1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa tersebut. Menurut Surya (2001:4baik apabila berada dalam lingkungan yang kondusif, lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang sedemikian rupa dapat menunjang terjadinya proses
Oleh kerana itu guru harus menyadari kemungkinan banyak hal yang kurang lengkap dalam metode guru menyampaikan metode-metodenya serta perlu penyempurnaaan contohnya pada menggunakan alat peraga dan metode diskusi. Guru pada umumnya sering menggunakan metode ceramah dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh siswa. Namun seringkali siswa merasa bosan dengan metode yang bersifat monoton, dalam hal ini penulis akan meneliti cara pembelajaran dengan metode diskusi. Dalam hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan
terbaik.
Selain
memberi 1
kesempatan
untuk
mengembangkan
2
ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama, bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat. Salah satu kemampuan yang dituntut guru dalam pembelajaran adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, dan kemampuan mengelola kelas dalam proses pembelajaran akan lebih efektif jika faktor-faktor yang mendukung keberhasilannya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan, salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah memilih metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pengajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran Penggunaan metode diskusi dalam proses belajar merupakan hal yang mesti dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, namun pada kenyataannya guru belum banyak melakukannya, guru sebagai pengelola proses pembelajaran belum dapat memberikan pembelajaran yang optimal, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sebagai wujud bahwa bahan ajar dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya terutama keterampilan siswa dalam menegemukakan pendapat dan inisiatif siswa dalam mengambil kesimpulan materi pelajaran. Untuk mendukung tumbuhnya hasil belajar dan aktivitas siswa khususnya mata pelajaran IPA perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa, diantaranya pemilihan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;
3
sedemikian kompleksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut. Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dari hasil pengamatan, selama ini proses pembelajaran satu tahun terakhir kualitas hasil belajar kelas IV SDN 1 Pasar Baru rendah. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh guru sehingga anak ter sebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model
pembelajaran belum dikembangkan, sehingga tidak
memberikan kesempatan atau tidak memberikan suasana diskusi didalam kelas yang melibatkan peserta didik untuk ingintahu atau ingin mencari suatu jawaban. Dalam kegiatan proses pembelajaran sering timbul masalah-masalah yang tidak dikehendaki. Misalnya itu datang dari diri siswa yang dalam proses belajar yang tidak disukai dah kejenuhan pada siswa itu sendiri. Maka perlu duperhatikan masalah-masalah tersebut. Masalah sebagai berikut: -
Pada saat menyampaikan materi siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru sering bercerita dengan teman satu kelompok
-
Siswa kelas IV SDN 1 dalam mengerjakan tugas kelompok tidak mengerjakan tugas dengan baik.
4
Dari penyebab masalah tersebut, ditemukan beberapa paktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru antara lain dari pihak siswa, a) kondisi sosiokultur kelas kurang kondusif, b) sajian materi tidak menantang, c) rendahnya aktivitas belajar siswa, d) media pembelajaran tidak memadai, e) tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa, f) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa acuh tak acuh terhadap mata pelajaran yang mengakibatkan nilai siswa rendah. Dari pihak guru, ditemukan antara lain kurangnya upaya guru untuk : a) menjelaskan dan manfaat mata pelajaran, b) rendahnya KKM yang ditentukan, c) memberikan perhatian yang berat sebelah, d)
tidak meberikan umpan balik
penilaian unjuk kerja ( tidak mengembalikan hasil ) e) memberikan pujian kepada kelompok yang nilai terbaik, supanya kelompok lain berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai hasil yang lebih baik. Berdasarkan masalah diatas penulis ingin meneliti sekaligus ingin mengadakan tindakan pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut : a. Masih rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA b. Rendahnya hasil belajar siswa
5
c. Belum tercapainya KKM yang ditentukan (65) d. Guru belum menggunakan metode diskusi 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode diskusi pada mata mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru Agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Artinya peserta didik diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Peserta
didik
diberi
kebebasan
dan
keleluasaan
untuk
6
mengembangkan potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya. 2. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa pun dapat lebih meningkat. 3. Bagi Sekolah Hasil perbaikan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, serta hasil pembelajaran dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menunjukan kualitas sekolah. 4. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat lebih meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar mengajar kedepanya lebih meningkat. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah : 1.
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang mana siswa belajar dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik
7
2. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang diperoleh dalam pembelajaran tiap siklusnya dan proses pembelajaran terdiri dari tiga siklus. 3. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas IV semester ganjil SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012. 4. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah berbagai wujud benda.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Metode Diskusi Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi
8
adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Sedangkan menurut Zuhairini (1983 : 89) yang dimaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk 8 merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik. 2.1.1. Karakteristik Metode Diskusi Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa
9
menyelesaikan
permasalahan/persoalan
tersebut,
untuk
menjawab
permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
harus dibimbing, dan dapat diterapkan cara berpikir yang sistematis dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan ditempatkan sebagai obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran, disamping itu siswa akan terlatih dalam kemampuan
2.1.2. Prosedur Metode Diskusi Dalam metode diskusi guru membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh, dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Menurut Anitah (2008:5.20) prosedur metode diskusi kelompok yang harus ditempuh oleh guru adalah: a. Merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
10
d. Menguasai permasalahan yang didiskusikan. 2.1.3. Langkah-Langkah Metode Diskusi Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan diskusi diantaranya diuraikan oleh Karo-karo sebagai berikut: 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, apa tujuan masalah itu didiskusikan dan garis besar dalam pemecahan masalah 2. Pelajar-pelajar di bawah pimpinan guru membentuk kelompokkelompok diskusi. 3. Pelajar-pelajar berdiskusi dalam kelompoknya. Pada waktu pelajaran diskusi, guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar misalnya mengarahkan diskusi dan menjawab pertanyaan, 4. Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya, hasil-hasil yang telah dilaporkan itu ditanggapi atau dinyatakan oleh anggota dari kelompok lain. Tanggapan atau pertanyaan ini pada akhirnya harus ditanggapi atau dijawab olehguru agar pelajar mengetahui mana yang benar / salah, 5. Pelajar- pelajar mencatat hasil diskusi ( Karo-karo, 1998 : 27)
2.1.4. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam berdiskusi, yaitu: a. b. c. d.
Adanya topik pembicaraan Pembentukan kelompok Saling bekerjasama Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun individu. e. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru. f. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar. g. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas (Anitah, 2008:422). 2.1.5. Keunggulan Metode Diskusi Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi adalah:
11
a. b. c. d. e. f. g.
