BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dewasa ini menunjukkan intensitas yang semakin tinggi diberbagai bidang industri. Industri elektronik merupakan salah satu industri yang saat ini memiliki tingkat persaingan ketat. Jumlah merek yang cukup banyak dalam industri elektronik dan terus bertambah serta terjadinya inovasi teknologi yang cepat mendorong industri elektronik sarat kompetisi. Produsen elektronik terus bekerja keras memperebutkan pangsa pasar dengan berusaha menguasai negara-negara potensial untuk memasarkan produk-produknya. Indonesia merupakan salah satu pasar yang memiliki daya tarik tinggi bagi produsen elektronik dunia. Penyebabnya terutama adalah jumlah penduduk Indonesia yang menempati posisi terbesar keempat di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan keuntungan bagi para produsen elektronik. Itulah sebabnya perusahaan-perusahaan elektronik dunia seperti Panasonic, Sony, LG, Samsung, Sharp, Toshiba, dan Sanyo berusaha menunjukkan determinasinya di Indonesia. Industri elektronik di Indonesia saat ini menjadi salah satu penggerak perekonomian, sebagai negara berkembang membutuhkan berbagai fasilitas modern, dan yang pasti industri elektronik di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan positif seiring kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, serta
1
perubahan gaya hidup masyarakat yang membutuhkan produk-produk elektronik yang canggih dan modern. Persaingan dalam industri elektronik sangat tinggi, dimana 10 perusahaan elektronik besar yang bermain di Indonesia, yaitu: PT. LG Electronics Indonesia, PT. Samsung Electronics Indonesia, PT. Panasonic Gobel Indonesia, PT. Toshiba Visual Media Network Indonesia, PT. Sharp Electronics Indonesia, PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron), PT. Sanyo Sales Indonesia, PT. Maspion Group, PT. Istana Argo Kencana (Sanken), PT. Midea Electronics Indonesia. Dari 10 perusahaan elektronik tersebut, 4 berasal dari Jepang, 2 berasal dari Korea Selatan, 3 berasal dari Indonesia, dan 1 dari China. Berdasarkan data dari Electronic Marketer Club (EMC) dan Asosiasi Industri Electronik Indonesia (GABEL) tahun 2012 pasar elektronik Indonesia tumbuh sebesar 18%. Sedangkan tahun 2013 pertumbuhan pasar hanya sebesar 12%. Sedangkan kondisi tahun 2014 pertumbuhan hanya sebesar kurang dari 10%. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa pembelian ulang masyarakat terhadap produk elektronik menurun. Selain faktor ekonomi yang melambat, juga karena kenaikan kurs rupiah. Sehingga persaingan menjadi begitu ketat, semua merekmerek elektronik melakukan aktivitas promosi, meningkatkan kualitas produk dan service sambil mempertahankan harga yang mengerus keuntungan sehingga diharapkan tetap tercipta loyalitas konsumen terhadap merek tersebut. Kecenderungan untuk meningkatkan pembelian ulang konsumen tersebut antara lain dapat dipengaruhi oleh promosi, kualitas yang dipersepsikan dan loyalitas merek. Promosi merupakan kampanye pemasaran yang dapat
2
memberikan gambaran produk tertentu, promosi juga berguna untuk menarik pelanggan agar melakukan pembelian ulang, sehingga promosi dapat memelihara konsistensi dan bahkan mendorong serta meningkatkan penjualan produk. Promosi juga mendekatkan perusahaan pada pelanggan melalui berbagai media, alat-alat insentif, sehingga menyebabkan pembelian produk lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen. Peningkatan kesadaran konsumen telah membuat konsumen ingin membayar untuk merek yang dikenali. Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk menciptakan daya tarik pada merek melalui promosi-promosi yang sering dan tepat sehingga berada dalam posisi yang lebih baik dari pesaing. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing” (Kotler dan Keller, 2012: 263). Promosi diperlukan untuk memelihara konsistensi pelanggan lama atau menarik pelanggan baru dan mempengaruhi perilaku beralih pada merek lain. Hal ini tentunya menjadi penting bagaimana perusahaan dapat mengarahkan aktivitas promosi sehingga dapat mempengaruhi konsumen dan pelanggan melakukan pembelian ulang produk elektronik perusahaan tersebut. Selain itu, kualitas yang dipersepsikan juga dapat mempengaruhi pembelian ulang masyarakat. Kualitas yang dipersepsikan merupakan penilaian subyektif konsumen tentang keunggulan keseluruhan suatu produk atau superioritas (Lin dan Kao, 2004; dalam Hasyim, 2013:16). Kualitas yang
3
dipersepsikan juga mencerminkan kesan pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk berkenaan dengan maksud yang diharapkan (Hasyim, 2013:16). Ketika persepsi kualitas sudah kuat pada konsumen atau pelanggan terhadap suatu produk positif, maka akan cederung terjadi pembelian ulang. Demikian pula loyalitas merek sebagai ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek (Rangkuti, 2008:60-61) juga dapat mempengaruhi niat pembelian ulang konsumen. Ketika merek suatu produk telah menyatu dengan konsumen, maka kondisi itu dapat mendorong niat pembelian ulang, tidak saja terhadap produk yang sama tetapi juga pada varian produk yang lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti yang
bekerja pada bagian
penjualan di PT. Panasonic Gobel Indonesia tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
”Analisis pengaruh promosi, kualitas yang dipersepsikan dan
loyalitas merek pada niat pembelian ulang produk Panasonic.”
1.2 Perumusan Masalah Banyaknya
merek
produk-produk
elektronik
dan
setiap
merek
memproduksi berbagai macam produk mulai dari lemari es, mesin cuci, mesin penyedot debu, kipas angin, blender (pelumat makanan), seterika, televisi, microwave, pembersih udara (air purifier), Home Theater, dan banyak lagi peralatan elektronik. Sehingga hal ini memicu persaingan dalam produk-produk elektronik sangatlah ketat dan tinggi.
4
Hal ini membuat perusahaan-perusahaan elektronik tersebut berusaha merebut market share di Indonesia dengan berusaha agar konsumen melakukan pembelian ulang. Sehingga perusahaan membuat banyak aktivitas promosi untuk berusaha membujuk, mempengaruhi masyarakat agar membeli produk merek yang dijual. Perusahaan juga terus meningkatkan kualitas produk yang disesuaikan keinginan konsumen sehingga dari pengalaman pemakaian produk berniat membeli ulang produk merek tersebut. Bahkan selanjutnya perusahaan menciptakan loyalitas atas merek yang dijual kepada pelanggannya.
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penulis berusaha melakukan penelitian atas permasalahan tersebut yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana pengaruh promosi pada niat pembelian ulang produk Panasonic?
2.
Bagaimana pengaruh kualitas yang dipersepsikan pada niat pembelian ulang produk Panasonic?
3.
Bagaimana pengaruh loyalitas merek pada niat pembelian ulang produk Panasonic?
1.4 Tujuan Penelitian Penulis membahas mengenai analisis pengaruh promosi, kualitas yang dipersepsikan dan loyalitas merek pada niat pembelian ulang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis, yaitu:
5
1. Pengaruh promosi pada niat pembelian ulang produk Panasonic. 2. Pengaruh kualitas yang dipersepsikan pada niat pembelian ulang produk Panasonic. 3. Pengaruh loyalitas merek pada niat pembelian ulang produk Panasonic. 4. Pengaruh promosi, kualitas yang dipersepsikan dan loyalitas merek pada niat pembelian ulang produk Panasonic.
1.5 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pelanggan Panasonic yang telah membeli dan berniat untuk membeli produk-produk Panasonic lainnya. Penelitian dilakukan pada toko-toko pengecer di Jakarta yang merupakan penyalur resmi PT. Panasonic Gobel Indonesia cabang Jakarta. Toko-toko tersebut menjual produk Panasonic elektronik yang sangat beragam mulai dari hair dryer, blender, setrika, microwave, penyedot debu, pesawat telepon, hair styler, televisi, mesin cuci, lemari es, pompa air, pendingin udara (ac), kipas angin, pembersih udara (air purifier), baterai, dvd player, home theater, audio video, mixer, kipas ventilasi, Rice cooker (pemasak nasi) dan lain sebagainya. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pelanggan yang sudah membeli produk Panasonic akan membeli produk Panasonic lainnya. Niat pembelian ulang produk Panasonic oleh pelanggan dipengaruhi oleh variabel promosi yang dilakukan perusahaan, persepsi kualitas produk Panasonic menurut pelanggan dan loyalitas pelanggan terhadap merek Panasonic.
6