BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar keuangan ini meliputi kegiatan: pasar uang, pasar modal, pasar komoditi, pasar derivatif, dan pasar valuta asing. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan (Nasarudin dan Surya, 2004:13). Jadi pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain, dan sebagai sarana berinvestasi bagi pemilik dana. Alasan pembentukan pasar modal adalah karena lembaga ini mampu menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi
ekonominya,
pasar
modal
menyediakan
fasilitas
untuk
memindahkan dana dari lender (pemilik dana) ke borrower (penerima dana).
Lenders
menginvestasikan
kelebihan
dana
yang
dimiliki,
mengharapkan akan mendapat imbalan dari penyertaan dana tersebut.
Sedangkan dari sisi kepentingan borrowers, dengan tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan perusahaan tersebut melakukan pengembangan kegiatan bisnis tanpa harus menunggu dana dari hasil bisnis perusahaan (Nasarudin dan Surya, 2004:14). Peran yang dimiliki pasar modal sangat strategis, yaitu merupakan salah satu sumber pendanaan atau pembiayaan bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. Selain itu pasar modal juga memberikan wahana investasi bagi para investor untuk melakukan investasi (Darmadji dan Fakhruddi, 2006:3). Investasi merupakan
suatu kegiatan
yang menempatkan dana
pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pengembalian dan atau peningkatan nilai investasi. Pasar modal merupakan salah satu alternatif dalam berinvestasi, namun banyak hal yang harus diketahui pemodal untuk melakukan investasi. Melakukan investasi dalam perusahaan publik memiliki risiko lebih besar jika dibandingkan dengan berinvestasi dalam deposito. Investasi yang dilakukan investor selalu berdasarkan pertimbangan yang rasional, pertimbangan tersebut biasanya berasal dari berbagai jenis informasi. Informasi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan maupun gambaran mengenai kodisi suatu perusahaan di masa lalu, saat ini, maupun prediksi keadaan di masa depan.
Dalam melakukan suatu investasi, investor akan dihadapkan pada ketidakpastiaan atau risiko. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dalam melakukan suatu investasi. Dalam suatu investasi pada aset finansial, risiko dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko sistematis. Sedangkan risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut sebagai risiko total (Husnan, 2009:161). Pada November 2012, jumlah investor yang ada di Indonesia baru mencapai 0,2% dari jumlah penduduk atau sekitar 363.094 investor. Masih rendahnya partisipasi penduduk Indonesia dalam berinvestasi di pasar modal terlihat dari porsi kepemilikan investor asing di bursa Indonesia yang masih dominan, yaitu sebesar 59,4%, dan investor domestik sebesar 40,6% (Dana Aditiasari, 2012). Dengan kenyataan ini diasumsikan pasar modal Indonesia sebagian besar dikuasai oleh asing. Menurut Emery, Finnery, dan Stowe (2004: 307) Maka penelitian ini akan membahas mengenai risiko sistematis, karena risiko sistematis tidak dapat diversifikasi. Risiko sistematis disebut juga seb agai risiko pasar (market risk). Disebut risiko pasar karena fluktuasi ini disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi makro yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi di suatu negara dengan derajat yang berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut misalnya, kondisi
perekonomian, kebijaksanaan pajak dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini menyebabkan ada kecenderungan semua saham bergerak bersama dan karenanya risiko ini selalu ada dalam setiap saham (Husnan, 2009:162). Dalam mengetahui sumbangan suatu beta saham terhadap suatu portofolio yang telah diversifikasi dengan baik, harus mengukur risiko pasar yang ada pada suatu saham. Mengukur risiko pasar yang ada pada suatu saham berguna untuk mengukur kepekaan saham tersebut terhadap perubahan pasar. Kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahanperubahan pasar biasa disebut sebagai beta investasi. Pada umumnya beta diperoleh dengan menggunakan market model. Beta merupakan koefisien regresi a ntara dua variabel yaitu excess return of market portfolio dengan excess return of a stock (Husnan, 2009:166). Penelitian yang berhubungan dengan beta saham telah dilakukan oleh banyak peneliti. Studi mengenai pengaruh leverage operasi, financial leverage terhadap risiko sistematik yang dilakukan oleh Hadianto dan Tjan (2009) yang menghasilkan bahwa semua faktor tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Sedangkan Lisa Kartikasari (2007) meneliti pengaruh operating leverage, financial leverage, firm size dan profitability terhadap beta saham yang menghasilkan bahwa size dan operating leverage mempunyai pengaruh negatif tehadap beta saham, sedangkan faktor lainnya berpengaruh secara positif. Berbeda dengan penelitian Javid et al. (2013) menunjukkan bahwa Size berpengaruh signifikan terhadap beta.
Salama dan Nguyen (2005) meneliti The Association Between Accounting and Market-Based Risk Measures dengan variabel Operating Leverage dan Financial Leverage yang menghasilkan bahwa Financial Leverage berpengaruh positif terhadap resiko sistematis. Kheder Alaghi (2013) juga meneliti variabel Financial leverage yang memperoleh hasil yang sama. Setyowati dan Andayani (2010) meneliti pengaruh variabel internal dan eksernal perusahaan terhadap resiko sistematis yang menghasilkan bahwa variabel Return on investment baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh signifikan terhadap resiko sistematis. Pentingnya beta saham bagi investor karena sifat ini melekat pada setiap investasi terutama investasi dalam saham. Penelitian ini akan dilakukan dengan judul “Pengaruh Size Perusahaan, Financial Leverage, dan Return On Asset Terhadap Beta pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 Tahun 2010-2012”. Dengan melihat keadaan perekonomian Indonesia yang telah banyak berubah serta perkembangan saham yang terjadi di Indonesia maka dalam penelitian ini akan menggunakan data-data terbaru tahun 2010-2012.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan: 1. Apakah Size Perusahaan berpengaruh terhadap beta saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? 2. Apakah Financial Leverage berpengaruh positif terhadap beta saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? 3. Apakah Return on Asset berpengaruh positif terhadap beta saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : 1. Untuk Menganalisis pengaruh Size Perusahaan dengan beta saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. 2. Untuk Menganalisis pengaruh positif antara Financial Leverage dengan beta saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. 3. Untuk Menganalisis pengaruh positif antara Return On asset dengan beta saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45.
Manfaat dari hasil penelitian adalah 1. Teoritis -
Bagi Penulis untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas dalam dunia pasar modal serta mendapatkan kesempatan menghadapi masalah-masalah berupa isu terkait dalam dunia pasar modal.
-
Bagi akademisi penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam memahami dunia pasar modal, khususnya mengenai beta saham.
2. Praktisi -
Bagi pihak yang ingin melakukan kajian lebih dalam diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan acuan untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.
-
Bagi para investor saham dan calon investor saham dapat dijadikan sebagai masukan dalam memperhatikan faktor-faktor fundamental terhadap beta saham agar dapat menentukan investasi yang akan dilakukan