Siswa dapat saling bertukar pikiran Siswa dapat menghayati permasalahan Merangsang siswa untuk berpendapat Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa Membina kemampuan berbicara Memahami pendapat dan pikiran orang lain Memberikan kesempatan belajar siswa. (Anitah, 2008:422)
2.2. Pengertian Aktivitas Belajar 2.2.1. Pengertian Aktivitas Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan, sedangakan menurut Nasution (2000) Aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Aktivitas menurut Mulyono (2001 : 26), a -kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku. Maka keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
12
diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh seorang pakar pendidikan, Trinandita, al yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan sisw interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. 2.2.2. Pengertian Belajar Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan. Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya. Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
13
Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah. Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat
dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapan-kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. 2.2.3. Pengertian Aktivitas Belajar Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Menurut Poerwadarminta (2003:23), Aktivitas belajar adalah kegiatankegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa aktivitas belajar merupakan segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
14
Sardiman (2004:37) menegaskan bahwa aktivitas belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif
dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa: melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama
Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengam Dari bebrapa definisi aktivitas belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas.
15
Kesungguhan belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah, dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPA dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.
2.3. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui daripendapat ahli pendidikan. Sudjana (2009:22) menyataka dimiliki siswa setelah i
Surachmad (1981:2)
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Winkel (dalam Sudjana, 2009:274) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu : a. Kemampuan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Kemampuan afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Kemampuan Psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Kemampuan ini terbagi kedalam tujuh aspek, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas.
16
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
siswa
setelah
proses
belajar
mengajar
berlangsung.
Adapaun hasil belajar dapat diartikan prestasi diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang
17
dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri. 1. Pengertian Pendidikan dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai
a yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker
saja, namun juga
untuk
mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan
18
menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik. 2. Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sist
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
19
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar, meliputi bidang energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta benda dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: 1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; 2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; 3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses
20
pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA
sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam
pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi
21
ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah, disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum. Model Pembelajaran IPA di SDN 1 Pasar Baru melalui Metode Diskusi Model pembelajaran di SDN 1 Pasar Baru melalui metode diskusi hampir sama dengan pengajaran klasikal tetapi dalam hal ini jumlah siswa yang berbeda. Pembelajaran klasikal terdari dari prasiswa dalam satu kelas, sedangkan metode diskusi siswa yang belajar dalam satu kelas terbagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. metode diskusi sebagai pilihan mengajar bertujuan untuk: (1) meningkatkan interaksi antara sis-wa-siswa serta siswa-guru; (2) meningkatkan hubungan personal; dan (3) meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di muka umum. Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Biasanya diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal pembelajaran atau
22
dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil diskusi kelompok umumnya didiskusikan dalam diskusi kelas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi, sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat dikembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk pelaksanaaan diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam pelaksanaaan diskusi. Dalam proses pembelajaran IPA berisi struktur kurikulum tingkat sekolah. Yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upanya pencapaian standar kopetensi kelulusan ( SKL ) merupakan acuan utama bagi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum KTSP di SD/MIN meliputi a) Silabus pembelajaran tematik untuk SD kelas rendah kelas I , II , III b) Silabus mata pelajaran untuk untuk SD kelas tinggi kelas IV , V , VI c) Silabus muatan lokal dan mata pelajaran lain ( jika ada ) d) Silabus keagamaan ( kusus MI ) Dengan terstruktur kurikulum yang ada diharapkan siswa memahami potensi yang ada didalam diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan menimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Hasil belajar pada umumnya meliputi :
23
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas. 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa meliputi kontraksi belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesimpulan siswa belajar atas inisiatif sendiri. 4. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif. 5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa. 6. Memberi kesempatan murid untuk maju sesuai dengan evaluasi yang berkaitan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa. Dalam pembelajaran IPA, dengan model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan langkah-lagkah sebagai berikut ; a. Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok. b. Guru menyampaikan/menyajikan materi pelajaran mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lainnya. d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara koperatif berisi jawaban. e. Setelah selesai diskusi, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok. f. Guru memberikan penyajian singkat sekaligus memberi kesimpulan. g. Pengajaran diakhiri dengan evaluasi, kesimpulan dan tugas rumah.
24
Adapun salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar IPA adalah sebagai berikut : 1. Dalam diri siswa belum siap untuk mengikuti proses belajar dengan baik. 2. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran. 3. Ganguan dari luar ( meliat keluar, di ganggu teman ). 4. Siswa beranggapan bahwa belajar matematika itu susah. 5. Siswa kelas rendah kebanyakan keinginan masih bermain dari pada belajar. 2.5. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
siswa kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012
BAB III
25
METODELOGI PENELITIAN
3.1.
Setting Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV pada Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. 3.1.3. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 26 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 15 orang lakilaki dan dalam penelitian ini berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer.
3.2.
Rencana Tindakan 3.2.1. Rancangan Penelitian Penelitian PTK ini akan dilaksanakan selama tiga siklus yang terdiri dari empat fase yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun diagramnya sebagai berikut :
26
26
Gambar.3.1 : Alur PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart (Dalam Arikunto, 2010 : 137) 3.2.2. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yaitu penerapan keterampilan mengobservasi kepada siswa agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian, prosedur penelitian terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai, adapu pelaksanaannya sebagai berikut :
-
Perencanaan
27
Setelah diadakannya observasi pada minggu sebelumnya, kemudian dimulailah siklus I. pada siklus ini dilakukan beberapa rencana, antara lain: a).
Merencanakan jumlah siklus yang akan dilaksanakan
b).
Membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP),
mempersiapkan buku pelajaran, alat peraga, dan membuat soal tes tertulis. c).
Merencanakan langkah-langkah pembelajaran, seperti apersepsi memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran, Tanya jawab materi prasyarat, membimbing siswa dalam mengerjakan tugas, serta membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
-
Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian ini kegiatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan meliputi : a.
Kegiatan awal di awali dengan kegiatan apersepsi dan motivasi
a.
Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda
b.
Guru mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta peserta didik membentuk menjadi 5 (lima) kelompok, dengan anggota kelompok masing-masing 4-5 orang serta mengatur meja belajarnya
c.
Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok kepada masingmasing kelompok.
d.
Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi
28
e.
Siswa secara kelompok berdiskusi tentang materi yang dipelajari
f.
Masing-masing
kelompok
diberi
kesempatan
mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran. g.
Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
h.
Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan kelompok lain.
i.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik.
j.
Bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi pelajaran.
-
Observasi Dalam pelaksanaan observasi kagiatan peneliti dalam proses pembelajaran diamati
oleh observer (teman sejawat) untuk
menentukan skor aktifitas yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan saat siswa menyelesaikan latihan. Adapun yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi kehadiran siswa, siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas, siswa yang aktif bertanya, siswa yang cepat mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh guru.
