BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Network Management System (NMS) II.1.1. Pengenalan Network management System (NMS) Network Management System ataupun dalam bahasa Indonesia sistem manajemen jaringan, yang secara umum didefenisikan sebagai manajemen terdiri atas perancangan, pengorganisasian, monitoring, penghitungan,dan pengaturan aktivitas dan sumber jaringan (Taufan Riza, 2002). Meskipun demikian, OSI dan struktur manajemen jaringan internet secara prinsip difokuskan pada monitoring, penghitungan, dan pengaturan aktivitas dan sumber daya. Salah satu contoh aktivitas jaringan adalah proses transfer data, membuka atau menutup komunikasi, dan lain sebagainya. Sumber daya jaringan meliputi software dan hardware jaringan. Dengan manajemen jaringan ini, sumber daya tersebut dapat dipantau kondisinya sehingga dapat diketahui langkah yang harus diambil agar sumber daya tersebut tetap dapat beroperasi dan tidak mengganggu kinerja jaringan. Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan: 1. Mengawasi jaringan Perlunya memanajemen jaringan dalam pengaturan dan pengawasan keadaan suatu sistem dalam jaringan untuk mencegah sesuatu yang tidak diharapkan atau kondisi abnormal sistem.
8
9
2. Meningkatkan otomatisasi Suatu jaringan, otomatisasi penggunaan sistem jaringan diperlukan untuk mempermudah dalam mengumpulkan informasi-informasi perangkat jaringan suatu sistem dengan mengidentifikasi perangkat jaringan yang terhubung secara cepat. 3. Mengawasi waktu respon Memantau jalannya proses komunikasi antar perangkat jaringan, dengan pengawasan waktu respon dari komunikasi antar perangkat dan akan memberikan informasi
perangkat-perangkat dari sistem dalam kondisi
baik atau tidak. 4. Mengatur lalu lintas data Yaitu dengan mengatur jalannya proses alur data dari komunikasi antar perangkat berjalan dengan semestinya dan mengurangi resiko sistem error komunikasi antar perangkat yang terhubung. 5. Memperbaiki kemampuan Dengan memperbaharui setiap sistem dari setiap perangkat-perangkat jaringan secara up to date agar kemampuan perangkat-perangkat dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Peranan manajemen jaringan adalah: a. Mengontrol aset perusahaan Jika sumber daya jaringan tidak dikontrol secara efektif, maka sumber daya jaringan tidak akan menyediakan hasil yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi.
10
b. Mengontrol kerumitan Dengan pertumbuhan yang sangat cepat dalam jumlah komponen jaringan, pengguna, antar muka, protokol, dan penjualan, kehilangan control dari jaringan dan sumber dayanya merupakan ancaman bagi manajemen organisasi. c. Pelayanan yang semakin baik Pengguna mengharapkan pelayanan yang sama atau lebih baik dari pertumbuhan jaringan, dan sumber daya yang lebih terdistribusi. d. Mengurangi waktu tunggu Memastikan ketersediaan sumber daya yang tinggi dengan rancangan redundansi yang tepat. e. Mengontrol biaya Mengawasi dan mengontrol penggunaan sumber daya sehingga kebutuhan pengguna dapat dipenuhi dengan biaya yang tepat dan masuk akal.
II.1.2. Open System Interconnection (OSI) International Standards Organization (ISO) membentuk sebuah komisi untuk membuat suatu model bagi manajemen jaringan, di bawah pengarahan dari kelompok OSI.
11
Model ini mempunyai empat bagian: 1. Organisasi Model organisasi menggambarkan bagian-bagian dari manajemen jaringan seperti Agent dan sebagainya, fungsi dari bagian-bagian tersebut, dan hubungan diantara organisasi. Pengaturan dari elemen-elemen tersebut mengakibatkan munculnya arsitektur yang berbeda. 2. Informasi Model informasi berhubungan dengan struktur dan penyimpanan dari informasi manajemen jaringan. Informasi ini disimpan dalam dalam sebuah database yang disebut Management Information Base (MIB). ISO mengatur Structure of Management Information (SMI) untuk mengatur sintaks dan semantik dari informasi manajemen yang tersimpan pada MIB. 3. Komunikasi Model komunikasi mengatur mengenai bagian data manajemen saling berkomunikasi pada proses antara Agent dan NMS. Hal ini berhubungan dengan protokol transportasi, protokol aplikasi, perintah dan respon antar bagian. 4. Fungsi Model fungsi mengatur aplikasi manajemen jaringan yang teretak pada NMS.
