BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nurlela dan Islahudin (2006) menjelaskan bahwa enterprise value atau dikenal dengan firm value merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar untuk menilai secara keseluruhan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Menurut Mahendra (2012) nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Sama halnya dengan Bringham dan Houston (2006) menejelaskan nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
8 Universitas Sumatera Utara
Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya (Bearly et al, 2007). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Memasukkan perusahaan kepasar modal merupakan pilihan yang cukup efisien untuk menarik para investor agar dapat berinvestasi diperusahaan, dengan menunjukkan perusahaan memiliki nilai yang tinggi dimata investor maka dapat membuat investor percaya untuk menanamkan dananya diperusahaan. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam memperoleh sumber dana untuk modal dalam membiayai investasi. Stuktur modal merupakan kombinasihutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakanTobin’s Q . Perusahaan yang memiliki Tobin’s Q dengan nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan semakin baik, karena investor akan mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk perusahaan yang memiliki nilai pasar aset yang lebih besar daripada nilai bukunya. Apabila nilai Q lebih kecil dari 1, berarti investasi dalam aktiva tidak menarik (Herawaty, 2008).Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilaiperusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerjaperusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakansalah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektivitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal (Pertiwi, 2012). Menurut Christiani (2010) masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai dasar keputusan investasi, diantaranya adalah mengenai kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspretasi adalah harga saham di bursa efeknya. Semakin baik kinerja keuangan maka akan semakin tinggi return yang didapat oleh investor. Jadi, dapat dikatakan bahwa perolehan modal perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin di dalam laporan keuangan. Mahendra et al (2011) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah sebagai berikut : 1.
Faktor internal, yang terdiri dari : a.
Manajemen personalia, berkaitan dengan sumber daya yang digunakan seoptimal mungkin.
b.
Manajemen pemasaran, berkaitan dengan program-program yang ditujukan.
Universitas Sumatera Utara
c.
Manajemen produksi, berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang jasa sesuai dengan yang diharapkan.
d.
Manajemen keuangan, berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan
2.
Faktor eksternal, yang terdiri dari : a.
Kondisi perekonomian, yaitu kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan lainnya.
b.
Kondisi industri, meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.
Kinerja keuangan pada umumny dapat diukur melalui rasio keuangan yang sudah menjadi parameter. Rasio keuangan diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan. Rasio yang dipakai dalam penelitin ini untuk mengukur kirnerja perusahaan adalah leverage dan profitabilitas.
1.
Leverage Rasio ini menggambarkan sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam. Rasio leverage ini diukur dengan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) dihitung hanya membagi total utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham (Horne dan Wachowich, 2012). DER =
2.
Total Hutang Total Ekuitas
Rasio Return On Asset
Universitas Sumatera Utara
Rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return On Asset adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan di tingkat penjualan , aset, modal saham tertentu. Return On Asset dapat merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset yang ada dalam perusahaan. Semakin tinggi nilai Return On Asset, semakin efisien perusahaan dalam penggunaan assetnya, akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Horne dan Wachowich, 2012). Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mengelola kekayaan perusahaan secara efisien dan efektif dalam memperoleh laba setiap periode (Horne dan Wachowicz, 2005). ROA = 3.
Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset
Rasio Return On Equity Rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROE
adalah
mengukur kemampuan perusahaan laba bagi pemegang saham. Rasio ini juga yang menjadi ukuran keuntungan dan investasi yang akan diperoleh oleh pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, maka dapat dikatakan baik, karena posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Horne dan Wachowich, 2012). ROE =
Laba Bersih Setelah Pajak Total Equity
2.1.3 Good Coorporate Governance Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI) 2001 pengertian good corporate governance dalah sebagai berikut: Seperangkat
Universitas Sumatera Utara
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur mengendalikan perusahaan.Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG):Good corporate governancedalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham
dengan
tetap
memperlihatkan
kepentingan
stakeholder
lainnya,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2006). Tumirin (2007) menyatakan adanya penerapan corporate governance akan mempengaruhi tercapainya nilai perusahaan. Perusahaan tentunya harus memastikan kepada para penanam modal bahwa dana yang mereka tanamkan untuk kegiatan pembiayaan, investasi, dan pertumbuhan perusahaan digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak terbaik untuk kepentingan perusahaan. Penerapan corporate governance dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholder dan menghindari cara-cara menciptakan keuntu-ngan sesaat. Sedangkan dorongan dari peraturan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Good corporate governance memacu terbentuknya pola manajemen yang professional, transparan, bersih dan berkelanjutan. Pedoman Umum good corporate governancedi Indonesia tahun 2006 yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyebut lima asas good corporate governance yaitu
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas,
independensi,
dan
kewajaran.Penerapan corporate governance memberikan empat manfaat (FCGI, 2001), yaitu: meningkatkan kinerja perusahaan, mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih mudah, mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, danmeningkatkan shareholders’s value. Keputusan Menteri BUMN Tahun 2002 No. KEP-117M-MBU/2002 tentang penerapangood corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut: 1.
Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melak-sanakan proses pengambilan keputusan dan keter-bukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenahi perusahaan.
2.
Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peratur-an perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3.
Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga penge-lolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
4.
Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan per-undang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
5.
Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetara-an di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada
perusahaan
oleh
pihak
manajerial.
Manajemen
selalu
berupaya
untuk
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan maka kekayaannya yang dimiliki sebagai pemegang saham akan meningkat, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat pula (Putra dan Wirawati, 2013).
2.
Kepemilikan Institusional Tingkat kepemilikan institusional dalam proporsi yang cukup besar akan
mempengaruhi nilai perusahaan (Shleifer dan Vishny, 1986). Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku oportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan saham oleh institusi merupakan salah satu monitoring agents yang penting dalam melindungi investasi saham yang mereka pertaruhkan dalam perusahaan, semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan (Bathala et al, 1994). Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin tinggi pula pengawasan terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat
Universitas Sumatera Utara
penyelewengan yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dan dapat menurunkan nilai perusahaan.
2.2. Review Peneliti Terdahulu Terdapat beberapa peneliti terdahulu yang berkaitan Kinerja keuangan, good corporate governance dan Nilai perusahaan.Penelitihannya antara lain: Mahendraet al (2011), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2006-2009. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Variabel independen yang digunakan likuiditas, leverage, kebijakan deviden, dan profitabilitas. Variabel moderating yang digunakan kebijakan deviden. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas yang diukur dengan ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan kebijakan deviden tidak mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Dewi dan Tarnia (2011), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel moderating. Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Nilai perusahaan diukur dengan Tobins'Q. Variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset, Return On Equity, dan leverage. Variabel moderating yang digunakan good corporate governance yang di diukur dengan kepemilikan institusional. Hasil penelitian ini Return On Asset dan leverage berpengaruh positif da signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangka
Universitas Sumatera Utara
ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel moderating good corporate governance mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Muliani et al (2014), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate govrnance sebagai variabel pemoderasi. Populasi penelitian laporan keuangan tahunan perusahaan BUMN non keuangan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Variabel Independen yang digunakan kenerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset. Variabel moderating corporate social responsibility dan good corporate governance
(diukur
dengan
kepemilikan
manajerial).
Hasil
penelitian
menunjukkan Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Corporate social responsibility tidak sepenuhnya mampu memoderasi hubungan kinerja perusahaaan dengan nilai perusahaan. dan Good corporate governance sepenuhnya mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Pertiwi dan Pratama (2012), meneliti pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance terhadap nilai perusahaan food and beverage. Populasi penelitian laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman periode 2008-2010. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Variabel independen yang digunakan kenerja keuangan (diukur dengan Return On Asset). Variabel moderating menggunakan good corporate governance (diukur dengan kepemilikan manajerial). hasil penelitian kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap nilai perusahaan. Good corporate governance tidak mampu meoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Tjandrakirana dan Monika (2014), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian laporan keuangan tahunan perushaaan manufaktur yang terdar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Variabel independen menggunakan profitabilitas (diukur dengan Return On Asset dan ROE). Hasil penelitian ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Wardoyo dan Veronica (2013), meneliti pengaruh good corporate governance, corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perushaaan. Populasi penelitian laporan keuangan perushaaan perbankan yang go public periode 2008-2010. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Variabel independen yang digunakan ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, jumlah komite audit, CSR, Return On Asset, dan ROE. Hasil penelitian komisaris dewan direksi, Return On Asset, ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaaan, sedangkan ukuran dewan komisaris, indepedensi dewan komisaris, dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaaan.
Universitas Sumatera Utara
Table 2.1 Review Penelitian Terdahulu No. 1
Judul Penelitian dan Nama Peneliti Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Alfredo Mahendra DJ Luh Gede Sri Artini A.A. Gede Suarjaya (2012)
2
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi R. Rosiana Dewi Tia Tarnia (2011)
Variabel Dependen : Nilai Perusahaan Independen :
• Likuiditas • Profitabilitas • Leverage
Hasil Penelitian ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. dan kebijakan deviden tidak mampu memoderasi likuiditas, profitabilitas, dan leverage dengan nilai perusahaan.
Moderating :
• Kebijakan Deviden Dependen : Nilai Perusahaan Independen :
• ROA • ROE • Leverage
Moderating :
ROA dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan ROA, ROE, dan Leverage dengan nilai perusahaan.
• Kepemilikan Institusional 3
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi Luh Eni Muliani Gede Ani Yuniarta Kadek Sinarwati (2014)
4
Dependen : Nilai Perusahaan Independen :
• ROA Moderating :
• CSR • Kepemilikan Manajerial
Pengaruh Kinerja Keuangan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverage
Dependen : Nilai Perusahaan
Tri Kartika Pertiwi Ferry Madi Ika Pratama (2012)
Moderating :
Independen :
• ROA
• Kepemilikan Manajerial
ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. CSR tidak mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan, dan kepemilikan manajerial sepenuhnya mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan.
ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
5
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. RinaTjandrakirana DP Meva Monika (2014)
6
Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Wardoyo Theodora Martina (2013
Dependen : Nilai Perusahaan Independen :
• ROA • ROE
Dependen : Nilai Perusahaan Independen :
• Ukuran Dewan Komisaris • Independensi Dewan Komisaris • Ukuran Dewan Direksi • Jumlah Komite Audit • CSR • ROA • ROE
ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Komisaris dewan direksi, ROA, dan ROE berpengaruh signifikan, sedangkan ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, jumah komite audit, SCR tidak berpengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara