BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data yang mendukung penelitian ini didapatkan dari hasil : •
Literatur
•
Wawancara : Melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten di bidang
: Melalui buku-buku yang terkait dengan bencana alam dan internet.
penanggulangan bencana alam. 2.2. Bencana Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan (WALHI,2008). Berdasarkan waktu terjadinya, bencana dikelompokkan menjadi dua : • Bencana yang terjadi secara tiba-tiba • Bencana yang terjadi secara perlahan, biasanya disertai munculnya tanda-tanda hingga bisa dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah korban. Sedangkan sumber ancaman yang akan menjadi bencana dalam beberapa jenis, yaitu : • Sumber Ancaman Klimatologis Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim, dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan, tinggi dan derasnya ombak di pantai, arah angin, serta
4
5 beberapa kejadian yang erat hubungannya dengan iklim dan cuaca, Contoh : banjir, kekeringan, taifun, petir, abrasi pantai, badai. • Sumber Ancaman Geologis Adalah sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi, baik berupa pergeseran lempeng bumi, bentuk dan rupa bumi, jenis dan materi penyusun bumi, adalah beberapa contoh kondisi dan dinamika bumi. Contoh : letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, tanah longsor. • Faktor Manusia Juga merupakan salah satu ancaman. Perilaku atau ulah manusia dalam pengelolaan lingkungan seringkali menjadi faktor datangnya bencana itu sendiri. Contoh : banjir, efek rumah kaca, konflik sosial. 2.3. Kerawanan Wilayah Beberapa alasan kerawanan wilayah Indonesia dari bencana alam adalah sebagai berikut: • Berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia (lempeng Eurasia, India Australia, dan Samudra Pasifik) • Berada pada pertemuan tiga sistem pegunungan (Alpine Sunda, Circum Pacific dan Circum Australia), dengan lebih dari 500 gunung api, 128 gunung di antaranya masih aktif • Merupakan negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya merupakan perairan
6 • Memiliki sekitar 500 sungai besar dan kecil, di mana 30% di antaranya melintasi wilayah padat penduduk • Tata ruang wilayah belum tertib • Banyak terjadinya penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam. 2.4. Peta Indeks Kerawanan Bencana di Indonesia
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, http://geospasial.bnpb.go.id/
7 2.5. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2007
2.6. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2008
8 2.7. Peta Penyebaran Kejadian Bencana 2009
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, http://geospasial.bnpb.go.id/ Kesimpulan : Peta diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia berada dalam tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Total kejadian bencana dalam kurun waktu 2002-2007 berjumlah 1.734 kejadian, dan periode 2009 berjumlah 441 kejadian. Peta diatas juga menunjukan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, seperti gempa bumi, banjir, tsunami, tanah longsor, kebakaran, dan gunung api. 2.8. Ragam bencana •
Gempa Bumi
9 Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/gempa_bumi) •
Tsunami Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah
berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi
bawah
laut,
longsor
bawah
laut.
Anonymous,
Wikipedia
(http://id.wikipedia.org/wiki/tsunami) •
Banjir Bencana ini muncul setiap tahun tatkala Musim Hujan tiba dengan curah hujan yang
tinggi. Bencana ini melanda dataran rendah di sekitar aliran sungai atau di dataran banjir atau di pemukiman yang buruk sistem drainasenya. Di daerah pesisir, genangan banjir ini dapat saling memperkuat dengan banjir karena pasang surut. Daerah yang terkena bencana banjir ini dapat meluas dan banjir dapat makin hebat seiring dengan kerusakan di daerah
aliran
sungai
atau
kerusakan
Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/banjir)
lingkungan.