12
Model manajemen jaringan OSI mengategorikan lima bagian fungsi,dan dikenal sebagai model FCAPS, yaitu: a. Fault (Kesalahan) -
Mendeteksi dan mengidentifikasi kesalahan yang timbul.
-
Mengisolasi sebab dari kesalahan.
-
Mengoreksi kesalahan.
b. Configuration (Konfigurasi) -
Mengambil informasi mengenai konfigurasi jaringan.
-
Menggunakan data untuk mengubah konfigurasi.
-
Memastikan konfigurasi yang tepat ketika sistem berjalan.
-
Menyimpan informasi konfigurasi (dokumentasi).
-
Membuat ringkasan laporan.
c. Accounting (penghitungan) -
Mengambil data mengenai penggunaan sumber daya jaringan.
-
Mengatur batas pengguna dengan menggunakan metric.
d. Peformance (Kinerja) -
Mengawasi kinerja jaringan.
-
Statistik kinerja jaringan.
-
Pengawasan data.
-
Mencegah suatu hal dalam jaringan yang tidak diinginkan.
13
e. Security (Keamanan) -
Membatasi akses pengguna terhadap perangkat jaringan (autentifikasi dan otorisasi).
-
Mencegah keamanan data dalam jaringan (enkripsi).
Tabel II.1 Model OSI/FCAPS F
C
A
P
S
Fault detection
Resource initialization
Track service resource usage
Utilization and error rates
Selective resource access
Fault connection
Network provisioning
Cost for service
Consistent performance level
Enable NE function
Fault isolation
Auto discovery
Accounting limit
Performance data collection
Access logs
Network recovery
Backup and restore
Combine costs for multiple resource
Performance report generation
Security alarm event reporting
Alarm handling
Resource shutdown
Set quota for usage
Performance data analysis
Data privacy
Alarm Filtering
Change management
Audits
Problem reporting
User access right checking
Alarm generation
Pre-provisioning
Fraud reporting
Capacity planning
Take care of security breaches and attempt
Clear correction
Inventory asset management
Support for different modes of accounting
Performance data and statistic correlation
Security audit trail logs
Diagnostic test
Copy configuration
Maintaining & and examining historical logs
Security related information distributions
Error logging
Remote configuration
Error handling
Job initiation
Error statistic
Automates software distribution
Sumber : http://ee.unila.ac.id
14
II.1.3. Model Manajemen Jaringan Pada model ini, dapat dilihat hubungan dari proses manajemen dalam jaringan.
Gambar II.1 Model Proses Manajemen Jaringan Sumber : Riza Taufan : 2002 : 44
Titik masuk dari model ini adalah klien. Klien mewakili konsumen internal atau eksternal ataupun pengguna lain dalam layanan manajemen. Klien dapat melaporkan masalah, meminta perubahan, memesan peralatan, atau fasilitas ataupun hanya ingin memperoleh informasi. Interface dari klien adalah pusat
15
hubungan klien yang diimplementasikan sebagai pusat hubungan uang menangani semua masalah klien, perubahan, pemesanan dan pertanyaan.
II.1.4. Arsitektur Manajemen Jaringan Hal yang paling utama dalam masalah manajemen jaringan adalah konsep tentang manager dan agent. Sekurang-kurangnya satu rangkaian jaringan yang ditemukan dalam sebuah jaringan yang teratur ditunjuk sebagai manager atau NMS. NMS bertang jawab untuk memonitor dan mengontrol agent-agent. Sebuah agent adalah sebuah komponen software yang terdapat dalam serangkaian peralatan yang ada pada jaringan, yang bertanggung jawab terhadap pemantauan dan pengontrolan lingkungan tempat agent itu beroperasi. Hal ini mencakup peralatan dengan suatu wilayah jaringan yang dapat dicapai oleh NMS. Sama halnya, manager mengungkapkan sebuah permintaan kepada agent dan agent menanggapinya dengan memberikan sebuah informasi yang tepat. Dengan cara ini, sebuah NMS dapat mengatur berbagai jenis agent. Manajemen jaringan cenderung lebih berfokus pada manajemen peralatan (prasarana),
manajemen
lalu
lintas,
perencanaan
dan
keamanan.
Pada
pengembangan peralatan manajemen ada berbagai macam protokol dan standar manajemen yang memiliki aplikasi dalam manajemen sistem dan jaringan yang memanfaatkan Simple Network Management Protocol (SNMP) untuk manajemen sistem dan jaringan. Entitas manajemen jaringan juga mampu untuk mengumpulkan informasi perangkat untuk memeriksa nilai variabel yang dtentukan. Proses pengumpulan
16
data ini bisa dilakukan secara otomatis ataupun manual, tetapi agent diperangkat yang akan dimonitor akan merespon semua permintaan baik secara otomatis maupun manual.
