BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul Judul dari proyek ini adalah Apartment dan Rumah Susun Kwala Bekala. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut : 1
Rumah Menurut Lili T.Erwin Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan berkumpul suatu keluarga. Rumah juga merupakan tempat seluruh anggota keluarga berdiam dan melakukan aktivitas yang menadi rutinitas sehari-hari. Sedangkan menurut Diana Tantiko Rumah adalah tempat untuk pulang, tempat seseorang (atau sebuah keluarga) memperoleh ketenangan, istirahat, dan perlindungan
2
Rumah Susun Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun veritikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagianbersama, benda bersama dan tanah-bersama. (Rudy Dewanto)
3
Kwala Bekala Kwala Bekala adalah kelurahan di kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
4
Apartemen Apartment adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal. (Harris; 1975; 20) Dari uraian di atas disimpulkan bahwa Rumah Susun kwala bekala
merupakan tempat tinggal yang merupakan tempat seluruh anggota keluarga
10
Universitas Sumatera Utara
bertempat tinggal dan melakukan aktivitas yang menjadi tempat rutinitas seharihari, yang berada di suatu bangunan yang bertingkat tinggi dalam arah horizontal ataupun vertikal yang setiap keluarganya mempunyai tempat tinggal masingmasing. 2.2 Lokasi Kwala Bekala merupakan wilayah kelurahan yang terletak di Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Kecamatan Medan Tuntungan terletak di ketinggian 6 - 12 m diatas permukaan laut, yang terletak pada:
Peta Pulau Sumatera
Peta Kota Medan
11
Universitas Sumatera Utara
Peta Kwala Bekala
SITE
MasterPlan Gambar 2.1 Lokasi site
12
Universitas Sumatera Utara
Lintang Utara : 2º.27’ - 2º.47’ Bujur Timur : 98º.35 - 98º.44’ Kecamatan Medan Tuntungan sendiri berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kecamatan Medan Johor
Sebelah Timur
: Kecamatan Medan Amplas
Sebelah Selatan
: Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat
: Kecamatan Medan Selayang
2.2.1. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan Luas lahan : ± 22.7 ha Kontur : relatif datar (kontur tanahnya tidak terlalu bergelombang) KDB/KLB : 60% / 1-5 Luas site : 9654 m2 Batas-batas site : Barat : Terminal Timur : Perkebunan Utara : Pusat pasar Selatan : Hotel Mixed Used Pemilik : PTPN II Bangunan eksisting : Lahan kosong Keistimewaan site : 1. Posisi site sangat strategis yaitu berada di jalan arteri primer 2.
Dapat dicapai dengan berbagai moda transportasi darat (bus, mobil, taksi, sepeda motor, dsb).
3.
Posisi site bersebelahan dengan Pusat Pasar Lau Chi
4.
Posisi Berhadapan dengan Terminal Kwala Bekala
13
Universitas Sumatera Utara
2.3 Studi Literatur 2.3.1 Mebidangro Presiden telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro), yang meliputi 52 kecamatan di seluruh Kota Medan, seluruh Kota Binjai, seluruh Kabupaten Deli Serdang, dan sebagian Kabupaten Karo. Perpres mengatur mengenai peran dan fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro, cakupan, tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang, serta peran masyarakat dalam penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro. Selain itu, Perpres juga memuat Peta Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro, Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro, dan Indikasi Program Utama Lima Tahunan Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara yang memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia Thailand Singapura (IMT-GT). Posisinya yang strategis ini menjadi perhatian penting dalam pengembangan Metropolitan Mebidangro ke depan. Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo sendiri memiliki visi yang jauh ke depan (visi 2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau, mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi, Rencana Pengembangan Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun 2030. Tujuannya agar Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi skala nasional yang mampu bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional IMT-GT, di samping melayani penduduknya dengan prima. Luas wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697 ha, meliputi Kota Medan, Kota
14
Universitas Sumatera Utara
Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai 4.2 juta Jiwa. Dengan perkiraan pertumbuhan penduduk selama 20 tahun terakhir sebesar 30,95%, diperkirakan jumlah penduduk Metropolitan Mebidangro pada tahun 2029 akan mencapai 5.5 juta Jiwa. Dilihat dari daya dukung fisik dasarnya, sekitar 37,55% lahan Metropolitan Mebidangro, yaitu 113.280 ha, potensial dikembangkan untuk kegiatan perkotaan. Diperkirakan daya tampung kawasan Metropolitan Mebidangro mencapai 6,8 juta jiwa.Metropolitan Mebidangro didukung dengan keberadaan Bandara Kualanamu (dalam proses pembangunan) sebagai pengganti Bandara Polonia. Bandara Kualanamu ditetapkan sebagai bandara internasional dengan hierarki pusat pengumpul skala primer (KM 11 Tahun 2010, Tatanan Kebandarudaraan Nasional). Bandara Kualanamu direncanakan memiliki kapasitas pelayanan untuk penerbangan pesawat tipe B.747400, dengan rencana luas wilayah bandara minimal 1.365 ha. Metropolitan Mebidangro juga didukung keberadaan pelabuhan laut Belawan dengan status pelabuhan internasional (PP No. 26 tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional). Dalam melaksanakan pengelolan Kawasan Metropolitan, penguatan kelembagaan eksisting melalui pola kerjasama daerah menjadi perhatian penting terkait implementasi pengembangan
Metropolitan
Mebidangro
2030.
Penguatan
kelembagaan
berorientasi pada sinergi program pembangunan, kepastian hukum dan perpendekan proses birokrasi sehingga mampu meningkatkan gairah investasi di wilayah Metropolitan Mebidangro.Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi: 1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand; 2. Peningkatan akses pelayanan pusat pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara;
15
Universitas Sumatera Utara
3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Kawasan Perkotaan Mebidangro yang merata dan terpadu secara internasional, nasional, dan regional; 4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, maka diambillah lima langkah strategis pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor ekonomi internasional Belawan –Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat pelayanan kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli,
pembangunan
dan
pemantapan
Koridor
Hijau
Mebidangro,
dan
pengembangan Akses Strategis Mebidangro. Pengembangan Koridor Ekonomi Internasional Belawan-Kuala Namu dilakukan dengan menata pusat Kota Medan menjadi pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan buatan. Selain itu, dilakukan pula penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark perkotaan Mebidangro. Selanjutnya yang dimaksud dengan pembangunan pusat-pusat pelayanan kota baru adalah membangun pusat -pusat pelayanan kota baru yang berfungsi sekunder dan menghubungkan mereka dengan sistem jaringan transportasi massal yang dapat menampung serta melayani sekitar 500.000 jiwa untuk masing-masing pusat pelayanan sekunder. Di sisi lain, dilakukan pula pengembangan koridor kegiatan primer berdasarkan skalanya. Sementara itu revitalisasi pusat Kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli menitikberatkan pada penataan pusat Kota Medan sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan buatan. Penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark perkotaan Mebidangro.
16
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro dimaksudkan untuk memantapkan kawasan hutan di kawasan hulu dan hilir Mebidangro yang berfungsi sebagai resapan air, perlindungan daerah di bawahnya, dan perlindungan flora fauna. Selain itu dilakukan pula pembangunan sempadan sungai yang membentang dari perbukitan Bukit Barisan sampai Selat Malaka, sempadan waduk/danau, dan sempadan pantai yang berhadapan dengan perairan Selat Malaka sebagai ruang terbuka hijau. Sedangkan, pengembangan akses strategis Mebidangro berarti mengembangkan keterhubungan sistem jaringan jalan arteri primer sebagai akses pergerakan pusat produksi ke pusat distribusi dan koleksi. Termasuk pula di dalamnya pembangunan sistem jaringan angkutan massal berbasis jalan dan kereta api yang menghubungkan antar pusat kegiatan sekunder, dan pembangunan keterpaduan simpul sistem jaringan transportasi yang memadukan transportasi darat, udara, dan laut di Pelabuhan Belawan, Bandara Kualanamu dan Stasiun Medan
2.3.2 Transit Oriented Development (TOD) TOD adalah peruntukan lahan campuran berupa perumahan atau perdagangan yang direncanakan untuk memaksimalkan akses angkutan umum dan sering ditambahkan kegiatan lain untuk mendorong penggunaan moda angkutan umum. Peruntuan lahan sekitar stasiun BRT/MRT dikembangkan dengan perbedaan tingkat kepadatan. Transit oriented development atau disingkat menjadi TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda. Dengan demikian perjalanan/trip akan didominasi dengan menggunakan angkutan umum yang terhubungkan langsung dengan tujuan perjalanan. Tempat perhentian angkutan umum mempunyai kepadatan yang relatif tinggi dan biasanya dilengkapi dengan fasilitas parkir, khususnya parkir sepeda. Pengembangan TOD sangat maju dan telah menjadi trend dikota-kota 17
Universitas Sumatera Utara
besar khususnya di kawasan kota baru yang besar seperti Tokyo di Jepang, Seoul di Korea, Hongkong, Singapura, yang memanfaatkan kereta api kota serta beberapa kota di Amerika Serikat dan Eropa. Pengembangan wilayah berbasis TOD belum banyak dilakukan di perkotaan Indonesia. Rencana TOD di stasiun Manggarai belum terbukti sampai saat ini, begitu juga dengan stasiun Kota dan Dukuh Atas di Jakarta. Namun, pengembangan TOD yang masih terbatas sudah banyak dilakukan, namun tidak berdampak luas karena tidak sinerginya ke-4 faktor, yaitu : 1.
Mixed-use
2.
High Density
3.
Akses Kendaraan Tidak Bermotor
4.
Dekat dengan Stasiun MRT/BRT
Kaitan TOD dengan angkutan Massal TOD harus ditempatkan: 1.
Pada jaringan utama angkutan massal
2.
Pada koridur jaringan bus/ BRT dengan frekuensi tinggi
3.
Pada jaringan penmpan bus yang waktu tempuhnya kurang dari 10
menit dari jaringan utama angkutan massal. Kalau persyaratan diatas tidak dipenuhi oleh suatu kawasan maka perlu diambil langkah untuk menghubungkan dengan angkutan massal, disamping itu yang juga perlu menjadi pertimbangan adalah frekuensi angkutan umum yang tinggi.
2.3.2.1 Defenisi Transit Oriented Development (TOD) Defenisi Transit Oriented Development menurut Calthorpe dalam Yuniasih (2007) adalah : “A mixed-use community within an average 2,000-foot walking distance of a transit stop and core commercial area. TODs mix residential, retail, office, open space, and public uses in a walkable environment, making it convenient for residents and employees to travel by transit, bicycle, foot, or car ”
18
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Calthrope dalam Wijaya (2009) Gambar. 2.2 Konsep TOD
Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini menawarkan alternative menuju pola pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi working, living,leisure dalam populasi yang beraneka ragam, dalam kepadatan yang rendahsampai dengan tinggi, dengan konfigurasi fasilitas pedestrian dan akses transit. Karakteristik bentuk kota ini bercirikan keragaman dan densitas tinggi dalam skala lokal/kawasan, dan terhubungkan dengan bagian kota lain oleh sistem transit. Konsep Transit Oriented Development (TOD) di awali dengan konsep aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun berjalan. Pergerakan sebagai salah satu aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh manusia, diwadahi dengan penempatan-penempatan pusat-pusat aktivitas yang terintegrasi dengan titik-titik transit, sehingga diharapkan dapat mendorong penggunaan transportasi publik. Pusat-pusat aktivitas dihubungkan antara satu dengan yang lain dalam jarak tempuh berjalan yang nyaman dan aman sebagai upaya untuk mengurangi pergantian antar moda (Wijaya, 2009).
