BAB II KAJIAN TEORI 2.1
Pengertian Manajemen Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara efektif dan efisien melaui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya. Beberapa pengertian manajemen menurut para ahli : Daft (2003 : 4) mengemukakan bahwa pengertian manajemen sebagai berikut : “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading controling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi. Plunket (2005 : 5) juga memberikan pengertian manajemen adalah “one or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and cordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorganisasian penyusun staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).
2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran
(marketing)
adalah
mengidentifikasi
dan
memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Menurut Kotler (2008 : 5) pengertian pemasaran adalah Sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
11
12
Fandy Tjiptono (2008 : 5) j memberikan pengertian pemasaran adalah Merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar denga lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen
pemasaran
adalah
suatu
kegiatan
menganalisis,
merencenakan, melaksanakan dan mengendalikan program kerja melalui sasaran pasar untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Beberapa pengertian manajemen pemasaran menurut kotler/armstrong (2002 : 14) terjemhan Wilhelmus W. Bakowatun menyebutkan bahwa : “manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, peleksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi”. 2.1.3 Pengertian Periklanan Periklanan merupakan sarana perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dan sebagai alat persaingan dengan perusahaan lain dalam upaya mendapat perhatian dan kesan dari pasar sasaran. Periklanan menurut Kotler (2005 : 277), adalah “Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar”.
Definisi periklanan menurut Djaslim Saladin (2006 : 183), adalah “Periklanan adalah suatu bentuk penyajian yang sifatnya non personal dan fromosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor”.
13
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008 :226) periklanan adalah “komunikasi tidak lansung, yang di dasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkn rasa menyenagkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian”. Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan keunggulan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian. 2.1.4 Ciri-Ciri Khas Periklanan Ciri-ciri khas periklanan menurut fandy tjiptono (2008 : 226) yaitu: 1. Public Presentation (penyajian dimuka umum) Maksudnya iklan merupakan sarana komunikasi yang bersifat umum. 2. Pervasivenes (Penyerahan Menyeluruh) Maksudnya iklan merupakan medium yang diserap secara menyeluruh dan memungkinkan perusahaan untuk mengulangi pesaingnya secara berulang. 3. Expresivenes (Daya ungkap yang kuat) 4. Impersonality (Kurang Berkepribadian) Maksudnya periklanan senantiasa bersifat umum, daya meyakinkan dan mengungkap masih kurang. 2.1.5
Fungsi Periklanan Dalam pemasaran fungsi iklan adalah untuk memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya agar iklan berhasil meransang tindakan pembeli,
14
menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDA yaitu: Attention : mengandung daya tarik Interest : mengandung perhatian dan minat Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki Action : mengarah tindakan untuk membeli 2.1.6 Media Periklanan Adapun media atau alat periklanan dalam melakukan promosi yang dikelompokan oleh Fandy Tjiptono (2008 : 243), sebagai berikut: 1. Media Cetak, yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesandengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Jenis-jenis media cetak terdiri atas : a. Surat Kabar b. Majalah c. Tabloid, brosur, selebaran, dan lain-lain. 2. Media Elektronik, yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Jenis-jenis media elektronik antara lain : a. Televisi b. Radio 3. Media Luar Ruang, yaitu media iklan biasanya berukuran besar yang dipasang ditempat-tempat terbuka seperti dipinggir jalan, dipusat keramaian, atau ditempat-tempat lainnya. Jenis-jenis media luar ruang meliputi billboard, bulket, poster, baleho, spanduk, umbul-umbul, balon raksasa, dan lain-lain.
