1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Umum
Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian dan pertumbuhan penduduk akan berpengaruh pada masalah transportasi. Daerah Mojokerto Jombang merupakan kawasan berkembang dan salah satu akses menuju kota adalah jalan tol Mojokerto Kertosono. Untuk itu, pemilik proyek PT. Marga Harjaya Infrastruktur melalui kontraktor PT. Hutama Karya membangun sebuah jalan tol yang dimulai dari daerah Mojokerto dan berakhir di Kertosono.
1.2.
Latar Belakang
Dengan bertambah pesatnya jumlah kendaraan yang melewati jalan tol maka fasilitas jalan ini harus diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tol. Jawa Timur saat ini tengah melaksanakan pekerjaan besar, pembangunan Jalan Tol Mojokerto – Kertosono. Keberadaan Jalan tol ini akan memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Jalan Tol ini akan menjadi pembangkit perubahan bagi daerah di sekitarnya. Untuk itu, pemilik proyek PT. Marga Harjaya Infrastruktur melalui kontraktor PT. Hutama Karya membangun jalan tol sepanjang puluhan Km. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, dibutuhkan penggunaan sumber daya meliputi material, penggunaan tenaga kerja, penggunaan peralatan, biaya maupun sistem metodologi pelaksanaan. Jalan ini direncanakan menggunakan perkerasan kaku, dikarenakan untuk menghindari kerusakan yang disebabkan air hujan. Selain itu menurut penelitian, perkerasan kaku
2
mempunyai keawetan yang lebih lama dari pada perkerasan lentur, Dengan dasar ilmu manajemen maka studi ini disusun untuk memperoleh manajeman pelaksanaan yang tepat, agar pelaksanaan proyek dapat diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya tanpa menimbulkan pembengkakan biaya, tanpa mengabaikan kualitas dan kuantitas pekerjaan itu sendiri.
1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah proyek akhir adalah sebgai berikut : a. Bagaimana menentukan metode pelaksanaan yang tepat untuk jalan tol Mojokerto – Kertosono. b. Bagaimana penyusunan jadwal waktu pelaksanaan untuk setiap item pekerjaan dengan penggunaan sumber daya yang tersedia. c. Bagaimana perhitungan biaya yang harus
dikeluarkan untuk setiap pekerjaan dengan penggunaan dana yang ada.
1.4.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan manajemen pelaksanaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi lapangan. b. Mendapatkan penyusunan jadwal waktu yang tepat untuk setiap item pekerjaan dengan penggunaan sumber daya yang tersedia. c. Mendapatkan biaya yang minimal untuk setiap item pekerjaan dengan penggunaan dana yang ada.
1.5.
Batasan Masalah
Adapun batasan permasalahan pada proyek akhir ini meliputi : a. Perhitungan biaya hanya meliputi STA. 15 + 350 sampai dengan STA. 20 + 350
3
b. Tidak membahas permasalahan desain maupun struktur jalan dan saluran drainase. c. Tidak membahas permasalahan lalu lintas di sekitar lokasi proyek serta pembebasan lahan. d. Tidak memperhitungkan struktur jembatan, biaya serta metode pelaksanaan.
2.1
Manajemen berasal dari kata dasar to manage yang memiliki dua akar kata, yaitu : Manus yang artinya tangan dan Agere yang artinya melaksanakan (melakukan). Dengan demikian manajemen berarti kegiatan mengatur / memimpin berbagai ragam kegiatan orang/ kelompok dalam rangka mencapai tujuan bersama yang ditetapkan.
1.6. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan Proyek Akhir ini adalah membuat perencanaan manajemen pelaksanaan dengan menggunakan sumber daya optimal untuk mendapatkan waktu yang optimal dan biaya yang ekonomis tanpa merubah kualitas dan kuantitas dari hasil pekerjaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Dasar Manajemen Proyek
2.2.
Estimasi Proyek
Biaya
Estimasi biaya proyek secara umum dibedakan menjadi 4 jenis sebagai berikut :
4
a. Estimasi Kasar oleh Pemilik ( Owner ) Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk memutuskan apakah proyek yang akan dilaksanakan layak dibangun atau tidak. Dalam hal ini pemilik proyek biasanya menggunakan jasa tenaga ahli untuk melakukan studi kelayakan dari idea dasar yang muncul.
b.
Estimasi pendahuluan oleh Konsultan Perencana ( Designer ) : Estimasi pendahuluan ini dilaksanakan setelah design perencanaan selesai dibuat oleh konsultan perencana, dimana estimasi yang dibuat lebih teliti dibandingkan estimasi terdahulu
yang dibuat oleh pemilik proyek, sebab perhitungannya sudah berdasarkan gambar-gambar rencana dan rencana kerja dan syaratsyarat ( RKS ) yang lengkap.
c. Estimasi Detail oleh Kontraktor ( Pelaksana ) Estimasi detail dibuat oleh kontraktor dengan mengacu design konsultan perencana yangt berupa dokumen lelang, dimana estimasi yang dibuat lebih terperinci dan teliti karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti : Memperhati kan kondisi medan, Mempertim bangkan metode pelaksanakan,
5
Memperhitu ngkan stock material, Memperhati kan kemampuan peralatan kerja, Dan hal-hal lainnya yang berpengaruh terhadap estimasi biaya. Estimasi detail ini dijabarkan dalam bentuk harga penawaran yang diajukan oleh kontraktor pada waktu pelelangan dan akan menjadi “fixed price” ( harga pasti )bagi pemilik proyek setelah kontraktor ditunjuk sebgai pemenang pelelangan dan Surat Perjanjian Kerja ( SPK ) sudah ditanda tangani.
Estimasi d. sesungguhnya proyek selesai :
setelah
Estimasi biaya fixed price merupakan biaya yang harus dikeluarkan / disiapkan oleh pemilik, kecuali dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi pekerjaan tambah / kurang, maka nilai estimasi biaya biaya menjadi berubah sesuai pekerjaan tambah / kurang yang terjadi.
2.3.
Struktur Pekerjaan Jalan a.
Membaca Gambar Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, kontraktor harus mempelajari gambar-gambar kontrak yaitu, gambar rencana dan gambar tipikal.
6
b. -
-
-
Survey dan Pengukuran Kontraktor mengukur lebar jalan daerah milik jalan untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan. Pada daerahdaerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur,
-
c.
satu penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju kelapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi dan truk-truk angkutan harus dilengkapi dengan terpal. Persiapan lokasi (pembersihan dan pembongkaran)
7
Setelah pekerjaan survey dan pengukuran selesai sesuai rencana, maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pembersihan dan pembongkaran. Melakukan pembersihan segala macam tumbuhtumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah dan bahan-bahan lain yang mengganggu termasuk pencabutan akar-akar, sisasisa konstruksi dan sisa-sisa material. d.
Penyiapan Tanah Dasar
Pemadatan tanah dasar dilakukan sebagai berikut : - Lapisanlapisan yang lebih dari 30cm dibawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99. - Lapisanlapisan yang berada pada 30cm atau kurang adalah permukaan tanah dasar harus dipadatkan
8
hingga 100% kepadatan kering maksimum. - Macam alat pemadat untuk pekerjaan tanah dasar adalah vibrator roller ( penggilas dengan getaran ).
3.
4.
5.
2.5. Penggunaan Peralatan 1. Exavator Alat ini digunakan untuk pemuatan sirtu dari dumptruck menuju tempat yang telah disediakan 2. Dump Truck Alat transportasi tanah, batu,
6.
kerikil, pasir dan sebagainya. Concrete Mixer dengan kapasita s 500 L Mobile crane yang difungsikan untuk pekerjaan gorong – gorong dan box culvert Alat Bulldozer digunakan untuk pembersihan lahan sebelum dilakukan timbunan tanah oleh sirtu Motor Grader ( motor penggiling ) Komatsu GD 500 R2. 130 HP
9
yaitu berfungsi untuk Meratakan jalan, menggali sisi parit, merapikan pinggir jalan, membersihk an rumputrumput liar, dan sebagainya. 7. Vibrator Roller Komatsu JV 32 W yaitu untuk pemadatan material
2.8.
Analisa Waktu ( Penjadwalan Proyek ) Penjadwalan proyek Suatu merupakan langkah menterjemahkan sutau perencanaan kedalam suatu diagram – diagram yang sesuai dengan waktu. Penjadwalan
ini sangat menentukan aktivitas – aktivitas pelekasanaan proyek untuk di mulai, di tunda, dan di selesaikan dengan waktu menurut kebutuhan yang di perlukan. Dalam menyelesaikan suatu proyek konstruksi di usahakan mendapatkan waktu penyelesaian yang paling pendek dan biaya pelaksanaan proyek yang seminimum mungkin. Sehingga dalam usaha memperpendek waktu pentelesaian harus benar – benar menilai dan melihat aktivitas – aktivitas pengerjaan proyek yang telah disusun dan di urutkan secara continue. Aktivitas proyek biasanya di susun dalam suatu diagram network ( Network
10
Planning ). Di dalam diagram network ini terdapat beberapa lintasan dan diantaranya berupa lintasan kritis. Yang perlu di perhatikan di sini bahwa dalam usaha untuk mempercepat pelaksanaan suatu proyek, yang di perpendek adalh waktu yang ada di lintasan kritis pada network planning tersebut.Dan yang perlu diperhatikan lagi bahwa biaya pelaksanaan suatu proyek akan didapatkan penambahan biaya pada biaya langsung. Sedangkan biaya tidak langsung akan mengalami pengurangan sejalan dengan pemendekan waktu pelaksanaan.
2.9. Program Bantu Microsoft Project Microsoft Project (atau MSP atau WinProj) adalah manajemen proyek software program yang dikembangkan dan dijual oleh Microsoft yang dirancang untuk membantu manajer proyek dalam rencana pengembangan, menetapkan sumber daya untuk tugastugas, pelacakan kemajuan, anggaran mengelola, dan menganalisis beban kerja. Aplikasi membuat jadwal jalur kritis, dan rantai kritis dan acara rantai metodologi pihak ketiga pengaya juga tersedia. Jadwal dapat menjadi sumber daya diratakan, dan rantai yang divisualisasikan
11
dalam bagan Gantt.
2.11. Perhitungan Produksi Alat Keberhasila n dari suatu operasi peralatan dalam menangani suatu pekerjaan tidak saja di tentukan oleh ketepatan dalam mengatur garis besar tahap pekerjaan dan tata letak operasi, tetapi juga ketepatan pemilihan type dan ukuran peralatan. Ketepatan dalam memilih alat juga dapat mempengaruhi ke efisienan kerja, waktu, dan juga biaya. Sebagai dasar pedoman untuk menghitung produksi suatu pekerjaan adalah sebagai berikut antara lain : 1. Menentukan beberapa faktor yang
berpengaruh beradasarkan tipe dan ukuran peralatan yang telah di pilih antara lain : • Kapasitas standart produksi peralatan • Biaya operasi dan perawatan peralatan • Kecepatan dalam berbagai operasi peralatan • Biaya mobilisasi dan demobilisasi 2. Menetukan pengaruh sifat fisik material 3. Menetukan pengaruh pada realisasi pelaksanaan pekerjaan dengan bantuan peralatan Faktor yang harus di perhatikan dalam menghitung
12
produksi peralatan per satuan waktu yaitu: 1. Kapasitas Produksi Q = q x N x Ek Di mana : Q =Produksi per satuan waktu q =Kapasitas produksi peralata persatuan waktu N = T ( jumlah trip per satuan waktu ) Ws T = Satuan waktu ( jam, menit, detik ) Ws = Waktu siklus Ek = Efisiensi kerja 2. Volume pekerjaan 3. Waktu siklus Efisiensi kerja di sebut juga faktor koreksi sehingga faktor produktifitasnya
melihat kondisi di lapangan. Efisiensi kerja tergantung pada kondisi pengoperasian dan pemeliharaan alat.
2.12. Harga Satuan Pokok Produksi dengan Peralatan a.
Biaya Produksi Dalam hal ini biaya proyek (project cost) dibagi menjadi 2 macam yaitu : 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya Langsung yaitu semua biaya yang dinyatakan keterlibatan secara langsung didalam aktivitas-aktinitas proyek. Contoh : - Bahan / material - Upah buruh / humans power - Biaya peralatan / equipment
13
2. Biaya Tidak Langsung Biaya tak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitasaktivitas proyek, tetapi harus ada dan tidak dapat terlepas dari proyek tersebut. Contoh : Overhead Biaya tak terduga / contingecies Keuntungan b.
Cara Pembayaran ► Pembayaran pada awal kegiatan (start) ► Pembayaran per waktu tertentu (per hari atau per minggu) atau prorate ► Pembayaran saat selesainya
►
kegiatan (end) Pembayaran per periode tertentu atau termyn sesuai dengan hasil yang didapat
BAB III METODOLOGI
3.1. Tujuan Metodologi Untuk mempermudah pelaksanaan mengerjakan proyek akhir, guna memperoleh pemecahan masalah sesuai dengan maksud dan tujuan.
3.2. Metodologi yang Digunakan 1. Menyiapkan Administrasi Surat pengantar untuk pengambilan data dari Kepala Prodi, mencari
14
informasi dan meminta data pada perusahaan kontraktor terkait. Mencari, mengumpulkan, dan mempelajari bentuk kegiatan yang mendukung Proyek Akhir. 2. Mengumpulkan Data Sekunder Sebelum dapat ditentukan variabel yang akan digunakan dalam pemodelan Proyek Akhir ini, maka diperlukan datadata sekunder, Yaitu : • Data geometrik proyek • Data waktu dan biaya pelaksanaan • Data jenis kegiatan • Data volume kegiatan • Data penggunaan sumber daya, berupa human (
tenaga kerja, tenaga ahli ) dan non human ( material, peralatan )
3.3.
Kajian Data
Mempelajari keadaan lokasi proyek, data geometrik proyek waktu, dan biaya pelaksanaan, jenis dan volume kegiatan, material dan peralatan yang digunakan, penggunaan sumber daya manusia.
3.4.
Merencanakan Metode Pelaksanaan dan Time Schedule Proyek
Merencanakan metode pelaksanaan sehinggan didapatkan hasil waktu pengerjaan proyek yang cepat dan tepak waktu. Time schedule proyek dibuat agar dapat diteliti mana yang dapat dikerjakan secara paralel ataupun seri sehingga dapat menghemat waktu
15
pelaksanaan, juga dibuat perkiraan berapa lama pelaksanaan masing-masing aktivitas yang bersangkutan, hal ini dapat dikerjakan dengan menggunakan program bantu MS. Project.
3.5. Analisa dan Evaluasi Biaya Untuk melakukan estimasi atau perkiraan biaya, diperlukan dua parameter, yaitu kuantitas dan harga satuan. Bila kuantitas dikalikan dengan harga satuan yang bersangkutan, akan diperoleh jumlah perkiraan biaya. Angka yang menunjukkan kuantitas umumnya diperoleh dari metode pelaksanaan. Sedangkan untuk mendapatkan harga satuan bisa ditempuh dengan cara melihat masukan dari proyek-proyek terdahulu atau dengan menyusun sendiri sistem standart data lalu menggunakan indeks harga atau katalog yang
diterbitkan oleh pihak atau instansi yang berwenang.
3.6. Hasil dan Kesimpulan Setelah merencanakan metode pelaksanaan yang cepat dengan penyusunan ulang jadwal waktu yang tepat untuk setiap item pekerjaan dan penggunaan sumber daya yang tersedia serta mendapatkan biaya yang minimal untuk setiap item pekerjaan dengan penggunaan dana yang ada maka akan diperoleh suatu hasil perencanaan manajemen pelaksanaan. Dari hasil tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan.
16 START
Identifikasi Masalah Gambar 3.1. Bagan Metodologi Studi Literatur
Pengumpulan Data : a) Gambar Desain b) Harga Upah dan Bahan
A
B Spesifikasi
Gambar Teknis
Volume
Produktifitas Jenis Pekerjaan
Volume
Project Produktifitas Kerja
Material
Equipment Metode Merencanakan
Baha
Man Power
Peker
Alat
Project Cost (minimize cost) HSP
FINISH
BAB IV
B RAB
A
17
METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan Pekerjaan Rigid Pavement Proyek jalan tol Mojokerto Kertosono, pada pekerjaan Rigid Pavement mempunyai metode secara umum sebagai berikut:
4.1. UMUM 4.1.1.
-
-
Mobilisasi Mobilisasi terdiri atas item-item pekerjaan : Direksi Kit a. Penyediaan Work Keet b. Penyediaan Direksi Keet Perlengkapan Work Keet dan Direksi Keet : a. Meja b. Kursi c. d. e. Papan Tulis f. Meja Rapat
-
-
g. Almari Arsip h. AC i. Laptop j. Komputer k. Printer Perlengkapan untuk kantor pada proyek Kendaraan operasional ( sewa ) Biaya Komunikasi Jalan Kerja Pembuatan jalan penghubung
4.2. PEMBUATAN SALURAN DRAINASE 4.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan Galian Saluran Tepi Menggali tanah dengan dimensi yang direncanakan 4.2.2.
Pekerjaan Box Culvert dan Gorong-Gorong Untuk box culvert
18
dan gorong-gorong pada digunakan pekerjaan di bawah jalan, dimana box culvert dan gorong-gorong diangkat menggunakan crane dan digunakan untuk mengalirkan air
4.3. PEKERJAAN TANAH 4.3.1. Pembersihan Lapangan a. Pembersihan permukaan tanah dilakukan pada area jalan yang telah ditentukan. Pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan bulldozer. b. Hasil pembersihan tidak dibuang, melainkan diratakan kembali
4.3.2.
Penyiapan Timbunan Badan Jalan a. Pengangkutan tanah dengan menggunakan dump truck ke lokasi proyek b.
Bulldozer meratakan tanah sesuai dengan elevasi rencana
c. Kemudian pemadatan permukaan diratakan oleh motor grader dengan diberi air secukupnya dengan water tank truck.
4.4. PEKERJAAN STRUKTUR 1. Penentuan Elevasi Yang perlu
19
diperhatikan dalam pengukuran elevasi ini adalah selisih antara elevasi rencana dengan elevasi di lokasi. 3. Pelaksanan Pengecoran Pekerjaan Lean Concrete Pekerjaan lean concrete dengan beton K125 setebal 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai. 4. Pemasangan plastik (Bond Beaker) Bond beaker dipasang diatas lapis pondasi bawah (LC) yang berfungsi untuk mencegah kelekatan antar
pelat beton dan lapis pondasi bawah, terutama lapis pondasi bawah yang terbuat dari Lean Concrete. 5. Pemasangan Dowel dan Tie Bar a. Persiapan Tulangan Dowel ( sambungan Melintang ) Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan. Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya dan berbentuk polos Sebelum pengecoran, posisi dowel diberi tanda, untuk tempat cutting
20
b. Sambungan Memanjang (Tie Bar) • Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak lurus as jalan. • Lekat pada kedua sisi beton. • Berbentuk ulir 6.
Persiapan Pelaksanan Pengecoran Plat Beton (Rigid Pavement) Pekerjaan persiapan sebelum pengecoran pelat beton meliputi : a. Cek Peralatan Pengecoran Plat Beton (Rigid Pavement).
7. Penggelaran Campuran
Beton Untuk Plat Beton (Rigid Pavement) - Pengecoran dilaksanakan per blok, setelah satu blok selesai truck mixer maju, kemudian dilanjutkan persiapan blok kedua yaitu pemasangan plastik dan pembesian. Truck mixer mundur untuk meneruskan pengecoran blok kedua - Demikian berulang untuk proses pengecoran blok selanjutnya.
21
BAB V ANALISA PERHITUNGAN VOLUME dan WAKTU PEKERJAAN 5.1. Volume Pekerjaan 1. Pembersihan Lahan Panjang jalan : 5000 m Tinggi : 0.2 m Lebar ( 2 ruas jalan ) : 45 m Volume :pxlxt
Sta 15+900, RCP 1Ø0.80 Panjang : 1.2 m Panjang Persegi :0.5 m Lebar Persegi : 0.2 m Lebar atas trapesium : 0.2 m Lebar bawah trapezium : 0.5 m Tinggi trapesium : 1.0 m Volume sayap : (luas trapesium + luas persegi) x panjang
:( 0.2+0.5 ) x 1) + ( 0.5 x 0.2 ) x1.2
: 5000 m x 45 m x 0.2 m : 45000 m3 2 2. Gorong-gorong ( pipa ) Sayap Gorong – gorong
: 3
0.54 m
22
Volume Volume sayap – volume tabung
:
: 0.54 - (3.14 x ( 0.4 + 0.065 )2 x 0.3 : 3 0.336 m 2 sisi sayap : 3 0.336 m x 2 : 0.673 m3 Volume wingwall : ( p x l x t ) x 4 buah :( 1.2 x 0.3 x 1.2 ) x 4 : 3 1.728 m Volume fix : volume sayap + volume wingwall : 3 0.673 m + 1.728 m3 : 2.401 m3 Volume lantai kerja 10 cm Panjang gorong-gorong : 40 m
Tebal lantai kerja : 0.1 m Diameter : 0.8 m Sisi samping : 0.3 m Volume : p x t x (Ø + selimut 2 sisi ) : 40mx0.1mx(0.8m+0.3 m+0.3m) : 5.6 m3 Jumlah gorong – gorong : 17 buah Total volume pelindung gorong - gorong : 39.976 m3 Total volume Lantai kerja : 107.2 m3 3. Box Culvert Sta 15+369 ( BC 1 x 1.5 x 1.5 ) Volume lantai kerja setebal 10 cm
23
(0.8x2)+(0.5 x 2 x 1.4) x 0.2 x 4
panjang jalan : 38 m Tebal lantai kerja : 0.1 m Panjang ukuran gorong- gorong : 1.5 m Volume lantai kerja : p x tebal lantai kerja x
: 2 . 4 m
2
3
p. uk. Gorong
: 38 m x 0.1 m x 1.5
m : 5.7 m3 Volume headwall 2 sisi : 0.5x 0.2 x ( 1.5 + 0.2 + 0.2 ) x 2 : 0 . 3 8 m 3
Volume wingwall 2 sisi :
Jumlah gorong – gorong : 6 buah Total volume lantai kerja: 38 m3 Total volume headwall : 3 2.68 m Total volume wingwall : 14.4 m3 4. Timbunan Tanah Tebal : 0.37 m Lebar : 18 m P. per segmen jalan : 50 m
24
Volume :lxtxp : 0.37 m x 18 m x 50 m : 333 m3 Sisi atas jalan : 30 m Sisi Bawah jalan : 45 m Elevasi asli : 23 m Elevasi rencana : 25.548 m Luas
: ( sisi atas + sisi bawah ) xt
2 : ( 30 m + 45 m ) x ( 25.548 m – 23 m ) 2 : 95.55 m2 Volume : p x L : 50 m x 95.55 m2
: 5625 m3 Volume fix : Volume – volume plat : 5625 m3 – 333m3 : 4932 m3 Material Kelas B tebal 20 cm Luas : (( 30m + 30m+0.4+0. 4)/2) x t : (( 30m + 30m+0.4+0. 4)/2) x 0.2 : 6.08 m2 Volume : Luas x panjang jalan : 6.08 m2 x 5000 m : 30.400 m3 Total volume pekerjaan galian Sta.15+350 – 20+350 adalah 366.617 m3– 30.400 m3 = 336217 m
25
5. Beton Jalan ( lean concrete) K - 125 Lebar : 18 m Tebal : 0.1 m Panjang : 50 m Volume : p x l x t : 50 m x 18 m x 0.1 m : 90 m3 Total volume pekerjaan Beton Jalan ( lean concrete K - 125 ) Sta.15+350 – 20+350 adalah 9090 m3
: 243 m3 Total volume pekerjaan Beton Jalan ( Rigid Pavement ) k 400 Sta.15+350 – 20+350 adalah 24453 m3 7. Barier ( pembatas jalan ) Panjang jalan : 5000 m Jumlah Kebutuhan Barier : 5000 m / 1.25 m : 4000 buah
5. Pekerjaan Pemasangan Plastik Volume plastik : 5000 x 9.30 x 2 : 2 93000m 6. Beton Jalan ( Rigid Pavement ) k 400 Lebar : 18 m Tebal : 0.27 m Panjang : 50 m Volume : p x l x t : 50 m x 18 m x 0.27 m
: 4000 buah x 2 sisi : 800 0 bua h 8.
Pembesian Dowel dan Tie Bar Tabel 5.1. Perhitungan pembesian Dowel dan Tie bar
26
Sumber : hasil perhitungan Total Pembesian : 508.345 kg
BAB VII HASIL DAN KESIMPULAN 7.1. Hasil a. Volume pekerjaan Pembersihan Lahan : 45000 m3 Headwall Box Culvert : 2.68 m3 Wingwall Box Culvert : 14.4 m3 Timbunan Tanah : 366.217 m3 Material kelas B : 30.400 m3 Beton Jalan ( lean concrete) K – 125 : 9.090 m3 plastik : 93.000m2 Beton Jalan ( Rigid Pavement ) K - 400 : 24.453 m3
Pembesian : 508.345 kg Saluran Drainase Sisi Tepi : 15590 m3 Marka jalan : 2250 m2 7.2. Kesimpulan Biaya proyek ( Ms Project ) = Rp. 170.193.835.238,00 Biaya proyek ( RAB ) = Rp. 129.814.858.800,00 Selisih Biaya = Rp. 40.378.976.438,00 Waktu pelaksanaan proyek = 175 hari Perhitungan Proyek Akhir dengan judul Manajemen Pelaksanaan Jalan Tol Mojokerto Kertosono Sta. 15+350 – Sta. 20+350 dibantu dengan menggunakan program MS. Project, dimana program ini terdapat kelebihan dan kekurangan, yaitu kelebihannya dapat diketahui berapa durasi serta jumlah
27
pekerja yang digunakan, sedangkan kekurangan dari program ini adalah tampilan kurva S yang tidak bagus sehingga harus dibuat secara manual dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, dan juga tidak munculnya waktu idle ( waktu Menganggurnya alat ).
DAFTAR PUSTAKA Dwi Dian Pratama, M. F. 2010. Estimasi Waktu dan Biaya pada Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Surabaya – Mojokerto di Pekerjaan Underpass National Road Waru. Surabaya. Cahyono, B. (n.d.). Microsoft Project Methode , 1-19.
Mahendrotomo, B. (2008). Manajemen Pelaksanaan Jalan Akses Jembatan Suramadu Sisi Surabaya STA. 0 + 000 - STA. 4 + 260. Surabaya. Rochmanhadi. 1993. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat – Alat Berat. Jakarta : Y B P P U. Saodang, H. Perancangan Perkerasan Konstruksi Jalan Raya. Jakarta : Nova