ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Permintaan Pasar Jika dalam perekonomian diasumsikan hanya ada dua barang yaitu barang X dan Y dan terdapat dua individu yaitu individu satu dan dua, maka fungsi permintaan individu satu untuk barang X dan fungsi permintaan individu dua untuk barang X menurut Nicholson (1997:184-185) adalah sebagai berikut:
X1 = d 1x(Px, Py, I1)..................................................................................(2.1) X2 = d 2x(Px, Py, I2)..................................................................................(2.2) Total X = X1 + X2 = d 1x(Px, Py, I1) + d2x(Px, Py, I2).............................(2.3) Total X = Dx(Px, Py, I1, I2)......................................................................(2.4)
Dengan kata lain, pengertian permintaan pasar untuk barang X adalah jumlah masing-masing permintaan individu suatu barang (X) pada tingkat harga tertentu. Fungsi permintaan pasar untuk barang X dapat ditulis dalam sebuah fungsi sebagai berikut: m
X
j 1
xj Dx ( Px , Py ... Pn , I 1, I 2 ... In ) ...................................................(2.5)
Keterangan: X1 : Fungsi permintaan untuk individu 1 X2 : Fungsi permintaan untuk individu 2 Px : Harga pada permintaan barang X
7 SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
Py I1 I2 Dx
: Harga barang lain : Pendapatan pada fungsi permintaan individu 1 : Pendapatan pada fungsi permintaan individu 2 : Fungsi permintaan total untuk barang X
Kurva permintaan pasar untuk barang X diturunkan dari fungsi permintaan individu pada tingkat harga yang bervariasi, sementara itu variabel lain yang mempengaruhi antara lain harga barang lain dan pendapatan konstan atau biasa disebut cateris paribus. Dengan asumsi bahwa kurva permintaan masing-masing individu berslope negatif, maka kurva permintaan pasar juga berlereng negatif ke bawah.
Px
Px
Px
Px* D1x X1
X2
Individu 1
Dx
2 D D2x
Individu 2
X* Permintaan Pasar
Sumber: Nicholson(1997:185)
Gambar 2.1 Kurva Permintaan Pasar Dari Kurva Permintaan Pasar 2.1 dapat diketahui bahwa saat tingkat harga barang X sebesar Px* maka permintaan pasar barang X sebanyak x* .
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Faktor-faktor yang mempengaruhi berubahnya permintaan seseorang akan suatu barang menurut Parkin (2010:61-62) antara lain adalah sebagai berikut: a.)
Harga barang yang berhubungan dengan barang tersebut Jumlah barang yang dibeli oleh konsumen salah satunya adalah dipengaruhi oleh harga barang penggantinya. Barang pengganti adalah barang yang dapat digunakan untuk menggantikan barang lain. Jika harga suatu barang yang dibeli oleh seseorang meningkat maka orang tersebut akan membeli barang tersebut dengan jumlah yang sedikit tetapi jumlah barang pengganti yang dibeli oleh konsumen tersebut adalah lebih banyak, begitu juga sebaliknya. Selain dipengaruhi oleh barang penggantinya, permintaan seseorang akan suatu barang juga di pengaruhi oleh barang pelengkapnya. Barang pelengkap adalah barang yang dapat melengkapi satu sama lainnya. Jika harga suatu barang yang di beli oleh konsumen meninngkat maka jumlah barang yang di beli semakin sedikit dan jumlah barang pelengkap yang diminta juga semakin sediit.
b.)
Ekspektasi harga di masa yang akan datang Jika di masa yang akan datang harga suatu barang lebih tinggi dan barang tersebut dapat disimpan, maka opportunity cost untuk mendapatkan barang tersebut akan lebih rendah di masa yang akan datang bila dibandingkan dengan jika barang itu di dapatkan pada saat
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
sekarang. Sebagai akibat adalah jumlah barang yang diminta pada saat sekarang adalah semakin tinggi. c.)
Pendapatan Pendapatan seseorang mempengaruhi permintaan suatu barang. Ketika pendapatan seseorang meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin meningkat begitu juga sebaliknya jika pendapatan menurun, maka jumlah barang yang diminta juga menurun. Meskipun demikian
meningkatnya
pendapatan
tidak
mengakibatkan
meningkatnya permintaan kebanyakan barang dan tidak mempengaruhi meningkatnya permintaan untuk semua jenis barang. Barang normal adalah barang yang jika pendapatan seseorang meningkat maka jumlah barang yang dibeli semakin banyak, sementara itu barang inferior adalah jika pendapatan seseorang meningkat maka jumlah barang yang dibeli semakin sedikit. d.)
