BAB II LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Secara sederhana, “pasar” bisa diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Bersamaan dengan berkembangnya peradaban manusia, pengertian “pasar” bertambah luas. Saat ini berkembang berbagai jenis pasar modern termasuk di dalamnya pasar modal. Bahkan, di Pasar modal produk yang diperjualbelikan tidak lagi berwujud barang melainkan surat berharga (efek). Pasar modal (capital market) merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Dari angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kita bisa mengetahui kondisi perusahaan-perusahaan yang di listing di bursa efek. IHSG juga dapat mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara. Pasar modal juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengundang masuknya investor asing dan dana-dana asing guna membantu kemajuan perekonomian. Pengertian pasar modal adalah pasar tempat memperdagangkan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, misalnya saham, obligasi, reksadana, produk derivatif, maupun instrumen
59
60
lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah sekaligus sebagai sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi. Pasar modal sesuai UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”57. Investasi di pasar modal atau bursa efek memang lebih berisiko dibandingkan dengan investasi tabungan dan deposito. Investor membeli produk keuangan di pasar modal karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada yang didapatkan dari tabungan dan deposito. 2. Landasan Hukum Pasar Modal Pasar modal di Indonesia mempunyai dasar hukum, diantara Dasar hukum pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut58: a. Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal b.Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2004 tentang perubahan atas peraturan pemerintah No. 45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal. c.Kepmenkeu
Nomor
1548/KMK.
013/1990
tentang
pasar
modal
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/UMK. 010/1995. 57
Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Visimedia, 2010, hal. 8. 58 Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan “Regulasi pasar modal”, http://www.bapepam.co.id/pasar_modal/regulasi_pm/index.htm. Diakses tanggal 9 Desember 2014.
61
3. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan sebagai fungsi ekonomi karena pada pasar modal disediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan 2 kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana. Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan publik dapat memperoleh dana dari masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi)59. 4. Peran, Manfaat, dan Sifat Pasar Modal60. Pasar modal memiliki empat peran, yaitu sebagai berikut: a. Pasar modal berperan mempertemukan pihak penjual efek (pihak yang butuh dana untuk modal usaha, yaitu perusahaan emiten) dengan pihak pembeli efek (pihak yang menawarkan dana, yaitu masyarakat investor atau pemodal. b. Pasar modal berperan sebagai lembaga penghubung dalam pengalokasian dana masyarakat secara efisien, transaparan, dan akuntabel. c. Pasar modal berperan menyediakan berbagai macam instrumen investasi yang dapat memungkinkan adanya diversifikasi portofolio ivestasi d. pasar modal berperan mengajak masyarakat investor untuk ikut serta memiliki perusahaan publik yang sehat dan berprospek baik. Berikut ini diantara manfaat keberadaan pasar modal: 59
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 14. 60 Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, hal. 11
62
a. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan terciptanya alokasi sumber dana secara optimal. b. Memberikan wahana investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan adanya upaya diversifikasi portofolio investasi. c. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan prospektif. Industri pasar modal memiliki sifat yang unik karena alasan-alasan berikut: a. Merupakan cermin kegiatan ekonomi suatu negara [yang digambarkan melalui fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG)]. b. Bersifat dinamis dan terus menerus memerlukan inovasi baru dan adaptasi berkelanjutan c. Industri ini tergolong industri yang sangat banyak diatur oleh kebijakan pemerintah sebab industri berkaitan dengan dana-dana milik masyarakat. 5. Jenis-jenis Pasar Modal Pasar modal dapat dibedakan atas dua segmen, yaitu: a. Nonsecurities Segment Segmen ini menyediakan dana dari lembaga keuangan langsung kepada perusahaan. Dalam segmen ini perusahaan berunding langsung dengan
lembaga
penyedia
dana,
misalnya
lembaga
perbankan,
perusahaan asuransi, dan lain-lain. Biasanya lembaga keuangan akan menahan tanda bukti investasi perusahaan. Dengan kata lain, investasi
63
tidak dilakukan dengan negotiable securities secara bebas yang dapat dijual secara mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil. b. Securities Segment Berbeda halnya dengan nonsecurities segment, securities segment dirancang dengan maksud menyediakan sumber pembelanjaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan melakukan investasi barang modal, memperbanyak alat-alat produksi, dan menciptakan kesempatan kerja. Tujuan dari segmen ini adalah memobilisasi tabungan jangka panjang, menyediakan saranan tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka panjang pada perusahaan-perusahaan produktif61. Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi 3 macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. a. Pasar Perdana Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut. b. Pasar Sekunder Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan 61
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 14.
