BAB I PENGANTAR
1.1
Latar Belakang
Penggabungan badan usaha adalah suatu upaya untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk memperluas usaha. Penggabungan usaha melalui akuisisi, mengakibatkan terjadinya selisih lebih antara biaya perolehan terhadap nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi (identifiable assets and liabilities) diakui sebagai goodwill. Menurut Yunus dan Harnanto (1981: 224), goodwill merupakan cerminan atas lebih tingginya kekuatan potensi laba perusahaan yang diakuisisi dari pada nilai laba wajarnya. Nilai goodwill dalam konteks ini sama dengan goodwill secara akuntansi, adalah nilai sisa (biaya historis dalam istilah akuntansi) setelah semua asset lainnya telah diperhitungkan (SPI 2007; PPPI 4; 5.7.7). Proses terwujudnya goodwill dengan adanya prospek perusahaan yang diakuisisi dan semakin besar keinginan perusahaan pengakuisisi untuk membeli perusahaan yang diakuisisi, sehingga akan semakin besar selisih nilai pembelian dengan nilai wajarnya. Seringkali goodwill yang ditimbulkan dari akuisisi bernilai sangat besar. Pentingnya meneliti nilai goodwill dalam penilaian saham adalah: (1) untuk mengetahui nilai wajar; (2) memenuhi keandalan laporan keuangan dalam hal penyajian yang jujur; (3) mengandung informasi keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan ; (4) dalam prakteknya, goodwill merupakan cerminan 1 pembayaran premium untuk mendapatkan perusahaan yang diakuisisi. 1
2
Mengukur nilai goodwill, dalam suatu kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi harus menggunakan nilai wajar saat tanggal akuisisi atas kepentingannya pada pihak yang diakuisisi atas pembelian dengan diskon. Pihak pengakuisisi mengukur nilai wajar saat tanggal akuisisi atas kepentingannya pada pihak yang diakuisisi dengan menggunakan satu atau lebih teknik penilaian yang sesuai dengan kondisi dan untuk melakukannya terdapat data yang memadai. Jika lebih dari satu teknik penilaian digunakan, maka pihak pengakuisisi mengevaluasi hasil dari teknik tersebut, dengan mempertimbangkan relevansi dan keandalan input yang digunakan dan sampai sejauh mana ketersediaan data (PSAK No. 22 (revisi 2010)). Akuisisi merupakan salah satu keputusan strategis dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan dan strategi penciptaan nilai bagi perusahaan. Kinerja keuangan yang semakin baik akan menjadikan perusahaan mempunyai daya saing yang tinggi. Laba merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan untuk menciptakan nilai perusahaan. Kondisi finansial perusahaan setelah melakukan akuisisi menjadi lebih baik, maka keputusan akuisisi adalah tepat. Namun jika sebaliknya terjadi, maka keputusan melakukan akuisisi kurang tepat. Salah satu metoda untuk mengetahui keberhasilan akuisisi yaitu dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan pada saat sebelum dan setelah akuisisi. PT. Mayora Indah (Persero) Tbk. (MYOR) adalah perusahaan yang menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan MYOR menjalankan bidang usaha industri makanan,
3
kembang gula dan biskuit. MYOR terdiri dari beberapa anak perusahaan yang berlokasi berbeda dan produk yang berbeda, yaitu: Tabel 1.1 Anak Perusahaan PT. Mayora Indah (Persero) Tbk. No 1
Nama Perusahaan PT. Sinar Pangan Barat (SPB)
Lokasi Medan
2
PT. Sinar Pangan Timur (SPT)
Surabaya
3
PT. Torabika Eka Semesta
Tangerang
4 5
PT. Kakao Mas Gemilang Mayora Nederland BV
Tangerang Belanda
Produk Industri Makanan Olahan Industri Makanan Olahan Industri Pengelolahan Kopi Bubuk dan Isntant Industri Olahan Kakao Jasa Keuangan
Sumber : Laporan Tahunan MYOR Tahun 2011
MYOR dalam pernyataan Laporan Konsolidasi Keuangan dari tahun buku 2006 sampai tahun buku 2011 selalu mempunyai laba (rugi) Bersih yang mengalami kenaikkan, untuk itu akan mempengaruhi laba bersih per lembar saham. Cerminan dari hal tersebut, MYOR memilki kinerja/kesehatan perusahaan yang baik. Investor sangat berminat untuk membeli saham atas laba yang akan didapatkannya. Investor biasanya akan melihat nilai wajar saham yang ditawarkan. Nilai pasar wajar adalah perkiraan jumlah uang tunai atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan antara yang berminat membeli (willing buyer) dengan yang berminat menjual (willing seller) yang keduanya memiliki kapasitas untuk melakukan suatu transaksi, bertindak tanpa ada keterpaksaan dan masing-masing memiliki fakta dan informasi yang relevan (SPI 12.3.1.37.1). Dalam membuat kesimpulan atas suatu nilai, penilai usaha wajib menaksir kehandalan hasil penilaian yang didapatkan dari penggunaan beberapa pendekatan
4
dan metoda penilaian yang berbeda dengan menggunakan data atau informasi yang diperoleh selama penilaian, menghubungkan dan merekonsiliasi hasil penilaian yang didapatkan dari penggunaan beberapa pendekatan dan metoda penilaian yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Nilai Goodwill Untuk Penilaian Saham (Kasus PT. Mayora Indah (Persero) Tbk. Per Tanggal 31 Desember 2011”. 1.1.1 Perumusan masalah Seperti penjelasan sebelumnya yaitu MYOR dalam pernyataan Laporan Konsolidasi Keuangan dari tahun buku 2006 sampai tahun buku 2011 selalu mempunyai laba (rugi) bersih yang mengalami kenaikkan, untuk itu akan mempengaruhi laba bersih per lembar saham. Cerminan dari hal tersebut, MYOR memilki kinerja/kesehatan perusahaan yang baik. Investor sangat berminat untuk membeli saham atas laba yang akan didapatkannya terlihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2 Kinerja Perusahaan MYOR dalam Menjual Harga Saham Tahun 2006-2011
Harga per Saham
2006 Rp91,85
2007 Rp127,87
2008 Rp325,38
Tahun 2009 Rp517,77
2010 Rp651,80
2011 Rp630,73
Sumber : MYOR, Laporan Tahunan 2006-2011, (diolah) Investor biasanya akan melihat nilai wajar saham yang ditawarkan pada saat melakukan akusisi, seperti yang sudah terjadi selisih lebih nilai wajar saham perusahaan (nilai buku) pada perusahaan MYOR dari tahun 2006 sampai dengan tahun buku 2011. Berdasarkan penjelasan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menghitung nilai goodwill terhadap nilai
5
wajar harga saham MYOR pada saat akan di akusisi per tanggal 31 Desember 2011 serta memproyeksikannya sampai dengan tahun 2014.
1.2
Keaslian Penelitian
Analisa goodwill untuk Penilaian saham Akuisisi pada studi kasus MYOR menurut pengetahuan kami belum pernah dilakukan penelitiannya. Penelitian ini merupakan yang pertama sehingga keasliannnya diharapkan tidak diragukan. Beberapa Penelitian mengenai Penilaian Saham dengan meniliti nilai goodwill antara lain dilakukan oleh. 1. Puspita (2007) penelitian dilakukan untuk menganalisis hubungan teori akuntansi positif terhadap masa manfaat goodwill. Dengan menggunakan tiga hipotesis teori akuntansi positif yaitu bonus plan, debt covenant dan political cost dapat mempengaruhi penetapan masa manfaat goodwill. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan acuan manajer dalam menentukan tujuan perusahaan dan penetapan kebijakan akuntansi. Penelitian ini dilakukan terhadap 136 sampel perusahaan dari berbagai jenis industri di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002-2006. Teknik pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling untuk sampel bersyarat yang ditentukan dengan kriteria tertentu. Salah satu kriterianya adalah perusahaan memiliki catatan atas laporan akuntansi atas masa manfaat goodwill pada tahun 2002-2006. Pengolahan data penelitian menggunakan Software SPSS versi 16.0 dengan nilai signifikan yang ditetapkan α sebesar 5 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan dan positif antara bonus plan dan masa manfaat goodwill. Hasil yang sama juga ditunjukkan
6
oleh variabel LnTA yang memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap masa manfaat goodwill. Hasil pengujian ini menunjukkan nilai dari variabel debt covenant tidak signifikan terhadap masa manfaat goodwill. Peneliti berharap memperoleh hasil yang lebih baik pada penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya perlu mengubah proxy yang akan digunakan dalam model penelitian. Penggunaan proxy lain diharapkan memiliki pengaruh yang lebih signifikan dan hasil yang lebih baik. 2. Anindhita (2005) penelitian akan menguji kandungan informasi yang dimiliki laba setelah amortisasi goodwill sebelum pos luar biasa, selanjutnya disebut sebagai EBX (Earnings before