Ekspektasi pendapatan di masa yang akan datang dan kredit Ketika pendapatan seseorang diekspektasikan meningkat di masa yang akan datang atau seseorang mudah dalam mendapatkan kredit, maka permintaan akan barang dan jasa semakin meningkat pada saat sekarang.
e.)
Jumlah Penduduk Permintaan juga tergantung pada ukuran dan struktur usia penduduk suatu negara. Semakin besar jumlah penduduk suatu negara maka semakin tinggi pula permintaan akan barang dan jasa negara tersebut,
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
begitu juga sebaliknya jika jumlah penduduk besar permintaan akan barang dan jasa juga besar. Begitu juga ketika proporsi jumlah penduduk pada usia tertentu lebih besar maka permintaa akan barang dan jasa juga semakin besar dan sebaliknya jika penduduk usia tertentu berjumlah sedikit maka permintaan akan barang dan jasa juga sedikit. f.)
Selera Selera menentuka nilai masing-masing barang yang diinginkan oleh seseorang. Selera seseorang akan suatu barang tergantung pada cuaca, informasi dan kemajuan perkembangan gaya hidup. Tingginya keinginan seseorang pada situasi tersebut maka makin tinggi pula permintaan barang dan jasa.
2.1.1.2 Pergeseran Kurva Permintaan Pasar Dalam
perkembangannya
kurva
permintaan
dapat
mengalami
pergeseran. Pergeseran kurva ini dapat disepanjang kurva itu sendiri ataupun bergeser berpindah tempat dari posisi awalnya baik bergeser kekanan, kekiri maupun keatas atau ke bawah. Pergeseran akibat pergerakan disepanjang kurva itu sendiri diakibatkan oleh berubahnya harga barang yang diminta, sementara itu pergeseran kurva keatas, kebawah, kekiri ataupun kekanan diakibatkan oleh faktor lain yang salah satunya adalah pendapatan. Perubahan permintaan akibat pengaruh pendapatan dijelaskan pada gambar kurva 2.2.
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
Px
Px
Px
Px* Dx x1*
x2*
x1**
Individu 1
x2**
Individu 2
x*
x**
Permintaan Pasar
Sumber: Nicholson(2000: 117)
Gambar 2.2 Kurva Pergeseran Permintaan Meningkatnya pendapatan masing-masing individu menyebabkan kurva permintaan individu untuk barang X bergeser keluar, dengan asumsi barang X adalah barang normal.
2.1.2 Elastisitas Permintaan Harga 2.1.2.1 Elastisitas permintaan Elastisitas merupakan konsep yang mengukur besarnya persentase perubahan satu variabel akibat adanya perubahan satu variabel lain. Dalam teori permintaan terdapat beberapa konsep elastisitas, menurut Cramer (2001:62) secara matematis konsep tersebut dirumuskan antara lain adalah sebagai berikut: 1) Elastisitas permintaan harga, konsep ini didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dalam
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
merespon
1
persen
perubahan
harga.