19
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.2 Struktur Transit Oriented Oriented Development (TOD) Ciri Tata Ruang TOD Ada beberapa ciri tata ruang campuran yang bisa dicapai dengan mudah cukup berjalan kaki atau bersepeda. Beberapa ciri penting yang akan terjadi dalam pengembangan TOD[2] yaitu: 1.
Penggunaan ruang campuran yang terdiri dari pemukiman, perkantoran, serta
fasilitas pendukung, 2.
Kepadatan penduduk yang tinggi yang ditandai dengan bangunan apartemen,
condominium 3.
Tersedia fasilitas perbelanjaan
4.
Fasilitas kesehatan,
5.
Fasilitas pendidikan
6.
Fasilitas hiburan
7.
Fasilitas olahraga
8.
Fasilitas Perbankan
Pengurangan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi Ketergantungan terhadap kendaraan pribadi cenderung meningkat di kota-kota besar Indonesia, pilihan moda pribadi telah meningkat menjadi 80 persenan, yang kalau dilihat kembali kondisi tahun 1980an angkanya masih berkisar 50-50 di Jakarta. Hal ini akan berdampak negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan penerapan TOD di beberapa kota besar menunjukkan penurunan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, karena adanya pilihan yang cepat, murah dan mudah mencapai tujuan hanya dengan hanya berjalan kaki, berjalan kaki, menggunakan angkutan umum, Masyarakat tidak perlu repot mencari tempat parkir, membayar biaya parkir yang tinggi, biaya operasi yang tinggi pula. Penerapan TOD pada projek MRT Jakarta Pada tahun 2016 Jakarta akan memiliki jalur MRT modern pertama yang akan menggunakan pendekatan memaksimalkan pemanfaatan lahan disekitar stasiun untuk pengembangan properti dengan kepadatan tinggi. Pemerintah provinsi DKI Jakarta[ akan mengedepankan konsep pengembangan berorientasi transit atau
20
Universitas Sumatera Utara
transit oriented development atau TOD. Terutama dalam pembangunan 12 stasiun KABT tahap pertama dengan rute Lebak Bulus–Dukuh Atas. Namun, klasifikasi 12 stasiun itu masing-masing tetap berbeda. Dari 12 stasiun itu, lima di antaranya akan dijadikan TOD maksimum, yakni Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok M dan Stasiun Dukuh Atas. Kemudian tiga stasiun, yakni Senayan, Istora dan Bendungan Hilir akan dikembangkan dengan pola TOD medium, yakni konsep pengembangan medium. Sedangkan empat stasiun lainnya, yakni Haji Nawi, Blok A, Sisinga Mangaraja dan Setiabudi akan dikembangkan dengan konsep TOD minimum. Strategi A. Perkuatan Pelayanan Angkutan Umum Berbasis MRT/BRT Pelayanan angkutan umum massal menjadi daya tarik karena perjalanannya akan lebih cepat, mudah, hemat energi dan ramah lingkungan. Pengembangan MRT di Curitiba (Brazil) dan Sengkang (Singapura) adalah salah satu pengembangan TOD yang sukses. Jalur Mass Rapid Transit ini merupakan tantangan baru bagi para arsitek yang diminta untuk mengintegrasikan stasiun transit dengan desainnya. Namun pengembangan tersebut harus djaga supaya tidak menimbulkan pemekaran kota (sprawling). Inggris telah membangun green belts dimana menjaga kawasan tetap 16.000 km2. B. Penataan Tata guna Lahan Pendekatan perencanaan perkotaan menuju pada pembentukan kepadatan dan penggunaan bersama dan mendapatkan kembali ruang untuk pejalan kaki dan sepeda dengan tujuan untuk mengalihkan permintaan perangkutan ke moda kendaraan tidak bermotor. Menciptakan kepadatan dan fungsi bersama di daerah sub-perkotaan yang luas akan mengarah ke sub-pusat dimana terjadi banyak aktivitas dan kebutuhan sehari- hari masyarakat: perkantoran, permukiman, pendidikan, hiburan, fasilitas publik, pusat perbelanjaan, dll. Sub-pusat ini memiliki prioritas paling tinggi untuk dihubungkan dengan distrik pusat bisnisdan diantaranya dengan skema mass rapid transit, seperti kereta ringan
21
Universitas Sumatera Utara
/ MRT atau jalur BRT.Berkembangnya aktivitas di sekitar kawasan stasiun Pertambahan jumlah penumpang Fasilitas Pejalan kaki lebih baik
Volume lalu lintas berkurang Biaya tiap penumpang semakin rendah
Biaya
infrastruktur rata-rata berkurang Peningkatan keamanan di dekat stasiun
Image lebih baik
Meningkatnya nilai
properti C. Perbaikan Fasilitas NMT Mobilitas warga kota akan ditingkatkan dengan penerapan konsep pejalan kaki yang intensif, dengan menyediakan trotoar luas, nyaman, terlindung, dan aman dari banjir. Kemudian akan ditinggikan lagi pada masa yang akan datang, berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya, sepanjang atau melalui kota-kota modern di Indonesia yang akan memiliki ruang publik tingkat dua dan tingkat tiga yang berada di atas jalan-jalan penuh sesak dan rawan banjir menjadi tempat transit pejalan kaki. Alun-alun kota dan tempat-tempat semi-publik pada beberapa tingkat terlindung lanskap yang lebih tinggi atau taman gantung akan menjadi fitur arsitektur yang terkenal untuk pusat kota karena mampu menghubungkan bangunan dengan masyarakat, jalan, dan struktur lingkungan. D. Investasi Lahan TOD Pada perkembangan selanjutnya sektor swasta dan publik ditingkatkan dekat dengan akses transportasi umum, yang berada di sepanjang koridor dan stasiun moda transportasi, terkonsentrasi dan kepadatan di sekitar yang menghubungkan stasiun. Pengembang dan investor akan setuju untuk menyediakan dana tambahan karena yang membuat gedung tersebut mampu menghasilkan adalah terhubungnya gedung dengan transit massal, baik itu dari sisi pejalan kaki maupun kereta. Konektivitas menjadi bagian paling penting dari suatu gedung, sebagaimana masing-masing fungsi hanya akan berhasil jika warga masyarakat mendapatkan cara termudah, teraman, tercepat dan bertingkat, kering, dan permukaan lantai yang kuat, paling nyaman, secara alami terkendali terhadap iklim dan memiliki tempat terlindung terhadap ruang.
22
Universitas Sumatera Utara
Jembatan pejalan kaki – hal ini mencirikan elemen kota masa depan – menyediakan jalur pejalan kaki dari satu gedung ke gedung lain pada saat yang sama sebagai tempat bertemu, area peristirahatan, tempat observasi, dan pusat perbelanjaan. Jembatan pejalan kaki – hal ini mencirikan elemen kota masa depan – menyediakan jalur pejalan kaki dari satu gedung ke gedung lain pada saat yang sama sebagai tempat bertemu, area peristirahatan, tempat observasi, dan pusat perbelanjaan.
TAHAPAN-TAHAPAN PENERAPAN TOD Tahap 1 : Memperkuat investasi publik dalam angkutan umum dengan memastikan bahwa pengembangan angkutan umum berpusat pada stasiun Tahap 2 : Mengetahui bahwa area stasiun adalah daerah khusus dan seluruh wilayah yang berada di sekitarnya berkesempatan untuk mengembangkan pembangunn tradisional. Tahap 3 : Mengambil kesempatan yang diberikan oleh angkutan umum untuk mempromosikan TOD sebagai bagian dari strategi manajemen pertmbuhan yang lebih luas Tahap 4 : Rezoning daerah-daerah yang berpengaruh di sekitar stasiun untuk hanya menggunakan moda angkutan umum dalam melakukan perjalanannya Tahap 5 : Fokus pada investasi instansi publik dan uapaya perencanaan di daerah stasiun dengan peluang pembangunan terbesar Tahap 6 : Membangun broad-based core untuk mendukung TOD melalui pejabatpejabat terpilih, staf pemerintah daerah, pemilik tanah, dan lingkungan Tahap 7 : Menyiapkan kerangka kerja mandiri untuk lebih mempromosikan TOD setelah perencanaan selesai.
2.3.2.3 Tipologi Transit Oriented Development Terdapat dua model pengembangan didalam TOD menurut Calthorpe yakni:
1. NeighorhoodTOD Merupakan TOD yang berlokasi pada jalur bus feeder dengan jarak
23
Universitas Sumatera Utara
jangkauan 10 menit berjalan (tidak lebih dari 3 mil) dari titik transit. NeigborhoodTOD harus berada pada lingkungan hunian dengan densitas menengah, fasilitas umum, servis, retail, dan rekreasi. NeigborhoodTOD ini dirancang dengan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau serta memberi kemudahan akses bagi pengguna moda pergerakan. 2. UrbanTOD Merupakan TOD dengan skala pelayanan kota berada pada jalur sirkulasi utama kota seperti halte bus antar kota dan stasiun kereta api baik light rail maupun heavy rail. Urban TOD harus dikembangkan bersama fungsi komersial yang memiliki intensitas tinggi, blok perkatoran, dan hunian dengan intensitas menengah tinggi. Setiap TOD pada kota, memiliki karakter tersendiri sesuai dengan karakter lingkungannya.
Sumber : Calthrope, 1993 Gambar. 2.3 UrbanTOD (kiri) dan NeighborhoodTOD (kanan)
2.3.2.4 Keuntungan dari Diterapkannya TOD
Menurut Calthorpe dalam Wijaya (2007) konsep Transit Oriented Development (TOD) pada dasarnya adalah untuk mengintegrasikan jaringan jalan dengan bangunan sekitarnya dikaitkan dengan manusia sebagai
24
Universitas Sumatera Utara
penggunanya sehingga tercipta lingkungan yang walkable, aman dan nyaman, dimana dapat diuraikan : Tujuan Lingkungan 1. Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi dan membuat lingkungan yang berkelanjutan. 2. Mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor pada lingkungan yang didominasi oleh kendaraan bermotor. Tujuan Perencanaan/Transportasi 1. Menciptakan pola pembangunan kota untuk pengembangan kawasan secara terintegrasi. 2. Menciptakan variasi perumahan dengan berbagai kepadatan dari rendah sampai dengan tinggi dalam radisu tertentu dari lokasi transit (Calthrope) Di area komersial, fungsi retail dapat dikombinasikan dengan residensial dan perkantoran, namun intensitas retail itu sendiri tidak boleh berkurang. Jumlah parkir harus ditambah untk fungsi-fungsi tambahan tersebut. Pertimbangan khusus harus dilakukan agar tercipta privasi untuk fungsi residensial. Entrance kedua fungsi harus dipisah. Penambahan fungsi tersebut sebaiknya dilakukan secara vertikal. Hasil adalah ketinggian bangunan bertambah, menciptakan kemenarikan visual dan karakter urban yang lebih kuat.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.4 Penggunaan lantai atas bangunan sebagai residensial
25
Universitas Sumatera Utara
a.) Area Residensial Tujuan TOD adalah mengurangi tingkat penggunaan mobil pribadi. dengan perancangan dan lokasi area residensial yang tepat tujuan ini dapat dicapai. Residensial sebaiknya berdekatan dengan area komersial dan dan transit.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.5 Tipe-tipe permukiman di kawasan TOD
Kepadatan area residensial dirancang untuk mendukung pengguna transit. Tipe permukiman bervariasi terdiri dari tipe single family, tipe townhouse, dan apartemen.
