6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan memegang peranan penting dalam suksesnya suatu bisnis, walaupun berbagai formulanya tidak menjamin seratus persen suksesnya suatu perusahaan. Adapun tujuan dari manjemen keuangan yaitu : untuk memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusaan atau pemegang saham. Sedang kan fungsi dari manajemen keuangan meliputi perencanaan, pengusahaan dana, pembinaan likuidasi, pengendalian keuangan dan lain-lain. Analisa keuangan yang merupakan fondasi dari manajemen keuangan, dapat memberikan gambaran kesehatan keuangan perusahaan baik saat ini,
maupun masalalu
sehingga dapat di gunakan untuk mengambil keputusan bagi manejer perusahaan yang berkaitan dengan itu dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Dengan
memahami
dan
melaksanakan
prinsp-prinsip
manajemen
keuangan secara baik, perusahaan dapat meningkatkan pendapatannya, oleh karena itu manajemen keuangan memiliki peranan yang sangat besar melalui pengaruhnya pada aspek-aspek penting hasil operasi perusahaan. 2.2Pengertiaan Dan Unsur-Unsur Kredit 2.2.1
Pengertiaan Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani “cradere” yang berarti kepercayaan menurut Thomas Suryatno dalam bukunya yang berjudul dasar-
7
dasar kredit. Sesuai dengan arti kata asalnya, maka dasar pemikirin seseorang untuk memberikan kredit kepada orang lain adalah keercayaan. Atas dasar kepercyaan inilah maka pihak yang memerlukan kredit diberi uang, barang ataupun jasa dengan sarat yang telah di tetapkan. Pengertian kredit secara universal dari sudut pandang ekonomi adalah suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan jasa berdasarkan kepercayaan, bahwa nilai ekonomi ang sama akan di kembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan yang sudah di setujuiantara kedua belah pihak. Pengertian kredit menurut Undang Undanng No 7 tahun 1992 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah: “penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah di tetapkan” Dengan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian kredit terdapat unsur: 1. Kepercayaan,
yaitu
keyakinan
kreditur
bahwa
debitur
akan
mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan kesepakata yag telah di buat 2. Waktu, yaitu suatu masa tertentu yang menyatakan jarak pada saat peminjaman diserahkan denga masa pengembaliaan pinjaman.
8
3. Resiko, yang menyatakan adanya resiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara waktu peberian dan pelunasan pinjaman. 4. Obyek pinjaman, yaitu kreditur menyerahkan nilai ekonomi / penyerahan pinjaman kepada debitur. 5. Persetujuan/perjanjian, yang menyatakan antara kreditur dengan debitur terdapat suatu perjanjian. 2.2.2
Kredit Modal Kerja
Istilah modal kerja digunakan tidak hanya untuk menerangkan kekayaan bentuk lancar seperti aktiva lancar akan tetapi juga kelebihan-kelebihan dari aktiva-aktiva lancar terhadap pasiva –pasiva jangka pendek yang talah di bayar. Kelebihan dari aktiva-ktiva suatu perusahaan terhadap kewajibannya merupakan bung dari pemilik atau para pemilik dalam perusahaan, kelebihan ini oleh para akuntan disebut dengan MODAL, mereka memperlakukan bagian modal lancar dari daftar neraca dengan ccara yang sama. Maka istilah tersebut dapat diartikan sebagai modal kerja bersih (net working kapital). Apabila biaya modal kerja tidak mencukupi untuk operasional yang berjalan maka perusahaan akan mengajukan permohonan kredit modal kerja terhadap bank ataupun lembaga keuangan lainnya. Arti sebenarnya kredit modal kerja adalah kredit jangka pendek yaitu kredit yang harus dilunasi dalam jangka setahun atupun kurang dari itu. Biasanya kredit ini guna untuk penyedian dana atau modal operasional perusahaan, bisa juga untuk tujuan komersil.
