BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalani dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Ruky, 1999: 22). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) dan issuer (pihak yang memerlukan dana). Dengan adanya pasar modal maka pihak investor dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan sedangkan pihak issuer dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasinya. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena memiliki kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana. Dalam
melakukan
keputusan
investasi,
investor
mempertimbangkan
informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan. Informasi yang diperlukan investor di pasar modal didapatkan melalui informasi perusahaan yang bersifat fundamental, yang diperoleh dari internal perusahaan seperti laporan keuangan. Tujuan investor adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal sesuai dengan harapan. Memaksimalkan keuntungan dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat menunjukkan kinerja perusahaan dapat dilihat dari return saham yang dihasilkan berupa dividen dan capital gain (Tandelilin, 2001: 54).
1
2
Capital gain diperoleh ketika harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham tersebut. Dividen adalah bagian keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada investor berdasarkan laba operasi ataupun menurut kebijakan perusahaan tersebut. Kebijakan dividen tersebut akan menetapkan berapa besar bagian laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu yang akan ditahan kembali (retained earning). Keadaan keuangan perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangannya yang menjadi penting untuk diketahui oleh pihak investor maupun bagi pihak manajemen. Bagi investor dengan mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dapat memprediksikan peningkatan harga pasar saham, sedangkan bagi manajemen informasi ini juga sangat berguna untuk menilai peluang usaha yang dijalankan, menjadi dasar pertimbangan usaha yang dijalankan, serta menjadi dasar pertimbangan untuk menyusun kebijaksanaan di masa yang akan datang. Informasi kondisi perusahaan yang ingin diketahui dan dinilai oleh pihak investor adalah terutama mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pertumbuhan laba yang cukup stabil, sehingga memberikan keuntungan kepada para investor. Salah satu kinerja keuangan yang banyak dianalisis oleh investor adalah tingkat profitabilitas perusahaan, karena hal ini berkaitan erat dengan tingkat keuntungan yang diharapkan investor dalam kepemilikan sahamnya diperusahaan tersebut. Dengan laba bersih yang meningkat, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya akan jauh lebih besar. Hal tersebut berdampak pula pada kemampuan perusahaan yang tinggi untuk
3
memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya atas modal yang telah ditanamkannya (modal sendiri). Dengan semakin meningkatnya dividen yang diberikan kepada pemegang saham, maka saham perusahaan yang bersangkutan akan diburu oleh para investor, sehingga mengakibatkan harga saham akan naik. Dengan permintaan yang semakin tinggi namun yang tersedia di pasar terbatas maka harga saham akan naik dengan sendirinya. Tetapi pada kenyataannya harga saham tidak selalu meningkat. Bahkan harga saham sering berfluktuasi dari waktu ke waktu. Di pasar saham, fluktuasi harga saham yang terjadi sangat berperan bagi seorang investor untuk menentukan pilihan investasi yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Karena penanam modal dalam bentuk saham merupakan suatu jenis investasi yang mengandung risiko relatif tinggi, maka diperlukan analisis yang akurat untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi harga saham yang dibeli. Harga
pasar
saham
adalah
faktor
yang
membuat
para
investor
menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal. Pada prinsipnya, investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih tinggi (capital gain). Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat kembalian yang diperoleh investor yang tercemin dari harga saham perusahaan tersebut. Earning per share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. EPS juga merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap
4
lembar saham. EPS mempunyai pengaruh kuat terhadap harga saham dan ketika EPS meningkat maka harga saham juga ikut meningkat demikian pula sebaiknya. EPS meningkat menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan. Peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan mendorong harga saham naik. Book Value per share merupakan rasio yang menunjukkan jumlah stockholder equity (modal sendiri) yang berkaitan dengan setiap lembar saham yang beredar. Book value per share juga merupakan perbandingan antara nilai buku modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi nilainya, maka tuntutan terhadap besaran harga pasar saham tersebut juga semakin tinggi. Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham Perseroan Terbatas (PT) yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen juga merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham, pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi. Pada dasarnya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sederhana, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menetapkan faktor-faktor tersebut ke dalam suatu sistem penilaian untuk menentukan saham mana yang akan dijadikan pilihan investasi. Berkaitan dengan hal ini, salah satu cara/teknik yang dapat dipergunakan adalah melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan yang dikenal dengan istilah analisis fundamental.
5
Dalam analisis fundamental, investor dapat melakukan analisis berdasarkan kemampuan perusahaan. Alat analisis ini terutama menyangkut faktor-faktor yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan, seperti kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan, prospek bisnis perusahaan di masa mendatang dan sebagainya. Sektor-sektor dalam pasar modal salah satunya sektor Agriculture (pertanian) yang merupakan sektor penting dalam struktur perekonomian di Indonesia.
Sumber: Indonesia Stock Exchange Gambar 1.1 Grafik Jakarta Composite Index and Sectoral Indices Movement, 2011 – 2012 Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu sub sektor tanaman, perkebunan, peternakan, perikanan dan pertanian lainnya. Sektor pertanian menjadi sektor penting bagi perekonomian di Indonesia karena menjadi tumpuan hidup (pekerjaan primer) mayoritas penduduk Indonesia, sumber pangan publik
6
dan sektor yang berperan penting dalam mempengaruhi stabilitas perekonomian nasional. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat mendorong iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi di sektor ini. Peningkatan investasi di sektor pertanian (agriculture) tidak memberikan efek negatif di masa yang akan datang. Berbagai faktor ekonomi makro diduga mempengaruhi investasi pada sektor industri pertanian. Kinerja indeks sektor agribisnis satu-satunya sektor yang tercatat terkoreksi dari 10 sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ekspektasi pelaku pasar terhadap kinerja kuartal IV 2012 emiten agribisnis tidak terlalu baik. Buruknya kinerja indeks sektor agribisnis terkait dengan pelemahan kontribusi sektor pertanian terhadap Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sepanjang kuartal IV 2012, sektor pertanian menjadi penyebab kontraksi pertumbuhan PDB Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), selama kuartal IV 2012 sektor pertanian mengalami penurunan kontribusi terhadap PDB sebesar 23,06 persen. Tahun 2011, peran sektor pertanian mencapai 14,44 persen dari total PDB Indonesia, turun dibanding tahun sebelumnya 14,7 persen, ditambah lagi kondisi saat ini indeks sektoral agri diperdagangkan dengan rasio price to earnings (PE) 18,77 kali, relatif mahal terhadap PE IHSG sebesar 18,18 kali.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian yang diteliti dibatasi pada pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan indikator EPS (earning per share), BVES (book value equity per share), dan
7
dividen terhadap harga pasar saham. Periode penelitian mencakup tahun 20082012. Objek penelitian adalah emiten yang listing di PT. Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam sektor Agriculture, Forestry and Fishing.
1.3 Keaslian Penelitian Berbagai penelitian yang relevan telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya seperti pada berikut ini. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Peneliti
Metoda
Variabel
Regresi Linear (Data Panel)
ROA, ROE, dan ROI
Hubungan positif antara rasio ROA, ROE dan ROI bersama dengan harga pasar saham.
Rizki (2011)
Regresi Linear Berganda
DER, ROE, ROI, BVPS, PER
Secara simultan variabel der, ROA, ROE, BVPS, dan PER berpengaruh signifikan dengan harga saham.
Christianddinata, Bondan (2012)
Regresi Linear Berganda
EVA, ROA, ROE dan EPS
Secara bersama-sama EVA, ROA, ROE dan EPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Hani (2012)
Regresi Linear Berganda
PER, PBV, EPS, DER, dan ROE
Rahmawati (2012)
Regresi Linear (Data Panel)
CR, ROA, ROE, EPS dan DTE, MVA dan EVA
PER dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Secara bersama-sama semua variabel (CR, ROA, ROE, EPS dan DTE, MVA dan EVA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Kabajeh et.al. (2012)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Hasil Penelitian
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah perusahaan yang diteliti, tempat penelitian dan periode pengamatan di mana penelitian ini meniliti perusahaan properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008-2012.
Selain itu variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah EPS, BVPS dan dividen terhadap harga saham sektor agriculture, forestry dan fishing. 1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh EPS (Earning Per Share), BVES (Book Value Equity Per Share) dan kebijkan dividen terhadap Harga Pasar Saham pada sektor industri Agriculture, Forestry and Fishing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.
Untuk menguji pengaruh EPS (Earning Per Share) terhadap harga pasar saham pada sektor industri agriculture, forestry and fishing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
2.
Untuk menguji pengaruh BVES (Book Value Equity Per Share) terhadap Harga Pasar Saham pada sektor industri Agriculture, Forestry and Fishing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
3.
Untuk menguji pengaruh kebijaksanaan dividen terhadap Harga Pasar Saham pada sektor industri Agriculture, Forestry and Fishing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
4.
Untuk menguji pengaruh EPS (Earning Per Share), BVES (Book Value Equity Per Share), dan kebijaksanaan dividen secara simultan terhadap harga
9
pasar saham pada sektor industri agriculture, forestry and fishing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengalaman serta manfaat baik secara teoritis maupun praktis, sangat diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1.
Diharapkan dari hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu keuangan khususnya dalam bidang investasi di pasar modal sebagai upaya peningkatan nilai perusahaan pada umumnya. Konsep-konsep tersebut selanjutnya diharapkan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya khususnya pada bidang keuangan.
2.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai kerangka acuan bagi para investor, yang akan membeli saham suatu perusahaan dalam melakukan analisis risk dan return saham berdasarkan audit report perusahaan yang sahamnya akan dibeli.
3.
Diharapkan hasil penelitian ini merupakan bahan acuan bagi pelaku pasar modal (investor), untuk mengetahui jenis saham yang memberikan Harga Pasar Saham yang baik.
1.6
Sistematika Penelitian
Penelitian ini diuraikan dalam 4 bab dengan sistematika: Bab 1 Pengantar, akan menyampaikan uraian tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam Bab 2, pada bab ini memaparkan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan
10
judul penelitian, landasan teori, terminologi serta rencana penelitian yang digunakan guna menjawab tujuan penelitian serta alat analisis yang digunakan. Bab 3 berisi uraian tentang alat analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian, jalannya penelitian, pembahasan data berupa analisis data dari penelitian yang dilakukan. Bab 4 merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan serta saran atas hasil penelitian. Bab ini akan menyimpulkan hasil analisis yang didapatkan dari penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan berupa kendala dan kesulitan dalam penelitian serta saran yang disampaikan sebagai sumbangan pemikiran.