29
Evaluasi dilakukan umpan balik kepada guru sebagai dasar memperbaiki proses pembelajaran dan menjalankan program perbaikan. Jika siswa kurang memuaskan maka perlu diadakan perbaikan tetapi bila siswa cukup baik maka perlu dipertahankan lagi termasuk memberikan pengayaan materi pembelajaran. -
Refleksi Pada akhir siklus diadakan refleksi, refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari tiap siklus, refleksi terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran diskusi berupa catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes dan non tes: 1. Tes, instrument ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan media gambar melalui metode diskusi. 2. Non tes, instrument ini berupa observasi yang dirancang dalam penelitian untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Observasi yang peneliti gunakan yaitu observasi terstruktur sehingga pengamat hanya tinggal menuliskan nilai pada tempat yang disediakan.
3.4.
Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas: data
30
aktivitas siswa dan data kinerja guru selama kegiatan pembelajaran, data tersebut diperoleh dari lembar observasi dan lembar kuesioner, sedangkan analisis hasil belajar diperoleh dari data kualitas hasil belajar siswa. Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut : a. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa dan Guru Data observasi aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (0 dan 1) dimana angka 0 = Tidak Aktif, dan 1 = aktif, setelah itu semua nilai dihitung dengan rumus persentasi sebagai berikut: Nilai Prosentase =
∑ Skor yang diperoleh
x 100
∑ Skor Maksimal
Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nilai Konversi Aktivitas Siswa dan Guru Nilai hasil observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori penilaian Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif Sangat Tidak Aktif
(Sumber : Nur Ali : 2010 ) b. Analisis Hasil Belajar Siswa Data dari hasil tes tertulis siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus: N=
∑ Skor yang diperoleh ∑ Skor Maksimal
x 100
31
Dan untuk menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunkan rumus sebagai berikut: x=
∑x N
Keterangan : x
∑x N
= Nilai rata-rata = Nilai = Banyak data
(Sumber Depdikbud, 1994),
Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dan atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
%=
∑ Siswa yang tuntas Belajar ∑ Jumlah Siswa
x 100
Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran, siswa yang telah memperoleh nilai ≥70 dan mengubah data kuantitatif persentase ketuntasan belajar menjadi data kualitatif berpedoman pada acuan nilai konversi, yang disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 3.2 Nilai Konversi Ketuntasan Belajar Nilai hasil observasi 90 ≤
Kategori penilaian Sangat Baik
32
80 s.d 89 70 s.d 79 60 s.d 69 < 60
3.5.
Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam prestasi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dari tiap siklusnya pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam penelitian ini : 1. Penguasaan materi Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru pada akhir penelitian ini meningkat mencapai nilai diatas batas ketuntasan minimal (KKM) 2. Penggunaan strategi pembelajaran dengan metode diskusi merupakan strategi yang efektif untuk mengajarkan materi IPA, dalam hal ini ditandai dengan peningkatan prestasi nilai yang didapatkan masing-masing siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Tentang Setting 4.1.1. Sejarah Singkat SDN 1 Pasar Baru
33
Setting yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SDN 1 Pasar Baru yang berlokasi di Desa Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Adapun sejarah berdirinya SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong
tersebut
berdasarkan
dokumen
sekolah
yang
telah
dikemukakan oleh kepala SDN 1 Pasar Baru bahwa sekolah tersebut berdiri pada tahun 1975. Sejak awal berdirinya SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong telah 2 kali mengalami pergantian nama sekolah dan telah 5 kali pula dalam pergantian Kepala Sekolah. Adapun pergantian nama sekolah sebagai berikut: 1) Tahun 1975-1978 yaitu SDN Sukarame 2) Tahun 1988-2008 (Sekarang) yaitu SDN 1 Pasar Baru Sedangkan pergantian Kepala Sekolah sebagai berikut: 1) Tahun 1975-1987 yaitu Ibu Ramlah Ali 2) Tahun 1988-2000 yaitu Bapak M. Yusuf Thoras 3) Tahun 2001-2002 yaitu Ibu Ade Laida Zaitun 4) Tahun 2003-2011 yaitu Bapak Suudi Syah, S.Pd 5) Tahun 2011-2012 (sekarang) yaitu Bapak Hermansyah, S.Pd.
Sejak berdirinya sampai sekarang, SDN 1 Pasar Baru telah menjadi sekolah bagi masyarakat sekitar, 34 hal ini dikarenakan SDN 1 Pasar Baru selalu mengedepankan kualitas mutu pendidikan khususnya pendidikan yang berkompetensi dan berkualitas sehingga berprestasi berdasarkan iman dan taqwa (IMTAQ).
34
SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong merupakan tempat dilangsungkannya penelitian dan SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong merupakan sekolah dan pusat aktivitas belajar mengajar, yang secara
administrasi
berada
dalam
wilyah
pemerintah
Kabupaten
Pesawaran. Di lihat dari jarak sekolah ke pusat kota pemerintahan bisa di bilang memang cukup dekat dari ibu kota Kabupaten Pesawaran. Akan tetapi saya cukup beruntung bisa dapat mengajar di SD tersebut sekalipun dilihat dari letak geografis SD tersebut berada di pinggiran kota.
Siswa kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong memiliki kecerdasan yang kurang memuaskan dengan nilai rata-rata
6,0 pada
pelajaran IPA. Sebagian besar siswa kelas IV keluarganya hidup yang kurang berkecukupan pasalnya dilihat dari data pribadi orang tua anak didik sebagian besar berprofesi sebagai buruh dan pedagang.
4.1.2. Keadaan Siswa dan Guru SDN 1 Pasar Baru Tabel 4.1. Keadaan Siswa SDN 1 Pasar Baru No
Kelas
Banyaknya Kelas
1 2 3 4 5 6
I II III IV V VI Jumlah
1 1 1 1 1 1 6
Jenis Kelamin Pria Wanita
42 30 21 21 25 25 164
29 28 23 26 26 26 158
Jumlah
71 58 44 47 51 51 322
35
(Sumber : Data SDN 1 Pasar Baru)
Tabel 4.2. Keadaan Guru SDN 1 Pasar Baru No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
HERMANSYAH, S.Pd Dra. LAILA SARI GUNARTO SAPUTRO NURYANI SALEH Hj. ISNAINI SUKMA FAKHRIYAH Hj. ALIMATUS ZAHRO ALWARDAH HERMAN JANNATIN NAIM, S.Ag FARIDA FASA MEGAWATI RENI INDRIYANI ELIS NURMAWATI AULIA HERU PEBRIYANTO
Pend. Terakhir S.1 S.1 SPG D.II D.II SPG D. II D.II D.II S.1 D.II D.II D.II D.II SLTP
Jabatan
Ket
Kepsek Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Penjaga
(Sumber : Data SDN 1 Pasar Baru)
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Siklus l 1. Perencanaan Dalam perencanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti menetapkan objek penelitian kelas IV dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, II dan III dengan model pembelajaran menggunakan matode diskusi pada pembelajaran
36
IPA kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong, maka peneliti melakukan perencanaan sebagai berikut: a. Membuat
perangkat
pembelajaran,
berupa
memilih
dan
menetapkan silabus, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, lembar kerja siswa (LKS), alat evaluasi. b. Merencanakan
sekenario
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan metode diskusi sebagai model yang digunakan dengan Ibu Nuryani sebagai pengamat. c. Merancang dan mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa evaluasi, untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. d. Membuat soal-soal tes
2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 20-27 Oktober 2011 sebanyak satu kali pertemuan dengan kompetensi dasar " Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya ". Adapun tahap pelaksanaan pembelajarannya yaitu: 1.