Secara
matematis
dirumuskan: Ed =
(Q1 Q 2) /(Q1 Q 2) .............................................(2.6) ( P1 P 2) /( P1 P 2)
Dimana: Ed : Elastisitas permintaan harga Q1 : kuantitas awal barang yang diminta Q2 : kuantitas barang yang diminta setelah adanya perubahan harga P1 : harga awal barang yang diminta P2 : harga barang yang diminta setelah berubah
karena P dan Q bergerak dalam arah yang berlawanan (kecuali pada kasus barang given, dimana ketika harga barang meningkat maka jumlah barang yang diminta semakin banyak) maka elastisitas harga akan bernilai negatif. Pada kurva permintaan, nilai elastisitas permintaan pada suatu titik memiliki nilai yang bervariasi, yaitu: EQ,P >1, maka elastisitas permintaan adalah elastis EQ,P = 1, maka elastisitas permintaan adalah unit elastis EQ,P < 1, maka elastisitas permintaan adalah in-elastis 2) Elastisitas pendapatan, didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dalam merespon 1% perubahan pendapatan. Konsep hubungan antara perubahan pendapatan dan kuantitas barang yang diminta secara matematis adalah: EI =
SKRIPSI
(Q1 Q 2) /(Q1 Q 2) .............................................(2.7) ( I1 I 2) /( I1 I 2)
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
Keterangan: EI : elastisitas pendapatan Q1 : kuantitas awal barang yang diminta Q2 : kuantitas barang yang diminta setelah pendapatan berubah I1 : pendapatan awal I2 : pendapatan setelah mengalami perubahan
Untuk barang normal nilai elastisitas pendapatannya adalah positif, dimana ketika pendapatan meningkat maka jumlah barang yang diminta semakin banyak, sebaliknya untuk barang inferior elastisitasnya bernilai negatif, yaitu dimana ketika pendapatan meningkat maka jumlah barang yang diminta semakin sedikit. 3) Elastisitas permintaan harga silang, konsep ini mendefinisikan elastisitas permintaan sebagai persentase perubahan jumlah barang yang diminta dalam merespon 1% harga beberapa barang lain, yang secara matematis ditulis sebagai berikut: Exy =
(Qx1 Qx 2) /(Qx1 Qx 2) .....................................(2.8) ( Py1 Py 2) /( Py1 Py 2)
Keterangan: Exy : Elastisitas permintaan silang Qx1 : kuantitas barang x awal yang diminta Qx2 : kuantitas barang x yang diminta setelah harga berubah Py1 : harga barang y awal yang diminta Py2 : harga barang y yang diminta setelah harga berubah
Jika barang yang diminta adalah barang subtitusi, maka elastisitas silang permintaan akan bernilai positif di mana harga suatu barang dan kuantitas barang lain yang diminta akan bergerak pada arah yang sama, sementara itu jika barang tersebut adalah barang komplementer maka elastisitas silang akan bernilai
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
negatif dimana harga suatu barang dengan kuantitas barang lain yang diminta akan bergerak pada arah yang berlawanan (Cramer, dkk.2001: 68-70).
2.1.3 Hubungan antara Elatisitas Harga dan Waktu Dalam jangka pendek seseorang tidak dapat merubah perilaku dalam mengkonsumsi barang, sementara itu dalam jangka panjang seseorang memiliki waktu yang lebih lama untuk merubah perilaku konsumsinya. Making subtitutions in consumtion choices may take time. To change from one brand of cereal to another may only take a week (to finish eating the first box), but to change from one type of home heating fuel to another may take years because a new heating system must be installed (Nicholson, 2000: 121). Dalam beberapa situasi, penting untuk membedakan antara elastisitas permintaan harga dalam jangka panjang dan jangka pendek. Secara umum jangka panjang dalam bidang ekonomi biasanya diukur dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sementara jangka panjang biasanya terjadi antara kurun waktu 10 tahun atau lebih. Dalam jangka panjang konsep menunjukkan bahwa respon yang lebih besar pada perubahan harga. Elastisitas permintaan komoditas pertanian cenderung semakin elastis dalam jangka panjang dan in-elastis dalam jangka pendek.
2.1.4
Faktor yang Mempengaruhi Impor Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu
negara ke negara lain secara legal dalam proses perdagangan. Proses impor
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing ke dalam negeri dan dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri atau dapat dihasilkan tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Variabel-variabel yang dapat berpengaruh pada
impor menurut (Carbaugh, 2008: 105: 364) antara lain adalah sebagai
berikut: a.) Nilai Tukar Nilai tukar suatu negara menurut Gordon (2003: 157) adalah besarnya jumlah mata uang negara tersebut jika ditukar dengan mata uang dari negara asing. Suatu negara dikatakan mengalami apresiasi jika nilai relatif mata uang negara tersebut mengalami peningkatan terhadap nilai mata uang negara lain. Sementara itu suatu negara mengalami depresiasi jika nilai relatif mata uang negara tersebut mengalami penurunan terhadap mata uang dari negara asing. Nilai tukar riil (real exchage rate) adalah rata-rata nominal exchange rate suatu negara dengan negara asing yang menjadi partner berdagang. Real Exchange Rate dirumuskan sebagai berikut (Dornbusch dkk, 2008: 289):
R
SKRIPSI
eP Pf
.........................................................................(2.9)
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
Keterangan: R : nilai tukar riil mata uang sutau negara e : nilai tukar nominal suatu negara P : tingkat harga domestik Pf : tingkat harga luar negeri Nilai tukar nominal adalah harga relatif mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain atau dengan kata lain dibutuhkan sejumlah mata uang asing untuk mendapatkan barang dengan nilai sebesar 1 mata uang domestik. Nilai tukar nominal dapat dirumuskan sebagai berikut (Carbaugh, 2008: 364): E = REr X Pf/P……………………………………….(2.10) Keterangan: E : nilai tukar nominal mata uang sutau negara REr : nilai tukar riil mata uang suatu negara P : tingkat harga domestik Pf : tingkat harga luar negeri
Persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai tukar nominal tergantung pada nilai tukar riil dan harga relatif kedua negara. Nilai tukar dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk itu nilai tukar dapat di rumuskan sebagai berikut: % ∆ E = % ∆ Er + % ∆ Pf - % ∆ P................................(2.11) % ∆ E = % ∆ Er + (πf + π)............................................(2.12) Persamaan di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan nilai tukar nominal kedua negara adalah sama dengan perubahan nilai tukar riil kedua Negara ditambah dengan selisih inflasi kedua negara (Mankiw,2007:140).
