BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Keunggulan Padi Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 kalori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya (Wijono, 2005). Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai denga harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil.
Sedangkan
tanaman
subur
ialah
tanaman
yang
pertumbuhan
dan
perkembangannya tidak terhambat, oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan (Soekartawi, 2002). Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain (Hermanto, 1988).
Universitas Sumatera Utara
Landasan Teori Karakteristik Sosial Ekonomi Perilaku petani dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan, dan sikap mental petani itu sendiri. Dilakukannya kegiatan penyuluhan pertanian diharapkan akan terjadi perubahan-perubahan terutama pada perilaku serta bentuk-bentuk kegiatannya seiring dengan terjadinya perubahan cara berfikir, cara kerja, cara hidup, pengetahuan dan sikap mental yang lebih terarah dan lebih menguntungkan, baik bagi dirrinya beserta keluarganya maupun lingkungannya. Kartasapoetra (1994) juga menyatakan bahwa petani yang berusia lanjut sekitar 50 tahun ke atas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru. Menurut Mosher (1981) latar belakang sosial ekonomi dan budaya maupun politik sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu inovasi seperti: umur,tingkat pendidikan, keberanian mengambil resiko, pola hubungan masyarakat dengan dunia luar dan sikap terhadap perubahan. Bahwa cepat tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari karakteristik sosial dan ekonomi. Karakteristik sosial itu diantaranya umur, frekuensi petani mengikuti kegiatan penyuluh, pendidikan, penggunaan teknologi, frekuensi mengikuti kegiatan kelompok tani dan pengalaman bertani yang dimiliki. Sedangkan karakteristik ekonomi diantaranya penggunaan tenaga kerja, dan produksi (Kesuma,2006). Menurut Kesuma (2006) karakteristik sosial ekonomi adalah terdiri dari: 1. Umur petani Makin muda umur petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan anjuran dari kegiatan penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
2. Penggunaan teknologi Penerimaan suatu cara ataupun teknologi terbaru oleh petani dan telah berlangsung sejak dilakukan kegiatan penyuluhan. 3. Pengalaman bertani Petani yang sudah lebih lama akan lebih muda menerapkan anjuran penyuluh dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan. 4. Tingkat pendidikan petani Tingkat tinggi rendahnya pendidikan petani akan menanamkan sikap yang menuju penggunaan praktek petanian yang lebih modern. Mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melakukan anjuran penyuluh. Tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya kurang menyenangi inovasi sehingga sikap mental untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pertanian kurang. 5. Frekuensi petani mengikuti kegiatan kelompok tani Kegiatan kelompok tani sangat berperan dalam ruang lingkup petani karena kelompok tani suatu tempat atau wadah yang menampung semua pendapat petani, ataupun permasalahan yang sedang dihadapi oleh petani baik itu masalah usahataninya ataupun permodalannya. Sehingga dengan begitu petani lebih mudah untuk mengakses dunia luar dan memilki cukup pengetahuan setiap melakukan pertemuan. 6. Frekuensi petani mengikuti penyuluhan Bahwa agen penyuluhan dapat membantu petani memahami besarnya pengaruh struktur sosial ekonomi dan teknologi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, dan menemukan cara mengubah struktur atau situasi yang menghalanginya untuk mencapai tujuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
7. Penggunaan tenaga kerja Tenaga kerja yang ada pada kegiatan usahatani petani ini meliputi petani beserta keluarganya dan menggunakan tenaga luar untuk membantu pengelolaan usahatani mereka, namun petani harus memikirkan berapa besar biaya yang dikeluarkan sehingga antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan petani seimbang. 8. Jumlah tanggungan Banyaknya jumlah tanggungan keluarga, akan mendorong petani untuk melakukan banyak kegiatan atau aktifitas terutama dalam upaya mencari dan menambah pendapatan keluarga. 9. Total pendapatan Adalah jumlah pendapatan bersih yang diterima dari usahatani atau usahatani lainnya. Tingkat Pendapatan Petani Menurut Soedarsono (1975), pada umumnya usahatani akan berhasil apabila mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: 1. Suatu usahatani dapat mengahasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar semua pengeluaran. 2. Suatu usaha tani dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipergunakan membayar bunga modal yang dipergunakan dalam usahatani tersebut, baik modal yang dipinjam dari pihak lain. 3. Suatu usahatani harus dapat membayar upah tentang petani dengan keluarganya yang dipergunakan dalam usaha tani secara layak. Dalam analisa usahatani, pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pendapatan petani dan pendapatan perkapita pertahun ini dapat dilihat dari jumlah tanggungan keluarga petani. Bahwa pendapatan petani dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani. Karenanya petani memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan hanya apabila faktor internal petani ditingkatkan. Begitu pula dengan perbaikan faktor eksternal, termasuk di dalamnya pemberian nilai tambah pada produk primer petani dan penambahan fasilitas proses produksi (pengairan teknis dan traktor) serta perbaikan pengelolaan pascapanen (Soekartawi, 2002). Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan diluar usahatani. Untuk memperoleh tingkat
pendapatan
yang
diinginkan
maka petani seharusnya
mempertimbangkan harga jual dari produksinya. Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan harga pokok hasil usahataninya, keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh petani, akibatnya efektifitas usahatani menjadi rendah. Volume modal, produksi, biaya, produktivitas serta harga yang diharapkan jatuh diluar harapan yang dikhayalkan (Fhadoli,1991). Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan usahatani. Suatu usahatani sebagai bisnis menjadi lebih efisien dan menguntungkan seringkali disebabkan oleh perubahan-perubahan yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan usahatani. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat yang digunakan, upah tenaga luar serta sarana produksi dan dapat menjaga kelestarian usahanya (Suratiyah,K, 2008). Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatankekuatan input, faktor, sumber daya atau jasa-jasa produksi dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan Taylor,1994).
Universitas Sumatera Utara
Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk mengahasilkan sesuatu produk dalam suatu periode produksi. Nilai biaya dinyatakan dengan uang (Prawirokusumo, S.,1990). Produktivitas merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal, waktu atau input lainnya (misalnya: uang tunai, energi, air dan unsur hara). Orang luar cenderung mengukur produktivitas usahatani menurut hasil biomassa, hasil komponenkomponen tertentu (misalnya: gabah, jerami, kandungan protein), hasil ekonomis atau keuntungan, seringkali memandang perlu untuk memaksilmalkan hasil per satuan lahan. Keluarga individu-individu di dalam keluarga itu memilki cara mereka sendiri untuk merumuskan dan mendefinisikan produktivitas, mungkin dengan satuan tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat penanaman atau penyiangan atau dengan satuan irigasi air yang dimanfaatkan
(Reinjntjes,dkk, 2003).
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan lebih rendah. Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada faktor produksi yang tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang karena semua faktor adalah variabel, biaya juga variabel, artinya besarnya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi (Soekartawi, 2002). Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani. Pengeluaran usaha total usahatani (total farm expenses) nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja
Universitas Sumatera Utara
keluarga petani. Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Jadi nilai barang dan jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda atu berdasarkan kredit harus dimasukkan sebagai pengeluaran. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (Net farm income). Ini merupakan keuntungan usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani (Soekartawi, 1984). Pendapatan tenaga kerja petani yaitu pendapatan pengelola ditambah upah tenaga kerja petani. Penerimaan usahatani adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi. Ada beberapa pembagian tentang pendapatan, yaitu: a. Pendapatan bersih (net income) adalah pendapatan usaha dikurangi biaya. b. Pendapatan tenaga kerja ( labour income) adalah jumlah seluruh penerimaan dikurangi biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja. c. Pendapatan tenaga kerja keluarga (family’s income) adalah pendapatan bersih ditambah tenaga kerja dalam keluarga (Prawirokusumo, 1990). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: TR=Y.Py Yaitu : TR = Total Penerimaan (Rp/musim tanam) Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Ton/musim tanam) Py = Harga y (Rp) Menurut Soekartawi (2002) pendapatan usahatani diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari pendapatan usahatani adalah :
Universitas Sumatera Utara
Pd = TR-TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp) Korelasi Rank Spearman Metode korelasi rank (peringkat) Spearman digunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak sulit atau tidak mungkin dilakukan. Dalam mengukur koefisien korelasinya hanya disyaratkan bahwa pengukuran kedua variabelnya sekurangkurangnya ddalam skala ordinal sehingga individu-individu yang diamati dapat diberi peringkat dalam dua rangkaian yang berurutan (Firdaus, 2004).
Asumsi yang harus dipenuhi adalah : 1. Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Data terdiri dari n pasangan sampel acak hasil pengamatan dapat berupa data numerik atau non numerik. Setiap pasangan pengamatan menyatakan dua hasil pengukuran yang dilakukan terhadap objek atau individu yang sama. Setiap data X1 maupun Y1 ditetapkan peringkatnya relatif terhadap X dan Y yang lain dari terkecil sampai terbesar. Peringkat terkecil diberi nilai 1. Jika diantara nilai-nilai X atau Y terdapat angka sama, masingmasing nilai sama diberi peringkat rata-rata dari posisi yang seharusnya. Dan terakhir, jika data terdiri atas hasil pengamatan nonnumerik bukan angka, data tersebut harus dapat diperingkat seperti yang telah dijelaskan di atas.
Universitas Sumatera Utara
Rumus : rs =
6 Σd1² n (n² - 1)
Dimana : rs : Koefisien Korelasi Spearman di : Menunjukkan perbedaan setiap rank n : Menunjukkan jumlah pasangan ranking Dengan kriteria uji : Ho : Tidak ada hubungan antara kedua variabel H1 : Ada hubungan antara kedua variabel 2. Data untuk kedua variabel berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal artinya data yang distribusinya simetris sempurna. Jika digunakan bahasa umum disebut berbentuk kurva bel. Ciri-ciri data yang mempunyai distribusi normal ialah sebagai berikut: a.
Kurva frekuensi normal menunjukkan frekuensi tertinggi berada di tengahtengah, yaitu berada pada rata-rata (mean) nilai distribusi dengan kurva sejajar dan tepat sama pada bagian sisi kiri dan kanannya. Kesimpulannya, nilai yang paling sering muncul dalam distribusi normal ialah rata-rata (average), dengan setengahnya berada dibawah rata-rata dan setengahnya yang lain berada di atas rata-rata.
b. Kurva normal, sering juga disebut sebagai kurva bel, berbentuk simetris sempurna. Karena dua bagian sisi dari tengah-tengah benar-benar simetris, maka frekuensi nilai-nilai diatas rata-rata (mean) akan benar-benar cocok dengan frekuensi nilai-nilai di bawah rata-rata. c. Frekuensi total semua nilai dalam populasi akan berada dalam area dibawah kurva.
Perlu diketahui bahwa area total dibawah kurva mewakili
kemungkinan munculnya karakteristik tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. Kurva normal dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Yang menentukan bentuk-bentuk tersebut adalah nilai rata-rata dan simpangan baku (standard deviation) populasi.
Korelasi mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya : 1. Kisaran Korelasi Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif. 2. Korelasi Sama Dengan Nol Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua variabel. Jika dilihat dari sebaran data. 3. Korelasi Sama Dengan Satu Korelasi sama dengan 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik. Untuk sebuah ketepatan pengukuran tingkat korelasi antara Y dan X kita menggunakan parameter yang disebut dengan koefisien korelasi yang dilambangkan dengan ῥ dan diestimasi dari sampel yang dinotasikan dengan r.
Koefisien korelasi sampel didefinisikan dengan rumus : rxy =
Σx1 y1
dimana xi = Xi - X dan yi = Yi - Y
√ Σx1 y1² √ Σ y1 Atau r=
n Σ XY – Σ X Σ Y √ n Σ X ² - (Σ X ²) √ n Σ Y ² - (Σ Y ²)
Universitas Sumatera Utara
Nilai dari hubungan statistika dua peubah berada pada selang tutup (-1, 1). Untuk membaca besarnya derajat keeratan dari hubungan statistika dua peubah, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yakni : a)
Lihatlah tanda dari derajat keeratan tersebut, positif atau negatif. Hubungan statistika kedua peubah akan negatif apabila salah satu variabel memiliki hubungan yang bertolak belakang dengan peubah lainnya. Atau dengan kata lain, apabila nilai satu peubah membesar maka nilai peubah lainnya mengecil. Sedangkan hubungan statistika kedua peubah akan bernilai positif jika hubungan kedua peubah searah atau dengan kata lain apabila suatu peubah membesar nilainya maka peubah lainnya ikut membesar, dan sebaliknya jika satu peubah mengecil nilainya maka peubah lainnya ikut mengecil.
b)
Lihat besarnya nilai dari derajat keeratan, Untuk membaca nilai dari derajat keeratan dapat digunakan klasifikasi hubungan statistika dua peubah (asosiasi, korelasi, dan korelasi pangkat) menurut Guilford pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Hubungan Statistika Keterangan dua peubah < 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua peubah Antara 0,2 s/d 0,4
Hubungan kedua peubah lemah
Antara 0,4 s/d 0,7
Hubungan kedua peubah sedang
Antara 0,7 s/d 0,9
Hubungan kedua peubah kuat
Antara 0,9 s/d 1
Hubungan kedua peubah sangat kuat
Sebagai catatan penting, nilai hubungan statistika dua peubah sama dengan “1” memiliki makna bahwa terdapat hubungan yang sempurna antara kedua peubah, dengan kata lain, nilai suatu peubah dapat dengan tepat/ pasti dijelaskan oleh peubah
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Nilai r = -1 menunjukkan suatu hubungan linier negatif yang sempurna. Sedangkan nilai r = +1 menunjukkan suatu hubungan linier positif yang sempurna. Semakin besar nilai mutlak dari r, semakin kuat hubungan linier kedua variabel tersebut. Nilai koefisien korelasi (r) dua peubah sama dengan “nol” menunjukkan tidak adanya hubungan diantara dua peubah (Supriana, T., 2008). Kerangka Pemikiran Petani dalam menjalankan usahataninya, berperan sebagai pembuat keputusan dan berusaha mengambil keputusan yang efektif dan efisien. Di dalam membuat keputusan bagaimana petani menjalankan dan mengelola usahataninya, maka petani terdiri dari beberapa karakteristik antara lain karakteristik sosial dan ekonomi. Keputusan yang diambil petani, pada akhirnya diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan usahataninya. Karakteristik sosial ekonomi petani meliputi umur,tingkat pendidikan, pengalaman bertani, frekuensi petani mengikuti penyuluhan dan frekuensi petani mengikuti kegiatan kelompok tani, dan penggunaan teknologi. Sedangkan karakteristik. ekonomi dilihat dari jumlah tanggungan, penggunaan tenaga kerja, jumlah produksi dan penerimaan. Tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan hidup serta kepemilikan harta yang bernilai ekonomi akan mempengaruhi motivasi petani untuk meningkatkan pendapatan agar lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka petani akan semakin termotivasi untuk meningkatkan usahataninya, karena tingkat pendapatan
akan berperan dalam mendukung pembiayaan usahatani, penyediaan
sarana dan prasarana bagi kelancaran usahataninya. Oleh karena itu karakteristik sosial ekonomi mutlak diperlukan dalam peningkatan pendapatan petani padi.
Universitas Sumatera Utara
Petani Padi
Karakteristik Sosial : - Umur - Tingkat pendidikan - Pengalaman bertani - Frekuensi petani mengikuti penyuluhan - Frekuensi mengikuti kegiatan kelompok tani - Penggunaan Teknologi
Karakteristik ekonomi : - Jumlah tanggungan - Penggunaan tenaga kerja - Jumlah produksi
Pendapatan Keterangan : = Menyatakan terdiri dari = Menyatakan hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hipotesis penelitian Beberapa karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, frekuensi petani mengikuti penyuluhan, frekuensi petani mengikuti kegiatan kelompok tani, penggunaan teknologi, jumlah tanggungan, penggunaan tenaga kerja, jumlah produksi) memiliki hubungan yang nyata terhadap pendapatan petani padi di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara