BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Kebijakan Dividen Selain keputusan investasi dan struktur modal, kebijakan manajemen keuangan yang ketiga adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen adalah mencakup keputusan mengenai apakah laba akan di bagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan untuk diinvestasi dalam perusahaan. Apabila perusahaan memilih membagi laba sebagai dividen, tentunya akan mengurangilaba yang akan ditahan. Dampak selanjutnya akan menggurangi kemampuan sumber dana internal, demikian sebaliknya apabila perusahaan memilih menahan laba, maka akan memperkuat atau akan memperbesar sumber dana internal.1 Ada kalanya, perusahaan melakukan kebijakan untuk meningkatkan pembayaran dividen agar dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, pembayaran dividen kas yang meningkat tersebut dapat mengurangi jumlah uang yang dapat di investasikan kembali sehingga pertumbuhan laba masa depan yang diharapkan dapat menurun dan pada ahirnya harga saham juga akan menurun. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dividen yang optimal untuk mendapatkan keseimbangan dividen saat ini dan pertumbuhan laba masa yang akan datang.
1
Kamaludin dan Rini Indriani, Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapannya (Bandung: CV Mandar Maju,2012). hlm. 330
12
13
Kebijakan dividen masih merupakan kontroversi yang di tandai dengan adanya teori kebijakan dividen yang masih beragam. Modigliani & miller berpendapat bahwa dalam kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, kebijakan dividen tidak mempengaruhi shareholder’s wealth maupun value of the firm dan di kenal dengan Devident irrelevance theory. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh basic earning power dan risk class. Dividen mungkin memiliki information content hanya jika manajer memiliki informasi yang lebihbaik dibanding investor tentanng prospek perusahaan dimasa depan. Dan menggunakan informasi tersebut untuk menentukan kebijakan dividen.2 Pendapat lain di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner yang dikenal dengan bird in the hand theory. Mereka berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen tunai yang lebih pasti dibandingkan Capital Gain yang diharapkan dari labaditahan karena akan mengandung resiko. Sehiingga perusahaan akan membayar dividen yang sebesar-besarnya dengan anggapan bahwa dividen akan mempengaruhi harga saham. Teori dividen yang lain adalah dividen sebagaiisyarat (Dividen Signaling Theori). Dividen Signaling Theori berdasarkan pada asumsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi positif dari manajer yang mempunyai informasi lengkap tentang kondisi perusahaan yang sesungguhnya kepada investor. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya Asymmetric information antara manajer dengan investor.
2
Sri Dwi Ari Ambarwati,Manajemen Keuangan Lanjut. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
hlm. 78.
14
Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan masa kini dan dimasa yang akan datang. Seetelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan sehingga dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut.3 Teori tentang dividen yang lainya adalah teori dividen residual (residual theory of dividends). Meurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebikjakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan telah habis di biayai. Dengan demikian dividen yang di bayarkan merupakan sisa (residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis di biayai.4
B. Dividen Payout Ratio (DPR) 1.
Pengertiaan dividen Istilah dividen biasanya mendasarkan pada bagian keuntungan yang dibagikan, jika pembayaran berasal dari sumber lain diluar laba ditahan yang saat ini, maka istilah distribusi lebih tepat daripada dividen. Secara umum apapun bentuk pembayaran kepada para pemegang saham
3
Sri Dwi Ari Ambarwati,Manajemen Keuangan Lanjut. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
hlm. 82.
4
Mamduh M Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:BPFE,2014), hlm. 372
15
perusahaan dapat dikatakan sebagai dividen atau bagian dari kebijakan dividen perusahaan.5 Kebijakan deviden diartikan secara umum sebagai pembayaran laba perusahaan kepada pemegang saham. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika persahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.6 Keputusan
yang
diambil
oleh
manajemen
terkait
dengan
pembayaran dividen meliputi elemen-elemen: a.
Dividen yang dibayarkan apakah dividen rendah atau dividen tinggi, hal ini sangat tergantung pada preferensi pemegang saham perusahaan yang akan diputuskan oleh rapatumum pemegang saham.
b.
Dividen yag akan dibayarkan bersifat stabil atau tida stabil, hal ini harus diputuskan dengan baik karena menyangkut minat investor dimasa mendatang.
c.
Dividen yang akan di bayarkan apakah setiap tahun atau periodik
d.
Apakah kebijakan dividen untuk dibagikan harus di umumkan, biasanya diumumkan resmi.
5
Sri Dwi Ari Ambarwati,Manajemen Keuangan Lanjut. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
hlm. 64.
6
Agus Sartono, BPFE),hlm281
Manajemen
Keuangan
Teori dan Aplikasi
(Yogyakarta:2010,
16
2.
Stabilitas Dividen Laba dan arus kas berubah-ubah sepanjang waktu, demikian pula peluang investasi. Dengan memperhatikan hal ini perusahaan harus mengubah dividen merkeka sewaktu-waktu. Menaikannya jika arus kas besar dan kebutuhan akan dana relatif kecil, dan menurnkannya jika persediaan uang kas menipis. Akan tetapi banyak pemegang saham mengandlkan dividen untuk membayar berbagai biaya, dan mereka sangat terganggu jika aliran dividen tidak stabil. Tindakan mengurangi dividen agar dana tersedia untuk investasi modal dapat mengirimkan isyarat yang tidak tepat. Hai itu dapat menurunkan harga saham. Jadi memaksimalkan harga saham mengharuskan perusahaan menyeimbangkan kebutuhan dana untuk internal dan keseimbangan para pemegang saham.7
3.
Penetapan dalam kebijakan dividen a.
Investor menganggap kenaikan dividen sebagai sinyal positif bahwa perusahaan memiliki peospek yang baik demikian sebaliknya. Sehingga investir loyal kepada perusahaan, maka perusahaan cenderung tidak menurunkan dividen yang dibagikan.
b.
Investor cenderung lebih menyukai dividen yang tidak fluktuasi atau stabil, karena ada beberapa
investor yang menghindari resiko
sehingga kestabilan pembayaran dividen akan lebih menjanjikan bagi investor tipe ini.
7
Eugene F. Brigham, Joel F Houston, Manajemen Keuangan (Jakarta: Erlangga, 2001),
hlm. 73.
17
4.
Tipe- tipe kebijakan dividen Secara umum ada tiga dasar dari kebijakan dividen, yaitu: a.
Kebijakan dividen dengan presentase tetap pembayaran dividen tunai. Kebijakan ini dikenal dengan nama Constan Payout Rato Dividen Policy. Dengan kebijakan ini perusahaan kurang tepat memperkirakan jumlah pembayaran dividen yang akan dilakukan setiap periode.
b.
Kebijakan dividen biasa. Pada kebijakan dividen biasa atau Regular Dividen Policy, perusahaan membayar dividen per lembar saham dalam bentuk rupaiah yang tetap setiap periode. Kebiakan in i meniadakan keragu- raguan iinvestor atau pemegang saham sekaligus menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan lancar.
c.
Kebijakan dividen rendah plus ekstra Kebijakan ini dikenal dengan nama Low Regular and Extra Dividen Policy.Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yangtetap dan rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan ditambah degan pembayaran dividen ekstra. Dengan jumlah pembayaran reguler/ biasa yang tetap ini menjamin kepastian dari pemilik saham dan karena jumlahnya rendah, hal ini juga akan menentramkan perusahaan.8
8
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta: Ghalia Indonesia: 2004),
hlm146
18
Bentuk umum dari dividen adalah dividen kas, seperti namanya, pembayaran kas dibrikan secara langsung kepada pemegang saham dan pembayaran itu dibuat dalam bisnis reguler. Kadang- kadang perusahaan melakukan pembayaran dividen ekstra yang tidak pasti setiap tahunnya, bisa dilanjutkan bisa juga tidak di lanjutkan di tahun yang akan datang. Pembayaran dividen kas mengurangi kas perusahaan dan laba yang ditahan. Presentase dividen yang dibagikan darikeuntungan bersih perusahaan disebut Dividen Payout Ratio ( DPR).9 Rasio pembayaran dividen (deviden payout ratio) mengukur porsi penghasilan yang dibayarkan dalam deviden. Investor yang mencari pertumbuhan dalam harga pasar akan mengharapkan rasio ini kecil, sebaliknya investor yang mencari deviden akan mengharapkan rasio yang besar.10 Rumus Deviden Payout Ratio:
C. Analisis Rasio Keuangan Analisa rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan yang berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan yang dapat
9
Dwi Ari Ambarwati,Manajemen Keuangan Lanjut. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
hlm. 66. 10
Budi Raharjo, Dasar-Dasar Analisis Fundamental Saham (Yogyakarta: 2009, GajahMada University Press), hlm. 83.
19
menginformasikan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.11 Analisis rasio keuangan dipergunakan sejak pertengahan ahir abad ke 19 yang digunakan oleh industri di Amerika Serikat. Pada masa revolusi industri, kebutuhan akan suatu analisis keuangan yang bisa memberikan pengertian secara tersendiri tentang situasi keuangan suatu perusahaan , menyebabkan hadirnya analisis rasio keuangan seiring dengan pentingnya publikasi laporan keuangan ke depan publik.12 Analisa rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan yang berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan yang dapat menginformasikan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.13Penganalisa finansial dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam cara pembandingan, yaitu:14 1.
Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara membandingkan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. 11
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 242. Irham Fahmi. Analisis Laporan Keuangan. (Bandung: Alfabeta,2012), hlm. 58 13 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 242. 14 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pmbelanjaan Perusahaan, Edisi IV, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), hlm. 329. 12
20
2.
Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan
dengan rasio-rasio
semacam dar perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata industri, berada pada ratarata atau terletak di bawah rata-rata. Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Misalnya, bagi kreditur dan investor (sumber pendanaan) bagi manajemen (untuk menyusun strategi bagaimana memaksimumkan keuntungan, bagaimana meningkatkan efisiensi png elolaan aset perusahaan), bagi vendor, untuk mengetahui kemempuan likuiditas,resiko keuangan, dan sebagainya.15 Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasiorasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.16 Analisis rasio keuangan dirancang
untuk
membantu
mengevaluasi
laporan
keuangan.
Dalam
perhitungan analisis rasio digunakan data yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi.17
15
Henry Faisal Noor,Investasi. (Jakarta: PT Indeks,2009), hlm. 222. Irham Fahmi. Analisis Laporan Keuangan. (Bandung: Alfabeta,2012), hlm. 107. 17 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta: Ghalia Indonesia: 2004), 16
hlm, 29
21
Rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempumyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak jumlahnya dan setiap rasio mempunyai kegunaan masing- masing. Bagi investor, ia akan melihat rasio dengan penggunaan paling sesuai dengan analisis yang akan ia lakukan.18
D. Rasio Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara kesluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana.19 Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan.. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan keadaaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.20 Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah kembali menjadi kas yang meliputi kas, 18
Irham Fahmi. Analisis Laporan Keuangan. (Bandung: Alfabeta,2012), hlm. 108. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi(Yogyakarta: 2010, BPFE),
19
hlm, 293. 20
Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta:2007, Raja Grafindo Persada), hlm, 41.
22
surat berharga, piutang,dan persediaan.21 Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan.22 Beberapa jenis rasio Likuiditas yang sering digunakan antara lain: 1.
Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar (Current Ratio)merupakan salah satu ratio finansial yang sering digunakan. Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar.23 Current Rasio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunnjukan besarnya kewajiban lancar yang di tutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Rasio lancar ini memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Jika nilai rasio lancar kurang dari satu maka aktiva lancar perusahaan lebih rendah dari kewajiban lancarnya, atau aktiva lancar tidak cukup dipakai utuk memenuhi kewaiban lancarnya. Namun jika nilai rasio lancar sangat besar hal ini mencerminkan investasi dan modal kerja yang cukup tinggi, yang berakibat biaya modal juga tinggi.24
21
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta: Ghalia Indonesia: 2004),
hlm, 31 22
Irham Fahmi, Analisis Investasi,(Bandung: Refika Aditama: 2006), hlm. 59. Mahmud M. Hanafi, Manajemen Keuangan,(Yogyakarta:2104, BPFE), hlm, 37. 24 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta:2004, Ghalia Indonesia), hlm. 23
31.