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
b.)
The Marshall-Leaner Condition Dalam perdagangan internasional, jika mata uang suatu negara
mengalami depresiasi maka akan dapat menambah keseimbangan neraca perdagangannya. Asumsi ini tergantung pada respon volume ekspor dan impor terhadap nilai tukar riil mata uang negara tersebut. Marshall-Leaner Condition terjadi jika semua sama, depresiasi riil menambah keseimbangan neraca perdagangan jika volume ekspor dan impor memiliki elastisitas yang elastis terhadap nilai tukar riil (Krugman & Obstfeld, 2009: 457- 458). Neraca perdagangan dalam satuan unit produksi domestik diukur dengan cara mengurangi antara besarnya ekspor dengan impor. Besarnya impor suatu negara didefinisikan sebagai berikut: IM = q X EX* ............................................................(2.13) IM q EX
: volume impor suatu negara terhadap barang dan jasa : tingkat nilai tukar riil (EP*/P) : besarnya impor negara diukur dalam satuan unit luar Negeri
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa impor suatu negara terhadap barang dan jasa sama dengan besarnya (produksi domesti/ produksi luar negeri) di kali dengan besarnya impor diukur dalam satuan produksi unit luar negeri. Sementara itu elastisitas permintaan impor suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut: ή = - (q1/EX*1) EX*q ....................................................(2.14) ή q1 EX*1 EX*q
SKRIPSI
: : : :
elastisitas permintaan impor nilai tukar ekspor barang dari luar negeri ke dalam negeri ekspor dari luar negeri ke dalam negeri setelah adanya Pengaruh nilai tukar
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
Dari persamaan 2.14 dapat diketahui bahwa elastisitas permintaan impor produk barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara dipengaruhi oleh harga relatif dan juga nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang negara lain serta barang yang diekspor oleh negara asing ke dalam negeri.
c.)
Kebijakan Tarif Impor Kedelai di Indonesia Pemberlakuan tarif impor serta pembatasan kuota merupakan bentuk
perlindungan pemerintah terhadap produsen kedelai dalam negeri. Semakin tinggi tarif impor maka jumlah impor komoditas suatu negara akan semakin turun. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah menetapkan tarif impor kedelai adalah langkah yang tepat dalam upaya mengurangi impor. Di Indonesia pemberlakuan tarif impor kedelai dimulai sejak tahun 1974, pada tahun 19741982 tarif impor kedelai Indonesia adalah sebesar 30%. IMF dan pemerintah Indonesia telah membuat kesepakatan bahwa pada tahun 1983-1993 tarif impor kedelai Indonesia adalah sebesar 10%, menurut UU No.7/1994 pada tahun 19941996 tarif impor kedelai Indonesia adalah sebesar 5%, namun demikian pada tahun 1997 besar tarif tersebut turun menjadi 2,50%.. Sementara itu pada tahun 2004 dan direncanakan sampai tahun 2010 tarif impor kedelai Indonesia adalah 10% (Deptan, 2005). Dalam jangka pendek impor kedelai masih dapat ditolerir karena produksi kedelai Indonesia masih rendah, sementara itu permintaan akan kedelai impor tinggi. Namun demikian, disisi lain dalam jangka panjang mengakibatkan pengimpor kedelai merasa dilindungi sehingga akan terus mengimpor kedelai dari
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
luar negeri yang mengakibatkan Indonesia menjadi negara pengimpor kedelai terbesar di Dunia (Kusrizal & Jamilah, 2007).
