Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
BAB II DESKRIPSI PROSES
II.1.
Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku A. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC
: prop-2-enoic acid
Rumus Molekul
: C3H4O2
Berat Molekul
: 72,06 g/mol
Titik Leleh
: 13,34 °C pada 1 atm
Titik Didih
: 140,51 °C pada 1 atm
Densitas
: 1,047 – 1,051(g/ml, 20 °C)
Kelarutan
: Larut sempurna dalam air dan pelarut organik (alkohol, kloroform, benzene) Kelarutan dalam air (1x106ppm, 25°C)
Kemurnian (% berat)
: 99,7% (0,3% air)
Wujud
: Cair
B. Normal Butanol (PT. Petro OXO Nusantara) : Nama IUPAC
: n-Butil Alkohol
Rumus Molekul
: C4H10O
Berat Molekul
: 74,12 g/mol
Titik Leleh
: -87,49 °C pada 1 atm
Titik Didih
: 117,30 °C pada 1 atm
Densitas
: 0,811 g/ml
Kelarutan
: 6 x 104 ppm (pada 25 °C)
Kemurnian (% berat)
: 95,5% (4,5% air)
Wujud
: Cair
BAB II Deskripsi Proses 13
14 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.1.2. Spesifikasi Produk A. Normal Butil Akrilat (I-Lung, 2005) : Nama IUPAC
: butyl prop-2-enoate
Rumus Molekul
: C7H12O2
Berat Molekul
: 128,1689 g/mol
Titik Leleh
: -64,6 °C pada 1 atm
Titik Didih
: 147,4 °C pada 1 atm
Densitas
: 0,8898 g/ml (pada 20 °C)
Kelarutan
: 2000 ppm (25 °C)
Kemurnian (% mol)
: n-Butil Akrilat = 99,83 % n-Butanol
= 0,14 %
Asam Akrilat
= 0,03
%
Air
=0
%
B. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC
: prop-2-enoic acid
Rumus Molekul
: C3H4O2
Berat Molekul
: 72,06 g/mol
Titik Leleh
: 13,34 °C pada 1 atm
Titik Didih
: 140,51°C pada 1 atm
Densitas
: 1,047 – 1,051(g/ml at 20 °C)
Kelarutan
: 1x106 ppm (25 °C)
Kemurnian (% mol)
: Asam Akrilat
BAB II Deskripsi Proses
= 72,55 %
n-Butanol
= 14,5 %
Air
= 12,95 %
15 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.2.
Mekanisme Reaksi Pada reaksi esterifikasi terjadi pemutusan ikatan karbonil oksigen dari asam karboksilat (asam akrilat). Proses pemutusan ikatan tersebut dapat diketahui dari struktur elektron reaktan dan produk. Karena oksigen lebih elektronegatif dari karbon, maka karbon karbonil lebih positif dari pada oksigen karbonil, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut, (Mc.Ketta, 1978) : HO+R’
O R’ OH
O R C O H+ H+
R C O+ H2
1
3
R C O+
H2
O-
2
4
H2O H+
O R
COR’ 6
H
O+
R
C
R’ O
5
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 1.
Gugus karbonil pada asam diprotonasi. Protonasi akan mengikat muatan positif pada atom karbon karbonil dan menjadikannya sasaran terbaik bagi serangan nukleofil.
2.
Audisi nukleofil yaitu alcohol pada asam yang telah terprotonasi, sehingga ikatan C-O yang baru terbentuk.
3.
Oksigen-oksigen
melepaskan
atau
mendapatkan
proton
(setimbang). 4.
Salah satu gugus hidroksil diprotonasi (kedua gugus hidroksil identik)
5.
Pemutusan ikatan C-O dan lepasnya air.
6.
Ester yang berproton melepaskan protonnya.
BAB II Deskripsi Proses
16 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.3.
