22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kasus Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (price dan wilson, 2006) Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. (helmi, 2012) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai sesuai jenis dan luasnya. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. (lukman dan ningsih, nurna, 2009 ; 25 ) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Bruner& Suddart, 2013 ) Fraktur tulang adalah patah pada tulang. Istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis fraktur tulangantara lain fraktur inkomplet, fraktur simple, dan fraktur compound. (Elizabet J. Crowin, Phd, MSN, CNP, 2008) Kesimpulan, Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan trauma langsung ataupun trauma tidak langsung.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
B. Etiologi Kasus Menurut Sjamsuhidajat 2008, adalah 1. Trauma langsung Berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di tempat itu. Misal benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna. 2. Trauma tidak langsung Bila mana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan C. Tanda dan gejala Menurut Mansjoer, Arif (2014) tanda dan gejala fraktur sebagai berikut: 1.
Deformitas
(perubahan
struktur
dan
bentuk)
disebabkan
oleh
ketergantungan fungsional otot pada kesetabilan otot. 2.
Bengkak atau penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh darah, berasal dari proses vasodilatasi, eksudasi plasma dan adanya peningkatan leukosit pada jaringan di sekitar tulang.
3.
Spasme otot karena tingkat kecacatan, kekuatan otot yang sering disebabkan karena tulang menekan otot.
4.
Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat karena penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur.
5.
Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf, dimana saraf ini dapat terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
6.
Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang, nyeri atau spasme otot.
7.
Pergerakan abnorrmal.
8.
Krepitasi, sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur sehingga menyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya.
D. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1 Tulang Cruris (Gambar : Struktur Anatomi Tulang Cruris) Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang kompleks dan tersusun atas tulang, sendi, otot ligamen, tendon, serta jaringan lain yang menghasilkan struktur dan bentuk tulang. Sistem ini juga melindungi organ-organ vital,
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
memungkinkan terjadinya gerakan, menyimpan kalsium serta mineral lain di dalam matriks tulang yang dapat dimobilisasi bila terjadi difesiensi, dan tempat berlangsungnya hematopoiesis (produksi sel darah merah) di dalam sum-sum tulang. Rangka manusia memiliki 206 tulang byang tersusun atas garam-garam anorganik (terutama kalsium serta fosfat), yang terbenam di dalam kerangka serabut kolagen.(Jeniver P.Kowlak, Wiliam Welsh, Brenna Mayer, 2003) Menurut Drs. H. Syaifuddin, AMK 2010 susunan tulang secara garis besar meliputi : 1. Tulang panjang. Di tengahnya terdapat diafise dan kedua ujungnya disebut epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan gerakan. Sendi rawan ini disebut kartilago artikulasio (rawan sendi). Permukaan luar tulang dibungkus oleh selaput tulang yang disebut periosteum yang sifatnya menyerupai jaringan ikat. Jika tulang dibelah secara memanjang, pada bagian diefise terdapat lubang yang meneyerupai pipa, dinding bagian dalam pipa dilapisi olehsubstansi yang padat atau rapat, dan bagian ujung tulang substansia makin tipis. Pada bagian epifise tulang ini terdapat banyak lubang kecil yang menyerupai bunga karang yang disebut spongeosa. Pada lubang bagian dalam diafise terdapat ruang yang disebut kavum medula yang berisi sumsum tulang kuning (medula osseum palva) dan pada lubang substansia spongeosa terdapat sumsum merah (medula osseum rubra) permukaan dalam substansia kompakta diliputioleh selaput tipis yang disebut endosteum. 2. Tulang atap kepala
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
Teriri dari dua lapisan yaitu substansi kompakta tubula eksterna (lapisan luar) dan substansia kompakta tubula interna (lapisan dalam). Diantara kedua lapisan ini terdapat substansia spongosa. Substansi kompakta dan spongosa termasuk jaringan penunjang, jaringan antar-sel (substansia interselularis) banyak mengandung kalisum (zat kapur), fosfat, kalsium karbonat, dan rangkaian organisasi sehingga sifatnya keras sekali. Pada anak-anak, zat-zat organis lebih banayak terdapat dalam tulang daripada orang tua sehingga tulangnya lebih lentur (bingkas). Dalam substansia kompakta terdapat saluran yang dikelilingi beberapa lapisan yang disebut lamella havers (keping tulang yang membentuk saluran), di bawah periosteum dan di sekitar endosteum terdapat lapisan tulang. Fungsi tulang secara umum Menurut Drs. H. Syaifuddin, AMK 2010 : 1. Formasi kerangka: tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan bentuk dan ukuran tubuh. Tulang-tulang menyokong struktur tubuh yang lain. 2. formasi sendi: tulang-tualng membentuk persendian yang bergerak atau yang tidak bergerak bergantung pada kebutuhan fungsional. sendi yang bergerak menghasilkan bermacam-macam pergerakan. 3. perlekatan otot : Tulang- tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya otot, tendon, dan ligamentum. 4. sebagai pengungkit untuk bermacam-macam aktivitas pergerakan.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
5. menyokong berat badan : Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan lentur. 6. Proteksi : tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang halus seperti otak, medula spinalis, jantung, paru, alatalat dalam perut dan panggul. 7. Hemopoiesis : Sumsum tulang tempat pembentukan sel darah. 8. Fungsi imunologi : Limfosit “B” dan makrofag-makrofag dibentuk dalam sistem retikuloendotel sumsum tulang. Limfosit B diubah dalam sel-sel plasma membentuk antibodi guna kekebalan kimiawi, sedangkan makrofag merupakan fagositotik. 9. Penyimpanan kalsium : Tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat dalam tubuh baik dalam bentuk anorganik maupun garam-garam terutama kalsium fosfat. Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila dibutuhkan. Fungsi tulang secara khusus : 1. Sinus-sinus paranasalis dapat menimbulkan nada khusus pada suara. 2. Email gigi dikhususkan untuk memotong, menggigi, dan mengilas makanan. Email merupakan struktur yang terkuat dari tubuh manusia.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
3. Tulang-tulang kecil telinga dalam mengonduksi gelombang suara untuk fungsi pendengaran. 4. panggul wanita dikhususkan untuk memudahkan proses kelahiran bayi. E. Patofisiologi Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi apakah itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Klasifikasi Fraktur terbagi atas : 1. Sudut patah Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Terhadap fraktur semacam ini segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ke tempatnya semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini ttidak stabil dan sulit diperbaiki. Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstrimitas. Fraktur-frakur ini khas pada cedera main ski, dimana ujung ski terbenam pada tumpukan salju dan ski terputar sampai tulang patah. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan imobilisassi luar.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
2. Fraktur multipel pada satu tulang Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani. Biasanya satu ujung yang tidak mempunyai pembuluh darah menjadi sulit untuk menyembuh, dan keadaan ini mungkin memerlukan pengobatan secara bedah. Comminuted fracture adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dimana terdapat lebih dari dua fragmen tulang.. 3. Fraktur Impaksi Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya, seperti fraktur vetebra lainya. Fraktur pada korpus vertebra ini dapat di diagnosis dengan radiogram. Pandangan lateral dari tulang punggung menunjukan pengurangan tinggi vertikal dan sedikit membentuk sudut pada satu atau beberapa vertebra. Pada orang muda, fraktur kompresi dapat disertai perdarahan retroperitoneal yang cukup berat. Seperti pada fraktur pelvis, penderita dapat secara cepat menjadi syok hipovolemik dan meninggal jika tidak dilakukan pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah dan pernavasan secara akurat dan berulang dalam 24 sampai 48 jam pertama setelah cedera. Ileus dan retensi kemih juga terjadi pada cedera ini.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
4. Fraktur Patologik Terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemaholeh karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang seringkali menunjukan penurunan densitas. Penyebab sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor baik primer atau tumor metastasis. 5. Fraktur beban lainnya Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka baru diterima untuk berlatih dalam angkat bersenjataatau orang-orang yang akan memulai layihan lari. Pada saat awitan gejala timbul, radiogram mungkin tidak menunjukan adanya fraktur. Tetapi, biasanya setelah 2 minggu, timbul garis-garis radio-opak linear tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur semacam ini akan sembuh dengan baik jika tulang itu di imobilisasi selama beberapa minggu. Tetapi jika terdiagnosisi, tulang-tulang itu dapat bergesr dari tempat asalnya dan tidak menyembuh dengan seharusnya. Jadi setiap pasien yang mengalami nyeri berat stelah meningkatkan aktivitas kerja tubuh, mungkin mengalami fraktur. Penderita semacam ini harus dianjurkan untuk memakai alat proteksi seperti tongkat, bidai, gips yang tepat. Setelah 2 minggu, harus dilakukan pemeriksaan raddiografi. 6. Fraktur grenstick Fraktur grenstic adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anakanak. Korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteum.
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
Fraktur-fraktur ini akan segera sembuh dan segera mengalami re-modeling ke bentuk dan fungsi normal 7. Fraktur avulsi Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan yang spesifik yang diperlukan. Namun, bila di duga akan terjadi ketidakstabilan sendi atau halhal lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang atau meletakan kembali fragmen tulang tersebut. 8. Fraktur sendi Catatan khusus harus dibuat untuk fraktur yang melibatkan sendi, terutama apabila geometri sendi terganggu secara bermakna. Jika tidak ditangani secara tepat, cedera semacam ini dapat menyebabkan osteoartritis pasca trauma yang progresif pada sendi yang cedera tersebut. Tahapan penyembuhan tulang terdiri atas 5 yaitu : (Lukman dan, Nurna, 2009 ; 8) 1) Tahap inflamasi Tahap inflamasi berlangsung dan akan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. 2) Tahap poliferasi sel Kira-kira 5 hari hematoma akan mengalami organisasi, terbentuknya benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi vibroblas dan osteoblas. 3) Tahap pembentukan kalus
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
Hari ke 10 hingga sebelum minggu ke 7. Aktivitas osteoblas-osteoclas muncul, hingga terbentuk kalus. 4) Tahap penulangan kalus (osifikasi) Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang. Mulai proses penulangan endokondral. 5) Tahap menjadi tulang dewasa (remodeling) Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorgenasi tulang baru kesusunan struktural ssebelumnya. Deskripsi Fraktur Angulasi dan oposisi dua istilah yang sering sering dipakai untuk menjelaskan fraktur tulang panjang. Derajat dan arah angulasi dari posisi normal suatu tulang panjang dapat menunjukan derajat keparahan fraktur dan tipe penatalaksanaan yang harus diberikan. Angulasi dijelaskan dengan memperkirakan derajat deviasi vragmen distal dari sumbu longitudinal normal, menunjukan arah apeks dari sudut tersebut. Oposisi menunjukan tingkat pergeseran fraktur dari permukaan asalnya dan dipakai untuk menjelaskan seberapakah proporsi satu fragmen tulang yang patah menyentuh permukaan fragmen tulang lainnya. Fraktur terbuka dan tertutupTertutup (simple fracture) dan terbuka (compound fracture) adalah istilah yang sering dipakai untuk menjelaskan fraktur. Fraktur tertutup ada lah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan. Secara teknik, fraktur terbuka adalah fraktur dimana kulit dari ekstrimitas yang terlibat telah ditembus. Konsep penting yang perlu diperhatikan adalah
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
apakah terjadi kontaminasi oleh lingkungan pada tempat terjadinya fraktur tersebut. Fragmen fraktur dapat menembus kulit pada saat terjadi cidera, terkontaminasi, kemudian hampir kembali pada posisi semula. Pada keadaan semacam ini maka oprasi untuk irigasi dan debridementdan pemberian antibiotika secara intravena mungkin diperlukan untuk mencegah terjadinya osteomielitis. Pada umumnya oprasi irigasi dan debridement pada fraktur terbuka dilakukan dalam waktu 6 jam setelah terjadinya cedera untuk mengurangi kemungkinan infeksi. Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau trauma. Baik itu karena trauma langsung misalnya: tulang kaki terbentur bemper mobil, atau tidak langsung misalnya: seseorang yang jatuh dengan telapak tangan menyangga. Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot misalnya: patah tulang patela dan olekranon, karena otot trisep dan bisep mendadak berkontraksi. (Doenges, 2000:629) Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darahketempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jalajala untuk melekatkan sel-sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati Carpenito (2000:50) Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan pembengkakan yg tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia jaringanyg mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen (Brunner & suddarth, 2002: 2387). Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (Doenges, 2000:629).