2.2 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan analisis elastisitas impor komoditas kedelai yang pernah dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: Helen &Daniel (1991) mengunakan variabel Pengeluaran Negara, GNP Nominal, GNP deflator, Harga impor respektif
importer dari eksporter
menganalisis elastisitas permintaan kedelai. Data yang digunakan adalah data caturwulan yang dimulai pada tahun 1961 sampai dengan 1984-IV, dengan menggunakan model Almost Ideal Demand System serta studi kasus Negara U.S, Brazil dan Argentina dengan area tujuan adalah negara-negara EEC, Jepang dan Eropa tenggara, Helen dan Daniel menganalisis elastisitas permintaan kedelai dan pengaruhnya terhadap total penerimaan, dengan meningkatnya penawaran, dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa elastisitas harga dan elastisitas silang sangat besar. Penerimaan yang tidak fleksibel dalam mempengaruhi kuantitas penawaran
menunjukkan bahwa
meningkatnya
ekspor direspon dengan
meningkatnya pendapatan dalam proporsi yang kecil. Yang & Evert (1999) dengan menggunakan variabel data permintaan, penawaran dan harga produk kedelai pada tahun 1999 dan data time series, menganalisis pengaruh ekspor kedelai dari USA, Brazil dan Argentina terhadap liberalisasi perdagangan atas impor produk kedelai di Cina. Sementara itu studi
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
kasus penelitian antara lain Negara China, U.S.A, Brazil dan Argentina. Dalam penelitian ini elastisitas permintaan dan penawaran harga serta elastisitas silang dihitung dengan menggunakan matriks elastisitas dan model yang digunakan adalah model Non-linier multicommodity dan multi-country spatial equilibrium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elastisitas produk kedelai dari 4 negara tersebut adalah in-elastis. Penelitian berikutnya dilakukan oleh (Paudel dkk. 2004), dengan menggunakan variabel harga kedelai, nilai tukar dan inflasi dan data time series melakukan analisis tentang harga internasional dan elastisitas nilai tukar untuk kacang kedelai US pada studi kasus Negara Jepang. Model estimasi yang digunakan adalah 2SLS. Analisis ekonometri menunjukkan bahwa transmisi harga internasional dan elastisitas nilai tukar untuk kacang kedelai pada jangka panjang dan jangka pendek adalah kurang dari satu yang artinya hasil tersebut in-elastis. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai tukar tidak dapat dijangkau oleh harga internasional. Kim dkk. (2006) melakukan estimasi terhadap berkurangnya nilai ekonomi dengan adanya hama kedelai yang merajalela di US dengan menggunakan variabel antara lain kuantitas kedelai, harga kedelai, suplai domestik kedelai, permintaan domestik, data berkurangnya lahan penanaman kedelai. Data yang digunakan adalah data time series pada tahun 2000-2002 serta dengan menggunakan metode analisis model dinamik ekuilibrium, penelitian menunjukkan bahwa elastisitas permintaan harga ekspor yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan elastisitas permintaan harga domestik diakibatkan oleh
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
berkurangnya ekspor kedelai US karena produksi kedelai menurun dengan adanya hama kedelai. Penelitian
berikutnya
dilakukan
oleh
(Bridges
dkk.
2009),
menggunakan studi kasus pada negara U.S antara lain Nebraska, Illionois, Indiana dan lowa, dengan menggunakan variabel value total komoditas, indeks kuantitas output komoditas, value komoditas pertanian dan data yang digunakan adalah data cross-section pada tahun 1986-1996 dan 1997-2007.