15
2.1.7
Dimensi Periklanan Menurut M. Suyanto (2005 : 113), iklan memiliki strategi yang harus diperhatikan yaitu : Daya Tarik, Gaya, Slogan, Logo, Simbol dan Format. 1. Daya Tarik Daya tarik pada periklanan yang baik berfokus pada suatu usulan penjualan initi, tampilan iklan memiliki daya tarik yang sangat kuat bagi konsumen untuk memperhatikan iklan. Untuk menentukan daya tarik mana yang memiliki tingkat keberhasilan paling tinggi terhadap target sasaran kita harus melakukan riset analisis. 2. Gaya Salah satu gaya dasar yang paling banyak dipakai dalam mengeksekusi pesan adalah menjual langsung atas pean aktual, gaya menjual langsung tertuju pada informasi produk dan jasa, gaya sering digunakan bersama daya tarik yang memfokuskan pesan pada produk / jasa dan manfaat atau atribut spesifiknya. 3. Slogan Slogan atau themeline atau tagline yang tertuang dalam pesan iklan televisi merupakan awal dari kesuksesan periklanan slogan menjadi pernyataan standar yang mudah diterima (di ingat) dibenak konsumen dan menarik perthatian. Slogan mempunyai dua fungsi utama, yaitu untuk menjaga keberlangsungan serangkaian iklan dalam kampanye dan untuk menyederhanakan sebuah strategi pesan iklan pada peryataan positioning agar menjadi ringkas dapat di ulang, menarik perhatian dan mudah, kata biasa mendengar kiasan”ga, bar merupakan seribu kata” sebaliknya dalam slogan berlaku “kata (slogan) merupakan seribu gambar” 4. Logo
16
Logo merupakan suatu identitas merek yang mengomunikasikan secara luas tentang produk, pelayanan, dan organisasi dengan cepat. Logo harus terlihat jelas mudah diingat, warna yang menarik, logo bukan sekedar suatu label tetapi dapat menampilkan pesan kualitas dan semangat produk melalui periklanan. 5. Simbol Simbol gambar biasanya disebut lambang dan tidak bisa diucap, lambang merek bisa disusun dari huruf, angka, gambar, foto dan warna dalam penyajian simbol harus jelas terlihat. Keunikan simbol bentuk kemasan atau desain bentuk produk membuka peluang untuk registrasi secara legal barang yang tak punya simbol pembeda dinamai produk generik. 6. Format Format dalam tayangan iklan dimedia televisi bunyikan pengaturan dan audio pengaturan dan audio menghasilkan tayangan iklan yang menarik hati poemirsa pengaturan memiliki trik khusus untuk menciptakan iklan televisi selain dapat di dengar dan dilihat audiopun memiliki peranan besar dalam tayangan iklan. 2.1.8
Tujuan Periklanan Tujuan periklanan menurut Kotler (2006), adalah : 1. Iklan informasi yaitu : iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk dalam tahap rintisan suatu produk untuk menciptakan permintaan pokok atas kategori jasa tertentu 2. Iklan persuasif, yaitu : iklan yang berusaha untuk mempengaruhi konsumen sasaran dalam melakukan pemilihan dan tindakan pembelian suatu produk atau jasa.
17
3. Iklan utnuk mengingatkan konsumen, dimana iklan ini bertujuan utnuk meningatkan konsumen bahwa jasa-jasa atau prosuk-produk ini mungkinsangat dibutuhkan dalam waktu dekat. 4. Iklan penambah nilai, bertujuan untuk menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen. 2.2 Pengertian Merek (Brand) Fajar Laksana (2008 : 77) pengertian merek ( Brand ) sebagai berikut : Merek adalah “suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan, semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual, atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing”. Ujang Sumarwan (2002 : 303) mendefinisakn merek sebagai berikut : Merek adalah “Nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh onsumen telah menjadi sebuah citra bahkan symbol status produk tersebut”. Sedangkan asosiasi pemasaran amerika dikutip oleh Philip Kotler (2005 : 97) mendefinisikan merek sebagai berikut : Merek adalah “Nama, istilah, tanda, symbol, atau desain, atau kombinasinya, yang ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya produk dan jasa pesaing”.
18
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa merek adalah suatu symbol atau logo dari produk atau jasa yang sejenis. Dan merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan konsumennya. 1.
Bagian-Bagian dari Merek
Dijelaskan oleh fajar Laksanan (2008:78) bagian-bagian dari merek, yaitu: 1) Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek, yaitu : Misal : Suzuki, Avan, Chevrolet dan lain-lain. 2) Tanda merek (Brand Mark) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucap, seperti misalnya lambang, desain, huruf, atau warna khusus. Contoh : “Tiga berlian”dari Mitsubishi. 3) Tanda merek dagang (Trade Mark) adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh huku karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewannya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek. 4) Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni. 2.
Kriteria Bagi Merek Yang Tepat Kriteria bagi merek yang tepat menurut Fajar Laksana (2008:79), sebagai
berikut : 1) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk. 2) Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainnya. 3) Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat.
19
4) Merek harus khas. 5) Merek harus dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan hukum. 2.2.1
Definisi Brand Image (Citra Merek) Menurut Supranto (2001 : 128) mendefinisikan bahwa pengertian Brand Image yaitu apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek. Menurut De Chernatony (2011, 2003) dalam Fandy Tjiptono (2005 : 10) bahwa brand image atau citra merek adalah merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa citra merek (Brand Image) adalah pemikiran dan keyakinan seorang konsumen terhadap atribut dan asosiasi merek suatu produk atau jasa
2.2.2
Dimensi Brand Image (Citra Merek) Menurut Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) merek yang baik dan terkenal menjamin adanya tingkatan mutu dan kualitas merek yaitu: 1. Attribut, ada sesuatu attribut yang melekat dari suatu merek misalnya barang mahal, mutu bagus, tahan lama, tidak luntur dsb. 2. Benefit, kata attribut diartikan sebagai functional dan emotional benefit istilah taha lama dapat dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal
20
ini, dapat diartikan sebagai emotional benefit, yang penting barang tersebut, biar mahal tapi sangat menguntungkan. 3. Value, Barang mahal memiliki nilai inggi bagi pengguna, karena dapat menaikan gengsi, prestige, Kenyamanan, dan keselamatan. 4. Culture, ini masalah budaya, yang terkesan, terkenal, efisien, slalu membeli barang berkualitas tinggi. 5. Personality, memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya membeli mobil Mercedes, atau Arloji Rolex menimbulkan kesan tersendiri bagi pemakai. 6. User, memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas sosial tertentu. 2.2.3
Pengertian Keputusan Pembelian Pemahaman mengenai keputusan pembelian mengikuti bagaimana individu kelompok dan organisasi memilih, membeli, mengunakan dan tidak menggunakan barang atau jasa. Memahami konsumen tidaklah mudah karena konumen memutuskan pembelian tertentu yang berbeda-beda dan sangat bervariasi. Menurut Kotler (2008:204) mengemukakan bahwa: “Keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli yang menyangkut kepastian akan membeli atau tidak”. Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh hendra teguh dan Benjamin Molan (2005:204),”Keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian”.
21
Menurut Djasmin Saladin (2004:106) mengemukakan bahwa :”sebelum konsumen mencapai tahap keputusan membeli suatu produk, ia akan melewati tahap-tahap proses pembelian konsumen”. Menurut Meneal, dalam buku Ujang Sumarwan (2004:25) mendefinisikan sebagai berikut : “Consumers decision making is a cognitive function it on consist of these mental activities that determine what is actually done to remove a tension state caused by a need”. Bedasarkan definisi diatas, konsumen mengambil keputusan membeli ini langsung selama aktivitas mental mereka, para konsumen membutuhkan cara untuk melepas ketegangan sesuatu yang sudah terjadi karena mereka membutuhkan pelepasan ketegangan. 2.3 Konsep Keputusan Pembelian Keputusan membeli timbul karena adanya penilaian yang objektif menyatakan bahwa “Pkurchase decision is the buyer’s decision about which brand to puechase”. keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Konsumen sebgai pelaku utama dalam proses pembelian slalu menjadi perhatian produsen. Produsen kini banyak yang memberikan perhatian khusus kepada konsumen, terutama dalam mempelajari perialku knsumen dalam proses pembelian yang bersifat dinamis. Memahami perilaku konsumen tidaklah mudah karena konsumen memutusakan pembelian tertentu yang berbeda dan sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dn selera.
22
Menurut Kotler (2008 :204) mengemukakan bahwa : “keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli yang menyangkut kepastian membeli atau tidak”. Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh hendra teguh dan Benjamin Molan (2005 : 204), “keputusan pembelian adalah srangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian”.
Menurut Djasmin Saladin (2004 : 106) mengemukakan bahwa : “sebelum konsumen mencapai tahap keputusan membeli suatu produk, ia akan melewati tahap-tahap proses pembelian konsumen”.
menurut Manael, dalam buku ujang Sumarwan (2004 : 25), mendefinisikan sebagai berikut : “Consumers decision making is a cognitive function it on consist of these mental activities that determine what is actually done to remove a tension state caused by a need”. Berdasarkan definisi diatas, konsumen mengambil keputusan membeli ini langsung selama aktivitas mental mereka, para konsumen membutuhkan cara untuk melepas ketegangan sesuatu yang sudah terjasdi karena mereka membutuhkan pelepasan ketegangan. 2.3.1 Peran Pembelian Menurut Kotler (2008 : 202) terdapat lima peran yang berbeda dalam suatu keputusan pembelian, yaitu : 1. Pencetus: seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. 2. Pemberi Pengaruh: seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
23
3. Pengambil keputusan: seseorang yang mengambil keputusan setiap komponen membeli. 4. Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. 5. Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi produk atau jasa yang bersangkutan. 2.3.2
Dimensi Keputusan Pembelian Proses keputusan pembelian Model Lima Tahap menurut Kotler dan Keller (2008:184), adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah Proses pengambilan dimulai ketika pembeli mengenali masalh atau kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal rangsangan internal merupakan salah satu kebutuhan umum yang dimiliki seseorang (rasa lapar, haus, dll) sampai mencapai tingkat tertentu yang kemudian menjadi pendorong rangsangan eksternal merupakan rangsangan yang ditimbulkan akibat pengaruh dari luar. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok sebagai berikut: a. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) b. Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko) c. Sumber publik (media masa, organisasi penentu peringkat konsumen) d. Sumber pengamalan (penangan, pengkajian, dan pemakai produk)
24
3. Evaluasi alternatif Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, serta memilihnya sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. 4. Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi para konsumen membentuk prefensi atas kumpulan merek-merek yang mnjadi pilihannya konsumen mulai niat untuk membeli merek yang paling disukai diantaranya pilihanya tadi. 5. Perilaku pasca pembelian Setelah pembelian, proses belanja tidak berakhir ketika konsumen membeli suatu produk setelah melakukan belanja pelanggan menggunakan produk itu dan kemudian mengevaluasi pengamalan ini untuk menentukan apakah produk ini memuaskan atau tidak. 2.3.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Menurut rangkuti (2009), keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : 1) Faktor Budaya a. Budaya Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar anakanak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga lain. b. Sub budaya
25
Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri da sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. c.Kelas sosial Pada dasarnya, semua masyarakt memiliki sarana sosial. Stratifikasi tesebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta dimana anggota kasta berbeda dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat mengubah kanggotaan kasta mereka. Stratifikasi sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya manganut nilai, minat dan perilaku serupa. 2) Faktor sosial a. Kelompok acuan Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b. Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah menjadi objek penelitian yang luas anggota keluarga merupakan acua primer yang paling berpengaruh pengaruh yang paling langsung terhadap pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu wanita dan anakanak seseorang. c. Peran status Seseorang
berpartisipasi
kedalam
banyak kelompok sepanjang
hidupya
kedudukan oran itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan
26
peran dan status mereka dimasyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol produk dan merek. 3) Faktor kepribadian a. Usia dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan juga mempengaruhi konsumsi seseoarang. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok propesi yang memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Pilihan prosuk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang : penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, stabilitas, pola waktu) tabungan dan aktiva, utang, kemampuan utnuk meminjam dan sikap terhadap belanja atau menabung. c.Gaya hidup Orang-orang yang berasal dari sub budaya , kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan dari seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungan. d. Kepribadian dan konsep diri Kepribadian adalah konsep karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dari orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama
terhadap
ligkungannya.
Kepribadian
biasanya
dijelaskan
dengan
27
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi. Konsep diri (citra pribadi) seseorang juga berkaitang dengan kepribadian. 4) Faktor psikologis a. Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu beberapa kebutuhan bersifat biogenis kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis, kebutuhan lain bersifat psikogenis kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis suatu tujuan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat isentitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. b. Persepsi Bagaimana seseorang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh perepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunaka oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan masukanmasukan informasi guna mnciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c.Pembelajaran Saat seseorang betindak, maka pengetahuannya akan bertambah pembelajaran meliputi perubahanperilaku seseorang yang timbul dari pengalaman d. Keyakinan dan sikap Kyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yag dianut seseorang tentang suatu halkeyakinan membentuk citra produk dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut.
28
Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungn tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadapa suatu objek atau gagasan sikap menempatkan semua kedalam kerangka pemikiran yang menyukai dan tidak menyukai objek. Sikap menyebabkan orang-orang berprilaku secara cukup konsisten terhadap objek ynag serupa, sikap sangat sulit berubah jadi perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha untuk merubah sikap orang. 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu berikut ini akan dijelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Judul Hubungan Terapan Iklan Vaseline Men D Televisi Dengan Pembentukan Citra Merek Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta, Dian Wahyu Pratama, (2011)
Hasil
Persamaan
Kesimpulan yang dapat diambil dari 1. Menganalisi hasil penelitian ini adalah bahwa s iklan dan berdasarkan analiss data penelitian citra merek dengan melakukan uji korelasi di (Brand dapat nilai 0.028 yang berada pada Image). tingkat hubungan yang lemah sekali 2. Variabel sementara hasil uji hpotesis, penelitian. ternyata hasil uji t d dapat thitung (0,24) lebih besar dari ttabel (0,226) yang artinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, berarti terdapat hubungan antara terapaan iklan Vaseline Men di televisi dengan pembentukan citra merek dikalangan mahasiswa llmu Komunikasi Untirta,
Perbedaan 1.Objek penelitian 2.Waktu Penelitian
29
Tabel Penelitian Terdahulu Lanjutan “Analisis pengaruh media iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua pada masyarakat kota palembang” M. Nasir Ibrahim (2007)
Kesimpulan yang diperoleh media iklan melalui iklan televisi, iklan surat kabar, iklan majalah, iklan radio, iklan reklame spanduk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli air minum kemasan merek aqua. Besarnya pengaruh media iklan tersebut dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,525 atau 52,5% sedangkan sisanya sebesar 47,5% dipengaruhi faktor lain. “Pengaruh merek Dengan perhitungan analisis chi terhadap perilaku kuadrat didapatkan nilai sebesar pembelian pada the 27,371. Ini artinya bahwa merek botol sosro”. berpengaruh terhadap perilaku Susanto, (2002) pembelian pada the botol sosro. Selanjutnya dengan menguncikan koefisien korelasi sperman dihasilkan angka sebesar 0,623 berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sutrisno hadi, maka koefisien korelasi sebesar 0,623 termasuk dalam kategori hubungan yang cukup tinggi. Ini artinya peningkatan atau penurunan ekuitas merek the botol sosro memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan perilaku pembelian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan tabel t menunjukan adanya hubungan antara merek dengan perilaku pembelian the botol sosro. Dimana terlihat nilai dihasilkan berada di dalam daerah penolakan hipotesis nol. Sumber: Hasil Skripsi Guntur Maulana, (2010) M. Nasir Ibrahim, (2007) Susanto, (2002)
1. Menganalisis 1. Objek iklan dan penelitian. keputusan 2. Waktu pembelian. penelitian. 2. Variabel penelitian.
1. Menganalisis 1. Objek tentang penelitian. merek. 2. Waktu 2. Variabel penelitian. Penelitian.
30
2.4.1
Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dibahas pada kerangka pemikiran dan juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu.
2.4.2
Hubungan Advertising dan Brand Image Advertising (Periklanan) berperan penting dalam meningkatkan Brand Image produk, dan meningkatkan penjualan produk dimasa depan. (Royan, 2004 : 112). Hal ini diperjelas dari uraian sebagai berikut : “Proccesing refers to immdiate respones to element of an advertisement that accur durung exposure to that ad. Appropriate processing respones have to accur in order to establish or maintain communication effect, which are enduring respones associated with the brand image”. ( Rositter and Percy, 1997 : 214). Berdasarkan pernyataan diatas menunjukan dengan adanya tayangan periklanan di televisi khususnya dalam pesan yang bersifat soft sells akan menimbulkan tanggapan dari masyarakat, dimana tanggapan tersebut dapat berupa asosiasi merek dalam benaknya untuk menghasilkan Brand Image ( citra merek) yang baik dari produk yang ditawarkan.
2.4.3 Pengaruh Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen menganggap bahwa iklan sebagai jendela informasi sebagai paduan dalam memilih produk. Di lingkungan produsen , iklan merupakan media promosi tentang kualitas dan ciri-ciri produk kepada masyarakat baik orang tua mauopun anak-anak sebagai calon konsumen tentu perlu informasi yang jelas terhadap produk yang di iklankan melalui infomasi yang jelas niscaya calon konsumen akan memutuskan untuk membeli.
31
Dalam memutuskan mengkonsumsi produk bisa dipengaruhi informasi produk yang diiklankan, tampilan iklan yang menarik dan model yang ada diiklan. Hal ini menunjukan bahwa iklan mempunyai peran yang sangat kuat untuk membujuk konsumen yang terjaring dalam lingkarannya terbius untuk mengiikuti produk yang diinformasikan. 2.4.4 Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Image yang diyakini oleh konsumen mengenai suatu merek sangat bervariasi tergantung dari persepsi masing-masing individu, kepribadian manusia pada umumnya ditentukan nilai dan keyakinan yang mereka miliki. Apabila brand suatu produk memiliki jilai yang positif dan diyakini dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya, maka keputusan untuk membeli akan timbul dalam diri manusia sebaliknya apabila brand memiliki nilai yang negatif maka keputusan untuk membeli akan rendah. Iamge yang positif tentu akan dapat menjadi kekuatan bagi merek yang digunakan produk tersebut. Brand image yang positif berkaitan dengan kesetiaan konsumen, kepercayaan konsumen mengenai nilai merek yang positif, dan kesediaan untuk mencari merek tersebut. Citra merek yang positif juga membantu meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada promosi merek dimasa yang akan datang, dan memperkuat dalam berbagai kegiatan pemasaran pesaing. Kualitas sebuah merek memberikan sebuah alasan yang penting untuk membeli. Hal ini mempertimbangkan merek-merek mana yang harus dipeertimbangkan dan selanjutnya merek mana yang akan dipilih.
32
Hasil penelitian terdahulu dari skrpsi Wahyu Pratama (2011). Menujukan hasil analisis bahwa terapan iklan vaseline men dengan pembentukan citra merek (Brand Image) berdasarkan analisis data penelitian dengan melakukan uji korelasi di dapt nilai 0.028 yang berada pada tngkat hubungan yang lemah sekali sementara hasil uji jipotesis ternyata hasil uji t dapat thitung (0,24) lebih besar dari ttabel (0,226) yang artinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, berarti terdapat hubungan antara terapan iklan vaseline men di televsi dengan pembentukan citra merek (Brand Image). Hasil penelitian terdahulu dari skripsi M. Nasir Ibrahim, (2007) kesimpulan yang diperoleh media iklan melalui iklan televisi, iklan surat kabar, iklan majalah, iklan radio, iklan reklame spanduk secara simultan berpengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian Air Minum Kemasan Aqua. besarnya pengaruh media iklan tersebut dlihat dari nila koefisien determinasi (R2) sebesar 0,525 atau 52,5% sedangkan sisanya sebesar 47,5% dipengaruhi faktor lain. Sementara hasil penelitian terdahulu dari Susanto, (2002) dengan perhitungan analisis chi kuadrat didapatkan nilai sebesar 27,371. Ini artnya bahwa merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Teh Botol Sosro. Selanjutnya dengan menguncikan koefisien korelasi sperman dihasilkan angka sebesar 0,623. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Sutrisno Hadi, maka koefisien korelasi sebesar 0,623 termasuk dalam kategori hubungan yang cukup tinggi. Ini artinya peningkatan atau penurunan ekuitas merek Teh Botol Sosro memliki hubungan yang cukup tinggi dengan prilaku pembelian. pengujian hipotesis dengan menggunakan tabel t menunjukan adanya hubungan antara
33
merek dengan perilaku pembelian Teh Botol Sosro . dimana terlihat nilai dihaslkan berada di dalam daerah penolakan hipotesis nol. Maka dalam proposal ini penulis membuat kerangkah pemikiran yang tertuang dalam gambar-gambar yang menghubungkan antara teori-teori, variabel yang digunakan dan buku acuan yang dipakai dalam penelitian ini.
Advertising : - Daya Tarik - Gaya - Slogan - Logo - Simbol - Format Sumber : M. Suyanto (2005:113)
Keputusan Pembelian : -Pengenalan Masalah -Pencarian Informai -Evaluasi Alternatif -Keputusan Membeli -Perilaku pascapembelian Sumber: Kotler dan Keller (2008:184)
Brand Image : - Atribut - benefit - Value - Culture - Personality - User Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011:156)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
34
2.5 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan variabel yang diteliti, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat hubungan Advertising dan Brand Image pada Sepeda Motor Merek Honda . 2. Terdapat pengaruh Parsial antara Adverising dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian pada Sepeda Motor Merek Honda. 3. Terdapat pengaruh Simultan antara Advertising dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada Sepeda Motor Merek Honda.