BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Monitoring Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan (monitoring). Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan monitoring menjadi delapan macam, sebagai berikut: 1
Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan pelaksanaan suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya guna dan menekan biaya pelaksanaan program.
2
Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan organisasi atau lembaga dari kemungkinan gangguan, pencurian, pemborosan, dan penyalahgunaan.
3
Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan antara kualitas suatu hasil dengan kepentingan para pemakai hasil dengan kemampuan tenaga pelaksana.
4
Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan pendelegasian tugas dan wewenang yang harus dilakukan oleh staf atau bawahan.
5
Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas pelaksana.
6
Monitoring
yang
digunakan
untuk
mengetahui
pelaksanaan dengan perencanaan program.
1
ketepatan
antara
7
Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai ragam rencana dan kesesuaiannya dengan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi atau lembaga.
8
Monitoringyang digunakan untuk memotivasi keterlibatan para pelaksana. Monitoring pada umumnya dilakukan baik pada waktu sebelum kegiatan
pembinaan maupun bersamaan waktunya dengan penyelenggaraan pembinaan (pengawasan atau supervisi). Monitoring, pengawasan, dan supervisi memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Pengawasan dilakukan terhadap orang-orang yang mengelola program. Supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program, sedangkan monitoring dilakukan terhadap komponen-komponen program. Monitoring selain berkaitan dengan pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat dengan penilaian program. Pengumpulan data atau informasi dalam monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya dalam pelaksanaan program yang dipantau. Sasaran monitoring adalah kelangsungan program dan komponenkomponen program yang mencakup input, proses, output dan outcome. Pihak yang melakukan monitoring adalah pengelola program danatau tenaga profesional yang diberi tugas khusus untuk memonitor pelaksanaan program. Hasil monitoring digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki program. Perbaikan program itu sendiri dilakukan dalam kegiatan supervisi, bukan dalam kegiatan monitoring. Tujuan utama monitoring adalah untuk menyajikan informasi tentang pelaksanaan program sebagai umpan balik bagi para pengelola dan pelaksana program. Informasi ini hendaknya dapat menjadi masukan bagi pihak yang berwenang untuk: 1
Memeriksa kembali strategi pelaksanaan program sebagaimana sudah direncanakan setelah membandingkan dengan kenyataan di lapangan.
2
Menemukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program.
3
Mengetahui faktor-faktor pendungkung dan penghambat penyelenggaraan program.
Sebagaimana halnya dengan supervisi, monitoring dapat mengguanakan pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung dilakukan apabila pihak yang memonitor melakukan kegiatannya pada lokasi program yang sedang dilaksanakan. Teknik-teknik yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah wawancara dan observasi. Kedua teknik ini digunakan untuk memantau kegiatan, peristiwa, komponen, proses, hasil dan pengaruh program yang dilaksanakan. Pendekatan tidak langsung digunakan apabila pihak yang memonitor tidak terjun langsung ke lapangan, namun dengan menelaah laporan berkala yang disampaikan oleh pada penyelenggara program, atau dengan mengirimkan kuesioner secara berkala kepada para penyelenggaranya atau pelaksana program. 2.2 Beban Kerja Dosen (BKD) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan Profesor atau Guru Besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi dan mempunyai kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarkan luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 (sembilan) sks yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan; 2. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai dengan peraturan perundang undangan;
3. Tugas penunjang tridarma perguruan tinggi dapat diperhitungkan sks nya sesuai dengan peraturan perundang undangan 4. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS 5. Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 sks setiap tahun Pemimpin perguruan tinggi berkewajiban memberikan kesempatan kepada dosen untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Dosen yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan tinggi sampai dengan tingkat jurusan diwajibkan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) sks. Tugas melakukan pendidikan merupakan tugas di bidang pendidikan dan pengajaran yang dapat berupa 1. Melaksanakan perkuliahan/tutorial dan menguji serta menyelenggarakan kegiatan
pendidikan
di
laboratorium,
praktik
keguruan,
praktik
bengkel/studio/kebun percobaan/teknologi pengajaran. 2. Membimbing seminar Mahasiswa. 3. Membimbing kuliah kerja nyata (KKN), praktik kerja nyata (PKN), praktik kerja lapangan (PKL). 4. Membimbing tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk membimbing, pembuatan laporan hasil penelitian tugas akhir. 5. Penguji pada ujian akhir. 6. Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan; 7. Mengembangkan program perkuliahan. 8. Mengembangkan bahan pengajaran. 9. Menyampaikan orasi ilmiah. 10. Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan. 11. Membimbing Dosen yang lebih rendah jabatannya. 12. Melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan dosen. Tugas melakukan penelitian merupakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan karya ilmiah yang dapat berupa
