BAB II IPNU IPPNU DAN BUDAYA ASING
A. IPNU IPPNU 1. Sejarah IPNU IPPNU Ketika NU dilahirkan pada tahun 1926 adalah sebagai reaksi spontan terjadinya penyimpangan terjadinya ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah di dalam negeri dan dunia internasional, hal ini mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari berbagai komunitas, baik tua maupun muda, terpelajar maupun awam. Terbukti dengan munculnya berbagai organisasi pelajar dan santri di berbagai pelosok negeri, tahun 1936 di Surabaya berdiri Tsamrotul Mustafidin dan PERSANO ( Persatuan Nahdlatul Oelama ) di Malang, dan tahun 1945 berdiri PAMNO ( Persatuan Anak Murid Nadlatul Oelama ), dan tahun 1945 berdiri IMNO ( Ikatan Murid Nahdlatul Oelama ), tahun 1946 di Sumbawa berdiri ITNO ( Idjtimaut Tolabah Nahdlatul Oelama ), dan masih banyak organisasi yang bermuatan local.1 Pergerakan tumbuhnya organisasi tersebut nampak menggeliat pada tahun lima puluhan, dengan berdirinya beberapa organisasi pelajar ditingkat local seperti IKSIMNO (Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlatul Oelama) tahun 1952 di Semarang, PERPENO (Persatuan Pelajar Nahdlatul
1
Dokumentasi IPNU IPPNU Ranting Karangjompo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan tanggal 1 Agustus 2014
24
25
Oelama’) 13 Juni 1953l di Kediri, IPINO (Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Oelama’) 27 Desember 1953 di Surakarta dan lain-lain. Meskipun pendirian berbagai organisasi local tersebut atas inisiatif dan kreatif sendiri namun pada dasarnya mereka berpijak pada satu keyakinan untuk menegakkan Dien Al Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kesamaan itulah yang kemudian mendorong didirikannya organisasi pelajar dan santri di tingkat nasional. IPNU merupakan singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. IPNU didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H bertepatan dengan tanggal 24 Februari 1954 M ketika diselenggarakan Kongres LP Ma’arif NU di Semarang. sejak berdirinya IPNU menjadi bagian dari LP Ma’arif dan baru pada tahun 1966 M, ketika diselenggarakan kongres IPNU di Surabaya, IPNU resmi melepaskan diri dari LP Ma’arif dan menjadi badan otonom NU.2 Para tokoh pendiri IPNU antara lain : M. Tolhah Mansur (Yogyakarta), M. Sofyan Kholil (Yogyakarta), Abdul Hadi (Kediri), Abdul Aziz (Jombang), H. Musthafa, Ahmad Masjhub dan A. Ghani Farida, sebagai ketua umum disepakati Mochamad Tolhah Mansur. Sebagai tindak lanjut maka para pendiri IPNU melaksanakan Konferensi segi lima (Yogyakarta, Solo, Semarang, Jombang dan Kediri) di Solo pada tanggal 30 April – 1 Mei 1954 M yang hasilnya merumuskan tujuan organisasi dan AD/ ART IPNU. 2
hlm. 52
Soeleiman Fadeli dan Mohammad Subhan, Antologi NU (Surabaya: Khalista, 2012),
26
IPPNU merupakan singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. IPPNU didirikan pada tanggal 8 Rajab 1374 H bertepatan tanggal 2 Maret 1955 M di Malang Jawa Timur. Sejak berdirinya IPPNU bernaung di bawah LP Ma’arif, namun sejak tahun 1966 M melalui kongresnya di Surabaya, IPPNU berdiri sendiri sebagai salah satu badan otonom NU.
3
Tokoh-tokoh pendiri IPPNU antara lain adalah Umroh Mahfudhoh (Solo), Mahmudah Nahrawi (Malang) dan Maslakha (Kediri), sebagai Ketua Umum disepakati Umroh Mahfudhoh. Tahun 1988, melalui kongres IPNU ke-10 dan IPPNU ke-9 di Jombang, kepanjangan IPNU berganti menjadi Ikatan Putera Nahdlatul Ulama dan IPPNU berganti nama menjadi Ikatan Puteri-Puteri Nahdlatul Ulama, karena harus menyesuaikan diri dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang keormasan, yang melarang adanya organisasi pelajar di sekolah selain OSIS. Namun setelah Orde Baru tumbang, disaat kebebasan berpendapat dan berekspresi bisa diperoleh dengan mudah, singkatan itu dikembalikan lagi seperti saat kelahirannya. Melalui kongres IPNU ke-14 dan IPPNU ke-13 di Surabaya, IPNU kembali lagi menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan IPPNU menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.4
3
Soeleiman Fadeli dan Mohammad Subhan, Antologi NU (Surabaya: Khalista, 2012), hlm. 54-55 4 Soeleiman Fadeli dan Mohammad Subhan, op. cit., hlm. 55
27
2. Dasar dan Tujuan IPNU IPPNU Organisasi IPNU IPPNU merupakan suatu sarana pembinaan dan bimbingan bagi pengembangan pribadi generasi muda NU. Sekaligus sebagai organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia dengan ciri khas di bidang keagamaan, kemasyarakatan, keterpelajaran dan kepemudaan. Organisasi IPNU IPPNU dibentuk dengan memiliki dasar yaitu Pancasila dan UUD 1945, dan berakidah Islam menurut faham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mengikuti salah satu Imam Madzhab yang empat yaitu Imam Syafi’I, Imam Hanafi, Imam Hambali dan Imam Maliki. Suatu organisasi dibentuk tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai yang telah direncanakan dan disusun secara keseluruhan. Sebab hal ini akan mengarahkan pada proses mekanisme dari suatu organisasi sehingga dalam perjalanan aktivitasnya senantiasa terkendali. Tujuan organisasi ini adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan tetap menjunjung tinggi nilainilai yang terkandung dalam Pancasila.5
3. Status dan Fungsi IPNU IPPNU a. Status IPNU IPPNU
5
Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga IPNU IPPNU Tahun 2013
28
IPNU IPPNU merupakan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan yang bernafaskan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dan berjiwa kebangsaan dengan motto “Belajar, Berjuang dan Bertaqwa “ sebagai garda terdepan bagi kelangsungan organisasi NU. b. Fungsi IPNU IPPNU Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pembinaan generasi muda, IPNU IPPNU mempunya fungsi sebagai berikut : 1) Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran. 2) Wadah berhimpun IPNU IPPNU untuk melanjutkan nilai-nilai dan cita-cita perjuangan NU. 3) Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi IPNU IPPNU untuk menggalang ukhuwah islamiyah dan mengembangkan syi’ar Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. 4) Wadah kaderisasi dan keilmuan IPNU IPPNU untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.6 4. Bidang Garapan dan Program Sesuai dengan arah dan kebijakan organisasi, IPNU IPPNU lebih dititikberatkan pada beberapa bidang, diantaranya : a. Bidang Organisasi 1) Target program Perwujudan konsolidasi organisasi IPNU IPPNU mencakup pemantapan struktural dan wawasan anggota serta mantapnya peran organisasi dalam perkembangan ormas dan kepemudaan. 2) Bentuk Program
6
Dokumentasi PAC IPNU IPPNU Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan tanggal 3 Agustus 2014
29
a) Meningkatkan dan mengembangkan struktur organisasi dengan memanfaatkan komisariat diberbagai bidang pendidikan dan generasi muslim sebagai lahan pengembangan kader. b) Meningkatkan kualitas managemen organisasi IPNU IPPNU di semua tingkat struktural dan membangun komunikasi yang intensif baik secara internal maupun eksternal. c) Menjalin komunikasi dan kerjasama kemitraan yang baik dengan lembaga badan otonom lain dalam naungan NU maupun stake holder eksternal organisasi. b. Bidang Kaderisasi 1) Target Program Tersedianya
kader
IPNU
IPPNU
militan
yang
memiliki
