BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pernikahan merupakan salah satu fitrah manusia yang tujuan utamanya adalah membentuk keluarga yang sakīnah, mawaddah wa rahmah. Pernikahan yang terjadi pada manusia khususnya bagi seorang muslim tidak hanya sebagai budaya yang peraturannya mengikuti perkembangan budaya dan adat istiadat yang berkembang di daerah tersebut, akan tetapi pernikahan dipandang sebagai ibadah. Dalam al-Qur’an, pernikahan diistilahkan dengan sebuah ungkapan yang agung dan kaya makna yakni mītsāqon gholīdzan (ikatan yang sangat kuat). ∩⊄⊇∪ $Zà‹Î=xî $¸)≈sV‹ÏiΒ Νà6ΖÏΒ šχõ‹yzr&uρ <Ù÷èt/ 4’n<Î) öΝà6àÒ÷èt/ 4©|Óøùr& ô‰s%uρ …çµtΡρä‹è{ù's? y#ø‹x.uρ
“Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.”1 Dalam ayat tersebut Allah SWT ingin menegaskan suatu perkawinan sebagai sebuah ikatan pertalian yang sakral antara lawan jenis untuk membentuk keluarga yang sakinah. Undang-Undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 pasal 1 juga telah menegaskan bahwa, perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria
1
Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: 1990), Q.S. An-Nisa’ [4]:21
1
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2 Definisi tersebut senada sebagaimana yang ditegaskan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 2 bahwa perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mītsāqan gholīzhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.3 Disyari’atkannya perkawinan sendiri merupakan sebuah aturan hukum dalam tujuan untuk meraih kesakinahan dalam hubungan laki-laki dan perempuan, sebagaimana terangkum dalam QS. Ar-rūm ayat 21 : Νà6uΖ÷t/ Ÿ≅yèy_uρ $yγøŠs9Î) (#þθãΖä3ó¡tFÏj9 %[`≡uρø—r& öΝä3Å¡àΡr& ô⎯ÏiΒ /ä3s9 t,n=y{ ÷βr& ÿ⎯ϵÏG≈tƒ#u™ ô⎯ÏΒuρ ∩⊄⊇∪ tβρã©3xtGtƒ 5Θöθs)Ïj9 ;M≈tƒUψ y7Ï9≡sŒ ’Îû ¨βÎ) 4 ºπyϑômu‘uρ Zο¨Šuθ¨Β “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”4
Keluarga sakinah adalah suatu bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mendapatkan ridho Allah SWT dan mampu menumbuhkan rasa kasih sayang pada anggota keluarganya sehingga mereka
2
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, (Bandung: 2007), hal.: 1 Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: 2005), hal.: 7 4 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op.cit., Q.S. ar-Rūm [30]:21 3
2
mampu menumbuhkan rasa aman, tentram, damai dan bahagia dalam mengusahakan tercapainya kesejahteraan dunia akhirat.5 Islam
mengatur
hubungan
dan
memberikan
batasan-batasan,
menjelaskan hak dan kewajiban agar rumah tangga tenang dan damai, rumah tangga tidak berjalan dengan sia-sia dan kehidupan dapat dipenuhi oleh ridhaNya. Bermula dari rumah tangga bahagia akan terbentuklah masyarakat yang aman sentosa dan sebaliknya rumah tangga yang kacau balau dan berantakan menjadi sebab kacau dan bobroknya masyarakat besar. Rumah tangga merupakan sekolah yang pertama, tempat anak-anak belajar hidup dan kehidupan, belajar mengenal yang benar dan yang salah, belajar berakhlak dan budi pekerti yang baik.6 $pκön=tæ äοu‘$yfÏtø:$#uρ â¨$¨Ζ9$# $yδߊθè%uρ #Y‘$tΡ ö/ä3‹Î=÷δr&uρ ö/ä3|¡àΡr& (#þθè% (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ∩∉∪ tβρâs∆÷σム$tΒ tβθè=yèøtƒuρ öΝèδtΒt r& !$tΒ ©!$# tβθÝÁ÷ètƒ ω ׊#y‰Ï© ÔâŸξÏî îπs3Íׯ≈n=tΒ “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Dimana bahan bakarnya adalah batu-batu, dan manusia, sedang yang mengawasi adalah para malaikat yang amat tegas dan keras, yang tidak pernah durhaka kepada Allah apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka senantiasa melaksanakan apa saja yang diperintahkan.”7 Keluarga sebagai sebuah bagian dari tatanan kehidupan masyarakat, juga sebagai sebuah miniatur organisasi, mutlak di dalamnya terdapat hubungan hak dan kewajiban antar anggota, baik antara ayah – ibu, ayah – anak, ibu – anak, maupun antar anak. Hak dan kewajiban yang lahir dalam 5
Arifin, “Peran Suami Istri Dalam Membina Rumah Tangga Yang Sakinah Menurut Syariat Islam Di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat” (Skripsi Jurusan Syari’ah FAI UMM, Malang: 2006), hal.:1 6 Amini Ibrahim, Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri, (Bandung: 1994), hal.: 37 7 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op.cit., Q.S At-Tahrīm [66]:6
3
sebuah keluarga muslim tentunya mengacu pada sebuah maqasyid syari’ah dalam artian sebagai landasan hukum dalam menjaga keutuhan dan keharmoniasn rumah tangga, di antaranya: memelihara kemaslahatan agama; memelihara jiwa; memelihara akal; memelihara keturunan; memelihara harta benda dan kehormatan. Sehubungan dengan hal di atas, banyak umat Islam yang telah melakukan perkawinan, dengan harapan memperoleh ketentraman dan ketenangan dalam kehidupan keluarganya. Namun kadangkala pasangan suami istri gagal dalam membentuk, menciptakan suasana rumah tangga yang nyaman, harmonis, damai dan tentram. Tidak sedikit fenomena di masyarakat mengenai perselisihan suami-istri, orang tua-anak, dengan beragam faktor yang mempengaruhinya. Perjalanan untuk mewujudkan impian memiliki keluarga sakinah tidaklah semudah dalam panduan yang tersebar di banyak pustaka. Proses yang berliku, memakan waktu, mencurahkan segenap kekuatan lahir dan batin, tantangan antara keinginan dan kebutuhan, adalah sebagian kecil yang harus dihadapi dalam perjalanannya. Tidak sedikit keluarga yang masih belum siap menghadapi kondisi tersebut, yang pada akhirnya keutuhan dan keharmonisan yang diimpikan harus kandas di tengah jalan. Salah satunya terlihat pada besarnya angka perceraian yang terjadi pada bulan Agustus 2008 di Kabupaten Lumajang yakni sebanyak 198 kasus. Angka tersebut memang sempat menurun pada September 2008 yakni sebanyak 55 kasus dan tergolong ‘kecil’ jika dibanding dengan banyaknya
4
kasus yang terjadi di kota-kota lain di Jawa Timur. Namun menurut Humas PA Lumajang, penurunan tersebut terjadi hanya karena sedang dalam pelaksanaan puasa Ramadhan pada bulan September tersebut. Sedangkan sebelum dan sesudah Ramadhan angka pengajuan perceraian kembali membludak. 8 Berdasarkan data statistik Pengadilan Agama Kabupaten Lumajang diketahui bahwa tidak adanya keharmonisan dalam keluarga menjadi faktor terbesar dalam kasus perceraian. Angka tersebut diikuti dengan faktor tidak adanya tanggung jawab, masalah ekonomi, gangguan pihak ketiga dan munculnya kecemburuan.9 Proses meraih kesakinahan dalam keluarga nampaknya harus sanggup dijalani oleh setiap keluarga untuk meraih kekokohan institusi keluarganya. Penguatan mengokohkan sebuah keluarga tidak cukup hanya dijalani pada masa awal pernikahan saja, atau hanya dilakukan dalam lingkup internal keluarga kecil yang dibangunnya. Proses tersebut harus dilakukan seumur hidup, berkelanjutan dan bernilai efektif, serta melibatkan elemen-elemen yang berperan penting dan saling berkaitan. Elaborasi ketahanan masyarakat diindikasikan dari rasio perceraian yang tengah terjadi pada suatu wilayah. Mewujudkan ketahanan suatu masyarakat berangkat dari ketahanan keluarga yang kokoh. Demikian
8
Harry Purwanto, Ramadan, Perceraian di Lumajang Turun 40 Persen, diakses pada tanggal 19 April 2011 dari http://beritalumajang.blogspot.com/2008_10_19_archive.html 9 Pengadilan Agama Kabupaten Lumajang, Statistik Faktor Perceraian Bulan Januari 2010, diakses pada tanggal 19 April 2011 dari http://www.palumajang.net/index.php?option=com_content&view=article&id=41:faktorjan10&catid=21:faktor-cerai&Itemid=61
5
pentingnya hal tersebut maka peran lembaga pemerintah dan hukum sebagai media pengayoman kesejahteraan masyarakat juga dibutuhkan dalam usaha mewujudkan sebuah keluarga yang kokoh dan taat hukum. Tidak terlepas pula peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjadi sarana pendampingan dalam berbagai aspek pelaksanaan aktivitas kehidupan bersama. Berangkat dari keprihatinan yang mendalam terhadap berbagai permasalahan yang menimpa bangsa ini pada berbagai sektor kehidupan. Terlihat pula dari buramnya potret perempuan , maraknya kasus-kasus yang mengguncang institusi keluarga serta lemahnya perlindungan terhadap anakanak di Indonesia. Kemiskinan dan kebodohan menjadi muara bagi masyarakat yang terjebak
pada
problematika-problematika
turunannya
seperti
kasus
perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, tingginya angka kematian ibu dan balita, tingginya angka penyalahgunaan narkoba serta meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS, maraknya pornografi dan meningkatnya kasus pelecehan serta jumlah anak yang menjadi korban kekerasan seksual, dan lain sebagainya, Organisasi Masyarakat (Ormas) Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) hadir berupaya membawa harapan untuk dapat menjadi salah satu komponen bangsa yang berkontribusi dalam mencari jalan keluar bagi berbagai problematika tersebut dengan program-
6
program yang mendorong pemberdayaan perempuan, pengokohkan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak. 10 Lima tahun setelah berdirinya di Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Timur pada tahun 2006, aktivitas kegiatannya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pembinaan perempuan, anak dan keluarga dengan menghadirkan berbagai program kegiatan yang bermanfaat di tengah masyarakat dalam tujuannya membina dan mengokohkan keluarga-keluarga di Indonesia untuk dapat menjadi keluarga sakīnah, mawaddah wa rahmah.11 Keberadaan SALIMAH
menarik untuk diteliti lebih lanjut dalam
beberapa aspek kajiannya terutama dalam mutu kualitas materi pembinaannya terkait keluarga sakinah yang ditinjau dari perspektif hukum Islam. Atas dasar itulah penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul
“MODEL
DAN
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Organisasi SALIMAH Kabupaten Lumajang).”
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana model pembinaan keluarga sakinah di Organisasi Massa SALIMAH Kabupaten Lumajang?
10
SALIMAH, Profil Pimpinan Pusat PERSAUDARAAN MUSLIMAH (SALIMAH) “Salimah Peduli Perempuan, Keluarga dan Anak Indonesia”, diakses pada tanggal 30 Maret 2011 dari http://salimah.or.id/?page_id=2 11 SALIMAH, Op.Cit.
7
2.
Faktor apa saja yang menunjang dan menghambat dalam pembinaan keluarga sakinah tersebut?
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk memperoleh studi mendalam tentang model pembinaan keluarga sakinah di organisasi SALIMAH Kabupaten Lumajang.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan keluarga sakinah di Organisasi Massa Salimah Kabupaten Lumajang.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan khususnya sosiologi dan psikologi hukum perkawinan (keluarga) dan ilmu pengetahuan lain yang masih terkait dengan penelitian ini. - Menjadi panduan awal bagi peneliti khususnya untuk melakukan penelitian lanjutan. 2. Praktis - Berguna bagi institusi keluarga dalam mengupayakan terwujudya keharmonisan keluarga melalui pembinaan-pembinaan keluarga secara intensif
8
- Dapat memberikan gambaran mengenai pembinaan keluarga sakinah serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya di Ormas SALIMAH dalam perspektif hukum Islam
E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran ganda tentang istilah yang dijadikan fokus penelitian ini, maka diberikan batasan definisi dalam bentuk definisi operasional. 1. Model Pembinaan Model disebut juga gaya atau pola sesuatu. Sedangkan pembinaan didefinisikan oleh Drs. Miftha Thoha, MPA dalam salah satu situs website sebagai: “Pembinaan adalah suatu tindakan proses hasil atau pernyataan lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan dan evaluasi atas berbagai kemungkinan berkembang atau peningkatan atas sesuatu”12 Dalam kerangka penelitian ini maka yang dimaksud dengan model pembinaan adalah pola perbuatan membina sesuatu yang disediakan untuk ditiru/diikuti dari hasil berlatih dengan pengawasan dalam kegiatan sesuatu untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan keluarga..
12
Tinjauan Teoritis Pola Pembinaan Pondok Pesantren, diakses pada tanggal 23 Mei 2011 dari http://muslim-madjid.blog.friendster.com/tulisanartikel/
9
2. Keluarga Sakinah Keluarga adalah organisasi kecil yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai.13 Sedangkan kata sakīnah dalam bahasa arab didalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan untuk kesejahteraan dunia dan akhirat. Dengan demikian yang dimaksud keluarga sakinah dalam penelitian ini adalah kondisi keluarga yang memiliki karakteristik kesejahteraan dunia dan akhirat; dimana untuk meraihnya melalui proses yang tidak mendadak tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu. 3. Ormas SALIMAH Kabupaten Lumajang Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) adalah organisasi massa berskala nasional yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan, pengokohkan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak. Salah satu perwakilan daerahnya berada di Kabupaten Lumajang, tepatnya di Jl. Kartini no.8 Desa Tukum – Kecamatan Tekung – Kabupaten Lumajang. 4. Tinjauan Hukum Islam Kajian hukum Islam yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dalam hal kajian mengenai model pembinaan keluarga 13
Syamsurizal Yazid, Seni dan Etika Bercinta Menurut al-Qur’an dan Hadits, (Malang: 2010), hal. 202
10
sakinah yang dilakukan Ormas SALIMAH dalam hubungannya dengan kemaslahatan yang terangkum dalam maqāshi’d al-syarī’ah.
F. Penelitian Terdahulu Keluarga merupakan organ terpenting dalam kesejahteraan dan kesuksesan dalam suatu masyarakat. Baik buruknya suatu masyarakat dapat dilihat dari keberhasilan keluarga dalam membina dan membangun kepribadian anggota keluarganya untuk mencapai kesakinahan dalam keluarga. Perjalanan menuju keluarga sakinah tidak hanya menjadi tanggungjawab utama bagi internal anggota keluarga. Peran instansi terkait dan lembaga-lembaga yang fokus dengan perbaikan bangsa juga ikut menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Sejauh ini penelitian tentang pembinaan rumah tangga sakinah sudah sering dilakukan dengan temuan-temuan yang menjadi sumbangan bagi lembaga-lembaga di bidang pembinaan keluarga dan keluarga itu sendiri khususnya. Di antara penelitian terdahulu yang dapat dihimpun oleh peneliti, yaitu : Tahun
1999,
Anwar
Mansyur14
dengan
judul
penelitiannya
“Efektivitas Badan Pembinaan Penasehatan Pelestarian dan Perkawinan (BP4) Dalam Menangani Perselisihan Rumah Tangga di Kota Madya Malang (Setelah Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989)”. Dalam
14
Anwar Mansyur, Efektivitas Badan Pembinaan Penasehatan Pelestarian dan Perkawinan (BP-4) Dalam Menangani Perselisihan Rumah Tangga di Kota Madya Malang (Setelah Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989), (Skripsi Jurusan Syari’ah FAI UMM, Malang: 1999), hal.: iii
11
penelitiannya Anwar membahas tentang peranan BP-4 sebagai instansi semi pemerintah yang bergerak di bidang penasihatan dan pengurangan perceraian dalam menangani perselisihan rumah tangga. Objek penelitian dilakukan di kantor BP-4 Kota Malang dengan jenis penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara dalam teknik penggalian data. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa tingkat keberhasilan BP-4 dalam mendamaikan kembali pasangan suami istri yang hendak bercerai sangat jauh bila dibandingkan dengan jumlah perceraian di Pengadilan Agama Kota Malang. Peneliti mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi karena tidak adanya peraturan yang mengharuskan bagi pasangan suami-istri yang hendak bercerai untuk datang terlebih dahulu ke BP-4. Tahun 2006, Arifin15 dengan judul penelitiannya “Peran Suami Istri Dalam Membina Rumah Tangga Yang Sakinah Menurut Syari’ah Islam di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat”.
Dalam
penelitiannya Arifin membahas tentang peranan suami istri sebagai pemeran utama terciptanya keluarga sakinah. Secara khusus yang menjadi objek permasalahan adalah bagaimana tata cara syari’at Islam terhadap pembinaan kehidupan rumah tangga dan terhadap hubungan sosial antar tetangga sebagai saudara muslim. Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi; yang pertama, metode pendekatan yuridis, sosiologis, psikologis; yang kedua, metode pengumpulan data lewat library, yaitu pengolahan data lewat induksi, deduksi dan komparatif. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa peran suami
15
Arifin, Op.Cit. hal.: iii
12
istri dalam rumah tangga sangat penting, sebab ia bertindak sebagai guru pertama bagi anak-anaknya sebelum ia mampu menjadi pelita kehidupan dalam pembinaan menuju keluarga bahagia dan sejahtera. Pada akhirnya, dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, menjadi salah satu dari bagian dasar peneliti untuk melanjutkan tentang kajian pembinaan keluarga sakinah. Dalam penelitian ini peneliti langsung memfokuskan permasalahan penelitian pada model pembinaan keluarga sakinah yang dilakukan oleh Organisasi Massa (Ormas) Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) Kabupaten Lumajang dalam tinjauan hukum Islam.
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research), dan dapat dikategorikan sebagai penelitian empiris sosiologis. Penelitian empiris sosiologis adalah usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Jadi penelitian dengan pendekatan empiris sosiologis harus dilakukan di lapangan, dengan menggunakan metode dan teknik penelitian lapangan.16 Peneliti harus mengadakan kunjungan kepada masyarakat dan berkomunikasi dengan para anggota masyarakat.
16
Mudjia Rahardjo, Penelitian Sosiologis Hukum Islam, diakses pada tanggal 25 Mei 2011 dari http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/134-penelitian-sosiologis-hukum-Islam.html
13
Dari data-data yang dikumpulkan di lapangan, maka dapat diketahui apakah hukum yang diatur di dalam perundangan atau teori-teori yang diuraikan dalam kepustakaan hukum, benar-benar berlaku dalam kenyataan, ataukah belum berlaku, tidak berlaku, terjadi penyimpangan, telah berubah dan sebagainya. 2. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif - kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh seseorang dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran penelitian terbatas, tetapi kedalaman data – sebut saja kualitas data – tidak terbatas. Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini semakin berkualitas.17 Lebih lanjut, pendekatan tersebut juga ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.18 Sedangkan penelitian deskriptif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan untuk mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang
cermat
tentang
fenomena
dalam
masyarakat.
Peneliti
17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif dan Kuantitatif, (Surabaya: 2001), hal.: 29 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: 2005), hal.: 60
14
mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis.19 Pendekatan ini peneliti gunakan karena sesuai dengan tujuan dari penelitian
yaitu
untuk
mendapatkan
kajian
mendalam
mengenai
pembinaan keluarga sakinah yang dilaksanakan oleh Ormas SALIMAH Kabupaten Lumajang dalam tinjauan hukum Islam. 3. Sumber Data Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian.20 Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu kualitatif, maka sumber data utama berupa ungkapan atau pernyataan dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan (sekunder) berupa dokumen, foto-foto, data-data tertulis lainnya. Sumber ungkapan atau pernyataan berasal dari informan kunci yaitu Ketua SALIMAH Daerah Kabupaten Lumajang, Ibu Siti Asiyah S.Pd. dan informan sekunder dari para pengurus SALIMAH tersebut yang terkait dengan penelitian ini. Sedangkan sumber data tindakan adalah observasi dari peneliti yaitu pengamatan secara langsung terhadap fenomena dan kejadian dari objek penelitian. Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelaskan kasus-kasus tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk digeneralisasikan atau untuk menguji hipotesis tertentu.21
19
Jenis-jenis Penelitian Ilmiah, diakses pada tanggal http://www.infoskripsi.com/Resource/Jenis-jenis-Penelitian-Ilmiah.html 20 Burhan Bungin, Op.Cit., hal.: 123 21 Ibid.
25
Mei
2011
dari
15
Secara khusus data penelitian ini hanya membicarakan model pembinaan keluarga sakinah di SALIMAH Kabupaten Lumajang dan secara spesifik tidak dapat digeneralisasikan model tersebut pada Ormas SALIMAH di daerah lainnya. 4. Teknik Pengumpulan Data Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yang saling melengkapi. a. Wawancara Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.22 Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur, yakni dengan menggunakan pedoman wawancara. Hal tersebut untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi yang terkait dengan masalah penelitian,
sekaligus
untuk
menghindari
meluasnya
focus
pembahasan pada saat wawancara. Kepada informan kunci, data yang ingin digali melalui wawancara adalah seputar usaha yang dilakukan Ketua SALIMAH dalam meningkatkan mutu pembinaan keluarga sakinah di
22
Ibid, hal.: 133
16
lembaganya. Sedangkan kepada informan sekunder peneliti lebih menggali tentang pendapat dan tanggapan informan mengenai model pembinaan keluarga sakinah yang diterapkan di organisasi tersebut. b. Studi Dokumenter Selain wawancara dan observasi, metode dokumenter juga digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya, metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis,23 termasuk informasi yang disimpan dan didokumentasikan sebagai bahan dokumenter.24 Dokumen-dokumen
dapat
mengungkapkan
bagaimana
subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.25 Metode ini digunakan untuk mengetahui data profil ormas SALIMAH Kabupaten Lumajang, program, visi misi, struktur pengurus, dokumentasi aktivitas-aktivitas, materi-materi yang disampaikan, serta data-data lainnya yang menunjang penelitian.
23
Ibid, hal.: 152 Ibid, hal.: 153 25 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: tth.), hal.: 195 24
17
5. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.26 Teknik analisis data kualitatif yang diterapkan adalah melalui tahapan: kategorisasi dan klasifikasi, perbandingan dan pencarian hubungan antar data yang secara spesifik tentang hubungan antar peubah.27 Pada tahapan pertama, dilakukan seleksi data yang telah dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan menurut kategori tertentu. Tahap kedua, hasil klasifikasi tersebut dihubungkan dengan teks kitab suci (baca: al-Qur’an dan hadits, -pen.) sebagai rujukan utama dan aspek-aspek metodologis dalam memahami teks suci tersebut. Tahap ketiga adalah melakukan
melakukan
penarikan
kesimpulan
dari
hasil
analisis
sebelumnya.
H. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan dari keseluruhan bab yang bersifat sebagai pengantar. Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
26
Lexy J. Moleong, Op.Cit., hal.: 248 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam, (Jakarta: 2000), hal. 61 27
18
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II menyampaikan tentang kajian teoritis tentang Hakikat Perkawinan, Tujuan Perkawinan, Beberapa Pandangan Tentang Rumah Tangga, Fungsi- fungsi Keluarga, Pengertian Sakīnah, Mawaddah dan Rahmah, Karakteristik Keluarga Sakinah, Langkah-langkah Menuju Keluarga Sakinah, Peran LSM dalam Pembinaan Keluarga Sakinah, Pembinaan: Arti, Kepentingan dan Fungsi Pokok, Macam-Macam Pembinaan, PendekatanPendekatan Program Pembinaan dan Metode-Metode Pembinaan. Bab III menjelaskan tentang hasil atau laporan penelitian. Dibagi dalam tiga sub bab; yaitu profil Ormas SALIMAH Daerah Kabupaten Lumajang, Pembinaan Keluarga Sakinah pada Ormas SALIMAH Daerah Kabupaten Lumajang, serta Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Keluarga Sakinah pada Ormas SALIMAH Daerah Kabupaten Lumajang Bab IV menyampaikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang disampaikan peneliti kepada objek penelitian serta pihak-pihak lain yang bersangkutan.
19