BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan rangkaian dua atau lebih komponen saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan atau suatu bagian yang memiliki hubungan erat untuk berinteraksi satu sama lainnya secara teratur. Widjajanto (2001:2) menyatakan sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output. Sedangkan Menurut Ismaya, (2006:540), sistem adalah suatu susunan secara teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling bergantung pada prosedur-prosedur yang berhubungan yang melengkapi dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari suatu kegiatan organisasi yang penting. Selanjutnya menurut Mulyadi (2010:2-3), Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya , yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut: 1. Setiap unsur terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang terdiri pula dari kelompok unsur yang memebntuk subsistem tersebut.
2. Unsur-unsur
tersebut
merupakan
bagian
terpadu
sistem
yang
bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat serta kerja sama antar unsur tersebut mempunyai bentuk tertentu. 3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, sistem akuntansi adalah
suatu
cabang
dari akuntansi
yang
berhubungan
dengan
perencanaan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan.
2.2 Akuntansi 1.2.1 Konsep dan Prinsip Akuntansi Menurut Dunia (2008:8-9), Prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally Accepted Accounting Principles/GAAP) adalah prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang digunakan oleh para akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Di Indonesia disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). GAAP/SAK sangat perlu karena para pemakai dari laporan dapat mebandingkan keadaan keuangn perusahaandan hasil operasi antara perusahaan dengan perusahaan lainnya. Badan yang berwenang untuk menyusun GAAP di Amerika Serikat adalah Financial
Accounting Standars Board (FASB) atau di Indonesia adalah komite SAK dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Konsep kesatuan usaha mengasumsikan bahwa suatu bisnis atau perusahaan sebagai satu kesatuan harus dipisahkan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan bisnis atau perusahaan tersebut. Dengan demikian, proses mencatat, menggolong-golongkan, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan hanya dilakukan untuk transaksi yang berhubungan dengan kesatuan usaha tersebut. Prinsip biaya atau harga perolehan menentukan harga yang seharusnya dimasukkan dalam catatan akuntansi untuk pembelian barang dan jasa. Biaya atau harga perolehan meliputi harga beli yang tercantum dalam faktur dan ditambah dengan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pembelian, sampai barang dan jasa siap dipakai dan dijual.
2.3 Pelabuhan Penyeberangan Menurut Widyahartono (1994: 55 ) pelabuhan adalah suatu daerah yang memberikan kepada kapalkapal suatu kesempatan berlabu yang mudah dan aman terlindungi dari banyak ombak dan arus besar. Pada tiap pelabuhan menurut kondisi masing-masing biasanya tersedia kemudahan atau fasilitas untuk bongkar / muat, menambah bahan bakar dan kebutuhan makanan untuk dipergunakan di kapal selama berlayar maupun berlabu.
Menurut sifat dari lalu lintas pelayaran, maka pelabuhan dapat dikategorikan dalam: 1. Pelabuhan dagang 2. Pelabuhan singgah 3. Pelabuhan militer Sedangkan menurut sifat dan jenis barang yang dibongkar/muat, pelabuhan dikategorikan dalam: 1. Pelabuhan ikan 2. Pelabuhan minyak 3. Pelabuhan kayu 4. Pelabuhan barang industri Secara geografis dengan memperhatikan lokasi dan kondisi setempat, pelabuhan dapat dibagi dalam: 1. Pelabuhan pantai 2. Pelabuhan samudera 3. Pelabuhan sungai 4. Pelabuhan pulau
2.4 Sistem Akuntansi Penjualan 2.4.1 Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Sistem akuntansi dalam prakteknya memerlukan pemikiran tentang prosedur transaksi yang berfungsi untuk menghindari pengeluaranpengeluaran yang tidak sah dan diluar kepentingan perusahaan. Prosedur
transaksi merupakan otoritas pengeluaran. Dimana setiap tejadi transaksi pembayaran harus mendapat persetujuan dari tim manajemen yang ditentukan untuk mengawasi dan menyaring setiap transaksi serta meniadakan transaksi yang tidak sesuai menurut ketentuan perusahaan, Anonim (2003:37) Menurut Ismaya (2006: 540), sistem akuntansi adalah suatu cabang dari akuntansi yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan. Kemudian menurut Stettler dalam Baridwan, (1998: 4), sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Muliyadi (2010: 3) menyatakan, sistem akuntansi adalah organisasi formuir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Unsur-unsur dari sistem akutansi pokok yaitu formulir, jurnal, buku jurnal, buku pembantu dan laporan. pengertian formulir, jurnal, buku jurnal, buku pembantu dan laporan adalah sebagai berikut:
1. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Contoh formulir adalah : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. 2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Contoh jurnal adalah jurnal penerima kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum. 3. Buku Besar Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. 4. Buku pembantu Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. 5. Laporan Laporan akuntansi.