Pendahuluan Kegiatan
pendahuluan
mempersiapkan
siswa.
ini Yaitu
peneliti dengan
menyampaikan cara
tujuan
menjelaskan
dan tujuan,
mengingatkan kembali materi prasyarat, dan mengkondisikankan siswa agar
37
siap mengikuti pembelajaran dan menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan. 2.
Kegiatan Inti Dalam
kegiatan
ini
peneliti
mendemonstrasikan
ketrampilan
atau
menyajikan informasi tahap demi tahap, serta menunjukkan contoh beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, adapun kegiatan penyajiannya sebagai berikut: 1. Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 3. Siswa secara kelompok berdiskusi tentang sifat benda padat dan memberikan contoh benda padat, bentuk benda padat tetap tidak mengikuti bentuk wadahnya serta bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu 4. Guru mensupervisi tiap kelompok diskusi 5. Siswa Presentasi hasil. 6. Guru memberikan komentar yang positif sebagai bentuk penguatan pada setiap akhir kegiatan presentasi masing-masing kelompok; 7. Siswa menyimpulkan hasil presentasi dengan bimbingan guru, 8. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung 3.
Kegiatan Penutup Pada kegiatan ini peneliti memberikan latihan terbimbing. Yaitu dengan cara siswa mengerjakan lembar kerja yang bersifat individu dan kelompok dan soal latihan pada buku paket, dan mengecek pemahaman dan
38
memberikan umpan balik. Yaitu dengan cara siswa memaparkan tugas kelompoknya, beberapa siswa mengerjakan tugas/pekerjaan rumah di depan kelas. Serta peneliti mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari yaitu berupa masalahmasalah yang berkaitan dengan beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Model pembelajaran diskusi menawarkan model evaluasi yang berbeda. Meskipun siswa bekerja bersama, siswa secara perorangan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Pemberian nilai hendaknya tidak dilakukan sampai siswa merasa senang dengan pembelajaran cooperative learning. Diakhir pembelajaran dilasanakan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi secara individu dalam waktu 45 menit. Pada saat evaluasi siswa hams menunjukkan apa yang telah ia pelajari. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutnya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu yattg akan disumbangkan sebagai skor bagi siswa itu sendiri. 3. Observasi Pengamatan dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat dan telah disusun indikatornya. Perencanaan yang berkaitan dengan pedoman observasi aktivitas belajar adalah dengan membuat lembar observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dan aktivitas guru selama pembelajaran berdasarkan tahapan pembelajaran pemecahan masalah. Pada siklus I diperoleh data aktivitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran
39
seperti pada tabel berikut. Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I No
Nama
Aspek Yang Diamati 1
2
3
4
5
Skor
%
Ket
1
Adam Putra Mutiara Candra
0
1
1
1
0
3
60
TA
2
Ahmad Janib
1
0
1
1
0
3
60
TA
3
Ahmad Junaidi
0
1
0
1
1
3
60
TA
4
Dina Afriani
1
0
1
0
1
3
60
TA
5
Dedi Sofia
1
0
1
0
0
2
40
STA
6
Dian Gustiani
1
0
1
1
0
3
60
TA
7
Deky Rizal Upera
1
0
1
0
1
3
60
TA
8
Fahturoni
1
0
1
1
1
4
80
A
9
Fikri Liansyaputra
1
1
1
0
1
4
80
A
10
Hasan
1
0
0
1
1
3
60
TA
11
Habibi Hermawan
1
0
0
0
1
2
40
STA
12
Laila Andiani
1
0
1
0
1
3
60
TA
13
Laras Ahzani
1
0
1
0
1
3
60
TA
14
M. Ari Salahuddin
1
1
1
1
0
4
80
A
15
M. Atollah
1
0
0
1
1
3
60
TA
16
Maya Sofia
1
0
1
0
1
3
60
TA
17
Pahmi Hidayat
1
1
0
0
1
3
60
TA
18
Putrid Afrilianti
1
0
1
0
1
3
60
TA
19
Riki Ardiansyah
0
0
1
1
1
3
60
TA
20
Robiatun Asmunah
1
0
1
0
1
3
60
TA
21
Siti Marwiyah
1
0
0
1
1
3
60
TA
22
Siti Amalia
1
0
1
1
1
4
80
A
23
Siti Khodijah
1
0
0
1
1
3
60
TA
24
Sepi Prasetya
1
0
1
1
1
4
80
A
25
Septiyani
0
0
1
1
1
3
60
TA
26
Ubaidillah
0
0
1
1
1
3
60
TA
Skor per indikator
21
5
19
15
21
Persentase (%) per indikator
81
20
74
58
81
Total Skor yang diperoleh
81
40
Skor maksimal
130
Persentase (%) Keaktifan siswa secara klasikal %=
Keterangan : Nilai skor Nilai skor
∑ Skor yang diperoleh ∑ Skor Maksimal
62
x 100
TA
0 = Tidak Aktif 1 = Aktif
Aspek yang diamati : 1. 2. 3. 4. 5.
Bertanya terkait hal-hal yang belum dimengerti Menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun teman Mengemukakan pendapat atau gagasan Mencatat hasil diskusi Mempresentasikan hasil diskusi
Nilai observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori penilaian
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Sangat Aktif (SA) Aktif (A) Kurang Aktif (KA) Tidak Aktif (TA) Sangat Tidak Aktif (STA) Jumlah
0 4 0 20 2 26
0 15 0 77 8 100
Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa secara klasikal mencapai 62%, hal ini termasuk dalam kategori tidak aktif. Dan dari 26 siswa, siswa yang aktif berjumlah 4 orang atau sebesar 15%, siswa yang tidak aktif berjumlah 20 orang atau sebesar 77%, siswa yang sangat tidak aktif berjumlah 2 orang atau sebesar 8%. Tabel 4.4. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I No
Indikator/Aspek Yang Diamati
Skor
Ket
41
I 1 2 II A 3 4 5 B 6 7 8 9 10 11 C 12 13 14 D 15 16 E 17 18 F 19 20 III 21 22
PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dab antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan Jumlah skor perolehan Skor maksimum Persentase (%) keaktifan guru
1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 0
0 0 1 1
1 1 1 1 17 22 77
KA
42
∑ Skor yang diperoleh
%=
∑ Skor Maksimal
x 100
(Sumber : Instrumen Kegiatan PPL, FKIP Universitas Lampung, 2011) Keterangan : Nilai skor Nilai skor
0 = Tidak Aktif 1 = Aktif Nilai observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori penilaian Sangat Aktif (SA) Aktif (A) Kurang Aktif (KA) Tidak Aktif (TA) Sangat Tidak Aktif (STA)
Data di atas menunjukkan bahwa ada dua aspek yang belum dilakukan guru yaitu pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dan pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa. Skor yang diperoleh sebesar 17. Dengan kata lain ada 17 dari 22 indikator yang dilaksanakan oleh guru. Jika dipersentase, keaktivan guru dalam pembelajaran hanya mencapai 77%, termasuk dalam kategori kurang aktif. Tabel 4.5. Hasil Tes Siklus I No
Nama Siswa
Nomor Soal Pilihan Ganda 2 1
3 0
4 1
5 1
6 0
7 1
8 1
9 0
10 0
Jumlah Skor
Nilai
Ket
T/TT
1
Adam Putra Mutiara
1 1
6
60
Kurang
TT
2
Ahmad Janib
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
5
50
Sangat Kurang
TT
3
Ahmad Junaidi
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
6
70
Cukup
T
4
Dina Afriani
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
6
70
Cukup
T
5
Dedi Sofia
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
80
Baik
T
6 7
Dian Gustiani Deky Rizal Upera
0 1
1 1
1 0
1 1
1 1
0 0
0 0
1 1
1 1
1 0
7 6
70 60
Cukup Kurang
T TT
8
Fahturoni
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
5
50
Sangat Kurang
TT
9
Fikri Liansyaputra
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
10
Hasan
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
11
Habibi Hermawan
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
70
Cukup
T
12 13
Laila Andiani Laras Ahzani
0 1
1 1
1 0
1 1
1 1
0 0
1 1
1 1
1 0
1 0
8 6
80 60
Baik Kurang
T TT
14
M. Ari Salahuddin
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
8
80
Baik
T
43
15
M. Atollah
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
7
70
Cukup
T
16 17
Maya Sofia Pahmi Hidayat
1 1
1 1
1 0
0 1
1 1
0 0
1 1
1 1
0 0
0 0
6 6
60 60
Kurang Kurang
TT TT
18
Putrid Afrilianti
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
19
Riki Ardiansyah
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
20
Robiatun Asmunah
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
5
50
Sangat Kurang
TT
21
Siti Marwiyah
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
6
60
Kurang
TT
22 23
Siti Amalia Siti Khodijah
1 0
1 1
1 1
0 1
0 1
1 0
1 0
1 1
1 1
0 1
7 7
70 70
Cukup Cukup
T T
24
Sepi Prasetya
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
25
Septiyani
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
5
50
Sangat Kurang
TT
26
Ubaidillah
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
Jumlah Nilai
1650
Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang tuntas
63 10
Jumlah Siswa yang tidak tuntas
16
Persentase (%) Ketuntasan
38
TIDAK TUNTAS
Keterangan : T (Tuntas) ; TT (Tidak Tuntas) Ketuntasan diisi apabila nilai akhir < 65 berarti belum tuntas, tetapi apabila nilai akhir ≥ 65 berarti tuntas
Nilai 90 ≤ 80 s.d 89 70 s.d 79 60 s.d 69 < 60
Kategori penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Dari tabel di atas dapat dijelaskan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 63 dan ketuntasan belajar mencapai 38% atau ada 10 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar dan 16 siswa lainnya masih belum tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 38%, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85% dan atau sama dengan 65%. 4. Tahap Refleksi Di akhir kegiatan pembelajaran siklus I peneliti bersama observer Nuryani
44
melakukan
refleksi guna perbaikan
pada pertemuan selanjutnya. Refleksi
didasarkan pada lembar observasi dan tes hasil belajar. Dari hasil refleksi diketahui bahwa pada siklus I dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1. Guru kurang memanfaatan sumber belajar/media pembelajaran. 2. Guru tidak memicu dan memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 3. Siswa enggan bertanya terkait dengan hal yang belum dimengerti. 4. Masih sulitnya siswa dalam memecahkan masalah dalam diskusi. Rekomendasi perbaikan rencana tindakan siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus II, antara lain: 1. Guru harus memanfaatan sumber belajar/media pembelajaran. 2. Guru harus memicu dan memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 3. Guru harus lebih terampil dalam memancing siswa untuk bertanya terkait dengan hal yang belum dimengerti. 4. Membimbing siswa dalam memecahkan masalah dalam diskusi. 4.2.2. Siklus II 1. Perencanaan Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian guna memperlancar jalannya penelitian. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan diantaranya : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Tugas Siswa (LKS), dan
45
menyusun lembar tes. Sedangkan instrumen penelitian yang dipersiapkan adalah lembar observasi siswa yang telah ditentukan indikatornya, dan RPP, terlampir. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan siklus II dilaksanakan tanggal 9-15 Nopember 2011 sebanyak satu kali pertemuan dengan kompetensi dasar "Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya". Adapun tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini yaitu: 1. Pendahuluan Kegiatan
pendahuluan
mempersiapkan
siswa.
ini Yaitu
peneliti dengan
menyampaikan cara
tujuan
menjelaskan
dan
tujuan,
mengingatkan kembali materi prasyarat, dan mengkondisikankan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dan menyampaikan indikator. 2. Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini peneliti mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap, serta menunjukkan contoh beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, adapun kegiatan penyajiannya sebagai berikut: 1. Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
46
3. Siswa secara kelompok berdiskusi tentang sifat benda padat dan memberikan contoh benda padat, bentuk benda padat tetap tidak mengikuti bentuk wadahnya serta bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu 4. Guru mensupervisi tiap kelompok diskusi 5. Siswa Presentasi hasil. 6. Guru memberikan komentar yang positif sebagai bentuk penguatan pada setiap akhir kegiatan presentasi masing-masing kelompok; 7. Siswa menyimpulkan hasil presentasi dengan bimbingan guru, 8. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung 3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan ini peneliti memberikan latihan terbimbing. Yaitu dengan cara siswa mengerjakan lembar kerja yang bersifat individu dan kelompok dan soal latihan pada buku paket, dan mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Yaitu dengan cara siswa memaparkan tugas kelompoknya, beberapa siswa mengerjakan tugas/pekerjaan rumah di depan kelas. Serta peneliti mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari yaitu berupa masalah-masalah yang berkaitan dengan beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Model Pembelajaran diskusi menawarkan model evaluasi yang berbeda. Meskipun siswa bekerja bersama, siswa secara perorangan bertanggung jawab
47
terhadap belajamya sendiri. Pemberian nilai hendaknya tidak dilakukan sampai siswa merasa senang dengan pembelajaran cooperative learning. Di akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi, evaluasi pelaksanaannya secara individu dalam waktu 45 menit. Pada saat evaluasi mi siswa harus menunjukkan apa yang telah ia pelajari. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutnya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu siswa tersebut.
3. Observasi Pengamatan dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat dan telah disusun indikatornya. Perencanaan yang berkaitan dengan pedoman observasi aktivitas belajar adalah dengan membuat lembar observasi terhadap aktivitas siswa guru selama pembelajaran berdasarkan tahapan pembelajaran pemecahan masalah. Pada siklus II diperoleh data aktivitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran seperti pada table berikut. Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II No
Nama
Aspek Yang Diamati 1
2
3
4
5
Skor
%
Ket
1
Adam Putra Mutiara
1
1
1
1
0
4
80
A
2
Ahmad Janib
1
0
1
1
1
4
80
A
3
Ahmad Junaidi
1
1
0
1
1
4
80
A
4
Dina Afriani
1
1
1
0
1
4
80
A
5
Dedi Sofia
1
1
1
1
0
4
80
A
6
Dian Gustiani
1
1
1
1
0
4
80
A
7
Deky Rizal Upera
1
0
1
1
1
4
80
A
8
Fahturoni
1
1
1
1
1
5
100
A
9
Fikri Liansyaputra
1
1
1
0
1
4
80
A
10
Hasan
1
0
0
1
1
3
60
TA
48
11
Habibi Hermawan
1
1
0
0
1
3
60
TA
12
Laila Andiani
1
0
1
1
1
4
80
A
13
Laras Ahzani
1
0
1
0
1
3
60
TA
14
M. Ari Salahuddin
1
1
1
1
1
5
100
A
15
M. Atollah
1
0
1
1
1
4
80
A
16
Maya Sofia
1
1
1
0
1
4
80
A
17
Pahmi Hidayat
1
1
0
0
1
3
60
TA
18
Putrid Afrilianti
1
0
1
0
1
3
60
TA
19
Riki Ardiansyah
1
1
1
1
1
5
100
A
20
Robiatun Asmunah
1
0
1
0
1
3
60
TA
21
Siti Marwiyah
1
1
0
1
1
4
80
A
22
Siti Amalia
1
0
1
1
1
4
80
A
23
Siti Khodijah
1
1
0
1
1
4
80
A
24
Sepi Prasetya
1
1
1
1
1
5
100
A
25
Septiyani
1
0
0
1
1
3
60
TA
26
Ubaidillah
0
1
1
0
1
3
60
TA
96
62
73
65
88
Skor per indikator Persentase (%) per indikator Total Skor yang diperoleh
100
Skor maksimal
130
Persentase (%) Keaktifan siswa secara klasikal %=
Keterangan : Nilai skor Nilai skor
∑ Skor yang diperoleh ∑ Skor Maksimal
x 100
0 = Tidak Aktif 1 = Aktif
Aspek yang diamati : 1. 2. 3. 4. 5.
Bertanya terkait hal-hal yang belum dimengerti Menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun teman Mengemukakan pendapat atau gagasan Mencatat hasil diskusi Mempresentasikan hasil diskusi
77
KA
49
Nilai observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Sangat Aktif (SA) Aktif (A) Kurang Aktif (KA) Tidak Aktif (TA) Sangat Tidak Aktif (STA) Jumlah
0 18 0 8 0 26
0 69 0 31 100
Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa secara klasikal mencapai 77%, hal ini termasuk dalam kategori kurang aktif. Dan dari 26 siswa, siswa yang aktif berjumlah 18 orang atau sebesar 69%, siswa yang tidak aktif berjumlah 8 orang atau sebesar 31%. Tabel 4.7. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II No I 1 2 II A 3 4 5 B 6 7 8 9 10 11 C 12 13 14 D
Indikator/Aspek Yang Diamati Skor PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 Melakukan kegiatan apersepsi 1 KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan 1 hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi 1 (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 Menguasai kelas 1 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 1 yang direncanakan. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 Menghasilkan pesan yang menarik 0 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 0 Pembelajaran yang memicu dan memelihara
Ket
50
15 16 E 17 18 F 19 20 III 21 22
keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dab antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan Jumlah skor perolehan Skor maksimum Persentase (%) keaktifan guru
∑ Skor yang diperoleh
%=
∑ Skor Maksimal
0 1 1 1
1 1 1 1 19 22
86
x 100
(Sumber : Instrumen Kegiatan PPL, FKIP Universitas Lampung, 2011) Keterangan : Nilai skor Nilai skor
0 = Tidak Aktif 1 = Aktif Nilai observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori penilaian Sangat Aktif (SA) Aktif (A) Kurang Aktif (KA) Tidak Aktif (TA) Sangat Tidak Aktif (STA)
Data di atas menunjukkan bahwa aspek yang belum dilakukan guru pada siklus I sudah mendapatkan penilaian baik dari pengamat Kekurangan-kekurangan yang
A
51
ada pada siklus I sudah dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Secara keseluruhan aktivitas guru mencapai 86%.