Gambar II.2 Arsitektur Manajemen Jaringan Sumber : http://ee.unila.ac.id
Manajemen jaringan dapat diimplementasikan dengan menggunakan berbagai macam arsitektur yang didasarkan pada tipe dan ukurannya masingmasing. Pada dasarnya, ada dua arsitektur yang dapat digunakan, yaitu manajemen terpusat (centralized management) dan manajemen menyebar
17
(distributed management). SNMP dan SNMP++ berguna bagi pengembangan sistem-sistem manajemen baik yang terpusat ataupun yang menyebar.
Central Manager
Agent in Managed Device
Agent in Managed Device
Agent in Managed Device
Gambar II.3 Ilustrasi Manajemen Terpusat Sumber : Riza Taufan : 2002 : 38
Manajemen terpusat digunakan untuk sentralisasi terhadap kontrol dan tanggung jawab manajemen dalam satu lokasi. Manajemen terpusat ideal untuk sistem-sistem yang terbatas dalam segi ukuran atau yang terisolasi secara geografis. Arsitektur yang terpusat bersandar pada informasi dan kontrol untuk muncul pada sebuah lokasi tunggal yang tersentralisasi atau terpusat. Jaringan yang secara geografis tidak didistribusikan dapat diatur secara efektif dengan menggunakan model manajemen terpusat sehingga menyederhanakan manajemen jaringan yang ukurannya tidak besar. Karena monitoring dan kontrol terletak pada satu titik, maka manajer/administrator jaringan harus terletak pada titik yang sama, agar monitoring atau memantau jaringan dengan efektif. Maka stasiun
18
manajemen yang terpusat harus menyelidiki perlengkapan jaringan yang ditemukan dalam masing-masing jaringan untuk memperkenalkan lalu lintas manajemen pada hubungan-hubungan internetwork (antar jaringan).
Agent in Managed Device
Agent in Managed Device
Manager
Manager of Manager
Manager
Agent in Managed Device
Agent in Managed Device
Gambar II.4 Ilustrasi Manajemen Terdistribusi Sumber : Taufan Riza : 2002 : 38
Manajemen yang terdistribusi digunakan untuk pendistribusian kontrol dan tanggung jawab manajemen. Arsitektur yang terdistribusi atau menyebar menyediakan manajemen untuk sistem-sistem yang besar dan terdistribusi secara geografis, dan juga bermanfaat ketika sumber-sumber jaringan yang penting harus dilindungi, contohnya Wide Area Network (WAN). Bertolak belakang dengan
19
model terpusat, model terdistribusi mendistribusikan informasi dan kontrol sedemikian sehingga masing-masing jaringan atau situs yang terdistribusi secara geografis bertanggung jawab bagi dirinya sendiri. Dalam sebuah model terdistribusi, manajemen ditekan ke bawah hingga mencapai tingkat yang terendah. Dalam model manajemen terdistribusi, memiliki manajer-manajer yang bertanggung jawab bagi daerah kekuasaan manajemennya masing-masing. Informasi penting yang berhubungan dengan keseluruhan antar jaringan diteruskan oleh manajer darikumpulan manajer. Model manajemen terdistribusi baik sekali dalam pengembangan jaringan yang berukuran besar.