berisi
informasi
yang
merupakan
keluaran
sistem
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan sistem akuntansi merupakan metode dan prosedur pencatatan dengan mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan dan melaporkan transaksi yang terjadi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan berupa informasi keuangan
yang digunakan pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan. Dalam suatu perusahaan penjualan merupakan kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan. Menurut Basu Swatha (2006:8) dalam Aprilia (2010:8), Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah kegiatan dimana mewajibkan pembeli untuk membayar kepada penjual untuk menerima barang yang akan diserahkan oleh perusahaan tersebut. Menurut Komaruloh (2012) sistem akuntansi penjualan suatu perusahaan khususnya perusahaan yang mulai berkembang, pimpinan harus mempunyai suatu metode atau alat yang dapat mengawasi dan untuk dapat mengetahui kemajuan perusahaan tersebut, yang artinya
sampai
sejauh
manakah
perusahaan tersebut
dalam
pencapaian
tujuan perusahaan. Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian sistem akuntansi penjualan adalah suatu kegiatan sistematik yang terdiri dari proses identifikasi, pengukuran dan pelaporan berkaitan dengan proses penjualan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan.
2.4.2 Sistem Akuntansi Penjualan Tiket Perusahaan Pelayaran atau Jasa Alat angkut sangat penting di masyarkat sekarang ini. Berkat kemajuan di dunia pengangkutan, jarak antara daerah-daerah di dunia dirasakan menjadi lebih dekat. Posisi pengangkutan telah menjadi salah satu unsur yang menentukan guna menjamin perkembangan ekonomi di masyarakat. Pengangkutan tidak lagi dipandang sebagai sektor yang memberikan pelayanan semata-mata, tetapi telah menjadi partner dari kegiatan-kegiatan ekonomi umumnya. (Alma, 2000: 240) Torong (2010: 29) menyatakan bahwa sistem akuntansi penjualan pada perusahaan jasa, dokumen-dokumen yang digunakan yaitu jurnal penjualan, kartu piutang, kartu persediaan dan jurnal umum. Sedangkan fungsi-fungsi dalam penjualan tiket yang ada pada perusahaan jasa yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi penjualan, bertanggungjawab untuk melayani permintaan pelanggan dalam pembelian tiket. 2. fungsi pencatatan, yang bertanggungjawab pada fungsi ini adalah bagian administrasi. 3. Fungsi keuangan, fungsi ini adalah untuk mengatur keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya. Fungsi ini dipegang oleh bagian keuangan.
2.4.3 Prinsip Dasar Sistem Akuntansi Dunia (2008:101), mengemukakan bahwa sistem akuntansi akan berbeda yaitu tergantung dari suatu perusahaan tersebut. Apakah perusahaan
itu
terkomputerisasi.
menggunakan Walaupun
dalam
sistem
manual
perusahaan
atau
tersebut
sistem terdapat
keunikan atau perbedaan diantara sistem akuntansi pada perusahaanperusahaan, tetapi sistem-sistem tersebut mempunyai prinsip-prinsip dasar yang sama , yang dapat diterapkan untuk semua jenis sistem. Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain: 1) Keseimbangan manfaat dan biaya Informasi khusus yang dihasilkan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan perusahaan biasanya mahal, maka dalam menyusun atau merancang
suatu
sistem
akuntansi
harus
mempertimbangkan
keseimbangan manfaat terhadap biaya, paling tidak harus sama dalam mengahsilkan informasi.