9
2.2.3
Unsur-Unsur Kredit
Kredit merupakan bisnis dimana ada kemungkinan diberikan tidaka dapat tertagih (kredit macaet), oleh karena itu di dalam pemberian kredit oleh suatu bank / lembaga kredit harus ada saling kepercayaan guna menciptakan keselarasan hubungan timbal balik kedua belah pihak terkait agar disalah satu pihak tidak mersa di rugikan, maka pelaksanaanya harus memenuhi unsur unsur kredit. Menurut Drs Thomas Suyatno didalam bukunya yang berjudul DasarDasar Perkredit, unsur yang terdapat didalam suatu perkreditan adalah: a. Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredi (kreditur) bahwa prestasi yang di berikan baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa akan benae-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrapestasi yang akan di terima dimasa yang akan datang. c. Degree of risk (resiko) yaitu suatu tingkatan resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adnya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestassi yang di terima. d. Presatsi atau objek kredit itu tidak hanya diberikan dalam bentuk uang saj tetapi juga ada dalam bentuk bentuk jasa maupun barang. Sedangkan menurut Drs H Handiwijaya, dan Drs R A Rivai Wirasamita, dalam bukunya yang berjudul analisa kredit, menyatakan unsur-unsur kredit itu meliputi:
10
a. Adanya orang atau badan sebagai yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia meminjamkannya kepada pihak lain, ini biasanya di sebut kreditur. b. Adanya orang atau badan sebagai pihak yang memerlukan /meminjam uang barang atau jasa yang biasa disebut debitur. c. Adanya kepercayaan kreditur terhadap debitur. d. Adnya janji kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. e. Adanya perbedaan waktu yaitu perbeadaan waktu antara saat penyerahaan uang, barang ataupun jasa oleh kreditur dengan saat pembayaran kembali oleh debitur. f. Adnya resiko yang disebabkan dari perbedaan waktu, hal ini dikarenakan terbayangnya jelas ketidak pastiian (uncertain) untuk masa yang akn datang. Resiko yang terjadinya atau kredit macet ini kemungkinkan besar di karenakan perbedaan nilai, kejatuhan debitur sehingga tidak apat membayar pada waktunya (failit), lari, meninggal duniaatau perbedaan nilai uang karena inflasi. Maka dapat disimpulkan dari pemaparan diatas bahwa setiap transaksi kredit harus memenuhi beberapa unsur-unsur kredit tersebut dimana kreditur dan debitur harus konsekuen
dan memahami dari ketentuan –ketentuan
perkreditan yang berlaku. 2.2.4
Jenis-jenis kredit
Menurut Kasmir, SE, MM dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perbangkan, pembagian kredit dapat ditinjau dari berbagai sudut yaitu:
11
1) Menurut jangka waktu a) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur untuk jangka waktu paling lama 1 tahun dan biasanya di unakan untuk modal kerja. b) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang di berikan oleh kreditur dengan kisaran waktu pengembalian antara 1 sampai 3 tahun.kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja, pada beberapa bank mengklasifikasikan kredit menengah ini menjadi kredit jangka panjang. c) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang di berikan oleh kreditur ke pada debitur dengan jangka waktu paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini di gunakan untuk investasi jangka panjang. 2) Menurut kegunaannya a) Kredit investasi, yaitu kredit yang di berikan untuk peningkatan usaha atau produksi, bisa juga digunakan untuk menghasilkan barng atau jasa. Artinya kredit ini di guanakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik barang maupn jasa seperti, medirikan suatu proyek besar, perluasan proyek yang sudah ada,ataupun merehabilitasi dari proyekproyek yang sudah ada. b) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang mempunyai jangka waktu yang pendek, digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Seperti untuk melengkapi sarana,pembelian bahan baku, bahan penolong, serta biya produksi lainnya.. 3) Dilihat dari segi tujuan kredit
12
a) Kredit produktif, yaitu kredit yang di gunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan untuk digunakan untuk komsumsi atau di pakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karea memang digunakan untuk kepentingan perorangan atau badan usaha. c) Kredit perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya diharapkan dari hasil penjualan barang tersebut. 4) Dilihat dari segi jaminan a) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang mengharuskan debitur meberikan jaminan kepada kreditur, jaminan itu dapat berbentuk barang berwujud ataupun tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang di keluarkan oleh kreditur akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur. b) Kredit tampa jaminan, yaitu kredit yang di berikan tampa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini di berikan dengan melihat nilai prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank bersangkutan. 5) Di lihat dari segi sektor usaha a) Kredit pertaniaan, merupakan kredit yang diberikan atau dibayarkan untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat jangka pendek maupun jangka panjang.
13
b) Kredit peternakan, dalam hal ini kredit di berikan dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjangnya sepeti peternakan sapi ataupun kambing. c) Kredit industri, yaitu kredit untuk pembiayaan pengolahan industri, baik industri besar, sedang maupun kecil. d) Kredit pertambangan, yaitu kredit yang disalurkan untuk usaha yang bergerak di bidang pertambangan, biasanya dalam jangka panjang seperti tambang gas, emas, minyak atau timah. e) Kredit pendidikan yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau bisa juga di berikan kepada mahasiswa yang sedang belajar. f) Kredit profesi, diberikan kepada para kalangan profesional, seperti dosen, dokter atau pengacara. g) Kredit perumahan, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan ataupun pembelian rumah. h) Dan sektor usaha – usaha lainya. 2.2.5
Tujuan kredit
Konsekuensi bank sebagai lembaga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yaitu dengan cara menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman (kredit). Bagi bank kredit merupakan aset yang akan menghasilkan pendapatan bunga dan keutungan atas dasar bagi hasil.
14
Drs Muchadaryah sinungan dalam bukunya Dasar-Dasar Dan Teknik Manajemen Kredit mengungkapkan ada duan unsur pokok dari suatu kredit yaitu: 1. Projfitability, yaitu tujuan unutk memperoleh hasil dari suatu kredit berupa keuntungan yang di dapat dari pemungutan bunga. 2. Safty, yaitu keamanan dari proses prestasi atau fasilitas yang di berikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar – benar tercapai. Selain itu tujuan utama dari pengelolaan kredit adalah agar bank dapat meningkatkan kesehatan dan kinerja dengan peringkat kuantitas dan kualiatas kredit. 2.2.6
Fungsi kredit
Kredit adalah salah satu cara yang memegang peranan penting dalam membantu kelancaran suatu usaha dalam perekonomian. Dalam dunia usaha perbankan kredit merupakan sebagai bentuk kegiatan perbankan
yang di
berikan kepada calon debitur guna membantu modal perusaan debitur agar lebih produktif yaitu dengan menambahkan modal usaha untuk memulai, meningkatkan atau memperluas usaha bagi perusahaan baik di bidang kredit, jasa atau pun produksi. Kegiatan perkreditan melibatkan berbagai pihak yaitu kreditur(bank), debitur (peminjam), pemerintah dan masyarakat umum. Bagi maing – masing pihak kredit mempunyai fungsi yang berbeda beda, yaitu:
15
1. Bagi kreditur (bank) − Perkreditan merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama disamping kegiatan jasa-jasa perbankan lainnya. − Pemberian kredit merupakan perangsang bagi pemasran produk produk perbankan lainnya. − Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solfabilitas dan profitabilitas bank. 2. Bagi debitur − Kredit berfungsi untuk menunjang kelancaran kegiatan usaha dan meningkatkan kinerja usaha agar lebih baik dari yang sebelumnya. − Kredit
berfungsi
untuk
meningkatkan
minat
berusaha
dan
meningkatkan keuntungan demi kelangsungan hidup perusahaan. − Kredit
memperluas
kesempatan
berusaha
dan
bekerja
dalam
perusahaan. 3. Bagi masyarakat umum − Kredit dapat menimbulkan backward dan foreward likage dalam perekonomian. − Kredit mengurangi pengangguran karena terbukanha peluang usaha pekerjaan dan pemerataan pendapatan. − Kredit meningkatkan fungsi pasar karena adanya peningkatan daya beli 4. Bagi pemerintah (otoria moneter) − Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter
16
− Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan kerja, kesempatan usaha, yang dapat meningkatkan pendapatan negara. − Kredit berfungsi dalam meningkatkan mutu manajemen dnia usaha sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua lini. 2.2.7
Azas-azas pemberian kredit Jaminan kredit adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk
melunasi utangnya. Untuk memperoleh keyakinan tersebut sebelum persetujuan pemberian kredit diberikan, bank harus melakukan analisis atau penilaian pemberian kredit. Analisis kredit merupakan suatu proses kredit yang pada dasarnya memiliki fungsi : − Sebagai sarana mengendalikan resiko yang akan di hadapi bank − Sebagai sarana untuk menetapkan struktur kredit (fasilitas jangka waktu, sifat kredit) yang dibutuhkan oeh usaha debitur sehingga baik dapat melakukan penyesuaian dengan struktur dana yang tersedia. − Sebagai bahan pertimbangan / rekomendasi bagi penjabat kredit dalam rangka pengambilan keputusan apakah sebuah permohonan kredit disetujui atau di tolak. − Sebagai dasar bagi bank dalam membantu tingkat bunga kredit dan jaminan yang dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh nasabah. Dalam
perkreditan
sudah
lama
dikenal
beberapa
faktor
penilaikredit yang lebih dikenal dengan istilah 5 C of Credit ini oleh pihak
17
bank akan di analisa secara lebih lanjut dan dituangkan pada aspek peraspek. Analisa kredit tersebut harus meliputi semua aspek dan harus mengandung penilaian yang tegas dan jelas. Analisis ini meliputi azas kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisa kualitatif Analisa kualitatif adalah analisa yang di lakukan terhadap aspek hukum, manajemen, teknis produksi, pemasaran, agunan sosial ekonomi, dampak lingkungan, dan aspek resiko kredit. a. Aspek hukum Penilaian terhadap aspek hukum di maksudkan untuk menilai apakah subjek hukum (baik pribadi maupun badan usaha) mempunyai kedudukan yang sah sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.dan meliputi juga legalitas usaha yang dapat dilihat dari akta pendirian dan perizinan yang menjadi landasan pendirian suatu perusahaan. Dengan penilaian status hukum tersebut dapat di ketahui apakah para pengurus mempunyai wewenang dari segi hukum untuk mengikat perusahaan dengan pihak ketiga atau bank. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dari penilaian status hukum antara lain : 1. Bentuk usaha, setiap perushaan mempunyai ketentuan hukum yang berbeda, untuk itu perlu di perjelas bentuk dari perusahaan
18
tersebut,apakah perusahaan per orangan, Fa, CV, PT, Koperasi atau yayasan. 2. Akata pendirian / anggaran dasar beserta perubahannya. 3. Susunan pengurus. 4. Pemilik dan pemodalan. 5. Bidang usaha, dimana bidang usaha yang dijalankan harus sesuai dengan akte pendirian. 6. Perizinan yang dmiliki.
b. Aspek manajemen Penilaian terhadap aspek manajemen dilakukan unti mengetahui sejauh mana kualitas organsasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen perusahaan sehingga perusahaan dapa survive dan berkembang. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menilai kualitas manajemen adalah: − Profesionalisme
pengurus,
yaitu
dengan
mengetahui
dan
memperhatikan riwayat pendidikan debitur, pengalaman berusaha, hubungan antar karyawan, atar relasi dan manajemen usaha. − Karaker para pengurus, yaitu dengan mengetahui watak atau sifat para pengurus baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkungan bisnis.
19
− Kualitas organisasi, yaitu dengan memperhatikan fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan, administrasi, kaderisasi dan personal inti. − Sistim pembukuan dan pencatatan yang dilaksanakan oleh debitur. − Agar analisa terhadap aspek manajemen ini lebih akurat maka diperlukan juga bank referensi. Rekomenddasi dan informasi lainnya mengenai bonafiditas calaon debitur. c. Aspek teknis dan produksi Tujuan penilaian aspek ini adalah untuk mengetahui atau menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk / jasa sehingga terpenuhi rencana pemasaran perusahaan. Dalam menilai aspek teknis yang perlu diungkapkan adalah : − Fasiliktas produksi yang ada Disini perlu diketahui dan di jelaskan fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia untuk menunjang kelancaran produksi, baik mengenai jenis dan jumlah fasilitas, kondisi/umur mesin dan dengan mengukurkapasitas / kemampuan, daya kerja / daya tampung dari perangkat kerja yang ada untuk menghasilkan produk / jasa. − Realisasi produksi / realisasi pembeliaan Analisa dilakukan dengan menghitung realisasi produksi / pembelian setelah yang dihitung perhari, perbulan, atau pertahun
20
sesuai dengan dengan sektor industri dan proyeksi prduksi / pembelian. − Prosedur produksi Proses priduksi meliputi pengadaan bahan baku, lama proses, produk final, dan menyimpan hasil produksi. Proses prduksi ini berbeda untuk setiap jenis usaha. Untuk sektor industri proses produksi mulai dari bahan baku samapai diolah menjadi barang jadi. Untuk sektor pertanian, perkebunan, peternakan mulai dari proses pembibitan sampai hasil dapat di panen untuk sektor perdganagan barang, mla dari proses pembelian barang dagang, packaging hingga siap untuk di jual. Untuk sektor jasa berupa proses persiapan sampai pembelian jasa di layani. − Rencana produksi Penjelasan mengenai rencana produksi yang akan dihasilkan baik dalam unit dan rupiah serta proyeksinya setelah pemberian kredit. − Bahan baku Penjelasan mengenai bahan baku /
barang dagangan yang
diperlukan untuk mencapai rencana produksi baik mengenai sumber, kuantitas dan kontinuitasnya. − Tenaga kerja Penjelasan mengenai jumlah keahlian, sulit atau mudah dalam mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas. − Tambahan alat produksi dan pengadaan serta suku cadang.
21
Penjelasan mengenai pengadaan, pembelian alat produksi dan kemudahan untuk mendapatkan alat suku cadang. d. Aspek pemasaran Dalam menganalisa kredibilitas kredit aspek pemasaran merupakan hal penting untuk di analisa karena tidak ada artinya sutu perusahaan sampai erusahaaan tersebut dapat memasarkan produknya. Penilai terhadapa aspek ini meliputi : − Spesfikasi produk barang / jasa yang ditawarkan. − Pasar sasaran (target market) − Ketidak jelasan pasar sasaran sering merupaka sumber kegagalan dalam memasarkan produk. Untuk itu perlu di perhatikan orientasi pasarnya (ekspor atau domestik), umur pemakai akhir produk yang dihasilkan, golongan penghasilan dan gaya hidup pasar yang dituju. − Strategi manajemen dalam mengelola bauran pemasaran ( marketing mix) yaitu : produk, price, place / distribusi dan promotion. − Kondisi persaingan dan antisipasinya. − Rencana penjualan produk pada masa datang. e. Aspek agunan Pentingnya suatu jaminan bagi bank atas suatu pemberian kredit adalah salahsatu upaya dalam mengantisipasi resiko yang makin timbul antara rentang waktu pemberian dan pelunasan kredit. Jaman ini bersifat sebagai
22
pelengkap dari feasibility suatu proyek usaha nasabah. Penilaian jaminana ini agar dapat menutupi kredit apabila terjadi masalah. Jaminan yang ideal dapat dilihat dari : − Memberikan kepastian kepada bank bila terjadi kredit bermasalah agunan dapat dengan mudah di cairkan untuk melunasi utang. − Status hukum jaminan jelas (atas kepemilika barang jaminan.) − Kekayaan bersama yang dijaminkan kepada bank oleh suami istri harus di setujui oleh kedua belah pihak. − Status tanah harus jelas dan benar atas kepemilikannya, apakah tanah tersebut telah terbebani hipotik, oleh kreditur lainnya apakah tanah tersebut je;las lokasi dan batasannya. f. Aspek sosial ekonomi Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya sumbangan, mamfaat / dampak yang dapat ditimbulkan dari kegiatan usaha yang dibiayai terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat baik secara lngsung mupun tidak langsung. Diharapkan dengan pemberian kredit ini akan memberikan effect terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian setempat seperti : − Backward linkage, dengan beroperasionalnya suatu perusahaan akan mendorong timbulnya beberapa perusahaan lain dimana output
/ hasil produksi menjadi input (bahan baku) bagi
perusahaan pemohon kredit.
23
− Forward linkage, pengaruh perusahaan terhadap timbulnya usaha lain dimana inputnya adalah output dari per sahaan pemohon kredit. − Peningkatan pendapatan masyarakat, dengan timbulnya perusahaan baru / ekspansi akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat sekitarnya. − Timbulnya kesempatan kerja. g. Aspek dampak lingkungan Analisa aspek lingkungan / AMDAL dilakukan untuk menlai sejauh mana dampak usaha yang di biayai terhadap lingkungan. Aspek ini harus diperhatikan karena menyangkut kelangsungan kegiatan usaha dalam jangka panjang, karena apabila usaha yang di biayai ternyata mempunyai dampak negatif yang dapat mencemarkan lingkungan maka usaha ini akan di tutup oleh pemerintah sehingga debitur akan mengalami kerugian atas investasi yang ditanamkan dan pengembalian pinjaman akan mengalami kegagalan. Tidak sedikit perusahaan yang dituntut masyarakat untuk ditutup masyarakat untuk di tutup karena tidak bersih lingkungan. h. Aspek resiko kredit Analisaresiko kredit dilakukan untuk melihat sejauh mana resiko munculnya kerugian bagi bank akibat kegagalan debitur dalam memenuhi kewajiabannya. Anaisa resiko yang mungkin timbul tersebut dijelaskan pada setiap aspek penilaian kredit berikut dengan langkah penanganannya.
24
2. Analisa kuantitatif Dalam analisa kuantitatif kita menganalisa kondisi usaha debitur berdasarkan laporan keuangannya. Teknik analisa yang diterapakan terhadap laporan keuangan meliputi: 1. Analisa perbandingan Rasio yang digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan cara membandingkan pos-pos yan terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi. Rasio analisa keuangan meliputi dua jenis perbandingan yaitu: Membandingkan rasio rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yan g sama. Membandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan ratarata industri yang bergerak pada industri yang sama. 2. Analisa rasio Analisa rasio adalah merupakan suatu cara analisa laporan keuangan yang mengguanakan perhitungan perhitungan atas data kuatitaif yang terdapat dalam pos-pos neraca maupun laporan rugi laba. Penggunaan analisa rasio hanya akan ada artinya jika ada standar tertentu sebagai pegangan untuk penilain. Dengan melakukan analisa rasio ini dapat diketahui posisi keuangan ansabah / debitur. Maksud dan tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui : 1. Struktur dan kondisi keuangan calaon debitur untuk dibandingkan dengan struktur perkreditan dan dana yang disediakan bank.
25
2. Rencana pembiayaan dan posisi keuangan calon debitur saat sekarang (likuiditas, solfabilitas, dan profitabilitas ) serta proyeksi keuangannnya. 3. Jenis kredit, jumlah dan jangka waktu yang dibutuhkan debitur untuk melunasinya. 4. Sumber-sumber dana dan pembiayaannya. 5. Keuntungan perusahaan yang diproyeksikan, sumber dana dari cash flow dan sumber dana dari pihak ketiga lainnya sebagai sumber dana untuk pelunasan kreditnya. 6. Secara umum rasio yang sering di gunakan dalam menganalisis laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi ) adalah sebagai berikut : rasio likuiditas, rasio solfabilitas, dan rasio renta bilitas) 1. Rasio Likuiditas ( Likuidity Ratio ) Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan secara tepat waktu berarti perusahaan dalam keadaan likuid dimana perusahaan mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar dibanding hutang lancarnya. Dalam penilai likuiditas perusahaan dititik beratkan kepada kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek yang segera harus dibayar. Untuk menilai posisi keuangan janka pendek / likuiditas digunakan rasio sebagai berikut:
a
Curren Ratio
26
Rasio yang sering di gunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah curren ratio yang menunjukan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayaran oleh aktiva lancar. Curren ratio :
aktivalancar x 100% kewajibanlancar
Suatu patokan umum yang dipergunakan dalam pengukuran curren ratio ini bahwa curren ratio sebesar 200% adalah baik, semakin tinggi rasio ini perusahaan semakin likuid sebaliknya bila turun maka semakin mundur likuiditasnya. b
Quik Ratio Rasio ini dihitung dengan mengeluarka perkiraan persediaan dari aktifa lancar, kemudiaan hasilnya akan di bagi hutang lancar. Rasio ini lebih tajam dari curren rasio karena dapat memberikan gambara yang lebih baik tentang kemampuan aktiva lancar perushaan untuk mebayar hutan hutang lancarnya serta dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan, dibandingkan curent rasio yang mash lebih bersifat umum. Quik ratio :
activalancar − persedian x100% hu tan glancar
Rasio ini dapat dikatakan baik apabila berada di atas 100%, apabila kurang berarti menujukan adannya investasi yag terlalu besar di dalam persedian. c
Rasio Cash / Tunai Rasio kas yaitu merupakan suatu perhitungan dimana aktiva ancar yang dipakai untuk perbandingan hanya uang kas / tunai saja, baik yang berada
27
dalam perusahaan maupun di bank. Dan biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur berapa sesunggunya kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban janka pendek. Cash ratio : d
cas + bank x100% kewajibanlancar
Net Working Capital Net working capital melihat sejauh mana perusahaan memiliki modal kerja untuk menunjang kelancaran aktivitas usaha. Net working capita = aktiva lancar – kewajiban lancar Selisih positif menunjukan bahwa perusahaan masih memiliki modal kerja untuk operasional usahanya, sebaliknya selisih negativ menunjukan modal kerja tidak tersedia lagi.
e
Inventori To Working Capital Adalah ratio yang menunjukan berapa bagian modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan barang. Seabiknya rasio ini tidak terlalu tinggi karena dapat menimbulkan resiko kerugian jika harga barang turun, dan kalau terlalu rendah akan menmbulkan kekurang percayaan pelanggan karena persediaan tidak mencukupi. Inventory to working capital :
persedian x100% mod al ker janeto
2. Rasio Solvabilitas / leverage Rasio solvabilitas menggambarkan berapa besar perusahaan di biayaai oleh dana pihak luar dan seberapa besar kemampuan perusahaan
28
untuk dapat mengembalikannya atau hutang tersebut baik janka panjang ataupun jangka pendek. Rasio ini juga memperlihatkan indikasi tingkat keamanan perbankan (kreditur) yang telah atau akan memberrikan kredit serta menunjukan kemampuan perusaahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila dilukuidasi serta sejauh mana modal sendiri dapat menjaminnya.seluruh hutang. Rasio yang dapat di gunakan untuk mengukur solvabilitas ini adalah : a
Debt To Equity Ratio Rasio ini menunjukan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang atau mengukur sejauh mana perusahaan ditanyai oleh pihak lain. DER :
totalkewajiban x100% mod alsendiri
Rasio dibawah 100% sudah dianggab baik karena semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi resiko kreditur karena semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempat kan kreditur dalam bisnis tersebut. b
Short Term Leverage Adalah analisa rasio yang menunjukna sejauh mana modal sendiri dapat di jamin kewajiban lancar perusahaan. Bila sebagian hutang adalah jangka pendek resiko bisnis akan semakin besar dibanding bila sebagian hutang adalah jangka panjang. Semakain besar rasionya maka bisnis perusahaan akan berpeluang besar mengalami resiko kegaglan karena usaha dominannya lebih banyak dibiayai oleh hutang daripada modal sendiri.
29
Short Term Leverage : c
kewajibanlancar x100% mod alsendiri
Longterm Leverage Adalah rasio yang membandingkan hutang hutan jangka panjang dengan modal sendiri. Long term leverage :
kewajibanjangkapanjang x100% mod alsendiri
Dalam analisa ini yang perlu diperhatiakan jangka waktu jatuh tempo dan hutang jangka panjang karena hutang jangka pendek bila jatuh tempo. Bila rasio long term leverage lebih besar dari rasio short term leverage maka resiko bisnis semakin kecil. d
Debt To Aset Ratio Adalah rasio yang mengukur persentase antara total kewajiban dengan total aktiva yang menunjukan ketergantungan perusahaan terhadap peminjam yang bersumber dari kreditur serta melihat sejauh mana dana peminjam yang tertanam dalam suatu perusahaan. Semakin rendah rasio ini kreditur akan semakin tertarik karena semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar hutangnya dan mengurangi resiko kerugian bila perusaan dilikuidasi. Debt to total aset ratio :
e
totalkewajiban / hu tan g x100% totalaktiva
Asset To Libielities Ratio Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar semua hutangnya dengan membandinkan total aktiva dengan total hutang.
30
Semakin besar asset to liabilities ratio ini maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya maka sehingga semakin besar kepercayaan kreditur dalam menempatkan dananya. Asset To Libielities Ratio :
totalaktiva x100% totalkewajiban
3. Rentabilities Ratio Rentabilitas / profitabilitas adalah raio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama priode tertentu atau dapat juga digunakan ntuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan. Rentabilitas
ini
diukur dari
kesuksesan
atau
kemampuan
perushaaan dalam menggunakan aktivitasnya secara produktif dengan memmbandingkan antara laba yang di peroleh dalam suatu priode dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan modal yang di gunakan sehubungan dengan opersi perusahaan tersebut. Rentabilitas yang tinggi dengan tren yang terus meningkat lenih penting dari pada keutungan yang besar, karena keuntungan besar tidak menjamin perusahaan krendibel. Ada bebarapa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahan i harga diantaranya : a
Gross profit margin Rasio ini menunjukan berapa besar keuntungan yang dapat dicapai dengan penjualan produk dalam suatu priode. Gros profit margin positif menunjukan perusahaan dapat menjual produknya diatas harga pokok, sebaliknya apabla gross profit marginya negatif pertanda bahwa
31
perusahaan menderita kerugiaan dari bisnis utamanya. Kerugian ini dapat disebabakan oleh beberapa faktor diataranya : perusahaan baru beroperasi, kebijaksanaan harga miring untuk merebut pasar. Kedua hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi perusahaa apabila mereka adalah perusahaan baru beropersi dan kegiatannya hanya untuk sementara waktu, tapi apabila penyebab negatifnya karena terjadinya perang harga dalam industri, sehingga perushaan tidak mampu menjual produk dengan harga lebih tinggi dari harga pokonya maka account officer harus berhati hati dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Gross profit margin : b
labakotoor x100% penjualan
Net profit margin Adalah kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan laba bersih perusahaan dalam suatu priosde tertentu. Net prifit margin di ukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan biaya biay termasuk pajak dan penjualan. Prusahaan yang sehat memiliki netprofit margi positif, semakin tinggi netprofit margi yang dihasil kan perusahaan maka semakin baik operasi perusahaan. Rasio yang menunjukan negatif menunjukan adanya kemungkinan penetapan harga jual yang terlalu rendah atau biaya biaya yang dikeluarkan perusahaan terlalu tinggi. Net profit margin :
c
labasetelahpajak x100% jumlahpenjualan
Return Of Aset (ROA)
32
Return of asset menunjukan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Pengukuran ROI ini dilakukan dengan membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak denga total aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik, karena menunjukan produktifitas dari seluruh dana yang digunakan dalam aktiva mengalami peningkatan, sebaliknya rasio yang rendah memperlihatkan rendahnyanet profit margin dan terlalu besarnya aset turn over. ROA : d
labasebelumbungadanpajak x100% totalaktiva
Return on equity (ROE) Return on e quity adalah rasio yang menunjukan berapa persen keuntungan / laba yang di peroleh perusahaan terhadap penetapan modal sendiri dalam perusahaan dengan membandingkan laba setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi ROE yang dihasilkan maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan karena semakin meningkatnya penghasilan yang akan di terima oleh pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan. ROE :
labasetelahpajak x100% mod alsendiri
4. Activity Ratio (Rasio aktivitas) Rasio aktivitas mengukur efektifitas perusahaan dalam memamfaatkan sumber daya (resources) yang dimiliki sehingga perushaan dapat berkembang denga baik. Dalam rasio ini sebainya terdapat keseimbangan
33
antara penjualan dengan berbagai unsur persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiv alancar. a
Collection Priod Rasio ini untuk menunjukan atau mengukur perputaran piutang dagang atau mengukur berapa lama piutang dagang tersebut dapat menjadiuang tunai. Collection Priod :
b
pi tan gdagang x100% penjualanperhari
Inventory Turn Over Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran persediaan barang dan berapa lama persedian tersebut dapat dijual kembali. Inventory Turn Over:
h arg apokokpenjualan x30 hari persedian
Semakin kecil rasio inventory turn over maka semakin cepat perputaran persedian barang. Hal ini mennjukan indikator keberhasilan manjemen dalam mengelola persedian, sebaliknya semakin besar rasio perputarannya maka makin lam perputaran persedian yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini perlu diperhatikan kemungkinan adanaya pengendalian persedian yang kurang baik sehigga terjadi penumpukan barang atau karena produk produk yang dipasarkan sudah out of date. c
Asset Turn Over Adalah rasio yang membandingakn total aktiva dengan jumlah penjualam dalam suatu priode, rasio yang rendah menunjukan produktifitas perputaran dana yang ditanamkan dalam aktiva baik, sedangkan rasio yang
34
tinggi menunjukan adanya aktiva berlebihan atau pun penjualan yang rendah. Asset turn over : 2.2.8
jumlahpenjualan x30 hari totalaktuva
Proses pemberian kredit Bagi para pengelola kredit dan para calon debitur yangakan
memperoleg kredit , terlebih dahulu harus melalui tahapan tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal (pemohon kredit) sampa dengan realisasi dari kredit tersebut. Prosedur pemberian kredit yang bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahapan harus dilakuakan penilaian yang mendalam. Adapun penjelasan yang di berikan oleh KASMIR, SE. MM dalam bukunya “MANAJEMEN PERBANKAN” mengenai posedur pemberian kredit. 1. Pengajuan Propasal − Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha,
nama
pengurus,
berikut
latar
belakang
pendidikannya.
Perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya. − Tujuan pengambilan kredit harus jelas, apakah untuk emperbesar omset, penjualan atau untuk meningkatkan kapasitas prodksi atau pendirian pabrik. − Pemohonan besarnya kredit − Cara pemohonanpengembalian kredit − Jaminan kredit yang di berikan harus jelas dan terbukti.
35
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman − Tujuan untuk mengetahui pakah berkas pengajuan yang di berikan debitur sudah sesuai dengan persyarat dan ketentuan yang berlaku. − Memperhatikan bukti kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang diajukan. − Melakukan kalkulasi berdasarkan rasio keuangan mengenai jaminan yang diberikan oleh calon debitur. 3. Penilaian Kelayakan Kredit Ada berapa aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian ini, diantaranya: − Aspek hukum, yang bertujuan untuk menilai keaslian dan keabsahaan dari dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. − Apek pasar dan pemasaran, untuk menilai apakah kredi yang dibiayai akan laku dipasar dan bagai mana stategi pemasaran yang dilakukan. − Aspek keuangan, untuk menilai keuangan perusahaan yang di lihat dari laporan keuangan dan laporan rugi laba perusahaan. − Aspek teknis / operasi, untuk menilai masalah yang di miliki lokasi usaha, kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan ruangan. − Aspek manajemen, untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usaha termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya. − Aspek ekonomi sosial, untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial.
36
− Aspek AMDAL, aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah memenuhi kriteria analisa dampak linkungan , air, udara dan sekitarnya. 4. Wawancara Pertama Tujuannya untuk mengetahui atau mendapatkan keyakinan apakah berkasberkas tersebut sudah lengkap sesuai dengan yang bank inginkan. 5. Peninjauan kelokasi (on the spot) Bertujuan untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal. 6. Wawancara Kedua Hasil penijauan dokumen-dokumen yang ada serta wawancara pertama guna mendapatkan keputusan kredit yang baik dan merupakan evaluasi terhadap perbaikan berkas. 7. Keputusan Kredit Untuk menenukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersipkan administrasinya yang meliputi: − Akad kredit yang akan ditandatangani. − Jumlah uang yang diterima. − Jangka waktu kredit. − Dan biaya-biaya yang harus dibayar. 8. Penandatanganan Akad Kredit / Perjanjian Lainya
37
Sebelum
kredit
dicairkan
maka
terlebih
dahulucalon
nasabah
menandatangani akad kredit, kemudian mengikar jaminan dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan: Antara bank dengan debitur secara langsung atau melalui notaris. 9. Realisasi Kredit Realisasi diberikan setalah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Denagn demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang direkening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit. 2.3 Laporan keuangan 2.3.1
Arti pentingnya laporan keuangan Laporan keuangan adalah merupakan out put dan hasil akhir dari
proses akutansi, laporan keuanga ini lah yang menjadi bahan informaasi bagai para pemakai sabagai salah satu oertimbangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini berfungsi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dilihat dari perhitungan neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya dimana sebelum nya diadakan analisa terhadap pos-pos yang terdapat pada neraca agar dapat diketahui gambaran posisi keuangan suatu perusahaan. Ada beberapa pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu :
38
1. Manajemen perusahaan (perusahaan) 2. Investor dan calon investor 3. Kreditur dan calon kreditur (bank) 4. Fiskus / petugas pajak 5. Lembaga pemeriksa keuangan 6. Serikat kerja / karyawan 7. Pemerintah Dalam hal ini dibahas para kreditur dan banker melakukan analisa laporan keuangan perusahaan sebelum pemberiaan kredit terhadap debitur dialkuakan, gana mengetahui sumber dan operasional pendanaan perusahaan yang diperoleh untuk pembayaran kredit yang akan diberikan oleh kreditur. Apakah keuangan yang terdapat pada perusahaan akan menjamin terhadap tingkat pengembalian kredit atu tidak. Krakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Laporan keuanga merupakan suatu hal yang terpenting yang harus dibuat oleh setiap perusahaan karena dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan, didalam laporan keuangn keuangan terdapat tujuh karakteristik kualitatif yng harus dimiliki agar laporan keuangan tersebut berkualitas baik, diantaranya : − Relevan, sehubungan dengan tujuan relevansiseyogyanya dipilih metode pengukuran dan pelaporan akutansikeuangan yang akan membantu sejauh mungkin para pemakai dalam pengambilan keputusan.
39
− Dapat dimengerti, inforasi haris dapat dimengerti oleh para pemakainya dan dapat dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan bats pengertian para pemakai. − Daya uji (verifiability)pengukurana tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangn dan pendapat yang subyektif, hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebit tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. − Netral, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung kepada kebutuhan keinginan pihak tertentu. − Tepat waktu, informasi harus disampaika sedini munkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghidari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. − Daya banding (comparability), informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuanagan priode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainya pada priode yang sama. − Lengkap, informasi akutansi yang lengkap meliputi semua data akutansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kuantitaif diatas, dapat jga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan.
40
2.3.2
Sifat dan keterbatasan laporan keuangan Didalam prinsip-prinsip akutansi indonesia menjelaskan bahwa dalam
lapora keuangan terdapat sifat dan keterbatasannya, hal ini lah yang harus perlu disadari oleh Accoun Officer sebelum melakukan analisa laporan keuangan. Diantaranya adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadiaan yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai
satu-satunya
sumber
informasi
dalam
proses
pengambilan keputusan. 2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyususan laporan keuanga tidak luput dari penggunaan taksiran da berbagai pertimbangan. 4. Akutansi hanya melaporkan informasi yang material. 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapai ketidak pastiaan, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti menginai penilaian suatu pos , maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau aktiva yang paling kecil. 6. Laporan keuanga lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas) 7. Laporan keuangan disusun dengan mengguanakn istilah-istilah teknis dan pemakaian laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akutansi dan sifat dari nformasi yang dilaporkan.
41
8. Adanya berbagai alternatif metode akutansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara perusahaan. 9. Informasi
yang
bersifat
kualitatif
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
dan
fakta
yang
tidak
dapat