1. Menghasilkan karya penelitian. 2. Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah. 3. Mengedit/menyunting karya ilmiah. 4. Membuat rancangan dan karya teknologi. 5. Membuat rancangan karya seni. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa 1. Menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan/pejabat negara sehingga harus dibebaskan dari jabatan organiknya. 2. Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. 3. Memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat. 4. Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan. 5. Membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat berupa 1. Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi. 2. Menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah. 3. Menjadi anggota organisasi profesi. 4. Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga. 5. Menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional. 6. Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah. 7. Mendapat tanda jasa/penghargaan. 8. Menulis buku pelajaran SLTA kebawah. 9. Mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial. 2.3 PHP PHP adalah singkatan dari "PHP Hypertext Prepocessor", yaitu bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML. PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdorf pertama kali tahun 1994. Pada awalnya
PHP adalah singkatan dari "Personal Home Page Tools". Selanjutnya diganti menjadi FI ("Forms Interpreter"). Sejak versi 3.0, nama bahasa ini diubah menjadi "PHP: Hypertext Prepocessor" dengan singkatannya "PHP". PHP versi terbaru adalah versi ke-5. Berdasarkan survey Netcraft pada bulan Desember 1999, lebih dari sejuta site menggunakan PHP, di antaranya adalah NASA, Mitsubishi, dan RedHat. PHP adalah salah satu bahasa pemrograman dalam pembuatan web. PHP bersifat
server side dan bisa dikoneksikan dengan database seperti MySQL,
PostgreSQL, SQLserver, Oracle dsb. Kareba PHP bersifat server side, maka untuk dapat menjalankan PHP pada browser, maka anda diharuskan terlebih dahulu menginstall web server yang bisa anda dapatkan secara gratis dari internet, misalnya Apache, PHP Triad, PWS, Wammp, Xampp, dsb. 2.4 Basis Data Menurut (Stephens dan Plew, 2000) basis data adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data. Informasi adalah sesuatu yang kita gunakan sehari-hari untuk berbagai alasan. Dengan basisdata, pengguna dapat menyimpan data secara terorganisasi. Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil. Kriteria dapat digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan dalam basisdata menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan banyak kriteria. Data pun harus mudah ditambahkan kedalam basisdata, dimodifikasi, dan dihapus. Menurut (Siberschatz, 2002) mendefinisikan basisdata sebagai kumpulan data berisi informasi yang sesuai untuk sebuah perusahaan. System manajemen basisdata (DBMS) adalah kumpulan data yang saling berhubungan dan kumpulan program untuk mengakses data. Tujuan utama system manajemen basis data adalah menyediakan cara menyimpan dan mengambil informasi basis data secara mudah dan efisien. Sistem pakar diagnosis lesi rongga mulut pada penelitian ini akan menggunakan MySQL database.
2.5 Model Proses Waterfall Model proses waterfall adalah model proses pengembangan perangkat lunak terstruktur yang pelaksanaan proses pengembangannya dilakukan secara berurutan. Berurutan disini dimaksudkan adalah dimana aktivitas pengembangan berikutnya baru dapat dimulai jika aktivitas sebelumnya sudah diselesaikan lebih dahulu. Setiap tahapan aktivitas pada model proses waterfall ini akan menghasilkan keluaran yang diperlukan sebagai bahan masukan untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, atau sebagai umpan balik untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang mungkin ada di tahap sebelumnya (Sommerville, 2011). Tahapan-tahapan model proses waterfall digambarkan dengan bagan berikut:
Gambar 2.1 Metode Waterfall Cakupan aktivitas yang ada pada model proses waterfall meliputi : 1. Analisis Kebutuhan Mempelajari dan memahami masalah yang akan dibuat perangkat lunaknya, menetapkan ranah informasi, fungsi, perilaku, unjuk kerja dan antarmuka perangkat lunak untuk didefinisikan sebagai kebutuhan perangkat lunak. Kebutuhan perangkat lunak sering diklasifikasikan
menjadi dua yaitu
kebutuhan fungsional dan
non-fungsional
(Sommerville, 2011). a. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional menyatakan layanan apa yang harus disediakan oleh sistem, bagaimana sistem harus bereaksi terhadap input tertentu, dan bagaimana sistem harus berperilaku dalam situasi tertentu. Dalam beberapa kasus, kebutuhan fungsional dapat juga secara eksplisit menyatakan apa yang harus tidak dilakukan oleh sistem. b. Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non-fungsional adalah batasan suatu layanan atau fungsi yang ditawarkan oleh sistem. Diantaranya termasuk batasan waktu, batasan pada proses pengembangan, dan kendala yang dikarenakan oleh standar tertentu. Kebutuhan non-fungsional sering berlaku untuk sistem secara keseluruhan dibandingkan layanan atau fitur sistem secara individual. 2. Perancangan Transformasi
setiap
spesifikasi
kebutuhan
menjadi
modul-modul
perancangan yang lebih rinci sehingga menghasilkan model solusi dalam bentuk rancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, antar muka, dan prosedur-prosedur atau algoritma. 3. Pengkodean Menerjemahkan model perancangan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin (komputer) dengan menggunakan perangkat implementasi tertentu. Pada dasarnya, pengkodean adalah menyalin alur data dan alur system ke dalam bahasa pemrograman yang kita inginkan. Pada pengkodean dilakukan dua tahap yaitu pengkodean alur system dan data dan pengkodean tampilan. Adapun metode pengerjaannya bisa mendahulukan pengkodean system kemudian pengkodean tampilan atau sebaliknya atau keduanya dilakukan bersamaan tergantung perangkat
lunak kita apakah berorientasi objek (object oriented programming) atau berorientasi pada system (system oriented programming) (K.W, 2007). 4. Pengujian Memeriksa kebenaran logika internal dan fungsi perangkat lunak untuk menemukan kesalahan-kesalahan, dan memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. 5. Pengoperasian Penggunaan perangkat lunak oleh pemakai di lingkungan sebenarnya. Untuk menjaga supaya perangkat lunak yang dioperasikan ini tetap berjalan
sebagaimana
mestinya,
dilakukan
proses
pemeliharaan.