Konsep Proses Pembuatan n-butil akrilat dilakukan dengan pereaksian antara Asam Akrilat dan n-Butanol pada kondisi cair (Persamaan II-1) di reaktor berupa kolom Reactive Distillation. Alat ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi sekaligus sebagai menara pemisah antara produk utama dan produk samping. Kombinasi antara reaksi dan distilasi dalam kolom Reactive Distillation ini dipilih karena hemat energi, mengurangi arus recycle, kebutuhan alat tambahan sedikit dan konversi besar. Reaksi berlangsung pada temperatur 70°C – 130°C dan tekanan atmosfer (Ostaniewicz-Cydzik, 2014).
………………………. (II-1) (n-Butanol)
+ (Asam Akrilat) ⇋ (n-Butil Akrilat) + (Air)
Konversi produk mencapai 0,97 terhadap asam akrilat. Normal butil akrilat dikeluarkan sebagai hasil bawah dengan kemurnian 99,83% w/w. Sisa hasil reaktan dan produk samping berupa air dikeluarkan sebagai hasil atas lalu diumpankan ke menara distilasi untuk membentuk produk samping berupa asam akrilat 76% w/w. Perbandingan mol umpan n-butanol dan asam akrilat sebesar 1,043:1 agar dihasilkan konversi terbesar (I-Lung, 2005).
II.3.1. Tinjauan Termodinamika Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi (endotermis/eksotermis) dan arah reaksi (reversible/irreversible). Penentuan panas reaksi berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat diketahui dengan perhitungan panas pembentukan standar (ΔHf0) pada tekanan atmosferis dan temperatur 298 K. Pada proses pembentukan nButil Akrilat terjadi reaksi sebagai berikut: Reaksi : AsamAkrilat + n-butanol
BAB II Deskripsi Proses
n-ButilAkrilat + H2O
17 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
Data ΔH° dari berbagai senyawa : ΔH° Asam Akrilat
: -355,91 kJ/mol
ΔH° n-Butanol
: -274,60 kJ/mol
ΔH° n-Butil Akrilat
: -395,00 kJ/mol
ΔH° Air
: -241,80 kJ/mol
Dengan persamaan ΔH°(298) = ΔH°produk - ΔH°reaktan ΔH°(298) = -6.290 kJ/kmol ΔHr = ΔH1 + ΔH°(298) + ΔH2 Pada temperatur 298 Kelvin, ΔH bernilai negatif maka reaksi berlangsung secara eksotermis (menghasilkan panas). Nilai konstanta kesetimbangan reaksi didapat dari penurunan persamaan energi bebas Gibbs. Berikut data ΔG0f tiap komponen ΔG0f Asam Akrilat
: -271
ΔG0f n-Butanol
: -150,2 kJ/mol
ΔG0f n-Butil Akrilat
: -233
ΔG0f Air
: -228,59 kJ/mol
kJ/mol
kJ/mol
ΔG°f(298) = ΔG0fproduk - ΔG0freaktan ΔG°f(298) = -37717 kJ/kmol, bernilai negatif maka reaksi dapat berlangsung Untuk menentukan konstanta kesetimbangan menggunakan persamaan II.2 sesuai dengan jurnal I-Lung, 2005 agar dapat digunakan pada persamaan kinetika sebagai Ka. …… (II.2) ln K403 = 4,1481 ; K403
= 63,3138
Ditinjau dari nilai konstanta kesetimbangan, reaksi berjalan searah. Namun dalam jurnal (Ostaniewicz-Cydzik, 2014) disebutkan reaksi pembentukan n-Butil Akrilat cenderung merupakan reaksi reversible dan tergantung pada kesetimbangan. Untuk itu digunakan Reactive Distillation sehingga menggeser kesetimbangan kearah produk dengan cara mengeluarkan hasil reaksi baik melalui distilate maupun bottom.
BAB II Deskripsi Proses
18 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.3.2. Tinjauan Kinetika I Lung, (2005) dalam jurnalnya merumuskan persamaan kecepatan reaksi untuk pembentukan n-Butil Akrilat sebagai berikut : (
)
(
)
……………… (II.3)
dengan: r
= kecepatan reaksi (kmol/m3.s)
α
= aktifitas komponen n = Pn/P°n
K1
= konstanta kinetika (8,12 x 109 kmol/m3.s)
K2
= konstanta kinetika (8,37 x 104 J/mol)
K3
= konstanta kinetika (1,864)
K4
= konstanta kinetika (1,308) Nilai Ka (konstanta keseimbangan)
pada suhu reaksi 130 0C
adalah 63,31 dengan perbandingan mol umpan n-Butanol dengan Asam Akrilat untuk reaksi adalah 1,043:1. Nilai konstanta kesetimbangan (Ka) dapat diturunkan untuk mencari konversi kesetimbangannya (Xe). Penurunannya adalah sebagai berikut
Limiting reactannya adalah asam akrilat berdasar mol mula-mula yang paling sedikit dan karena koefisien antar reaktan sama besar,
Nilai BuOH/AA = 1,043, maka persamaannya menjadi
Didapat nilai Xe1 sebesar 1,17 dan Xe2 sebesar 0,90. Maka didapat konversi kesetimbangan sebesar 90% dari asam akrilat.
BAB II Deskripsi Proses
19 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.4.
Langkah Proses Asam Akrilat dan n-Butanol sebagai bahan baku diangkut dengan truk tangki menuju pabrik dan disimpan di tangki penyimpan masingmasing pada suhu dan tekanan lingkungan. Ketika akan dipergunakan sebagai umpan reaktor, kedua bahan dipanaskan terlebih dahulu kemudian diumpankan kedalam Reactive Distillation (RD). Reaksi terjadi di dalam Reactive Distillation berfase cair-cair dan beroperasi pada temperatur 70 °C - 130 °C, tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung secara eksotermis dengan reaksi sebagai berikut:
(n-Butanol)
+ (Asam Akrilat) ⇋ (n-Butil Akrilat)
+ (Air)
Tempat terjadinya reaksi adalah dibagian tengah menara Reactive Distillation diantara seksi Enriching dan Stripping (I-Lung, 2005). Panas hasil reaksi dimanfaatkan langsung untuk penguapan air yang terbentuk. Air yang teruapkan mengandung sisa reaktan tak bereaksi. Karena antara air, n-Butanol dan n-Butil Akrilat terdapat titik azeotrop, maka konversi maksimal hanya 90% sesuai konversi kesetimbangan. Karena titik didih produk utama relatif tinggi maka akan turun kebawah menuju reboiler. Produk hasil bawah RD mempunyai kemurnian 99,83% w/w. Produk akan keluar dari reboiler RD dan langsung didinginkan sampai suhu 40℃ kemudian ditampung dalam tangki penyimpanan dan tidak perlu dimurnikan lagi karena sudah memenuhi spesifikasi di pasaran (minimal 99,5% untuk butil akrilat). Secara garis besar proses produksi akan dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu :
BAB II Deskripsi Proses
20 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.4.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku Bahan baku asam akrilat (C2H3COOH) dan n-butanol (C4H9OH) disimpan pada fase cair dengan suhu 30 °C dan tekanan 1 atm dalam tangki penyimpanan (ST-01 A/B dan ST-02 A/B). Bahan baku asam akrilat (C2H3COOH) diperoleh di pasaran dengan kemurnian 98,81% berat, sedangkan n-butanol (C4H9OH) diperoleh dengan kemurnian 83,76 % berat.
II.4.2 Tahap Penyiapan Bahan Baku Bahan baku asam akrilat berfase cair pada suhu 30 °C dan tekanan 1 atm dipompa oleh pompa (P-01) dari tangki asam akrilat (ST-01) menuju ke heat exchanger (HE-01) untuk pemanasan hingga suhu 95,05 °C sebelum diumpankan ke Reactive Distillation (RD-01). Demikian pula bahan baku n-butanol berfase cair pada suhu 30 °C dan tekanan 1 atm dipompa oleh pompa (P-02) dari tangki n-butanol (ST02) menuju ke heat exchanger (HE-02) untuk pemanasan hingga suhu 72,51 °C sebelum diumpankan ke Reactive Distillation (RD-01).
II.4.3 Tahap Pembuatan Produk Reaksi yang terjadi di Reactive Distillation C4H9(OH) + H2C=CHCOOH
H2C=CHCOO(CH2)3CH3 + H2O
Bahan baku asam akrilat siap olah dimasukkan ke RD-01 pada plate reaksi yaitu diantara plate ke-9 dan ke-10. Sedangkan untuk bahan baku n-butanol dimasukkan ke RD-01 pada plate reaksi yaitu diantara plate ke-30 dan ke-31. RD-01 beroperasi secara nonisotermal dan adiabatik pada suhu 70 °C – 130 °C dan tekanan 1 atm. Di dalam reaktor terjadi reaksi pembentukan n-butil akrilat dan air. Asam akrilat bereaksi sebesar 90% dari asam akrilat umpan RD-01. Reaksi pembentukan n-butil akrilat merupakan reaksi eksotermis, sehingga akan melepaskan panas untuk penguapapn senyawa hasil samping reaksi ini yaitu air (H2O).
BAB II Deskripsi Proses
21 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.4.4 Tahap Pemurnian Produk Didalam RD-01, hasil reaksi kemudian langsung dimurnikan berdasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing komponen. Selain menghasilkan n-butil akrilat, reaksi tersebut juga menghasilkan air yang kemudian diuapkan dengan menggunakan panas dari reboiler (RB-01) dan panas hasil reaksi. Air akan dibuang melalui hasil atas RD-01 setelah terlebih dahulu didinginkan oleh kondensor (CD-01). Sedangkan sisa reaktan dan produk utama yang terikut dipompa kembali ke RD-01 sebagai refluks. Akan tetapi karena masih banyak kandungan reaktan yang dibawa oleh hasil atas RD-01 maka diperlukan proses pemurnian lanjutan menggunakan dekanter (DC-01) dan menara distilasi (MD-01). Dimana di dekanter memisahkan n-butil akrilat dengan n-butanol yang tidak larut dalam air sebagai fase ringan pada dekanter. Fase ringan tersebut juga berpotensi untuk dilakukan pemurnian lebih lanjut sesuai lampiran F, sehingga terpisah antara n-butil akrilat dengan n-butanol. Sedangkan fase beratnya dimurnikan lebih lanjut pada MD-01. Hasil bawah MD-01 berupa Asam akrilat 76% w/w sebagai produk samping tetapi juga berpotensi untuk di recycle kembali pada umpan RD01 seperti yang tertera pada lampiran F. Sedangkan hasil atas MD-01 yang sebagian besar mengandung air dialirkan mengelilingi pabrik guna menurunkan suhu sebelum masuk ke unit water treatment dan kemudian akan dibuang ke lingkungan.
BAB II Deskripsi Proses
22 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.5.
Neraca Massa dan Energi Produk
: Normal Butil Akrilat 99,5% berat
Kapasitas
: 60.000 ton/tahun
Satu tahun produksi
: 330 hari
Waktu operasi selama 1 hari : 24 jam
II.5.1 Neraca Massa Basis Perhitungan
: 1 jam
Satuan
: kg/jam
Tabel II.1 Neraca Massa disekitar Reactive Distillation (RD-01) Input
Komponen
Arus 1
Output Arus 2
Arus 5
Arus 6
H2O
63,275
1.092,693 2.338,265
0,000
BuOH
0,000
5.635,715
766,544
6.138
AA
5.253,924
0,000
524,114
1.279
BA
0,000
0,000
840,927
7.568,341
Total
5.317,199 6.728,408 4.469,849 7.575,757 12.045,607
12.045,607
Tabel II.2 Neraca Massa disekitar Dekanter (DC-01) Input
Komponen
Output
Arus 5
Arus 7
Arus 8
H2O
2.338,265
0,00
2338,27
BuOH
766,544
657,69
108,85
AA
524,114
0,00
524,11
BA
840,927
840,93
0,00
4.469,849
1498,62
2971,23
Total
4.469,849
BAB II Deskripsi Proses
4.469,849
23 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
Tabel II.3 Neraca Massa disekitar Menara Distilasi (MD-01) Komponen
Input
Output
Arus 8
Arus 11
Arus 12
H2O
2338,265
2314,882
23,383
BuOH
108,849
1,088
107,761
AA
524,114
0,000
524,113
BA
0,000 2971,228 2971,228
Total
0,000 0,000 2315,971 655,256 2971,228
Tabel II.4 Neraca Massa Total Input
Output
Komponen Arus 1
Arus 2
Arus 6
Arus 7
Arus 11
Arus 12
H2O
63,275
1.092,693
-
-
2314,882
23,383
BuOH
-
5.635,715
6,138
657,69
1,088
107,761
AA
5.253,924
-
1,279
-
-
524,113
BA
-
-
7.568,341
840,93
-
-
5.317,199
6.728,408
7.575,757
1498,62
2315,971
655,256
Total 12.045,607
BAB II Deskripsi Proses
12.045,607
24 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.5.2 Neraca Panas Basis Perhitungan
: 1 jam
Satuan
: kJ/jam
Tabel II.4 Neraca Panas Heat Exchanger (HE-01) Komponen
Input, kJ/jam
Output, kJ/jam
Q arus 1 masuk HE
148.156,9595
-
Q arus 1 keluar HE
-
Q pemanas / steam
2.258.736,1214
2.406.893,0810 -
TOTAL
2.406.893,0810
2.406.893,0810
Tabel II.5 Neraca Panas Heat Exchanger (HE-02) Komponen
Input, kJ/jam
Output, kJ/jam
Q arus 2 masuk HE
83.920,7031
-
Q arus 2 keluar HE
-
809.121,5033
Q pemanas / steam
725.200,8002
-
TOTAL
809.121,5033
809.121,5033
Tabel II.6 Neraca Panas Reactive Distillation (RD-01) Arus
Input
Output
Q arus 1
2.406.893,0810
-
Q arus 2
809.121,5033
-
Q arus 5
-
1.290.311,938
Q arus 6
-
2.016.110,327
Q reaksi
131.935,9
-
-
10.308.166,775
Q reboiler
10.266.638,554
-
Total
13.614.589,040
13.614.589,040
Q condenser
BAB II Deskripsi Proses
25 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
Tabel II.7 Neraca Panas Heat Exchanger (HE-03) Komponen Q arus 6 masuk HE Q arus 6 keluar HE Q pendingin TOTAL
Input, kJ/jam
Output, kJ/jam -
1.195.876,306 -
233.124,3077
-
962.751,9987
1.195.876,306
1.195.876,306
Tabel II.8 Neraca Panas Cooler (HE-04) Komponen Q arus 5 masuk Cooler Q arus 5 keluar Cooler Q pendingin TOTAL
Input, kJ/jam
Output, kJ/jam -
1.236.470,5096 -
242.607,0849 993.863,4247
1.236.470,5096
1.236.470,5096
Tabel II.9 Neraca Panas Heater (HE-05) Komponen
Input, kJ/jam
Output, kJ/jam
Q arus 8 masuk HE
-
Q arus 8 keluar HE
195.275,5108 -
1.013.471,1595
Q pendingin
818.195,6487
-
1.013.471,1595
1.013.471,1595
TOTAL
Tabel II.10 Neraca Panas Menara Distilasi (MD-01) Arus
Input
Output -
Q arus 11
1.013.435,167 -
715.798,475
Q arus 12
-
407.957,625
Q condenser
-
Q arus 8
Q reboiler
10.705.892,491
10.595.571,559 -
Total
11.719.327,658
11.719.327,658
BAB II Deskripsi Proses
26 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
Tabel II.11 Neraca Panas Heat Exchanger (HE-06) Komponen
Input, kJ/jam
Output, kJ/jam
Q arus 12 masuk HE
360.454,6737 -
49.955,2537
-
310.499,4200
360.454,6737
360.454,6737
Q arus 12 keluar HE Q pendingin TOTAL
Tabel II.12 Neraca Panas Total Arus
Q input
Q output
Q Arus 1
148.156,9595
-
Q Arus 2
83.920,7031
-
Q HE-01
2.258.736,1214
-
Q HE-02
725.200,8002
-
Q Reaksi
131.935,9
-
10.266.638,554
-
Q Kondensor RD
-
10.308.166,775
Q Arus 6
-
233.124,3077
Q HE-03
-
962.751,9987
Q HE-04
-
993.863,4247
Q Arus 7
-
47.331,57
Q-HE-05
818.195,6487
-
10.705.892,491
-
Q Kondensor MD
-
10.595.571,559
Q Arus 11
-
715.798,475
Q Arus 12
-
49.955,2537
Q HE-06
-
310.499,4200
TOTAL
25.138.677,18
25.138.677,18
Q Reboiler RD
Q Reboiler MD
BAB II Deskripsi Proses
27 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.6.
Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses
II.6.1 Lay Out Pabrik Tata letak yang tepat sangat penting agar efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja dari para karyawan serta keselamatan proses tetap terjaga. Pada prarancangan pabrik ini, tata letak dari pabrik dapat dilihat pada Gambar II.1. Untuk pencapaian kondisi yang optimal, maka hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan tata letak pabrik ini adalah : a. Pabrik
n-Butil
Akrilat
ini
merupakan
pabrik
baru
(bukan
pengembangan) sehingga penentuan lay out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada. b. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa mendatang. c. Faktor keamanan sangat diperlukan untuk penanganan bahaya kebakaran dan ledakan, maka perencanaan lay out selalu diusahakan jauh dari sumber api, bahan panas, bahan yang mudah meledak dan jauh dari asap atau gas beracun. d. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor sehingga dapat menekan biaya bangunan dan gedung, dan juga iklim Indonesia memungkinkan konstruksi secara outdoor. e. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian pengaturan ruangan/lahan. Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu (Vilbrandt, 1959): a. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang dijual. b. Daerah proses Daerah proses merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses berlangsung.
BAB II Deskripsi Proses
28 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
c. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk Daerah penyimpanan bahan baku dan produk merupakan daerah tempat bahan baku dan produk. d. Daerah gudang, bengkel dan garasi Daerah gudang, bengkel dan garasi merupakan daerah yang digunakan sebagaipenampung bahan-bahan yang diperlukan oleh pabrik dan untuk keperluan perawatan peralatan proses. e. Daerah utilitas Daerah utilitas merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung proses berlangsung dipusatkan.