26
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.6 Zona antara sidewalk dan rumah
b.) Pedestrian Jalan di kawasan TOD merupakan elemen paling vital dalam menentukan kualitas ruang publik. Jalan di kawasan TOD harus dibuat pedestrian-friendly. Untuk menciptakan ruang jalan yang demikian harus dipikirkan berapa luas yang diperlukan untuk pedestrian untuk menciptakan ruang publik yang aktif,sementara tetap menjaga keseimbangan dengan ruang parkir, jalur bersepeda dan pergerakan kendaraan. Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan harus dikurangi tanpa mengorbankan parkir paralel dan akses sepeda. Jalan harus dirancang untuk dilalui dengan kecepatan mobil tak lebih dari 24 km/jam. Jalan yang lebih sempit dapat mengurangi lebar jalan dan jumlah lajur memberikan ruang yang lebih besar untuk penataan lansekap. Dimensi jalan yang relatif kecil ditujukan untuk menciptakan skala manusia.
27
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar.2.7 Dimensi ideal ruang jalan di area TOD
Sidewalk secara virtual terbagi atas beberapa zona yaitu; zona tepi yang berbatasan langsung dengan jalur mobil (minimal 1,2 meter untuk kawasan TOD, untuk menyediakan ruang menunggu), zona furnishing yang mengakomodasi perletakan street furniture seperti pohon atau fasilitas transit, zona ‘melintas’ yaitu jalur yang dapat dilalui tanpa gangguan, dan zona ‘frontage’ yaitu ruang bersih antara fasad bangunan (tempat pejalan kaki melakukan window shopping, area keluar dan masuk dari dalam bangunan) dan zona ‘melintas’. Lebar sidewalk minimum yang disarankan adalah 3 meter (pada area komersial minimum 4 meter), tidak batas maksimum untuk lebar sidewalk namun jika terlalu lebar menyebabkan ketidaknyaman karena terkesan kosong dan tidak mengundang.
28
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Buku “Planning and Designing for Pedestrians” San Diego’s Regional Planning Agency Gambar.2.8 Pembagian zona pada sidewalk
Lebar zona sidewalk minimal untuk dilalui pejalan kaki adalah 1,5 meter (dapat dialui dua orang sekaligus). Dimensi sidewalk lebar di area komersial dimana aktivitas pedestrian lebih besar dan seating luar sangat direkomendasikan (1,8 meter -2,5 meter). Jalur pedestrian yang nyaman akan mengurangi penggunaan mobil dan menambah efisiensi penggunaan transit.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe Gambar 2.9 Lebar sidewalk minimal 1.5 meter
29
Universitas Sumatera Utara
Street furniture pada pedestrian sangat diperlukan bagi pejalan kaki. Jika ruang jalan tidak memiliki fasilitas ini maka pemakaian ruang jalan mnjadi tidak nyaman. Misalnya jika tidak ada lampu jalan menyebabkan ketidaknyaman dan tidak tersedianya tempat sampah membuat jalan jadi kotor dan membuat orang enggan berjalan kaki. Untuk menciptakan sense of community dapat melalui pemilihan desain street furniture yang mencerminkan karakter lokal. Pepohonan untuk peneduh diperlukan disepanjang jalan. Jarak antara pohon-pohon tersebut tidak boleh lebih dari 9 meter. Jenis pohon dan teknik penanaman harus diseleksi dengan seksama untuk menciptakan kesan meyatu pada ruang jalan, menyediakan naungan yang efektif, dan menghindari kerusakan trotoar. Banyak ruang jalan yang dikenang orang karena deretan pepohonan di sepanjang jalan. Keberadaan pohon penting untuk kenyamanan pejalan kaki karena menyediakan naungan dari cuaca dan mengurangi suhu panas yang dihasilkan permukaan aspal dan menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk. Selain itu pepohonan juga memberikan keindahan pada ruang jalan. Backbone pada kawasan siteplan adalah inti dari kawasan tersebut dikarenakan kawasan tersebut berpanutan pada sistem TOD, pada sistem TOD harus adanya bagian untuk pejalan kaki yang nyaman dan juga aman diantara satu point ke point lain, dikawasan kwala bekala ini point tersebut adalah dari terminal kwala bekala sampai point stasiun kwala bekala. Backbone pada kawasan kwala bekala ini di fasilitasi pedestrian yang nyaman dan juga banyaknya street furniture untuk para pejalan kaki merasa nyaman dan tidak terasa jauh pada saat berjalan dari point ke point lain. Backbone tersebut di fasilitasi adanya retail tempat berbelanja dan juga retail makanan, di tambah dengan banyak nya taman-taman yang berguna untuk para pengguna backbone beristirahat.
30
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Masterplan
Gambar 2.10 Konsep TOD Kuala Bekala
31
Universitas Sumatera Utara
Berikut merupakan hasil pengembangan kawasan dari masterplan PTPN II dimana pada masterplan ini terdapat 7 macam fungsi bangunan yang dapat mendukung kawasan ini menjadi kawasan TOD antara lain : 1. Stasiun Kereta Api 2. Convention Hall 3. Pusat Kreativitas 4. Hotel Bisnis dan Pusat Kuliner 5. Kantor dan Eco Park 6. Hotel Mixed-use 7. Rumah Susun dan Apartemen
32
Universitas Sumatera Utara
Perdagangan
Terminal
Komersil Ruang Terbuka Hijau Komersil
Ruang Terbuka Non Hijau
Komersil Danau
Komersil
Pendidikan Komersil
Ruang Terbuka Hijau Komersil
Perumahan
Stasiun
Gambar 2.11 Masterplan kawasan yang dikembangkan
33
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Teori Minamalis Modern 2.3.4.1 Pengembangan Teori Minimalis Modern muncul pada pertengahan tahun 70-an. Teori Minimalis Modern didasarkan pada analisis, definisi, klasifikasi dari sang arsitek, serta budaya dan latar belakang. Debat berlangsung untuk sebagian besar di jurnal Italia, Spanyol dan Inggris. Jurnal arsitektur Lotus International, El Croquis dan Desain Arsitektur, mengikuti contoh Rassegna, mencetak isu tematik. Pada pertengahan tahun 90-an monograf muncul untuk pertama kalinya. (Carmagnola, Pasca, 1996; Savi, Montaner, 1996; Pawson, 1996; YPMA, 1996). Montaner (1993) menyatakan karakteristik minimalis yaitu: 1) indah, geometris, etika pengulangan, presisi teknis dan materialitas, kesatuan dan kesederhanaan, distorsi skala, dan dominasi bentuk struktual. Dari London muncul beberapa definisi minimalis: pada dasarnya arsitektur reduksionis yang terdiri kesederhanaan, linearitas, warna, dan kontemplasi (Wakil 1994, 15); 2) kesempurnaan dan kualitas obyek mencapai sekali tidak bisa lagi diperbaiki dengan pengurangan dan ketika semua komponen, rincian menjadi esensi (Pawson, 1996, 7) dan; 3) arsitektur dengan konsep primordial ruang, cahaya dan massa (Murray, 1999, 8). Pada 90-an beberapa arsitek baru muncul. Mereka juga mempelajari minimalis, bersama-sama dengan para penulis yang karyanya dikenal sudah pada tahun 1988, namun tidak disebutkan dalam Rassegna. Ini merupakan indikasi bahwa tidak ada lagi minimalis London dalam publikasi Italia dan Spanyol, di mana kita bisa mendengar dari lokal-Mediterania, Swiss dan minimalisme Jepang. Alasan yang mungkin untuk ini adalah fakta bahwa minimalis London pertama kali dikembangkan melalui desain yang lebih kecil dan arsitektur interior. Pawson, Silvestrin dan Freton adalah spesialis untuk interior apartemen, butik, restoran, galeri dan rumah keluarga, sementara Chiperfield dikenal bangunan yang lebih besar. Dalam hal ini, teori London
tidak pernah gagal untuk menunjukkan
bagaimana London diremehkan dalam masyarakat dunia (Melhuish 1994, 13; YPMA, 1996, 13). Namun, teori London mendalam ke daerah-daerah lain di mana
34
Universitas Sumatera Utara
minimalis dalam perkembangan arsitektur. Sebagai tokoh terkemuka Swiss essentialists Buchenan (1991) menegaskan Herzog dan DeMeuron. Di wilayah Mediterania, di Semenanjung Iberia menyebutkan Souto de Moura dan Baeza. Melhuish (1994) sebagai fitur minimalis Mediterania mengalokasikan sehubungan dengan lokasi. Wakil (1994) menemukan bahwa iklim Jepang, tradisi dan gaya hidup yang diterima untuk rumus minimalis. Pertimbangan pertanyaan terbuka pada asal dan afiliasi minimalis dalam hal tradisi, yang menyebabkan beberapa teori untuk tepat minimalis dengan budaya mereka sendiri. YPMA (1996) menarik garis reduksionis Inggris: dari arsitektur Victoria yang elegan menahan diri dan penggunaan sederhana dari bahan berkualitas tertinggi, lebih dari teknologi standardisasi dalam keadaan revolusi industri. Di sisi lain, Ranzo (Carmagnola, Pasca 1996, 149) menemukan pola dasar minimalis dalam arsitektur Mediterania vernakular. Media presentasi dengan gaya baru di pertengahan transfer 90-an dari Eropa ke Amerika, berupa pameran yang diselenggarakan. Di New York MoMA, pameran disebut konstruksi Cahaya (1995) dikuratori oleh Riley, menunjukkan karya arsitektur dari volume persegi panjang, yang menyadari sensibilitas arsitektur baru. Pada tahun yang sama, di Pittsburgh, Machado dan el-Khoury mengatur pameran arsitektur monolitik. Monolitik adalah objek yang terlihat seperti seolaholah mereka dibuat dalam sepotong tunggal, padat, struktur besar dari besar kefasihan terlepas dari cara formal terbatas (Machado, el-Khoury, 1995). Periode konstitusional ini pembangunan teoritis diikuti oleh kritis Ulasan teori minimalis didirikan. Topik utama diatur dalam Rassegna masih tetap: garis sejarah, aspek etika, hubungan dengan modernisme, seni minimal dan postmodernisme. 2.3.4.2 Kontemplasi Studi Jepang terkait minimalis dalam arsitektur mengatakan pengantar menyoroti unsur teologi dan tteoritis. Setelah Taki (1984) dan Avon dan Vragnaz (1988),nilai kontemplatif yang ditunjukkan oleh Auer (1988, 100). Dia mengerti minimalisme Jepang sebagai ide untuk kekosongan, dorongan moril dan panggilan untuk rendah hati dan realisasi diri. Yang paling berpengaruh Inggris arsitek minimalis, Pawson, harus tahu yang ideal langsung selama empat tahun tinggal di Jepang. Pawson mengintegrasikan sumber inspirasi dalam bukunya Minimum 35