23
Tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat Current Ratio
yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh
suatuperusahaan karena biasanya tingkat current ratio juga sangat tergantung pada jenis usaha dari masing- masing perusahaan.25 2.
Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lebih liquid. Rasio ini dihitung dengan menggunakan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan kewiban lancar. Rasio ini menunjukan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.
3.
Rasio Uang Tunai (cash Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tesedia. Rasio ini menunjukan perbandingan jumlah uang tunai dengan utang jangka pendek.
4.
Net Working Capital Ratio Net Working Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengukuran antara aktiva lancar dan hutang lancar. 25
Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta:2007, Raja Grafindo Persada), hlm, 44.
24
Dalam penelitian ini rasio likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek (hutang lancar). Alasan pemilihan current ratio sebagai alat ukur rasio likuiditas karena semakin tinggi jumlah (kelipatan) aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar hutang maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Rumus Current Rasio:
Keterangan :
Current assets : Asset lancar
Current assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang , atau siklus oprasi usaha normal yang lebih besar.
Current liabilities : Hutang lancar
Current liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha.26
E. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya atau kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya. Oleh karena itu manajemen perusahaan dalam 26
Irham Fahmi, Analisis Investasi,(Bandung: Refika Aditama: 2006), hlm.121.
25
praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target tersebut. Artinya besarnya keuntungan harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Investor yang potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk medapatkan keuntungan.27Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya, bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Beberapa jenis rasio Profitabilitas yang sering digunakan antara lain: 1.
Return On Aseets (ROA) Return On Aseets (ROA) adalah rasio keuangan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa tingkat pengembalian asset yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukan
kemampuan
atas
modal
yang
diinvestasikan
dalam
keseluruhan aktiva yang memilki untuk menghasilkan laba.Hasil pengembalian total aktiva menunjukan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai
27
Irham Fahmi, Analisis Investasi,(Bandung: Refika Aditama: 2006), hlm. 59.
26
salah satu ukuran ke efektifan, makasemakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.28 2.
Rasio Hasil Modal ( Return On Equity Ratio) Rasio ini menunjukan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pad hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan.
Rasio ini mengukur tingkst
pengembalian atas investasi pemegang saham. 3.
Rasio Laba (Net Profit Margin) Rasio ini mengukur laba per rupiah penjualan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan.
4.
Gross Profit Margin Gross Profit Margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin besar Gross Profit Margin semakn baik keadaan opreras perusahaan, karena hal ini menunjukan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah Gross Profit Margin semakin kurang baik opeerasi perusahaan. Dalam penelitian ini rasio Profitabilitas diukur dengan menggunakan
Return On Assets (ROA).Return On Aseets (ROA) adalah rasio keuangan 28
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta:2004, Ghalia Indonesia), hlm.
37.
27
bersih setelah pajak untuk menilai seberapa tingkat pengembalian asset yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang memilki untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari dana tesebut. Sebagai salah satu ukuran ke efektifan, maka semakin tinggi hasil pengembalian, semakin efektif perusahaan. 29 Adapun Rumus Return On Asset adalah:
F. Firm Size ( Ukuran Perusahaan ) Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran special yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil, semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang.30
29
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan,(Jakarta:2004, Ghalia Indonesia), hlm.
37. 30
Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Kestrukturisasi Perusahaan (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 102.
28
Perusahaan besar akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal dan perusahaan kecil akan sebaliknya. Maka perusahaan besar mampu memperoleh dana yang besar pula, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen
yang tinggi. Untuk menentukan ukuran perusahaan
adalah dengan log natural dari total aktiva.31 Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Size = Ln Total Asset
G. Hubungan antar Variabel 1.
Hubungan antara current rasio dengan dividen Payout Ratio Rasio lancar (Current Ratio) merupakan salah satu ratio finansial yang sering digunakan. Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar.32 Keadaan perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo mengindikasikan bahwa perusahaan juga mampu membayar dividen. Hal ini berarti Current Ratimemiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio.33
31
Henny Ritha dan Eko Koestiyanto,” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Devident PayOut Ratio” e-jurnal manajemen dan bisnis, Vol 1. No 1, oktober 2013, hlm.6. 32 Mahmud M. Hanafi, Manajemen Keuangan,(Yogyakarta:2104, BPFE), hlm, 37. 33 Rialdi Nuraiman, “ The Influence Of Profitability, Liquidity, and Leverage To Divident Payout Ratio On The Listet Manufactur Companies In Indonesia Stock Exchange”, ( Bandung: Universitas Widyatama, 2013)
29
2.
Hubungan antara return on asset dengan dividen Payout Ratio Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Ketika perusahaan membayar deviden, investor menginterpretasikan bahwa saat itu manajer yakin bahwa profabilitas perusahaan tidak hanya cukup untuk membiayai kesempatan invetasi, tetapi juga dapat untuk membayarkan deviden.34 ROA menunujukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan memanfaatkan semua asset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio ROA, semakin baik kemampuan perusahaan didalam pengoperasikan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen. Hal ini berarti Return On Asset memiliki pengaruh positif pada dividend payout ratio.35
3.
Hubungan antara firm size dengan dividen Payout Ratio Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen 34
Zaenal Arifin, Teori Keuntungan & Pasar Modal (Yogyakarta: Ekinisia , 2007), hlm.
166. 35
Gede Agus Mahaputra, Ni Gusti Putu Wirawati, “ Pengaruh Faktor Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Pada Dividend Payout Ratio Perusahaan Perbankan”, E-Jurnal Akuntansi (Denpasar: Universitas Udayana 2014)
30
yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Hal ini berarti Size Perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio.36
H. Penelitian Terdahulu Berikut disajikan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis pengaruh Current Ratio, Return On Assets dan Size Perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio:
36
Siti Syamsiroh Difah, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, ( Semarang : Universitas Diponegoro,2011)
31
Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
1
Chusnul Khotimah, Sri Yuli Waryati (2015)
Judul penelitian
Variabel penelitian
Metode penelitian
Hasil
Persamaan dan Perbedaan
Analisis Pengaruh X 1: Cash Position, Analisis regresi
Hasil penelitian : X1, X2, tidak Persamaan: sama- sama
Cash
berpengaruh terhadap Y,
menggunakan variabel
sedangkan X3: berpengaruh
independen Return On Assets,
Debt
Position, To
Equity
Ratio, Dan Return On
Assets
berganda X2: Debt To Equity Ratio, X3: Return On Assets
Terhadap Dividend Y: dividen payout Payout Ratio Pada ratio
terhadap Y Variabel dependen nya sama yaitu dividen payout ratio. Alat
Analsisnya
sama-sama
Perusahaan
menggunakan Analisis Regresi
Manufaktur
Berganda.
YangTerdaftar Pt.
Bursa
Indonesia
Di Efek
Perbedaan ; Variabel Independen tidak
Menggunakan
Cash
Position, Debt To Equity Ratio.
32
Objek penelitian berbeda. 2
Unzu
Analisis Pengaruh
Marietta,
Cash Ratio, Return
Djoko Sampurno (2013)
On Assets, Growth,
X1: likuiditas,
Analisis
regresi
Persamaan
berganda X2: profitabilitas,
:
Sama-
menggunakan X1, X3, dan X5 tidak berpengaruh terhadap Y
Variabel
Independen Return On Asset, dan
Firm Size, Debt to
X3:Pertumbuan
Equity Ratio
perusahaan
X2, dan X4 berpengaruh
Dependennya
Terhadap Dividend
X4:ukuran
positif terhadapY.
Devident PayOut Ratio.
Payout Ratio : (
perusahaan,
Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
X5:DER
sama
Size
Alat
Perusahaan.
Variabel
Sama
Analsisnya
yaitu
sama-sama
menggunakan Analisis Regresi Berganda.
Y: dividen payout Ratio
Perbedaan ; Variabel Independen
Efek Indonesia
tidak Menggunakan Cash Ratio,
Tahun 2008-2011)
Growth, Dept To Equity Ratio. Objek Penelitian Berbeda
33
3
Mardaleni (2014)
Analisi Pengaruh
XI : Return On
Analisis
Return On Equity,
Equity,
berganda
regresi X1, X2, X3 mempunyai pengaruh negatif terhadap Y
Debt Equity ratio dan Current Ratio Terhadap Devident PayOut Ratio Pada
Persamaan
:
menggunakan
Variabel
Ratio,
sama Variabel
Independen X2: Debt Equity
Sama-
Current
Ratio.
Dependennya
Sama
yaitu Devident PayOut Ratio.
X3: Current Ratio.
Alat
Perusahaan
Analsisnya
sama-sama
Property dan Real
Y: Devident
menggunakan Analisis Regresi
EstateYang
Payout Ratio
Berganda.
terdaftar Di Bursa
Perbedaan ; Variabel Independen
Efek Indonesia
tidak Menggunakan Return On
Periode 2010-2012
Equity, Dept To Equity Ratio. Objek Penelitian Berbeda.
4
Henny Ritha Faktor- Faktor dan
X1: Debt Ratio,
Eko Yang
Koestiyanto
Mempengaruhi
Analisis
regresi X3 dan X4 tidak berpengaruh
linier berganda X2: Cash Ratio,
signifikan terhadap Y.
Persamaan menggunakan
:
Sama-
sama Variabel
Independen Return On Asset, dan
34
(2013)
Devident Pay Out
X3: Size,
Size
Ratio
Perusahaan.
Dependennya X4 Return On
Variabel
Sama
yaitu
Devident PayOut Ratio.
Asset, X5: Kepemilikan
Alat
Analsisnya
sama-sama
Institusional,
menggunakan Analisis Regresi Berganda
X6: Growth, Perbedaan ; Variabel Independen Y: Dividend
tidak Menggunakan Cash Ratio,
Payout Ratio
Growth, Dept To Total Asset. Objek Penelitian dan alat analisisnya berbeda.
5
Ida
Ayu Pengaruh
Agung
Profitabilitas,
Idawati
Likuiditas, Ukuran Perusahaan
X1: Profitabilitas,
Analisis
X2: Likuiditas,
berganda
regresi
secara parsial X1 dan X2 Persamaan berpengaruh terhadap Y.
menggunakan
:
Sama-
sama Variabel
Independen size perusahaan. X3: Ukuran
X3 tidak berpengaruh terhadap
35
(2014)
Terhadap
Perusahaan
Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di BEI
Y.
Variabel
Dependennya
Sama
yaitu Devident PayOut Ratio. Y: Alat Devident PayOut Ratio
Analsisnya
sama-sama
menggunakan Analisis Regresi Berganda. Perbedaan ; likuiditaas dalam penelitian ini menggunakan cash Ratio,
dan
profitabilitas
menggunakan ROE
sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh penulis ratio,
menggunakan dan
menggunakan
Current
profitabilitas ROA.
Penelitian berbeda.
Objek
36
6
Dede
Agus Pengaruh Faktor
Mahaputra
X1 : Profitabilitas,
Keuangan dan
dan Ni Gusti Ukuran Perusahaan
linier X1, X5 berpengaruh terhadap
berganda
Pada Dividen
X3: Cash Position,
Wirawati
Payout Rasio
X4: ukuran
(2014)
Perusahaan
Persamaan :
Y,
X2: Likuiditas,
Putu
Perbankan
Analisis
Sama-sama
menggunakan
X2, X3, X4 tidak berpengaruh
variabel independen Profitabilitas,
terhadap Y
likuiditas,dan ukuran perusahaan. Alat
Analsisnya
sama-sama
menggunakan Analisis Regresi
X5: leverage,
Berganda. perusahaan. Perbedaan: tidak menggunakan Y: dividen Payout
laverage dan position kas dalam
Ratio
fariabel independen. Objek penelitian berbeda.
7.
Rasyina (2014)
Pengaruh Return
X1: Return on
Analisis
on Asset, current
Asset, X2: current
linier berganda
ratio,debt rasio, dan ratio, pertumbuhan
regresi XI, X2, X3, dan X4 tidak
Persamaan:
berpengaruh terhadap Y Menggunakan independen
variabel yang
sama
yaitu
37
perusahaan
X3: debt rasio,
Return on Asset, current ratio.
X4: pertumbuhan
Alat
perusahaan.
menggunakan Analisis Regresi
terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur industri
8
Liza Tania
sama-sama
Berganda
barang konsumsi
Y: dividen payout
yang tercatat di
ratio.
Perbedaan: tidak menggunakan
bursa efek
debt rasio, dan pertumbuhan
indonesia periode
perusahaan. Objek penelitian
2009-2013
berbeda.
Analisis Pengaruh
X1:
Cash Position, (2013)
Analsisnya
Dept To Equity Ratio, Return On Assets, Cash Ratio,
Analisis
regresi X1, X2, X3, X4 berpengaruh
linier berganda
positif terhadap Y.
cash position,
ratio,
Aset Growth, Dan Firm Size Terhadap x3: return on assets, x4:cash
sama-sama
menggunakan
variabel
independen return on assset, dan Sedangkan X5 tidak
x2: dept to equity
Persamaan:
size perusahaan.
berpengaruh terhadap Y Variabel dependen sama. Alat
Analsisnya
sama-sama
38
Dividen Payout
ratio,
menggunakan Analisis Regresi
Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Berganda aset growth, Perbedaan: x5: firm size y: Dividen Payout
2012)
Ratio
penelitian
berbeda.
Terdafter Di BEI Periode 2009-
objek
Veriabel independen tidak menggunakan cash position, dept to equity ratio, cash ratio, dan aset growth
9
Made
Analisis Faktor-
X1: Cash ratio,
Analisis
Wiradharma
Faktor Yang
Growth,
linear berganda
Swastyastu,
Mempengaruhi Kebijakan
Gede Adi Yuniarta, dan Anantawikra ma Tungga
X2: Firm size,
regresi X1, X2, X3, X4, dan X5 tidak berpengaruh terhadap Y
Persamaan:
sama-sama
menggunakan
variabel
independen
ROA
Perusahaan,
Alat
dan
Size
Analsisnya
Dividend Payout
X3: Profitability,
sama-sama menggunakan Analisis
Ratio Yang
X4: Debt to Total
Regresi Berganda.
Terdaftar Di Bursa
Asset ,
Perbedaan: tidak menggunakan
39
Atmadja
Efek Indonesia
X5: Debt to Equity
Cash ratio, Growth, Debt to Total
Ratio,
Asset (DTA), Debt to Equity Ratio
(2014)
(DER). Y : Dividend Payout Ratio
10
Objek penelitian berbeda.
Rialdi
The Influence Of
X1: Current ratio,
Analisis
Nurraiman
Profitability,
X2:Net Profit
berganda
(2014)
Liquidity, and
Margin,
Laverage to Dividen Payout Ratio In The Listed
Persamaan
:
sama-
berpengaruh terhadap Y,
menggunakan
sedangkan X2, X4,X5 tidak
independen cr, dan roa.
sama variabel
berpengaruh terhadap Y X3: Return On
Variabel dependen sama, Alat
Asset,
Analsisnya
sama-sama
menggunakan Analisis Regresi
Manufactur
X4: Dept toAsset
Companies In
Ratio ,
Indonesia Stock Exchange
regresi Hasil penelitian : X1, dan X3
Berganda Perbedaan
X4: Dept to Equity
:
objek
penelitian
berbeda.
Ratio, Variabel independen tidak Y: Dividend
40
Payout Ratio
menggunakan Net Profit Margin, Dept toAsset Ratio, dan Dept to Equity Ratio,
11
Inta Budi
Pengaruh Return
X1 : Return On
Analisis
Setyanusa
On Asset Dan
Asset
berganda
Rosmawati
Current Ratio Terhadap Dividend
(2013)
terhadap Y
Persammaan
:
sama-
menggunakan
sama variabel
independen Return On Asset dan X2: Current Ratio,
Payout Ratio Studi Y : Dividend Kasus Pada Payout Ratio Perusahaan
regresi X1 dan X2 berpengaruh
Current. Variabel
dependen
:
dividen
payout ratio
Manufaktur Sektor
Perbedaan : objek penelitian
Otomotif yang
berbeda
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012)
41
12
Novianti
Analisis Pengaruh X1 : Cash
Analisis
regresi Hasil penelitian menunjukan
Muslimah,
Cash
berganda
bahwa : X2 dan X4
menggunakan variabel
Tri Indra
Return On Assets, X2:Return On
berpengaruh terhadap Y
independen Firm Size dan Return
Wijaksana
Debt
Position, Position,
To
Equity Assets,
Dan terhadap
Growth dividend
X3: Debt To Equity Ratio,
Payout Ratio Pada X4: Firm Size, Perusahaan X5: Growth Sektormanufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Indonesia 2009-2013
Y : dividend
Efek Payout Ratio Periode
On Asset, dan variabel dependen : Dsedangkan X1, X3, da X5
Ratio, Firm Size, (2014)
Persamaan : sama- sama
Dividend Payout ratio.
tidak berpengaruh terhadap Y Alat analisis sama, yaitu analisis regresi berganda. Perbedaan : tidak menggunakan variabel
independen
Cash
Position, Debt to Equity Ratio, Growth. Objek analisis berbeda.
42
I. Kerangka berpikir Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini: Gambar 2.1 Kerangka Berfikir current Ratio (X1)
H1
H2
Retun On Asset(X2)
Deviden payout Ratio (Y)
H3
Firm Size (X3) H4
Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset.37 Pengembangan alur pemikiran di atas menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu Current Ratio, Return On Assets, dan firmSize terhadap variabel dependen (Y) yaitu Dividen Payout Ratio.
37
Husein Umar, MetodePenelitianuntukSkripsidanTesis GrafindoPersada, 2001), hlm. 23.
(Jakarta:
PT
Raja
43
J. Hipotesis Hipotesis merupakan proposisi yang akan di uji keberlakuannya, atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.38 Dari kerangka berpikir di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini meliputi: 1.
Hipotesis 1 Ho : Tidak terdapat pengaruh current ratio terhadap Dividen Payout Rasio pada Perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014. Ha : Terdapat pengaruh current ratio terhadap Devident Payout Ratio pada Perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014.
2.
Hipotesis 2 Ho : Tidak terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Dividen Payout Rasio pada Perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014. Ha : Terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Dividen Payout Rasio Perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014.
38
Bambang Prasetyo dan Lina Mitahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi (Jakarta: 2013, Rajawali Pers). Hlm. 76.
44
3.
Hipotesis 3 Ho : Tidak terdapat pengaruh size perusahaan terhadap Dividen Payout Rasio Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014. Ha : Terdapat pengaruh pengaruh size perusahaan terhadap Dividen Payout Rasio pada perusahaan Real estate dan Propertyyang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014.
4.
Hipotesis 4 Ho : Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara
current ratio,
Return On Assets, dan size perusahaan Dividen Payout Rasio pada Perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014. Ha : Terdapat pengaruh secara simultan antara current ratio, Return On Assets, dan size perusahaan terhadap Dividen Payout Rasio pada Perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama periode 2012-2014.