BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Sistem Aktivitas di dalam suatu perusahaan merupakan wujud dari suatu sistem, pelaksanaan rutinitas menjadi subsistem yang saling bekerjasama dan saling berkaitan antara satu dengan yang lain dalam sebuah sistem. Menurut Susanto (2008:22) pengertian sistem adalah sebagai berikut : “Kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.” Menurut Krismiaji (2010:1) pengertian sistem adalah sebagai berikut : “Rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen, atau sesuatu yang dapat diihat, didengar atau dirasakan; proses, kegiatan untuk mengkoodinasikan komponen yang terlibat dalam sebuah sistem; tujuan, sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi komponen tersebut.” Menurut Gelinas et al (2012:11) pengertian sistem adalah sebagai berikut: “A system is a set of interdependent elements that together accomplish specific objectives.” Artinya sistem adalah seperangkat elemen yang saling bergantung bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan komponen-komponen
11
12
yang saling terhubung dan berinteraksi yang bertujuan mencapai suatu tujuan tertentu. 2.1.1.2 Pengertian Informasi Menurut Susanto (2008:38) pengertian informasi adalah sebagai berikut : “Hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Jadi, informasi merupakan hasil daripengelolaan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengelolaan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengelolaan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.” Menurut Krismiaji (2010:15) pengertian informasi adalah sebagai berikut : “Data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”. Menurut Gelinas et al (2012:17) pengertian informasi adalah sebagai berikut : “Information is data presented in a form that is useful in a decisionmaking activity. Artinya informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna dalam kegiatan pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan informasi merupakan data-data yang memiliki arti dan berguna, kemudian diubah maupun diproses sesuai kebutuhan untuk memberikan arti dalam kegiatan pengambilan keputusan. 2.1.1.3 Pengertian Akuntansi Menurut Susanto (2008:60) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut : “Sistem informasi yang menghasilkan informasi atau laporan untuk berbagai kepentingan baik individu atau kelompok tentang aktivitas operasi/peristiwa ekonomi atau keuangan suatu organisasi”.
13
Menurut Soemarso (2009:3) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut : “Proses mengidentifikasikan, mengukur, melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tesebut.” Menurut Suradi (2009:2) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut : “Suatu
sistem
informasi
yang
mengidentifikasi,
mencatat
dan
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan.” Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan dan pengikhitisarian dalam kegiatan operasional perusahaan yang bertujuan untuk menyajikan informasi ekonomi untuk dilaporkan kepada pihak yang berhak untuk menerimanya. 2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut Krismiaji (2010:16) pengertian sistem informasi adalah sebagai berikut: “Cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukan, mengolah dan menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasikan untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan infomasi untuk mencapai tujuan.“
14
Menurut Satzinger et al (2012:6) pengertian sistem informasi adalah sebagai berikut: “An information system is a collection of interrelated componentsthat collect, process, store, and provide as output the information needed to complete a business task”. Artinya sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis. Menurut Gelinas et al (2012:655) pengertian sistem informasi adalah sebagai berikut: “Information system is a man-made system that generally consists of an intergrated set of computer based components and manual components established to collect, store, and manage data and to provide output information to users.” Artinya sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari seperangkat terintegrasi komponen berbasis komputer dan komponen pengguna dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data dan memberikan informasi output ke pengguna. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi atau tergantung satu sama lain dan terpadu kombinasi dari pengguna, piranti keras, piranti lunak, komunikasi jaringan, dan sumber-sumber data yang mengumpulkan, memproses dan mendistribusiskan informasi.
15
2.1.1.5 Pengertian Sistem Infromasi Akuntansi Menurut Susanto (2008:72) pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : “Kumpulan atau integrasi dari sub-sub sitem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja saru sama lain secara harmonis untuk mengolah data tranaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.” Menurut Jones dan Rama (2008:6) pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : “Subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntasi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari proses rutin atas transaksi akuntansi.” Menurut Romney dan Steinbart (2012:30) pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : “A system that collects, record, stores, and processes data to produce information for decision makers.” Artinya
sistem
informasi akuntansi adalah sebuah sistem
yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, dan menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan transaksi akuntansi perusahaan.
16
2.1.1.6 Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Tujuan utama dibangun sistem infromasi akuntansi adalah untuk mengolah data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber menjadi sumber akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai untuk mengurangi risiko saat mengambil keputsan (Susanto, 2008:8). Menurut Susanto (2008:8) fungsi sistem infromasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari Suatu perusahaan agar tetap eksis perusahaan tersebut harus terus beroperasi dengan melakukan jumlah aktivitas bisis yang peristiwannya disebut dengan transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan, proses produksi dan penjualan. Ada dua macam transaksi yaitu transaksi akuntansi dan non akuntansi. Transaksi akuntansi adalah kejadian atau transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang berakibat adanya pertukaran antara sesuatu yang memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan tersebut, seperti peristiwa terjadinya penjualan dan pembelian barang oleh perusahaan. transaksi non akuntansi adalah kejadian atau transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tapi peristiwa tersebut tidak menimbulkan dampak pertukaran nilai ekonomi bagi perusahaan tapi peristiwa tersebut tidak menimbulkan dampak pertukaran nilai ekonomi bagi perusahaan yang melakukannya. Seperti memasukan data order pembelian ke komputer dan menyiapkan barang untuk dikirim.
17
2. Mendukung proses pengambilan keputusan Tujuan yang sama pentingnya dalam sistem informasi adalah untuk memberi informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan harus dibuar dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi yang tidak dapat diperoleh dari sistem informasi akuntansi tapi diperlukan dalam proses pengambilan keputusan biasanya berupa informasi kuantitatif yang tidak bersifat uanng dan data kualitatif. Informasi ini dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan sistem informasi manajemen, karena sistem informasi manajemen
merupakan
sistem
informasi
perusahaan
keseluruhan
sedengkan sistem infromasi akuntansi merupakan bagian terbesar dari sistem informasi manajemen dan infiormasi akuntansi yang dihasilkan bersifat detail. 3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada pihak eksternal Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab huku. salah satu tanggung jawab penting keharusan memberi informasi kepada pemakai yang berada diluar perusahaan atau stakeholder yang meliputi pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat kerja, analisis keuangan, assosiasi industri, atau bahkan publik secara umum.
18
Menurut Hall (2010:14) tujuan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendukung fungsi pekerjaan dari manajemen Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah mengenai tanggung jawab dari pihak manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan. Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi mengenai pemakaian sumber daya kepada pengguna eksternal dengan menggunakan laporan keuangan dan laporan lainnya. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan bagi manajemen Sistem informasi akuntansi memberikan informasi yang penting untuk digunakan manajer dalam membuat keputusan bagi perusahaannya. 3. Untuk mendukung kegiatan sehari-hari perusahaan Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi kepada pegawai untuk membantu menyelesaikan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien. Menurut Hall (2010:14) selain memiliki tujuan, sistem informasi akuntansi akan melaksanakan fungsi utamanya, yaitu sebagai berikut : 1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan 2. Memproses data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen 3. Memanajemen data-data yang ada ke dalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan 4. Mengendalikan pengendalian data yang cukup sehingga asset dari suatu organisasi atau perusahaan terjaga
19
5. Penghasil informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan mengendalikan aktivitas 2.1.1.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa bagian yang saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Susanto (2008:207) komponen sistem informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Perangkat Keras (Hardware) Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. 2. Perangkat Lunak (Software) Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Software dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perangkat lunak sistem (system software) dan perangkat lunak aplikasi (aplication software). 3. Manusia (Brainware) Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi
20
sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu organisasi. 4. Prosedur (Procedure) Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan aktivitas pada dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang informasi. 5. Basis Data (Database) Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan didalam media penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti sempit). 6. Teknologi Jaringan Komunikasi (Communication Network Technology) Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari suatu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. Komunikasi yang terjadi diantara beberapa pihak yang berkomunikasi harus difasilitasi dengan infrastruktur berupa jaringan telekomunikasi yang konfigurasinya bisa berbentuk bintang (star), cincin (ring), dan hirarki (BUS). Jadi dengan menguasai jaringan telekomunikasi telah menolong persoalan yang disebabkan oleh masalah geografi dan waktu sehingga memungkinkan organisasi untuk mempercepat produksi dan pengambilan keputusan.
21
Menurut Romney dan Steinbart (2012:30) komponen-komponen dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. The people who use the systems Orang-orang yang menggunakan sistem atau pengguna sistem. 2. The procedures and instructions used to collect, process, and store data Prosedur dan intruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data. 3. The data about the organization and its business activities Data tentang organisasi dan aktivitas bisnisnya. 4. The software used to process the data Software (perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses data. 5. The information technology infrastructure, including computers, peripheral devices, and network communications devices used in the AIS Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat tambahan, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi. 6. The internal controls and security measures that safeguard AIS data Terjemahan dari kalimat tersebut adalah pengendalian internal dan tindakan pengamanan yang melindungi data sistem informasi akuntansi.
22
Menurut
Chusing
yang
diterjemahkan
oleh
Kosasih
(2007:24)
menyebutkan bahwa unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Sumber daya manusia Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan pendukung, sumber daya manusia dan dana. Sistem informasi akuntansi pada umumnya diberi nama menurut sumber daya manusia yang digunakan. Suatu sistem informasi akuntansi-akuntansi manual. Jika suatu sistem informasi akuntansi melibatkan penggunaan komputer dan perlengkapan-perlengkapannya
dinamai
sistem
informasi
akuntansi
dengan komputer (computer based accounting information sistem). Manusia merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam pengambilan keputusan dan mengendalikan jalannya sistem informasi. 2. Peralatan Peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi 3. Formulir Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua trasnsaksi yang tejadi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen. Karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
23
(didokumentasikan) diatas secarik kertas. (1) Pengenalan (Introduction) Pengenalan disajikan pada bagian atas formulir dan harus memuat judul formulir dan nomor formulir. (2) Instruksi (Instruction) Instruksi terdiri dari dua jenis, yaitu bagaimana mengisi formulir dan apa yang harus dikerjakan terhadap formulir setelah selesai pengisian. (3) Isi Utama (Main body) Informasi yang berhubung secara logis harus digolongkan bersamasama pada formulir dengan memakai kolom dan tanda batas persegi (box) yang digunakan sebanyak mungkin untuk menyediakan ruang (spasi) bagi data yang dicatat. (4) Kesimpulan (Conclusion) Kesimpulan disajikan pada bagian bawah formulir. Bagian ini harus memberikan ruang (spasi) yang cukup untuk menyangkut diposisi akhir dan atau persetujuan akhir transaksi yang dicatat pada formulir termasuk tanda tangan persetujuan dan tanggalnya. 4. Catatan Catatan terdiri dari : a) Jurnal Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mecatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya.
24
b) Buku besar Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal. 5. Prosedur Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang. 6. Laporan Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan manajemen. Suatu laporan dihasilkan untuk kepentingan para pengguna (user) yang berlainan, semuanya tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para pengguna tersebut. Maka diharapkan laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang memadai bagi pihak yang memerlukan dan bagi pihak yang menggunakan terutama di dalam pengambilan sebuah keputusan. 2.1.1.8 Manfaat dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2008:7) bahwa ada lima macam penggunaan sistem informasi akuntansi yaitu sebagai berikut : 1.
Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi pada para
25
investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain. Laporan-laporan ini mencakup laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) pajak, dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas. 2.
Mendukung aktivitas rutin Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk mengetahui aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan.
3.
Mendukung pengambilan keputusan Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian. Informasi ini sangat penting untuk merencanakan produk baru, memutuskan produk-produk apa yang harus ada di persediaan, dan memasarkan produk kepada para pelanggan.
4.
Perencanaan dan pengendalian Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah actual.
5.
Menerapkkan pengendalian internal Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi
26
aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan. Menurut Hall (2010:14), sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memberikan kegunaan yiatu sebagai berikut : 1. Untuk mendukung fungsi pengelolaan manajemen (to support the stewardship function of management) 2. Mendukung operasional perusahaan sehari-hari (to support the finn's dayto-day operations) 3. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support management decision making) Teknologi informasi mempunyai dampak paling dominan terhadap lingkungan bisnis. Adapun manfaat dari sistem informasi akuntansi menurut Hall (2010:15) adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu 2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi, baik barang maupun jasa yang dihasilkan 3. Meningkatkan
keefektifitasan
dan
keefisiensian
dalam
bekerja
dibandingkan mengolah data secara manual 4. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan 5. Meningkatkan sharing pengetahuan 6. Untuk menerapkan sistem pengendalian internal, memperbaiki kinerja dan tingkat keandalan (reliability)
27
7. Untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban (akuntanbilitas) 2.1.1.9 Karateristik Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Menurut Susanto (2008:374) peran mendasar sistem informasi akuntansi dalam organisasi adalah menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas tentu akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat yang akan langsung memengaruhi kelangsungan hidup suatu organisasi. Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2012:548) sistem informasi yang berkualitas merupakan sistem informasi yang memadukan efisiensi teknis dengan kepekaan terhadap kebutuhan manusia dan organisasi, menyebabkan tingginya kepuasan kerja dan produktivitas (an information system that blends technical efficiency with sensitivity to organizational and human needs, leading to higher job satisfaction and productivity). Menurut Hall (2010:12) menyebutkan bahwa karakteristik kualitas informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Relevan Informasi yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk memberikan pemahaman yang baru. Laporan yang hanya bersifat sementara dan selanjutnya tidak relevan harus dihentikan pembuatannya. 2. Tepat Waktu Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.
28
3. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahankesalahan material ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya melakukan keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan. 4. Lengkap Tidak ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan, karena informasi yang tidak disertakan itu akan menjadi unsur ketidakpastian yang benar. 5. Ringkasan Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang ringkas dan mengikhtisarkan data yang relevan menunjukkan bidang-bidang penyimpangan terhadap tingkat normal, standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk informasi yang banyak diperlukan oleh para pemakai informasi akuntansi. Menurut Schermerhorn (2011:159) kriteria dari informasi yang berkualitas adalah sebagai berikut : 1. Timely—the information is available when needed; it meets deadlines for decision making and action. Tepat waktu, Informasi tersedia saat dibutuhkan, memenuhi tengat waktu untuk bertindak dan mengambil keputusan.
29
2. High quality—the information is accurate, and it is reliable; it can be used with confidence. Kualitas yang tinggi, Informasi harus akurat, dan dapat diandalkan, dapat digunakan dengan keyakinan. 3. Complete—the information is complete and sufficient for the task at hand; it is as current and up to date as possible. Lengkap, Informasi yang lengkap dan memadai dapat digunakan untuk penugasan yang sesuai dengan masa kini dan up to date. 4. Relevant—the information is appropriate for the task at hand; it is free from extraneous or irrelevant materials. Relevan, Informasi sesuai untuk penugasan, bebas dari masalah yang tidak berhubungan atau tidak relevan 5. Understandable—the information is clear and easily understood by the user; it is free from unnecessary detail. Dapat dimengerti, Informasi jelas dan mudah dipahami oleh user, informasi juga bebas dari hal-hal yang tidak diperlukan. Menurut oleh Susanto (2008:13), secara umum informasi akuntansi memiliki empat dimensi kualitas informasi, yaitu : 1. Akurat Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersebut benar-benar mencerminkan situasi dan kondisi yang ada 2. Relevan Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan
30
3. Tepat waktu Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersedia pada saat informasi tersebut diperlukan 4. Lengkap Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan tersebut telah selengkap yang diinginkan dan dibutuhkan. 2.1.2
Bank
2.1.2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mendefinisikan pengertian Bank adalah sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun daan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup banyak.” Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK Nomor 31 Tahun 2009 mengenai akuntansi perbankan mendefinisikan pengertian Bank adalah sebagai berikut : “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.” Menurut Kasmir (2008:2) mendefinisikan pengertian Bank adalah sebagai berikut : “Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.” Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai
31
fungsi sebagai mediator atau perantara bagi peredaran lalu lintas uang, yaitu dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, dalam bentuk simpanan, dan kemudian mengelola dana tersebut dengan cara meminjamkan kepada masyarakat yang memerlukan dana. 2.1.2.2 Jenis-Jenis Bank Menurut Kasmir (2008:35) adapun jenis-jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai berikut : 1. Dilihat dari Segi Fungsinya Jenis bank menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut : a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya yaitu sebagai berikut : a. Bank Milik Pemerintah b. Bank Milik Swasta Nasional c. Bank Milik Koperasi d. Bank Milik Asing e. Bank Milik Campuran 3. Dilihat dari Segi Status Status bank yang dimaksud yaitu sebagai berikut : a. Bank Devisa b. Bank Non Devisa
32
4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga. Jenis bank menurut prinsip operasinya yaitu sebagai berikut : a. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional b. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah 2.1.2.3 Fungsi Bank Fungsi utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyrakat. Dana yang dihimpun oleh bank merupakan simpanan yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank. Dana tersebut kemudian disalurkan kembali oleh bank kepada masyrakat dalam bentuk pemberian kredit ataupun penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediasi atau penghubung antara pihak defisit dengan surplus dana. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:68) menyebutkan bahwa tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai berikut : 1. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyrakat dalam bentuk simpanan. 2. Bank sebagai lembaga menyalurkan dana ke masyrakat dalam bentuk krerdit. 3. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. Dari pernyataan-pernyataan di atas, fungsi bank dapat digambarkan sebagai berikut :
33
Sumber Dana
Penggunaan Dana
Giro
Primary Reserve
Deposito Tabungan
Secondary Reserve Bank sebagai Lembaga Financial Intermediary
Kredit
Modal
Penanaman Lain
Pinjaman
Aktiva tetap Gambar 2.1
Fungsi Utama Bank Sebagai Financial Intermediary Sumber : Kuncoro dan Suhardjono (2002:69) 2.1.3
Kredit
2.1.3.1 Pengertrian Kredit Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah sesuatu penunda pembayaran. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Crederee yang berarti kepercayaan (trust atau faith). Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Pokok-Pokok Perbankan pasal 1 ayat 11 bahwa: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
34
Menurut Rivai (2006:4) pengertian kredit adalah sebagai berikut : “Kredit adalah penyerahan barang dan jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/ borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.” Menurut Suyatno (2007:13) pengertian kredit adalah sebagai berikut : “Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.” 2.1.3.2 Tujuan Kredit Tujuan dari kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya, selalu meningkat. Sedangkan kemampuan manusia mempunyai suatu batasan tertentu, memaksakan seseorang untuk berusaha memperoleh bantuan permodalan untuk pemenuhan hasrat dan citacitanya guna peningkatan usaha dan peningkatan daya guna sesuatu barang/jasa. Menurut Kasmir (2012:88) tujuan kredit yaitu sebagai berikut : 1. Kredit Konsumtif Yaitu kredit yang diberikan oleh bank atau bukan bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu, kredit ini bagi debitur tidak digunakan sebagai modal kerja untuk membeli barang atau kebutuhan lainnya.
35
2. Kredit Komersil Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan. Kredit komersil ini meliputi kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya. 3. Kredit Produktif Yaitu kredit yang diberikan oleh bank atau bukan bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehinggga dapat memperlancar produksi. Tujuan pemberian kredit adalah untuk mencari keuntungan, membantu usaha nasabah dan membantu pemerintah. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain : 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank atau bukan bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank atau bukan bank. Jika hidup bank atau bukan bank yang terus menerus kerugian, maka besar kemungkinan bank atau bukan bank tersebut akan dibubarkan. 2. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
36
tersebut,
maka
pihak
debitur akan dapat
mengembangkan
dan
memperluaskan usahanya. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah : a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank atau bukan bank b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat mengurangi tenaga kerja yang masih menganggur c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa Negara e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.
37
Dari tujuan tersebut diatas adanya kepentingan yang seimbang antara lain : a. Kepentingan pemerintah b. Kepentingan masyarakat (rakyat) c. Kepentingan pemilik modal (pengusaha) 2.1.3.3 Fungsi Kredit Fungsi kredit secara umum ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat (to serve the society) dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:5) fungsi-fungsi kredit yaitu sebagai berikut : 1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa 2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle 3. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru 4. Kredit sebagai alat pengendalian harga 5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/ faedah/ kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada Menurut Kasmir (2012:88) fasilitas kredit memiliki fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang 2. Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran barang
38
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional 2.1.3.4 Jenis-Jenis Kredit Menurut Kasmir (2012:90) jenis-jenis kredit dapat di bedakan yaitu sebagai berikut : 1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit Investasi b. Kredit Modal Kerja 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit Produktif b. Kredit Konsumtif c. Kredit Perdagangan 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit Jangka Pendek b. Kredit Jangka Menengah Jangka c. Kredit Jangka Panjang 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan Jaminan b. Kredit tanpa Jaminan
39
5. Dilihat dari sektor usaha a. Kredit pertanian b. Kredit peternakan c. Kredit Industri d. Kredit pertambangan e. Kredit pendidikan f. Kredit profesi g. Kredit perumahan 6. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit Modal kerja b. Kredit investasi c. Kredit konsumtif Menurut Tamin (2012:6) menyatakan bahwa jenis-jenis kredit yaitu sebagai berikut : 1. Menurut Kegunaan Kredit a. Kredit Konsumtif b. Kredit Produktif c. Kredit Perdagangan d. Kredit Modal Kerja 2. Menurut Jangka Waktu Pemberian Kredit a. Kredit jangka pendek b. Kredit jangka menengah c. Kredit jangka panjang
40
3. Kredit Dilihat Dari Sudut Jaminannya a. Kredit tanpa jaminan b. Kredit dengan jaminan 4. Menurut Cara Pembayarannya a. Pinjaman Angsuran b. Pinjaman Tetap c. Demand Loan (Permintaan Pinjaman) d. Pinjaman Promes 2.1.3.5 Unsur-Unsur Kredit Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:3) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit yaitus sebagai berikut : 1. Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain, orang atau barang demikian lazim disebut kreditur. 2. Adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini lazim disebut debitur. 3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur. 4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. 5.
Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur.
6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti,
41
maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai uang karena inflasi. 7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga). Menurut Kasmir (2012:87) unsur-unsur kredit yaitu sebagai berikut : 1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang atau jasa yang akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank atau bukan bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. 2. Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
42
4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau kredit macet. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank atau bukan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya. 5. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. 2.1.3.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Dalam pemberian kredit diperlukannya prinsip-prinsip agar kredit yang diberikan tepat sasaran dan pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya. Menurut Kasmir (2012:95) ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C yaitu sebagai berikut : 1. Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank, bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya. 2. Capacity (capability) adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.
43
3. Capital adalah dimana untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank. 4. Collateral merupakam jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. 5. Condition yiatu dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masingmasing. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P menurut Kasmir (2012:96) adalah sebagai berikut : 1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan
tertentu
berdasarkan
modal,
loyalitas
serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang di inginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.
44
4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang di biayaitanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah. 5. Payment yaitu merupakan ukuran nasabah bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. 6. Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection yaitu bertujuan bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Selanjutnya penilaian kredit dengan metode analisis 3 R menurut Hasibuan (2008:108) adalah sebagai berikut : 1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha calon debitur bersangkutan maka kredit diberikan. Akan tetapi, jika sebaliknya maka kredit jangan diberikan.
45
2. Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan. 3. Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debiturnya risikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan menghadapi repository.unisba.ac.id risiko ditentukan oleh besarnya modal dan strukturnya, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk bearing ability perusahaan besar maka kredit tidak diberikan, tetapi apabila risk bearing ability perusahaan kecil maka kredit diberikan. 2.1.3.7 Prosedur Pemberian Kredit Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:91) pengertian prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut : “Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapantahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.” Menurut Rahardja (2008:131) tahapan-tahapan dalam prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Mengajukan permintaan kredit,termasuk di dalam wawancara antara petugas bank dengan calon nasabah. 2. Perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. 3. Pemutusan kredit, ialah menentukan apakah kredit diterima atau di tolak.
46
4. Setelah kredit di setujui maka nasabah menadatangani perjanjian kredit. Pencarian kredit atau pengembalian melalui rekening.” Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:23) prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Permohonan Kredit Permohonan fasilitas kredit mencakup : a. Permohonan pengajuan kredit b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan c. Permohonan perpanjangan atau pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir jangka waktunya d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan antara lain penukaran jaminan, perubahan atau pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya. Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari: a. Surat-surat permohonan nasabah yang ditanda-tangani secara lengkap dan sah b. Daftar isian yang disediakan oleh bank atau bukan bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan.
47
2. Analisis atau Penilaian Kredit Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi : a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank atau bukan bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antar bank atau bukan bank dan pemeriksaan pada daftar-daftar kredit macet c. Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan. Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi: 1) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan dari segala aspek, baik keuangan maupun non-keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit 2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan
untuk
pengambilan
keputusan
pimpinan
dari
permohonan kredit nasabah. Bank atau bukan bank perlu mengadakan penelitian yang semestinya atas kewajaran dari data dan informasi yang diterima dari nasabah sebelum mengadakan analisis-
48
analisis yang ditentukan. Hal ini untuk mencegah terlambatnya pengambilan keputusan. 3) Penelitian dan Penilaian Barang-barang Jaminan Tambahan, apabila jaminan-jaminan tambahan yang ditawarkan pada saat pertama kali akan dijaminkan mendapatkan pemeriksaan yang semestinya dari pejabat bank atau bukan bank. Dalam penyajian datanya kepada pejabat yang berhak memutuskan, petugas kredit sudah harus “mensortir” jenis-jenis barang. Di samping jenis atau nama barang, jumlah maupun harga transaksi dari masing-masing jaminan, menurut penilaian petugas kredit sendiri harus jelas-jelas disebutkan mengenai status kepemilikan atas barang-barang tersebut. 3. Keputusan Kredit Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan atas permohonan kredit adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan harus secara tertulis. Urutan kegiatan dalam penyaluran kredit adalah sebagai berikut:
49
1) Permohonan kredit Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit antara lain : a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman yang telah tersedia b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam pengisian formulir c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses 2) Evaluasi atau Analisis Kredit Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut : a. Melakukan interview pada calon peminjam Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah: a) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai kegiatan usahanya b) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima. c) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon peminjam d) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.
50
b. Melaksanakan survey Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak tentang: a) Kondisi calon peminjam b) Hubungan dengan pemberi kredit dan kondisinya sampai saat ini c) Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga c. Melakukan peninjauan ke tempat usaha Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benarbenar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana perkembangannya. 3) Keputusan Pinjaman a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus bank atau bukan bank b. Manajer
simpan-pinjam
dalam
mengambil
keputusan
mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut: a) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus b) Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang memuat : a) Jumlah pinjaman yang di setujui b) Penggunaan pinjaman
51
c) Besarnya bunga pinjaman d) Tanggal jatuh tempo pinjaman e) Jaminan pinjaman d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda-tangani manager simpan pinjam bank atau bukan bank yang bersangkutan 4) Perjanjian Pinjaman Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini : a) Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan b) Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi c) Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak d) Surat perjanjian yang asli harus disimpan e) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan f) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam 5) Pencairan pinjaman Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. 4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit Pada tahap ini bank atau bukan bank akan memberikan kapan kredit tersebut dapat direalisasikan. Calon debitur harus menandatangani
52
akad/persetujuan. Pada saat itulah bank atau bukan bank akan melakukan administrasi kredit dalam arti luas. Selanjutnya bank atau bukan bank melalui bagian atau pejabat-pejabat yang menanganinya menata kredit tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan dokumen-dokumen kredit, surat-surat yang berkenaan dengan agunan. 5. Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur Tahap terakhir dari suatu proses kredit adalah tahap supervisi/pengawasan kredit dan pembinaan debitur adalah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank atau bukan bank dengan jalan harus mengikuti jalannya perusahaan serta memberikan saran agar perusahaan berjalan dengan baik. 2.2
Kerangka Pemikiran Peranan bank dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa adalah sangat
vital layaknya sebuah jantung dalam tubuh manusia. Keduanya saling mempengaruhi dalam arti perbankan dapat mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi sehingga bank yang sehat akan memperkuat kegiatan ekonomi suatu bangsa. Sebaliknya, kegiatan ekonomi
yang tidak sehat
akan sangat
mempengaruhi kesehatan dunia perbankan (Jamal dkk, 2008:5). Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank mengandalkan kepercayaan masyarakat. Masyarakat percaya bahwa uangnya
53
tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik dan bank tidak akan bangkrut (Triandaru dan Budisantoso, 2008:9). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang Perbankan menyebutan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada dasarnya aneka ragam definisi itu dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu yang menekankan fungsi bank sebagai penerima simpanan; yang menonjolkan fungsi bank sebagai lembaga yang memberikan kredit; dan yang terakhir merupakan kombinasi yang diperluas sampai pada penciptaan tenaga beli baru (Rindjin, 2000:13). Pada dasarnya tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bertujuan untuk memperoleh penghasilan berupa deviden atau mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga saham yang dimiliki (Kuncoro dan Suharjono, 2002:539). Salah satu keuntungan bank yaitu bersumber dari kredit. Kredit adalah penyerahan barang dan jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/ borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak (Rivai, 2006:4). Pada dasarnya semua bisnis tidak terlepas dari resiko kegagalan, demikian pula dengan dunia perbankan. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank
54
mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain kredit bermasalah sehingga akan mempengaruhi kinerja bank. Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit macet, maka dalam prosem pemberian kredit, pihak bank harus menjalankan prosedur pemberian kredit sesuai dengan ketentuan. Prosedur pemberian kredit adalah tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah calon debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku (Firdaus dan Ariyanti, 2009:91). Dengan melewati tahap prosedur pemberian kredit, maka pihak bank dapat melakukan analsis kredit atas proses pemberian kredit. Informasi yang didapat oleh analisis kredit kemudian akan diolah dengan sistem yang nantinya dapat menghasilkan sebuah infromasi mengenai calon debitur yang pada nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian kredit. Salah satu faktor yang dapat menunjang efektivitas pemberian kredit adalah sistem informasi akuntansi. Penerapan sistem informasi akuntansi diharapkan dapat membantu suatu bank untuk memnimalisir adanya risiko kredit macet. Pada dasarnya sistem informasi akuntansi adalah kumpulan atau integrasi dari sub-sub sitem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja saru sama lain secara harmonis untuk mengolah data tranaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan (Susanto, 2008:72). Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan sebuah paradigma pemikiran dan
55
skema pemikiran sebagai bentuk alur pemikiran dari peneliti yaitu sebagai berikut: Bank Financial Intermediary Laba (Profit Orientied) Pemberian Kredit Risiko Kredit
Kredit Macet
Prosedur Pemberian Kredit Sistem Informasi Akuntansi Efektivitas Pemberian Kredit
Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran Sistem Informasi Akuntansi
Efektivitas Proses Pemberian Kredit (Y)
(X)
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
2.2.1
Penelitian Terdahulu Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para peneliti-peneliti
terdahulu menghasilkan beberapa kesimpulan terdapat pada tabel 2.1 Sebagai berikut :
56
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu No 1.
Penulis Didik Rimbawa (2001)
Judul
2.
Annisa Handayani (2013)
Sistem Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Usaha Kecil Dan Menengah
3.
Riska S. Papalangi (2013)
Penerapan SPI Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit UKM
Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Hasil Penelitian Hasil penelitiannya menunjukan bahwa sistem informasi akuntasi pemberian kredit telah berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal pemberian kredit. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan dalam proses pemberian kredit telah memenuhi sebagian besar dari unsur-unsur pengendalian internal. BNI memiliki struktur pengendalian internal yang memadai dalam perkreditan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang. BNI juga menerapkan persyaratan tertentu untuk menjamin keamanan atas kredit usaha rakyat tersebut. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa sistem pengendalian internal pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk Kanwil Surabaya telah sesuai dengan teori-teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian kredit yang efektif. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan telah memenuhi sebagian besar unsur-unsur pengendalian internal. BRI memiliki sistem pengendalian internal dalam perkreditan untuk mencegah adanya penyalahgunaan wewenang. BRI menerapkan persyaratan
57
4.
Syaiful Anwar (2013)
Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen
5.
Febryanty (2012)
Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Sistem Pengajuan dan Persetujuan Kredit
tertentu untuk menjamin keamanan atas kredit usaha tersebut. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa sistem pengendalian internal pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Manado telah sesuai dengan teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian kredit yang efektif. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Sistem informasi akuntansi pada perusahaan PT. BPR Budisetia padang dapat menyajikan informasi yang cukup jelas, karena sistem informasi akuntansinya sudah berpedoman pada standar akuntansi yang sebenarnya terjadi, perusahan terlihat menggunakan buku besar. Untuk kegiatan operasinya perusahaan telah menggunakan formulir dan dokumen. Formulir dan dokumen tersebut menunjukkan fungsi-fungsi yang semestinya, sehingga hal ini tidak dapat menimbulkan praktek-praktek yang tidak sehat. Karena faktur dibuat dua lembar, lembar pertama untuk perusahaan dan lembr kedua untuk pelanggan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam prosedur pengajuan dan pemberian persetujuan kredit telah memadai. Prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT. BPR Buson Jansurya yaitu, tahap permohonan fasilitas kredit,
58
tahap penyidikan dan analisis kredit, tahap keputusan atas permohonan kredit, tahap pencairan kredit, dan tahap pelunasan kredit. Tahaptahap tersebut telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.3
Hipotesis Penelitian
2.3.1 Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan atau integrasi dari sub-sub sitem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja saru sama lain secara harmonis untuk mengolah data tranaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan (Susanto, 2008:72). Kualitas sistem informasi yang dihasilkan mempengaruhi kemampuan manajemen
untuk
membuat
sesuai
keputusan
dalam
mengelola
dan
mengendalikan kegiatan entitas (COSO, 1994). Infromasi akuntansi keuangan merupakan cara mentransfer infromasi dari kepada pihak eksternal yang berkepentingan dengan perusahaan, serta untuk mengurangi adanya asimetri informasi antara pihak eksternal dan internal (Ittonen, 2010). Sistem informasi yang diterapkan dalam prosedur pengajuan dan pemberian persetujuan kredit yang memadai akan menghasilkan informasi yang berguna oleh bagian pemberian kredit, sehingga dapat menjegah terjadinya kredit macet (Febriyanti, 2010).
59
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan pihak bank dalam proses pemberian kredit untuk menganalisis calon debitur. Sistemn informasi akuntansi yang berkualitas akan mampu meningkatkan efektivitas proses pemberian kredit dan meminimalsisir kemungkinan terjadinya kredit macet. Karena sistem informasi akuntansi yang akurat memiliki efek dalam pengambilan keputusan risiko bank. Semakin akurat informasi akuntansi yang dihasilkan
akan menurunkan risiko (Corona et al,
2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka hioptesis yang terbentuk adalah sebagai berikut “Sistem informasi akuntansi berperan dalam menunjang efektivitas pemberian kredit”.