Sementara itu alat
estimasi yang digunakan adalah model data panel, Bridges dkk. mencoba untuk melihat elastisitas komoditi pertanian dengan translog fungsi biaya satu output. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan in-elastisitas komoditas pertanian antara dua periode tersebut. Berdasarkan Morishima elastisity of Subtitution, ada subtitusi yang signifikan antara jagung dan kedelai, hal tersebut merupakan hasil yang sesuai dengan teori dan pengamatan pada negara dalam studi kasus. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa jagung dan kedelai merupakan tanaman komoditas yang penting di negara tersebut (Masuda & Peter, 2009), dengan menggunakan variabel antara lain adalah permintaan kedelai dunia dengan GDP, melakukan estimasi hubungan antara permintaan kedelai dengan perekonomian pada negara di tingkat dunia serta melihat elastisitasnya pada jangka panjang. Data yang digunakan adalah time series dan model analisis error corection model (ECM). Estimasi elastisitas pada jangka panjang permintaan kedelai diproyeksi sampai dengan tahun 2030. Penelitian menunjukkan bahwa permintaan kacang kedelai domestik dan GDP memiliki hubungan elastisitas yang in-elastis pada jangka panjang.
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
Yazdani dkk. (2008), melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara permintaan impor jagung terhadap perekonomian di Iran. Variabel yang digunakan antara lain adalah variabel harga relatif jagung, pendapatan disposable perkapita, produksi jagung domestik, konsumsi jagung domestik, stok jagung pada tahun sebelumnya dan asuransi jagung sebagai peran politik pemerintah. Data yang digunakan adalah data time-series dan alat estimasi yang digunakan adalah least square estimator, dengan menggunakan metode tersebut hasil estimasi dari penelitian menunjukkan bahwa jika harga relatif jagung meningkat 1% maka permintaan impor jagung akan menurun sebesar 0,31%, sementara itu jika stok jagung meningkat sebesar 1% maka permintaan impor jagung di negara tersebut akan menurun sebesar 0,81%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stok jagung memiliki efek yang lebih besar terhadap permintaan impor jagung sehingga kebijakan dasar yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan stok jagung untuk mengurangi permintaan impor jagung di negara tersebut. Penelitian selanjutnya mengenai permintaan impor adalah tentang pengaruh faktor ekonomi terhadap permintaan impor produk perikanan di negara turki (Saygi & Bahar, 2011). variabel yang digunakan antara lain adalah value permintaan impor produk perikanan, GNP perkapita, harga riil domestik produk pertanian, nilai tukar, value permintaan impor produk perikanan pada tahun sebelumnya dan faktor tren. Dengan menggunakan data tahunan time series antara tahun 2006 dan 2008 dan model yang digunakan adalah model analisis regresi
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap permintaan impor produk perikanan di turki kecuali faktor tren. Rickad dkk. (2008) melakukan penelitian tentang permintaan impor komoditas hortikulura di negara maju dan berkembang, sebagai variabel independent adalah harga impor komoditas hortikultural di tiap negara, harga domestik komoditas tersebut, pendapatan perkapita, konsumsi perkapita dan share value impor terhadap GDP sebagai variabel yang menunjukkan adanya perdagangan terbuka. Data yang digunakan adalah data time series pada tahun 1991 dan 2005. Penelitian ini melihat hubungan perkapita permintaan impor komoditas hortikultura dengan menggunakan alat eltimasi single equation model.. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa elastisitas permintaan harga memiliki nilai yang negatif pada negara berkembang. Pada negara maju harga perdagangan terbuka memiliki efek yang signifikan terhadap permintaan impor komoditas hortikultura, sementara itu selain faktor harga, pendapatan juga merupakan faktor yang sangat penting di negara berkembang. Penelitian mengenai impor kedelai di Indonesia pernah dilakukan oleh Rifai. Variabel yang digunakan oleh rifai antara lain adalah variabel penawaran kedelai, permintaan kdelai, impor kedelai, harga kedelai domestik, harga beras, harga jagung, luas lahan, produktivitas lahan, harga pupuk, harga kedelai dunia, penawaran kedelai tahun lalu, produksi kedelai tahun lalu, pendapatan perkapita, impor kedelai tahun lalu, nilai tukar, permintaan kedelai tahun lalu. Menggunakan data time series antara tahun 1980 sampai dengan 2004 dan model penelitian adalah model simultan rifai menganalisis mengenai permintaan dan penawaran
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
