BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Laporan Keuangan
Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan diperlukan pengertian yang mendalam mengenai bentuk dan prinsip penyusunan laporan keuangan. Menurut S. Munawir dalam bukunya yang berjudul Analisa Laporan keuangan edisi ke empat, yogyakarta, 1995, laporan keuangan adalah; 1. Neraca adalah suatu daftar yang disusun secara sistematis, tentang aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. 2. Laporan laba rugi adalah laporan yang di susun secara sistematis mengenai biaya, pendapatan yang diperoleh dan laba rugi perusahaan pada periode tertentu 3. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar dalam periode tertentu berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendapatan
1. Neraca Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal ( Munawir, 1995). 1.
Aktiva yaitu semua harta kekayaan yang terdapat dalam perusahaan yang
dinyatakan dalam nilai uang Pada dasarnya aktiva di golongkan pada 2 bagian, yaitu: a. Aktiva Lancar : Uang kas dan aktiva lainnnya yang dapat dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai pada periode berikutnya. Yang termasuk dalam golongan aktiva lancar , antara lain:
Kas atau uang yang ada di dalam perusahaan atau di dalam rekening giro perusahaan yang sewaktu-waktu dapat di tarik untuk operasional perusahaan.
Investasi jangka pendek : Investasi yang sifatnya sementara dengan maskud memanfaatkan uang kas yang ada dalam perusahaan.
Piutang wesel : tagihan perusahaan pada pihak lain dalam bentuk wesel.
Piutang dagang : tagihan kepada pihak lain oleh karena adanya transaksi penjualan secara kredit.
Persediaan
:
Semua
barang-barang
yang
diperdagangkan
dan
sampaitanggal neraca masih ada di dalam gudang atau barang persediaan yang belum terjual.
Piutang Penghasilan atau penghasilan yang masih harus di bayar : penghasilan yang menjadi hak perusahaan namun belum diterima sehingga termasuk dalam tagihan perusahaan.
b.
Aktiva tidak lancar yaitu aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif
permanen atau jangka panjang. Yang termasuk ke dalam aktiva tidak lancar antara lain :
Investasi jangka panjang : kekayaan atau modal yang cukup sehingga perusahaan memutuskan utuk menempatkan sebagai investasi jangka panjang
Aktiva tetap : kekayaaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak
Aktiva tetap tak berwujud : kekayaan perusahaan yang fisiknya tidak nampak akan tetapi merupakan hak yang bernilai dan di miliki oleh perusahaan
Beban yang di tangguhkan : pengeluaran atau biaya yang memiliki manfaat jangka panjang
2.
Dan lain-lain Hutang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus di
lunasi sesuai jangka waktu pengenbalian. Berdasarkan jangka waktu pengembaliannya, hutang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a.
Hutang jangka pendek atau hutang lancar : kewajiban perusahaan yang
harus diselesaikan dalam waktu kurang dari satu tahun terhadap aktiva lancar. Yang termasuk dalam golongan hutang jangka pendek antara lain:
Hutang dagang : hutang sebagai akibat dari pembelian secara kredit
Hutang wesel : hutang yang di sertai perjanjian tertulis yang akan di selesaikan pada jangka waktu tertentu
Hutang pajak : beban pajak perusahaan dan karyawan yang harus disetorkan kepada negara
Penghasilan diterima di muka : penerimaan uang atas barang atau jasa yang belum terselesaikan
b.
Dan lain-lain Hutang jangka panjang yaitu kewajiban perusahaan yang harus di
selesaikan dalam periode lebih dari satu tahun terhadap aktiva lancar. Yang termasuk pada golongan hutang jangka panjang antaa lain :
Hutang obligasi : hutang jangka menengah atau panjang yang di terbitkan lembaga atau pemerintah atau perusahaan dengan disertai dengan tingkat suku bunga atau kupon yang menarik bagi investor.
Hutang hipotik : hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu
Pinjaman jangka panjang lainnya
3.
Modal
Unsur – unsur modal antara lain : a) Modal sendiri ( Equity) Hak kepemilikan pada sumberdaya perusahaan yang dapat berupa dana awal pemilik, tambahan uang yang disumbangkan dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang di investasikan kembali. b) Modal disetor Modal yang diberikan oleh para pemegang saham atau pinjaman modal yang berbentuk deviden. c) Laba ditahan ( Retained earning) Keuntungan dari suatu perusahaan yang belum di bayarkan atau tidak dialokasikan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Gambar I Bagan Neraca
Sumber : http://anakuntansi.wordpress.com/2009/05/02/penggolongan-akun/&usg
2. Laporan Laba Rugi Materi yang disajikan dalam laba rugi : 1) Pendapatan : peningkatan hak kepemilikan yang bersumber dari hasil kegiatan perusahaan mencari laba.
