4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umbi Bit ( Beta vulgaris ) 1. Klasifikasi Famili
: Brassicaceae
Specimen
: Beta vulgaris L
Nama local
: Umbi Bit (dari Hasil determinasi)
2. Nama Daerah Bit gula, beet, common beet, beetroot, mangel-wurzel, mangold, mangoldwurzel, garden beet, chard plant, sugar beet, spinach beet (Suryawan, 2006).
3. Deskripsi Bit tanaman semusim yang berbentuk rumput, akarnya tumbuh menjadi umbi dan daunnya tumbuh terkumpul pada leher akar tunggal. Umbi bit berbentuk lonjong akarnya membentuk umbi. Rangakaian bunga bertangakai panjang banyak (Yanti, 2012 ).
4. Kandungan Umbi bit mengadung sebagian besar vitamin A dan vitamin C, kalsium, zat besi, fosfor, protein dan karbohidrat. Buah bit juga tinggi folat dan betasianin (Yanti, 2012 ).
5. Manfaat Bermanfaat sebagai pengancur sel tumor, obat kanker, penyakit hati, stroke, jantung, mengobati infeksi, radang, dan memiliki aktivitas antioksidan yang besar ( Yanti, 2012). 4
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015
5
B. Rosella ( Hibiscus sabdariffa ) 1. Klasifikasi Famili
: Malvaceae
Specimen
: Hibiscus sabdariffa L
Nama local
: Rosella (Hasil determinasi)
2. Nama Daerah Inggris ( roselle, red rosel ), Perancis ( rosela, oselle rouge), Spanyol (quimbombo chino), Malaysia (asam susur) dan Thailand (Kacieb privew) (Aris, 2014).
3. Deskripsi Tanaman rosella dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1922 digunakan untuk tanaman hias. Rosella saat ini menjadi tanaman yang diminati oleh masyarakat dengan berbagai produk yang dihasilkan dari bunga dan seratnya. Bunga rosella mempunyai 8 sampai 11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Dibudidayakan di India, Hindia Timur dan Nigeria (Aris, 2014).
4. Kandungan Senyawa yang terkandung dalam bunga rosella adalah 1,5 % antosianin (delphinidin, 3-sambubioside, cyanidin 3-sambubioside dan warna merah anggur). Flavonoid (gassypetin (hexahydroxy), flavone)) 3-glucoside. 15 % polisakarida dan 2 % pektin (Aris, 2014).
5. Manfaat Tanaman ini berfungsi sebagai obat spamolitik, antibakteri, kolagogik, dieuretik dan juga mempunyai sifat anthelmintik (Aris, 2014).
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015
6
C. Mikroba Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang memiliki ukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop (Pratiwi, 2008).
1. Bakteri Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik yang khas, bersel tunggal, dan tidak mengandung struktur yang terbatasi membran di dalam sitoplasmanya (Pelczar dan Chan, 1986).
a. Escherichia coli Merupakan anggota bakteri yang merupakan flora normal pada saluran usus, yang umumnya menyebabkan diare baik pada manusia maupun hewan. Bakteri ini menghasilkan enterotoksin yang disebut E. coli enterotoksigen. Mekanismenya yang membuat diare adalah dengan produksi
enterotoksin
yang secara tidak
langsung menyebabkan
kehilangan cairan atau dengan invasi yang sebenarnya pada lapisan epithelium dinding usus, yang menyebabkan peradangan dan kehilangan cairan (Volk dan Wheeler, 1989).
b. Staphylococcus aureus Keberadaan Staphylococcus aureus sangat erat hubungannya dengan manusia karena berada dimana-mana seperti di udara, debu, dan air. Bakteri ini merupakan flora normal manusia yang umumnya terdapat pada kulit, hidung, dan mulut. Sehingga, bisa saja makanan yang meskipun sudah dimasak sangat mudah tercemar oleh bakteri ini. Keracunan makanan oleh S. aureus terjadi bila kita menelan makanan yang tercemar enterotoksinnya seperti daging, susu, ikan, dan hasil olahannya (Pratiwi, 2008).
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015
7
2. Yeast Khamir atau yeast merupakan kelompok fungi bersel satu (uniseluler) yang tidak berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5 mm dan panjang berkisar 5-30 mm (Pratiwi, 2008).
a. Candida albicans Candida albicans merupakan organisme komensal dan bertindak sebagai flora normal dalam tubuh. Candida albicans termasuk dalam golongan yeast dan bakteri patogen dari golongan deuteromycota. Candida albicans menpunyai struktur dinding sel yang kompleks dan tebalnya 100 sampai 400 nm (Tanjong, 2011).
b. Aspergilus sp Aspergillus sp termasuk dalam mikroorganisme jamur dan termasuk mikroorganisme eukariot. Menpunyai hifa fertil dan hifa vegetatif terdapat dibawah permukaan. Jamur ini tumbuh cepat pada media SGA+antibiotik yang diinkubasi 37oC-40oC (Tanjong, 2011). D. Uji Aktivitas Antimikroba 1. Metode difusi a) Metode disc diffusion (tes Kirby & Bauer) Metode ini dapat digunakan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar (Pratiwi, 2008). b) E-test Metode ini digunakan untuk mengestimasi MIC (Minimum Inhibitory Concentration) atau KHM (Kadar Hambat Minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015
8
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah sampai tetinggi yang diletakkan pada permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkan yang menunjukkan kadar
agen
antimikroba
yang
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme pada media agar (Pratiwi, 2008). c) Ditch-plate technique Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan ke arah parit yang berisi agen antimikroba (Pratiwi, 2008). d) Cup-plate technique Metode ini serupa dengan metode disc diffusion, dimana dibuat sumur
pada
media
agar
yang
telah
ditanami
dengan
mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji (Pratiwi, 2008). e) Gradient-plate technique Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara teoretis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian dituang ke dalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi miring. Nutrisi kedua selanjutnya dituang di atasnya. Plate diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen antimikroba berdifusi dan permukaan media mongering. Mikroba uji (maksimal 6 macam) digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang mungkin dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil goresan. Bila :
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015
9
X = panjang total pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin Y = panjang pertumbuhan aktual C = konsentrasi final agen antimikroba pada total volume media mg/ml atau µg/ml. Maka konsentrasi hambatan adalah (X.Y): C mg/ml atau µg/ml. Yang perlu diperhatikan adalah dari hasil perbandingan yang didapat dari lingkungan padat dan cair, faktor difusi agen antimikroba dapat mempengaruhi keseluruhan hasil pada media padat (Pratiwi, 2008). 2. Metode dilusi Metode dilusi dibedakan menjadi dua, yaitu dilusi cair (broth dilution) dan dilusi padat (solid dilution). a) Metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution) Metode ini dengan mengukur MIC atau KHM dan MBC (Minimum Bactericidal Concentration) atau KBM (Kadar Bunuh Minimum). Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM (Pratiwi, 2008). b) Metode dilusi padat/solid dilution test Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji (Pratiwi, 2008).
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015
10
3. Uji aktivitas antifungi Pada uji ini kebutuhan media berbeda dengan uji menggunakan bakteri. Media yang umum digunakan adalah Sabouraud Dextrose Liquid/Solid, Czapex dox, dan media khusus fungi lainnya. Uji ini serupa dengan uji untuk bakteri, dimana spora fungi atau miselium fungi dilarutkan pada larutan agen antimikroba uji, dan selanjutnya pada interval waktu tetentu disubkultur pada media yang sesuai. Setelah diinkubasi, pertumbuhan fungi diamati dengan mengukur zona hambat berupa area bening di sekitar sumuran/kertas cakram (Pratiwi, 2008).
Aktivitas Antimikroba Ekstrak..., Siti Mulyani, Fakultas Farmasi UMP, 2015