BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Seorang manager membutuhkan informasi akuntansi yang digunakan dalam pengambilan keputusan karena informasi akuntansi manajemen cakupannya lebih luas tidak saja menyangkut masalah moneter seperti informasi keuangan tetapi juga masalah non moneter yang merupakan salah satu pusat perhatian akuntansi manajemen. Dalam setiap perusahaan mulai dari perusahaan kecil sampai pada perusahaan besar membutuhkan informasi akuntansi manajemen yang digunakan sebagai alat pengawasan. Penulis mengutip definisi akuntansi manajemen dari beberapa sumber. Menurut Kamaruddin Ahmad ( 2005 : 1) Akuntansi Manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. Sesuai dengan definisi tersebut maka akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai pendukun dalam proses riset dan pengembangan, manufacturing, pemasaran distribusi dan logistik serta pelayanan pelanggan.
Menurut Horngren, Sundem and Stratton ( 2002 : 4), akuntansi manajemen didefinisikan sebagai berikut: “Management Accounting is the process of identifying, measuring, accumulating, analizing, preparing,
interpreting, and communicating information that helps managers fulfill organizational objectives”. Dari defenisi tersebut, maka dapat dibuat suatu gambaran mengenai proses akuntansi manajemen hingga menjadi informasi yang dapat digunakan seorang manager sebagai berikut: a. Identifikasi Identifikasi merupakan seleksi yang dilakukan terhadap transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang terjadi di perusahaan dalam rangka pelaksanaan operasinya, supaya dapat dilakukan tindakan akuntansi
yang
tepat
waktu
yaitu
bagaimana
pencatatan
dan
pengklasifikasiannya dalam pembukuan perusahaan. b. Pengumpulan Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang telah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya akan dikumpulkan dan selanjutnya akan dicatat dan diklasifikasikan secara konsisten. c. Pengukuran Pengukuran merupakan tindakan yang dilakukan untuk membandingkan transaksi dan kejadian ekonomi yang telah diproyeksikan akan terjadi dengan transaksi dan kejadian ekonomi yang sesungguhnya. d. Analisa Dari hasil perbandingan diatas akan dapat dinilai tingkat keberhasilan yang akan dicapai perusahaan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan antara budget dan actual maka akan dapat dianalisa sebab terjadinya
perbedaan tersebut dan sedapat mungkin akan dilakukan tindakan koreksi e. Penyiapan dan Interpretasi Penyiapan dan Interpretasi merupakan koordinasi yang penuh arti atas dasar akuntansi dan perencanaan untuk menyediakan informasi yang akan disajikan secara logis kepada pimpinan perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. f. Komunikasi Komunikasi merupakan proses pelaporan kejadian-kejadian ekonomi yang sudah diikhtisarkan, baik kepada pihak ekstern maupun pihak intern. Untuk pihak ekstern informasi akuntansi yang disajikan berupa laporan akuntansi keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Informasi yang disajikan kepada pihak intern tidak hanya terbatas pada laporan keuangan saja, tetapi juga informasi intern lainnya yang terjadi selama proses pelaksanaan operasi, misalnya laporan analisa laba kotor, laporan analisa penjualan per produk, laporan penentuan Break Event Point (BEP) dan sebagainya.
Penjelasan diatas menggambarkan bahwa informasi diperlukan bagi para pengambil keputusan. Adapun informasi yang dimaksudkan disini adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang diambil.
Dalam pengambilan keputusan, manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan alternatif, oleh karena itu sistem administrasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk memperhitungkan alternatif yang paling menguntungkan. Dalam hal ini, akuntansi manajemen akan mencatat data, baik data ekonomi maupun non ekonomi dan juga data yang diluar lingkungan perusahaan, sehingga pada saat manajemen membutuhkan data dimaksud akan secara cepat dapat dipenuhi. Informasi akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2000 : 24) adalah: “ Kumpulan sumber daya yang dirancang untuk menyediakan data bagi peragam keputusan sesuai dengan kebutuhan mereka”
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dalam suatu proses yang memberikan manfaat bagi pemakainya. Salah satu dari jenis informasi yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen
terutama
digunakan
oleh
pimpinan
perusahaan
dalam
menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan fungsi pengawasan. Akuntansi manajemen tidak memberikan informasi tentang perusahaan secara keseluruhan, melainkan informasi tentang bagian-bagian dan kegiatannya. Oleh sebab itu, manajemen akan dapat mengetahui keadaan khusus dari masing-masing bagian dalam perusahaan guna menganalisis apa penyebab terjadinya perbedaan baik mengenai hasil maupun biaya. Laporan yang pada waktunya meskipun tidak komplit adalah lebih baik daripda
laporan yang telah kadaluwarsa. Pentingnya laporan yang aktual ini terutama untuk melakukan tindakan koreksi. Dalam Konteks ini bukan berarti bahwa seorang akuntan manajemen harus ahli dalam semua bidang, tetapi seorang akuntan manajemen harus terbuka pikiran dan wawasannya dan menyadari bahwa disiplin-disiplin ilmu tersebut
mungkin
mempunyai
cara-cara
pendekatan
yang
dapat
membantunya di dalam memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi perusahaan. 2. Perbedaan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan Perbedaan
–perbedaan
akuntansi
manajemen
dengan
akuntansi
keuangan dapat dilihat dari beberapa segi yaitu: a. Penekanan pada masa depan Ketika perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam tugas manager, akuntansi manajemen mempunyai orientasi penting ke masa depan. Sebaliknya, akuntansi keuangan menyediakan ringkasan berbagai transaksi yang terjadi di masa lalu. Ringkasan ini mungkin berguna juga dalam tahap perencanaan, tetapi selalu hanya merupakan salah satu bahan pertimbangan saja. Letak kesulitannya adalah kondisi di masa lalu tidak otomatis menjadi gambaran apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam aplikasi akuntansi manajemen, evaluasi kinerja masa lalu terutama digunakan sebagai tolak ukur untuk memprediksikan masa depan atau masa yang akan datang.
b. Relevansi dan Fleksibilitas Data Data akuntansi keuangan bersifat objektif dan dapat diversifikasi. Untuk kepentingan internal manager mengharapkan informasi yang relevan meskipun informasi tidak lengkap, kurang objektif dan kurang dapat diversifikasi. Dalam hal ini relevan adalah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sistem informasi akuntansi manajemen harus lebih fleksibel untuk menyediakan data relevan untuk setiap pengambilan keputusan.
c. Segmen Organisasi Akuntansi keuangan terutama bertujuan untuk melaporkan kondisi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, akuntansi manajemen memfokuskan pada segmen perusahaan. Segmen ini dapat berupa lini produk, area penjualan, divisi, departemen, atau kategori aktivitas perusahaan yang dianggap penting oleh pihak manajemen.
d. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) Akuntansi keuangan disiapkan untuk kepentingan eksternal harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum (PABU). Para pengguna eksternal harus berkeyakinan bahwa laporan tersebut telah disusun dengan berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum. Dengan adanya aturan ini diharapkan dapat mengurangi adanya penyelewengan dan kesalahan interpretasi, tetapi aturan tersebut tidak memberikan panduan tipe laporan yang berguna bagi pengambilan keputusan internal.
Sebagai contoh, PABU menentukan bahwa harga tanah dinilai berdasarkan historical cost untuk akuntansi keuangan. Meskipun demikian, jika manajemen mempertimbangkan untuk memindahkan outletnya ke lokasi yang baru dengan menjual lokasi yang lama, manajemen akan membutuhkan informasi harga pasar tanah, yaitu informasi yang lebih penting dengan mengabaikan PABU. Akuntansi manajemen tidak dibatasi oleh PABU. Manager dapat merancang sendiri aturan main untuk isi dan format laporan internal. Kendalanya adalah bahwa diharapkan keuntungan yang didapatkan dari pengguna informasi tersebut lebih banyak dari biaya pengumpulan, analisis dan peringkasan data. Meskipun demikian, tidak dapat dihindari bahwa ketentuan dalam penyusunan laporan keuangan banyak memberikan pengaruh dalam praktik akuntansi manajemen.
e. Akuntansi Manajemen Tidak Mandatory Akuntansi keuangan bersifat mandatory atau harus dilakukan. Pihak-pihak eksternal seperti pemegang saham dan otoritas pajak membutuhkan informasi keuangan periodik. Sedangkan akuntansi manajemen tidak mandatory. Perusahaan memiliki kebebasan untuk membuatnya sesuai dengan kebutuhannya. Tidak ada badan pengatur atau pihak luar lainnya memiliki wewenang untuk mengatur apa yang harus dikerjakan.
B. Jenis Informasi Akuntansi Manajemen Informasi adalah data yang telah diolah dalam suatu proses yang memberikan manfaat bagi pemakainya. Salah satu dari jenis informasi yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen dapat berupa informasi kualitatif dan kuantitatif. Informasi kuantitatif terbagi atas informasi kuantitatif moneter dan non moneter. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan oleh pimpinan perusahaan dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan fungsi pengawasan. Mulyadi (2001 : 1) menjelaskan tiga jenis informasi akuntansi manajemen yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen yaitu:
1. Informasi Akuntansi Penuh Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi yang akan datang. Informasi akuntansi penuh mencakup aktiva, pendapatan, dan/atau biaya. Informasi akuntansi penuh selalu dihubungkan dengan objek informasi yang dapat berupa satuan usaha, produk, departemen, dan/atau aktivitas. Dalam hubungannya dengan kesatuan usaha tertentu informasi akuntansi penuh dapat berupa informasi aktiva dan informasi biaya penuh. Informasi akuntansi penuh berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luara perusahaan yang dapat berupa analisis kemampuan untuk
menghasilkan laba, dan penentuan harga jual dan cost-type contract. Sedangkan informasi akuntansi penuh yang berisi informasi yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah. 2. Informasi Akuntansi Diferensial Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya serta alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsure pokok, yaitu merupakan informasi yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini diperlukan manajemen untuk pengambil keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi yang relevan adalah informasi yang akan datang pula. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pilihan alternatif diantara alternatif yang tersedia, maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah informasi yang berbeda diantara tiap-tiap alternatif yang akan dipilih. 3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan biaya yang dihubungkan dengan manager yang bertanggung jawab atas pertanggungjawaban tertentu. Pelaksanaan
anggaran memerlukan informasi guna memantau sampai seberapa jauh setiap manager tersebut melaksanakan rencananya. Dengan demikian informasi pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manager dan sekaligus untuk memotivasi para manager dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manager yang bertanggung
jawab
terhadap
perencanaan
dan
pelaksanaannya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manager untuk menghasilkan pendapatan yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manager yang bertanggung jawab.
C. Pengambilan Keputusan Simamora ( 2000 : 7 ) mengemukakan bahwa: Mengambil keputusan adalah suatu fungsi utama seorang manager. Manager senantiasa dihadapkan pada masalah memutuskan barang apa yang harus dijual, metode produksi yang efesien, membeli atau membuat barang yang dibutuhkan, menetapkan harga jual atau salura distribusi, menerima atau menolak pesanan khusus dan sebagainya. Pada hakekatnya, pengambil keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan
yang matang dari alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. 1. Tipe-Tipe Keputusan Pembuatan
keputusan
dapat
didefinisikan
sebagai
penentuan
serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manager pucak, akan tetapi juga para manager menengah dan para manager lini pertama. Tipe-tipe keputusan yang dapat diambil para manager dapat dikategorikan ke dalam dua kategori besar Simamora ( 2000: 57 ) yaitu: a. Keputusan-Keputusan yang diprogram (Programmed Decision) Keputusan-keputusan yang deprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan amaupun prosedur yang telah ditetapkan. Keputusan-keputusan ini sifatnya rutin dan berulang-ulang dilakukan. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam membatasi dan menghilangkan alternatif-alternatif. Masalah-masalah rutin tidaklah selalu sederhana, keputusankeputusan yang dapat deprogram dapat juga digunakan dalam penangan masalah-masalah yang kompleks dan rumit. Apabila suatu masalah ditemukan berulang-ulang dan unsure-unsur komponen dapat dirumuskan, diperkirakan dan dianalisis maka hal ini dapat menjadi “calon” pembuat keputusan yang deprogram.
b. Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non programmed decision) Keputusan-keputusan yang tidak deprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah yang khusus atau yang tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliputi oleh kebijaksanaan yang sangat rutin sehingga diperlukan penanganan khusus, masalah ini harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak deprogram. Seperti
cara
pengalokasian
sumber-sumber
daya
organisasi,
penanganan lini produk yang jatuh di pasaran, atau cara perbaikan hubungan dengan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam struktur oraganisasi maka akan semakin dibutuhkan kemampuan seorang manager untuk membuat atau mengambil keputusan yang tidak deprogram lebih tinggi. Sehingga atas dasar inilah dalam berbagai program-program latihan, manajemen mencoba mengembangkan kemampuan para manager dalam membuat keputusan-keputusan yang tidak terprogram.
2. Konsep Biaya Untuk Pengambilan Keputusan Sehubungan dengan konsep biaya untuk pengambilan keputusan, seorang manager harus menggunakan konsep biaya yang berbeda terhadap pengambil keputusan yang berbeda (different cost for different purpose). Oleh karena itu, konsep biaya relevan sangat penting untuk tujuan pengambilan keputusan. Konsep Biaya relevan akan menghilangkan cara berpikir yang rutin, karena seorang manager akan dipakasa untuk
menyaring informasi-informasi yang ada dan menilai mana informasi yang penting dan mana informasi yang diabaikan. Dalam proses pengambilan keputusan para akuntan manajemen bukanlah sebagai pengambil keputusan, akan tetapi menjadi pengumpul dan pengolah data yang relevan yang akan digunakan pimpinan sebagai dasar pengambilan keputusan dan keputusan terakhir berada pada eksekutif perusahaan. Alternatif yang tersedia tentu saja berhubungan dengan hasil yang akan dicapai atau diharapkan dengan biaya-biaya yang menurut taksiran yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang di pihak lainnya. Meskipun keputusan yang terakhir ada di tangan para eksekutif namun para eksekutif ini biasanya akan selalu meminta nasehat dari para akuntan manajemen. Biaya relevan (Relevan Cost) adalah biaya-biaya yang pantas diperhitungkan dalam rangka pengambilan keputusan atau dengan kata lain biaya-biaya pada masa yang akan datang serta berbeda-beda untuk masing-masing alternatif. Pengertian biaya relevan sebenarnya merupakan suatu konsep baru untuk beberapa jenis biaya yang masing-masing mempunyai nama sendiri. Menurut Kamaruddin ( 2005 : 33 ): “ Biaya Relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan di masa depan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan 2 (dua) atau lebih alternative”.
Dari pengertian mengenai biaya relevan diatas, maka akan semakin jelaslah bahwa orientasi akuntansi manajemen adalah data dan informasi untuk masa yang akan datang. Data histories hanya digunakan untuk merumuskan ramalan kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jadi konsep biaya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah biaya-biaya relevan. Dalam hal ini diharapkan seorang akuntan manajemen harus jeli membedakan mana biaya relevan dan mana biaya yang tidak relevan, sehingga keputusan-keputusan yang akan diambil oleh para pengambil keputusan akan lebih dapat dipertanggungjawabkan dan tidak merugikan perusahaan.
3. Pihak-pihak Pengambil Keputusan Dalam suatu organisasi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambil keputusan pada dasarnya dapat dibagi tiga bagian, yaitu:
a. Manajer Lini Pertama (First-line managers) Manajer lini pertama adalah tingkatan manager yang paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin serta mengawasi tenaga-tenaga operasional serta perbaikan/peningkatan operasi berdasarkan informasi yang diperolehnya dari berbagai pihak internal maupun eksternal. Para manajer ini sering juga disebut dengan istilah mandor atau penyelia (supervisor). Sebagai contoh mandor dalam pabrik, kepala seksi yang
langsung membawahi tenaga pengetik dan pembukuan dalam kantor yang besar
b. Manajer Menengah (middle managers) Manajer menengah adalah tingkatan manajemen yang meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi serta mengarahkan kegiatan para manajer lainnya serta kadang-kadang juga para karyawan operasional. Pada level ini informasi akuntansi manajemen juga dibutuhkan untuk membantu para manajer menengah menyusun rencana dan mengambil keputusan secara lebih baik. Istilah lain dari manajer menengah ini adalah manajer departemen, kepala pengawas dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah kepala bagian yang membawahi beberapa seksi, atau kepala divisi perusahaan yang membawahi beberapa kepala bagian.
c. Manajer Puncak (Top managers) Manajer puncak adalah tingkatan manajemen yang paling atas yang banyak mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi perusahaan. Untuk itu, para manajer puncak memerlukan informasi yang mendukung keputusan-keputusan yang berdampak panjang terhadap organisasi perusahaan. Manajer puncak bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan. Istilah yang sering digunakan untuk manajer puncak ini adalah Direktur, Presiden Direktur, Kepala Divisi, Wakil Presiden Senior dan sebagainya.
Perbedaan tingkatan manajemen ini akan memebedakan pula fungsi manajemen dalam bentuk keputusan yang akan dilakukannya. Ada dua fungsi utama manajemen dalam perusahaan, yaitu manajemen administrative dan manajemen operasional. Manajemen administratif lebih berurusan dengan penetapan tujuan dan kemudian perencanaan, penyusunan kepegawaian dan pengawasan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi dalam pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen operasional lebih mencakup kegiatan memotivasi, supervise dan komunikasi dengan para karyawan untuk mengarahkan mereka mencapai hasil-hasil secara efektif. Pada tingkatan manajemen yang paling rendah, para manajer akan banyak melaksanakan fungsi manajemen operatif. Semakin tinggi tingkatannya maka akan semakin terlibat para manajer operatif ini dengan manajemen administratif.
4. Proses Pengambilan Keputusan Sebelum melakukan pengambilan keputusan yang penting bagi suatu organisasi atau perusahaan, maka langkah-langkah yang umumnya ditempuh para manajer perusahaan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan dan mendefenisikan masalah b. Menentukan alternatif tindakan c. Mengevaluasi tindakan-tindakan yang mungkin d. Memilih alternatif terbaik e. Melaksanakan alternatif tindakan yang dipilih
f. Melakukan tindak lanjut untuk meyakinkan dirinya bahwa hasil yang diinginkan dapat diperoleh.
Pada tahap pertama ini seringkali merupakan bagian yang tersulit dari proses pengambilan keputusan karena manajer sulit membedakan masalah itu sendiri dengan gejala-gejala dari suatu masalah. Hal ini berarti bahwa sebelum membuat suatu keputusan terlebih dahulu ditentukan batasanbatasan permasalahannya sehingga dapat dilihat permasalahan yang sebenarnya dengan lebih jelas. Dalam hal ini manajemen dituntut untuk menggunakan pengalaman dalam memperjelas permasalahan yang sedang dihadapi organisasi.
Langkah yang kedua adalah menentukan alternatif tindakan. Inti dari proses pengambilan keputusan adalah pemilihan tindakan tertentu oleh manajer dan agar manajer dapat membuat pilihan yang tepat maka penting baginya untuk mengetahui setiap alternative tindakan yang tersedia. Oleh karena itu setelah ada pembatasan masalah seperti yang dilakukan pada tahap pertama maka akan ditentukanlah alternatif-alternatif keputusan yang akan diambil yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Langkah ketiga adalah mengevaluasi alternatif dimana setelah sejumlah alternatif yang dianggap layak ditentukan maka manajer harus mengevaluasi keunggulan-keunggulan alternatif dari setiap alternative misalnya dengan menggunakan pendekatan manfaat-biaya( Cost benefit approach). Dengan pendekatan ini manajer membuat daftar berbagai biaya dan manfaat setiap
alternatif yang akan diambil dan pada dasarnya evaluasi suatu alternatif selalu melibatkan penyusunan proyeksi masa yang akan datang dank arena masa yang akan datang tidak dapat diketahui dengan pasti maka manajer harus mempertimbangkan elemen kesempatan sebagai bagian terpadu dari proses pembuatan keputusan. Langkah keempat adalah memilih alternatif terbaik dimana langkah dimana ini diambil setelah memperhitungkan untung ruginya jika alternatif pilihan tersebut dilaksanakan sehingga memudahkan bagi manajemen dalam memilih alternative yang terbaik untuk mengambil keputusan. Walaupun tampak sederhana, untuk memilih alternative terbaik dua hal berikut harus dilakukan oleh manajer yaitu mendefinisikan atau membatasi masalah dan menentukan pilihan sesuai dengan tujuan tersebut. Langkah kelima adalah melaksanakan alternatif
yang dipilih, langkah
terakhir adalah mengimplementasikan alternatif yang dipilih dimana pada tahap ini jika suatu alternative telah dipilih maka manajer telah dapat menindaklanjuti dan mengimplementasikan pilihan tersebut. Sebagai ilustrasi jika keputusan adalah mendirikan pabrik di suatu daerah adalah penting bagi perusahaan untuk memilih lokasi tertentu dan rencana bangunan. Rencanarencana juga harus dikembangkan untuk merekrut dan melatih karyawan, dana yang dibutuhkan apakah dengan meminjam dari bank atau mengeluarkan surat-surat berharga. Manajer menghadapi berbagai tugas rumit yang harus dilakukannya dalam mengimplementasikan suatu keputusan besar seperti ini.