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
F. Pathwys . Pathways Trauma atau tenaga fisik
Patologis, Osteoporosis (kompresi,traksi)
yang menekan tulang
Fraktur
Terputusnya kontiunitas jaringan tulang Kehilangan integritas tulang
Operatif
Hambatan Mobilitas Fisik
Kurang aktifitas fisik
Ansietas
Luka post oprasi
Kerusakan Integritas Jaringan
Peristaltik Usus Menurun Konstipasi
Gambar 2.2 Pathway (Sumber : Sylvia Anderson Price, Ph. D., R.N. (1995))
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
G. Penatalaksanaan Umum Penatalaksanaan menurut Muttaqin (2008) 1. Penatalaksanaan Konservatif a) Proteksi adalah proteksi fraktur terutama untuk mencegah trauma lebih lanjut dengan cara memberikan sling (mitela) pada anggota gerak atas atau tongkat pada anggota gerak bawah. b) Imobilisasi dengan bidai eksterna. Imobilisasi pada fraktur dengan bidai eksterna hannya memberikan imobilisasi. Biasanya menggunakan gips atau macam-macam bidai dari plastik atau metal. c) Reduksi tertutup dengan menggunakan manipulasi dan imobilisasi eksterna dengan menggunakan gips. Reduksi tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan dengan pembiusan umum dan lokal. d) Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan kounter traksi. Tindakan ini mempunyai tujuan utama , yaitu beberapa reduksi yang bertahap dan imobilisasi. 2. Penatalaksanaan pembedahan Penatalaksanaan ini sangatlah penting diketahui oleh perawat, jika ada keputusan klien diindikasikan untuk menjalani pembedahan, perawat mulai berperan dalam asuhan keperawatan tersebut. a) reduksi tertutup dengan fiksasi eksternal perkutan atau K-Wire. b) reduksi terbuka dan fiksasi internal atau fiksasi ekternal tulang yaitu :
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
1) Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) atau reduksi terbuka dengan fiksasi internal.Orif akan mengimobilisasi fraktur dengan melakukan pembedahan untuk memasukan paku, scrup atau pen ke dalam tempat fraktur untuk mengfiksasi bagian tulang pada fraktur secara bersamaan. Fiksasi internal sering digunakan untuk merawat fraktur pada tulang pinggul yang sering terjadi pada orang tua. 2) Open ReductionTerbuka dengan fiksasi eksternal. Tindakan ini merupakan pilihan bagi sebagian besar fraktur. Fiksasi eksternal dapat menggunakan konselosascrew atau dengan metilmetaklirat (akrilik gigi) atau fiksasi eksterna dengan jenis-jenis lain seperti gips. 8. Penatalaksanaan keperawatan / Fokus Intervensi Penulis merujuk pada Nanda pada edisi ke 5 dan 6 untuk penerapan diagnosa lengkap NOC dan NIC a. Diagnosa : Kerusakan Integritas Jaringan NOC : 1. Pembentukan bekas luka 2. Eritema di kulit sekitarnya 3. Lebam di kulit sekitarnya 4. Peningkatan suhu kulit NIC : 1. Monitor Ekstermitas Bawah
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
2. Perawatan tirah baring 3. Perawatan luka 4. Pengajaran perawatan luka 5. Kontrol infeksi 6. Monitor TTV 7. Terapi latihan mobilitas ( pergerakan sendi ) 8. Pengaturan posisi 9. penguranga perdarah luka b. Diagnosa : Hambatan mobilitas fisik NOC : 1. Keseimbangan 2. Koordinasi 3. Gerakan Otot 4. Gerakan sendi NIC : 1. Monitor Neurologi 2. Manajemen lingkungan 3. Terapi latian ambulasi 4. Terapi latian mobilitas
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
5. manajemen nyeri 6. Pengaturan Posisi 7. Manajemen pengobatan c. Diagnosa : Konstipasi NOC : 1. Toleransi terhadap makan 2. Nafsu makan 3. Frekuensi BAB 4. Bising Usus NIC : 1. Monitor Cairan 2. Manajaemen nutrisi 3. Terapi latih ambulasi 4. Terapi latihan ( Mobilitas )Pergerakan sendi 5. Manajemen nyeri 6. Terapi relaksasi 7. Pengajaran Latihan Toileting 8. Bantu perawatan diri eliminasi 9. Pemberian Obat Oral
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
d. Diagnosa : Ansietas NOC : 1. Tidak dapat beristirahat 2. Distres 3. Perasaan Gelisah 4. Wajah Tegang 5. Rasa Cemas yang disampaikan secara lisan NIC : 1. Bimbingan Antisipasif 2. Peningkatan Koping 3. Terapi relaksasi 4. Dukungan Emosional 5. Pengajaran prosedur / perawatan 6. Monitor TTV
Asuhan Keperawatan Pada..., Martono, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017