BAB II KAJIAN TIPOLOGI GEDUNG PERKULIAHAN
2.1
Interpretasi Kasus
2.1.1 Pengertian Proyek Gedung Departemen Arsitektur terdiri dari 3 (tiga) suku kata, yaitu gedung, departemen, dan arsitektur. Apabila kita ingin mengartikan kata per kata secara benar maka acuan yang paling baik adalah kamus besar bahasa Indonesia. Menurut kamus besar bahasa indonesia arti ketiga suku kata yang digunakan sebagai kasus proyek ini adalah sebagai berikut: Gedung
: 1.
Bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dan lain sebagainya.
2. Rumah tembok yang berukuran besar. Departemen
: 1. Lembaga tinggi pemerintahan yang mengurus suatu bidang pekerjaan negara yang dipimpin seorang menteri. 2. Bagian dari fakultas, biasanya dipimpin oleh ketua jurusan (departemen) yang menggarap sekelompok disiplin ilmu yang tercakup dalam suatu bidang studi tertentu.
Arsitektur
: 1. Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan lain sebagainya. 2. Metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Maka pengertian Gedung Departemen Arsitektur adalah bangunan berukuran besar tempat berlangsungnya semua kegiatan yang berlangsung pada departemen arsitektur.
2.1.2 Karakteristik Gedung Perkuliahan Fungsi utama Gedung Departemen Arsitektur adalah sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan
belajar
mengajar.
Dengan
demikian
karakteristik
bangunannya akan sesuai dengan fungsi utamanya sebagai bangunan pendidikan. Bangunan pendidikan memiliki ruang kelas, ruang studio, ruang sidang, aula, laboratorium, perpustakaan, kantor administrasi, ruangan ketua departemen, ruangan sekretaris departemen, ruang rapat, ruang dosen, gudang, dan kamar mandi. Lahan parkir kendaraan dengan daya tampung yang sesuai dengan jumlah pengguna harus tersedia. Sedangkan untuk menunjang kegiatan di gedung ini diperlukan pula kantin, ruang fotokopi, dan kantor organisasi mahasiswa. Semua ruangan ini akan dihubungkan dengan koridor yang besarannya sesuai dengan kapasitas pengguna bangunan.
2.1.3 Tipologi Gedung Perkuliahan Tipologi bangunan perkuliahan pada umumnya memiliki ketinggian tidak lebih dari 4 (empat) lantai. Dimana lantai dasar bangunan berfungsi sebagai penerima untuk penggunanya. Pada umumnya ruangan yang berhubungan dengan administrasi departemen berada pada lantai dasar, sedangkan untuk peletakan ruang yang
Universitas Sumatera Utara
dijadikan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dapat disesuaikan dan disebarkan di setiap lantai bangunan. Untuk penghubung antar lantai diletakkan tangga yang dapat dilihat dan diakses dengan mudah. Tangga kebakaran harus tersedia untuk menjaga kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran. Tipologi bangunan perkuliahan dapat terlihat pada Gambar 2.1, Gambar 2.2, Gambar 2.3, Gambar 2.4, Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.
1
2
3
4
Gambar 2.1 Denah Lantai 1, 2, 3, dan 4 Gedung Kuliah Universitas Wincousin Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
1
2
3 Gambar 2.2 Denah Lantai 1,2, dan 3 Gedung Kuliah Colorado Christian University Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
1 2 Gambar 2.3 Denah Lantai 1 dan 2 Gedung Kuliah University of Waterloo Sumber : Google
Gambar 2.4 Denah Basement Gedung Kuliah University of California Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
1
2
Gambar 2.5 Denah lantai 1 dan 2 Gedung Kuliah University of California Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
3
4
Gambar 2.6 Denah lantai 3 dan 4 Gedung Kuliah University of California Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
2.2
Program Kegiatan Pengguna Gedung Departemen Arsitektur dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu mahasiswa, staf pengajar, staf administrasi. Masing-masing pengguna bangunan saling berinteraksi dan memiliki kepentingan dan aktivitas sendiri.
2.2.1 Mahasiswa Secara umum kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Kegiatan Mahasiswa Jenis Kegiatan
Penjelasan Kegiatan utama Primer yang dilakukan oleh mahasiswa Kegiatan yang Sekunder menunjang kegiatan primer Kegiatan yang Rekreasi berhubungan dengan hiburan Sumber: Olah Data Primer
Contoh Kegiatan Kuliah Studio Assistensi Belajar Makan Fotokopi Organisasi Berkumpul Surfing internet
Ruangan Ruang Kelas Ruang Studio Ruang Studio Perpustakaan Kantin Fotokopi Ruang Organisasi Hall Hall, Ruang Kelas
2.2.2 Staf Pengajar Kegiatan yang dilakukan oleh staf pengajar pada gedung departemen arsitektur terlihat pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Kegiatan Staf Pengajar Jenis Kegiatan
Penjelasan Contoh Kegiatan Kegiatan utama yang Kuliah Primer dilakukan oleh staf Assistensi Rapat pengajar Kegiatan yang Makan Sekunder menunjang kegiatan Fotokopi primer Kegiatan yang Berkumpul Rekreasi berhubungan dengan Browsing hiburan Sumber: Olah Data Primer
Ruangan Ruang Kelas Ruang Studio Ruang Rapat Kantin Fotokopi Ruang Dosen Ruang Dosen
2.2.2 Staf Administrasi Kegiatan yang dilakukan oleh staf administrasi pada gedung departemen arsitektur terlihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Kegiatan Staf Administrasi Jenis Kegiatan
Penjelasan Kegiatan utama Primer yang dilakukan oleh staf administrasi Kegiatan yang Sekunder menunjang kegiatan primer Kegiatan yang Rekreasi berhubungan dengan hiburan Sumber: Olah Data Primer
Contoh Kegiatan
Ruangan
Kerja
Kantor Administrasi
Makan Fotokopi
Kantin Fotokopi
Berkumpul Surfing internet
Kantor Administrasi
Universitas Sumatera Utara
2.3
Persyaratan Teknis Persyaratan teknis yang digunakan akan berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan konstruksi bangunan. Pada perancangan kasus proyek ini persyaratan teknis yang digunakan adalah : 1.
Peraturan menteri Pekerjaan umum Nomor: 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2.4
Program Ruang Program kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan, pengguna dan zoning
dapat terlihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Program Ruang PROGRAM SARJANA (S1) NO. NAMA RUANG KAPASITAS (org) Rg. Kuliah 1 150 1 Rg. Kuliah 2 150 2 Rg. Kuliah 3 80 3 Rg. Kuliah 4 80 4 Rg. Kuliah 5 80 5 Rg. Kuliah 6 80 6 Rg. Kuliah 7 50 7 Rg. Kuliah 8 50 8 Rg. Studio 1 80 9 80 10 Rg. Studio 2 80 11 Rg. Studio 3 80 12 Rg. Studio 4 80 13 Rg. Studio 5 14 Rg. Dosen 15 Rg. Diskusi 40 16 Lab. Komputer Arsitektur (CAD)
LUAS (M2) 200 200 150 150 150 150 60 60 160 160 160 160 160 40 30 80
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 (Lanjutan) PROGRAM SARJANA (S1) NO. NAMA RUANG KAPASITAS (org) LUAS (M2) 40 150 17 Lab. Bahan Bangunan 40 80 18 Lab. Komputasi & Analisis Keruangan 40 40 19 Lab. Fotografi 20 Lab. Ilmu Tanaman/Landscape 5 80 21 Rg. Kepala Lab. 150 22 Hall Pameran 400 500 23 Aula 40 24 Rg. Pusat Penelitian 60 25 Rg. Pengabdian Masyarakat 150 26 Perpustakaan & Rg. Baca 45 27 Rg. Rapat Departemen 45 28 Rg. Tata Usaha 30 29 Rg. Ketua Departemen 30 30 Rg. Sekretaris Departemen 150 31 Student Centre 170 32 Kantin Workshop 90 33 10 34 Gudang 10 35 KM/WC TOTAL 3.900 PROGRAM PASCASARJANA (S2&S3) NO. NAMA RUANG KAPASITAS (org) LUAS (M2) Rg. Kuliah 20 40 1 Rg. Kuliah 20 40 2 Rg. Kuliah 20 40 3 Rg. Kuliah 20 40 4 Rg. Studio 20 60 5 Rg. Studio 20 60 6 Rg. Ketua Jurusan S2 35 7 Rg. Sekretaris Jurusan S2 32 8 Rg. Ketua Jurusan S3 35 9 32 10 Rg. Ketua Jurusan S3 65 11 Rg. Rapat Pascasarjana 20 40 12 Rg. Mahasiswa S2 20 40 13 Rg. Mahasiswa S3 TOTAL 559 Sumber: Olah Data Primer
Universitas Sumatera Utara
2.5 Studi Banding Kasus Proyek Sejenis 2.5.1
Peter B Lewis Building Peter B Lewis adalah seorang pengusaha dan penduduk kota Cleveland yang
bersedia mendanai sebagian besar proyek ini apabila Frank Gehry bersedia mendesain bangunan di kampus Weatherhead School of Management di Case Western University. Proses desain dimulai tahun 1997, sedangkan pekerjaan konstruksi di mulai bulan April 1999 dan selesai pada tahun 2002. Gambar bangunan ini dapat di lihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Site Plan dan Persfektif Peter B Lewis Building Sumber : Google Bangunan ini memiliki luas sekitar 145.000 kaki2 dengan ketinggian 110 inchi dari permukaan tanah pada titik tertingginya. Gedung ini berfungsi sebagai kantor untuk staf pengajar universitas, ruang kelas untuk mahasiswa pascasarjana, perpustakaan, dan kantin. Ruang kelas yang tersedia pada bangunan ini bertaraf internasional.
Universitas Sumatera Utara
Bangunan ini memunculkan karakteristik rancangan Gehry dengan lapisan logam yang menyelimuti bagian atap dan dinding bangunan. Lapisan logam ini dibentuk menyerupai bentuk awan. Bangunan ini menggunakan rangka struktur dari material baja sebagai pondasi yang menjorok keluar dari bangunan. Gedung ini memiliki sebuah atrium besar dengan bentukan dinding yang melengkung. Dinding atrium memberikan suasana ruang yang megah, dan akan memberikan inspirasi bagi para calon mahasiswa dan civitas akademika dari Sekolah Weatherhead, seperti yang terlihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Peter B Lewis Building Sumber : Google
Gedung Peter B. Lewis mungkin terkesan sama seperti proyek Gehry Frank lainnya, dengan bentukan struktur bangunan melengkung yang dilapisi permukaan stainless steel. Namun bila kita telaah lebih dalam ternyata bagian melengkung bangunan ini memiliki kurva yang lebih tajam dan bergelombang dibandingkan proyek gehry lainnya. Dengan bentukan bangunan yang melengkung tajam ini dibutuhkan sebuah sistem struktur baru. Sistem struktur yang direkomendasi oleh tim
Universitas Sumatera Utara
desain dan konstruksi adalah sistem struktur ladder trusses dan stick and pipe. Bentukan melengkung bangunan ini dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Persfektif Peter B Lewis Building Sumber : Google Nama struktur ladder truss diberikan kepada sistem struktur yang dibentuk oleh pipa 4 inchi yang dilengkungkan. Lengkungan pipa ini menjadi pembentuk interior dan eksterior bangunan dengan plat yang dilas dan disusun bertumpuk tumpuk pada setiap sisi. Kesan yang dihasilkan akan tampak seperti Vierendeel truss. Sistem struktur kedua adalah stick and pipe, merupakan struktur HSS berbentuk lurus, dengan ukuran yang bervariasi mulai dari HSS8x4s sampai HSS20x12s, yang disilangkan dengan pipa berdiameter 4 inchi yang di lengkungkan untuk membentuk dan mempertegas bentukan permukaan. Pada desain skematik awal, bangunan ini dirancang dengan struktur yang ditutupi pipa. Tim perancangan yang terdiri dari DeSimone Consulting Engineers dan Gehry Partners mulai berkoordinasi dan mempersiapkan dokumen dan gambar kerja untuk pembangunan gedung. Pendekatan baru terhadap gedung rancangan gehry akan digunakan pada gedung ini, di mana struktur baja benar-benar akan menentukan
Universitas Sumatera Utara
geometri dan bentuk lapisan permukaan baja bangunan. Dalam proyek Gehry sebelumnya sistem struktur baja utama digunakan untuk mendekati geometri desain, yang membutuhkan penggunaan sistem sekunder yang harus benar-benar disesuaikan di lapangan, atau untuk menentukan geometri desain dengan jarak yang teratur,yang biasanya akan dilengkapi dengan analogi struktur yang menyerupai tulang rusuk. Sistem ini memerlukan penggunaan panel yang dibentuk khusus, yang akan menyelesaikan detail geometri desain bangunan pada tiap lokasi rusuk. Bentukan denah skematik bangunan dapat terlihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Denah Peter B Lewis Building Sumber : Google Tim desain Menggunakan program CATIA untuk memastikan bahwa jarak masing –masing pipa 4 inchi diletakkan tidak lebih dari 6 kaki pada setiap permukaan desain bangunan. Pipa ditempatkan di lokasi tertentu yang tegak lurus terhadap garis yang ditentukan, garis-garis lurus ini dapat ditemukan pada semua permukaan yang dilapisi dengan potongan datar material selubung bangunan. Pengaturan ini memungkinkan pipa baja akan ditutupi dengan material lurus dan ringan yang
Universitas Sumatera Utara
dipasang mengikuti jarak antar pipa sepanjang garis yang ditentukan. Setiap potongan menyediakan titik sambungan untuk pasangan logam berikutnya yang berbentuk pipa bulat. Kemudian potongan logam akan ditutup dengan lembaran logam datar yang ringan, dilapisi lapisan waterproofing dan lapisan stainless steel. Struktur yang dipasang terakhir seberat 370 ton baja struktural. Setiap bagian dari dua mil pipa berdiameter 4 inchi standar di tekuk untuk membentuk desain geometri permukaan bangunan, dimana tidak ada dua potong pipa dengan bentuk yang sama, dan tidak satupun pipa melengkung dengan satu radius yang sama. Kerjasama yang sangat baik antara tim desain dan tim konstruksi memberikan kontribusi yang besar terhadap kesuksesan pekerjaan ini. Berbagai pertemuan diadakan dengan semua anggota dari kedua tim untuk membahas tata letak dan lokasi struktur, rincian sambungan, detail bangunan, peninjauan workshop drawing, dan perhatian terhadap pabrikasi dan pembangunan. Hasil kerjasama tim yang telah terbangun dapat terlihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Selubung Bangunan Peter B Lewis Building Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, saat shop drawing dalam masa pekerjaan dan ditinjau seperti biasa, komunikasi yang baik antara ahli struktur dan pabrikator berlangsung dalam media elektronik. Model pabrikasi untuk pertama kalinya di buat menjadi objek 3D solid menggunakan program CATIA, termasuk semua tabung, pipa, plat, lubang baut, dan semua material yang berhubungan dengan pekerjaan. Semua objek 3D solid ini di kirim dari pabrikator ke ahli struktur untuk di tinjau dan dikomentari. Komentar di buat secara elektronik dengan melampirkan teks ke gambar elemen 3D. setelah beberapa kali melakukan komunikasi, shop drawing dibuat dan ditinjau oleh para ahli struktur bersamaan dengan model akhir di layar komputer, sehingga mempercepat proses finalisasi shop drawing. Sejak awal tim desain dan konstruksi menyadari menyadari bahwa gedung Peter B. Lewis memerlukan konstruksi khusus untuk permukaan melengkung yang sangat liar, bahkan bila di bandingkan dengan proyek Frank Gehry lainnya. Pekerjaan konstruksi permukaan yang melengkung pada gedung ini selesai dengan sukses melalui komunikasi yang baik dari semua pihak yang terlibat proses desain dan konstruksi, memanfaatkan metoda komunikasi dan tinjauan rinci yang sebelumnya belum pernah digunakan, dan pelaksanaan yang inovatif serta solusi sistem struktur baru yang memungkinkan dengan menggunakan struktur baja.
2.5.2
Ray and Maria Stata Center Ray dan Maria Stata Center atau Gedung 32 adalah sebuah bangunan yang
terletak di Cambridge, Amerika. Sebuah kompleks akademik berukuran 720.000
Universitas Sumatera Utara
kaki2 (67.000 m2) yang dirancang oleh Frank O Gehry untuk Massachusetts Institute of Technology. Gedung mulai digunakan pada 16 Maret 2004 dan berdiri tepat diatas gedung lama yaitu gedung 20 yang merupakan laboratorium radiasi bersejarah seperti yang terlihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Maket Ray and Maria Stata Center Sumber : Google Desain bangunan ramah lingkungan ini berfungsi sebagai laboratorium ilmu komputer, laboratorium artificial intelligence, laboratorium sistem informasi, ruang kelas, aula besar, tempat bersantai beberapa mahasiswa, sebuah pusat kebugaran dan kantin. Konsep sketsa bangunan dapat terlihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Konsep Sketsa Bangunan Ray and Maria Stata Center Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
Bangunan ini terdiri dari serangkaian blok menara pendek berbentuk melengkung dan ramping dengan sudut yang tidak wajar. Bangunan ini berdasar pada dua menara berbentuk 'U' dengan delapan lantai, bernama menara Gates dan Dreyfoos, keduanya terletak di atas dasar lantai ke empat yang disebut 'The warehouse’. Bentukan bangunan dapat terlihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Persfektif Bangunan Ray and Maria Stata Center Sumber : Google Kantor terletak di diantara menara berbentuk 'U' yang berfungsi sebagai struktur pada ruang seminar. Bangunan Dilengkapi dengan laboratorium robotika, amphitheater dan pusat kebugaran, dengan sisa lahan dan daerah sekitar kompleks bangunan difungsikan sebagai taman seperti yang terlihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Denah dan Site Plan Ray and Maria Stata Center Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
Konstruksi dimulai dengan penggalian 180.000³ yard ke dasar bumi. Dukungan pondasi untuk bangunan terdiri dari beton dengan tebal 4 kaki yang diletakkan pada tanah lempung. Dinding setebal 14 meter digunakan sebagai sistem dinding perimeter permanen untuk seluruh site dalam rangka untuk menahan air dari Sungai Charles. Desainnya dibuat ekstensif, menggunakan skylight dan dinding kaca tertutup untuk meningkatkan suasana keterbukaan seperti yang terlihat pada Gambar 2.16. Bangunan juga memasukkan beberapa konsep green building termasuk penggunaan gray water yang dikumpulkan dari air hujan yang jatuh di atap untuk menyiram toilet, juga kaca yang dilengkapi dengan shading yang dirancang untuk menghemat sumber daya pemanasan dan pendinginan.
Gambar 2.16 Interior Bangunan Ray and Maria Stata Center Sumber: Google Lantai bangunan di angkat 38cm, yang memudahkan instalasi pemanas, listrik, pipa, infrastruktur komunikasi, dan juga menyediakan isolasi termal yang baik. Lantai berisi sistem ventilasi di mana udara segar (18° C) dipompa ke ruangan-
Universitas Sumatera Utara
ruangan dari bawah kaki, sistem ini lebih tenang dan lebih efisien daripada sistem ventilasi yang lebih tradisional. Desain bangunan ini menghubungkan area penelitian yang berkesinambungan dengan area pusat yang berisi pelayanan publik umum seperti lift, lounge, ruang konferensi, toilet, dan ruang baca. Daerah penelitian dirancang dengan laboratorium di tengah menara dan kantor berada di sekitarnya, luasan setiap ruang kantor adalah sama yaitu sebesar 200ft2. Ruang publik disebar pada dua lantai pertama bangunan, parkir bawah tanah memiliki kapasitas 700 kendaraan, area pelayanan dengan luas 28.000 ft ² berada satu lantai di bawah area parki. Selain itu, ada beberapa area taman dan teras yang berada disekitarnya. Lantai dasar dari the warehouse dilengkapi dengan ruangan kelas dan teater dengan luas 3.800 m² yang mampu menampung 350 kursi dengan bentuk auditorium, kantin seluas 3.800ft mampu menampung 150 kursi makan, beberapa lounge kecil dan ruang baca, pusat kebugaran yang luasnya 7.250 ft ², serta tiga lantai pusat penitipan anak yang luasnya 7.000 ft ². Ruang mengajar di gedung utama dilengkapi lima kelas dengan luas 11.100 ft² dan 625 kursi. Selain itu, ada dua kelas teater untuk mengakomodasi masing-masing 90 siswa dan dua kelas biasa berisi 60 kursi kelas di sisi utara. Tangga spiral tiga tingkat membawa kita menuju ke Town Square, yang berisi sebuah pub, ruang makan untuk dosen, fasilitas konferensi khusus dan teras yang berfungsi juga sebagai taman yang menghadap ke laboratorium robotika. Sebuah café milik Keluarga Forbes juga terletak di Town Square, cafe ini menyajikan kopi dan
Universitas Sumatera Utara
makan siang kepada publik. Town Square juga dilengkapi lansekap yang luas dengan amfiteater menampung sebanyak 350-kursi. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Tangga Spiral dan Ruang Auditorium Ray and Maria Stata Center Sumber : Google Laboratorium dibagi menjadi ruang laboratorium dan ruang laboratorium terbuka. Sebuah ruangan laboratorium secara akustik dan visual terisolasi oleh partisi dan pintu keamanan. Laboratorium memiliki partisi dengan baja yang juga digunakan tempat pemasangan panel kaca. Setiap ruangan laboratorium dan kantor menerapkan pencahayaan alami melalui kaca, panel fasad dan berusaha memasukkan skylight di seluruh bangunan. Sayap bangunan yang berada di utara laboratorium, menyediakan ruangan untuk menunjang kegiatan akademis. Ruangan yang disediakan di sayap bangunan ini antara lain: a.
Laboratorium atrium dan Villa (dua bangunan berlantai 5 untuk seminar dan fasilitas konferensi)
Universitas Sumatera Utara
b.
Laboratorium kembar (dua bangunan silinder putih untuk eksperimen akustik)
c.
“The holodeck” (daerah untuk eksperimen besar dalam menangkap gerak)
d.
“The nose“ (laboratorium robotika)
Konstruksi dinyatakan memakan biaya sebanyak $200.000.000 dengan sisa anggaran $283.500.000 yang digunakan untuk membayar biaya arsitek $20.000.000, biaya konsultan $8.000.000, biaya regulasi, furniture, dan biaya asuransi. Pembangunan tempat parkir bawah tanah dengan struktur beton memakan biaya sebesar $60.000.000. Meskipun bangunan ini telah memenangkan banyak penghargaan karena keindahan eksterior dan desain arsitektur yang berani, bangunan ini juga dikritik sebagai bangunan yang tidak peka terhadap kebutuhan penghuninya, dirancang buruk untuk digunakan digunakan sehari-hari, dan menghabiskan biaya yang sangat mahal.
2.5.3
Novarthis Campus Building, Basel, Swiss Novartis Campus Building yang dirancang oleh Gehry Partners merupakan
bagian dari Masterplan yang dirancang oleh Vittorio Magnano Lampugnani untuk perusahaan Novartis. Kompleks bangunan ini terletak di daerah St Johann, kota Basel, Swiss. Kompleks bangunan di area ini memiliki berbagai fungsi dari kompleks industri, pusat inovasi, pusat pengetahuan dan ruang pertemuan. Gedung kampus baru ini akan menawarkan para karyawan Novartis dan pengunjung sebuah lingkungan dengan tingkat komunikasi dan etos kerja yang intensif, bangunan yang
Universitas Sumatera Utara
ultra-modern, bangunan yang sangat fungsional, dengan nilai estetika dan bentukan bangunan yang sangat ekspresif seperti yang terlihat pada Gambar 2.18
Gambar 2.18 Persfektif Novarthis Campus Sumber : Google Bangunan yang dirancang Frank Gehry menempati lokasi sentral, berbatasan dengan Green Campus dan Kantor Pusat Novartis di sebelah selatan gedung. Konsep keterbukaan, dan konsep ruang yang mengalir, merupakan faktor utama dalam desain. Area umum, restoran, dan kafe terletak di lantai dasar mengarah ke area hijau kampus. Lima lantai diatasnya ditempati oleh Departemen Sumber Daya Manusia dilengkapi dengan sejumlah area publik kecil yang berfungsi sebagai meeting point. Denah bangunan dan ruang auditorium terlihat pada Gambar 2.19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.19 Site Plan, Denah Lantai 1dan 2, Denah Auditorium Novarthis Campus Sumber : Google Pada area bawah tanah ditempatkan area belajar untuk semua karyawan kampus dilengkapi ruangan auditorium dengan kapasitas 600 kursi. Langit-langit ruangan auditorium bermaterialkan kaca yang berfungsi memasukkan skylight kedalam ruangan dengan view Green Campus di atasnya. Auditorium juga dapat dibagi menjadi dua ruangan terpisah untuk menjalankan kegiatan dan fungsi yang berbeda, seperti yang terlihat pada Gambar 2.20.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Interior Novarthis Campus Sumber : Google Sebuah ruangan yang berfungsi sebagai atrium yang terletak di tengah menyatukan bagian bangunan dan memperkuat visibilitas dengan memungkinkan cahaya alami mengalir dari atap melalui semua lantai kantor dan turun ke tingkat bawah tanah di mana lobi auditorium berada. Konsep keterbukaan dan transparansi ini diperkuat oleh penggunaan kaca dalam desain eksterior maupun interior bangunan, hal ini terlihat pada Gambar 2.21.
Gambar 2.21 Penggunaan Kaca Pada Interior Novarthis Campus Sumber : Google Untuk mengurangi sinaran matahari dan silau yang berlebih digunakan shading interior yang menyerupai bentuk layar kapal. Pada musim panas, jendela dan pintu
Universitas Sumatera Utara
geser kaca pada lantai dasar berfungsi sebagai ventilasi alami untuk mengkondisikan udara agar berada pada kondisi nyaman seperti yang terlihat pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22 Shading Interior Novarthis Campus Sumber : Google
Perkembangan arsitektur dan material bangunan yang digunakan menunjukkan komitmen Novartis terhadap lingkungan. Untuk mengurangi panas matahari yang berlebihan fasad kaca yang dilapisi dengan lapisan keramik dan panel kaca pada atap mengandung sel fotovoltaik yang akan menghasilkan energi yang diperlukan untuk penerangan listrik buatan untuk bangunan. Masterplan jangka panjang oleh Vittorio Lampugnani tidak hanya meliputi arsitektur dan lansekap, tetapi juga menimbang fungsional, lalu lintas, dan pertimbangan budaya. Konversi akan dilanjutkan secara bertahap dengan penggantian bangunan usang yang terjadi selangkah demi langkah. Bangunan lain di kampus juga
Universitas Sumatera Utara
dirancang oleh arsitek-arsitek bertaraf internasional. Arsitek lanskap kampus adalah Peter Walker dan Vogt Günther. 20 hektar bagian lahan akan dibangun perumahan untuk 10.000 staff di bidang Services Group, Farmasi, Penelitian & Pengembangan, Pemasaran dan Administrasi. Dengan fasilitas ini kampus Novartis akan menjadi pelopor tempat kerja berkinerja tinggi.
2.5.4
Dr. Chau Chak Wing Building Dr. Chau Chak Wing Building adalah salah satu gedung yang berada di
Universitas Teknologi Sydney, Australia. Dibangun oleh Frank Gehry pada awal 2012 dan diperkirakan selesai pada tahun 2014. Rancangan Gehry muncul dari ide untuk membuat lantai kantor berbentuk suatu tumpukan massa vertikal, menyerupai rumah pohon dengan celah-celah di antaranya yang akan berfungsi sebagai tempat untuk penelitian khusus dan interaksi disiplin seperti yang terlihat pada Gambar 2.23.
Gambar 2.23 Dr. Chau Chak Wing Building Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
Rancangan utama gedung Dr Chau Chak Wing Building untuk menyediakan akomodasi pengajaran, pembelajaran, penelitian dan kantor untuk Business School UTS, manifestasi dari pemikiran kreatif yang mendukung pengajaran dan penelitian yang dilakukan oleh fakultas dan universitas. Gedung ini akan emmiliki ruang publik yang luas dilengkapi lounge, kafe, dan teras luar. Bangunan ini terletak di sudut Ultimo Road dan Omnibus Lane sehingga akan memiliki dua sisi yang berbeda. Sisi yang menghadap ke timur dibuat dari bata yang diharapkan akan mengingatkan masyarakat akan arsitektur warisan Sydney. Bata ditata membentuk lipatan dan kurva seperti kain bertekstur kasar, untuk memberikan karakter dan perasaan. Sisi yang menghadap barat akan menampilkan pecahan kaca besar yang mencerminkan arsitektur sekitarnya. Sinar matahari alami masuk melalui jendela besar dan panel kaca yang menciptakan kesan transparansi dan keterbukaan. Disini terlihat desain bangunan berusaha untuk menggabungkan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. seperti yang terlihat pada Gambar 2.24.
Gambar 2.24 Maket Dr. Chau Chak Wing Building Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
Bagian dalam bangunan berjumlah 11 lantai, yang akan dilengkapi dengan sebuah auditorium dengan kapasitas 240 kursi, ruang belajar mengajar di empat lantai pertama, dan teras terbuka di lantai enam untuk ruang diskusi dan bersantai. Lantai dasar bangunan akan dibangun kafe dengan ruang makan yang memiliki akses terbuka bersatu dengan ruang luarnya. Sebuah bar dengan tempat duduk di luar akan menghidupkan area ini yang berdekatan dengan student centre dan ruang siswa yang berukuran besar. Tangga akan membawa pengunjung menuju
ruang siswa
pascasarjana di lantai atas. Denah lantai dasar bangunan dapat dilihat pada Gambar 2.25.
Gambar 2.25 Ground Plan Dr. Chau Chak Wing Building Sumber : Google Ruang belajar dan mengajar terletak pada empat lantai pertama dari bangunan ini, terdiri dari berbagai jenis kelas terutama kelas untuk mahasiswa pascasarjana. Ada 10 ruang seminar pascasarjana berkapasitas 40 kursi dengan lantai datar untuk memungkinkan fleksibilitas dalam pengaturan tempat duduk. Sedangkan ruang kelas
Universitas Sumatera Utara
berbentuk seperti mangkuk dengan kapasitas 120 kursi dilengkapi tempat duduk dan meja di lantai pertama. 4 lantai laboratorium komputer pascasarjana yang masingmasing mampu menampung 40 mahasiswa. Terdapat pula 2 ruang kelas oval dengan kapasitas 60 siswa. Denah lantai 2 dan lantai 3 bangunan ini dapat dilihat pada Gambar 2.26.
2
3 Gambar 2.26 Denah Lantai 2 dan Lantai 3 Dr. Chau Chak Wing Building Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
2.5.5
Rangkuman Studi Kasus Sejenis Melalui studi banding yang dilakukan diatas terlihat bahwa bangunan
perkuliahan mampu tampil eksentrik dan monumental. Penggunaan material tidak membatasi kreativitas desain dan bentukan bangunannya. Terbukti bahwa pendekatan dan perancangan dengan kaedah arsitektur ekspresionisme merupakan sebuah solusi untuk perancangan gedung perkuliahan. Karya arsitektur ekspresionisme yang dihasilkan Frank Gehry memiliki keragaman. Bentukan bangunan pada awalnya berasal dari sketsa konsep bangunan. Sketsa dilakukan spontan dengan ide yang berasal dari alam tak sadar, sehingga mampu membangkitkan emosi dan perasaan baik si perancang maupun pengguna bangunan. Bentukan bangunan terdistorsi memunculkan kesan monumental sehingga bangunan mudah untuk dikenali. Material selubung bangunan memilki peran penting, selain sebagai penutup dan pembatas antara ruang luar dan ruang dalam. Material yang digunakan memiliki karakter sesuai dengan kesan yang ingin diciptakan oleh perancang, sehingga bangunan akan mampu menggugah perasaan dan emosi pengguna bangunan. Seperti penggunaan material logam yang memiliki karakter memantulkan cahaya, penggunaannya pada bangunan memunculkan kesan bangunan yang mewah dan berkilau. Sedangkan pemilihan material lain seperti batu bata ekspos memunculkan kesan bangunan yang akrab dengan lingkungan sekitar. Sering kali pada rancangan Frank Gehry penggunaan batu bata ekspos di kombinasikan dengan material logam dengan bentuk bergelombang, sehingga terlihat bangunan dengan material bata
Universitas Sumatera Utara
ekspos ini sedang bertransformasi mengikuti perubahan zaman yang diwakili oleh material logam. Penggunaan material kaca bertujuan untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan. Selain itu penggunaan kaca juga menimbulkan kesan keterbukaan, karena karakteristik kaca yang transparan. Dalam rancangan Frank Gehry material kaca digunakan dengan potongan, bentuk, atau peletakan yang tidak beraturan, sehingga mempengaruhi tampak bangunan yang tampil terdistorsi. Frank Gehry juga mampu merancang bentukan unik dengan menggunakan material bangunan yang umum digunakan. Material bata mampu ditampilkan frank gehry seperti kertas yang berkerut pada bangunan dr. chau chak wing building. Bentukan bangunan seperti kubus yang diputar pada bangunan novarthis campus dihasilkan oleh penggunaan material kaca yang disusun sedemikian rupa. Teknologi yang digunakan Frank Gehry pada bangunan merupakan salah satu nilai tambah, dimana hasil rancangan Frank Gehry umumya mampu memasukkan cahaya alami ke ruang dalam bangunan. Sedangkan udara bebas keluar masuk melalui bukaan yang telah dirancang, agar mampu menghasilkan suhu ruangan yang nyaman bagi pengguna bangunannya. Pengkondisian udara dan pengkondisian cahaya berperan besar dalam penghematan energi dan biaya yang dikonsumsi oleh bangunan rancangan Frank Gehry. Interior bangunan merupakan salah satu hal penting dalam perancangan bangunan. Kegiatan berlangsung di dalam ruangan sehingga interior bangunan harus mampu mengakomodasi fungsi dari bangunan. Interior bangunan rancangan Frank
Universitas Sumatera Utara
Gehry tampil menonjol, dengan kombinasi dari beberapa material. Bentukan seperti layar pada ruangan novarthis campus dihasilkan dari kisi-kisi besi yang menempel pada rangka yang dikombinasikan dengan dinding kaca. Pengalaman ruang yang dialami oleh pengguna bangunan akan berbeda-beda, sesuai dengan ketinggian dan besaran ruang. Kenyamanan merupakan faktor utama dari sebuah ruangan. Dengan kondisi ruang yang nyaman maka pengguna bangunan akan merasa betah melakukan kegiatan di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara