BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMUNIKASI 2.1.1 Pengertian Komunikasi Usman (2011 : 420) menyatakan bahwa komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal. Menurut Keith Davis (2000:58), komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan menurut Purwanto (2006 : 30), komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu terdapat suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah sebagai proses pemindahan informasi , ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterpretasikan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
8 Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi Menurut Budiyono (2004 : 285) komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam 2 bentuk, yaitu : 1. Komunikasi lisan dan tertulis. Berdasarkan bentuk pesan yang disampaikan, komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis.Pemilihan bentuk komunikasi lisan atau tertulis dipengaruhi oleh faktor-faktor waktu, kecepatan, biaya, preferensi pribadi, keterampilan individu dalam berkomunikasi, fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi. 2. Komunikasi verbal dan non verbal Komunikasi verbal yaitu komunikasi melalui kata-kata baik lisan maupun tertulis.Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata dan kepala.Alasan penggunaan jenis komunikasi ini biasanya berkaitan dengan masalah waktu dan situasi saat komunikasi terjadi.
2.1.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima, menggunakan isyarat tangan, atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya.
9 Universitas Sumatera Utara
Proses komunikasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :
Sumber : Usman (2011:421) Gambar 2.1 Proses Komunikasi Keterangan : 1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi. Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat berupa :
10 Universitas Sumatera Utara
a. Informasi b. Ajakan c. Rencana kerja d. Pertanyaan dan sebagainya 2. Simbol/ isyarat. Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu. 3. Media/penghubung Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb. 4. Mengartikan kode/isyarat Setelah
pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya)
maka sipenerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya. 5. Penerima pesan
11 Universitas Sumatera Utara
Penerima sipengirim
pesan
adalah
orang
yang
dapat
meskipun dalam bentuk kode/isyarat
memahami
pesan
dari
tanpa mengurangi arti
pesan yang dimaksud oleh pengirim 6. Balikan (feedback) Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi. 7. Gangguan
12 Universitas Sumatera Utara
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi
akan tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Komunikasi Tujuan dan manfaat komunikasi menurut Usman (2011 : 420) adalah sebagai sarana untuk: a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial b. Menyampaikan dan atau menerima informasi c. Menyampaikan dan menjawab pertanyaan d. Mengubah perilaku (pola pikir, perasaan,
dan
tindakan) melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan e. Mengubah keadaan social f. Dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial dalam komunikasi dan pengambilan keputusan. 2.1.5 Dimensi Komunikasi Menurut Effendy (2005:97), komunikasi memiliki 3 dimensi yaitu : a. Dimensi Isi
13 Universitas Sumatera Utara
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan. b. Dimensi Hubungan Dimensi hubungan disandi secara verbal dan menunjukkan bagaimana cara menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi antara satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan. Dalam komunikasi massa dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, bahasa, kemampuan komunikan, dan kemampuan menerima informasi.
c. Dimensi Arah. Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah (Vertikal) dan komunikasi dua arah (Horizontal). Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
14 Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Menurut Scoot dan Allen (2000:205), ada 7 faktor yang mempengaruhi komunikasi agar proses komunikasi berjalan secara efektif : 1. Kepercayaan (Credibility). Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Dalam hal ini komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan komunikan saling mempercayai dan saling memerlukan. Apabila tidak ada kepercayaan maka proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung. 2. Perhubungan (Context). Proses komunikasi dipengaruhi oleh faktor perhubungan. Apabila tidak terjadi kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan kondisi dan situasi lingkungan ketika komunikasi berlangsung.
3. Kepuasan (Content) Komunikasi harus menimbulkan rasa puas dari kedua belah pihak, dan kepuasan tersebut akan tercapai apa bila berita atau pesan yang dikirim oleh komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan. 4. Kejelasan (Clarity)
15 Universitas Sumatera Utara
Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi. Ketidak jelasan suatu informasi atau pesan dapat mengakibatkan interpretasi yang diberikan komunikan akan berbeda dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Kejelasan tersebut meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, dan kejelasan kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi. 5. Kesinambungan dan Konsisten (Continuity &Consistency) Komunikasi dapat berlangsung jika terdapat kesinambungan dan konsistensi atau kesenjangan hubungan dari kedua belah pihak.Komunikasi harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten, selain itu informasi yang disampaikan jangan saling bertentangan. 6. Kemampuan Komunikan (Capability of Audience) Kemampuan komunikan sangat menentukan dalam proses komunikasi. Dalam hal ini pengiriman berita atau pesan perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita.Oleh karena itu komunikator harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak lazim dan sukar dipahami oleh komunikan.
7. Saluran Pengirim Berita (Channel of Distribution) Saluran atau sarana yang dipergunakan dalam pengiriman berita merupakan faktor yang penting dalam proses komunikasi. Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik perlu dipakai media komunikasi yang biasa
16 Universitas Sumatera Utara
dipergunakan oleh masyarakat umum. Media komunikasi tersebut antara lain media cetak (surat, koran, majalah, bulletin dan buku), media elektronik seperti radio, televisi, telepon dan internet. 2.1.7 Hambatan - Hambatan Komunikasi Hambatan-hambatan komunikasi menurut Purwanto (2007 : 66) adalah: 1. Hambatan sistematis, yaitu hambatan yang dikarenakan bahasa 2. Hambatan tehnik, yaitu hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang dipergunakan untuk berkomunikasi, seperti telepon dan lain-lain 3. Hambatan biologis, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya panca indera komunikator atau komunikan, misalnya tuli atau gagu 4. Hambatan fisiologis, yaitu hambatan karena kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan. Misalnya antara direktur dan pesuruh 5. Hambatan persepsi, yaitu hambatan yang disebabkan komunikan kurang mampu menangkap atau menafsirkan pesan komunikasi, sehingga dipersepsi serta dilakukan secara salah.
2.2 Kerjasama Kelompok 2.2.1 PengertianKerjasama Kelompok Menurut Bachtiar (2004:15), kerjasama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan.Kerjasama 17 Universitas Sumatera Utara
kelompok merupakan kumpulan beberapa indivdu yang memandang diri mereka dan dipandang oleh lingkungan kerjanya sebagai kesatuan sosial. Menurut Robbins (2002 : 60) kerjasama tim atau kelompok merupakan cara untuk menguasai beberapa perilaku anggota atau orang-orang dalam suatu organisasi yang tidak sama, yang secara teoritis tidak rumit, tetapi sangat sulit diterapkan dalam kenyataan sehari-harinya. Kerjasama tim atau kelompok yang baik akan tercipta jika setiap anggota tim atau kelompok memiliki komitmen yang sama. Oleh karena itu dalam melakukan kerjasama tim atau kelompok lebih banyak membutuhkan keberanian, ketekunan dan kedisiplinan. Secara garis besar komponen kerjasama kelompok yang memperoleh perhatian yang paling besar adalah kerjasama, kepercayaan, dan kekompakan.Masing-masing komponen terwujud melalui kerjasama kelompok. Komponen kerjasama dapat tercipta melalui kerja tim, dimana upaya-upaya kelompok secara sistematis terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integrasinya,akan semakin besar pula tingkat kerjasama.Setiap tim maupun individu berhubungan erat dengan kerjasama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerjasama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.
Menurut Patrick (2006 :260), agar kerjasama bisa terjalin dengan baik perlu adanyabeberapa tahapan kesamaan sebagai berikut :
18 Universitas Sumatera Utara
1. Kesamaan Tempat. Kesamaan tempat ini bisa menjadi dasar bagi terwujudnya kerjasama. Karena denganberada di tempat yang sama, akan memudahkan seluruhanggota kelompok atau organisasiuntuk saling berkomunikasi, berdiskusi atau berargumentasi, sehingga memudahkanterwujudnya kerjasama. 2. Kesamaan Pikiran Karena berada di tempat yang sama, memudahkan seluruh anggota kelompok atau semuapihak untuk menyamakan pikiran atau konsep pemikiran. Jika seluruh anggota kelompokatau organisasi sudah mempunyai kesamaan sudut pandang atau konsep pemikiran, makaakan mudah untuk mencari solusi atau pemecahan setiap masalah yang terjadi dalamorganisasi, meskipun mereka tidak berada di tempat yang sama. 3. Kesamaan Perasaan Dalam mengelola suatu organisasi, tidak mungkin seseorang selalu berfikir linier atauberfikir yang monoton.Karena pemikiran linier tersebut sudah diwakili oleh data ataudokumen.Sehingga pada tahap tertentu seseorang harus menggunakan perasaan untuk menyelesaikan masalah yang ada, khususnya yang berkaitan dengan policy, kebijakan,kebijaksanaan atau yang terkait dengan faktor eksternal. 4. Kesamaan Jiwa Kesamaan jiwa ini merupakan tahap yang tertinggi dalam membangun kerjasamakelompok, dimana masing-masing anggota organisasi telah memahami
19 Universitas Sumatera Utara
seutuhnya tentangfungsi, tugas dan kewajibannya. Selain itu telah ada kepercayaan atau saling percayadiantara sesama anggota organisasi atau kelompok, sehingga akan terbentuk suatu kulturorganisasi yang baik dan utuh. Pada tahapan ini, tidak akan banyak terjadi perbedaanpendapat, dan jika masih ada perbedaan pendapat tidak akan menimbulkan prasangkaburuk diantara mereka.
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama Kelompok Menurut Robbins (2002 : 64), ada beberapa hal yang mempengaruhi kerjasama kelompok yang baik, antara lain : 1. Rasa saling percaya Rasa saling percaya merupakan hal yang perlu dibangun dalam suatu kelompok, supaya terhindar dari kepentingan pribadi atau individual yang dapat menimbulkan konflik. Dengan adanya saling percaya antar setiap anggota dan menyadari bahwa mereka semua sebagai satu kesatuan, maka kerjasama kelompok akan menjadi baik dan berkembang. 2. Keterbukaan Keterbukaan cenderung mengarah pada pembentukan sikap dalam diri seseorang, di mana sikap keterbukaan ini difokuskan pada sejauh mana orang lain mampu mengetahui tentang dirinya dan atau sebaliknya. Pada sikap keterbukaan ini, juga diperlukan sikap positif dan dewasa, baik dalam pola piker maupun tindakan dari setiap orang dalam berinteraksi.
20 Universitas Sumatera Utara
3. Realisasi diri Realisasi diri merupakan suatu bentuk kebutuhan setiap orang dan merupakan kebutuhan yang paling dicari.Dengan adanya realisasi diri diharapkan keberadaan dirinya dapat dirasakan dan diakui dalam lingkungannya.Krena pada kebutuhan ini setiap individu mempunyai peran yang melekat pada dirinya, baik dalam hal kecerdasan, pekerjaan, ketrampilan dan sebagainya. 4. Saling ketergantungan Saling ketergantungan dipengaruhi antara lain oleh adanya ikatan antar individu. Supaya saling ketergantungan ini dapat terjalin dengan baik, maka siperlukan pemeliharaan tingkat hubungan yang lebih harmonis, kondusif dan lebih matang.Karena saling ketergantungan dalam kelompok perlu adanya upaya untuk menerima perbedaan pendapat antar anggota kelompok. 2.2.3 Dimensi dan Indikator-indikator Kerjasama Kelompok Menurut West (2002:160), kerjasama kelompok memiliki 3 dimensi yaitu : 1. Kebersamaan. Kebersamaan yang terjalin baik di antara anggota kelompok akan menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Telah banyak riset membuktikan bahwa rasa kebersamaan dalam bekerja secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik. Indikator-indikator Kebersamaan :
21 Universitas Sumatera Utara
1) Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik. 2) Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama. 3) Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas. 2. Kepercayaan Kepercayaan (trust) adalah keyakinan bahwa seseorang sungguh-sungguh dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya. Kepercayaan lahir dari sikap yang dimunculkannya ketika berinteraksi dengan orang lain, misalnya pemimpin
dengan
bawahan,
bawahan
dengan
pemimpin
atau
antarkaryawan di sebuah perusahaan. Kepercayaan adalah bentuk perlakuan diri kita kepada orang lain secara tulus. Kepemimpinan akan sukses bila dilandasi adanya kepercayaan satu sama lain”. Indikator-indikator kepercayaan, yaitu: 1) Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan menciptakan rasa saling percaya.
22 Universitas Sumatera Utara
2) Pemberian tugas, yaitu dengan pemberian tugas pada anggota tim berarti telah memberikan kepercayaan bahwa anggota tim mampu melaksanakannya. 3) Integritas, yaitu setiap anggota dianggap memiliki integritas atau bersikap sebenarnya (truthfulness) dalam bekerja. 3. Kekompakan Kekompakan adalah bekerja sama secara teratur dan rapi, bersatu padu dalam menghadapi suatu pekerjaan yang biasanya ditandai adanya saling ketergantungan. Indikator-indikator sebagai berikut : 1) Saling ketergantungan tugas, yaitu saling ketergantungan pada tugas menciptakan kekompakan. 2) Saling ketergantungan hasil, yaitu anggota tim merasa hasil yang dicapai bukanlah hasil secara individu, tetapi hasil kekompakan bersama dalam bekerja. 3) Komitmen yang tinggi, yaitu anggota tim dianggap memiliki komitmen yang tinggi pada tujuan yang akan dicapai tim.
23 Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Alasan – Alasan diperlukan Kerjasama Kelompok Menurut Patrick (2006 : 56), kerjasama kelompok sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaansupaya kumpulan manusia tersebut dapat saling berhubungan
dan
bekerja
sama
satu
samalain.
Adapun
alasan-alasan
diperlukannya kerjasama kelompok adalah : 1. Kerjasama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak. 2. Kerjasama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan bagi para anggotakelompok. 3. Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan. 4. Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara anggota kelompok. 2.3 Kinerja 2.3.1. Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara (2004:43), kinerja adalah hasil yang dicapai melalui serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut
Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut Bernardin dan Russel (2006 :223) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau
24 Universitas Sumatera Utara
kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kemudian menurut Mujaldi (2000:111) kinerja dapat diartikan sebagai perilaku berkarya, berpenampilan atau berhasil karya. Dari pengertian-pengertian tersebut maka kinerja adalah hasil kerja pegawai yang berfungsi untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan kemampuan masing-masing karyawan. 2.3.2. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut Mangkunegara (2011:67) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: 1. Faktor kemampuan (Ability) Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, gifted dangenius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan mudah mencapai kinerja maksimal. 2. Faktor motivasi (Motivation) Motivasi dapat diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan situasi kerja tinggi dan sebaliknya jika merreka bersikap negative (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi
25 Universitas Sumatera Utara
kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. Menurut Anogara (2004:178), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi Pimpinan organisasi perlu mengetahui kompetensi kerja dari anggota organisasi.Dengan mengetahui Kompetensi itu maka pimpinan dapat mendorong bekerja lebih baik.
2. Pendidikan Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalam cara atau suatu sistem. 3. Disiplin kerja Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat
26 Universitas Sumatera Utara
dengan Kompetensi, kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan. 4. Komunikasi Komunikasi memiliki banyak pengaruh terhadap kinerja karyawan. Komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan serta dengan sesama anggota karyawan lain dalam perusahaan dapat mengkompetensi karyawan untuk melakukan pekerjaan karena komunikasi yang sesuai telah terjalin dan karyawan mengerti satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. 5. Sikap etika kerja Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan yang seimbang antara prilaku dalam proses produksi akan meningkatkan kinerja. 6. Kerjasama Kelompok Kerjasama kelompok merupakan sinergitas kekuatan dari karayawan untuk mencapai tujuan perusahaan secara bersama – sama. 7. Tingkat penghasilan
27 Universitas Sumatera Utara
Penghasilan yang cukup akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga kinerja karyawan akan meningkat. 8. Lingkungan kerja dan iklim kerja Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan atara karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan sebagainya.Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja, karena tidak ada kekompakkan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan.Hal itu tentu menggangu kerja karyawan. 9. Teknologi Dengan adannya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih akan membuat dukungan tingakat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
10. Sarana produksi Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi 11. Jaminan sosial Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan.Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.
28 Universitas Sumatera Utara
12. Manajemen Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai. 13. Kesempatan berprestasi Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan memberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan kinerja. 2.3.3. Indikator Kinerja Menurut Robbins (2002 : 260), indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada lima indikator : 1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan waktu.
29 Universitas Sumatera Utara
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 2.4 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti
Tahun Variabel Penelitian Penelitian
1
2015
Adrian
Judul Penelitian
Tehnik Analisis Data Komunikasi Communication Analisis (X1) dan at the Deskriptif Kinerja (Y) International Workplace : The Foreign Manager’s Perspective
Hasil Penelitian
This study revealed the challenges foreign managers in Vietnam face in getting the employees to communicate including giving feedback and asking questions. To survive in the workplace, employees have to adapt to the new work environment by acquiring new more relevant skills including communication. This adjustment should be considerably hastened by the employees’ industry. Interviews with the managers all point to the employees’ tremendous willingness to learn and to work hard to achieve success.
30 Universitas Sumatera Utara
No
2
3
Nama Peneliti Felina Susianti Sidabutar
Tahun Penelitian 2015
Vivi 2014 Lisnawati
Variabel Penelitian
Judul Penelitian
Komunikasi Komunikasi Organisasi dan (X1) dan Kinerja (Y) Kinerja Pegawai
Tehnik Analisis Hasil Penelitian Data Hubungan antara Analisis Deskriptsif komunikasi terhadap
(Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)
Komunikasi Pengaruh (X1) dan Komunikasi Kinerja (Y) dan Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Analisis Deskriptif
kinerja karyawan memiliki hubungan kurang erat. Nilai Adjusted R Square 10,8% kinerja karyawan dapat di jelaskan oleh variabel bebas (komunikasi ). Sedangkan sisanya 89,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti promosi, kenaikan jabatan, disiplin kerja, kepemimpinan, motivasi kerja dan kompensas Hubungan antara variabel komunikasi dan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan memiliki hubungan yang erat. Nilai Adjusted R Square0.704 berarti 62,2% kinerja karyawan dapat di jelaskan oleh variabel bebas (komunikasi dan variabel Kompetensi kerja). Sedangkan sisanya 37,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain sebagainya. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel Komunikasi dan variabel Kompetensi Kerja secara serempak berpengaruh positif dan
31 Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
No
Nama Peneliti
Tahun Penelitian
Variabel Penelitian
Judul Penelitian
4
Sri Wiranti Setiyanti
2012
Kerjasama Kelompok (X1)
Membangun Kerjasama Tim (Kelompok)
5
Murad Hussain et al
2011
Teamwork (X2) Kinerja (Y)
Effect of Teamwork on Employee Performance
Tehnik Analisis Data Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif
Hasil Penelitian
Jika setiap anggota tim atau kelompok dalam perusahaan memahami pentingnya sebuah kerjasama, maka hubungan kerja antar bagian atau unit kerja akan berjalan dengan baik dan lancar, sehingga program-program yang sudah direncanakan mudah dicapai. Jika masing-masing anggota tim atau kelompok mempunyai energi dan potensi yang baik, akan bersinergi menjadi suatu kekuatan yang maha dahsyat Cooperation can improve the performance of employees in order to achieve company goals
2.5 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah hubungan atau keterkaitan antar konsep yang satu dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Kinerja merupakan ukuran keberhasilan
seseorang
dalam
melaksanakan
pekerjaan
dan
tanggung
jawabnya.Apabila kinerja karyawan baik, maka kemungkinan besar kinerja perusahaan juga baik.Banyak ukuran yang digunakan dalam menilai kinerja
32 Universitas Sumatera Utara
karyawan yang pada tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana karyawan mampu melaksanakan tugasnya dengan perbandingan terhadap standar yang diberikan oleh perusahaan. Menurut Mangkunegara (2004:67), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ada
banyak
faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
karyawan
suatu
perusahaan.Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah komunikasi.Menurut Usman (2011:420) ada pengaruh komunikasi dengan pekerjaan, yaitu
dimana dalam melakukan pekerjaanpasti diperlukannya sebuah proses
komunikasi yang efektif baik antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan antar karyawan. Dengan adanya komunikasi yang efektif, karyawan akan mudah melaksanakan tugasnya masing – masing sesuai arahan pimpinan dan bisa bekerjasama dengan baik antar karyawan dan akhirnya meningkatkan efisiensi kerja, kepuasan karyawan dan lainnya. Selain itu, komunikasi juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi secara berkesinambungan karena menyangkut bagaimana atasan memotivasi karyawan, memberi perintah dan memimpin karyawan. Dengan adanya proses komunikasi yang baik, maka karyawan akan semakin produktif dan memiliki kinerja yang baik sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai dan juga untuk kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan.
33 Universitas Sumatera Utara
Selain komunikasi, faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah kerjasama kelompok. Menurut Bacthiar (2004 : 120) kerjasama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan. Kerjasama kelompok merupakan kumpulan beberapa individu yang memandang diri mereka dan dipandang oleh lingkungan kerjanya sebagai kesatuan sosial.Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide cemerlang dan kinerja yang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual seperti gambar berikut :
KOMUNIKASI (X1) KINERJA KARYAWAN KERJASAMA KELOMPOK (X2)
(Y)
Sumber :Mangkunegara (2004:67), Usman (2011:420), Bachtiar (2013:15) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis Menurut Sugiyono (2012 :93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan , maka titik tolak untuk merumuskan
34 Universitas Sumatera Utara
hipotesis adalah rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalu data empiric yang terkumpul. 1. Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan di PTPN III PKS SISUMUT 2. Terdapat pengaruh kerjasama kelompok terhadap kinerja karyawan di PTPN III PKS SISUMUT 3. Terdapat pengaruh komunikasi dan kerjasama kelompok terhadap kinerja karyawan di PTPN III PKS SISUMUT
35 Universitas Sumatera Utara