2) Laporan yang efektif Sistem akuntansi mengahasilkan laporan-laporan yang efektif yang disebut dengan laporan akuntansi. Agar laporan ini dapat digunakan secara efektif, maka laporan ini harus disusun tepat waktu, dapat dimengerti, dan dalam bentuk yang ringkas. 3) Dapat menyesuaikan dengan waktu yang akan datang Suatu sistem akuntansi harus fleksibel, sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang selalu berubah.misalnya dalam peraturan kementerian perhubungan. Dalam lingkungan yang berubah seperti itu, maka informasi yang dibutuhkan juga berubah. Sehingga sistem akuntansi
juga
harus
berubah
untuk
menyesuaikan
dengan
perubahan tersebut. 4) Pengendalian internal yang memadai Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang akurat bagi pihak luar dan pencapaian sasaran operasi dari pihak manajemen dalam sistem akuntansi harus melekat suatu pengendalian intern yang memadai. Karena pengendalian internal itu adalah kebijaksanaan dan prosedurprosedur yang digunakan dalam perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan mendorong ketaatan dalam undang-undang yang telah ditetapkan.
2.4.4 Tujuan Sistem Akuntansi Untuk mewujudkan sistem akuntansi yang baik, pada dasarnya harus mengetahui pembangunan sistem akuntansi itu sendiri, sistem akuntansi erat hubungannya dengan kerjasama manusia dengan sumber daya lainnya didalam suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Tujuan sistem akuntansi merupakan suatu tujuan yang berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Menurut Muliyadi (2010: 19), tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan intern. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dan penyelenggaraan catatan akuntansi.
2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Akuntansi Menurut Baridwan (1998: 7), penyusunan system akuntansi untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa system akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai. 2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa system akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harga milik perusahaan. Untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan maka system akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip intern. 3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relative tidak mahal, dengan kata lain, dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi. Ketiga faktor diatas harus dipertimbangkan bersama-sama pada waktu menyusun system akuntansi perusahaan sehingga tidak terjadi adanya salah satu faktor yang ditinggalkan.
2.4.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Pada umumnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, menurut Sutanto (1999:21) dalam Iskandar (2012:15) yaitu sebagai berikut :
1. Produsen Pihak
produsen
mempengaruhi
penjualan
yaitu
dalam
hal
menghasilkan tiket dan menentukan harga. 2. Pihak konsumen dapat mempengeruhi penjualan yaitu karena hal-hal sebagai berikut : a) Daya Beli Daya beli mempengaruhi penjualan yaitu karena apabila daya beli konsumen meningkat maka penjualan juga akan meningkat. Akan tetapi kenaikan daya beli akan menyebabkan perusahaan akan menaikan harga karena tenaga kerja perusahaan meminta kenaikan upah. Sedangkan apabila daya
beli konsumen
menurun, maka penjualan akan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan harga tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. b) Selera Konsumen Perubahan selera konsumen dapat mempengaruhi penjualan karena apabila selera konsumen berubah kemungkinan konsumen tersebut akan pindah kepada jasa angkutan lain akibatnya penjualan menurun. 3. Fakfor-faktor diluar Produsen dan Konsumen Faktor-faktor diluar produsen dan konsumen yang mempengaruhi penjualan adalah Adanya peraturan
pemerintah yang menyangkut
perpajakan, kebijakan moneter dan sebagainya.
2.4.7 Catatan
Akuntansi
yang
Digunakan
Sistem
Akuntansi
Penjualan Menurut Mulyadi (2010: 462-463), Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan adalah: 1. Jurnal penjualan Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas data penjualan. 2. Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai. 3. Jurnal umum Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. 4. Kartu persediaan Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
2.4.8 Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Penjualan Menurut Mulyadi (2010:462) Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Fungsi Penjualan Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab dalam melakukan penjualan tiket kepada konsumen. Fungsi ini berada pada bagian Penjualan. 2. Fungsi Kas Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari konsumen. Fungsi ini berada pada bagian Kasir. 3. Fungsi Akuntansi Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan. Fungsi ini berada pada bagian Jurnal.
2.5 Pengendalian Intern 2.5.1 Tujuan Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penjualan Menurut merupakan
Mulyadi
stuktur
(2010:164)
organisasi,
Sistem
metode
dan
pengendalian ukuran-ukuran
intern yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsurunsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian
pengendalian intern tersebut berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah: (1) menjaga kekayaan organisasi, (2) mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, (3) mendorong efisiensi, dan (4) mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Gambar 2.1 tujuan pokok sistem pengendalian intern Menjaga kekayaan organisasi Tujuan pengendalian intern akuntansi
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern
Mendorong efisiensi Tujuan Pengendalian Intern Akuntansi
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
2.5.2 Unsur-unsur Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penjualan Menurut Mulyadi (2010:471), unsur-unsur pengendalian intern sistem akuntansi penjualan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi kas Fungsi penjualan yang merupakan fungsi operasi harus dipisah dari fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini mengakibatkan
setiap
penerimaan
kas
dari
penjualan
tiket
dilaksanakan oleh fungsi yang saling mengecek. Fungsi penjualan berada ditangan bagian penjualan dan fungsi kas berada ditangan bagian kasa atau kasir. Penerimaan kas yang dilakukan oleh bagian kasa akan dicek kebenrannya oeh bagian penjualan, karena dalam sistem penjualan tiket transaksi penerimaan kas dari penjualan tiket tidak akan terjadi tanpa diterbitkannya faktur penjualan oleh bagian penjualan. 2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi Unsur
pengendalian intern
yang baik, fungsi
akuntansi
harus
dipisahkan dari kedua fungsi pokok yaitu fungsi operasi dan fungsi penyimpanan.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menjaga
kekayaan
perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Sehingga, apabila suatu sistem yang mengabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi pokok yang lain akan membuka kesempatan bagi karyawan perusahaan yang lainuntuk melakukan kecurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang
dilakukan. Fungsi kas pada bagian kasa dan fungsi akuntansi pada bagian jurnal. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya penggunaan kas dari penjualan tiket dari bagian kasa untuk kepentingan pribadinya. Menurut Bodnar dan Hoopwod diterjemahkan oleh Saputra dan Setiawati (2006:10) unsur pengendalian intern sistem akuntansi penjualan adalah Fungsi akuntansi terpisah dengan fungsi keuangan. Pemisahan tugas penting untuk memastikan tidak ada individu atau departemen yang mengelola catatan akuntansi yang terkait dengan operasi aktivitas mereka, pelanggaran seperti yang sering terjadi adalah pendelegasian tanggungjawab akuntansi dan keuangan kesatu individu atau departemen. Fungsi akuntansi dan keuangan terkait dengan uang. Oleh karena itu perlu pemisahan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul di atas, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiono (2012: 14) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat. Metode ini juga disebut sebagai metode interpretive karena hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Selanjutnya menurut Satori dan Komariah (2009: 22) menyatakan bahwa suatu penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena sosial atau suatu lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Denzin dan Lincold dalam Maleong, (2007: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari beberapa devinisi penelitian kualitatif dapat ditarik kesimpulan bahwa, pendekatan kualitatif
adalah
suatu
proses
penelitian
dan
pemahaman
yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Tujuan
dari penelitian
melalui
pendekatan
kualitatif ini adalah bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
pendekatan
fenomenologis
yaitu
peneliti
memiliki
pandangan secara luas dan berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap objek dalam situasi tertentu. Serta dalam Penelitian fenomenologis ini peneliti dapat mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Moleong (2007: 14)
fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau
pengalaman fenomenologikal dan suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu penelitian tidak hanya melihat dari sesuatu yang tampak saja melaikan juga pada kesadaran dari seseorang.
3.2 Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan, karena peneliti sendiri merupakan alat (instrumen) pengumpul data yang utama sehingga kehadiran peneliti mutlak diperlukan dalam menguraikan data nantinya. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di lapanga. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi hasil pelapor dari hasil penelitiannya.
Kedudukan peneliti sebagai Instrumen atau alat penelitian ini sangat tepat, karena peneliti mempunyai
peran yang sangat vital dalam proses
penelitian. Sedangkan kehadiran peneliti dalam penelitian ini diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subyek atau informan, dengan terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian ke lembaga yang terkait. Adapun peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai pengamat berperan serta yaitu peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Peneliti pada saat penelitian mengadakan pengamatan langsung, sehingga diketahui fenomena- fenomena yang nampak.
3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut dapat terarah dengan baik dan tepat. Alasan peneliti
mengambil lokasi ini untuk diteliti yaitu karena
peneliti sudah mengetahui fenomena yang terjadi di lokasi tersebut sehingga
mempermudah
peneliti
untuk
melakukan
penelitian
di
perusahaan yang telah ditetapkan. Peneliti menetapkan perusahaan pelayaran yaitu Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo sebagai tempat lokasi penelitian yaitu terletak di jalan Laks. Martadinata, Kel. Leato Selatan, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
3.4 Sumber Data Penelitian Menurut Lofland (1984: 47) dalam Moleong (2007: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakkan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data penelitian diperoleh dari data primer. Data primer yaitu dimana data yang diperoleh dilapangan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Dimana dengan menggunakan wawancara mendalam, peneliti mengajukan pertanyaan dengan dilengkapi pedoman wawancara kepada informan yang dapat dilihat pada lampiran I, dengan bantuan handphone untuk merekam dan mendokumentasikan hasil wawancara, peneliti juga menggunakan alat bantu buku catatan dan alat tulis untuk membantu pencatata. Selanjutnya, Data sekunder yaitu Data ini diperoleh melalui data-data dari perusahaan Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo, dimana data yang diperoleh sesuai dengan masalah yang terkait dalam penelitian sistem akuntansi penjualan tiket. Tehnik yang digunakan untuk menentukan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan purposive sampling. Menurut Sugiono (2012: 392), Purposive Sampling adalah tehnik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini pertimbangan peneliti menentukan informan karena informan mampu menceritakan
pengalaman
Penyeberangan Gorontalo.
dan
pandangan
tentang
Pelabuhan
3.5 Prosedur Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan
data
dalam kegiatan
penelitian
diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Prosedur pengumpulan data ini digunakan selama penelitian dan untuk mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan tiga prosedur pengumpulan data yaitu : 1. Observasi Menurut Satori dan Komariah (2009: 105), Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun kelapangan terlibat seluruh pancaindra. Secara tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu melalui media visul/audiovisual. Dimana penulis datang langsung ke Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo untuk mengetahui secara umum tentang lokasi serta gambaran umum perusahaan yang diteliti. Selain itu penulis juga memperoleh secara langsung data-data yang diperlukan. 2. Wawancara mendalam
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, serta tidak terstruktur ketat dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. Teknik mengajukan
pengumpulan
data
pertanyaan-pertanyaan
ini
melalui
secara
wawancara
langsung
dengan
kepada
staff
perusahaan dan penumpang pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo sehubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan data yang lengkap. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan bagian administrasi untuk memperoleh informasi umum mengenai penjualan tiket, selain itu wawancara juga dilakukan kepada koordinator pelabuhan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan penjualan tiket yang dilakukan oleh perusahaan. Wawancara tersebut dilakukan kepada 2 petugas dan 4 penumpang. Petugas yang bersedia untuk memberikan jawaban dari hasil wawancara penulis terdiri dari 2 petugas yang sudah mewakili seluruh petugas dan karyawan yang ada pada lingkungan pelabuhan penyeberangan Gorontalo dan 2 orang petugas tersebut merupakan petugas yang memiliki pengaruh yang besar terhadap sistem akuntansi penjualan tiket pada pelabuhan penyeberangan Gorontalo. Untuk mengetahui hasil wawancara dengan petugas dan penumpang pada Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan catatan-catatan perusahaan yang kemudian membandingkan dengan praktek-praktek yang terjadi di pelabuhan penyeberangan
Gorontalo
yang
berhubungan
dengan
sistem
pengendalian internal penjualan. Dengan
menggunakan
dokumentasi
maka
akan
menambah
keakuratan dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan standar kualitatif. Kemudian mempelajari tahap-tahap prosedur penjualan tiket, selain itu juga dilakukan pemeriksaan atas bukti-bukti pendukung yang digunakan oleh bagian administrasi dan koordinator pelabuhan penyeberangan Gorontalo. Dokumen yang digunakan pada perusahaan ini adalah moneyfast penumpang, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal umum.
3.6 Analisis data Analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi artikel, dan sebagainya. Dan pekerjaan analisis data dalam penelitian adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorisasikannya.
Pengorganisasian
dan
pengelolaan
data
tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif (Moleong, 2007: 281).
Analisis data kualitatif menurut Miles dan Hiberman dalam Sugiyono, (2012: 430), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu Data reduction atau reduksi data , data display atau penyajian data dan consclusion drawing/verification. Langkah-langkah
yang
dilakukan
peneliti
dalam
analisis
data ini adalah sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan,
transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan di lapangan selama meneliti, tujuan diadakan traskrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang
dianggap
sesuai
dan
tidak sesuai
dengan
masalah yang
menjadi pusat penelitian di lapangan. Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian dikelompokan berdasarkan jenis variabel yang diteliti yaitu mengelompokan data yang masuk pada kategori motivasi dan data yang masuk pada kategori persepsi sesuai dengan pertanyaan peneliti dengan cara mereduksi data yang tidak penting.
2. Data Display (penyajian data)
Pada tahap ini data yang dikelompokkan ditentukkan temanya. Tema dimaksudkan untuk mendeskripsikan data secara menyeluruh dan menampilkan makna dari data yang diperoleh untuk mempermudah dalam mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan. Keseluruhan informasi tentang fenomena sosial yang disimpulkan peneliti setelah mendalami data di lapangan.berikutnya tema yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya dikaitkan dengan masalah penelitian dan teori yang relevan. 3. Conclution Drawing/verifikasi Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dan analisis
data
puncak
verifikasi
dimaksudkan
untuk
menghasilkan
kesimpulan yang valid. Dari hasil interpretasi selanjutnya dituangkan dalam hasil penelitian. Kemudian pada tahap akhir dilakukan pengecekkan keabsahan data.
3.7 Pengecekkan Keabsahan Data Data yang akurat adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk melakukan atau mengadakan keabsahan data maka dilakukan hal-hal berikut ini: 1. Keikutsertaan peneliti atau perpanjangan pengamatan penelitian Keikutsertaan peneliti atau perpanjangan pengamatan penelitian tidak
hanya
dilakukan
dalam
waktu
singkat,
tetapi
memerlukan
perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan
memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Menurut Sugiyono (2012: 462), menyatakan bahwa dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak. Bila sudah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. 2. Ketekunan pengamatan Ketekekunan pengamatan bermaksud untuk mengecek kembali apakah data yang diperoleh sudah benar atau tidak. Dengan demikian, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Menurut Sugiyono (2012: 462), meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
3.8 Tahap-Tahap Penelitian Pada tahap penelitian ini akan dijelaskan proses-proses dalam pelaksanaan penelitian mulai dari pendahuluan, pelaksanaan penelitian sampai pada tahap akhir penelitian sampai pada penulisan laporan akhir. Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dari penelitian tersebut, yaitu:
1)
Melakukan observasi dilokasi penelitian dan menyusun proposal penelitian.
2) Melakukan
persiapan
instrument
berupa
penyusunan
pedoman
wawancara. 3)
Melakukan wawancara dengan informasi yang dapat memberikan penjelasan atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.
4)
Melakukan pengumpulan data penelitian dari hasil observasi serta wawancara.
5)
Mengkaji laporan akhir hasil fokus penelitian.