Extraordinary Items) relatif terhadap laba sebelum amortisasi goodwill dan pos luar biasa, selanjutnya disebut sebagai EBAX (Earnings before Goodwill Amortization and Extraordinary Items) dan arus kas operasi, selanjutnya disebut sebagai CFO (Cash Flow from Operations). Penelitian ini menggunakan dua metoda uji yang berbeda. Pengujian pertama melakukan uji korelasi sedangkan pengujian yang kedua adalah dengan pengujian atas nilai R2 dari model regresi. Masing-masing R2 yang dihasilkan akan diperbandingkan satu sama lain untuk mendapatkan tingkat kandungan informasi yang terdapat dalam setiap ukuran kinerja. Setiap ukuran kinerja dipengaruhi oleh korelasi keempat variabel independen lainnya (amortisasi goodwill, nilai goodwill, tingkat pengungkapan nilai goodwill, dan tingkat pertumbuhan) dengan pengembalian saham. Hasil penelitian berdasarkan uji regresi membuktikan bahwa kandungan informasi yang terdapat dalam laba setelah amortisasi sebelum pos luar biasa (EBX) tidak jauh berbeda dengan kandungan informasi yang terdapat dalam laba sebelum
7
amortisasi dan pos luar biasa (EBAX). Sementara itu, kandungan informasi kedua jenis laba tersebut masih lebih tinggi daripada kandungan informasi yang terdapat dalam arus kas operasional. Kesimpulan ini didapat berdasarkan perbandingan R2 dari hasil regresi model penelitian, di mana model penelitian yang menggunakan EBX menghasilkan R2 paling tinggi, diikuti oleh EBAX, dan terakhir adalah CFO. Artinya, hasil uji regresi menerima hipotesa yang telah dirumuskan sekaligus sejalan dengan hasil penelitian Moehrle dan Wallace (1999). Hasil penelitian Moehrle dan Wallace tersebut yang menggunakan sampel perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat juga berlaku bagi kondisi di Indonesia. Dengan tidak jauh berbedanya kandungan informasi antara EBX dan EBAX berarti beban amortisasi goodwill tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengembalian saham. Dengan kata lain, tingkat pengembalian saham tidak akan jauh berbeda ketika laba memasukkan unsur amortisasi goodwill maupun tidak memasukkannya. Kesimpulan ini mendukung metoda perlakuan goodwill yang tidak diamortisasi. 3. Tri (2008) penelitian ini menguji tentang pengaruh amortisasi goodwill terhadap kegunaan informasi laba, yaitu dengan membandingkan kegunaan earnings per share (EPS) dengan amortisasi goodwill dan EPS tanpa amortisasi goodwill. Selanjutnya, penelitian ini juga menguji apakah amortisasi goodwill mengandung relevansi nilai inkremental. Sampel penelitian yang digunakan adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI yang melaporkan goodwill dalam laporan keuangan tahunannya untuk tahun 1999-2006. Hasil proses pemilihan sampel menghasilkan 125 sampel observasi yang bisa digunakan dalam analisis data. Analisis data dilakukan
8
dengan membandingkan laba per saham sebelum amortisasi goodwill (EPSBGWi) dan sesudah amortisasi goodwill (EPSAGWi), untuk menilai apakah salah satu dari ukuran EPS ini memiliki kegunaan yang lebih sebagai indikator penilaian saham, yang dibuat dalam persamaan regresi sederhana. Serta dilakukan uji statistik dengan membandingkan R² dari dua jenis EPS tersebut dari tiap-tiap tahun amatan dan seluruh tahun amatan dengan pairedsamples t test. Untuk menunjukkan apakah amortisasi goodwill mengandung relevansi nilai informasi inkremental jika dikeluarkan tersendiri dari EPS, dibandingkan R² dari gabungan EPSBGW dan GWA dengan EPSBGW yang tersendiri. Secara keseluruhan, penelitian ini mengarah pada simpulan bahwa kemampuan laba sebelum amortisasi goodwill dalam menjelaskan distribusi harga saham observasian lebih berguna daripada laba dengan amortisasi goodwill. Pengujian selanjutnya tidak menemukan bukti bahwa amortisasi goodwill mengandung relevansi nilai inkremental. Artinya keberadaan amortisasi goodwill dalam hubungan antara laba akuntansi dan nilai saham tidak memberi ”kontribusi unik” pada kegunaan informasi laba.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah Menganalisis Nilai Goodwill untuk meneliti Nilai Wajar Saham MYOR per tanggal 31 Desember 2011. 1.3.2 Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
9
1.
