BAB II IPNU-IPPNU dan Akhlak Remaja A. IPNU-IPPNU 1. Pengertian IPNU-IPPNU IPNU adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, yang didirikan pada tanggal 24 Febuari 1954 M / 20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang, IPNU merupakan salah satu organisasi dibawah naungan jam‟iyyah NU, tempat berhimpun, wadah komunikasi, aktuali sasi, kaderisasi pelajar Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian integral dari potensi generasi muda Indonesia.1 IPPNU adalah singkatan dari Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1995M / 8 Rajab 1374 H di Surakarta, Solo. IPPNU
merupakan salah satu organisasi dibawah
naungan jam‟iyyah NU, tempat berhimpun, wadah komunikasi, aktuali sasi, kaderisasi pelajar putri Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian integral dari potensi generasi muda Indonesia.2
1
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten Pekalngan, Peraturan Dasar dan Rumah Tangga IPNU, hlm. 9. 2
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kabupaten Pekalngan, Peraturan Dasar dan Rumah Tangga IPPNU, hlm. 9.
20
21
2. Dasar Tujuan IPNU-IPPNU Organisasi
IPNU-IPPNU
merupakan
saran
pembinaan
dan
pembimbingan bagi pengembangan pribadi generasi muda NU. IPNUIPPNU tidak hanya sekedar menampung aktivitas dan kreativitas serta membina remaja yang bermasalah tanpa suatu dasar yang jelas. Organisasi IPNU-IPPNU di bentuk dengan memiliki dasar adalah “Pancasia dan UUD 1945, dan berakidah islam menurut faham akhlussunah wal jama‟ah. Yang mengikuti imam madzhab yang ke 4 (empat) yaitu imam Syafi‟i, Hanafi, Hambali, Maliki”.3 Adapun
tujuan
dari
terbentuknya
organisasi
IPNU-IPPNU,
terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah Swt, berilmu, berakhlakul karimah, dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksanakannya syariat Islam menurut faham akhlussunnah wal jama‟ah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasiala dan UUD 1945. 3. Status dan Fungsi IPNU-IPPNU a. Status IPNU-IPPNU merupakan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan yang bernafaskan Islami Akhlussunnah wal jama‟ah dan
3
Farida Farichah, dkk, Keputusan-keputusan Kongres XVII IPNU dan XVII IPPNU Palembang, 2012, hlm. 28.
22
berjiwa kebangsaan dengan motto “Belajar, berjuang, bertaqwa” sebagai garda terdepan bagi kelangsungan organisasi NU. Sebelum Perang Dunia II para santri, pelajar dan mahasiswa NU berkeinginan untuk mendobrak dan menghilangkan doktrin yang ditanamkan penjajahan bahwa pelajar dan santri harus belajar ilmu agama saja atau sebaliknya. Dikarenakan kekhawatiran muncul komitmen
dan
keberanian
untuk
melawan
penjajah
dengan
membentuk beberapa organisasi yang berbasis NU, seperti Persatuan Santri NU (1935), Persatuan Anak Murid Nu (1941), Ikatan Murid NU (1945), Ijtima‟ut Tholibiyyah dan Subbanul Muslimin (1945), Ikatan Pelajar Islam NU (1953). Dengan mengusik
berdirinya
pemikiran
beberapa
pendirian
kelompok
IPNU
yang
organisasi dipelopori
ini, oleh
KH.Tolkhah Mansur yang mengagendakan di kongres LP Ma‟arif NU tahun 1954 di Semarang. Gagasan tersebut diterima pada tanggal 24 Febuari 1954/20 Jumadil Akhir 1373 H dan ditetapkan sebagai hari lahir IPNU( Ikatan Pelajar NU) di Semarang dan disahkan dalam muktamar NU X di Surabaya. IPNU mengadakan kongres pertama di Solo pada tanggal 28 Februari sampai 3 maret 1995, kongres ini dihadiri oleh presiden Ir. Soekarno dan menghasilkan lahirnya IPPNU (Ikatan Pelajar Putri