II.2. Simple Network Management Protocol (SNMP) SNMP merupakan protokol manajemen sistem dan jaringan yang paling popular dan standar manajemen jaringan pada TCP/IP. Gagasan SNMP adalah bagaimana agar informasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan dapat dikirim menggunakan TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan perangkat jaringan lain untuk mengumpulkan sumber informasi dari perangkat tersebut, dan mengatur bagaimana perangkat-perangkat jaringan yang terbubung tersebut dapat beroperasi dan dimonitoring. Ada 2 jenis perangkat SNMP, pertama adalah Managed Nodes yang merupakan node biasa pada jaringan yang telah dilengkapi dengan software agar perangkat node biasa pada jaringan dapat diatur menggunakan SNMP. Perangkat biasa tersebut adalah perangkat TCP/IP biasa, perangkat tersebut terkadang
20
disebut Managed Devices. Kedua adalah Network Management System (NMS) merupakan perangkat jaringan khusus yang menjalankan software tertentu agar dapat mengatur Managed Nodes. Managed Nodes biasa perangkat jaringan yang dapat berkomunikasi menggunakan TCP/IP, sepanjang deprogram dengan SNMP. SNMP didesain agar host dapat diatur, demikian juga dengan perangkat seperti router, bridge, hub, dan switch. Masing-masing perangkat dalam manajemen jaringan yang menggunakan SNMP menjalankan suatu software yang umumnya disebut SNMP entity. SNMP entity bertanggung jawab untuk implementasi semua beragam fungsi SNMP. Masing-masing entity terdiri dari dari dua komponen utama. Komponen SNMP entity pada suatu perangkat bergantung kepada apakah perangkat tersebut Managed Nodes atau Network management system. SNMP entity pada Managed Nodes terdiri dari atas SNMP Agent dan SNMP Management Information Base (MIB), SNMP Agent merupakan program yang mengimplementasikan protokol SNMP dan memungkinkan Managed Nodes memberikan informasi kepada NMS dan menerima perintah. Sedangkan SNMP Management Information Base (MIB), yang menentukan jenis informasi yang disimpan tentang node yang dapat dikumpulkan dan digunakan untuk mengontrol Managed Nodes. Informasi yang dikirim menggunakan SNMP merupakan objek dari MIB. Pada jaringan yang lebih besar, NMS bisa saja terpisah dan merupakan komputer TCP/IP bertenaga besar yang didedikasikan untuk manajemen jaringan. SNMP entity pada NMS terdiri dari SNMP Managed yang merupakan program
21
untuk mengimplementasikan SNMP sehingga NMS dapat mengumpulkan informasi dari Managed Nodes dan mengirim perintah kepada managed, dan SNMP Application merupakan satu atau lebih aplikasi yang memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan SNMP dalam mengatur jaringan. Dengan demikian, secara keseluruhan SNMP terdiri dari sejumlah NMS yang berhubungan dengan perangkat TCP/IP yang disebut Managed Nodes. SNMP Managed pada NMS dan SNMP Agent pada Managed Nodes mengimplementasikan SNMP Application berjalan pada NMS dan menyediakan Interface untuk administrator, dan memungkinkan informasi dikumpulkan dari MIB pada masing-masing SNMP Agent.
II.2.1. Protokol SNMP Simple Network Management protocol (SNMP) adalah sebuah protokol Application Layer pada standar OSI Layer dan merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang banyak digunakan saat ini. Protokol ini biasanya digunakan untuk mengatur pertukaran database informasi yang menyangkut sistem manajemen dari sebuah perangkat jaringan. Dengan adanya pertukaran informasi yang diatur dengan baik, maka informasi mengenai kondisi suatu jaringan dapat diambil dan kemudian digunakan untuk dianalisis. Informasi ini sngat berguna bagi para administrator jaringan untuk melakukan pengaturan kinerja jaringan, melakukan perbaikan jika ada masalah, atau bahkan dapat digunakan untuk merencanakan perkembangan jaringan.
22
Protokol SNMP ini pertama kali dikembangkan dan dikeluarkan pada tahun 1998 dan langsung menjadi sebuah solusi yang diminati banyak orang. Protokol ini sebenarnya tidak memiliki standar secara tertulis, namun dengan sendirinya menjadi standar umum karena banyak digunakan pada dunia nyata. Selain itu, SNMP juga mudah dikembangkan dan fleksibel dibangun dalam perangkat jaringan karena tidak bergantung pada arsitektur perangkat keras (hardware). Hal inilah yang menyebabkan para vendor hardware dapat dengan mudah membangun sebuah SNMP Agent pada produk mereka. Dan hebatnya lagi, sistem pengawasan dengan menggunakan protokol SNMP tidak hanya dibangun di perangkat jaringan dan perangkat komputer seperti printer, modem, server, dan banyak lagi, melainkan juga dapat dibangun pada perangkat-perangkat elektronik dan rumah tangga seperti UPS,AC, dan sistem PABX, dan banyak lagi. Mungkin saat ini kebanyakan perangkat yang menggunakan Internet Protocol (IP) memiliki SNMP Agent di dalam perangkat tersebut. Cukup banyak hal yang dapat dimonitoring SNMP, mulai dari besarnya nilai transfer interface, beban Central Processing Unit (CPU), kesalahankesalahan yang ada di dalam sebuah perangkat, temperatur suatu perangkat dan masih banyak lagi. Selama SNMP Agent ada di dalam sebuah perangkat dan nilai-nilai yang ingin dimonitoring disertakan, maka nilai tersebut dapat dilihat dengan jelas.