BAB II Deskripsi Proses
29 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun 150 mm Pintu Darurat Ruang Generator
Area Perluasan
Utilitas
UPL
Control Room
Laboratorium
Safety
200 mm
Bengkel
PROSES
Pemadam Kebakaran
Poliklinik
mushola
kantin
Parkir POS KEAMANAN
Garasi
POS KEAMANAN
Gudang
KANTOR
Parkir
Skala Keterangan :
Taman
:
Arah jalan
Gambar II.1 Lay out Pabrik
BAB II Deskripsi Proses
= 1 : 1000
30 Prarancangan Pabrik N-Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan N-Butanol Menggunakan Distilasi Reaktif Kapasitas 60.000 Ton/Tahun
II.6.2. Lay Out Peralatan Proses Lay out peralatan proses adalah tempat dimana alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Tata letak peralatan proses pada prarancangan pabrik ini dapat dilihat pada Gambar II.2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lay out peralatan proses pada pabrik n-Butil Akrilat, antara lain (Vilbrandt, 1959) : a. Aliran udara Aliran udara di dalam dan di sekitar peralatan proses perlu diperhatikan kelancarannya. Hal ini bertujuan menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang dapat mengancam keselamatan pekerja. b. Cahaya Penerangan sebuah pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan tambahan. c. Lalu lintas manusia Dalam perancangan lay out peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Hal ini bertujuan apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki. Keamanan pekerja selama menjalankan tugasnya juga diprioritaskan. d. Pertimbangan ekonomi Dalam penempatan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik. e. Jarak antar alat proses Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi sebaiknya dipisahkan dengan alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut maka kerusakan dapat diminimalkan.
BAB II Deskripsi Proses
Skala 1:200
UPL
ST-03 (A)
ST-03 (B)
ST-04 CD-01 AC-01
RD
CD-02 AC-02
DC
MD
RB-01
RB-02
ST-01 (a)
ST-01 A/B ST-02 A/B ST-03 A/B ST-04 RD
BAB II Deskripsi Proses
ST-01 (b)
ST-02 (a)
: Tangki bahan baku asam akrilat RB-01/02 : Reboiler : Tangki bahan baku n-butanol CD-01/02 : Kondenser : Tangki produk n-butil akrilat AC-01/02 : Akumulator : Tangki produk asam akrilat MD : Menara distilasi : Reaktif distilasi Gambar II.2 Tata Letak Peralatan Proses
ST-02 (b)
II.7.
Diagram Alir Proses
F5 Kg/jam H2O C4H10O C3H4O2 C7H12O2 Total
2338.265 766.544 524.114 840.927 4469.849
F1 (Umpan Asam Akrilat) Kg/jam H2O C3H4O2 Total
63.275 5253.924 5317.199
F11 Kg/jam F8 Kg/jam Dekanter
Reaktif Distilasi F2 (Umpan n-Butanol) Kg/jam H 2O C4H10O Total
H2O C4H10O C3H4O2 Total
H2O C4H10O Total
2338,27 108,85 524,11 2971,23 Menara Distilasi
1092.693 5635.715 6728.408
F7 Kg/jam C4H10O C7H12O2 Total
657,69 840,93 1498,62
F12 Kg/jam H2O C4H10O C3H4O2 Total
F6 (Produk Utama) Kg/jam H2O C4H10O C3H4O2 C7H12O2 Total
0.000 6.138 1.279 7568.341 7575.758
Gambar II.3
BAB II Deskripsi Proses
Diagram Alir Kuantitatif
23,383 107,761 524,113 655,256
2309,975 1,088 2315,971
F5 H 2O C4H10O C3H4O2 C7H12O2 P = 1 atm T = 102, oC F1 (Umpan Asam Akrilat) H2O C3H4O2 P = 1 atm T = 95 oC
F8 (Produk Utama)
F11 (Unit Pengolahan Limbah)
H 2O C4H10O C3H4O2
H 2O C4H10O
P = 1 atm T = 100 oC
Reaktif Distilasi
Dekanter
P = 1 atm T = 99 oC Menara Distilasi
F2 (Umpan n-Butanol) H2O C4H10O P = 1 atm T = 72 oC
F6 (Produk Utama) H 2O C4H10O C3H4O2 C7H12O2 P = 1 atm T = 40 oC
F7 (Produk Utama) C4H10O C7H12O2
H 2O C4H10O C3H4O2
P = 1 atm T =40 oC
P = 1 atm T = 40 oC
Gambar II.4 Diagram Alir Kualitatif
BAB II Deskripsi Proses
F12
BAB II Deskripsi Proses