Universitas Sumatera Utara
(1996). Berikut konsep kesederhanaan, pengurangan dan esensi direpresentasikan sebagai kunci pemahaman, negara diperlukan dan dasar kualitas minimalis, dan yang paling penting - ideal umum dari banyak perbedaan budaya. Sebagai arsitektur sederhana, berdasarkan proses selektif pengurangan, membantu orang menemukan mereka yang sebenarnya keinginan dan kebutuhan penting dari kehidupan. Dengan cara ini, minimalis berfungsi sebagai fenomena universal penolakan materialitas dan orientasi terhadap spiritualitas dan esensi. Kontras antara tenang dan keras dalam hal visualitas arsitektur diwakili sebagai kemenangan minimalis kecanggihan lebih konsumerisme. Untuk alasan yang sama Ympa (1996) melakukan tidak melihat minimalis sebagai gaya, lebih melihatnya sebagai filsafat hidup, yang menawarkan perdamaian visual dalam kekacauan hidup perkotaan. Untuk Toy (1999, 7). Sejalan teoritis ini, desainer Italia Vignelli (Bertoni 1999, 226) adalah yang paling sombong. Dia menunjukkan bahwa minimalisme tidak gaya, itu adalah perilaku, cara makhluk, reaksi dasar untuk suara visual, gangguan dan vulgar. Minimum secara signifikan mempengaruhi teori Spanyol dan Italia. Di cara Pawson, Zabalbeascoa dan Marcos (2000) dan Bertoni (2002) menyediakan peta kronologis siklus dalam budaya reduktif dan sederhana. Pendekatan Bertoni ini berikut manifestasi dari reduksi, ekspresif kejelasan, esensialitas ketat, kemurnian mental dan kesederhanaan formal; terlepas dari konteks sosial-historis dan apakah itu arsitektur atau pola pikir di daerah lain budaya. baris teori sejarahasosiatif ini berorientasi eksklusif terhadap pencarian prekursor minimalis. Itu Kriteria adalah setiap kebetulan, dan tujuannya untuk membangun sebanyak sewenang-wenang hubungan dengan tradisi minimalis mungkin. Sintesis spiritualitas transendensi dan ketidakpuasan dengan waktu di mana pemuliaan aset material kontras dengan kegunaan dan kebutuhan, Zabalbeascoa dan Marcos mengembangkan aspek etika minimalis, yang dapat disebut kontemplasi dalam konsumerisme. Untuk Bertoni, minimalis arsitektur resistensi terhadap budaya konsumtif dan menjadi promosi hidup dalam spiritualitas, kejelasan dan harmoni. Yang paling berdedikasi semacam ini teorisasi, Bertoni merasakan minimalis sebagai etika kesederhanaan. Di dalam akal, integritas moral minimalis beranggapan bahwa: 1) otentik, sederhana dan bertindak sesaat persepsi psikologis
36
Universitas Sumatera Utara
dasar dan fisik nilai-nilai, seperti waktu, ruang dan keheningan, membuka dialog dengan spiritual dimensi dan; 2) mental, tata ruang dan abadi kekosongan memungkinkan untuk jeda untuk refleksi dan perspektif yang berbeda dari realitas. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tahu gaya hidup yang lebih damai, lebih bermartabat dan berharga, di mana di atas piramida terdapat kualitas universal yang milik biasa, hal-hal sederhana dan sehari-hari. Minimalis adalah manifestasi dari ini gaya hidup dan prevalensi etis antara: 1) mengalahkan materialisme, berat badan kepemilikan dan semua yang autentik, berlebihan, penipu dan tidak relevan dan; 2) pencarian spiritualitas, nilai-nilai nyata dalam kehidupan dan esensi. Penekanan dan penolakan pertama dan konsentrasi untuk yang kedua, menurut untuk Bertoni, menghilangkan noise modern dan menetapkan dasar-dasar baru prinsip kemajuan. Transfer paradoks ide dari budaya tradisional dan agama untuk budaya komoditas massal adalah inspirasi untuk para kritikus teori ini. Itu hubungan antara aspek metafisis dan ekonomi ditekankan dalam Jenks, yang mengerti istilah minimalis sebagai versi borjuis akhir-akhir gerakan modern. Melalui minimalis pepatah nya cocok spiritualitas, tetapi juga cocok untuk belanja (Murray, 1999, 16), Jenks menyinggung bahwa spiritualitas dimanifestasikan dalam materialitas paling mahal arsitektur komersial London. skeptisisme serupa diungkapkan Wakil (1994), membandingkan kesederhanaan sukarela dan terkondisi, yaitu, minimalis untuk desain dan minimalis untuk kebutuhan yang dikenakan oleh kemiskinan ekonomi. 2.4 Tinjauan Fungsi Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan fungsi seperti pengguna, kegiatan, kebutuhan ruang, dan persyaratan ruang.
2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pelaku kegiatan yang terlibat dalam “Rumah Susun Kwala Bekala” secara umum adalah: 1. Penghuni Merupakan kelompok pemilik/penyewa bangunan yang berdomisili serta menggunakan fasilitas dengan cara menyewa kavling yang telah di sediakan
37
Universitas Sumatera Utara
-
Datang
-
Masuk ke ruangan
-
Melakukan aktifitas
-
Menggunakan fasilitas
2. Pengelola Merupakan kelompok yang bertugas memanajemen seluruh areal rumah susun serta melakukan perawatan secara berkala pada seluruh areal baik ruang terbuka maupun bangunan. -
Datang
-
Masuk ke ruangan
-
Bekerja
-
Istirahat, makan, minum, sholat, ke toilet dll
-
Pulang
3. Pengunjung Yang beraktifitas dengan penyewa rumah susun dan menggunakan fasilitas – fasilitas yang ada, bagi pengunjung perorangan maupun kelompok -
Datang
-
Beraktifitas dengan para penyewa
-
Pulang
Penghuni rumah susun tersebut dapat dibedakan berdasarkan tujuan dan kegunaan dari aktifitas sehari-hari yaitu: 1. Penghuni yang tinggal di rumah susun dengan aktfitas utamanya untuk berdagang di pusat pasar dan menjadikan rumah susun tersebut menjadi tempat tinggalnya 2. Penghuni yang aktifitas utamanya untuk menjalankan studi di Universitas Sumatera utara
38
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.2 Deskripsi Perilaku Pada proses perencanaan bangunan “Rumah Susun Kwala Bekala”,
3.
user (pengguna) dibagi menjadi 4 kelompok yaitu : 4. 1. Pengelola dan karyawan hotel 5. 2. Penghuni / Penyewa 6. 3. Pengunjung 7. 4. Servis
Kegiatan Pengelola dan Karyawan Rumah Susun Datang 8.
Entrance/ Side Entrance
Parkir
Loker Karyawan
K. Pengelola
Servis Tamu
Marketing
Pulang
Istirahat
Administrasi
Diagram 2.1 Kegiatan Pengelola dan Karyawan Rumah susun
Kegiatan Penghuni Rumah susun Istirahat
9. Datang
Entrance
Lobby/Checkin/Admiistrasi
Lobby/Checkin/Admiistrasi Rekreasi
Parkir
Menggunakan fasilitas
Diagram 2.2 Kegiatan Penghuni Rumah susun
39
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan Pengunjung Rumah susun
Berkunjung Datang
Lobby/Pusat Informasi
Entrance
Pulang Rekreasi
Parkir
Diagram 2.3 Kegiatan Pengunjung Rumah susun
Kegiatan Servis
Servis
Parkir Servis
Loading Dock
Entrance
R. Teknis
Registrasi
Bangunan
Diagram 2.4 Kegiatan Servis
2.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Dari deskripsi kegiatan, pengguna, dan perilaku, dapat disimpulkan kebutuhan ruang yang dibedakan berdasarkan fasilitas-fasilitas tertentu dan disesuaikan dengan aktivitas yang berlangsung di dalam ruang tersebut, antara lain
Apartment Analisa Ruang dan Pengguna Pengguna kondominium dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
40
Universitas Sumatera Utara
Aktifitas Pemakai
Penghuni
Pengelola
Unit hunian dalam kondominium Tipe hunian yang menempati kondominium yang direncanakan adalah single, pasangan muda, keluarga dengan anak-anak kecil, keluarga dengan anak remaja, dimana dalam setiap unitnya1-5 orang sasaran pakai. Penghuni kondominium ini diperuntukan bagi golongan menengah keatas. Dalam tipe hunian majemuk, ruang unit hunian dapat dibedakan berdasarkan jumlah penghuni atau komposisi dalam keluarga, yakni sebagai berikut: a. Tipe 1 kamar tidur : Untuk 1 penghuni atau bagi keluarga tanpa anak, atau keluarga dengan 1 penghuni dengan 1 anak. b. Tipe 2 kamar tidur : Untuk keluarga dengan 4-5 penghuni, atau pasangan dengan 2 anak. c. Tipe Penthouse : Dengan 3-4 kamar tidur, tipe ini dapat dikatakan debagai unit paling mewah (unit khusus), dimana terdapat ruang-ruang esktra luas dan juga terdapat ruang tambahan seperti study room, laundry, ruang tamu dan ruang makan. Penghuni kondominium dimana kebutuhan ruang dalam tiap hunian ditentukan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Aktifitas yg dilakukan pemakai kondominium dan penyewa: Bersantai, istirahat, makan dan lain sebagainya
ruang yg dibutuhkan:
1) Ruang tidur 2) Ruang kerja 3) Ruang keluarga 4) Ruang pembantu 5) Balkon 6) Kamar mandi 7) KM/WC pembantu
41
Universitas Sumatera Utara
Tabel aktifitas penghuni sehari-hari Bapak
Bangun pagi
R.tidur utama
Olahraga
Fasilitas olahraga
Mandi
KM/WC
Sarapan
R.makan
08.00-13.00
Pergi ke kantor
Parkir
13.00-17.00
Bekerja di kantor
Kantor
Makan siang
R.makan
Pulang kantor
Teras
Istirahat
R.tidur utama
Membaca koran
R.keluarga
19.00-
Nonon TV
R.keluarga/balkon
21.00-
Olahraga/Fitness
GYM
Makan malam
R.keluarga
Nonton TV
R.makan
Menyelesaikan
R.kerja
pekerjaan kantor
R.tidur utama
06.00-08.00
17.00-19.00
pagi
Istirahat
42
Universitas Sumatera Utara
Ibu
Bangun pagi
R.tidur utama
Mandi
KM/WC
Menyiapkan
Dapur
sarapan
Fasilitas Olahraga
Berolahraga
Market
17.00-21.00
Berbelanja
Dapur
21.00-pagi
Masak
Semua ruang
Bekerja sambilan
Mandi
KM/toilet
Makan malam
R.makan
Acara
R.keluarga
R.tidur
05.00-06.00
07.00-17.00
bersama
keluarga
Istirahat malam
43
Universitas Sumatera Utara
Anak
Bangun pagi
R. Tidur anak
Mandi
WC/toilet
Sarapan
R.makan
07.00-13.00
Ke sekolah
Sekolah
17.00-18.00
Pulang sekolah
R.tamu
Makan siang
R.makan
Istirahat
R.tidur anak
Bermain
Tempat bermain
Mandi
WC/Toilet
Makan malam
R.makan
Belajar
R.belajar
Istirahat
R.tidur anak
Bangun pagi
R.tidur
Mandi
KM/WC pembantu
Menyiapkan
Pantry/R.makan
sarapan pagi
Market
Berbelanja
Dapur
Masak
Semua ruang
Bekerja sambilan
KM/Toilet
Mandi
Makan malam
R.makan
Acara
R.keluarga
R.tidur
05.00-07.00
perempuan
18.00-21.00
21.00-pagi
Pembantu
04.00-06.00
06.00-18.00
18.00-21.00
21.00-pagi
bersama
keluarga
Istirahat malam
Tabel 2.1 Aktifitas pengguna
44
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan Bagaimana menciptakan suasana dan susunan ruang yang sesuai dengan aktifitas penghuni? Tujuan Mendapatkan suasana dan susuna ruang yang sesuai dengan aktifitas penghuni. Landasan teori Pada awal proses mendesain hunian, aktifitas dan karakter penghuni sangat penting untuk menciptakan rancangan hunian yg fungsional dan nyaman. Analisa 1. Ada beberapa anggota keluarga yang melakukan 2 kegiatan sekaligus, seperti ayah atau anak yang memiliki kebiasaan menonton TV sambil makan. 2. Luas unit kondominium yang terbatas mengharuskan penyusunan ruang yg kompak dan bersifat multifungsi. Seperti kamar tidur anak yang dapat menjadi ruang istirahat, bermain dan belajar. Sintesa 1. Ruang makan dan ruang keluarga dapat dikoneksikan untuk memenuhi kebiasaan penghuni yangmenonton sambil makan. Dengan menyatukan 2 ruang tersebut, kesan ruang yg diperoleh akan menjadi lebih luas. 2. Untuk penghuni singel dan pasangan muda untuk memberikan kepraktisan aktivitas makan dapat dilakukan diarea meja pantry. 3. Menggunakan perabotan yang multifungsi untuk mengurangi pemborosan ruang dari penggunaan perabotan yang beragam. Seperti meja dan kursi yang dibagian bawahnya dapat dijadikan laci sebagai tempat penyimpanan. 4. Agar tidak menggangu aktifitas penghuni lainnya, kamar pembantu diletakkan dekat dengan ruang cuci, pantry/dapur. 5. Untuk penghematan ruang yang digunakan, ruang tamu dan ruang keluarga dapat dijadikan satu. 6. Ruang keluarga dalam satu unit kondominium tidak boleh berdampingan dengan tempat tidur unit kondominium lainnya. Karena aktifitas yg
45
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada ruang keluarga dapat mengganggu ketenangan dan kenyamanan beristirahat penghuni lainnya. 7. Sebagian besar penghuni, pulang disore atau dimalam hari setelah bekerja/beraktifitas seharian penuh akan beristirahat di ruang keluarga maupun dikamar tidur. Untuk memberikan kenyamanan pada penghuni kamar tidur maupun ruang keluarga dapat dihubungkan dengan balkon, sehingga saat beristirahat, penghuni dapat sambil menikmati keindahan pemandangan kota di malam hari. Standart Luasan Ruang (Ernst Neuvert) Ruang
Type unit hunian (M2) 1 Kamar tidur
2 Kamar tidur
3 Kamar tidur
R. tidur utama
12,8
12,8
12,8
KM/WC utama
-
4,5
4,5
R.Ganti
-
3,2
3,2
R.Tidur 1
-
8,5
8,5
R.Tidur 2
-
-
8,5
R.Tidur 3
-
-
-
KM/WC
3,5
3,5
3,5
R.Keluarga
17,2
17,2
17,2
R.Makan
-
-
-
R.Study/Kerja
2,2
2,2
3,3
Dapur
-
3
4
K.Pembantu
-
2,5
2,5
KM/WC Pembantu
2,5
3
3,5
Gudang
2,5
3
3,5
Standart
52,6
74,8
87,9
Sirkulasi 20%
10,52
14,96
17,58
Total standart
63,12
89,76
105,48
Pembulatan
60,6
86,6
106,6
Tabel 2.2 Standart luasan
46
Universitas Sumatera Utara
Tabel Aktifitas Pengelola Pada Kantor Pengelola Pengelola
1) Pemimpin
Aktifitas
Ruang
-Tugasnya
Standart
dan pengurus mengkoordinasi administrasi
Kan
keungan dan tata usaha R. Manager
5,2 m2/org
bangunan Bag.Keuangan 4,6 m2/org
kondominium.
Bag. Admin
4,6 m2/org
-Bertugas
menerima Bag.Pemasaran 4,6 m2/org
pesan,
menerima Bag.Personalia 4,6 m2/org
pengaduan dan informasi Ruang Rapat
Penunjang
dari
Kegiatan
kondominium.
4) Mekanikal
dari
kepegawaian, Ruang pengelola
dalam
3) Tenaga
(data
berlangsungnya internet)
kegiatan 2) Resepsionis
R.Pengelola
0,93 m2/org
penghuni R.PABX dan operator 0,93 Menjadi m2/org
perantara
untuk Toilet
dan
menerima
tamu R. Tunggu tamu 0,93 m2/org
Elektrikal
penghuni.
Data
0,60 m2/org
kebutuhan
fungsi
-Memberikan pelayanan pengelola dan servis kesehatan, rekreasi, dan Ruang pengelola kebutuhan sehari-hari.
Ruang
Kapasitas
Luas
-Bertanggung jawab atas (m2) pemeliharaan 5) House Keeping
dan Manager
3x5,2
perbaikan dari seluruh 15,60 unsur ME bangunan.
Keuangan
2x4,6
Administrasi
9,20 2x4,6
9,20 Pemasaran 6) Pelayanan
3x4,6
13,80
kesehatan
47
Universitas Sumatera Utara
Personalia
2x4,6
9,20 R.rapat 7) Security
2x4,6
9,30
PABX/
2x0,93
Bertanggung jawab atas 1,86 pengaturan
kegitatan Operator
kerumah tanggan seperti R.tunggu celaning dan laundry.
5x0,93
4,65
Tamu Toilet
12,00
Sirkulasi Melayani
25%
kebutuhan 21,20
pelayanan kesehatan bagi Total para
penghuni
kondominium
bagi
membutuhkan.
127,21
yg Standart Ruang Service R. Kegiatan service
Bertanggung jawab atas R.ME
20
keamanan
0,4/unit
bangunan.
penghuni R.Housekeeping hunian Gudang
12
Laundry
0,4
R.Keamanan
12
R.Makan
Karyawan
5,9/Meja R.Istirahat Karyawan
0,77
m/org R.Ganti/Locker
0,80/org
Dapur
0,4
Data
Kebutuhan
Fungsi
Service
48
Universitas Sumatera Utara
R.Kegiatan Service Ruang(m2)
Kapasitas
Luas ME 20,00 Housekeeping
52x0,4
20,8 Gudang
60
Laundry
52x0,4
20,8 Keamanan 12,00 Makan Karywn
30%x100
177,00 X5,90 Istirahat Karywn 25%x100 19,25 X0,77 R.Ganti/locker
100x0,8
80 Dapur Sirkulasi
60 20%
93,97 Total 563 ,82 Tabel 2.3 Aktifitas pengelola
49
Universitas Sumatera Utara
Rumah susun Unit hunian type 18 Kegiatan
Perabotan minimal
Standart Persyaratan ruang
Ruang
Menerima tamu,
Kursi , meja
9m2
Serbaguna,
Multi-
berkumpul dengan
rendah, lemari
pusat aktivitas
fungsi
keluarga,Tidur,
simpan,TV,matras,-
sosial
beristirtahat,sebagai kompor,wastae
keluarga,mudah
dapur
diakses,
bak cuci
sirkulasi udara dan pencahayaan baik Kamar Mandi, buang air, mandi
Bak mandi, kloset
3m2
mencuci
Memiliki pencahayaan dan penghawaan yang baik,
Ruang jemur
Menjemur
Rak pengering
jemur 1,5m2
Memiliki akses dan mendapatkan sinar matahari
50
Universitas Sumatera Utara
Unit hunian type 36 Kegiatan
Perabotan
Standa
minimal
rt
Persyaratan
ruang Ruang
Menerima tamu,
Kursi , meja
9m2
Multi-
berkumpul
rendah, lemari
pusat aktivitas
fungsi
dengan
simpan,TV,matra
sosial
keluarga,Tidur,
s,-
keluarga,mudah
beristirtahat,seba
kompor,wastae
diakses,
gai
bak cuci
sirkulasi udara
dapur
Serbaguna,
dan pencahayaan baik
Kamar
Mandi, buang air, Bak
mandi
mencuci
mandi, 3m2
kloset
Memiliki pencahayaan dan penghawaan yang baik,
Ruang
Menjemur
jemur
Rak
jemur 1,5m2
pengering
Memiliki akses dan mendapatkan sinar matahari
Kamar
Tidur, istirahat
tidur
Tempat
tidur, 9m2
meja, lemari
Private,
serta
memimiliki penghawaan yang baik
Dapur/pant
Memasak,cuci
Perangkat
ry
piring
memasak dan wastafel cuci,kulkas
6m2
Mudah
di
akses,penghawa bak
an yang baik
51
Universitas Sumatera Utara
mini,lemari
Unit hunian type 54 Kegiatan
Perabotan
Standa
minimal
rt
Persyaratan
ruang Ruang
Menerima tamu,
Kursi , meja
9m2
Multi-
berkumpul
rendah, lemari
pusat aktivitas
fungsi
dengan
simpan,TV,matra
sosial
keluarga,Tidur,
s,-
keluarga,mudah
beristirtahat,seba
kompor,wastae
diakses,
gai
bak cuci
sirkulasi udara
dapur
Serbaguna,
dan pencahayaan baik
Kamar
Mandi, buang air, Bak
mandi
mencuci
mandi, 3m2
kloset
Memiliki pencahayaan dan penghawaan yang baik,
Kamar
Tidur, istirahat
tidur utama
Tempat meja,
tidur, 9m2 lemari,
meja rias
Private,
serta
memimiliki penghawaan yang baik dan pencahayaan
Kamar tidur anak
Tidur, istirahat
Tempat
tidur, 9m2
meja, lemari
Private,
serta
memimiliki penghawaan yang baik dan pencahayaan
52
Universitas Sumatera Utara
Dapur/pant
Memasak,cuci
Perangkat
6m2
ry + ruang piring
memasak dan
makan
wastafel
Mudah
di
akses,penghawa bak
cuci,kulkas
an yang baik
mini,lemari Ruang
Menjemur
jemur
Rak
jemur 1,5m2
pengering
Memiliki akses dan mendapatkan sinar matahari
Fasilitas Rumah Susun Kegiatan
Ruang serba Hajatan, guna
Prabotan
Standart
minimal
ruang
Meja dan kursi 0,2m2/org
pertemuan
persyaratan
Luas
memadai
dan
sirkulasi
yang baik Tempat
Beribadah
0,2m2/unit
ibadah
Dapat digunakan warga
diluar
penghuni rumah susun Kantin
Memasak,
Tempat
15m2/unit
Hemat
dalam
makan,
memasak,
utilitas,sirkulasi
minum
tempat
udara baik, dapat
mencuci,
digunakan
tempat
warga
berjualan, rak
rusun
diluar
piring, Kios/pasar
Jual beli
Lemari penyimpanan
9m2/unit
Dapat digunakan warga
diluar
rusun
53
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas
Belajar
pendidikan
bermain
dan Lemari, meja 60belajar,
100m2/unit warga di luar
fasilitas belajar
Dapat digunakan
rusun dan
bermain Dapur
Memasak
bersama
untuk
Lemari, meja, 60m2/unit
acara wastafel,
besar/rakyat
Dapat digunakan warga di luar
kuklas,
rusun
gudang, kompor Ruang
Mencuci
Tempat cuci, 24m2/unit
cuci/ruang
pakaian
jemur
menjemur
rusun dan diatur
bersama
pakaian
sesuai
dan jemuran
Dapat digunakan warga penghuni
dengan
blok Fasilitas
melakukan
Lapangan
Dapat digunakan
olahraga
kegiatan
warga penghuni
olahraga
rusun dan diatur sesuai
dengan
blok Lapangan
Sebagai
multifungsi
tempat
Lapangan
0,8m2/org
Dapat digunakan
acara
warga penghuni
rakyat, pasar,
rusun dan sekitar
tempat pameran. Fasilitas
Sebagai
1,5m2
kesehatan
fasilitas
8m2 /org
– Dapat digunakan warga penghuni
kesehatan
rusun 24 jam dan
masyarakat
memiliki
penghuni
peralatan
54
Universitas Sumatera Utara
rusun
untuk
kesehatan
menjamin
standar.
kesehatan para penghuni Parkiran
Sebagai
Lapangan
Dapat digunakan
tempat parkir
warga penghuni
kendaraan
rusun
para penghuni
mudah di pantau
rusun
dan
dan
pengunjung rusun Bengkel
Tempat
Lemari
memperbaiki
loker
dan
Dapat digunakan warga penghuni
alat-alat
rusun, mudah di pantau dan dekat dengan parkiran
Tempat
Sebagai
Fasilitas
3-18m2/
Aman
dan
penitipan
tempat
bermain
unit
menggunakan
anak
penitipan anak
bahan konstruksi
saat orang tua
bebas dari bahan
bekerja
berbahaya Tabel 2.4 Unit dan fasilitas
Fasilitas rumah susun Fasilitas lingkungan rumah susun harus memenuhi persyaratan sebagai berikut menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 03-7013-3004) 1. Memberi rasa aman, ketenangan hidup, kenyamanan dan sesuai dengan budaya setempat 2. Menumbuhkan rasa memiliki dan merubah kebiasaan yang tidak sesuai dengan gaya hidup di rumah susun
55
Universitas Sumatera Utara
3. Mengurangi kecenderungan untuk memanfaatkan atau menggunakan fasilitas lingkungan bagi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu 4. Menunjang fungsi-fungsi aktivitas penghuni yang paling pokok bagi dan segi besaran maupun jeni sesuai dengan keadaan lingkungan yang ada 5. Menampung fungsi-fungsi yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengembangan aspek-aspek ekonomi dan sosial budaya. Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai bangunan rumah susun harus memenuhi kebutuhan sebagai berikut(Standar Nasional Indonesia) : 6. Maksimal 30% dari jumlah luas lantai bangunan 7. Tidak ditempatkan lebih dari lantai 3 (tiga) bangunan rumah susun. Luas lahan yang diperuntukan sebagai fasilitas lingkungan harus memenuhi ketentuan : 8. Luas lahan untuk fasilitas rumah susun seluas-luasnya 30% dari luas seluruhnya 9. Luas lahan untuk fasilitas ruang terbuka, berupa taman sebagai penghijauan, tempat bermain anak, dan atau lapangan olah raga seluas-luasnya 20% dari luas lahan fasilitas lingkungan rumah susun.
Tabel aktifitas penghuni sehari-hari Penghuni
Aktifitas
Ruang
Pedagang
Bangun pagi
R.tidur utama
Olahraga
Fasilitas olahraga
Mandi
KM/WC
Sarapan
R.makan
Pergi ke pusat pasar
Parkir
Makan siang
R.makan
Pulang
Teras
Istirahat
R.tidur utama
Membaca koran
R.keluarga
Nonon TV
R.keluarga/balkon
Bersantai
Open space
56
Universitas Sumatera Utara
Makan malam
R.keluarga
Nonton TV
R.makan
Menyelesaikan
R.tidur utama
pekerjaan dagang
Mahasiswa
Masyarakat
Istirahat
Bangun pagi
R.tidur utama
Mandi
KM/WC
Menyiapkan sarapan
Dapur
Berolahraga
Fasilitas Olahraga
Pergi kuliah
Market
Pulang kuliah
KM/toilet
Mandi
R.makan
Makan malam
R.belajar
Belajar
R.tidur
Bersantai
Istirahat malam
Bangun pagi
R. Tidur
Mandi
WC/toilet
Sarapan
R.makan
Bekerja
Kantor
Pulang Bekerja
R.tamu
Mandi
R.makan
Bersantai
R.tidur
Makan malam
WC/Toilet
Bekerja
R.makan
Istirahat Malam
R.kerja
R.tidur
57
Universitas Sumatera Utara
Tabel fasilitas Niaga/Tempat Kerja Fasilitas
Pengguna
Kegiatan
Warung
Penghuni rumah susun
Berinteraksi
dan
beristirahat Toko dagang
Penguhuni rumah susun
Berinteraksi dalam hal jual beli
Pusat Perbelanjaan
Penghuni
dan Melakukan interaksi jual
pengunjung rumah susun beli barang/jasa
Tabel Fasilitas Pendidikan Fasilitas
Pengguna
Kegiatan
Ruang belajar untuk pra Penghuni rumah susun
Melakukan
belajar
belajar
Ruang
belajar
untuk Anak-anak
sekolah dasar Ruang
rumah susun
belajar
sekolah
penghuni Melakukan
untuk Anak-anak
kegiatan
kegiatan
belajar penghuni Melakukan
menengah rumah susun
kegiatan
belajar
pertama Ruang
belajar
untuk Anak-anak
sekolah menengah atas
penghuni Melakukan
rumah susun
belajar
Fasilitas
Pengguna
Kegiatan
Posyandu
Anak-anak
kegiatan
Tabel Fasilitas Kesehatan
penghuni Melakukan
rumah susun
kegiatan
posyandu bagi anak-anak rumah susun
Balai pengobatan
Penghuni rumah susun
Melakukan
pengobatan
bagi para penghuni yang tidak sehat
58
Universitas Sumatera Utara
BKIA
dan
rumah Penghuni rumah susun
Melakukan persalinan
Puskesmas
Penghuni rumah susun
Melakukan perobatan
Praktek dokter
Penghuni rumah susun
Berinteraksi / konsultasi
bersalin
dengan dokter spesialis Apotek
Penghuni rumah susun
Membeli obat
Tabel Fasilitas Pelayanan umum Fasilitas
Pengguna
Kantor RT
Penghuni rumah susun
Kantor/balai/RW
Penghuni rumah susun
Post hansip/siskamling
Penjaga siskamling
Pos polisi
Para anggota kepolisian
Telepon umum
Penghuni rumah susun
Gedung serba guna
Penghuni rumah susun
Ruang duka
Penghuni rumah susun Tabel 2.5 Aktifitas dan Fasilitas
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang 1. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dalam Bangunan Gedung 1. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dan Hubungan Antarruang Untuk mendapatkan kenyamanan ruang gerak dalam bangunan gedung, harus mempertimbangkan: fungsi ruang, jumlah pengguna, perabot/peralatan, aksesibilitas ruang, di dalam bangunan gedung; dan persyaratan keselamatan dan kesehatan. Untuk mendapatkan kenyamanan hubungan antarruang harus mempertimbangkan: 2. fungsi
ruang,
aksesibilitas
ruang,
dan
jumlah
pengguna
dan
perabot/peralatan di dalam bangunan gedung; 3. sirkulasi antarruang horizontal dan vertikal; dan 59
Universitas Sumatera Utara
4. persyaratan keselamatan dan kesehatan. Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.
2. Persyaratan Kenyamanan Kondisi Udara Dalam Ruang 1. Persyaratan Kenyamanan Termal Dalam Ruang 2. Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan gedung harus mempertimbangkan temperatur dan kelembaban udara. 3. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kenyamanan termal dalam ruang harus memperhatikan letak geografis dan orientasi bangunan, penggunaan bentuk masa yang menimbulkan shading (bayangan), ventilasi alami dan penggunaan bahan bangunan. 4. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat pengkondisian udara yang mempertimbangkan: (1) prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah lingkungan; (2) kemudahan pemeliharaan dan perawatan.
60
Universitas Sumatera Utara
2.5. Studi Banding Arsitektur Yang Mempunyai Fungsi Sejenis 2.5.1 Easton Park Apartment Serpong Easton Park Apartment Serpong adalah proyek apartemen baru di Serpong BSD yang akan dibangun oleh Kalmar Land developer yang telah sukses mengembangkan proyek-proyek perumahan seperti Mitra Residence, Casa de Esta (Antapai), Casa Blanca (Cimahi), Cluster Rancamanyar, Kampung Dago dll. Kalmar Land mulai melebarkan proyek propertinya dengan mempersembahkan apartemen Easton Park Residence Jatinangor dan Easton Park Apartment Serpong.
Gambar 2.12 Easton park apartmen (Sumber : Google Images) Lokasi apartemen Easton Park Serpong cukup strategis. Anda dapat menggunakan 2 jalan tol utama dari Pondok Indah – BSD City atau Kebun Jeruk – BSD City. Jumlah Tower Easton Park Apartment Serpong adalah 3 Tower, yang terdiri dari : 1. Tower De Paris, dimana terdiri dari 16 lantai dan total unit apartemen 250 unit. 2. Tower La Marine, terdiri dari 18 lantai dan total unit apartemen 365 unit. 3. Tower Louvre, terdiri dari 18 lantai dan total unit apartemen 375 unit. yang menjadikan keseluruhan total unit apartemen Easton Park Serpong ini mencapai 1007 unit.
61
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13 Zoning area easton park (Sumber : Google Images) Total lift ditower A&B=3 lift passenger, 1 barang Tower C = 2 lift passenger , 1 barang. Area parkir kendaraan terdapat 3 basement dengan kapasitas parkir mobil yang hanya 240 unit dan parkir motor 278 unit akan menjadikan tidak semua pemilik unit apartemen dapat memarkirkan kendaraannya di dalam kawasan apartemen Easton Park Serpong ini. Tipe unit Easton Park Apartment Serpong terdiri dari : 1. Unit Studio, ada 2 pilihan unit yaitu ; a. Donatello, luas unit 21,10 m2 b. Michaelangelo, luas unit 24,10 m2 2. Unit 1 Bedroom Picasso dengan luas 31,24 m2 3. Unit 2 Bedroom Rubens, luas unit 47,52 m2 4. Unit Duplex Da Vinci, dengan luas unit 88,22 m2.
62
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 Denah Kamar Easton Park (Sumber : Google Images) Fasilitas dalam Easton Park Apartment Serpong sangat lengkap, seperti : a. Mushola b. Parking Area c. Cafe d. Minimarket e. ATM Centre f. Fitness Area g. Kantin h. Kolam renang i. Nursery j. Lapangan Basket 3 on 3 k. Jogging Track l. Taman Refleksi m. Area Perkantoran dll. Tidak ketinggalan fasilitas sekitar Easton Park Apartment Serpong yang sudah berkembang dimana terdapat : a. Sekolah St. Ursula, National Plus School, German Centre, Al-Azhar, b. Academy Simar Mas c. Rumah Sakit Eka Hospital d. Perkantoran : Auto Parts, Polsek Serpong, Teras Kota, Bank BCA
63
Universitas Sumatera Utara
e. Pusat Perbelanjaan : Pasar Modern BSD, Giant. f. Track mountain bike dan jalur pipa gas. g. Stasion Kereta dan Terminal Easton Park Apartment Serpong ini patut dipertimbangkan sebagai salah satu investasi properti di tahun 2013 ini. Dengan lokasi yang strategis di kawasan Serpong BSD dan fasilitas yang lengkap disekitar apartemen, dapat menjadikan nilai investasi yang terus berkembang.
2.5.2 Rumah susun Machida,Jepang Terletak di daerah Machida, sekitar 1 jam-an dari Tokyo dan sekitar 30 menit dari stasiun Machida ke area ini, daerah yang satu ini memang terkenal dengan rusunrusunnya yang sangat banyak (sekitar ratusan gedung) dan para penghuni tidak hanya para mahasiswa tetapi juga orang tua, rusun ini dihuni oleh orang dengan kalangan menengah ke bawah.
Gambar 2.15 Rumah susun Machida Ada beberapa hal dan ketentuan yang harusi diketahui di lingkungan ini: - Di satu area yang sangat luas, terbagi menjadi beberapa blok dan sebagian blok digolongkan berdasarkan penghasilan si penghuni, misalnya yang berpenghasilan Rp. 1 juta/ bulan di blok A dan Rp. juta/ bulan di blok B. 64
Universitas Sumatera Utara
Pembagian ini otomatis akan membedakan ukuran ruangan yang mereka tempati. – Bagi orang jompo, mereka akan ditempatkan di lantai paling bawah (maksiumal lantai 2) mengingat rusun tidak punya lift sehingga para orang jompo akan lebih mudah masuk ke rumah mereka - Parkir mobil sangat terbatas tetapi bukan karena masalah lahan melainkan namanya untuk orang menengah ke bawah maka mobil tentu bukan benda yang banyak dimiliki oleh mereka, lagipula sistim transportasi sudah sangat nyaman. Tetapi di satu sisi disediakan tempat parkir mobil umum dimana kita harus menyewa dan membayarnya setiap bulan.
Gambar 2.16 Situasi Parkir Rumah Susun
Buang sampah, di rumah susun ini ada waktunya untuk buang sampah jenis tertentu misalnya buang sampah plastik setiap hari Senin dan lainnya. Seperti ini contoh tempat pembuangan sampah nya.
65
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.17 Tempat pembuangan sampah
Di setiap sisi bangunan terdapat lahan parkir untuk mobil, motor, dan sepeda tetapi setiap sisi bangunan hanya beberapa lahan parkir saja yang dapat di gunakan agar memanfaatkan ruang terbuka yang lainnya, seperti ini contoh gambarnya.
Gambar 2.18 Area parkir sepeda dan sepeda motor
Setiap pedestrian yang berada di sekitaran rumah susun di bagi menjadi dua pedestrian, yaitu pedestrian untuk pejalan kaki dan yang bersepeda dan satu lagi pedestrian untuk mobil.
66
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.19 area pedestrian
Di rumah susun ini sangat banyak orang tua yang tinggal disini, dengan banyaknya orang tua yang berada di rumah susun ini, pemilik rusun membuat fasilitas yang sangat baik seperti adanya tombol darurat yang berada di ruang tamu maupun di kamar mandi setiap hunian., tombol darurat ini terhubung ke sebuah ruangan yang akan menangani hal-hal darurat. Di rumah susun ini juga terdapat banyak taman bermain untuk anak-anak yang di titipkan oleh orang tuanya karena bekerja di kantor. Ini adalah beberapa foto sekitaran rumah susun
Gambar 2.20 Area Taman bermain
67
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.21 Halte sepeda untuk para pengguna sepeda
Gambar 2.22 Open space
68
Universitas Sumatera Utara
Perbedan Apartmen dan Rumah Susun Apartmen dibangun untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat menengah keatas, sedangkan rumah susun dibangun untuk kebutuhan rumah kelas ekonomi menengah kebawah. Jika dilihat dari tingkat privasi di unit rumah susun masih sangat rendah. Aturan untuk penghuni apartmen sangat jelas dan dibuat dalam bentuk peraturan tertulis, sedangkan aturan rumah susun tidak jelas dan pada umumnya hanya berupa etika dan moral saja. Harga apartmen jauh lebih mahal dibandingkan harga rumah susun yang relatif murah sehingga terjangkau oleh semua masyarakat. Fasilitas apartmen sangat lengkap, dari mulai tempat parkir, sara bermain anak, tempat olahraga, mall, hingga kolam renang pun tersedia. Sedangkan fasilitas rumah susun sangat terbatas, walaupun ada maka hanya seadanya dan anda jangan berharap banyak dari fasilitas rusun ini. Apapun pilihan anda maka harus disesuaikan dengan fungsi dan kemampuan finansial anda sehingga bermanfaat.
Fasilitas
Apartmen
Rumah Susun
Parkir Basement
-
Kolam renang
-
Area bermain Taman Mini market Masjid Ruang serba guna Klinik Sekolah Tabel 2.6 Perbedaan Fasilitas apartment dan rumah susun
69
Universitas Sumatera Utara
2.6 Elaborasi Tema 2.6.1 Pengertian Tema Tema yang di terapkan pada proyek ini adalah Arsitektur Minimalis Modern, yang memiliki pengertian sebagai berikut : 1. Arsitektur Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur (Amos Rappoport, 1981). Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura, arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara unsur keindahan/estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas), dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Sedangkan menurut Robert Gutman (1976), arsitektur sesungguhnya merupakan kulit ketiga manusia. Arsitektur merupakan lingkungan buatan yang bukan saja menjembatani antara manusia dengan lingkungan melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi kultural untuk menata kehidupan jasmaniah,psikologis dan sosial manusia. 2. Minimalis Modern Istilah Minimalis muncul di akhir 70-an, Tema tersebut memiliki arti tentang arsitektur minimal sebagai tentang tren yang ada di akhir 80-an, tetapi bentuk monograf pertama kali muncul di pertengahan 90-an (Stevanovic, 2013). Jencks berpendapat bahwa minimalis adalah versi borjuis modernisme, menekankan hilangnya komponen ideologis dan komersialisasi spiritualitas (Stevanovic, 2013) Beberapa penulis mempertimbangkan arsitektur minimalis sebagai arsitektur netral dan non-simbolis, yang dapat ditempatkan di mana saja di dunia global. teori lain menyimpulkan bahwa kembalinya ide modernistik ke dalam masyarakat konsumen berlangsung. Minimalis adalah sebagai gaya yang diungkapkan oleh kebutuhan arsitektur terikat dalam pemikiran konsumen dengan kesederhanaan, yang merupakan alat kreatif utama . perkotaan modern hidup, yang didasarkan pada tujuan di keberhasilan dalam kehidupan (Stevanovic, 2013)
70
Universitas Sumatera Utara
3. Arsitektur Modern Perihal arsitektur modern. Ada beberapa pengertian mengenai konsep modern :
1. Bangunan modern adalah bersifat singular, seragam dan tunggal. Pengertian ini lahir dikarnakan dampak sejarah munculnya revolusi industri di eropa pada saat itu yang secara tidak langsung mempengaruhi pola perkembangan arsitektur. Dari kemajuan teknologi industri tersebut molailah berpengaruh pada proses rancangan, konstruksi, struktur dan efisiensi. Arsitektur molai diproduksi dengan cara masal seperti halnya mobil yang di produksi secara masal, seragam dan tunggal.
2. Gaya modern adalah gaya yang simple, bersih, fungsional, stylish, trendy, up-todate. Pengertian ini lahir berkaitan dengan perkembangan gaya hidup penikmat karya arsitektur yang semakain modern, serba cepat, mudah, berkualitas dan fungsional,
didukung
dengan
teknologi
industri
yang
canggih.
3. Gaya modern merupakan perencanaan konsep yang mengusung fungsi ruang sebagai titik awal desain. Pengertian ini sejalan dengan pemahaman bahwa Prinsip arsitektur modern ini sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur ‘form follow function’ atau bentuk mengikuti fungsi. Salasatu arsitek pendahulu yang memakai konsep ini adalah Le Corbusier dari Perancis yang terkenal dengan system Le modular- nya, satu konsep rancangan dengan pendekatan perulangan unit-unit bangunan untuk kemudahan penyusunan standar fungsional dan modulasi sistem struktur serta kecepatan pembangunan yang memungkinkan
sistem
konstruksi
dengan
material
bangunan
fabrikasi.
Berbincang tentang arsitektur modern kita bias menemukan cabang atau pengembangan dari konsep moderen diantaranya adalah minimalis, postmodern dan diwilayah Indonesia ada yang namanya modern etnik, modern tradisional dll
71
Universitas Sumatera Utara
4. Arsitektur Minimalis Perihal arsitektur minimalis. Konsep minimalis sebenarnya sebuah konsep yang berdiri sendiri sebagai respon kejenuhan dari sebuah gaya arsitektur-arsitektur terdahulu. Hal ini bisa kita lihat kemunculannya pada tahun 1980 yang condong berdasar pada gaya arsitektur art deco. Tetapi pada saat ini kita melihat minimalis lahir kembali dari biground gaya modern sehingga kita bisa memahami bahwa pada dasarnya istilah minimalis merupakan modifikasi desain bergaya modern. Sehingga para asritek sering menamakan turunan dari arsitektur modern. Ada juga yang mengartikan bahwa arsitektur minimalis merupakan arsitektur modern tetapi arsitektur modern belum tentu arsitektur minimalis maka dari pernyataan itu kita akan mendapati istilah gaya arsitektur lain yang memiliki unsure modern seperti : klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya yang tidak masuk dalam klasifikasi arsitektur minimalis tapi memiliki pendekatan modern. Pada gaya minimalis ini permainan unsur garis tegas, tegak lurus dan bidang, serta pewarnaan yang cenderung lebih berani. Adapun bangunan modern minimalis bisa kita simpulkan bangunan yang bersifat singular, seragam dan tunggal, esensial, fungsi ruang sebagai titik awal desain (functionalism) atau form follow function, clarity (kejelasan) dan minimum sebagai tujuan dan nilai estetika (simplicity), menggunakan unsur garis, tegak lurus dan bidang. Penghindaran dari elemen arsitektur ornament dll.
2.6.2 Interpretasi Tema Istilah 'minimalis' adalah tren dari awal abad ke-19 dan secara bertahap menjadi gerakan penting dalam respon terhadap desain sebelum, yang lebih banyak menggunakan unsur dekorasi. Desain minimalis bukan desain yang sangat populer, tetapi desain ini merambah di segala bidang kehidupan; seni visual, musik, fashion, film, otomotif, web dan lain-lain. Di London dan New York, arsitektur minimalis populer di akhir 1980-an, di mana arsitek dan perancang busana bekerja sama di
72
Universitas Sumatera Utara
butik untuk mencapai kesederhanaan. Dimana desainnya banyak menggunakan elemen putih, pencahayaan dingin, ruangan yang besar dengan pemakaian sedikit furnitur.
Arsitektur
minimalis
menyederhanakan
ruang
hidup
untuk
mengungkapkan kualitas penting dari bangunan dan menyampaikan kesederhanaan dalam sikap terhadap kehidupan. Desain minimalis digunakan untuk menggambarkan tren dalam desain dan arsitektur dimana subjek direduksi menjadi elemen yang diperlukannya. Kata-kata "gaya minimalis" cenderung menyulap pikiran ruang kosong tanpa kepribadian dan gaya. Gaya minimalis jauh lebih dari itu. Ini adalah gaya dekorasi dan hidup di mana tujuannya adalah untuk mengexpose fitur-fitur elemen yang paling mendasar. Dalam dekorasi, itu berarti menghilangkan unsur yang tidak perlu dan menemukan keindahan dalam kesederhanaan. Inovasi berbagai material seperti baja, beton, dan kaca, standardisasi, dan efisiensi memberi tantangan baru dalam dunia desain. Berbagai pemikiran tentang desain minimalis telah banyak dikemukakan oleh arsitek lokal di Eropa dan Amerika. Pada saat itu mereka telah berusaha untuk menemukan format arsitektur baru yang mencerminkan semangat untuk mencoba meninggalkan pengaruh arsitektur klasik. Minimalis dalam arsitektur menekankan hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional. Bentuk geometris elementer tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Mengacu pada pendapat Carlos Rego itu, dapat dikatakan arsitektur minimalis dikenal sebagai abad modern, abad yang diramaikan berbagai kemajuan sebagai hasil dari revolusi industri. Konsep dan Elemen desain Konsep arsitektur minimalis adalah pencapaian ke kualitas yang esensial untuk menghasilkan kesederhanaan. Idenya adalah tidak sepenuhnya tanpa ornamen, tetapi bahwa semua bagian, detail dan pemakaian bahan dari kayu dikurangi ke tahap di mana tidak ada yang dapat menghapus apa-apa lagi untuk meningkatkan desain. Pertimbangan untuk 'esensi' ringan, bentuk, detail dari materi, ruang, tempat dan kondisi manusia. arsitek minimalis tidak hanya mempertimbangkan kualitas fisik bangunan. Selain itu, mereka melihat secara mendalam ke dimensi spiritual dan tak terlihat, dengan memperhatikan detail, ruang, alam dan bahan. Yang mengungkapkan kualitas abstrak sesuatu yang tidak terlihat dan mencari esensi dari
73
Universitas Sumatera Utara
sifat-sifat yang tak terlihat. Seperti cahaya alami, langit, bumi dan udara. Selain itu, mereka membuka dialog dengan lingkungan sekitarnya untuk menentukan bahan yang paling penting untuk pembangunan dan menciptakan hubungan antara bangunan dan lingkungan sekitarnya. Dalam arsitektur minimalis, elemen desain menyampaikan pesan kesederhanaan. Bentuk-bentuk dasar geometris, unsur tanpa hiasan, bahan-bahan sederhana dan pengulangan struktur mewakili rasa ketertiban dan kualitas penting pemakaian cahaya alami pada bangunan mengungkapkan ruang yang sederhana dan bersih.
Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern. Guide to Modern Architecture, Rayner Banham, tentang bentuk dan ruang. Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep bentuk, ruang, fungsi, dan konstruksi. Penekanan disini lebih pada pembahasan bentuk dan ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ”ada dan nyata atau terlihat atau teraba”, sedangkan ruang memiliki ciri khas “ada dan tak terlihat atau tidak nyata”. Ditinjau dari segi bentuk, bangunan Arsitektur Modern memungkinkan untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan teknologi struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan. Sedangkan dilihat dari segi ruang bangunan Arsitektur Modern bersifat lebih mengalir berdasarkan proses sirkulasi dan berkegiatan (step to step). Dari segi konstruksi, perkembangan Arsitektur Modern ditandai oleh penggunaan konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan yang ringan. Dilihat dari segi fungsi, bentuk bangunan Arsitektur Modern menggunakan modul manusia (Le Corbusier), karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Berdasarkan Slogan Le Corbusier “rumah sebagai mesin untuk tempat tinggal”, yang menginginkan dua hal. Yang pertama adalah sebuah rumah yang menyerupai mesin yang murah, standard, mudah digunakan dan mudah dalam perawatan. Tapi ia juga mengartikan sebuah rumah yang didisain dengan kejujuran. Oleh karena itu slogan tersebut menjadi terkenal pada masa perkembangan Arsitektur Modern dan menjadi konsep dasar suatu rancangan bangunan yang modern.
74
Universitas Sumatera Utara
Bentuk Bentuk dalam Arsitektur Modern tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang dipakai. Dalam Arsitektur Modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi unik umumnya karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua gaya lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada Arsitektur Modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. Arsitektur Modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional pada awal abad 20, dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas dalam mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik konstruksi yang baru, Muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada tempat dimana bangunan itu dibangun.
Ruang Satu hal yang tak dapat disangkal tentang Arsitektur Modern adalah kesadaran dalam mendesain ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Konsep ruang pada Arsitektur Modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat). Arsitektur Modern dipahami dalam tiga dimensi. Ruang yang di dalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat ditelusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan. Pada perkembangannya Arsitektur Modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap. Bagian fisik dari Arsitektur Modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional; yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan tidak terukur. Ada beberapa hal yang harus di ketahui antara lain adalah:
75
Universitas Sumatera Utara
1. Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin
untuk ditinggali/ditempati.
Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana. 2. Bentuk bangunan menggunakan modul manusia, karena bangunan ditekankan pada fungsinya. 3. Bentuk bersifat kubisme dan futuristik. 4. Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones). 5. Bentuk bersifat kubisme dan futuristik 6. Pembentukan ruang dimulai dari suasana, kemuian beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam. 7. Penciptaan bentuk bangunan, disesuaikan dengan pola perletakan dan hubungan antar ruang yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya. 8. Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan bisa merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam. 9. Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan merespon kondisi alam, korelasi alam, topografi dengan Arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk lokasi tapak dari bangunan. Arsitektur Minimalis Modern Arsitektur Minimalis itu berakar pada Arsitektur Modern. Prinsip utama dari Arsitektur Minimalis ini masih berpedoman pada Arsitektur Modern, yaitu fungsional dan efisiensi. Fungsional berarti bangunan tersebut benar-benar mampu
76
Universitas Sumatera Utara
mewadahi aktifitas pemakainya, dan efisiensi harus mampu diterapkan ke berbagai hal; efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan aspek free maintenance pada bangunan. Penggunaan ornamen pada Arsitektur Minialis muncul kembali, namun bukan berupa bentuk-bentuk rumit, tapi lebih sederhana dan sifatnya geometric. Penggunaan ornamen ini juga lazimnya tidak dominan, namun hanya sebagai aksen pemanis saja. Penggunaan pengolahan material pada bangunan juga lebih attraktif dan bervariasi. Walaupun bentuk ekspresi box pada bentuk masih dominan, explorasi ke bentuk-bentuk lainnya seperti bentuk lengkung dan bidang miring banyak diterapkan. Karena menyikapi iklim tropis di Indonesia bentuk atap menyesuaikan dengan bentuk atap pelana atau perisai/limasan dengan penutup atap genteng, ketimbang memilih bentuk atap datar (cor beton). Akhirnya bisa dibilang Arsitektur Minimalis sekarang ini merupakan Arsitektur Modern yang telah mengalami pengembangan desain sesuai dengan fungsi, material dan konstruksi. Rumah dengan gaya Arsitektur Modern didominasi eksterior jendela berukuran lebar dan tinggi. Lis plang beton pada rumah modern didapati memanjang dengan kanopi yang menjorok ke depan. Adapun untuk interior rumah dilengkapi dengan ornamen sederhana dengan plafon bertingkat dan ruang kosong yang menambah kesan ruangan yang lebih luas. Ruang-ruang pada Arsitektur Modern saling terhubung satu sama lain tanpa sekat pembatas. Ruang-ruang hanya dibatasi oleh interior yang tidak permanen. Ruangan pun transparan, menggunakan dinding kaca sebagai pembatas. Bahan bangunan yang sering digunakan untuk Arsitektur Modern biasanya stainless steel finishing polished, kaca berwarna (printed glass), alumunium anodized. Bahan-bahan yang digunakan tersebut merupakan bahan yang mencirikan Arsitektr Modern di awal berkembangnya gaya Arsitektur Modern di Indonesia
77
Universitas Sumatera Utara
2.7. Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis 2.7.1 White House Design, Korea
Gambar 2.23 White House desain
White house design ini sangat unik dan memberikan kejutan besar. Terletak di Korea di tengah-tengah kerumunan dan gedung pencakar langit, rumah ini memang menarik banyak orang. Pada gambar bisa terlihat seberapa kuat rumah putih berdiri kokoh di depan gedung tinggi seperti apa yang dapat dilihat di sana. Ketika lebih dekat, rumah ini tampak seperti apartemen. Bangunan ini memiliki lima lantai dan tampak tinggi. Ada garasi mobil di lantai pertama. Gedung tampak begitu sejuk dan stylist karena memiliki bentuk yang unik dibandingkan dengan bangunan lainnya. Bangunan ini didesain dengan sangat cerdas dan brilian.
78
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.24 Interior White house desain Bangunan ini didesain warna-warni dan terdapat beberapa lukisan. Seperti apa yang terlihat dalam gambar, tangga yang terbuat dari bahan kayu dan dicat warna kuning sementara dinding dicat warna biru dan hijau. Namun, ketika berada di sisi atas rumah, dapat terlihat ruang yang didominasi warna putih. Rumah ini terlihat sederhana dan modern.
2.7.2 Skyline Residence Cawang apartment Skyline Residence Cawang apartment adalah proyek apartemen terbaru di Cawang Jakarta Timur. Medialand sebagai developer terpercaya, akan membangun luxury apartemen Skyline Cawang dengan konsep yang Modern City Living Luxury Minimalis, dan sangat ekslusif dimana setiap lantai hanya memiliki 10 unit saja.
79
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.25 Skyline residence cawang (Sumber : Google Images) Bangunan apartemen ini mengadaptasi bentuk kubisme dan tampak yang minimalis(tidak berlebihan) yang mendukung konsep modern minimalisnya. Desain Modern disetiap unit hunian dan area umum di desain secara modern dengan memaksimalkan penerangan alami sehingga kenyamanan tinggal sangat terjaga Lokasi Skyline apartemen Cawang sangat strategis, yakni berada di pusat CBD Jakarta Timur Cawang. Kemudahan akses menambah nilai jual Skyline Residence DI Panjaitan apartment ini, yang dapat dicapai melalui tol Jagorawi, hanya 200 m dari gerbang masuk tol Cawang dan hanya selangkah dari jalur busway Trans Jakarta Total tower Skyline Residence Cawang : 2 tower apartment ( East Tower dan South Tower) Total unit apartemen : 481 unit.
Gambar 2.26 Denah Skyline residence (Sumber : Google Images)
80
Universitas Sumatera Utara
Tipe unit Skyline Residence apartemen Cawang dijual dengan beberapa pilihan yaitu : 1. Studio, luas semigross 26,86 m2.t 2. tipe 2 bedrooms, dengan luas semigross 51,43 m2. 3. Tipe 2 bedrooms Corner, dengan luas semigross 51,77 m2. 4.
Tipe 3 bedrooms, luas semigross 70,5 m2.
Fasilitas dalam area apartemen Skyline Cawang sangat lengkap, seperti : a. Grand Luxurious Lobby b. Quality Building Management c. Retail & Convenience Store d. Lifestyle Cafe & Resto e. Barberque Area f. Gym g. Laundry h. Swimming Pool i. Children Playground
81
Universitas Sumatera Utara