23
Protokol SNMP sudah melalui beberapa versi pengembangan, yaitu: 1. SNMP versi 1 (SNMPv1) Protokol ini adalah protokol SNMP yang sudah menjadi standard yang banyak digunakan saat ini. SNMPv1 ini mengandalkan atribut yang disebut community untuk menjaga keamanannya. Atribut community ini adalah berupa sebuah karakter teks sederhana yang fungsinya tidak lain adalah sebagai sebuah nilai yang sangat rahasia. Aplikasi SNMP apapun yang mengetahui atribut comminity dari suatu jaringan dapat mengakses ke dalam database informasi dari jaringan tersebut. Ada tiga jenis community dalam SNMPv1 ini, yaitu ready-only, write-only, dan trap. 2. SNMP versi 2 (SNMPv2) SNMP versi ini terkadang disebut dengan community string-based SNMPv2, dimana protokol versi ini mengkombinasikan fitur baru dari SNMPv2 dengan sistem keamanan yang ada pada SNMPv1. Versi ini belum ada standar baku dari IETF dan masih bersifat eksperimental. Meskipun demikian, sudah ada beberapa vendor yang mnggunakan SNMP versi ini untuk produk mereka. 3. SNMP versi 3 (SNMPv3) Protokol versi ini diklaim akan menjadi versi lanjutannya yang banyak digunakan. Namun, sampai
sekarang masih belum
distandarisasi sacara penuh dan belum dipublikasikan oleh IETF. Dalam versi ini, protokol SNMP ditambahkan kemampuan untuk
24
mendukung autentikasi yang kuat dan komunikasi pribadi antara perangkat-perangkat jaringan yang akan dimonitoring. IETF (Internet Engineering Task Force) adalah sebuah organisasi yang di dalamnya setiap orang dapat berpartisipasi dengan menghadiri pertemuan secara langsung atau menggunakan electronic mail. IETF adalah subbagian dari Internet Architectural Board (IAB). Bersama-sama dengan IRTF (Internet Research Task Force), keduanya membentuk task force jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan protokol jaringan dan standar-standar internet yang diperlukan. IETF bertanggung jawab terhadap rekayasa tugas jangka pendek dan proposal-proposal standar. IRTF bertanggung jawab bagi upaya-upaya riset jangka panjang. Masing-masing dari kedua organisasi tersebut dijalankan oleh kelompok pengarah (Steering Group). IETF dijalankan oleh Internet Engineering Steering Group (IESG) dan IRTF dijalankan oleh Internet Research Steering Group (IRSG). Tiap rancangan yang tercipta dari masing-masing kelompok diberikan sebuah nomor Request For Comment (RFC) dan tiap-tiap rancangan tersebut diupayakan selalu tersedia melalui sebuah arsip elektronik. Siapapun bebas untuk mendesain dan memberlakukan sebuah protokol untuk digunakan dalam perlengkapan internet yang tersedia, yaitu terdokumentasi dalam bentuk RFC. Lembaga standar penting yang lain yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang bertanggung jawab menjaga dan mengusahakan agar daftar-daftar nilai digunakan dalam kesatuan protokol internet. Sebagai contoh, nomor port TCP/IP 161 adalah port internet protokol yang disetujui untuk
25
permintaan protokol SNMP. Semua spesifikasi yang berkaitan dengan SNMP dan komponen-komponennya yang terkait erat digambarkan sebagai IETF RFCs yang mencakup protokol SNMP serta definisi Management Information Base (MIB). Berikut komponen-komponen kerangka kerja SNMP yang dinyatakan dalam serangkaian RFC: Tabel II.2 SNMP Request For Comment (RFC)
Sumber: http://cdict.net/q/RFC
II.2.2. Pengumpulan data pada Protokol SNMP Proses pengumpulan data dalam protokol SNMP terdiri dari beberapa langkah yang cukup panjang. Langkah-langkah ini sering disebut Protocol Data Unit (PDU) karena masing-masing langkah memiliki format pesan dan cara kerjanya sendiri-sendiri.