D. Peranan Informasi Akuntansi Manajemen dalam Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan dalam perusahaan berarti memilih diantara beberapa alternatif. Alternatif ini adalah mengenai hasil dan biaya yang diperkirakan pada waktu yang akan datang. Hasil yang diharapkan pada waktu yang akan datang harus dibandingkan dengan biaya yang ditaksir harus dikeluarkan. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan, manajemen tidak terlepas dari informasi. Akuntan manajemen dalam melaksanakan tugasnya menggunakan disiplin ilmu akuntansi manajemen. Dengan demikian dalam proses pengambilan keputusan ia bertugas untuk menyediakan informasi yang relevan terdiri dari biaya relevan (relevan cost) dan manfaat relevan (relevan benefit) Dalam skripsi ini pembahasan meliputi jenis pengambilan khusus, yang terdiri dari : 1. Keputusan menetapkan harga penjualan khusus 2. Keputusan membuat sendiri atau membeli bahan baku produksi 3. Keputusan menambah atau menghapus suatu produk atau jasa 4. Keputusan menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan 5. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut hasil produksi Masing-masing keputusan ini akan dibahas sebagai berikut: 1. Keputusan Menetapkan Harga Penjualan Khusus Tipe
keputusan
ini
mengevaluasi
kemungkinan
tambahan
penjualan dengan menggunakan margin kontribusi. Keputusan yang
terbaik dibuat bila perusahaan memperoleh margin kontribusi yang positif. Contoh aplikasi dari penjualan khusus ini adalah sebagai berikut: a. Menerima atau menolak pesanan khusus b. Melaksanakan penjualan dibahas harga biasa untuk persediaanpersediaan yang sudah usang c. Penurunan harga untuk memasuki pasar yang bersaing. Pendapatan relevan untuk jenis keputusan ini adalah pendapatan incremental dari penjualan khusus. Bila sebagian penjualan bias hilang, perubahan negatif pada pendapatan adalah relevan. Biaya relevan adalah biaya yang dikorbankan untuk memproduksi unit penjualan khusus tersebut. Pada umumnya biaya ini merupakan biaya variable yang disesuaikan untuk penjualan khusus. Tambahan untuk biaya termasuk tambahan lembur, biaya penjualan dan pengiriman dengan penjualan khusus. Sebagai ilustrasi diasumsikan perusahaan Hotel X menerima pesanan khusus dari biro perjalanan untuk memesan kamar sebanyak 20 kamar untuk turis akan menginap selama 2 malam. Travel biro ini meminta potongan harga sebesar 40% sedangkan tarif hotel sebesar Rp 100.000,-. Jumlah kamar hotel 100 kamar, dan yang berisi pada saat pesanan ini sebanyak 60 kamar. Perusahaan menetapkan laba minimal 20%. Diperkirakan kaitan antara pendapatan dan biayanya adalah sebagai berikut:
Tabel II.1 Pendapatan dan Biaya Hotel X Perkamar Tarif Hotel
Rp
200.000,00
Pajak 10%
(18.818,18)
Total Pendapatan
181.818,18
Biaya Variabel Margin Kontribusi Biaya tetap/hari
Persen Pendapatan
30.000 151.818,18
100% 16,5% 83,5%
Rp 3.000.000,-
Biaya variable meliputi biaya komisi, guest supplies, biaya laundry, cleaning supplies. Biaya tetap meliputi biaya gaji, biaya penyusutan, pajak kekayaan, dan asuransi. Manajer hotel mungkin langsung menolak tawaran ini bila dia tidak memahami akuntansi manajemen khususnya analisa biaya relevan untuk pengambilan keputusan khusus. Analisa yang dibuat: Pesanan khusus 20 kamar disc 40% Tarif hotel Discount harga 40 % Pajak 10% Biaya Variabel Biaya tetap Laba/Rugi
Rp.
4.000.000,( 1.600.000,-) Rp. 2.400.000,( 218.181,82) Rp. 2.181.818,18 ( 600.000-, ) Rp. 1.581.818,18 ( 3.000.000,-) Rp. ( 1.418.181,8)
Manajer perusahaan ini telah membuat analisa yang salah, karena mengikutsertakan biaya tetap dalam setiap pemesanan. Akuntansi manajemen membuat analisa sebagai berikut:
Pada saat ini kamar hotel yang berisi sebanyak 60 kamar, kemudian ditambah dengan pemesanan khusus yaitu discount harga hingga 40% perhitungannya dapat dibuat sebagai berikut:
Normal 60 unit Pendapatan… Rp.12.000.000 Pajak 10%
1.090.909,09 (218.181,82) 10.909.090,9
Biaya Variabel
khusus 20 unit Rp.2.400.000
( 1.800.000,-)
3.000.000
Laba Operasional
6.109.090,9
( 1.309.090,91)
2.181.818,18 ( 600.000,-)
Margin Kontribusi 9.109.090,9 1.581.818,18 Biaya tetap
Normal+khusus unit 60 + 20 unit Rp.14.400.000,- Rp.120.000
1.581.818,18
(10.909)
3.090.909,1
109.090,9
( 2.400.000,- )
(30..000-,)
10.690.909,1 79.090,9 3.000.000 7.690.909,1
9.090,9
2. Keputusan Membuat Sendiri atau Membeli Bahan Baku Produksi Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang berkaitan erat dengan penggunaan bahan produksi ( misalnya suku cadang dalam usaha perakitan). Disatu pihak perusahaan mempunyai fasilitas untuk memproduksi suku cadang tertentu, di pihak lan perusahaan dapat membeli suku cadang tersebut dari perusahaan lain. Jika fasilitas perusahaan untuk membeli suku cadang tersebut telah mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi kebutuhan
proses produksi karena meningkatnya volume penjualan perusahaan kemungkinan dapat dibenarkan jika perusahaan memutuskan untuk membeli kekurangan suku cadang yang diperlukan dari perusahaan lain. Akan tetapi dalam hal kapasitas perusahaan untuk memproduksi suku cadang masih cukup tersedia, maka keputusan untuk membeli suku cadang dari luar harus mempertimbangkan biaya diferensial dan kemungkinan fasilitas perusahaan yang menganggur.
3.
Keputusan Menambah atau Menghapus suatu Produk atau Jasa Pada umunya pengambilan keputusan untuk meniadakan suatu jenis produk atau departemen timbul karena jenis produk atau departemen yang bersangkutan menderita kerugian secara terus menerus. Dalam hal ini, manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial dalam pengambilan keputusan tersebut. Jika keputusan yang akan diambil adalah meniadakan salah satu jenis produk/departemen, harus pula dipertimbangkan
adanya
biaya
terhindarkan
dan
biaya
yang
tidak
terhindarkan. Biaya yang terhindarkan adalah biaya-biaya yang tidak akan terjadi, jika suatu produk/departemen ditiadakan. Sebaliknya biaya tidak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan pengambilan keputusan untuk meniadakan suatu jenis produk/departemen. Biaya tidak terhindarkan tersebut pada umumnya merupakan biaya bersama dari beberapa jenis
produk/departemen,
sehingga
peniadaan
salah
produk/departemen tidak mempengaruhi terjadinya biaya tersebut.
satu
jenis
4. Keputusan Menyewakan atau Menjual Fasilitas Perusahaan Pengambilan keputusan manajemen dapat pula berkaitan dengan pemilihan alternative menyewakan atau menjual fasilitas yang sudah tidak dipergunakan dalam operasi perusahaan. Dalam pemilihan alternatif tersebut, manajemen harus pula mempertimbangkan pendapatan differensial dan biaya differensial.
5. Keputusan Menjual atau Memperoleh Lebih Lanjut Hasil Produk Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Permasalahan yang dijumpai terutama jika produk perusahaan diolah melalui beberapa departemen produksi. Hasil produksi dari suatu departemen produksi mungkin dapat langsung dijual ke pasar atau diolah lebih lanjut dalam departemen produksi lanjutan. Dalam hal ini manajemen dihadapkan pada pilihan: produk yang bersangkutan sebaiknya langsung dijual atau diproses lebih lanjut.