komoditas kedelai di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penawaran kedelai di pengaruhi oleh produktivitas lahan dan luas panen, sementara itu variabel lain tidak signifikan berpengaruh pada penawaran kedelai di Jawa Timur. Model impor kedelai tidak dipengaruhi oleh harga kedelai domestik dan impor pada tahun sebelumnya, sementara itu variabel yang lain berpengaruh secara signifikan. Model permintaan kedelai dipengaruhi oleh produk domestik kedelai pada tahun sebelumnya secara signifikan dan variabel yang lain tidak mempengaruhinya secara signifikan. Model terakhir adalah model harga domestik kedelai. Harga kedelai domestik secara signifikan dipengaruhi oleh nilai tukar, sementara itu variabel lain tidak signifikan berpengaruh. Penelitian lain yang pernah dilakukan di Indonesia mengenai elastisitas impor kedelai adalah oleh Zakiah pada tahun 2011. Variabel yang digunakan antara lain adalah luas panen kedelai, Harga kedelai tingkat petani, harga pupuk urea tahun sebelumnya, harga jagung, luas panen kedelai tahun sebelumnya, harga kedelai tahun sebelumnya, teknologi, produktivitas kedelai, produktivitas kedelai tahun sebelumnya, permintaan kedelai pada industri tempe, harga tempe, jumlah industri tempe, rasio harga impor dengan harga tingkat petani, lag permintaa, kuantitas produksi kedelai, jumlah impor kedelai, dummy variabel, harga kedelai impor, lag harga petani, rasio permintaan dan harga impor, lag harga pedagang. Variabel impor kedelai antara lain adalah produksi kedelai Indonesia, lag harga impor tarif, lag kuantitas impor. Data yang digunakan adalah data time series pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2009 dan model yang digunakan adalah model simultan. Dengan menggunakan pendekatan TSLS analisis penelitian ini
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
menunjukkan bahwa harga kedelai, harga jagung, harga pupuk, dan lag luas panen berpengaruh signifikan terhadap luas panen. Produksi, impor, harga impor, permintaan kedelai dan lag harga kedelai berpengaruh signifikan terhadap harga kedelai. Luas panen lebih memberi respon pada harga jagung dan harga pupuk daripada harga kedelai petani dan lag luas panen kedelai. Harga kedelai petani lebih merespon pada produksi, impor dan permintaan kedelai. Sehingga impor mungkin akan menurunkan harga kedelai dan pada jangka panjang akan menurunkan produksi kedelai nasional. Di Indonesia penelitian selanjutnya mengenai impor kedelai di lakukan oleh Handayani, 2004. Variabel yang digunakan antara lain adalah variabel volume impor kedelai, harga kedelai internasional, produksi kedelai lokal, konsumsi kedelai, jumlah penduduk, volume impor kedelai tahun sebelumnya. Sementara itu untuk fungsi harga impor kedelai variabelnya antara lain harga riil impor kedelai, harga internasional, nilai tukar, tarif, harga riil impor kedelai tahun sebelumnya dan variabel dummy yang mencerminkan adanya monopoli bulog dalam impor kedelai. Dengan menggunakan data time series dan model simultan untuk analisis data, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga riil kedelai Internasional pada jangka panjang dan jangka pendek memiliki elastisitas yang inelastis baik terhadap volume impor dan harga riil impor kedelai. Akan tetapi harga riil internasional hanya berpengaruh pada harga impor dan tidak berpengaruh terhadap volume impor. Produksi dan konsumsi nasional berpengaruh terhadap volume impor dengan elastisitas yang elastis. Selain harga riil kedelai internasional, variabel jumlah penduduk dan harga riil kedelai impor tidak
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
berpengaruh terhadap volume impor kedelai di Indonesia. Pada fungsi harga riil kedelai impor selain harga riil internasional variabel lain yaitu nilai tukar, variabel dummy, tarif dan harga riil impor pada tahun sebelumnya tidak berpengaruh pada harga riil impor kedelai. Pada penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas. Perbedaan tersebut antara lain adalah terletak pada runtut waktu variabel data yang digunakan, penelitian ini menggunakan data pada tahun 1971 sampai dengan tahun 2007dan model yang dipakai dalam menyelesaikan penelitian adalah model ECM, perbedaan lain adalah dalam menentukan model penelitian penulis memasukkan tarif impor kedelai di Indonesia sebagai variabel dummy dimana variabel dummy akan berpengaruh terhadap intersep (aditiv dummy variabel) dalam melakukan analisis.
2.3 Hipotesis Hipotesis awal penelitian ini adalah dalam jangka panjang elastisitas permintaan impor
kedelai di Indonesia adalah semakin elastis sedangkan dalam jangka
pendek adalah semakin in-elastis.
2.4 Model Analisis Penelitian ini menggunakan model error correction model (ECM) dalam menganalisis data. Model ECM merupakan model yang tepat untuk mengolah data time series yang tidak stasioner. Data time series yang tidak
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
stasioner sering menyebabkan hasil regresi yang lancung (spurius regression). Regresi lancung adalah situasi dimana hasil regresi menunjukkan koefisien determinasi yang tinggi namun hubungan antara variabel di dalam model tidak saling berhubungan. Model ECM juga memasukkan penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan. Jika suatu variabel data tidak stasioner tetapi keduanya terkointegrasi maka ada hubungan (keseimbangan) jangka panjang antara kedua variabel tersebut. Sementara itu pada jangka pendek dapat terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium) dan diperlukan adanya penyesuaian (Widarjono, 2005: 353:357). Bentuk persamaan regresi ECM model analisis impor kedelai Indonesia pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Gujarati, 2009:757-764): model regresi jangka pendek adalah: ∆lnQmt = α0t + α 1∆lnPRt + α2∆lnQt-1 + α 3∆lnQmt-1 + α4∆lnYt + α5∆lnERt + α 6D + Ut-1 ...................................................................................................(2.15) model regresi jangka panjang adalah: lnQmt = α 0t + α1lnPRt + α2lnQt-1 + α3lnQmt-1 + α4lnYt + α5lnERt + α6D + Ut......................................................................................................(2.16) Keterangan: ∆Qmt : bentuk first different variabel dalam persamaan pada tahun ke-t lnQmt : bentuk diferensial variabel dalam persamaan Qmt : kuantitas permintaan impor kedelai Indonesia pada tahun ke-t Qmt-1 : kuantitas permintaan impor kedelai Indonesia pada tahun ke-t-1 Qt-1 : kuantitas produksi kedelai domestik Indonesia pada tahun ke-t-1 PRt : harga relatif kedelai Indonesia terhadap Amerika pada tahun ke-t Yt : pendapatan nasional Indonesia pada tahun ke-t ERt : nilai tukar mata uang Indonesia terhadap dollar Amerika pada tahun ke-t Ut : residual D : variabel dummy, D=0 adalah periode sebelum ada kebijakan tarif Impor kedelai, D=1 adalah periode setelah ada kebijakan tarif impor
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
α0t
kedelai : parameter yang di estimasi
2.5 Kerangka Berfikir
Pd↑↔ Qd↓ ↓ Qm↑
Identifikasi Penentu Impor Kedelai Indonesia
-
Tinjauan Pustaka Landasan Teori Penelitian Sebelumnya
Pemodelan Permintaan Impor Kedelai
Elastisitas Harga Kedelai Impor
Kesimpulan & Rekomendasi
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir Penelitian
Analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada latar belakang bahwa tingginya impor komoditas kedelai di Indonesia diakibatkan oleh meningkatnya konsumsi kedelai Indonesia, tingginya harga kedelai domestik dan rendahnya harga kedelai impor Indonesia. Sementara itu tingginya harga kedelai domestik dibandingkan harga kedelai impor dan rendahnya harga kedelai domestik di tingkat petani mengakibatkan produksi akan komoditas tersebut semakin menurun, hal ini mengakibatkan produksi domestik tidak dapat memenuhi
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
konsumsi dalam negeri dan sebagai penyelesaian alternatif Indonesia mengimpor kedelai dari luar negeri. Pemodelan permintaan impor dilakukan dengan cara mengidentifikasi variabel penentu impor kedelai setelah itu dirumuskan dengan menggunakan dasar pada landasan teori serta penelitian sebelumnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah harga relatif kedelai domestik dihitung dalam satuan rupiah dan harga kedelai impor dihitung dalam satuan dolar, sementara itu variabel lain dihitung dengan satuan masing-masing. Dengan menggunakan metode estimasi Error Corection Model (ECM) elastitas permintaan impor kedelai di Indonesia dalam jangka panjang dan jangka pendek di analisis. Penghitungan analisis dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel tersebut serta mengetahui besarnya elastisitas masing-masing
variabel
terhadap
variabel
dependen.
Sehingga
dengan
diketahuinya besar elastisitas permintaan impor kedelai di Indonesia diharapkan dapat membantu merumuskan kebijakan dalam perekonomian di Indonesia.
SKRIPSI
ELASTISITAS PERMINTAAN IMPOR ...
FATIKAH PUTRI