Pendapatan terbagi atas pendapatan dari usaha pokok dan pendapatan diluar usaha antara lain pendapatan bunga dan sewa. 2) Harga pokok penjualan : biaya barang pada persediaan awal ditambah biaya barang yang tersedia dan siap dijual. a) Pada perusahaan dagang harga pokok penjualan : biaya yang ada dalam persediaan awal periode ditambah dengan biaya yang dibeli pada periode tersebut, menghasilkan biaya barang yang tersedia untuk dijual, kemudian dikurangkan dengan biaya barang yang ada dalam persediaan akhir. b) Pada perusahaan industri, maka harga poko penjualan : biaya barang jadi yang ada dalam persediaan awal periode ditambah biaya selama periode tersebut, kemudian menghasilkan biaya barang yang tersedia untuk di jual kemudian dikurangkan dengan biaya barang jadi akhir periode.
3) Biaya : beban yang harus di keluarkan perusahaan dalam rangka meraih pendapatan. Biaya terdiri dari: a) Biaya usaha : biaya penjualan, biaya administrasi dan umum
b) Biaya diluar usaha : beban yang di keluarkan perusahaan yang mendukung kegiatan usaha perusahaan
B. Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Bentuk laporan keuangan yang disajikan perusahaan harus memenuhi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam ( SPAP) mengatakan bahwa laporan keuangan hasus disusun sedemikian rupa dengan tujuan : 1. Memenuhi keperluan : a) Memberikan informasi keuangan perusahaan secara kuantitatif untuk keperluan pengambilan keputusan b) Menyajikan
informasi
akurat
mengenai
posisi
keuangan
perusahaan c) Menyajikan informasi keuangan perusahaan yang dapat membantu para pemakai menafsirkan kemampuan perusahaan memperoleh laba.
2. Mencapai mutu : a) Relevan, jelas dan dimengerti. b) Dapat di uji kebenerannya
c) Mencerminkan kondisi perusahaan pada waktunya d) Dapat diperbandingkan atara periode sebelumnya dengan periode berjalan e) Netral C. Rasio laporan keuangan Rasio yang menggambarkan mengenai suatu hubungan dari berbagai pos antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan menggunakan alat analisa berupa rasio. Rasio akan menggambarkan baik buruknya suatu posisi keuangan suatu perusahaan. Tujuan dari metode dan tehnik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Hal ini di kemukakan oleh Drs. S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, edisi keempat, Yogyakarta, 1995. Menurut Drs. S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, edisi keempat, Yogyakarta, 1995 untuk menganalisa laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu: 1. Analisa Vertikal Analisa vertikal digunakan untuk menganalisa laporan keuangan satu periode tertentu dengan metode membandingkan pos satu dengan pos yang lainnya sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada periode itu saja tanpa mengetahui perbandingannya.
Bentuk rasio pada analisa vertikal dapat dikelompokkan sebagai berikut : a) Rasio Likuiditas Merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
memenuhi
kewajibannya selama jangka pendeknya ( maximal 1tahun). Rasio likuiditas terdiri dari : 1) Current Ratio = aktiva lancar x 100% Hutang lancar 2) Quick Ratio ( Acid Tes Ratio ) = aktiva lancar – persediaan x 100% hutang lancar 3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital to total Asset Ratio) = aktiva lancar – hutang lancar x 100% total aktiva
4) Perputaran Piutang (Turn Over Receivables) = total piutang x 100% rata-rata piutang
5) Perputaran Persediaan ( Turn Over Inventories) = harga pokok barang x 100% rata-rata persediaan
b) Rasio Solvabilitas Merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendeknya. Rasio solvabilitas terdiri dari : 1) Rasio modal dengan total aktiva = modal sendiri x 100% Total aktiva 2) Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap = modal sendiri x 100% Aktiva tetap 3) Rasio hutang ( debt ratio) = total hutang x 100% Total aset 4) Rasio aktiva dengan hutang
= jumlah aktiva x 100% Jumlah hutang 5) Nilai buku perlembar saham = jumlah nominal x 100% Saham yang beredar
c) Rasio Rentabilitas dan Profitabilitas Merupakan kemapuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rasio rentabilitas terdiri dari : 1) Profit Margin ( Net Operating Income) = laba usaha x 100% Penjualan 2) Return On Investment ( ROI) = EBIT
x100%
Total aktiva 3) Rasio laba kotor ( Gross Margin Ratio) = Laba kotor x100% Penjualan bersih
d) Rasio Aktivitas Digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. 1) Perputaran Piutang = Penjualan x 100% Piutang 2) Perputaran Total Aktiva = Penjualan x 100% Total aktiva 2. Analisa Horizontal Analisa horizontal digunakan untuk menganalisa laporan keuangan beberapa periode dengan membandingkan pos yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi suatu periode yang digunakan sebagai pembanding. Dengan analisa ini akan diperoleh hasil yang memuaskan karena akan diketahui sifat dan tensensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Pada dasarnya analisa horizontal dapat dikelompokkan dalam 2 bagian: a) Rasio Neraca ( Balance sheet ratio )
Rasio yang disusun dari data neraca yang bertujuan mempelajari perubahan yang terjadi dalam pos0pos tertentu dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Contoh : current ratio, quick ratio, current asset to total asset ratio, cirrent liabiilities to total asset. b) Rasio laporan laba rugi (income statement ratio ) Rasio yang disusun berdasarkan laba-rugi. Analisa ini dapat membantu manajemen membuat keputusan memperbaiki hasil operasi. Contoh : gross profit margin, net opertating margin, operating ratio dan sebagainya