26
Berikut ini adalah proses pengumpulan datanya: 1. Operasi GET Operasi ini biasanya dilakukan oleh sebuah NMS, dimana perangkat tersebut mengirimkan sebuah permintaan ke perangkat yang bertindak sebagai Agent. Dalam proses ini, NMS akan akan meminta data dari sebuah objek yang ada dalam Agent tersebut. Kemudian perangkat Agent akan memintanya sebisa mungkin. Jika permintaan sampai pada perangkat yang sedang dalam beban pekerjaan berat, misalnya router, maka perangkat tersebut tidak akan dapat membalas operasi ini. Permintaan ini akan dijawab dengan PDU GET-Response dan dikirim kembali ke NMS. Berikut ini adalah PDU yang digunakan untuk operasi GET pada SNMP:
Gambar 2.5 GET PDU Sumber : library.binus.ac.id
PDU type untuk operasi Get-Request [0] sedangkan untuk operasi GETResponse adalah [3] dan untuk GET NEXT-Request adalah [1]. Request ID berisi nilai yang mengidentifikasi SNMP Message. Request ID yang diterima dari Agent. Error Status digunakan untuk mengidentifikasi adanya error. Angka selain 0 menunjukkan adanya error dan sesuai dengan konvensi bersama untuk kedaan tidak ada error angka 0 tidak dipakai melainkan diisi dengan NULL. Error index
27
digunakan sebagai keterangan tambahan untuk error status. Bila tidak ada nilainya, error index juga diisi dengan NULL. Object Identifier diisi dengan OID dari objek yang ingin di GET pada operasi GET-Request. Untuk alarm major Object Identifier diisi dengan 1.3.6.1.4.1.290.3.6.98.8.1 dan untuk alarm minor Object Identifier diisi dengan 1.3.6.1.4.1.290.6.98.8.2. Pada operasi GETResponse, Object Identifier diisi dengan OID yang di-Request beserta value-nya. Untuk alarm major dan minor, value 0 untuk non-alarm dan value 1 untuk alarm. 2. Operasi GET NEXT Operasi ini digunakan ketika perangkat NMS ingin meminta beberapa data objek dari sebuah perangkat. Dengan beberapa PDU GET NEXT, sebuah NMS dapat meminta seluruh objek yang ada di sebuah Agent. Biasanya PDU ini harus didahului dengan operasi GET, baru kemudian diikuti dengan GET NEXT. 3. Operasi SET PDU SET memiliki fungsi untuk melayani NMS dalam melakukan perubahan nilai sebuah objek pada Agent atau membuat baris data baru pada table di sebuah Agent. 4. Operasi TRAP Operasi
TRAP
biasanya
dilakukan
oleh
sebuah
Agent
untuk
menginformasikan suatu kejadian yang dialaminya pada NMS. Dalam proses TRAP ini, NMS tidak mengirim acknowledge untuk data yang dikirimkan, sehingga Agent tidak akan tahu informasi yang dikirimnya sampai atau tidak ke tujuannya.
28
II.2.3. Proses Pengambilan Data Untuk mengolah informasi yang diterima dari setiap perangkat melalui protokol SNMP, data tersebut harus dapat diakses secara logika. Maksudnya adalah, informasi-informasi tersebut harus disimpan di suatu tempat untuk dapat diambil, kemudian diproses dan dimodifikasi secara logika oleh sistem. Untuk memungkinkan hal itu, ada 2 (dua) komponen penting yang mengatur agar data yang diterima, dimengerti, dan dapat diolah lebih lanjut. Dua komponen penting tersebut adalah: 1. Structure of Management Information (SMI) SMI adalah sebuah sistem yang mengatur pendefinisian dari objek-objek yang diawasi beserta sifat-sifatnya. Setiap Agent pasti memiliki sekumpulan daftar dari objek-objek yang diatur dan diawasi olehnya. Salah satu contoh objek adalah status operasional dari antar muka sebuah router, misalnya status antar muka sedang Up, Down, atau Testing. SMI mengatur penamaan dan deskripsi informasi dari objek-objek yang ada, sehingga proses logika bisa berjalan. SMI mengharuskan semua objek memiliki sebuah nama (Object Identifier, OID), sistem Syntax dan sistem Encoding masing-masing. a. OID Nama dari objek-objek ini sering disebut sebagai Object Identifier (OID) yang bersifat unik pada masing-masing objek. Penamaan ini terbagi dalam dua bentuk, penamaan numerik dan penamaan yang dapat langsung dibaca oleh manusia. Kedua penamaan ini sangat
29
panjang dan tidak nyaman dibaca, namun aplikasi-aplikasi SNMP dapat membuatnya lebih mudah untuk dimengerti. Skema penamaan ini berbentuk hirarki seperti akar pohon. Masingmasing penamaan tersebut kemudian diberi nomor-nomor yang bertugas untuk mewakili nama objek tersebut. Semakin kebawah, maka semakin banyak nomor yang dilewati. Kemudian urutan nomornomor inilah yang dijadikan sebagai OID dari sebuah objek. Maka dari itu, wujud dari OID adalah sebaris nomor-nomor yang dipisahkan oleh tanda titik (.). Meskipun OID dapat dibaca oleh manusia, namun akan cukup sulit untuk diartikan, apalagi oleh orang awam yang hanya dianggap sebagai sekumpulan nomor saja. Di dalam sebuah pohon objek, sebuah titik yang paling atas biasanya dinamai sebagai root dan cabang-cabangnya disebut sebagai subtree dan sebuah titik tanpa cabang sama sekali dinamai leaf. b. Sistem Syntax Sintaksis mendefinisikan tipe data dari sebuah oktet data pada objek, seperti misalnya integer atau string. Sintaksis ini merupakan bahasa komunikasi antara Agent dengan NMS. Sintaksis yang digunakan untuk SNMP adalah Abstract Syntax Notation One (ASN.1) yang bersifat independen, artinya semua mesin dapat mengerti sintaksis tersebut (misalnya sintaksis pada mesin Windows yang dapat dimengerti oleh mesin berbasis Sun).
30
c. Sistem Encoding Encoding menjelaskan bagaimana informasi yang berasal dari sebuah perangkat di-encode dan di-decode untuk kemudian ditransmisikan antar mesin melalui media seperti Ethernet, misalnya. Sistem encoding yang digunakan pada SNMP adalah Basic Encoding Ruler (BER). 2. Management Information Base (MIB) Management Information Base dapat dideskripsikan sebagai database dari objek-objek yang dikumpulkan oleh Agent. Semua status atau data statistik yang dapat diakses oleh NMS disebutkan dalam MIB. Kalau SMI menyediakan cara untuk mendeskripsikan suatu objek, MIB merupakan kumpulan dari definisi objek-objek tersebut. Setiap perangkat yang akan diawasi menyimpan database dari objek-objek yang dideskripsikan oleh SMI dalam sebuah MIB. Setiap perangkat jaringan mempunyai MIB di dalamnya, antara perangkat yang satu dengan yang lainnya masing-masing mempunyai MIB yang berbeda satu sama lain. Misalnya produk router Cisco seri 1700 memiliki MIB yang berbeda dengan seri 2600. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing untuk dijelaskan di dalam MIBnya. Namun, setiap perangkat pasti menerapkan apa yang disebut MIB-II. MIB-II merupakan MIB standar yang di dalamnya berisikan objek-objek standar seperti statistik antar muka dan banyak lagi.
31
Tujuan dari MIB-II ini adalah untuk menciptakan informasi TCP/IP yang bersifat umum pada semua perangkat tanpa menutup kemungkinan bagi semua perangkat tersebut untuk menyertakan MIB lain di dalamnya. Setelah semua data yang diambil dari Agent diterima oleh NMS, maka data tersebut kemudian akan diproses lebih lanjut dengan menggunakan aplikasi-apikasi analisis yang dapat sekaligus menampilkan grafik yang dapat dilihat dengan mudah.
II.3. Linux Linux merupakan nama sistem operasi yang bersifat open source. Dan nama Linux sendiri diturunkan dari pencipta awalnya, Linus Torvalds, dari Universitas Helsinki, Finlandia yang sebetulnya mengacu pada Kernel dari suatu sistem operasi, suatu penamaan yang biasa digunakan untuk mengacu kepada suatu kumpulan lengkap perangkaat lunak, yang bersama-sama dengan Kernel menyusun sistem operasi yang lengkap. Linux dulunya adalah proyek hobi yang dikerjakan oleh Linus Torvalds yang memperoleh inspirasi dari Minix. Minix adalah sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andy Tanenbaum. Linux versi 0.01 dikerjakan sekitar bulan Agustus 1991 yang di-posting ke milis com.os.minix, dengan maksud menawarkan untuk mempublikasikan kode sumbernya dan mengundang para develover lain untuk mengembangkannya bersama-sama.
32
Gambar II.6 Maskot Linux Sumber : Wilfridus Bambang Triadi Handaya dkk : 2010 : 2
Saat ini, Linux adalah sistem turunan UNIX yang lengkap. Dan untuk masalah penggunaannya, pengguna dapat memilih distribusi-distribusi Linux yang telah dikenal, misalnya Ubuntu, Redhat, Mandrake, Suse, Debian dan lain-lain. Sistem Linux terbagi menjadi tiga bagian aplikasi, yaitu: 1.
Utilitas Utilitas adalah aplikasi bantu di luar shell untuk melakukan tugas tertentu. Misalnya, mengirimkan email dan menyunting dokumen.
2. Shell Shell
adalah
aplikasi
yang
memungkinkan
pemakai
dapat
berkomunikasi dengan komputer. Tugas Shell adalah membaca perintah yang diberikan pemakai dan menerjemahkan perintah tersebut sebagai perintah suatu permintaan dan meneruskannya ke Kernel.
33
3. Kernel Kernel adalah aplikasi inti dari sistem Linux. Tugas yang dipegang oleh kernel adalah mengendalikan akses terhadap komputer, mengatur memori komputer, memerihara sistem file, dan mengalokasikan sumber daya komputer di antara pemakai.
II.3.1. File Sistem Linux Merupakan kumpulan file-file pada suatu media penyimpanan dimana mekanisme file-file tersebut diorganisasikan. File sistem tersusun dari sejumlah file dan directory.
Gambar II.7 File Sistem Linux Sumber : Wilfridus Bambang Triadi Handaya dkk : 2010 : 9
34
Puncak dari hirarki diatas merupakan directory disebut sebagai root directory ( directory / ) yang memiliki sejumlah cabang yang disebut sebagai directory. Directory yang berada tepat di bawah root directory biasa bersifat standar yaitu: 1. /bin:
berisi aplikasi-aplikasi executable Linux.
2. /dev: berisi seluruh piranti sistem. 3. /tmp: tempat untuk file-file yang bersifat sementara. 4. /home: directory kerja bagi pengguna (home directory). Setiap directory yang berada di dalam directory yang lain (parent directory) disebut sebagai subdirectory (child directory).
II.4. Nagios Nagios merupakan
sebuah sistem dan aplikasi monitoring jaringan
berbasis open source dan dijalankan dalam sistem operasi linux, yang di ciptakan oleh Ethan Galtstad. Berfungsi untuk mengawasi host dan servis yang telah ditetapkan, memberi peringatan jika keadaan jaringan bermasalah.
II.5. MySQL Server dan Apache MySQL Server adalah sebuah perangkat lunak Pembuat database yang open source dan berjalan disemua platform baik linux maupun windows, MySQL merupakan program pengakses database yang bersifat network sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user. Apache adalah sebuah web server berbasis
35
GUI yang dapat dijalankan berbagai sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft Windows ) yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web.
II.6. PHP Bahasa pemrograman PHP (Personal Home Page) adalah bahasa pemrograman yang bekerja dalam sebuah webserver. Script-script PHP yang dibuat harus tersimpan dalam sebuah server dan dieksekusi atau diproses dalam server tersebut. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya
Rasmus
merilis
kode
sumber
tersebut
untuk
umum
dan
menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.
II.7. Perl Perl adalah bahasa pemrograman dengan kemampuan utama untuk melakukan berbagai jenis pemrosesan teks. Dengan dasar kemampuan tersebut, Perl makin berkembang untuk dapat melakukan berbagai macam proses menyangkut manipulasi data teks dan biner. Perl dikembangkan pertama kali oleh Larry Wall di mesin UNIX. Perl dirilis pertama kali pada tanggal 18 Desember 1987 ditandai dengan keluarnya Perl 1. Pada versi-versi selanjutnya, Perl tersedia pula untuk berbagai sistem
36
operasi varian UNIX (SunOS, Linux, BSD), juga tersedia untuk sistem operasi seperti DOS dan Windows.
II.8. RouterBoard Router adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda. Jika menghubungkan suatu jaringan ke jaringan lain, maka diperlukan sebuag Router. RouterBoard (RB) Mikrotik adalah sebuah Router yang berisi RouterOS yang sudah ter-install di dalam sebuah Board (seperti motherboard komputer). Berbeda dengan Hub/Switch, digunakan hanya untuk menghubungkan komputer-komputer yang berada dalam satu jaringan yang sama. Router memiliki dua buah alamat IP, yaitu alamat IP yang berhadapan dengan jaringan kita dan alamat IP yang berhadapan dengan jaringan komputer lain. Dan salah satu contoh RouterBoard (RB) Mikrotik yang banyak digunakan adalah RB750. Dengan
adanya
SNMP
di
dalam
RouterBoard
Mikrotik,
maka
RouterBoard dapat dimonitoring kinerjanya dalam suatu jaringan agar dapat mengurangi resiko dari kesalahan ataupun kerusakan dalam RouterBoard tersebut.
37
Gambar II.8 RouterBoard (RB) 750 Sumber : http://www.mikrotik.co.id/
RouterBoard memiliki sistem pengkodean tertentu, misalnya pada RB750, yaitu: -
Angka 7: menyatakan kelas/seri RouterBoard
-
Angka 5: menyatakan jumlah port Ethernet
-
Angka 0: menyatakan Slot miniPCI