan Pesawat Pengangkat Faktor-faktor teknis penting yang digunakan dalam menentukan pilihan jenis peralatan yang digunakan dalam proses pemindahan bahan : 1. Jenis dan sifat muatan yang akan diangkat Untuk muatan satuan (unit load) : bentuk, berat, volume, kerapuhan, keliatan, dan temperatur. Untuk muatan curah (bulk load) : ukuran gumpalan, kecenderungan menggumpal, berat jenis, kemungkinan longsor saat dipindahkan, sifat mudah remuk (friability), temperatur, dan sifat kimia. 2. Kapasitas per jam yang dibutuhkan. Kapasitas pemindahan muatan per jam yang hampir tak terbatas dapat diperoleh pada peralatan, seperti konveyor yang bekerja secara kontinu. Sedangkan pada peralatan lain yang mempunyai siklus kerja dengan gerak balik muatan kosong, akan dapat beroperasi secara efisien jika alat ini mempunyai kapasitas angkat dan kecepatan yang cukup tinggi dalam kondisi kerja yang berat, seperti truk dan crane jalan. 3. Arah dan jarak perpindahan Berbagai jenis peralatan dapat memindahkan muatan ke arah horizontal, vertikal, atau dalam sudut tertentu. Untuk gerakan vertikal diperlukan pengangkat seperti : crane, bucket elevator. Dan untuk gerakan horizontal diperlukan crane pada truk yang digerakkan mesin atau tangan, crane penggerak tetap, dan berbagai jenis konveyor. Ada beberapa alat yang dapat bergerak mengikuti jalur yang berliku dan ada yang hanya dapat bergerak lurus dalam satu arah 4. Cara menyusun muatan pada tempat asal, akhir, dan antara Pemuatan ke kendaraan dan pembongkaran muatan ditempat tujuan sangat berbeda, karena beberapa jenis mesin dapat memuat secara mekanis, sedangkan pada mesin lainnya membutuhkan alat tambahan khusus atau bantuan operator.
Universitas Sumatera Utara
5. Karakteristik proses produksi yang terlibat dalam pemindahan muatan. Gerakan penanganan bahan berkaitan erat, bahkan terlibat langsung dengan proses produksi. Misalnya : crane khusus pada pengecoran logam, penempaan dan pengelasan; konveyor pada pengecoran logam dan perakitan; pada permesinan dan pengecatan. 6. Kondisi lokal yang spesifik. Hal ini meliputi luas dan bentuk lokasi, jenis dan desain gedung, keadaan permukaan tanah, susunan yang mungkin untuk unit proses, debu, kelembaban lingkungan, adanya uap dan berbagai jenis gas lainnya, dan temperatur.
2.3 Komponen Utama Tower Crane Komponen-komponen utama dari Tower Crane adalah : 1. Rangka Rangka berfungsi sebagai penyangga dan penyeimbang dari lengan tower crane. 2. Boom/ Jib (Lengan) Boom adalah lengan dari tower crane yang memiliki jangkauan/ radius sebagai tempat berjalannya trolley. Boom ini berfungsi untuk menjangkau, memutar, memindahkan, mengangkat dan menurunkan beban. Boom pada tower crane ini ada 2 yaitu : boom bobot imbang dan boom beban. 3. Bobot Imbang (Counter Weight) Bobot Imbang adalah bagian dari tower crane yang berfungsi untuk mengimbangi berat dari boom beban 4. Trolley Trolley berfungsi sebagai tempat bergantungnya spreader kait dan juga untuk menggerakkan spreader kait pada saat mengangkat dan menurunkan beban atau muatan. Trolley terletak pada konstruksi boom. 5. Motor Penggerak Motor penggerak pada tower crane ada 3 yaitu motor penggerak drum, motor penggerak trolley dan motor penggerak mekanisme slewing.
Universitas Sumatera Utara
6. Drum Drum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung atau mengulur tali baja pada saat menaikkan atau menurunkan beban 7. Sistem Puli Puli (kerek) adalah alat yang berbentuk cakra bundar beralur, berfungsi sebagai laluan tali baja. 8. Tali Baja Tali Baja adalah perlengkapan fleksibel yang berfungsi sebagai penarik atau pengulur spreader kait atau trolley. 9. Kait (Hook) Kait adalah alat sebagai tempat menggantungkan beban 10. Rem Rem adalah alat yang digunakan untuk menghentikan pergerakan motor penggerak baik itu, pada mekanisme pengangkat, trooley ataupun slewing Untuk lebih jelas pembagian dari tower crane yang lebih spesifik dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2 Bagian dari Tower Crane
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Gambar : 1. Rangka tower crane 2. Boom tower crane 3. Bobot imbang (Counter weight) 4. Trolly 5. Tali baja 6. kait (Hook) 7. Kabin Operator
2.4 Cara Kerja Tower Crane Cara kerja dari tower crane ini dapat dibagi atas 3 gerakan, yaitu : 1. Gerakan Angkat dan Turun (Hoisting) 2. Gerakan Jalan Mendatar (Trolling) 3. Gerakan Berputar (Slewing)
1. Gerakan Angkat dan Turun (Hoisting) Gerakan mengangkat dan menurunkan beban ini diatur oleh kerja elektro motor yang berfungsi memutar drum yang akan menggulung tali baja. Tali baja ini akan menggerakkan puli agar rumah puli yang diujungnya memiliki kait (hook) akan bergerak naik-turun. Beban yang akan dipindahkan digantungkan pada kait. Bila posisinya telah sesuai dengan yang dikehendaki maka gerakan drum ini akan dihentikan oleh operator dengan menarik tuas (handle) yang terhubung dengan rem. Untuk melihat mekanisme pergerakan troli turun naik dapat dilihat pada gambar 2.3 yang ditunjukan oleh panah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Gerakan Angkat dan Turun
2. Gerakan Jalan Mendatar (Trolling) Gerakan ini adalah gerakan trolley yang berjalan / berpindah dalam arah mendatar (horizontal) atau melintang. Gerakan ini diatur oleh elektro motor yang berfungsi untuk memutar drum untuk menggulung tali baja yang akan memutar puli sehingga trolley berjalan disepanjang rel yang terletak diatas girder dan boom. Gerakan ini dihentikan dengan memutuskan arus listrik pada elektro motor melalui tombol operator dan sekaligus rem bekerja. Gambar 2.4 menunjukan pergerakan trolly yang bergerak maju mundur pada rel yang sudah ada.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Gerakan Trolly Jalan Mendatar
Gerakan dari trolley dipengaruhi oleh berat trolley serta berat beban ditambah dengan berat hook. Ketiga gaya yang ditimbulkan akan mempengaruhi gaya trolleying berupa resistensi terhadap gerakan. Trolley menggunakan empat buah roda yang dibebani secara simetris dan distribusi beban merata pada keempat roda. Gambar 2.5 menunjukan beban yang diterima oleh empat buah roda. Maka gaya yang timbul:
Gambar 2.5 Gambar Posisi Troli di Ujung Lengan
3. Gerakan Berputar (Slewing) Gerakan ini terjadi akibat putaran elektro motor yang memutar gigi jib sehingga jib dapat berputar ke arah kanan atau kiri dengan sudut 360. Gambar 2.6 menunjukan pergerakan lengan tower yang bergerak berputar pada porosnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Gambar Boom Berputar
2.5 Spesifikasi dari Tower Crane Sebagai data yang dibutuhkan untuk menganalisa dari lengan tower crane dibutuhkan data survey lapangan. Data survey ini didapat pada PT. Waskita Karya pada proyek pembangunan rumah sakit Universitas Sumatra Utara (USU). Data Tower Crane ini sebagai berikut: Nama pabrik pembuat
: Potain Machinery
Tempat dan tahun pembuatan
: Perancis / 2005
Nomor serial
: 94200
Kapasitas angkat
: 3.200 kg
Kecepatan angkat
: 20 m/menit
Tinggi angkatan
: 40 meter
Jumlah motor penggerak
: 3 (tiga) unit
Data lain terdapat pada gambar 2.7 yang menunjukan ukuran atau dimensi pada tower crane. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Data Ukuran Tower Crane
2.6 Analisa Tegangan pada Tali Tali baja berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan beban serta memindahkan gerakan dan gaya. Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat-serat baja (steel wire) dengan kekuatan σb = 130-200 kg/mm2 . Beberapa serat dipintal hingga menjadi satu jalinan (strand), kemudian beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core) sehingga membentuk tali. Tali baja banyak sekali digunakan pada mesin pengangkat karena dibandingkan dengan rantai, tali baja mempunyai keunggulan antara lain : 1. Lebih ringan dan lebih murah harganya 2. Lebih tahan terhadap beban sentakan, karena beban terbagi rata pada semua strand 3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi 4. Keandalan operasi yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
5. Lebih fleksibel dan ketika beban lengkungan tidak perlu mengatasi internal stress 6. Sedikit mengalami fatigue dan internal wear karena tidak ada kecenderungan kawat untuk menjadi lurus yang selalu menyebabkan internal stress 7. Kurangnya kecenderungan untuk membelit karena peletakan yang tepat, pada drum dan puli, penyambungan yang lebih cepat, mudah dijepit (clip), atau ditekuk (socket) 8. Kawat yang patah setelah pemakaian yang lama tidak akan menonjol keluar sehingga lebih aman dalam pengangkatan dan tidak akan merusak kawat yang berdekatan
Gambar 2.8 Konstruksi Serat Tali Baja
Untuk menganalisa tegangan berat muatan yang akan diangkat maksimal adalah 9,6 ton, Karena pada pengangkatan dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti berat trolly, berat hook, dari data lapangan didapat berat trolly 300 kg, berat hook 50 kg, sehingga berat muatan yang diangkat menjadi : •
Berat muatan yang diangkat adalah : Qo = 9600 + ( 10%.9.600) = 10.560 Kg
•
Kapasitas total angkat pesawat adalah : Q = Qo + Qt + Qh = 10560 kg + 300 kg + 50 kg = 10.910 kg
Universitas Sumatera Utara
Untuk menganalisa tegangan dan ukuran dapat diperhatikan pada gambar 2.9 sebagai berikut:
Gambar 2.9 Diagram Sistem dan Diagram Number Of Band
Dari gambar diatas, maka dapat ditentukan bahwa jumlah Number of Band hingga perbandingan antara diameter tali (Dmin/d) dapat dilihat dalam tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Menentukan harga NB
NB
1
Dmin/d
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16
16 20 23 25 26 28 30 31 32 33 34 35 36 37 38 38
(Data tabel diatas diambil dari sumber N. Rudenko, mesin pengangkat.). Dengan demikian , untuk NB 5, diperoleh harga Dmin/d = 31 a. Tegangan maksimum dari sistem tali puli dihitung dengan rumus :
S=
Q ……………………………( Lit.1. hal 41) n .η . n1
Pemilihan puli yang digunakan adalah puli tetap. Dimana: n = jumlah puli penumpu n = 4
η = efesiensi puli = 0,96 n1 = efesiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekuatan ketika menggulung pada drum yang diasumsikan n1 = 0,98
Q = kapasitas total = 10.910 kg
Universitas Sumatera Utara
Maka tegangan maksimum adalah
S=
10910kg 4 . 0,96 . 0,98
= 2.899 kg
b. Kekuatan putus tali sebenarnya:
P = S ×k
…………………………( Lit.1. hal 40)
Dimana : k = factor keamanan …………………( Lit.1. hal 42) = 5,5 pengoperasiaan sedang (dari tabel factor keamanan) Maka:
P = 2899× 5,5 = 15.889,5 kg
Tipe tali baja yang dipilih adalah menurut standar United Rope Works, Roterdam Holland yaitu 6 x 36 + 1 fibre core……………(lampiran) 1. Beban Patah (Pb)
= 189 kN = 18.900 kg
2. Tegangan Patah (σ b ) = 1770 N/ mm
2
= 177 kg / mm
3. Berat Tali
= 113 kg / 100 m = 1,13 kg/m
4. Diameter Tali (d)
= 18 mm
2
c. Maka tegangan maksimum tali yang diizinkan:
S izin =
Pb K
……………………… (( Lit.1. hal 39)
18900kg = 3436,4 kg 5,5 d. Tegangan tarik yang diizinkan
σ izin = =
σb k
………………………..( Lit.1. hal 39)
177 = 32,18 kg / cm 2 5,5
Universitas Sumatera Utara
e. Luas penampang tali baja dapat dihitung dengan rumus:
F222 =
S σb d × (36000) − k D min
……( Lit.1. hal 39)
Dimana perbandingan diameter drum dan diameter tali baja Dmin/d untuk jumlah lengkungan (NB) = seperti terlihat pada tabel 2.1 adalah 31
F222 =
2899 = 1,4 cm 2 17700 1 − × (36000) 5,5 31
f. Tegangan tarik yang terjadi pada tali baja adalah
σt = =
S F222
…………………………..( Lit.1. hal 40)
2889 1,4
= 2063 , 57 kg / mm 2 = 20,64 kg / cm 2 Dari hasil perhitungan diatas dapat dianalisa, tali yang dipakai pada tower crane sudah dalam kondisi aman. Dimana tegangan maksimum tali yang direncanakan lebih rendah dari tegangan izin yaitu : 2899 < 3436,4 kg dan tegangan tarik yang diizinkan lebih besar dari tegangan tarik yang direncanakan 2
yaitu 20,64 < 32,18 kg/ cm . 2.7 Gaya Geser dan Momen Lentur Pada saat suatu balok dibebani oleh gaya atau kopel, tegangan dan regangan akan terjadi diseluruh bagian interior balok. Untuk menentukan tegangan dan regangan ini, mula –mula kita harus mencari gaya internal dan kopel internal yang bekerja pada balok. Sebagai ilustrasi bagaimana besaran internal ini diperoleh, tinjau balok kantilever AB yang dibebani oleh gaya P diujung bebas (gambar 2.10). Kita memotong balok tersebut di potongan melintang mn yang
Universitas Sumatera Utara
terletak pada jarak x dari ujung bebas (gambar 2.11). Benda bebas ini dipertahankan berada dalam keseimbangan oleh gaya P dan tegangan yang bekerja di penampang. Tegangan –tegangan ini mewakili aksi bagian sebelah kanan balok pada bagian kirinya, yang kita ketahui adalah bahwa resultan dari tegangan ini harus sedemikian hingga mempertahankan keseimbangan benda bebas.
Gambar 2.10 Pembebanan pada Batang Cantilever
Dari statika, dapat diketahui bahwa resultan dari tegangan yang bekerja dipenampang adalah gaya geser V dan momen lentur M (gambar 2.11). Karena beban P berarah transversal terhadap sumbu balok, maka tidak ada gaya aksial di penampang. Baik gaya geser maupun momen lentur bekerja dibidang balok, artinya vektor gaya geser terletak di bidang gambar dan vektor momen lentur adalah tegak lurus bidang gambar.
Gambar 2.11 Potongan Benda Bebas
Gaya geser dan momen lentur, seperti gaya aksial di bidang dan torsi internal di batang, merupakan resultan dari tegangan yang terdistribusi disuatu
Universitas Sumatera Utara
penampang. Dengan demikian, besaran –besaran ini dapat disebut resultan tegangan. Resultan tegangan pada balok statis tertentu dapat dihitung dari persamaan keseimbangan. Dalam hal balok dalam gambar 2.10, kita menggunakan diagram benda bebas dalam gambar 2.11. Dengan menjumlahkan gaya dalam arah vertikal dan mengambil momen terhadap potongan, kita dapatkan:
∑ Fx = 0
Nx = 0
∑ Fy = 0
P − Vx = 0
∑ Mx = 0
(Lit.2.hal 241) atau Vx = P
Mx − P.x = 0 atau
(Lit.2.hal 241)
Mx = P.x (Lit.2.hal 241)
Dimana x adalah jarak dari ujung bebas balok kepotongan dimana Vx dan M x dihitung. Jadi, dengan menggunakan diagram benda bebas dan dua persamaan keseimbangan, maka kita dapat menghitung gaya geser dan momen lentur dengan mudah.
Gambar 2.12 Batang Kantilever yang Mendapat Beban Diujung
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 2.12 didapat gaya normal yang terjadi pada batang: V =P
............................ (Lit. 3. hal 99)
M max = P.l
............................ (Lit. 3. hal 99)
Dimana pada persamaan diatas tegangan normal sama dengan besar gaya yang diberi pada ujung batang. Sedangakan momen maksimal yang terjadi pada batang didapat dari besar gaya dikalikan dengan panjang batang(lengan).
2.8 Tegangan Normal Konsep paling dasar
dalam mekanika bahan adalah tegangan dan
regangan. Konsep ini dapat diilustrasikan dalam bentuk yang paling mendasar dengan meninjau sebuah batang yang mengalami gaya aksial. Batang adalah sebuah elemen struktural lurus yang mempunyai penampang konstan diseluruh panjangnya, dan gaya aksial adalah beban yang mempunyai arah sama dengan sumbu elemen, sehingga mengakibatkan terjadinya tarik atau tekan pada batang, yang dapat dilihat pada gambar 2.13.
Gambar 2.13 Sebuah Batang yang Mengalami Pembebanan Tarik Sebesar P
Gaya terdistribusi kontininu yang bekerja pada seluruh penampang. Intensitas gaya (yaitu gaya per satuan luas) disebut tegangan dan diberi notasi huruf yunani σ (sigma). Jadi gaya aksial P yang bekerja di penampang adalah resultan dari tegangan yang terdistribusi kontininu.
m P
P
L+
n
Gambar 2.14 Segmen Batang yang Sudah Diberikan Pembebanan
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengasumsikan bahwa tegangan terbagi rata, seperti pada gambar 2.14 dapat melihat bahwa resultannya harus sama dengan intensitas σ dikalikan dengan luas penampang dari batang tersebut. Dengan demikian didapat rumus berikut untuk menyatakan besar tegangan geser:
τg =
3V 2A
.....................................(Lit.2. hal 4)
Dimana :
τ g = Tegangan geser yang terjadi V = Gaya geser
A = Luas Penampang
Persamaan ini memberikan intensitas tegangan merata pada batang yang dibebani secara aksial dengan penampangan sembarang. Apabila batang ini ditarik dengan gaya P, maka tegangannya adalah tegangan tarik (tensile stress), apabila gayanya mempunyai arah sebaliknya, sehingga menyebabkan batang tersebut mengalami tekan, maka tegangan ini disebut tegangan normal (normal stress). Jadi tegangan normal dapat berubah atau tekan. Dengan memasukan rumus kelengkungan kedalam persamaan tegangan, maka diperoleh persamaan:
σL =
M .y I
.....................................(Lit.2. hal 276)
Dimana:
σ L = Tegangan lentur M = Momen lentur I = Momen Inersia y = jarak titik berat
Dari persamaan diatas disebut rumus lentur, menunjukan bahwa tegangan sebanding dengan momen lentur M dan berbanding terbalik dengan momen inersia I penampang. Juga tegangan bervariasi secara linier terhadap jarak y dari sumbu netral. Tegangan yang dihitung dengan menggunakan rumus ini disebut tegangan lentur.
Universitas Sumatera Utara
2.9 Tegangan Utama dan Lingkaran Tegangan Mohr Keadaan tegangan yang dialami material merupakan sebagai akibat dari gaya –gaya eksternal yang diterima dan pada umumnya bersifat kompleks atau lebih dari satu sumbu. Berbagai cara dilakukan untuk mempermudah penggaambaran keadaan penggambaran tegangan tersebut. Diagram lingkaran mohr menggambarkan keadaan tegangan pada satuelemen fisik dengan menggunakan dua buah sumbu. Sumbu axsis digunakan untuk menggambarkan tegangan normal (normal stress), dan sumbu ordinat untuk menggambarkan tegangan geser (shear stress).
Gambar 2.15 Lingkaran Tegangan Mohr
Gambar 2.15 merupakan gambar lingkaran tegangan mohr yang digunakan untuk menggambarkan keadaan tegangan yang terjadi pada bahan. Besar tegangan utama dapat kita peroleh dengan mengganti harga fungsi sinus dan cosinus yang sesuai dengan sudut ganda yang diberikan. Maka inisial dari tegangan normal maksimum
(dilambangkan
oleh
σ1)
dan
tegangan
normal
minimum
(dilambangkan oleh σ 2 ) menjadi:
Universitas Sumatera Utara
σ max,min = σ 1σ 2 =
σ x +σ y 2
σ x −ς y ± 2
2
+ τ xy 2 .....(Lit.2. hal 276)
2.10 Cosmosxpress Solid Work COSMOSXpress merupakan satu modul di dalam SolidWorks yang berguna untuk menganalisa tegangan (Stress Analysis) dari design yang kita buat. COSMOSXpress sendiri buatan dari Structural Research and Analysis Corp. Di software lain biasa di kenal Finite Element Method (FEM) atau Finite Element Analysis (FEA). Wizard di dalam COSMOSXpress akan menunjukkan tahap demi tahap bagaimana design kita akan bekerja di bawah kondisi tertentu. Ini akan menjawab pertanyaan sulit dari sisi engineering seperti: 1. Apakah part akan patah? 2. Bagaimanakah bentuk deformasi dari part? 3. Dapat menggunakan material yang optimum tanpa mempengaruhi untuk kerjanya Design yang optimum akan dapat bersaing di pasar karena penggunaan material yang sedikit sehingga harga jual rendah tanpa mengorbankan factor keamanan dari design tersebut.
Universitas Sumatera Utara