Bagi praktisi, profesional dan investor, untuk memberikan tambahan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan MYOR sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaannya.
2.
Bagi pemerintah dapat berguna sebagai informasi kinerja MYOR sebagai perusahaan industri makanan secara nasional
3.
Bagi akademisi sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang penilaian bisnis, terutama menentukan analisis nilai goodwill dalam meneliti nilai wajar harga saham MYOR.
1.4
Metoda Penelitian
Metoda Penelitian merupakan bagian terpenting dalam penelitian dimana cara/tehnik yang telah diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan kemudahan dalam pemahaman dan interpretasi data. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda dengan pendekatan pendapatan dan pendekatan aktiva. Metoda pendekatan pendapatan yaitu suatu cara umum menetapkan indikasi nilai dari suatu business, hak kepemilikan atas bisnis atau sekuritas dengan cara menghitung Nilai Kini (Present Value) dari keuntungan yang diantisipasi (SPI-2007 PPPI-6 Penilaian Bisnis, butir 5.14.2). Terdapat 2 (dua) metoda umum dalam pendekatan pendapatan: metoda analisis diskonto arus kas (discounted cashflow method) atau metoda dividen (dividen method) dan metoda kapitalisasi pendapatan (capitalized income method). Metoda pendekatan pendapatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah metoda kapitalisasi pendapatan (capitalized income method).
10
Metoda pendekatan biaya yang digunakan untuk penelitian ini adalah suatu cara umum menetapkan indikasi nilai dari suatu bisnis atau sekuitas yang berdasarkan langsung pada penilaian kembali aktiva dan kewajiban dari suatu badan usaha (SPI-2007 PPPI-6 Penilaian Bisnis, butir 5.14.3). Terdapat 2 (dua) metoda dalam pendekatan aktiva: Metoda akumulasi aset (asset accumulation method) dan Metoda kapitalisasi kelebihan pendapatan (capitalized excess earnings method). Metoda Pendekatan pendapatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah metoda kapitalisasi kelebihan pendapatan (capitalized income method). Data yang diperoleh dari penelitian ini bersumber dari data sekunder (catatan perkuliahan MEP UGM, buku , surat kabar, majalah atau data yang sudah pernah berkaitan dengan objek penelitian, laporan keuangan perusahaan MYOR yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Internet). Data yang digunakan dalam penelitian bersumber dari Laporan Konsolidasi MYOR terutama pada data Laporan Rugi Laba dan Laporan Neraca Perusahaan serta annual report dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011.
1.5
Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini terdiri atas 4 bab dengan sistematika: Bab I Pengantar yang mencakup uraian tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam Bab II, dibahas tentang Tinjauan Pustaka, bab ini berisikan uraian mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian, landasan teori dan cara penelitian yang digunakan untuk
11
menjawab tujuan penelitian serta alat analisis yang digunakan. Bab III berisi uraian tentang analisis data yang digunakan untuk melakukan penelitian, jalannya penelitian, pembahasan data berupa analisis data dari penelitian yang dilakukan. BAB IV merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan serta saran atas hasil penelitian. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan berupa kendala dan kesulitan dalam penelitian serta saran yang disampaikan sebagai sumbangan pemikiran.