10 •
Kebakaran Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat, situasi dan
waktu yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Jadi api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, furnace di industri dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran. •
Gunung Api Merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/gunung_api) •
Tanah Longsor Bencana tanah longsor atau gerakan tanah terjadi setiap tahun bertepatan dengan
Musim Hujan. Daerah-daerah yang terancam oleh bencana ini adalah daerah pegunungan atau perbukitan yang berlereng terjal. Bencana ini dapat makin hebat seiring dengan meningkatnya kerusakan lingkungan di sekitarnya. Anonymous, Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor) •
Perubahan iklim
11 Perubahan Iklim ialah perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan kelembaban sebagai akibat dari Pemanasan Global. Pemanasan Global ialah mningkatnya temperatur rata-rata bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca. Hubungan Perubahan Iklim, Efek Rumah Kaca, dan Pemanasan Global adalah Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya Pemanasan Global yang dapat menyebabkan Perubahan Iklim. Hubungan di antara ketiganya adalah hubungan sebab-akibat. Anonymous, WWF (wwf.or.id) 2.9. Definisi Kelompok Rentan Menurut Departeman Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan kelompok rentan adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu masyarakat yang berperadaban. Kelompok-kelompok rentan adalah: •
Anak-anak
•
Perempuan
•
IDPs (Internally Displace Persons) dan pengungsi
•
Kelompok Minoritas
Anak-anak masuk ke dalam kategori rentan karena: •
Fisik yang masih lemah
•
Psikis yang masih labil
12 •
Pengetahuan yang masih terbatas
•
Pengalaman hidup yang kurang
2.10.
Dampak Bencana Secara Umum Menurut Yayasan Pulih Indonesia, organisasi nirlaba yang berfokus pada
pendampingan psikososial dan psikologis akibat kekerasan dan bencana, dampak bencana alam antara lain : • Kesehatan Keluhan fisik, munculnya wabah penyakit, luka atau cacat yang dialami, menurunnya daya tahan tubuh, kekurangan makanan dan gizi, perubahan pola tidur. • Psikologi Penghayatan terhadap pengalaman selama terjadinya bencana, berkurangnya dukungan sosial, kepercayan diri berkurang, merasa tidak punya harapan. • Kehidupan sosial ( Mengungsi/menumpang hidup) masalah kejahatan/kriminalitas, ketegangan dan konflik dalam keluarga, perubahan peran dalam keluarga/lingkungan. • Ekonomi Kehilangan sumber mata pencaharian, kesulitan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, sarana transportasi terganggu. • Kehidupan keagamaan Tidak bisa menjalankan ritual keagamaan, sarana ibadah banyak yang rusak dan hilang. • Fasilitas umum Banyak fasilitas umum yang rusak atau hancur akibat bencana alam.
13 2.10.1. Dampak Bencana Bagi Anak Menurut Yayasan Pulih Indonesia, dampak bencana bagi anak : • Ketakutan dan kekhawatiran terpisah dari orang tua, takut akan terjadi bencana lagi • Pola tidur menjadi terganggu (mimpi buruk, mengigau tengah malam, mengompol, sulit untuk tidur) • Anak jadi sulit berkonsentrasi, terlihat melamun atau diam saja • Anak menjadi sangat peka, mudah sedih, mudah tersinggung, mudah marah/kesal. • Anak jadi waspada berlebihan terhadap situasi yang ada, mudah kaget ketika ada suara ramai (gaduh) atau ketika ada benda bergoyang • Tingkah lakunya berubah dari kebiasaan yang dilakukan. • Anak berperilaku kasar pada temannya atau orang lain (bicara kasar, memukul teman dll) • Anak mengeluh mengalami sakit tertentu seperti sakit perut, sakit kepala, demam yang setelah diperiksakan ke dokter tidak ditemukan penyebabnya • Menarik diri dari keluarga dan teman, terlihat sedih dan murung, aktivitas berkurang • Selalu teringat dengan kejadian bencana ( trauma )
2.11.
Pendidikan Kebencanaan Untuk Anak Menurut Dr. Heru Susetyo LLM ( Visiting Researcher Disaster Prevention
Research Inst Kyoto University & Chulalongkorn University ), pendidikan mitigasi bencana pada siswa yang baik dilakukan dengan tujuan: (1) memberi informasi pada siswa tentang pengetahuan yang benar mengenai bencana, (2) memberi pemahaman
14 tentang perlindungan secara sistematis, (3) membekali siswa melalui practical training bagaimana melindungi dirinya dan bagaimana mereka bisa merespon bencana tersebut secara tepat dan cepat. Informasi yang diberikan kepada siswa juga bisa dalam bentuk basic information (misalnya tentang mengapa gempa bumi terjadi), teknik dan perencanaan untuk mengurangi resiko bencana, pengetahuan tentang respon darurat, respon terhadap api, mengamankan diri mereka dari bahaya, evakuasi, dan pertolongan pertama. Yang akhirnya bertujuan agar anak-anak bisa lebih sigap dan dapat mengambil peranan penting dalam penyelamatan diri dan orang lain di sekitar mereka. 2.12. Target Target dari buku ini adalah anak-anak umur 9-11 tahun. Kelas A-B dipilih sebagai target. Dan berdomisili di kota besar seluruh wilayah karena hampir seluruh wilayah Indonesia rawan bencana. 2.12.1. Profil Target Geografis Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar. Demografis • Target Primer : Usia : 9-11 tahun Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan Profesi : Pelajar Sekolah Dasar
15 SES : A-B • Target Sekunder : Usia : 30 – 40 tahun Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan Profesi : Karyawan swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga SES : A-B Psikologi • Target Primer : Kepribadian : Aktif , ceria, tertarik pada sesuatu yang berwarna cerah, tertarik pada hubungan sebab-akibat, mulai mandiri, dapat berkonsentrasi kepada suatu hal. Prilaku : Senang bermain, mulai senang berkelompok dengan teman- teman sebaya, selalu ingin tahu kegiatan orang dewasa di sekitarnya. • Target Sekunder : Kepribadian : Menyayangi anak, peduli pada kebutuhan anak, sering dilanda rasa cemas yang berlebihan jika anak berada dalam kesulitan atau sakit. Perilaku : Sering mengajak anak-anak mereka berekreasi ke tempat hiburan atau mall, sering mengajak anak-anak bermain, sering mendampingi anak untuk belajar. 2.13.
Karateristik Produk
16 Buku panduan menghadapi bencana untuk anak-anak ini dibuat dengan data sebagai berikut : •
Ukuran: 21 x 21 cm
•
Tebal: 56 halaman
•
Isi: Materi tentang karateristik bencana juga bagaimana cara menghadapi bencana sebelum dan sesudah terjadinya.
Karakteristik produk bersifat informatif, edukatif, ceria, mudah dipahami, ringkas, dan menggunakan ilustrasi yang sesuai kebutuhan anak. 2.14. WALHI
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) adalah organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit didirikan tanggal 15 Oktober 1980. . Saat ini WALHI hadir di 26 propinsi dengan 436 organisasi anggota.WALHI melakukan kampanye internasional bersama berbagai jaringan intemasional lainnya yang memiliki keprihatinan yang sama terhaap
ketidakadilan lingkungan hidup. Salah satunya dengan menjadi
anggota Friends of the Earth International (FoEI) - federasi lingkungan hidup sedunia dengan 71 organisasi anggota di 70 negara, dan memiliki lebih dari dari satu juta anggota individu. 2.14.1. Visi WALHI
17 Visi WALHI adalah terwujudnya suatu tatanan sosial ekonomi, dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat. 2.14.2. Misi dan Nilai Dasar WALHI •
WALHI adalah jaringan pembela lingkungan hidup yang independen untuk mewujudkan tatanan masyarakat dan tatanan lingkungan hidup yang adil serta demokratis.
•
WALHI percaya hak lingkungan hidup yang sehat dan layak adalah hak
asasi
manusia. •
WALHI menjujung tinggi keadilan gender, hak-hak masyarakat marjinal dan hak-hak mahluk hidup.
•
WALHI percaya gerakan lingkungan hidup harus berkembang menjadi
gerakan
sosial yang mengutamakan solidaritas, aksi–aksi konfrontatif yang kreatif dan tanpa kekerasan. •
WALHI percaya organisasi yang demokratis, terbuka, bertangung jawab dan profesional akan mampu melindungi hak-hak masyarakat dan keberlanjutan lingkungan hidup.
18 2.14.3. Struktur Organisasi
2.14.4. Isu dan Penanganan Secara prinsip, WALHI akan melakukan respon setiap kejadian bencana, maupun potensi terjadinya bencana yang ada. Selain mandat organisasi yang diemban WALHI, yakni advokasi - WALHI pun mengemban mandat kemanusiaan; meringankan
19 penderitaan penduduk terkena bencana. Proporsi dan focus yang akan membedakan intervensi WALHI sesuai mandat organisasi WALHI. Selain mandat kemanusiaan, WALHI melihat ada keterkaitan yang tidak terelakan dari kejadian bencana adalah terganggunya atau rusaknya system ekologis. Dan kerusakan tersebut lebih banyak diintervensi oleh manusia. Kebijakan yang meningkatkan ancaman, pengabaian terhadap potensi atau risiko bencana atau lemahnya penegakan hukum merupakan bagian yang kerap sebagai pemicu dari kejadian bencana. Kerja-kerja WALHI dalam pengelolaan bencana dititik beratkan pada upaya preventif melalui pengurangan risiko dan dampak bencana (disaster risk reduction), yakni upaya-upaya mitigasi maupun kesiapsiagaan melalui kerja advokasi yang dilakukan secara terintegrasi. Oleh masyarakat merupakan titik tekan kerja-kerja reduksi risiko didorong dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sangat di sadari, pengelolaan bencana tidak lah berdiri sendiri. Pengelolaan bencana menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan yang lain. Kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa dan materi serta mempengaruhi system kehidupan manusia dan system pemerintahan merupakan dampak dari ketidak becusan dalam mengelola sumber-sumber kehidupan secara berkelanjutan. Ketidak becusan memandang sebuah risiko dalam pemanfaatan dan mengelola untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 2.14.5. Stakeholder Dalam melaksanakan kegiatan WALHI telah bekerjasama dengan badan dana seperti Dana Mitra Ligkungan (DML), The Asia Foundation, Canadian International Development Agency (CIDA), The United State Agency for International Development
20 (USAID), Frederich Naumann Stiftung (FNS) Frederich Ebert Stiftung (FES), The Ford Foundation, CUSO, dan lain-lain. 2.14.6. Tujuan 1. Mendorong Negara memenuhi dan menjalankan kewajibannya dalam menyelematkan dan melindungi rakyat Indonesia dari ancaman bencana serta memenuhi seluruh kebutuhan dasar warga terkena dampak bencana sesuai standard
penanganan
pengungsi. 2. Memastikan terjaminnya keberlanjutan kehidupan bermartabat penduduk terkena dampak bencana. 3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mereduksi risiko dan dampak ancaman bencana. 4. Memposisikan warga Negara sebagai aktor kunci dalam pengelolaan risiko bencana dan pengelolaan lingkungan hidup untuk kehidupan yang bermartabat. 2.14.7. Hasil 1. Mempertegas sikap dan peran WALHI dalam advokasi pengelolaan risiko bencana dan pengelolaan lingkungan berbasis keraky atan. 2. Tersistematisasi dan semakin efektifnya kerja-kerja advokasi WALHI dalam pengelolaan risiko bencana. 3.
Memperkuat gerakan rakyat atas pengelolaan sumber-sumber kehidupan dan pengelolaan risiko bencana.
21 2.14.8. Wawancara Ferdinand Rachim – Officer Desk Disaster National Executive WALHI, berkata bahwa alasan WALHI salah satunya mengambil fokus dalam pengelolaan resiko bencana alam adalah karena Posisi geografis kepulauan Indonesia yang unik, selain memiliki kekayaan alam yang banyak, negeri ini juga memiliki potensi lain berupa daerah rawan bencana. Negeri ini menjadi jalur jajaran gunung api yang aktif ( ring of fire ), dan diapit oleh 3 lempeng bumi yang aktif, yaitu Australia, Eurasia, dan Pasifik. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki 83% daerah yang rawan akan bencana, kecuali Kalimantan, tetapi Kalimantan sendiri tak terlepas dari ancaman bencana ekologis, yaitu banjir bandang. Salah urus sumber-sumber kehidupan dan perubahan iklim juga ancaman lain yang sifatnya alamiah, hal ini juga membuat Indonesia makin rentan. WALHI mencatat ada 364 kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2006, yang bisa dirata-rata, setiap hari wilayah Indonesia dihantam bencana. Dan yang membuat prihatin adalah dari 220 juta jiwa penduduk, 98 % warga Indonesia berada dalam kondisi yang rentan menghadapi ancaman bencana. Mungkin karena masyarakat tidak tahu atau tidak merasa bahwa wilayah mereka juga bisa terancam kapan saja. Contohnya di Jakarta, masyarakat kebanyakan merasa bahwa wilayah mereka tidak rawan. Besarnya ancaman yang mencapai 83% dari seluruh wilayah dan 98% kerentanan pada total penduduknya, menjadikan WALHI memprioritaskan pengurangan resiko dalam pengelolaan bencana. Dan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat. Sejauh ini yang sudah dilakukan oleh WALHI adalah mencetak publikasi periodik dan penerbitan buku bertema (1). Seri panduan dan supplement pendidikan dasar, (2). Panduan dan pengelolaan bencana (3). Pengelolaan resiko bencana berbasis masyarakat
22 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. memproduksi poster, vider, slide dan foto, memfasilitasi kegiatan LSM untuk meningkatkan kemampuan mereka, dan memberikan informasi kepada masyarakat luas bekerjasama dengan media cetak dan media elektronik. Pada tahun 2007, WALHI menerbitkan buku pendidikan pengelolaan bencana untuk anak-anak Sekolah Dasar, buku ini adalah salah satu upaya WALHI untuk menguatkan masyarakat, khususnya anak-anak. Anak-anak adalah kategori kelompok yang rentan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam bagaimana menghadapi bencana. Pada saat terjadi bencana, mereka biasanya panik dan hanya menunggu instruksi dari orang dewasa saja. Sebagai negara yang rawan bencana dan dengan tingkat kerentanan yang tinggi, sudah saatnya bagi kita untuk mulai menanamkan rasa kesiapsiagaan pada anak-anak dalam menjalani kehidupan. WALHI juga berharap bahwa buku ini akan dijadikan modul bagi mata pelajaran di Sekolah Dasar. Namun tanggapan masyarakat terhadap buku tersebut kurang baik, karena banyak yang beranggapan buku ini masih belum bisa dibaca oleh anak-anak tanpa didampingi dewasa, karena menurut mereka buku ini masih terlalu rumit dan seram, dampaknya adalah anakanak enggan mempelajarinya. Memang ini buku pertama untuk anak-anak yang dikeluarkan WALHI, karena biasanya WALHI tidak mengkhususkan diri pada anakanak. Ferdinand lalu melanjutkan bahwa cara ini belum optimal, karena hal ini memerlukan dukungan yang besar dari berbagai pihak, khususnya negara, karena tingkat kerentanan dan ketidaksiapsiagaan itu tidak terlepas dari peran negara yang tidak maksimal melindungi masyarakat dari resiko bencana. Tetapi, sebagai organisasi publik, inilah usaha WALHI dalam menempatkan perlindungan dan keselamatan sebagai hak
23 azasi rakyat. Sejauh ini daerah yang yang menjadikan buku ini sebagai modul bagi mata pelajaran di sekolah mereka adalah daerah Ciamis - Bandung dan daerah Bojong - Bogor. Namun kabarnya anak-anak pun merasa terbebani dengan mata pelajaran tersebut. Disamping buku nya yang masih dianggap rumit, cara penyampaian guru nya juga kurang menarik bagi mereka. Pada akhirnya Ferdinand berkata, bahwa WALHI terus berharap agar anak-anak dapat lebih siap dengan apa yang harus dilakukan, kemana harus menyelamatkan diri, bertahan hidup atau mendapatkan bantuan. 2.14.9. Analisa Produk
Sebagai buku yang memiliki target konsumen anak-anak, buku Bersahabat dengan Ancaman dari WALHI ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1.
Ilustrasi adalah elemen yang penting untuk menarik minat anak, ilustrasi di cover ini kurang dibuat dengan baik, ilustrasi di dalam buku juga kurang informatif.
2.
Dari segi warna, buku ini tidak memakai warna-warna yang disukai anak-anak, warna-warna yang banyak digunakan adalah warna-warna yang gelap, sehingga menimbulkan kesan seram.
24 3.
Rata-rata teks memenuhi keseluruhan tampilan halaman, hal ini akan membuat anakanak merasa bahwa buku ini rumit.
4.
Font pada judul kurang diolah, padahal font pada judul juga berperan penting dalam menarik minat anak.
2.15. Palang Merah Indonesia
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah Perhimpunan Nasional Palang Merah di Indonesia. Didirikan pada tanggal 17 September 1945. PMI diakui sebagai satu-satunya Perhimpunan Nasional Palang Merah oleh Pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden RIS No.25 tahun 1950. Melalui keputusan Presiden No.246 tahun 1963, pemerintah memperkuat ketentuan peran dan kegiatan PMI. Secara Internasional, keberadaan PMI telah diakui oleh Komite Internasional Palang Merah pada tanggal 15 Juni 1950 dan diterima sebagai anggota ke-68 Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tanggal 16 Oktober 1950. Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi
25 Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. 2.15.1. Visi PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian. 2.15.2. Misi • Menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam masyarakat Indonesia. • Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat, pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat dan Usaha Kesehatan Transfusi Darah. • Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan, kesehatan dan kesejahteraan. 2.15.3.
Isu dan Penanganan
2.15.3.1. Penanganan Bencana a. Pra-Bencana Kegiatan yang dilakukan oleh PMI pada masa pra-bencana antara lain : • Kesiapsiagaan • Sistem peringatan dini dan informasi manajemen bencana • Mitigasi
26 b. Saat bencana Kegiatan yang dilakukan pada saat bencana adalah merupakan kegiatan respon tanggap darurat berupa : • Evakuasi korban • Pertolongan pertama • Penampungan darurat • Pendirian dapur umum • Penyediaan air bersih dan sanitasi • Relief c. Pasca Bencana Pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana meliputi : • Rehabilitasi • Rekonstruksi 2.15.4. Pelayanan sosial dan Kesehatan Masyarakat Tujuan program Pelayanan sosial dan Kesehatan masyarakat adalah : • Menyediakan respon cepat dan tepat saat bencana • Berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyakit menular, misalnya HIV /AIDS, flu burung, malaria, TBC, maupun demam berdarah. • Meningkatkan kapasitas masyarakat rentan melalui pendekatan CBFA (Community Based First Aid) dan memperhatikan faktor pencegahan melalui perbaikan hygiene, sanitasi, dan gizi. • Menyediakan pelayanan sosial bagi kelompok rentan tertentu, misalnya bagi jalanan dan usia lansia.
anak
27 • Meningkatkan kapasitas staff dan membina jaringan secara utuh dan kuat antar PMI daerah dan PMI cabang
2.15.5. Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) dan Relawan Pembinaan PMR dan Relawan dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya PMI. Sasaran pembinaan untuk PMR meliputi anggota remaja pada tingkat Mula, Madya, dan Wira. Sedangkan untuk relawan meliputi anggota biasa yang berada dalam wadah Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR).
2.15.6. Pelayanan Tranfusi Darah Cakupan tugas Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) antara lain : •
Pengerahan dan pelestarian donor darah
•
Pengambilan darah donor
•
Pengolahan dan pengamanan darah
•
Penyimpanan dan pendistribusian darah
2.15.7. Stakeholder PMI telah menjalin kerja sama dengan pemerintah serta berbagai perusahaan, NGO, media, maupun badan dunia, antara lain Departemen Kesehatan, SCTV, RCTI, Philip Morris, IBM, TNI, Pertamina, BP Migas, Microsoft, USAID, UNDP, UNHCR, WFP, UNAIDS, WHO dan Global Fund. Kerja sama ini dilakukan untuk bidang bantuan darurat, penguatan kapasitas, kegiatan rutin PMI maupun promosi.
28 2.15.8. Wawancara Rina Utami, S.pd – Kepala Divisi Palang Merah Remaja – Palang Merah Indonesia, berkata bahwa salah satu upaya yang telah PMI lakukan untuk mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko dalam pendidikan sekolah adalah melalui mobilisasi jaringan Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan yang tersebar di 33 provinsi. Sejak tahun 2007, PMI juga mengeluarkan buku seri panduan bencana untuk anak-anak dan remaja yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu PMR Mula (SD) , PMR Madya (SMP) , dan PMR Wira (SMA). Inti dari buku ini sebetulnya sama, hanya bahasa yang digunakan pada penyampaiannya berbeda. Sampai sekarang buku ini juga masih direvisi jika ada PMI cabang yang beranggapan materi-materi nya tidak sesuai dengan kompetensi PMR, biasanya mereka mengeluarkan kuisioner untuk memperbaiki materi dari buku tersebut. Target dari buku ini adalah anggota Palang Merah Remaja ( PMR ), karena buku ini memang merupakan panduan bagi mereka untuk melakukan penyuluhan kepada orang lain. biasanya mereka meneruskan melakukan penyuluhan tersebut kepada anak-anak dan teman sebaya mereka nantinya. Jadi buku ini memang hanya terbatas pada ekstrakulikuler PMR saja. Namun tidak menutup kemungkinan juga jika masyarakat umum membaca buku tersebut. Pendekatan yang dilakukan PMI pada anak-anak adalah melalui pendekatan yang menarik minat mereka, seperti melalui sandiwara, mengajak mereka bermain, contohnya melalui permainan ular tangga, juga bernyanyi. Tetapi mereka menyelipkan materimateri tentang panduan menghadapi bencana alam disitu. Pendekatan lain adalah pelatihan rutin PMR dan melakukan kampanye di event-event yang berkaitan dengan
29 kebencanaan. Intinya, hal yang amat dihindari adalah kesan menggurui anak-anak. Rina berpendapat bahwa pendekatan paling efektif adalah pendekatan melalui permainan ular tangga. Karena media ini menarik dan tidak membosankan bagi anak-anak. Anak-anak pun bisa memainkan permainan ini kapan saja, dampaknya pun baik, dengan semakin sering memainkannya, anak-anak akan lebih mudah mengingat materi yang diberikan. Materi-materi tersebut juga tidak hanya tentang bencana, PMI juga tetap berusaha menanamkan nilai-nilai dasar nya pada anak-anak. Jadi selain materi kebencanaan tersebut, PMI juga menyelipkan materi tentang pertolongan pertama, kepedulian sesama, kepemimpinan, dan kepalangmerahan. Pada akhirnya Rina berkata bahwa semoga berbagai usaha PMI dalam penyuluhan kebencanaan ini menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam membangun kesadaran akan bencana dan dalam mengemban tugas-tugas kemanusiaan. 2.15.9. Analisa Produk
Buku Ayo Siaga Bencana! Ini adalah buku yang diterbitkan oleh PMI, sebagai buku yang targetnya adalah seluruh anak-anak buku ini memiliki kekurangan, yaitu :
30 1.
Promosi kurang, buku ini tidak tersedia di toko-toko buku pada umumnya.
2.
Dari segi warna, warna-warna yang digunakan pada buku ini cenderung gelap. Hingga kurang menarik minat anak.
3.
Sebagian besar ilustrasi di buku ini kurang informatif.
4.
Banyaknya teks yang hampir memenuhi halaman membuat anak-anak akan berpikir bahwa buku ini rumit.
2.16. Gramedia Pustaka Utama
Gramedia adalah penerbit majalah, tabloid, buku dan komik terkemuka di Indonesia, dengan rentang usia pembaca terlengkap. Produk Gramedia mencakup bacaan untuk batita (bawah tiga tahun), anak usia TK-SD, remaja pria dan wanita, dewasa, sampai bacaan khusus untuk pehobi. Bagian Bisnis terdiri dari Sirkulasi, Iklan dan Promosi. Redaksi terbagi dalam lima bagian, yaitu Media Wanita, Media Anak, Media Otomotif, Media Pria, serta Media Pengetahuan, Teknologi dan Umum. Sedangkan Bagian Supporting terdiri dari Anggaran, Pracetak, SDM, Umum, dan Teknologi Informasi. Dipelopori oleh terbitnya Majalah Intisari tahun 1963, kini Gramedia telah menerbitkan lebih dari 1.100 judul tabloid, majalah, komik, serta buku.
31 2.16.1. Visi Menjadi perusahaan penyaji informasi dan layanan edutainment yang terbesar, pilihan utama masyarakat indonesia, dan memuaskan serta membanggakan bagi para stakeholders. 2.16.2. Misi Menyediakan informasi dan layanan edutainment yang beretika, dan ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa indonesia melalui pembentukan manusia yang kreatif, mandiri, dan berwawasan. 2.17. Seri Bencana Alam di Indonesia
32
Buku ini adalah buku terbitan Erlangga For Kids yang membahas mengenai bencana, buku ini memiliki 4 seri, kelemahan dari buku ini adalah : 1.
Dari segi cover, buku ini menyajikan visual yang menyeramkan dari dampakdampak bencana, hal inilah yang membuat anak enggan membaca nya.
2.
Dari segi judul, jenis font yang dipilih kurang memiliki bentuk yang baik bagi anak, malah semakin menambah kesan seram.
3.
Dari segi isi, anak-anak akan dihadapkan pada foto-foto tentang dampak bencana alam yang menyeramkan secara terus menerus, hal ini akan semakin membuat anak enggan untuk menghadapi bencana.
4.
Materi yang dibahas terlalu panjang dan ilustrasi yang tidak informatif pun mempersulit penyempaian materi.
33 2.18. Seri Mengenal Bencana Alam
ini adalah salah satu seri terbitan dari Penerbit Kanisius, seri lain dari buku ini adalah seri banjir, gempa bumi, dan gunung meletus. Buku ini pun memiliki kelemahan, yaitu : 1.
Sebagai buku yang targetnya anak-anak, ilustrasi cover buku ini kurang baik, karena menggambarkan keresahan dan ketakutan masyarakat saat terjadi tsunami.
2.
Dari segi warna, warna-warna yang digunakan adalah warna-warna yang gelap.
2.19.
Analisa SWOT
2.19.1 Strength • Materi yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Baik dari segi visual maupun segi verbal. • Buku ini memiliki manfaat yang besar bagi anak-anak, karena memberikan pengetahuan tentang bencana dan bagaimana cara menyikapinya secara mendetail. • Buku ini bersifat jangka panjang dan berlaku di semua wilayah. • Buku ini dilengkapi dengan item-item keselamatan yang akan membantu anak dalam menumbuhkan rasa kesiapsiagaan pada diri mereka.
34 • Seluruh bahasan tentang bencana dibahas secara singkat dan berada dalam satu buku.
2.19.2. Weakness • Paradigma di masyarakat yang beranggapan bahwa bencana sebagai hal yang seharusnya memang terjadi. Bukan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikurangi resikonya, jadi, hal ini juga mempengaruhi pola pikir anak-anak yang menjadi berpikir untuk pasrah pada keadaan. • Masyarakat beranggapan bahwa wilayah mereka tidak rawan bencana.
2.19.3. Opportunities • Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana. Jadi, buku seperti ini amat dibutuhkan. • Belum ada buku di pasaran yang menawarkan mempelajari bencana dengan cara yang tidak menyeramkan. • Anak-anak masih memiliki peluang untuk diberikan berbagai macam materi lewat suatu media menarik minat mereka.
2.19.4. Threat • Banyaknya media lain yang lebih menarik perhatian anak, seperti game dan televisi. • Kurangnya dukungan dari pihak orangtua yang beranggapan bahwa materi ini kurang penting.