kemandirian intelektual, managemen, dan material serta memiliki kualitas spiritual, kreatifitas dan pengabdian sebagai proses pengembangan kekuatan organisasi. 2) Bentuk Program a) Meningkatkan potensi IPNU IPPNU melalui jenjang latihan yang sesuai dengan pedoman pengkaderan. b) Menyiapkan pemimpin yang mempunyai kemampuan managerial dan konseptual. c) Mengaplikasikan system pengkaderan berjenjang yang sesuai dengan standar organisasi serta disesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan situasi dan kondisi. d) Meningkatkan kualitas kader melalui pelatihan formal organisasi melalui kaderisasi berjenjang dari mulai makesta, lakmud dan lakut. e) Meningkatkan kualitas kader melalui pelatihan in formal (latpel) yang bertujuan menghasilkan fasilitator professional dari tingkat nasional, wilayah dan daerah. f) Mengembangkan bentuk-bentuk pelatihan yang mampu menunjang pemantapan ideology kader. c. Bidang partisipasi 1) Target Program
30
Terbentuknya organisasi dan kader sebagai asset dalam pembangunan berkelanjutan Negara Indonesia yang mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. 2) Bentuk Program a) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian sebagai bentuk tanggung jawab warga Negara terhadap persoalan-persoalan bangsa yang menyangkut pendidikan , agama, social, budaya dan pelestarian lingkungan b) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap masalah kesehatan c) Membentuk crisis center sebagai wadah partisipasi dan kepedulian IPPNU terhadap masalah bencana alam dan musibah lain. d. Bidang Pelayanan dan Advokasi 1) Target Program Adanya pelayanan dan pendampingan kasus-kasus pelajar yang terjadi serta adanya kebijakan yang berpihak pada kepentingan pelajar. 2) Bentuk Program a) Mengupayakan kebijakan-kebijakan yang mendukung kepentingan pelajar dan pendidikan b) Memberikan dorongan dan bantuan moril bagi penyelesaian kasus kekerasan pelajar c) Mendorong terciptanya sinergi antara konstituen pelajar dengan kurikulum pendidikan untuk peningkatan SDM santri dan pelajar e. Bidang Minat dan Bakat 1) Target Program
31
Terbentuknya organisasi yang mandiri dengan mengoptimalkan minat dan bakat kader pelajar santri 2) Bentuk Program a) Mengembangkan minat dan bakat kader diberbagai bidang b) Mengadakan pelatihan entrepreneur untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan profesionalisme c) Mengembangkan kelompok usaha yang sudah ada guna mencukupi kebutuhan oeganisasi f. Bidang Pers dan Jurnalistik 1) Target Program Terwujudnya organisasi yang mampu menyuarakan program dan menumbuhkan jurnalisme dan pers bagi kader 2) Bentuk Program a) Mengadakan pelatihan jurnalistik untuk tingkat menengah dan professional b) Menjalin komunikasi dan bekerjasama dengan pers local maupun nasional. g. Bidang Corps Pelajar Putra (CBP) dan Korp Pelajar Putri ( KPP ) 1) Target Program Terwujudnya organisasi yang disiplin, bertanggungjawab dan cinta tanah air 2) Bentuk Program 1. 2. 3.
Pelatihan kepemimpinan sebagai upaya menyamakan komando dan visi misi organisasi Mengadakan pendidikan dan pelatihan dimasing-masing tingkatan Mengadakan kemah bhakti
32
4.
5.
Membentuk tim pelajar siaga bencana yang mempunyai kemampuan evakuasi dan pertolongan pertama gawat darurat serta pengetahuan dasar akan kebencanaan.
Keanggotaan Keanggotaan IPNU IPPNU terdiri dari : a. Anggota biasa, adalah setiap pelajar Indonesia berusia 12 – 30 tahun yang pernah atau sedang studi ditingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi, pondok pesantren atau sederajat dan menyetujui Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga IPNU IPPNU. b. Anggota Istimewa, adalah alumni pengurus IPNU IPPNU dan orang yang dianggap pernah berjasa terhadap organisasi. c. Anggota kehormatan adalah orang yang telah berjasa kepada organisasi.
1) Kewajiban Anggota a. Setiap anggota berkewajiban : 1.
Mentaati Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, Peraturan
Organisasi,
Peraturan
administrasi
dan
keputusan Organisasi 2.
Menjunjung tinggi nama baik, tujuan dan kehormatan organisasi
3.
Mendukung dan mensukseskan program organisasi
4.
Menjaga reputasi dan kemuliaan Nahdlatul Ulama
5.
Membayar iuran keanggotaan
33
2) Hak Anggota a. Setiap anggota biasa berhak : 1.
Mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
2.
Memperoleh perlakuan yang sama dari / untuk organisasi
3.
Mengeluarkan usul, saran dan pendapat
4.
Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan organisasi
5.
Memilih dan dipilih menjadi pengurus dan atau memegang jabatan lain yang diamanatkan kepadanya
6.
Memperoleh mandat atau rekomendasi untuk mengikuti kegiatan di luar organisasi. 7
b. Setiap anggota istimewa berhak : 1. Memberikan usul, saran dan pendapat 2. Memberikan bimbingan dan bantuan kepada anggota dan pengurus 3. Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan organisasi c. Setiap anggota kehormatan berhak : 1. Memberikan usul, saran dan pendapat 2. Memberikan bantuan kepada organisasi 3. Mengikuti kegiatan yang dislenggarakan organisasi.
B. Budaya Asing 1. Pengertian Budaya Asing
7
Dokumentasi PC IPNU IPPNU Kabupaten Pekalongan tanggal 3 Agustus 2014
34
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, rasa, karsa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa Latin, berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).8Budaya atau culture merupakan istilah yang datang dari disiplin ilmu antropologi sosial. Dalam dunia pendidikan, budaya dapat digunakan sebagai salah satu transmisi pengetahuan, karena sebenarnya yang tercakup dalam budaya sangatlah luas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai: pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah.9 Istilah budaya dapat diartikan
sebagai
totalitas
pola
perilaku,
kesenian,
kepercayaan,
kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Dalam pemakaian sehari-hari, orang biasanya mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi (tradition). Tradisi dalam hal ini, diartikan sebagai ide-ide umum, sikap dan kebiasaan dari masyarakat yang nampak dari perilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok
8
Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 27 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1991), hlm. 149
35
dalam masyarakat tersebut.10 Jadi yang dinamakan budaya adalah totalitas pola kehidupan manusia yang lahir dari pemikiran dan pembiasaan yang mencirikan suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Budaya merupakan hasil cipta, karya, dan karsa manusia yang lahir atau terwujud setelah diterima oleh masyarakat atau komunitas tertentu serta dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran tanpa pemaksaan dan ditransmisikan pada generasi selanjutnya secara bersama. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.11 Kebudayaan
sangat
erat
hubungannya
dengan
masyarakat.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang 10
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi) (Malang: UIN-Maliki Press, 2009), hlm. 70-71 11
Selvia
Andreyani.
“Pengaruh
Budaya
Asing
di
Kalangan
Remaja”.
http://pengaruhbudayaasingdikalanganremaja.blogspot.com/. (7 Desember 2012). Diakses 25 Agustus 2014
36
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asing diartikan sebagai sesuatu yang datang dari luar lingkungan, daerah maupun luar negeri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya asing adalah kebudayaan yang berkembang di suatu wilayah atau negara yang berasal dari luar wilayah atau dari negara lain.
2.
Macam – macam Budaya Asing Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Kini, dunia ini seolah tanpa memiliki batas-batas wilayah dan waktu. Dalam era globalisasi ini berarti terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi, transportasi dan informasi hasil modernisasi teknologi. Dari sekian banyak jenis dan dari sekian banyak negara dan budaya yang bermacam-macam, kita akan dipaksa dan dijejali atau dipaksa untuk menyaksikan hal-hal tersebut. 12 Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana yang sesuai 12
A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 19-21
37
dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik Indonesia.13 Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Dalam lingkup lebih luas dikenal dengan adanya nilai-nilai budaya asing, nilai budaya asing itu bisa di bedakan menjadi budaya timur dan budaya barat. a. Budaya Bangsa Timur Budaya bangsa Timur pada intinya bersumber pada nilai agama. Inti kepribadian budaya timur terletak pada hatinya dimana dengan hatinya mereka bisa, menyatukan akal budi, intuisi, intelegensi dan perasaan. Sesuatu yang baik menurut budaya timur adalah sesuatu yang diperoleh melalui pencairan zat yang satu, di dalam diri kita ataupun di luarnya. Sikap orang timur terhadap alam adalah menyatu dengan alam, tidak mengeksploitasi alam, bahkan menginginkan harmoni dengan alam. Sebab alam merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan manusia. Indonesia adalah sebagian wilayah yang menganut
budaya
timur,
harus
mementingkan
kerohanian,
keharmonisan, gotong royong, dan perasaan manusia antar manusia serta manusia dengan Tuhan. b. Budaya Bangsa Barat
13
di
Erma Aurelia Amanda. “Pengaruh Budaya Asing terhadap Gaya Hidup Remaja Indonesia”.http://ermapoenya.blogspot.com/2010/07/pengaruh-budaya-asing-terhadap-
gaya.html. (3 Juli 2010). Diakses 25 Agustus 2014
38
Macam-macam nilai kebudayaan barat cenderung berbalik dengan kebudayaan timur. Kebudayaan barat menekankan dunia objektif
dibandingkan
perasaan
sehingga
pola
pemikirannya
menghasilkan sains dan teknologi. Budaya barat hanya meyakini sesuatu yang masuk akal saja, sehingga keagamaan dianggap sesuatu yang tidak masuk akal (irasional). Kehidupan barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Sehingga mereka menganggap pikiran nilai-nilai hidup yang meminta kepekaan hati sebagai sesuatu yang tidak bermutu.14 Kebudayaan Barat sudah mendominanisasi segala aspek. Segala hal selalu mengacu kepada Barat. Peradaban Barat telah menguasai dunia. Banyak perubahan-perubahan peradaban yang terjadi di penjuru dunia ini. Kebudayan Barat hanya sebagai petaka buruk bagi Timur. Timur yang selalu berperadaban mulia, sedikit demi sedikit mulai mengikuti kebudayaan Barat. Secara timbal balik, tiap peradaban akan berpengaruh satu sama lain. Hukum sosial berlaku bagi semua peradaban. Peradaban yang maju, pada suatu masa, cenderung memiliki pengaruh yang luas bagi peradaban-peradaban lain yang berkembang belakangan. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi yang sangat luar biasa. Budaya asing yang masuk keindonesia menyebabkan multi efek. Kebudayaan barat lebih 14
Tarekh
Hidayat.
“Macam-macam
Kebudayaan
http://tarekhhidayat.blogspot.com/2013/08/macam-macam-kebudayaan-asing.html. 2013 ). Diakses 25 Agustus 2014
Asing”. (
Agustus
39
mengedepankan pada prinsip kebebasan. Kebebasan yang menjurus pada kepuasan lahiriyah, egoisme dan hedonisme. Akibat negatif dari pergaulan inilah yang kemudian berupa kebebasan penyalahgunaan narkoba, kebebasan seks, kebebasan makan dan minum barang haram dan sejenisnya.15Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin punah. Tak sedikit budaya barat yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah : 1) Hari Valentine Hari Valentine biasa di rayakan pada tanggal 14 Februari telah menjadi budaya yang sampai sekarang banyak ditiru banyak remaja, hari yang dikenal sebagai hari kasih sayang ini menjadi ajang bagi remaja untuk saling mengungkapkan rasa sayang mereka kepada para pasangan mereka melalui pemberian sebuah coklat untuk pasangan mereka. 2) Kebebasan Berpakaian Seiring dengan populernya model luar negeri, maka pakaian merekapun jadi ikut populer dan di ikuti oleh para penggemarnya. Dari sinilah para remaja mengikuti model yang mereka sukai, dari cara bergaya dan berpakaian. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh 15
A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 24
40
yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya.
Tidak
banyak
remaja
yang
mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.16 3) Pergaulan bebas Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan / kemajuan industri masyarakat. Tetapi
perlu
disadari
bahwa
tidak
selamanya
perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas. Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan 16
Fajarina
Alkautsar
Akbar.
“Macam-macam
Kebudayaan
Asing”.
http://fajarinaalkautsarakbar.blogspot.com/2013/01/macam-macam-kebudayaan-asing.html. ( 16 Januari 2013 ). Diakses 25 Agustus 2014
41
orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Indonesia memiliki banyak keberagaman budaya, salah satunya adalah kebudayaan yang berkembang dikalangan remaja. Kebudayaan remaja Indonesia kental dengan perilakunya yang sopan, santun, ramah dan saling menghargai, sehingga dapat pula saling menjalin tali persaudaraan. Hal seperti itulah yang harus di jaga bahkan di lestarikan, karena itu juga merupakan salah satu ciri dari kebudayaan
yang
berkembang
di
Indonesia.
Tidak
bisa
dibayangkan jika kebudayaan tersebut hilang dan tidak lagi berkembang di kalangan remaja. Jika pengaruh negatif yang mereka terapkan tentu para remaja akan kehilangan perilaku sopan, santun, ramah dan saling menghargai. Jika hal ini terjadi tidak menutup kemungkinan tingkat kekerasan, kriminal bahkan pelecehan akan merajalela dikalangan remaja, dan bisa jadi akan merambah ke kalangan anak kecil yang seharusnya tidak sepatutnya mereka melakukan hal seperti itu. Kebudayaan di kalangan remaja tersebut bisa bertahan kuat selama individu mampu menjaganya dari pengaruh kebudayaan asing yang negatif. Karena jika suatu kebudayaan telah dijamah oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif maka budaya tersebut akan luntur, bercampur dengan kebudayaan asing atau bahkan dapat tergantikan oleh kebudayaan asing.
42
Seiring berjalannya waktu, remaja sekarang merasa bebas untuk melakukan apa saja, dimana mereka mulai mengubah gaya hidup mereka. Maka tak jarang kita menemui remaja yang bisa dikatakan terjerumus ke dalam gaya hidup yang salah. Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi kehidupan remaja sekarang yaitu adanya budaya barat yang telah masuk ke negeri kita yang tanpa kita sadari hal itu juga ikut mempengaruhi gaya hidup mereka. Budaya barat yang semakin merajalela menjadi alasan utama perubahan perilaku remaja sekarang. Mereka mulai lupa dengan nilai-nilai moral dan agama yang tidak sesuai dengan budaya tersebut. Mereka begitu cepat terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik semacam itu. Mereka juga lebih suka melakukan apa saja yang mereka senangi. Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
43
Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja
sekarang
Biasanya
para
remaja
adalah
seks
melakukan
bebas.
perbuatan-perbuatan
memalukan itu karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adeganadegan yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar mereka. Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Faktorfaktor yang menyebabkan seks adalah bebas karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman.
17
Banyak remaja mencari atau mendapatkan apa yang
diinginkan dari berbagai sumber informasi yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja jika ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka 17
Marlina
Rahmawati.
“Pergaulan
Bebas
di
kalangan
Remaja”.
http://marlinara.blogspot.com/2013/04/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html. ( 17 April 2013 ). Diakses 26 Agustus 2014
44
lakukan. Seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual, terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.18 Seperti yang kita ketahui bahwa para remaja sifatnya terbuka terhadap informasi yang datang dari luar, dan mereka juga suka meniru. Sehingga mereka merubah gaya hidup mereka yang metropolis, dimana mereka terbiasa dengan kehidupan malam, pergaulan bebas, narkotika dan sebagainya. Secara otomatis, hal itu dapat menghilangkan norma kesopanan dalam diri remaja indonesia yang seharusnya ada pada mereka sebagai ciri khas masyarakat indonesia yang berbudi pekerti. Yang lebih parahnya lagi, gaya hidup seks bebas yang sepertinya sudah lazim dikalangan para remaja. Awalnya, mereka hanya menonton film porno yang didapat dari internet, kemudian timbul rasa mereka ingin mencoba hal itu dan akhirnya terjadi berbagai kemungkinan yang berbahaya, diantaranya hamil diluar nika, tertularnya virus HIV/AIDS. Usia muda diibaratkan bagai bunga yang baru mekar, sehingga pikiran mereka masih labil. Mereka
hanya
memikirkan
nafsu
sementara
saja
tanpa
memikirkan apa yang akan terjadi nantinya.19
18
Hasan El Qudsy, Ketika Anak bertanya tentang Seks(Panduan Islami bagi Orang Tua Mendampingi Anak Tumbuh Menjadi Dewasa), (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012), hlm. 97 19 Nisfi Laili Harun, et al. “Pengaruh Budaya Asing Terhadap Perilaku Remaja”. http://nisfysstouwrii.blogspot.com/2011/12/pengaruh-positif-dan-negatif-budaya.html. (Desember 2012). Diakses, 1 Oktober 2014
45
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas dan penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV dan AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas : a) Sikap mental yang tidak sehat Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal dampak negatif, contohynya dengan adanya pergaulan bebas. b) Pelampiasan Rasa Kecewa Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaan terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekana terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya. c) Kegagalan Remaja menyerap Norma
46
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.20 d) Kurangnya Pelaksanaan Ajaran Agama secara Konsekuen Di dalam ajaran-ajaran agama banyak sekali hal-hal yang dapat membantu pembinaan anak pada umumnya dan remaja pada khususnya. Akan tetapi tindakan dari masyarakat kadang-kadang bertentangan dengan norma agama. Terkadang melupakan ajaran agama dalam kehidupan seharihari karena mereka terpukau dengan kehidupan materi yang fana sehingga melupakan dampaknya untuk para remaja. e) Kurangnya Pengawasan terhadap remaja Sebagian remaja beranggapan bahwa orang tua dan guru terlalu ketat sehingga tidak memberikan kebebasan baginya. Sebagian lagi mengatakan bahwa orang tua mereka tidak memberikan pengawasan terhadap tingkah laku remaja sehingga menimbulkan berbagai kenakalan serta telatnya kesadaran orang tua bahwa pengawasan terhadap seseorang harus dilakukan sejak dini. f) Pengaruh Norma-norma Baru Dari Luar Kebanyakan anggota masyarakat beranggapan bahwa setiap norma baru yang datang dari luar itulah yang benar. Sebagai contoh norma yang datang dari dunia barat, baik melalui film dan televisi, pergaulan sosial, model dan lain-lain. Para remaja dengan cepat menelan apa saja yang dilihat dari film-film seperti contoh-contoh pergaulan bebas.21 4) Budaya Punk Punk lebih terkenal dari fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk , atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warnawarna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga 20
Marlina Rahmawati. “Pergaulan Bebas di kalangan Remaja”. http://marlinara.blogspot.com/2013/04/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html. ( 17 April 2013 ). Diakses 26 Agustus 2014 21 Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 107-113
47
banyak yang mengira bahawa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. 5) Budaya Hedonisme Seorang hedonis adalah orang yang mengejar kebahagiaan dengan mencari perasaan-perasaan yang menyenangkan, yang nikmat sebanyak mungkin dan sedapat-dapatnya menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak. Dengan demikian akan ada banyak orang yang akan lari dari kenyataan dalam menghadapi kehidupan yang kian hari semakin sulit. Perkembangan yang terjadi pada saat ini disatu sisi menawarkan berbagai kesenangan, kesejahteraan dan kenikmatan yang membanggakan namun di sisi lain mengokohkan akar hedonisme dan memberikan bayangan keberuntungan dan kemajuan secara material dan fisik sebanyak dan setinggi mungkin. Akibatnya terjadi perubahan dalam kehidupan manusia yang bermuatan moral religius. Moral kemanusian akhirnya mengalami kehilangan arah, bahkan nilainilai religius mengalami keruntuhan. 6) Penyalahgunaan Narkoba dan Alkohol Seperti
diketahui,
narkoba
dan
minuman
yang
mengandung alcohol mempunyai dampak terhadap system syaraf manusia yang menimbulkan berbagai perasaan. Sebagian dari narkoba itu meningkatkan gairah, semangat dan keberanian,
48
sebagian lagi menimbulkan perasaan mengantuk, sedangkan yang lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala kesulitan. Oleh karena efek-efek itulah beberapa remaja menyalahgunakan narkoba dan alcohol. Padahal sifat narkoba dan alcohol itu antara lain adalah menimbulkan ketergantungan (kecanduan) pada pemakainya. Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa menjadi criminal, atau menjadi pekerja seks untuk sekedar memperoleh uang pembeli narkoba atau minuman beralkohol. Di kalangan remaja peredaran obat itu makin merajalela dan karena obat itu sendiri dijadikan alat pergaulan (gaul) dan dianggap modis (trendy) di kalangan anak muda, khususnya pelajar sekolah lanjutan. Dampak dari pemakaian obat ini adalah ketergantungan yang makin lama makin membutuhkan dosis yang tinggi, sampai pada tingkat yang mematikan. Sementara, kalau dosis itu tidak terpenuhi, pemakai akan merasa kesakitan (sakau) sehingga mau tidak mau ia harus mencari obat itu sampai dapat, kalau perlu dengan cara criminal atau melacurkan diri.22 3.
Dampak budaya asing Pengaruh barat secara umumnya boleh didefinisikan sebagai gerakan pembaratan dan penjajahan fikiran yang dilancarkan kepada
22
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 264 - 266
49
sesebuah negara yang mempunyai tujuan yang nyata yaitu menundukkan negara itu kepada kuasa imperialis dengan meleburkan nilai-nilai, memesongkan pengertian agama dan memusnahkan tunjang dan asas-asas penting yang menjadi amalan dan pembentukan keperibadian seseorang. Akibatnya, mereka akan kehilangan identiti. Mereka akan menghayati budaya dan cara hidup barat dalam kehidupannya . 23 Pengaruh westernisme semakin tampak jelas setelah runtuhnya kekhalifahan Islam dan kembalinya para alumnus barat dalam jumlah yang sangat banyak. Dimulailah babak baru penjajahan dalam bentuk lain yang dialami umat Islam. Mereka dijajah melalui tulisan, perang pemikiran, westernisasi, bahkan cuci otak dengan berbagai cara praktis dan teoritis, seolah-olah logis. Kaum penjajah melakukan berbagai cara untuk menipu umat Islam agar jatuh ke dalam gaya hidup baru. Mereka senantiasa melakukan perang urat syaraf terhadap umat Islam untuk memasung dan menghilangkan identitasnya, hingga semua aspek kehidupan umat Islam menjadi bercorak kebarat-baratan.24 Era globalisasi dan informasi yang sedang berkembang begitu cepat merasuk dan banyak mempengaruhi sikap serta mental masyarakat terutama di kalangan anak muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh global sudah tidak dapat lagi dihindari oleh seseorang, kecuali dia mengungkung diri dengan menjauhi interaksi dan
23
2014
24
http://remajadimalaysia.blogspot.com/2010/10/budaya-barat.html. Diakses 25 Agustus
Amir Husein Assalami, Jilbab Digugat, alih bahasa Ali Ghufron, (Solo: Aulia Press, 2006), hlm. 15
50
kuminikasi dengan yang lain.
25
Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Dan ketika kebudayaan itu berlebihan, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal dan nasional akan terancam olehnya. Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Budaya asing masuk ke Indonesia membawa berbagai macam pengaruh, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. a. Pengaruh Positif 1) Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan elektronik, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yang mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi. 2) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi 3) Terjadinya industrialisasi 4) Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsabangsa yg maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka 5) Produktifitas dunia industri semakin meningkat 6) Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki
25
A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 22
51
7) Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri 8) Terjadinya akulturasi budaya yang mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yang unik b. Pengaruh Negatif 1) masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya biasanya meniru perilaku yang buruk 2) adanya
globalisasi
bisa
memungkinkan
hilangnya
suatu
kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan dari luar, bisa juga karena memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tersebut. 3) Bebasnya
setiap
orang
mengakses
ataupun
menggunakan
teknologi, maka dengan mudah juga terjadi penyalahgunaan fungsi dari teknologi tersebut 4) Teknologi yang tidak akan ada habisnya, akan membuat para penggunanya tidak pernah puas sehingga perlu biaya untuk selalu mengupdate teknologi yang mereka miliki ataupun penggunaan teknologi komunikasi yang makin meluas hal ini akan berakibat terhadap pemborosan biaya 5) Pengalihan kinerja manusia ke mesin tentu makin menyebabkan polusi udara sehingga memperparah pemanasan global
52
6) menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.26 7) Keruntuhan akhlak akan memberikan kesan yang sangat besar dalam masyarakat, di masa akan datang masyarakat kita akan hancur dan keruntuhan akhlak remaja–remaja 8) Peningkatan Gejala Sosial, seperti banyak kejadian seperti pembuangan bayi, zina, perjudian, budaya homoseksual.27 9) Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakain narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS, dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan
menjadi
sangat
timpang
dari
segala
segi.
Selain dari seks bebas maraknya pergaulan bebas juga menimbulkan para remaja yang minum-minuman dan mabukmabukkan. Ada juga yang sering minum obat-obat terlarang. Padahal mereka tidak tahu ujung-ujung dari perbuatan mereka akan menimbulkan kematian.28 Banyak yang menjadi penyebab para 26
Ika Maully Diana. “Dampak Positif dan Negatif Budaya Asing di Kalangan Masyarakat dan Generasi Muda”. http://ikamaullydiana.wordpress.com/2013/12/11/etika-profesi-akuntansi-5/. (11 Desember 2013). Diakses 25 Agustus 2014 27 http://remajadimalaysia.blogspot.com/2010/10/budaya-barat.html. Diakses 25 Agustus 2014 28 Marlina Rahmawati. “Pergaulan Bebas di kalangan Remaja”. http://marlinara.blogspot.com/2013/04/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html. ( 17 April 2013 ). Diakses 26 Agustus 2014
53
remaja terjerumus dalam pergaulan bebas, biasanya dari mereka yang kurang mendapatkan kasih sayang dari keluarga ataupun ketidakharmonisan kehidupan keluarga mereka itu menjadi penyebab remaja cenderung mencari ketenangan di luar rumah. Ketika mereka tanpa adanya pegangan agama yang kuat mereka akan dengan mudah terjerumus kedalam keglamoran hidup dan pergaulan bebas yang pada akhirnya justru akan merugikan mereka.