23
NU). Tanggal 2 maret 1995/8 Rajab 1374 H ditetapkan sebagai lahirnya IPPNU. Dalam perjalanan IPNU-IPPNU ternyata mengalami pasang surut karena tidak lagi koheren dan srategis dengan situasi dengan situasi sosial politik yang berubah cukup cepat. Ketertinggalan IPNUIPPNU dalam kehidupan bangsa ini menurut fungsionaris untuk melakukan perombakan visi misi organisasi. Dengan ditetapkannya deklarasi Jombang pada tahun 1998, kepanjangan IPNU-IPPNU diubah menjadi Ikatan Putra NU dan Ikatan Putri Putri NU. Sehingga fokus pembinaan tidak terbatas pada pelajar saja tetapi kepada semua putra dan putri NU. Keputusan ini sangat tepat ketika dikaitkan dengan keputusan NU dan UU No. tahun 1985 tentang Tata Organisasi Sosial Kemasyarakatan. Kongres XIII IPNU dan XIV IPPNU tahun 2003 di Surabaya telah mengembalikan IPNU-IPPNU pada basis riil yaitu “pelajar”, dan kembali meneguhkan peran dan partisipasi dengan merubah akronim kembali ke khittah yaitu menjadi Ikatan Pelajar dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul „Ulama. Ada hal mendasar yang mengharuskan optimalisasi perjuangan bagi IPNU-IPPNU dalam menyiapkan kaderkader bangsa dan negara Indonesia yang adil, terbuka dan demokratis.4
4
Dokumentasi IPNU-IPPNU Pengurus Anak Cabang Kecamatan Kedungwuni, tanggal 24 Desember 2015.
24
b. Fungsi Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pembinaan generasi muda IPNU-IPPNU mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Wadah berhimpun IPNU-IPPNU untuk melanjutkan nilai-nilai dan cita-cita perjuangn NU 2. Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi IPNU-IPPNU untuk menggalang ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syariat Islam ahlussunnah wal jama‟ah 3. Wadah
kaderisasi
dan
keilmuan
IPNU-IPPNU
untuk
mempersiapkan kader-kader bangsa.5 4. Pengertian Kegiatan IPNU-IPPNU Untuk mewujudkan organisasi yang solid dan berkualitas, maka sangatlah perlu diadakan penyusunan program dan kegiatan yang hendak dilaksanakan. Bila suatu organisasi tidak mempunyai suatu rancangan kegiatan yang terprogram dan tersusun secara baik maka organisasi tersebut dapat dikatakan tidak mempunyai daya gerak, sehingga eksistensinya di tengah masyarakat tidak dapat dirasakan. Suatu rancangan tidak dapat disusun secara sederhana tanpa memperhatikan / mempertimbangkan dalam segi kondisional organisasi. Tujuan yang hendak dicapai dari suatu organisasi, juga kompetensi
5
Farida Farichah, dkk, Keputusan-keputusan Kongres XVII IPNU dan XVI IPPNU Palembang,Jakarta Pusat, 2013, hlm. 29.
25
ataupun daya organisasi. Penyusunan rancangan kegiatan dilaksanakan secara musyawarah dari hasil pemikiran anggotanya yang ditampung dan dikaji lebih lanjut sebab suatu organisasi merupakan bagian besar dari kumpulan orang-perorang. Kegiatan kelompok organisasi merupakan tempat berhimpunnya kegiatan orang-perorang, karena kegiatan kelompok merupakan pikiran orang banyak besar kemungkinan adanya perluasan organisasi sebagai kegiatan yang telah berkembang dapat tertampung organisasi yang mereka kelola. Kegiatan atau program kerja suatu organisasi bersifat universal bagi seluruh anggota organisasi. Segala kegiatan yang dilaksanakan organisasi didukung
penuh
oleh
personal-personal
anggotanya.
Hidup
dan
bergeraknya organisasi adalah berasal dari anggota atau orang yang ada dalam organisasi itu baik secara pribadi ataupun kelompok. Bentuk organisasi
seharusnya
memberikan
suatu
kerangka
kerja
yang
berkelanjutan. IPNU-IPPNU sebagai bagian dari organisasi Nahdlatul Ulama yang memegang amanat untuk melakukan proses regenerasi melalui kaderisasi dan ideologisasi pelajar mempunyai tugas yang cukup berat, yang harus berkelanjutan. Khittah IPNU-IPPNU kembali ke pelajar memuat segmentasi kaderisasi lebih fokus dan terarah bidang garapannya. IPNUIPPNU sebenarnya merupakan organisasi yang potensial jika dilihat dari
26
kuantitas anggota, struktur organisasi yang mapan dari pusat, profinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa dan Sekolah/Komisarian. Di samping itu, adanya dukungan dari birokrasi, Ulama/Kyai, sekolah dan pesantren walaupun dukungan yang diberikan belum terasa maksimal.6 5. Program Kerja IPNU-IPPNU IPNU-IPPNU sebagai wadah penghimpun, pembinaan dan sekaligus aset pembangun generasi muda Nahdlatul Ulama memiliki kewajiban untuk mewujudkan potensi dalam bentuk yang kongkrit. Oleh karena itu, dalam menyusun program-program yang hendak dilaksanakan harusn bertujuan mengarah pada peningkatan kualitas organisasi anggota serta pengembangan
partisipasi
perjuangan
Nahdlotul
Ulama
dalam
pembangunan bangsa. Untuk mencapai tujuan organisasi, maka perumusan programnya pun harus mendekati pada tujuan yang dicita-citakan. Oleh sebab itu, agar program dapat berjalan secara terarah dan berkesinambungan, maka ditetapkan strategi program jangka panjang dan program jangka pendek. Secara garus besar program jangka panjang IPNU-IPPNU antara lain: 1) Menumbuhkan kader-kader NU yang berwawasan intelektual tinggi bersikap dan berperilaku dinamis, serta berakhlakul karimah. 2) Menumbuhkan kader-kader NU yang mampu memperjuangkan tertanamnya Ahlussunnah Wal Jama‟ah di kalangan umat Islam 6
Konfercab XVIII Kabupaten Pekalongan, 2016, hlm.48.
27
Indonesia, sehingga dapat terwujud dalam prektek kehidupan seharihari. 3) Meningkatkan
wawasan
kebangsaan
dan
komitmen
ideology,
kepekaan sosial yang baik dan menciptakan generasi bangsa dan kader pembangun. Pelaksanaan program jangka panjang tersebut akan dapat dilaksanakan dengan baik bila terlebih dahulu dilakukan penjabaran dam perumusan program jangka pendek, yaitu dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan: 1) Membina dan mengembangkan organisasi dan anggota dengan lebih meningkatkan peran organisasi melalui program-program kaderisasi dan pengembangan anggota. 2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap NU dalam perjuangan berkhidmat kepada agama, nusa dan bangsa. 3) Meningkatkan kemampuan untuk memahami ajaran-ajaran Islam terutama paham Ahlussunnah Wal Jama‟ah untuk direfleksikan dalam kehidupan bermasyarakat. 4) Meningkatkan pemahaman terhadap ideologi nasional pancasila, baik secara konseptual, maupun opernasional dalam kehidupan sehari-hari. Adapun untuk menuju kepada tujuan seperti yang dirumuskan, program-program yang dijabarkan dalam program jangka panjang
28
dan jangka pendek lebih rinci diuraikan dalam program-program setiap bidangnya, antara lain7: 1. Bidang Organisasi a. Target Program Perwujudan
konsolidasi
organisasi
IPNU-IPPNU
mencakup pemantapan structural dan wawasan anggota serta mantapnya peran organisasi dalam perkembangan ormas dan kepemudaan. b. Bentuk Program 1. Meningkatkan dan mengembangkan struktur organisasi dengan memanfaatkan komisariat diberbagai lembaga pendidikan dan generasi muda muslim sebagai lahan pengembangan kader 2. Meningkatkan kualitas manajemen organisasi IPNUIPPNU di semua tingkat structural dan membengun komunikasi yang intensif baik secara internal maupun eksternal
dengan
pemanfaatan
media
teknologi
informasi dan komunikasi yang ada 3. Menjalin komunikasi dan kerjasama kementrian yang baik dengan lembaga badan otonom lain dalam
7
Konfercab XVIII Kabupaten Pekalongan, 2016, hlm 51-54.
29
naungan NU, perduli terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi organisasi 2. Bidang Kaderisasi a.
Target Program Tersedinya kader IPNU-IPPNU militant yang memiliki kemandirian: intektual, manajemen, dan material serta memiliki kualitas spiritual, kreatifitas dan pengabdian sebagai proses pengembangan kekuatan organisasi.
b. Bentuk Program 1. Meningkatkan potensi IPNU-IPPNU melalui jenjang latihan yang sesuai dengan pedoman pengkaderan 2. Menyiapkan pemimpin yang mempunyai kemampuan managerial dan konseptual 3. Mengaplikasikan system pengkaderan berjenjang yang sesuai dengan standar organisasi 4. Mengembangkan
bentuk-bentuk
pelatiahan
yang
mampu menunjang pemantapan ideology kader 5. Meningkatkan kualitas kader melalui pelatihan formal dan informal organisasi 6. Mengembangkan
potensi
kader
penyelenggarakan berbagai pelatihan profesi. 3. Bidang Partisipasi
dengan
30
a. Target Program Terbentuknya organisasi dan kader sebagai aset dalam membangunberkelanjutan yang mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan b. Bentuk Program 1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian sebagai bentuk
tanggungjawab
persoalan-persoalan
warga
bangsa
Negara yang
terhadap
menyangkut
pendidikan, agama, sosial, budaya, dan pelestarian lingkungan 2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap masalah (HIV/ AIDS, NARKOBA) dan reproduksi pelajar, dengan berbagai kegiatan yang mampu mengedukasi remaja secara umum 3. Pengembangan lembaga crisis center sebagai wadah partisipasi wadah partisipasi dan kepedulian IPNUIPPNU terhadap masalah bencana alam dan musibah. 4. Bidang Minat Bakat a. Target Program Terbentuknya
organisasi
yang
mandiri
dan
mengoptimalkan minat dan bakat kader pelajar dan santri. b. Bentuk Program
31
1. Mengembangkan bakat dan minat kader diberbagai bidang 2. Mengadakan pelatihanguna menggali bakat yang dimiliki anggota. 6. Peranan IPNU-IPPNU IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang berada di bawah naungan jam‟iyyah Nahdlatul Ulama, mempunyai tujuan terbentuknya pelajarpelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berbudaya, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari‟at Islam menurut faham ahlussunah wal jamaah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Usaha-usaha yang dilakukan IPNU-IPPNU adalah: a. Menghimpun dan membina remaja dalam satu wadah organisasi IPNU-IPPNU b. Mempersiapkan
kader-kader
intelektual
sebagai
penerus
perjuangan bangsa c. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat, guna terwujudnya khairo ummah
32
d. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.8 B. Akhlak Remaja 1. Akhlak a. Pengertian Akhlak Menurut bahasa (etimologi) akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq (Khulukun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkahlaku, atau tabiat. Akhalak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun,. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran betuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh.9 Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaq, bentuk jamak dari khuluq atau al-khuluq, yang secara etimologi berarti antara lain budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Dalam kepustakaan akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik, atau mungkin buruk.10
8
Kongres XVII IPNU dan XVI IPPNU, Palembang 2012, hal. 75-76.
9
Yatim Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta, Amzah, 2007), hlm. 2-
3. 10
346.
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Grafindo, 1998), cet II, hlm.
33
Setelah mengetahui akhlak dilihat dari segi bahasa (etimologi), selanjutnya akan diuraikan pengertian akhlak dilihat dari segi istilah (terminologi), definisi akhlak dapat dilihat beberapa pendapat dari pakar ilmu akhlak sebagai berikiut:11 Menurut Al-Qurtubi akhlak adalah perbuatan yang bersumber dari manusia yang selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber dari kejadiannya. Menurut Muhammad bin „Ilan al-Sadiqi akhlak adalah suatu pembawaan yang tertanam dalam diri yang dapat mendorong (seseorang) berbuat baik dengan gampang. Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah kondisi jiwa yang selalu mendorong (manusia) berbuat sesuatu, tanpa ia memikirkan (terlalu lama). Menurut Abu Bakar Jabir al-Jaziri akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dab tercela. Menurut Al-Ghozali akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih
11
H.Mahjudin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm. 1-2..
34
lama). Maka jika sifat tersebut dan norma agama, dinamakan akhlak baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan buruk maka dinamika akhlak. Beberapa pengertian akhlak yang dikemukakan oleh para ahli tersebut terlihat berbeda, tetapi secara substansial tidak ada pertentangan antara kelimanya. Oleh karena itu berdasarkan kelima pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong timbulnya suatu perbuatan dengan mudah karena dibiasakan sehingga tidak memerlukan pertimbangan dan pemikiran terlebih dahulu. b. Macam-macam Akhlak Akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu (1) Al-Akhlaqul Mahmudah atau biasa di sebut Akhlaqul Karimah, (2) Al-Akhlaqul Madzmumah. Sejumlah akhlak terpujin (akhlak mahmudah) yang harus ditanamkan anak diri remaja antara lain:12 1. Shidiq Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta. Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan lahir batin: benar hati, benar perkataan, dan benar perbuatan. Antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi antara perkataan dan perbuatan. 2. Amanah 12
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta, LPPI, 2004), cet. VII, hlm. 81.
35
Amanah artinya dipercaya, sekedar dengan kata iman. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman, semakin menipis keimanan seseorang maka semakin pudar sifat amanah pada dirinya. 3. Istiqamah Istiqamah adalah sikap yang teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. 4. Tawadhu‟ Tawadhu‟ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. 5. Malau Malu adalah sifaat
atau perasaan
yang menimbulkan
keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. 6. Sabar Sabar menurut bahasa artinya tabah hati, menahan diri atas keluh kesah dan berani atas sesuatu. Jadi sabar dapat diartikan dengan menerima segala penderitaan dan tabah dalam menghadapi godaan nafsu. Akhlak tercela (mazmumah)lawan atau kebalikan dari akhlak terpuji (mahmuidah), yang tersebut diatas. Berdasarkan petunjuk
36
ajaran Islam di jumpai berbagai macam akhlak yang tercela di antaranya:13 a) Dusta Dusta
adalah
memberikan
atau
menyampaikan
informasi yang tidak sesuia dengan yang sebenarnya dusta merupakan sifat yang sangat tercela, dusta biasanya timbul dari niat jahat karena kurang keimanan. b) Takabur (sombong) Takabur adalah merasa atau mengakui bahwa dirinya besar, tinggi, mulia melebihi orang lain. Dengan kata lain merasa dirinya lebih hebat. c) Dengki Dengki ialah berharap akan hilangnya suatu nikmat dari seseorang yang berhak mendapatkannya, yang terkadang disertai dengan usaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. d) Bakhil atau kikir Kikir adalah menahan dan tidak mengeluarkan harta wujud semestinya dikeluarkan dan tidak boleh disimpa. Sifat kikr ini menimbulkan kebencian dan kedengkian dari orang lain.
13
Ali Abdul Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 112-120.
37
Sebagai
diuraikan
diatas,
maka
akhlak
dalam
wujud
pengamalannya dibedakan menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Jika sesuia dengan perintah Allah dan Rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik maka itulah yang dinamakan akhlak terpuji. c. Kedudukan akhlak dalam Islam Islam adalah agama yang memperhatikan akhlak, petunjuk kitab suci al-Qur‟an maupun al-Hadits dengan jelas menganjurkan pemeluk agama Islam untuk meningkatkan akhlak melalui pendidikan ataupun organisasi. Sebab, pendidikan dan organisasi adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur. Akhlak memiliki potensi yang sangat penting, yaitu sebagai salah satu rukun agama Islam. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat ketika melihat bahwa salah satu sumber akhlak adalah wahyu. Akhlak memberi peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif. Islam menuntut setiap pemeluknya untuk menjadikan Rasulullah SAW, sebagai contoh dalam segala aspek kehidupan. Nabi Muhammad menggambarkan bahwa orang yang yang paling sempurna keimanannya diantara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Islam memperjuangkan kesempurnan, kebaikan, dan
38
keutamaan akhlak, dengan demikian implementasi akhlak mulia ini sebagai mana diperlihatkan dengan baik oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya14 Akhlak dengan takwa merupakanbuah pohon Islam yang berakar aqidah, bercabang dan berdaun syariah. Pentingnya kedudukan akhlak, dapat dari berbagai sunnah qauliyah (sunah dalam bentuk perkataan) Rasulullah.15 d. Metode Pembinaan Akhlak Metode pembinaan akhlak dalam perpsektif Islam, metode yang diambil dari al-qur‟an dan hadis serta pakar pendidikan Islam itu ada 6 yaitu sebagai berikut:16 1) Metode uswah (teladan) Teladan adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Manusia teladan yang dan diteladani adalah Rasulullah SAW. 2) Metode ta’widiyah (pembiasaan)
14
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm.23-25.
15
Muhammad Daud Ali, Op.Cit. hlm. 348-349.
16
http//punyahari.blogspot.com/2010/01/model-pembinaan-akhalak/. Diakses, 5 April 2016.
39
Secara etimologi pembiasaan asal katanya biasa. Dalam kamus umum bahasa Indonesia artinya lazim, umum, seperti sedia kala, sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu jiwa perkembangan, dikenal teori konvergensi, dimana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya, dengan mengembangkan potensi dasar yang ada padanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan, untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang baik. 3) Metode mau’izhah (nasehat) Aplikasi metode nasihat diantaranya adalah nasehat dengan argument logika, nasehat tentang keuniversalan islam, nasehat yang berwibawa nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang “amar ma’ruf nahi mingkar”, nasehat tentang amal ibadah dan lain-lain. 4) Metode qishshah (cerita) Qishshah dalam pendidikan mengandung arti, suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran, dengan menuturkan secara kronologis, tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, baik yang terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanyarekaan saja. 5) Metode amtsal (perumpamaan)
40
Metode
perumpamaan
adalah
metode
yang
banyak
dipergunakan dalam al-qur‟n dan hadis untuk mewujudkan akhlak mulia. 6) Metode tsawab (ganjaran) Metode ini penting dalam pembinaan akhlak, karena hadiah/ganjaran dan hukuman sama artinya dengan reward and punishment dalam pendidikan barat. 2. Remaja a. Pengertian remaja Remaja berasal dari kata “remaja” dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti to grow atau grow maturity. Menurut Perti DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa.17 Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14) sampai usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hamper selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tua. Ada sejumlah alasan untuk itu:18 1) Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
17
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Karisma Putra Utama, 2013), hlm.
18
Ibid, hlm. 225-226.
219-220.
41
2) Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. 3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhan maupun seksualitasnya. 4) Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersa-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua. b. Ciri-ciri remaja Ada beberapa ciri yang harus diketahui, di antaranya ialah:19 1) Pertumbuhan fisik Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masalah anak-anak dan masa dewasa. 2) Perkembangan seksual Seksual
mengalami
menimbulkan
masalah
perkembangan dan
menjadi
yang
kadang-kadang
penyebab
timbulnya
perkelahian, bunuh diri, dan sebagainya. Cirri lainnya ada pada anak laki-laki ialah pada lehernya menonjol buah jakun yang membuat nada suara menjadi pecah.sedangkan pada anak perempuan, karena produksi hormone dalam tubuhnya, dipermukaan wajahnya bertumbuhan jerawat.
19
Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.65-67.
42
3) Cara berfikir kausalitas Cara berfikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya anak kecil. 4) Emosi yang meluap-luap Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormone. Suatu saat ia bisa sedih sekali, lain waktu ia bisa marah sekali. 5) Mulai tertarik kepada lawan jenisnya Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik dengan lawan jenisnya dan mulai berpacaran. 6) Menarik perhatian lingkungan Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapat status dan peranan seperti kegiatan remaja di kampung-kampung yang diberi peranan. 7) Terikat dengan kelompok Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan, sedangkan kelompoknya dinomor satukan. c. Problem remaja Diantara problem-problem yang dialami oleh remaja ialah:
43
1) Problem yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani Problem pertama yang dialami oleh anak-anak yang meningkat adoselen, ialah perubahan jasmani yang terjadi mulai dari kira-kira umur
13
sampai
16
tahun.
Peristiwa-peristiwa
yang
menggelisahkan yang banyak terjadi pada umur ini ialah yang berhubungan dengan: a) Perubahan pada bagian tubuh yang berupa kelamin b) Pertumbuhan
yang
membedakan
antara
laki-laki
dari
perempuan, diantara tanda masing-masing seks makin jelas terlihat pada tubuhnya, seperti pinggul, suara dll. c) Pertumbuhan badan yang sangat cepat, si anak bertambah tinggi, besar dan berat dengan cepat sekali. d) Pertumbuhan anggota tubuh tidak sejalan seimbang, missal hidung lebih cepat besarnya daripada bagian muka yang lain, demikian pula dengan tangan dan kaki. e) Terjadinya menstruasi pertama bagi anak perempuan dan mimpi pada anak laki-laki, yang menandakan bahwa sel-sel reproduksi telah mulai berfungsi. f) Tumbuhnya jerawat dan bintil-bintil pada muka, punggung, leher dan sebagainya.20 2) Problem yang timbul dengan orang tua 20
Zakia Darajat, Kesehehatan Mental, (Jakarta, Gunung Agung, 1968), hlm. 105.
44
Diantara kesukaran-kesukaran yang banyak pula dihadapi oleh anak-anak adoselen adalah bertalian dengan orang tuanya sendiri, jika orang tua kurang mengerti akan cirri-ciri dan sifst pertumbuhan yang sedang terjadi atas mereka. Anak yang tadinya tenang, patiuh dan tunduk kepada peraturanperaturan pada umur adolselen, berubah menjadi anak yang terlihat gelisah, tidak patuh, kadang keras hati, atau keras kepala. Nasehaa dan petunjuk kurang diindahkannya. 3) Problem yang berhubungan dengan sekolah dan pelajaran Salah satu kesukaran pada adoselen adalah dalam menghadapi pelajaran. Mereka ingin sukses, ingin tahu bagaimana cara belajar yang baik, ingin menghindari rasa malas dan lesu, ingin pandai dan menonjol di kelas. Telah menjadi kenyataan bahwa bakat dan kemampuan antara satu anak dengan lainnya tidak sama. Ada yang kuat dalam satu mata pelajaran dan lemah dalam mata pelajaran lainnya. 4) Diantara kesukaran yang banyak dihadapi adoselen, ialah problem sosial. Mereka tidak mengetahui cara bergaul dengan kawan-kawan dan orang dewasa lainnya, dan cara-cara yang dibutuhkan untuk menarik hati kawannya.
45
Karena itu seringkali kita lihat pemuda/pemudi yang meningkat remaja itu mengikuti atau mencontoh saja sikap kawan-kawannya, dan dalam hal ini, mereka perlu mendapat bimbingan agar tidak terlanjur meniru yang tidak baik dari kawan-kawannya. 5) Problem pribadi Disamping problem yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani, sekolah, orang tua dan masyarakat itu, yang tidak kurang pula penting adalah persoalan-persoalan pribadi. Kadang-kadang kita menemui seseorang adoselen yang cukup sehat, tampan, dan cerdas, kelihatannya sedih, pendiam, dan seolah-olah hidup menderita dan tidak bersemangat.21 3. Akhlak Remaja a. Pengertian Akhlak Remaja Akhalak remaja adalah masa dimana anak mengalami perkembangan, atau biasa disebut dengan masa pubertas. Pada masa ini anak mulai mengalami kegoncangan batin, dimana dimasa itu remaja sudah harus bisa membedakan baik, buruk, benar dan salah. b. Faktor yang mempengaruhi akhlak remaja Berikut ini faktor yang mempengaruhi perilaku remaja: 1) Rumah tangga yang retak 21
Laela Afriana, “Aktivitas Majelis Taklim Al-Husain dalam Membentuk Akhlak Remaja di Desa Tirto Pekalongan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Pekalongan, Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013), hlm.48-49.
46
Berbagai kajian mengatakan bahwa remaja yang hidup dalam rumah tangga yang retak mereka lebih berpotensi mengalami problematika yang bersifat emosional, moral, medis, dan sosial, dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga biasa. Anak-anak yang terpisah dari orang tuanya biasanya mereka cenderung suka murung dan mudah marah serta tersinggung. Mereka tidak punya kepekaan agar diterima masyarakat. 2) Urutan dan posisi remaja dalam rumah tangga Beberapa anak yang hidup dalam satu keluarga, sebagian akan memberikan pengaruh pada sebagian lainnya, pengaruh yang memiliki kelebihan dan karakteristik-karakteristik tersendiri. Biasanya, siapa yang paling tua diantara yang paling itulah yang paling besar pengaruhnya, demikian seterusnya. 3) Perbedaan jenis kelamin Pada tahun-yahun pertama dari kehidupan anak-anak, ada kesamaan dalam kecenderungan anak laki-laki dan perempuan. Tetapi ketika usia mereka mulai beranjak naik sedikit, fenomenafenomena perbedaan diantara mereka mulai terlihat sebagai berikut: a) Perasaan anak laki-laki yang ingin menguasai anak perempuan. Disinilah muncul rasa dengki anak perempuan
47
terhadap lelaki, dan pada waktu yang sama ia merasa kedudukannya lebih rendah. b) Kedua orang tua didalam keluarga membuat ukuran-ukuran khusus bagi anak laki-laki yang berbeda dengan ukuranukuran anak perempuan. c) Terkadang ada sementara keluarga yang tidak suka kakak perempuan yang sudah besar menguasai adik laki-lakinya yang masih kecil. Mereka justru rela adik laki-lakiyang masih keciol menguasai kakak perempuannya yang sudah besar.22 c. Perkara yang menguatkatkan akhlak remaja Selain itu ada beberapa perkara yang menguatkan akhlak seseorang dan meninggikannya, antara lain:23 1. Meluangkan lingkungan fikiran. Fikiran yang sempit itu sumber beberapa keburukan, dan akal yang kacau balau tidak akan membuahkan akhlak yang tinggi, bila sempit menimbulkan akhlak yang rendah. Lingkungan fikiran yang sempit menimbulkan akhlak yang rendah seperti apa yang kita lihat pada orang yang bersifat kesaya-sayaan, yang tidak suka
22
M. Jamaludin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm. 82-86. 23 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1995), cet.VIII, hlm. 6364.
48
kebaikan kecuali untuk dirinya dan tidak melihat didalam dunia ini orang yang pantas mendapat kebaikan kecuali dia. Cara
mengobatipenyakit
itu
adalah
dengan
meluaskan
pandangannya sehingga mengetahui harga dirinya didalam masyarakat, dan supaya mengetahui bahwa ia tidak lain dan tidak bukan kecuali anggota dari tubuh, dan tidak sebagai apa yang disangka bahwa ia pusat lingkaran tetapi seperti lainnya adalah setitik didalam laut. 2. Bardakwah dengan orang yang terpilih Setengah dari yang dapat mendidik akhlak ialah berkawan dengan orang yang terpilih, karena manusia itu suka mencontoh, seperti mencontoh dalam perbuatan mereka dan berpartisipasi dengan akhlak mereka. 3. Membaca dan menyelidiki perjalanan pahlawan dan yang berfikiran yang luar biasa Perjalanan hidup pahlawan yang tergambar dihadapan pembaca akan memberi semangat untuk mencontoh dan mengambil tauladan dari mereka. Dan banyak orang yang terdorong mengerjakan perbuatan yang besat karena membaca hikayatnya orang besar atau kejadian orang besar yang diceritakan. 4. Membiasakan diri
49
Dengan membiasakan diri berbuat baik, maka perasaan dan jiwa akan langsung menolak jika ada keinginan berbuat kejelasan. d. Pembinaan Akhlak Remaja Untuk dapat membentuk tingkah laku dan kepribadian yang baik, seseorang harus dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk sejak kecil, walaupun ia belum tahu makna dari kebiasaan tersebut. Hal ini penting agar pada saat anak telah memiliki kemampuan untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk, maka ia telah terbiasa melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Ketika pada saat dewasa, seseorang diharapkan telah mengetahui dan memahami antara akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela. Dengan mengetahui dan pemahaman tersebut, seseorang diharapkan akan menghiasi diri dengan sifat, sikap, dan tingkah laku (akhlak) yang terpuji dan dapat menghindari diri dari sifat, sikap, dan tingkahlaku yang tercela. Pembinaan akhalak tersebut dititik beratkan pada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak terjadi penyimpangan. Dengan demikian akan mencegah terjadinya juvenile delinquency, sebab
50
pembinaan akhalak berarti bahawa anak remaja dituntut agar belajar memiliki rasa tanggung jawab.24
24
Soedarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet II, hlm.148.