64
berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjadi efeknya diluar bursa efek. c. Bursa Paralel Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Akan tetapi tidak semua efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang go publik dapat menjual sahamnya di bursa efek ini karena persyaratan untuk listing dibursa efek tersebut cukup berat dan sangat ketat. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go publik memperjualbelikan efeknya, jika ia tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan oleh bursa efek. B. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah islam. Oleh karena itu instrumen yang diperdagangkan tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba, perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, dan lain-lain. Pasar modal syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama
65
Indonesia (DSN-MUI). Kegiatan operasionalnya pasar modal syariah di Indonesia diatur berdasarkan Fatwa DSN-MUI dan peraturan Bapepam-LK. Pemerintah dan DPR juga telah menerbitkan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara62. Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia sejak 1997. Berdasarkan peraturan Bapepam Nomor IX.A.13 (Kep-130/BL/2006) tentang penerbitan efek syariah, instrumen yang dapat diperdagangkan di pasar modal syariah di Indonesia terdiri dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah, dan efek beragun aset syariah. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten. Jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pasar modal syariah secara prinsip berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah sudah digulirkan di pasar modal Indonesia seperti dalam bentuk saham dan obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah63. Di pasar modal Indonesia, prinsipprinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk “saham syariah” maupun “saham non-syariah”, tetapi berupa pembentukan indeks harga saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah yang dinamakan Jakarta Islamic Index (JII). JII yang ada di bursa efek Indonesia terdiri atas
62 63
hlm. 46
Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, hal. 351 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, Malang: UIN-Maliki Press, 2010,
66
30 saham perusahaan yang dinilai telah memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan oleh DSN-MUI. 2. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah a. Firman Allah SWT, QS. Al Baqarah : 275
ِ الربا ال ي ُقومو َن إِال َكما ي ُق ِ َّال ذ ُوم الَّذي يَتَ َخبَّطُو ُ َ َ ُ َ َِّ ين يَأْ ُكلُو َن َ ِالشَّيطَا ُن ِمن الْمس َذل ِ ك بِأَنَّهم قَالُوا إََِّّنَا الْب يع َح َّل اللَّ ُو أ و ا ب الر ل ث م ِّ ْ َ ِّ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َْ ُْ فَانْتَ َهى فَلَوُ َما َسلَف
الربَا فَ َم ْن َجاءَهُ َم ْو ِعظَةٌ ِم ْن َربِِّو ِّ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم
ِوأَمره إِ ََل اللَّ ِو ومن عاد فَأُولَئ اب النَّا ِر ُى ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن ح َص أ ك َ َ َ ْ ََ ُُ ْ َ ُ َْ Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. AlBaqarah (2): 275)
67
3. Fungsi Pasar Modal Syariah Diantara fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan risiko. b. Meningkatkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan sistem di pasar modal c. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka. d. Mengindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka panjang pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non-islam. e. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. 4. Instrumen Pasar Modal Syariah Instrumen pasar modal syariah dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: a. Sekuritas aset/ proyek aset (aset securitization) Instrumen tersebut merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan musyarakah maupun penyertaan mudharabah. Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap dengan pengelola, mengawasi manajemen dan baik suara dalam pengambilan keputusan sedangkan penyertaan mudharabah adalah mewakili modal kerja dengan
68
hak atas modal dan keuangan tersebut, tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau pengelolaan. b. Sekuritas utang (debt securitization) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan. c. Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham64. C. Tinjauan Umum Tentang Saham 1. Saham Secara Umum a. Pengertian Saham Saham adalah salah satu instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Pengertian lain dari saham adalah saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut.
64
535
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.
69
b. Jenis-jenis Saham Saham merupakan surat berharga yang paling dikenal luas oleh masyarakat. Umumnya saham dikenal sehari-hari merupakan saham biasa. Ada beberapa sudut pandang dalam membedakan saham, yaitu65: 1).Ditinjau dari segi kemampuan dalam hal tagih atau klaim, maka saham terbagi atas: a). Saham Biasa (common stock) Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan
perusahaan
apabila
perusahaan
tersebut
dilikuidasi.saham biasa berbeda dari saham preferen dalam hal pembayaran dividen. Pada saham biasa, besarnya dividen tidak pasti dan tidak tetap jumlahnya. Perusahaannya tidak wajib memberikan dividen setiap tahun meskipun pada tahun tersebut perusahaan memperoleh laba. Karakteristik ini membuat penilaian saham biasa menjadi lebih sulit dibanding penilaian saham preferen. b). Saham preferen (preferen stock) Saham
preferen
merupakan
saham
yang
memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi, tetapi juga biasa tidak mendatangkan hasil yang diketahui. Pengertian saham 65
104.
Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Erlangga, 2009, hlm
70
preferen adalah saham yang memberikan sejumlah dividen yang tetap jumlahnya dan telah dinyatakan sebelumnya. Jadi dividen saham preferen merupakan suatu annuity. Karena saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo, maka annuity tersebut memiliki periode. Sampai tak terhingga atau merupakan suatu perpetuity. Nilai atau harga saham preferen merupakan present value dari seluruh dividen yang diterima. 2). Dilihat cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: a). Saham atas unjuk (bearer stocks) Artinya
pada
saham
tersebut
tidak
tertulis
nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari suatu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b). Saham atas nama (registered stock) Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 3). Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a). Saham unggulan, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memilih reputasi tinggi. Sebagai leader di industri sejenis,
71
memilih pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b). Saham pendapatan, yaitu saham dari suatu emiten yang memilki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. c).Saham pertumbuhan, yaitu saham-saham dan emiten yang memiliki pendapatan yang tinggi sebagai leader industri sejenis yang memilki reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock. d). Saham spekulatif, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. e). Saham siklikal, yaitu saham yang tidak berpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2. Saham Syariah a. Pengertian Saham Syariah Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil dari usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip
72
syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Secara sederhana, instrumen saham syariah dapat diartikan sebagai saham perusahaan emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syaria-prinsip syariah. Saham syariah merupakan surat berharga yang merepresentasikan penbyertaan modal di dalam suatu perusahaan. Berdasarkan prinsip syariah penyertaan modal tidak boleh dilakukan pada perusahaan-perusahaan emiten yang dianggap melanggar prinsip-prinsip syariah seperti perusahaan perjudian, perusahaan yang memproduksi barang haram. b. Kriteria Saham Syariah Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: 1). Emiten dan perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2).Emiten dan perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak
73
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: a). Emiten dan perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip syariah. b).Emiten dan perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: (1).Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha seperti perjudian, bank berbasis bunga, dll. (2). Resiko total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82% (3). Resiko total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. 3. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Harga saham mencerminkan segala
74
sesuatu yang diketahui tentang saham tersebut. Sementara informasi baru datang, peserta pasar secara cepat menyebarkan informasi tersebut. Akibatnya harga menyesuaikan diri, dengan demikian harga saham adalah harga yang paling efisien artinya mencerminkan segala sesuatu yang diketahui tentang saham tersebut66. Pengertian lain dari harga saham merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
harga
saham.
Terdapat
banyak
faktor
yang
mempengaruhi harga saham, baik yang bersifat makro maupun mikro ekonomi, faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Faktor makro ekonomi terinci dalam beberapa varaibel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga kurs, valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan indeks harga saham regional. Faktor ekonomi mencakup peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik internasional. Sementara itu faktor mikro terinci dalam beberapa variabel, misalnya laba
66
David Sukardi Kodrat, Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi:Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm. 3
75
perusahaan, dividen persaham, nilai buku perusahaan, debt equity ratio dan rasio keuangan lainnya67. c. Indeks Harga Saham Indeks Harga Saham adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika pada awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Di Bursa Efek Indonesia terdapat tujuh jenis indeks saham, yaitu sebagai berikut68: 1).Indeks Individual, menggunakan indeks harga tiap-tiap saham terhadap harga dasarnya, atau indeks setiap saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
335
67
Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm .
68
Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, hal. 268-269
76
2).Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk
dalam
tiap-tiap
sektor,
misalnya
sektor
keuangan,
pertambangan, dan lain-lain. Di BEI, indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa serta manufaktur. 3).Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 4). Indeks LQ45, merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap enam bulan terdapat saham-saham baru yang masuk ke dalam LQ45 tersebut. 5).Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII), merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham dan mengakomodasi indeks berdasarkan syariah islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam. 6).Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, merupakan indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI. 7).Indeks KOMPAS 100, merupakan indeks harga saham hasil kerja sama Bursa Efek Indonesia dengan harian kompas, indeks ini meliputi 100 saham.
77
d. Penilaian Harga Saham Setiap pelaku di pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Ada dua tipe dasar analisis saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1). Analisis Fundamental Menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahan. Analisis merupakan salah satu cara yang lazim digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya akan menjadi milik investor apakah sehat atau tidak, ataukah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Analisis fundamental digunakan untuk menghitung nilai intrinsik suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Nilai suatu saham dalam analisis fundamental ada tiga hal yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Nilai buku dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan dengan harga yang ditentukan perusahaan.
78
Nilai pasar adalah nilai saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa saham. Nilai intrinsik juga sering disebut nilai fundamental merupakan nilai senyatanya saham yang mencerminkan nilai perusahaan tersebut. Apabila nilai pasar saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga murah, sebaliknya nilai pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga mahal. Analisis fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan misalnya laba per saham (EPS), dividen yang dibayar, tingkat laba yang diharapkan investor, dll. 2). Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga dari suatu instrumen investasi pada waktu tertentu. Analisis ini bisa dikatakan untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data historis seperti informasi harga dan volume. Perbedaannya dengan analisis fundamental terletak pada faktor yang mendasari analisis tersebut. Analisis teknikal mendasarkan diri pada faktor-faktor fundamental perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan industri.
79
Analisis teknikal juga mempunyai prinsip-prinsip dasar dan prinsip tersebut adalah bahwa segalanya didiskontokan dan digambarkan dalam harga-harga pasar, kemudian prinsip selanjutnya adalah bahwa harga-harga bergerak dalam suatu kecenderungan yang terus berlangsung. D. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat perusahaan sangat bermanfaat bagi stakeholder.
Stakeholder
ini
perlu
mengetahui
bagaimana
kinerja
perusahaan. Untuk itu mereka tergantung pada laporan keuangan perusahaan yang diumumkan secara periodik sebagai sarana penyedia informasi mendasar tentang kinerja keuangan perusahaan. Laporan adalah hasil akhir proses akuntansi, setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa, laporan akhirpun disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan yang biasa disajikan adalah laporan rugi laba (income statement), neraca (balance sheet), dan arus kas (cash flow). Laporan keuangan melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu. Pihak-pihak yang yang berkepentingan terhadap posisi maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihakpihak lainnya lagi. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai macam
80
tujuan, setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula. 2. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Menurut Munawir pada dasarnya laporan keuangan dibagi menjadi: a. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu saat tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan modal. b. Laporan Rugi Laba Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya rugi laba yang diperoleh dari suatu perusahaan selama periode tertentu. laporan rugi laba terdiri dari penghasilan, biaya dan rugi laba yang diperoleh dari suatu perusahaan selama periode tertentu. c. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal merupakan laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi perubahan modal perusahaan akibat
operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu
periode akuntansi tertentu. d. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan laporan keuangan yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan.
81
3. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen atau akuntan. Tujuannya adalah sebagai berikut: a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis. b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prspek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. c. Menaksir aliran kas masuk pada perusahaan d. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya. 4. Laporan Keuangan Syariah Laporan keuangan syariah adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dari kinerja perusahaan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan secara umumnya adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
82
manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi aset, dana syariah temporer, ekuitas, arus kas, dana zakat dan dana kebajikan. E. Analisis Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analsis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut. Dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang umum digunakan dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari suatu laporan keuangan dari tahun-tahun uang lampau. Yang kedua yaitu rasio dari korporasi lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan korporasi perusahaan yang dianalisis. Standar rasio yang kedua ini lazim disebut rata-rata rasio industri. Berikut ini terdapat analisis rasio keuangan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit aset yang digunakan. Return on Assets adalah perbandingan antara laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa
83
dengan total aktiva. Semakin produktif aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut. ROA merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor karena tingkat pengembalian akan semakin besar, hal ini akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hubungan antara harga saham seharusnya dengan Return On Asset (ROA) adalah positif yaitu semakin besar hasil yang diperoleh dari aset, semakin besar harga dari saham. Return on Assets yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Ketika laba sebelum bunga dan pajak naik dan kemudian total aktiva turun maka ROA akan naik, semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Hal in menunjukkan bahwa manajemen dapat menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.
84
2. Return On Equity (ROE) Return On Equity adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh dari setiap unit modal yang disetorkan/ digunakan dalam bisnis. ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik. Dalam definisi lain Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara keuntungan
bersih
perusahaan
dengan
modal
sendiri.
Rasio
ini
menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari modal sendiri dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik). 3. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share merupakan suatu yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham. Kegunaan EPS adalah jumlah pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi pajak pendapatan. Pendapatan bersih ini setelah dikurangi dengan deviden dan
85
hak-hak lainnya untuk pemegang saham biasa. Dengan cara membagi jumlah pendapatan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar maka akan diketahui jumlah lembar pendapatan untuk setiap lembar saham tersebut. Pendapatan per saham EPS perubahan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham.
Semakin besar nilai
EPS, semakin besar
keuntungan/return yang diterima pemegang saham. EPS sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning di masa mendatang. Dikatakan bisa menggambarkan prospek earning dimasa depan karena EPS dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan69. 4. Price Earning Ratio (PER) PER adalah nilai harga per lembar saham. PER disebut juga sebagai pendekatan earning multiplier, menunjukkan rasio harga pasar saham terhadap earnings70. PER merupakan hubungan antara pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan
69
Rd. Neneng Rina Andriani, Aryati Kusumastuti, Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2 Tahun 2008. 70 Harmono, Manajemen Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm 57.
86
umum untuk mengukur nilai saham. Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS nya. PER menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar besar PER suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Suatu perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar modal mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula. Semakin rendah harga PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi bisa dikatakan semakin kecil nilai PER maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut.