BAB II PT. ANEKA GAS INDUSTRI CABANG MEDAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Aneka Gas Industri merupakan salah satu bentuk badan usaha bermodal asing yang bergerak dalam bidang usaha memproduksi dan mendistribusikan berbagai gas-gas industri meliputi Oksigen (O2), Nitrogen (N2), Argon (Ar), Asetilen (C2H2), Hidrogen (H2), Karbondioksida (CO2), Nitrous Oksida (N2O), dan lain-lain. Pendirian PT. Aneka Gas Industri, pada awalnya bermula dari dua perusahaan Belanda yang bernama NV. WA. Hoek’s Machine en Zuurstaf Fabriek (NV. WA Hoek’s) dan NV. Javasche Koelzuur (NV. Jako). NV. WA Hoek’s adalah perusahaan zat asam yang pabrik pertamanya di Indonesia didirikan di Tanjung Priok, Jakarta pada tahun 1916, disusul kemudian pabrik yang kedua dibangun di Surabaya pada tahun 1920, dan pabrik ketiga di Bandung yang dibangun pada tahun 1939. Sedangkan NV. Jako merupakan perusahaan zat asam yang mendirikan pabriknya di Bandung pada tahun 1924. Setelah beberapa kali mengalami pengambilalihan kekuasaan, maka pada tahun 1958 perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan diserahkan kepada BAPPIT (Badan Pengelola Perusahaan-Perusahaan Industri dan Tambang). Secara operasional manajemen keduanya dibuat terpisah dan nama perusahaan diganti menjadi BAPPIT Pusat Zat Asam dan Mesin Zat Asam, yang
mengelola perusahaan eks NV. WA. Hoek’s Machine en Zuurstaf Fabriek dan BAPPIT Pusat Asam Arang, yang mengelola eks NV. Javasche Koelzuur. Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 134 tahun 1961 dan No. 127 tahun 1961, BAPPIT Pusat Zat Asam (PN Zatas) dan BAPPIT Pusat Zat Asam Arang diubah menjadi PN Zat Asam Arang (PN Asam Arang). Sejak itu koordinasi operasional kedua Pn diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum (BPU) Industri Kimia, Departemen Perindustrian Dasar/Pertambangan. Pada tahun 1966 PN Zatas mengadakan perluasan dengan menambah pabrik baru di kota Medan, Semarang dan Ujung Pandang. Kemudian penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang terjadi melalui Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1971 menjadi sebuah perusahaan Persero yang diberi nama PT. Aneka Gas Indistri, dibawah Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar, Departemen Perindustrian, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. Adanya keinginan untuk melakukan Go-Internasional yang dilakukan pada tahun 1993. Rencana tersebut mendapat sambutan dari beberapa perusahaan multinasional yang melakukan negosiasi untuk bekerja sama. Diantara perusahaan tersebut yakni Iwantani International Corp. sebuah perusahaan Jepang yang melakukan penawaran kerja sama pada tahun 1994. Pada tahun itu juga Messer Grieshem GmbH dan PT. Tira Austenite mulai menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Pemerintah. Kerjasama tersebut terealisir dengan ditandatanganinya suatu
perjanjian pembelian saham dan perjanjian antar pemegang saham pada tanggal 13 Februari 1996. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanam Modal No. 25 V/PMA/1996, tanggal 25 Maret 1996 memberikan persetujuan perubahan status menjadi Penanam Modal Asing. Susunan Pemegang Saham pada perusahaan ini adalah sebagai berikut : • Pemerintah Indonesia 12500 saham (50%) • Messer Grieshem GmbH saham (30%) • PT. Tira Austenite saham (20%) Selanjutnya terhitung mulai tanggal 1 Januari 1998, Pemerintah Indonesia menjual keseluruhan sahamnya kepada Messer Grieshem GmbH sehingga status PT. Aneka Gas Industri resmi berubah menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Adapun visi dan misi perusahaan ini adalah sebagai berikut : Keberadaan PT. Aneka Gas Industri bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional terutama di bidang gas-gas industri serta industri kimia lainnya. Dibalik tujuannya PT. Aneka Gas Industri mempunyai misi sebagai berikut :
•
Sebagai unit usaha
•
Sebagai agen pembangunan
•
Sebagai stabilisator Sebagai unit usaha, maka dalam geraknya PT. Aneka Gas Industri harus
mampu berperan sebagai perusahaan pada umumnya, dengan demikian harus dikelola secara profesional agar senantiasa berkemampuan : •
Mendapatkan keuntungan yang layak dan wajar
•
Mempertahankan kelangsungan hidup
•
Menyesuaikan dan mengembangkan diri sebagai tuntutan bisnis. Sebagai agen pembangunan, maka aktivitas PT. Aneka Gas Industri
diarahkan untuk memberikan sumbangan nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Sebagai stabilisator, maka PT. Aneka Gas Industri senantiasa berusaha menjaga kestabilan suplai dan harga gas produksi di pasaran sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi secara tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, dan tepat mutu.
B. Struktur Organisasi Organisasi merupakan salah satu sarana bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya, yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perusahaan. Untuk mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan maka perlu ada suatu struktur organisasi yang baik.
PT. Aneka Gas Industri dipimpin oleh seorang Direktur utama yang selanjutnya dipimpin oleh lima Manajer dan tiga Direktur sebagai bawahannya, yaitu : 1.
Manajer Sumber Daya Manusia
2.
Manajer Pengembangan Bisnis
3.
Manajer Keselamatan Nasional
4.
Manajer Manajemen Asset
5.
Manajer Komunikasi Kerja Sama
6.
Direktur Teknik
7.
Direktur Pemasaran
8.
Direktur Keuangan PT. Aneka Gas Industri mempunyai beberapa cabang dan masing-masing
cabang dipimpin oleh seorang Manajer Pemasaran Wilayah. Manajer pemasaran Wilayah bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran Pusat. Adapun Manajer Produksi, Distribusi, dan Teknik Wilayah berdiri sendiri dan bertanggung jawab kepada Direktur Teknik Pusat. Walaupun letak kantor pemasaran dan pabrik untuk lokasi produksi terletak pada lokasi yang sama.
Technical Director
Manager Sales Region
Manager Prodistek
SPV
SPV
SPV
Production
Maintenance
Distribution
Sumber : PT. Aneka Gas Industri Cabang Medan
Operator Technical Administration and Storement
Fungsi, tugas pokok, dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam fungsi produksi adalah sebagai berikut : 1.
Manajer Produksi, Distribusi, dan Teknik Wilayah (Prodistek)
Fungsi : 1.
Membantu Direktur Teknik dalam hal pelaksanaan produksi, maintenance, dan distribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan Wilayah Pemasaran dan Distrik Manajer Penjualan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan target yang telah ditetapkan di lingkungan Wilayah Pemasaran.
2.
Memimpin kegiatan operasional dalam hal menjamin ketersediaan produk serta membimbing dan mengkoordinir seluruh kegiatan prodistek dan mengawasi pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh stafnya.
3.
Bekerja sama dengan Manajer Produksi, Distribusi, dan Teknik Wilayah lainnya dalam hal memenuhi kebutuhan produksi untuk kepentingan pelanggan PT. Aneka Gas Industri di Wilayah Pemasaran setempat.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah : a. Mengkoordinasikan
kegiatan
produksi,
distribusi,
teknik,
dan
teknik,
dan
pemeliharaan. b. Mengorganisasikan kegiatan pengendalian mutu terpadu. c. Mengendalikan
semua
biaya
produksi,
distribusi,
pemeliharaan. d. Membina dan mengembangkan karyawan pada unit prodistek.
e. Bertanggung jawab atas kelancaran dan pengawasan operasional pabrik sehingga terpenuhinya permintaan Wilayah Pemasaran. 2.
Supervisor Produksi (SPV Produksi)
Fungsi : 1.
Membantu dan bertanggung jawab kepada Manajer Prodistek dalam hal kelancaran produksi.
2.
Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pemasaran.
3.
Menjaga suasana kerja sama yang sebaik-baiknya sehingga menimbulkan etos kerja yang tinggi.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah : a. Memimpin fungsi produksi serta memberikan bimbingan, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan tugas bidang produksi. b. Membuat rencana produksi serta mengatur dan mengawasi pelaksanaan dalam usaha memenuhi kebutuhan penjualan yang bekerja sama dengan Supervisor Distribusi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan arget yang ditetapkan. c. Mengatur dan mengawasi proses pengisian storage tank sesuai dengan hasil laporan harian operator produksi sesuai ketentuan yang berlaku. d. Membuat laporan hasil produksi secara periodic melalui Manajer Prodistek kepada Direktur Teknik berikut penjelasan hasil produksi kepada Supervisor Produksi sesuai standar pelaporan yang ditetapkan.
e. Membantu dan mengatasi bersama stafnya apabila terjadi kerusakan pada mesin produksi yang bekerja sama dengan Supervisor Maintenance. f. Melakukan penelitian atas hasil produksi g. Mengatur dan melaksanakan penggunaan peralatan dan uang didalam fungsinya dengan efisien dan terawatt baik. h. Memeriksa pengaduan dari pelanggan dalam masalah kemurnian hasil produksi yang bekerja sama dengan Supervisor Quality Control. i. Menyusun sample dan mengadakan pengawasan tentang mutu hasil produksi. j. Mengadakan check up dan kalibrasi peralatan yang ada. k. Membuat catatan untuk bahan rekomendasi terhadap Quality Assurance hasil produksi untuk kepentingan pihak lain melalui Manajer Prodistek. l. Selalu menjaga rambu-rambu instruksi kerja K3 (safety) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 3.
Supervisor Maintenance
Fungsi : 1.
Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Prodistek dalam hal terjaminnya maintenance alat-alat mesin sehingga tidak terganggu kelancaran produksi.
2.
Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan maintenance mesin-mesin produksi serta sarana pemasaran lainnya (gedung emplasment dan perkantoran)
3.
Melakukan kerja sama dengan bidang pemasaran melalui Manajer Prodistek khususnya dalam penanganan proyek-proyek yang mengandung aspek teknik.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah : a. Memimpin
fungsi
teknik
pemeliharaan
serta mengkoordinir dan
mengawasi pelaksanaan tugas maintenance sesuai rencana yang telah ditetapkan agar menjamin kelancaran produksi. b. Membuat rencana maintenance peralatan mesin produksi, sarana pemasaran, dan lain-lain serta pekerjaan-pekerjaan proyek dan instalasi tangki serta pemasangan tangki beserta instalasinya sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. c. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap peralatan butir b serta melakukan pengetesan setelah diperbaiki. d. Membantu dan mengatasi terjadinya kerusakan bersama-sama dengan stafnya untuk melakukan perbaikan peralatan butir b. e. Melakukan verifikasi atas pergantian spare parts atas perbaikan peralatan butir b tersebut diatas sesuai ketentuan yang berlaku kepada Manajer Prodistek. f. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan maintenance umum yang menjadi aktiva tetap perusahaan. g. Mengatur dan melaksanakan pengawasan penggunaan peralatan dan uang yang menjadi tanggung jawab fungsinya dengan efisien dan terawatt baik. h. Selalu mengupayakan metode kerja yang baik dan efisien dengan memperhatikan rambu-rambu instruksi kerja K3 (safety).
i. Memberikan laporan secara periodik kepada Manajer Prodistek sesuai dengan pelaksanaan tugas di lingkungannya. 4.
Supervisor Distribusi
Fungsi : 1.
Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Prodistek dalam hal merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kelancaran distribusi kepada pelanggan sehingga tercapai target dan tujuan perusahaan dapat terlaksana.
2.
Merencanakan kebutuhan sarana distribusi yang diperlukan, baik jangka pendek atau jangka panjang meliputi tangki liquid atau botol baja dan kendaraan armada serta mengalokasikan peralatan dan fasilitas distribusi.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah : a. Mengatur dan mengawasi kegiatan pendistribusian bulk/botol serta melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Manajer Prodistek. b. Memberikan penerangan yang baik kepada pelanggan tentang penggunaan tangki atau botol yang efektif, efisien, dan aman menurut ketentuan yang berlaku. c. Melaksanakan penyusunan rencana anggaran distribusi produksi bulk sesuai prosedur yang berlaku. d. Selalu menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan produsen lain apabila persediaan hasil produksi sendiri tidak ada (pabrik mengalami kerusakan) yang menjadi barang dagangan.
e. Mengatur permintaan dan penggunaan uang, barang, perabotan, dan peralatan di lingkungan distribusi agar lebih efisien dan terawatt baik. f. Memberikan laporan secara periodik dan insidentil kepada Manajer Prodistek. g. Dalam melaksanakan tugas harus mencari metode kerja yang lebih baik dan menjaga serta memperhatikan rambu-rambu instruksi kerja K3 (safety). h. Menjaga suasana kerja sama baik intern maupun ekstern serta para pelanggan untuk meningkatkan gairah dan etos kerja yang tinggi. 5.
Operator Technical Administration & Storement
Fungsi : 1.
Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Prodistek dalam hal pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan administrasi teknik dan teknik serta gudang.
2.
Melakukan tertib administrasi di bidang prodistek yang meliputi biaya, surat menyurat, dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan asset di bawah pengawasan prodistek serta tertib administrasi, baik asset produksi maupun persediaan barang di gudang.
3.
Mengkoordinasikan laporan-laporan unit kerja di bagian prodistek.
4.
Mencatat semua barang-barang yang dikeluarkan dari gudang.
Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah : a. Menyimpan dan menyusun pembuatan laporan prodistek bagian produksi dan teknik. Distribusi berdasarkan data yang ada baik yang diperlukan oleh intern region maupun Kantor Pusat menurut prosedur yang telah ditetapkan. b. Mencatat dan menyimpan semua arsip-arsip dokumentasi brosur-brosur yang menjadi kepentingan bidang Produstik Region. c. Membuat penjelasan permintaan/pengeluaran uang yang dikeluarkan oleh unit kerja Prodistek dan mengarsipkannya sesuai ketentuan yang berlaku. d. Membantu pekerjaan-pekerjaan administrasi yang diperlukan untuk kelancaran Prodistek. e. Melakukan pemeriksaan dan penelitian atas penerimaan barang agar sesuai dengan spesifikasi dan kualitas menurut prosedur yang berlaku.
C. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi, dan akuntansi yang mempunyai arti tersendiri, apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan mempunyai satu rumusan atas definisi yang baru. Berikut ini dijelaskan arti ketiga kata tersebut menurut beberapa pengertian.
Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa sub sistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada. (Marshall B. Romney, 2006 : 2) Dari definisi tersebut dapat dilihat lebih rinci mengenai pengertian umum suatu sistem sebagai berikut : 1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur 2. Unsur-unsur merupakan bagian yang terpadu system yang bersangkutan 3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar Informasi Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. (Marshall B. Romney, 2006 : 11) Arti lain dari informasi adalah data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi penggunanya. Dengan kata lain, informasi adalah suatu data, fakta, pengamatan, persepsi atau suatu yang lain yang siap olah untuk menambah pengetahuan dan apabila dihubungkan dengan data maka informasi-informasi tersebut adalah merupakan
output dari suatu proses pengolahan data. Dengan mengamati lebih cermat mekanisme sistem informasi, kita akan melihat adanya 5 tugas atau fungsi informasi yaitu : 1. Pengumpulan data 2. Pemrosesan data 3. Manajemen data 4. Pengendalian dan pengamatan data 5. Pengadaan informasi Sistem informasi sangat berkaitan erat dengan akuntansi, secara definisi Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan yang sudah diolah dan digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang penting, sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien, akuntansi dapat juga didefinisikan sebagai proses pengidentifikasi,
pengukur
dan
melaporkan
informasi
ekonomi
untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. (Soemarso, 2005 : 7) Dengan demikian apabila ketiga kata tersebut dihubungkan maka akan menghasilkan definisi yang baru.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Moscove adalah : Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, mengkomunikasikan informasi akuntansi finansial dan decision making yang relevan kepada pihak luar perusahaan maupun pihak intern perusahaan. (Hall, 2001 : 18) Informasi akuntansi juga dipergunakan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan. System informasi sering kali dinyatakan berdasarkan sumber dayanya. Menurut Will Kinson adalah sebagai berikut : 1. Sistem informasi yang didominasi oleh sumber daya manusia dikenal sebagai sistem informasi manual.
2. Sistem informasi yang mengutamakan peralatan dikenal dengan sistem informasi yang menggunakan komputer serta peralatan pendukungnya disebut sistem informasi yang berdasarkan komputer. PT. Aneka Gas Industri Cabang Medan sebagai objek penelitian dalam menerapkan sistem akuntansinya menggunakan sistem komputer yang disebut EDP (Electronic Data Processing). Sebagaimana diketahui data-data yang dikumpulkan dibagian akuntansi diproses lebih lanjut untuk menghasilkan laporan keuangan tersebut, dikirimkan ke tiap manajemen sebagai informasi mengenai perusahaan untuk ditindak lanjuti oleh pihak manajemen perusahaan.
Dengan adanya komputer sebagai pengolah data, kebutuhan manajemen dapat terpenuhi sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pemrosesan akuntansi, yaitu : 1. Menjurnal 2. Memindahkan ke buku besar 3. Menyiapkan Neraca saldo 4. Membuat dan memindahkan jurnal penyesuaian 5. Menyiapkan neraca saldo yang telah disesuaikan 6. Menyiapkan laporan keuangan Informasi akuntansi haruslah dikelola dengan baik, cepat, akurat dan terpadu dalam kegiatan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat terlaksana dengan bantuan komputer sehingga data-data dapat tersimpan dengan baik dan dapat diakses bila suatu waktu dibutuhkan dan dapat dilakukan analisa yang tepat. Jadi, sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus dapat memenuhi prinsip cepat, yaitu sistem informasi yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan tepat pada waktunya dan dengan kualitas yang sesuai sehingga keputusan yang diambil perusahaan tidak salah.
D. Tipe-tipe Keputusan Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah, manajemen mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan untuk menghindari atau mengurangi dari dampak negatif yang ditimbulkan.
Jenis-jenis keputusan ada tiga, yaitu : 1.
Keputusan Terstruktur (Structured decision) Keputusan ini bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi.
2.
Keputusan Semi Terstruktur (Semistructured decision) Keputusan yang ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal.
3.
Keputusan Tidak Terstruktur (Unstructured decision) Keputusan yang bukan merupakan keputusan yang berulang-ulang dan rutin. (Marshall B. Romney, 2006 : 12) Menurut Simon keputusan berada pada satu rangkaian terprogram pada
satu ujung lainnya. Keputusan terprogram merupakan suatu prosedur yang pasti dibuat untuk menangani sehingga keputusan tersebut tidak diberlakukan sebagai suatu yang baru tiap kali terjadi. Ketiga jenis keputusan tersebut biasa dilakukan manajer tingkat menengah, manajemen tingkat menengah dibagian organisasi kebanyakan memusatkan perhatiannya kepada keputusan-keputusan terstruktur. Berdasarkan pengaruhnya, terdapat bermacam-macam jenis ruang lingkup keputusan, yaitu :
1.
Pengendalian Operasional Berurusan dengan kinerja yang efektif dan efisien atas tugas tertentu. Keputusan yang berhubungan dengan manajemen persediaan dan pemberian kredit adalah contoh-contoh aktivitas pengendalian operasional.
2.
Pengendalian Manajemen Berurusan dengan pemakaian yang efektif dan efisien atas sumber daya yang digunakan
untuk
pengembangan
mencapai
praktek
tujuan
sumber
daya
organisasi. manusia
Penganggaran adalah
contoh
dan dari
pengendalian manajemen. 3.
Perencanaan Strategis Berurusan dengan penetapan tujuan organisasi dan kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut. Menetapkan kebijakan keuangan dan akuntansi adalah contoh dari perencanaan strategis. (Marshall B. Romney, 2006 : 13) Tipe-tipe
keputusan
pada
setiap
tingkat
manajemen
perusahaan
mengambarkan perencanaan dan pengendalian terhadap jalan usahanya. Manajemen pada setiap tingkatan, baik manajemen puncak, manajemen menengah maupun manajemen lini harus mampu menunjukkan kesesuaian antara perencanaan yang telah ditetapkan dengan hasil yang telah mereka capai melalui mekanisme pengendalian yang baik. PT. ANEKA GAS INDUSTRI CABANG MEDAN, mengutamakan kreativitas, kemampuan personilnya dalam melakukan aktivitas sehingga keputusan terhadap karyawan yang lebih banyak mendapat perhatian manajemen. Salah satu bentuk perhatian manajemen, karyawan diberikan motivasi untuk
melaksanakan tugas agar bekerja lebih baik, namun dalam menetapkan keputusan melibatkan karyawan secara garis besar merupakan kegiatan operasional kinerja perusahaan sehari-hari.
E. Proses Pengambilan Keputusan Keputusan merupakan tanggapan manajemen terhadap permasalahan. Keputusan adalah proses yang ditempuh manajemen untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Dalam mengambil keputusan manajemen membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Proses pengambilan keputusan untuk menghasilkan keputusan yang memiliki nilai dan kualitas mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Identifikasi masalah Jika masalah tidak diidentifikasi dengan tepat, apapun keputusan yang dibuat tidak akan menuju kearah pemecahan masalah.
2.
Membuat alternatif Setelah masalah didefinisikan dibuat alternatif yang layak terhadap masalah dan berbagai konsekwensi yang mungkin terjadi atas setiap alternatif dan sebaiknya dipertimbangkan oleh pihak internal dan eksternal organisasi untuk menghasilkan informasi yang bisa digunakan dalam membuat alternatif.
3.
Penilaian alternatif Alternatif-alternatif harus ditandai dan dibandingkan dengan melihat hasil mana yang paling menguntungkan, ini menjelaskan bagaimana pentingnya
sasaran dan tujuan, karena dalam penilaian sebuah alternatif, pengambilan keputusan sebaiknya dituntun oleh sasaran daan tujuan yang dibuat sebelumnya. Hubungan alternatif dan hasil didasarkan pada tiga kondisi, yaitu: a. Pasti Pengambilan keputusan memiliki pengetahuan atas akibat dari setiap alternatif. b. Beresiko Pengambilan keputusan memiliki beberapa perkiraan kemungkinan akibat dari setiap alternatif. c. Tidak pasti Pengambilan keputusan secara mutlak tidak memiliki pengetahuan atas kemungkinan hasil dari setiap alternatif. 4.
Pemikiran alternatif Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan memecahkan sebuah masalah sebuah perusahaan tidak berakhir pada tujuan itu sendiri, tetapi hanya suatu cara mancapai tujuan yang mengambil alternatif yang diharapkan menghasilkan pencapaian tujuan.
5.
Implementasi keputusan Sebuah keputusan harus diimplementasikan secara efektif untuk mencapai tujuan, implementasi keputusan melibatkan orang dalam, sebagian besar situasi keunggulan atas kelemahan sebuah keputusan dapat dilihat pada perilaku orang yang dipengaruhi keputusan tersebut.
6.
Pengendalian Manajemen yang efektif melakukan pengukuran hasil secara periodik untuk menilai kinerja. Jika hasil-hasil yang sesungguhnya tidak sesuai dengan hasil yang direncanakan sesuai dengan keputusan oleh manajemen. Berikut ini adalah tahapan pemecahan masalah dalam proses pengambilan
keputusan, yaitu : Pertama, identifikasi masalah. Lalu, pengambil keputusan harus memilih suatu metode untuk memecahkan masalah. Kemudian, pengambil keputusan harus mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut, dan selanjutnya menginterpretasikan model tersebut, serta mengevaluasi sisi positif dari tiap alternatif yang ada. Akhirnya, pengambil keputusan memilih dan melaksanakan solusi yang dipilihnya. (Marshall B. Romney, 2006 : 6) Tahapan
ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah dari
pendekatan. Sistem kegiatan intelijen berhubungan dengan sistem untuk bergerak dan
tingkat sistem ke subsistem untuk bergerak secara berurutan. Kegiatan
merancangnya berhubungan dengan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai alternatif serta kegiatan. Kegiatan memilihnya berkaitan dengan langkah untuk menerapkan solusi dan membuat tindak lanjut. Tahap-tahap ini merupakan suatu interprestasi lain pendekatan sistem. Para manajer mengikuti pola ini secara khusus atau umum ketika mereka memecahkan masalah yang dihadapinya.
F. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Manajemen Setiap perusahaan pasti membutuhkan informasi, terutam informasi akuntansi yang dapat menjelaskan kegiatan dari suatu perusahaan. Untuk menghasilkan informasi PT. Aneka Gas Industri cabang Medan menerapkan sistem informasi akuntansi. Informasi tersebut bermanfaat untuk mengetahui sebatas mana target yang ingin dicapai dan dibandingkan dengan kenyataan yang diperoleh. Sebagaimana telah diketahui bahwa sebelum melakukan kegiatan perusahaan, perusahaan terlebih dahulu menyusun anggaran yang saling berkorelasi satu sama lainnya. Jika terjadi penyimpangan yang mencolok dari realisasinya, kemungkinan ada pengaruh pihak intern maupun ekstern perusahaan. Penyimpangan tersebut merupakan masalah bagi manajemen, dan mengharuskan pihak manajemen dalam hal ini pimpinan untuk mengambil suatu keputusan. Perbedaan ini lebih jelas kelihatan setelah dihasilkan informasi berupa laporanlaporan dari sistem informasi akuntansinya. Walaupun pimpinan perusahaan yang menganalisa dan membuat keputusan dari laporan tersebut dan memberikan kebijakan-kebijakan, namun setiap kepala bagian memiliki wewenang-wewenang dalam proses pengambilan keputusan untuk pengaturan manajemen perusahaan yang sifatnya otonom tapi tidak terlepas pantauan pimpinan perusahaan. Perusahaan dalam menghasilkan informasi, diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh bagian bendahara/administrasi. Laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari setiap bagian, yang kemudian diolah dan
hasilnya, yaitu berupa laporan keuangan yang merupakan informasi-informasi yang disalurkan kepada pihak manajemen yang membutuhkan. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui berapa penjualan, persediaan, dan berapa biaya yang dikeluarkan dari masing-masing bagian. Jika dilihat dari penjualan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Penjualan menurun apa penyebabnya, apakah terjadi karena kesalahan karyawan, harganya terlalu besar ataupun kurangnya pemasaran, kemungkinan setiap bagian dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan. Mengenai persediaan perusahaan, adanya beban biaya yang akan dibayarkan kepada pihak bank, apabila persediaannya terlalu besar, hal ini harus diantisipasi oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi kerugian. Disoroti dari biaya yang dikeluarkan, seperti biaya telepon, AC, listrik, biaya iklan dan lain-lain sebagainya harus diperhitungkan seminimal mungkin dan tidak terjadi pemborosan. Manajemen perusahaan, dalam hal ini direktur perusahaan mengadakan pengecekan terhadap biaya-biaya tersebut dengan cara melihat rekening telepon. Pada rekening telepon dapat diketahui karyawan yang menelepon keluar bukan untuk kepentingan perusahaan melainkan untuk kepentingan pribadi karyawan. Selanjutnya biaya listrik, AC, diusahakan untuk digunakan dengan seminimalnya dengan mematikannya jika tidak digunakan. Informasi-informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan. Peranan Sistem Informasi Akuntansi semakin penting
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya serta membantu perusahaan untuk mampu bersaing dan meningkatkan kredibilitas perusahaan.