Tabel 4.8. Hasil Tes Siklus II No
Nama Siswa
Nomor Soal Pilihan Ganda 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Skor
Nilai
Ket
T/TT
1
Adam Putra Mutiara
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
70
Cukup
T
2 3
Ahmad Janib Ahmad Junaidi
1 1
0 1
1 0
1 1
1 1
0 0
1 1
1 0
0 0
0 1
6 6
60 60
Kurang Kurang
TT TT
4
Dina Afriani
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
8
80
Baik
T
5
Dedi Sofia
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
90
Baik
T
6
Dian Gustiani
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
90
Baik
T
7
Deky Rizal Upera
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
7
70
Cukup
T
8 9
Fahturoni Fikri Liansyaputra
0 1
1 1
1 1
0 0
1 1
1 1
1 1
1 0
0 0
0 0
6 6
60 60
Kurang Kurang
TT TT
10
Hasan
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
6
60
Kurang
TT
11
Habibi Hermawan
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
70
Cukup
T
12
Laila Andiani
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
90
Baik
T
13
Laras Ahzani
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
6
60
Kurang
TT
14 15
M. Ari Salahuddin M. Atollah
0 0
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
0 0
1 1
1 1
8 8
80 80
Baik Baik
T T
16
Maya Sofia
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
6
60
Kurang
TT
17
Pahmi Hidayat
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
6
60
Kurang
TT
18
Putrid Afrilianti
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
7
70
Cukup
T
19
Riki Ardiansyah
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
60
Kurang
TT
20 21
Robiatun Asmunah Siti Marwiyah
0 1
1 1
1 0
1 1
0 1
1 0
1 1
1 0
1 1
0 0
7 6
70 60
Cukup Kurang
T TT
22
Siti Amalia
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
80
Baik
T
23
Siti Khodijah
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
8
80
Baik
T
24
Sepi Prasetya
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
7
70
Cukup
T
25
Septiyani
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
7
70
Cukup
T
26
Ubaidillah
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0 7 Jumlah Nilai
70 1830
Cukup
T
Nilai rata-rata kelas
70
Jumlah siswa yang tuntas
16
Jumlah Siswa yang tidak tuntas
10
Persentase (%) Ketuntasan
62
TIDAK TUNTAS
Keterangan : T (Tuntas) ; TT (Tidak Tuntas) Ketuntasan diisi apabila nilai akhir < 65 berarti belum tuntas, tetapi apabila nilai akhir ≥ 65 berarti tuntas
52
Nilai 90 ≤ 80 s.d 89 70 s.d 79 60 s.d 69 < 60
Kategori penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Dari tabel di atas dapat dijelaskan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 70 dan ketuntasan belajar mencapai 62% atau ada 16 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar dan 10 siswa lainnya masih belum tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 62%, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85% dan atau sama dengan 65%. 4. Tahap Refleksi Di akhir kegiatan pembelajaran siklus II peneliti bersama observer Nuryani melakukan
refleksi guna perbaikan
pada pertemuan selanjutnya. Refleksi
didasarkan pada lembar observasi dan tes hasil belajar. Dari hasil refleksi diketahui bahwa pada siklus I dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1. Guru kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 2. Guru kurang menghasilkan pesan yang menarik dalam penjelasan materi 3. Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 4. Siswa masih enggan bertanya terkait dengan hal yang belum dimengerti Rekomendasi perbaikan rencana tindakan siklus III
53
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus III, antara lain:
1. Guru harus melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 2. Guru harus terampil menghasilkan pesan yang menarik dalam penjelasan materi 3. Guru harus lebih mengembangkan menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 4. Guru harus lebih terampil dalam memancing siswa untuk bertanya terkait dengan hal yang belum dimengerti. 4.2.3. Siklus III 1. Perencanaan Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian guna memperlancar jalannya penelitian. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan diantaranya : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk silkus III, Lembar Tugas Siswa (LKS) dan menyusun lembar tes. Sedangkan instrumen penelitian yang dipersiapkan adalah lembar observasi siswa yang telah ditentukan indikatomya, dan RPP, teriampir. 2 Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan siklus III dilaksanakan tanggal 22-29 Nopember 2011 sebanyak satu kali pertemuan dengan kompetensi dasar ""Memahami
54
beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya". Adapun tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus III yaitu: 1. Pendahuluan Kegiatan
pendahuluan
mempersiapkan
siswa.
ini Yaitu
peneliti dengan
menyampaikan cara
tujuan
menjelaskan
dan
tujuan,
mengingatkan kembali materi prasyarat, dan mengkondisikankan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dan menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan. 2. Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini peneliti mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap, serta menunjukkan contoh beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, adapun kegiatan penyajiannya sebagai berikut: 1. Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 3. Siswa secara kelompok berdiskusi tentang sifat benda padat dan memberikan contoh benda padat, bentuk benda padat tetap tidak mengikuti bentuk wadahnya serta bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu 4. Guru mensupervisi tiap kelompok diskusi 5. Siswa Presentasi hasil.
55
6. Guru memberikan komentar yang positif sebagai bentuk penguatan pada setiap akhir kegiatan presentasi masing-masing kelompok; 7. Siswa menyimpulkan hasil presentasi dengan bimbingan guru, 8. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung 3. Penutup Pada kegiatan ini peneliti memberikan latihan terbimbing. Yaitu dengan cara siswa mengerjakan lembar kerja yang bersifat individu dan kelompok dan soal latihan pada buku paket, dan mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Yaitu dengan cara siswa memaparkan tugas kelompoknya, beberapa siswa mengerjakan tugas/pekerjaan rumah di depan kelas. Serta peneliti mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari yaitu berupa masalah-masalah yang berkaitan dengan beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Model Pembelajaran diskusi menawarkan model evaluasi yang berbeda. Meskipun siswa bekerja bersama, siswa secara perorangan bertanggung jawab terhadap belajamya sendiri. Di akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi. Evaluasi pelaksanaannya secara individu dalam waktu 45 menit. Pada saat evaluasi ini siswa hanya menunjukkan apa yang telah dipelajari. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutoya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu siswa masing-masing.
56
3. Tahap Observasi Pengamatan dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat dan telah disusun indikatornya. Perencanaan yang berkaitan dengan pedoman observasi aktivitas belajar adalah dengan membuat lembar observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dan aktivitas guru selama pembelajaran berdasarkan tahapan pembelajaran pemecahan masalah. Pada siklus III diperoleh data aktivitas guru dalam kegiatan proses pembelajaran seperti pada table berikut. Tabel 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus III No
Nama
Aspek Yang Diamati 1
2
3
4
5
Skor
%
Ket
1
Adam Putra Mutiara
1
1
1
1
1
5
100
A
2
Ahmad Janib
1
0
1
1
1
4
80
A
3
Ahmad Junaidi
1
1
1
1
1
4
100
A
4
Dina Afriani
1
1
1
0
1
5
100
A
5
Dedi Sofia
1
1
1
1
0
4
80
A
6
Dian Gustiani
1
1
1
1
0
4
80
A
7
Deky Rizal Upera
1
0
1
1
1
4
80
A
8
Fahturoni
1
1
1
1
1
5
100
A
9
Fikri Liansyaputra
1
1
1
0
1
4
80
A
10
Hasan
1
1
0
1
1
4
80
A
11
Habibi Hermawan
1
1
0
1
1
4
80
A
12
Laila Andiani
1
0
1
1
1
4
80
A
13
Laras Ahzani
1
0
1
0
1
3
60
TA
14
M. Ari Salahuddin
1
1
1
1
1
5
100
A
15
M. Atollah
1
0
1
1
1
4
80
A
16
Maya Sofia
1
1
1
0
1
4
80
A
57
17
Pahmi Hidayat
1
1
0
1
1
4
80
A
18
Putrid Afrilianti
1
0
1
0
1
3
60
TA
19
Riki Ardiansyah
1
1
1
1
1
5
100
A
20
Robiatun Asmunah
1
0
1
1
1
4
80
A
21
Siti Marwiyah
1
1
1
1
1
4
100
A
22
Siti Amalia
1
0
1
1
1
4
80
A
23
Siti Khodijah
1
1
0
1
1
4
80
A
24
Sepi Prasetya
1
1
1
1
1
5
100
A
25
Septiyani
1
0
1
1
1
4
80
A
26
Ubaidillah
0
1
1
1
1
4
80
A
Skor per indikator
25
17
22
21
24
Persentase (%) per indikator
96
65
85
81
92
Total Skor yang diperoleh
108
Skor maksimal
130
Persentase (%) Keaktifan siswa secara klasikal %=
∑ Skor yang diperoleh ∑ Skor Maksimal
83
x 100
A
Keterangan : Nilai skor Nilai skor
0 = Tidak Aktif 1 = Aktif
Aspek yang diamati : 1. 2. 3. 4. 5.
Bertanya terkait hal-hal yang belum dimengerti Menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun teman Mengemukakan pendapat atau gagasan Mencatat hasil diskusi Mempresentasikan hasil diskusi
Nilai observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Sangat Aktif (SA) Aktif (A) Kurang Aktif (KA) Tidak Aktif (TA) Sangat Tidak Aktif (STA) Jumlah
0 24 0 2 0 26
0 92 0 8 100
58
Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa secara klasikal mencapai 83%, hal ini termasuk dalam kategori aktif. Dan dari 26 siswa, siswa yang aktif berjumlah 24 orang atau sebesar 92%, siswa yang tidak aktif berjumlah 2 orang atau sebesar 8%. Tabel 4.11. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus III No I 1 2 II A 3 4 5 B 6 7 8 9 10 11 C 12 13 14 D 15 16 E 17 18 F 19
Indikator/Aspek Yang Diamati Skor PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 Melakukan kegiatan apersepsi 1 KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan 1 hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi 1 (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 Menguasai kelas 1 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 1 yang direncanakan. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 Menghasilkan pesan yang menarik 0 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan keceriaan dab antusiasme siswa dalam 1 belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses 1 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan 1
Ket
59
20 III 21 22
benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan Jumlah skor perolehan Skor maksimum Persentase (%) keaktifan guru
∑ Skor yang diperoleh
%=
∑ Skor Maksimal
1 1 1 21 22
95
x 100
A
(Sumber : Instrumen Kegiatan PPL, FKIP Universitas Lampung, 2011) Keterangan : Nilai skor Nilai skor
0 = Tidak Aktif 1 = Aktif Nilai observasi 90% 100% 80% 89% 70% 79% 60% 69% 0% 59%
Kategori penilaian Sangat Aktif (SA) Aktif (A) Kurang Aktif (KA) Tidak Aktif (TA) Sangat Tidak Aktif (STA)
Data di atas menunjukkan bahwa aspek yang belum dilakukan guru pada siklus II sudah mendapatkan penilaian baik dari pengamat Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II sudah dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Secara keseluruhan aktivitas guru mencapai 95%.
Tabel 4.12. Hasil Tes Siklus III No
Nama Siswa
Nomor Soal Pilihan Ganda
Jumlah
Nilai
Ket
T/TT
60
Adam Putra Mutiara Ahmad Janib
1 1 1
2 1 0
3 1 1
4 1 1
5 1 1
6 0 0
7 1 1
8 1 1
9 1 1
10 0 0
Skor
1 2
8 7
80 70
3
Ahmad Junaidi
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
4
Dina Afriani
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
5
Dedi Sofia
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
Dian Gustiani
0
1
1
1
1
1
1
1
1
7 8
Deky Rizal Upera Fahturoni
1 0
1 1
0 1
1 1
1 1
1 1
0 1
1 1
Baik Cukup
T T
70
Cukup
T
90
Sangat Baik
T
10
100
Sangat Baik
T
1
9
90
Sangat Baik
T
1 1
0 0
7 8
70 80
Cukup Baik
T T
9
Fikri Liansyaputra
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
8
80
Baik
T
10
Hasan
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
7
70
Cukup
T
11
Habibi Hermawan
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
70
Cukup
T
12
Laila Andiani
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
Sangat Baik
T
13 14
Laras Ahzani M. Ari Salahuddin
1 0
1 1
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
0 1
1 1
8 8
80 80
Baik Baik
T T
15
M. Atollah
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
8
80
Baik
T
16
Maya Sofia
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
6
60
Kurang
TT
17
Pahmi Hidayat
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
7
70
Cukup
T
18
Putrid Afrilianti
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
80
Baik
T
19 20
Riki Ardiansyah Robiatun Asmunah
1 0
1 1
0 1
1 1
1 0
0 1
1 1
1 1
1 1
0 1
7 8
70 80
Cukup Baik
T T
21
Siti Marwiyah
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
70
Cukup
T
22
Siti Amalia
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
80
Baik
T
23
Siti Khodijah
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
90
Sangat Baik
T
24
Sepi Prasetya
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
8
80
Baik
T
25 26
Septiyani Ubaidillah
1 1
0 1
1 0
1 1
0 1
1 0
0 1
1 1
1 1
1 1
7 8
70 80
Cukup Baik
T T
Jumlah Nilai
2040
Nilai rata-rata kelas
79
Jumlah siswa yang tuntas
25
Jumlah Siswa yang tidak tuntas
1
Persentase (%) Ketuntasan
96
TUNTAS
Keterangan : T (Tuntas) ; TT (Tidak Tuntas) Ketuntasan diisi apabila nilai akhir < 65 berarti belum tuntas, tetapi apabila nilai akhir ≥ 65 berarti tuntas
Nilai 90 ≤ 80 s.d 89 70 s.d 79 60 s.d 69 < 60
Kategori penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan penggunaaan metode diskusi dalam pembelajaran IPA diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 79.
61
Dari 26 siswa, yang telah tuntas sebanyak 25 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 96% termasuk dalam kategori tuntas.
Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I dan II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode diskusi. Peningkatan kemampuan guru menjadikan siswa lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini dan siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. 4. Tahap Refleksi Pada siklus III dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan refleksinya sebagai berikut: 1. Selama proses belajar
mengajar guru
telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Rekomendasi dan rencana perbaikan tindakan selanjutnya Pada siklus II guru telah menerapkan menggunakan metode diskusi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa selama proses belajar
62
mengajar. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah dengan memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada, dengan tujuan agar pelaksanaan selanjutnya dalam penggunakan metode diskusi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 4.3.
Pembahasan 4.3.1. Aktivitas Belajar Siswa Dengan menggunakan model pembelajaran diskusi aktivitas dalam proses pembelajaran meningkat, hal ini dibuktikan dengan ikut sertanya siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan aktif bertanya, menjawab pertanyaan guru atau teman, berani mengemukakan pendapat, dan dengan seksama mengerjakan soal-soal atau sejenis pertanyaan. Tabel 4.12 : Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPA Antara Siklus I, II dan III
No
Nama
Interpretasi
1
Adam Putra Mutiara
3
60
TA
4
80
A
5
100
A
Meningkat
2
Ahmad Janib
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
3
Ahmad Junaidi
3
60
TA
4
80
A
4
100
A
Meningkat
4
Dina Afriani
3
60
TA
4
80
A
5
100
A
Meningkat
5
Dedi Sofia
2
40
STA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
6
Dian Gustiani
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
7
Deky Rizal Upera
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
8
Fahturoni
4
80
A
5
100
A
5
100
A
Meningkat
9
Fikri Liansyaputra
4
80
A
4
80
A
4
80
A
Meningkat
10
Hasan
3
60
TA
3
60
TA
4
80
A
Meningkat
11
Habibi Hermawan
2
40
STA
3
60
TA
4
80
A
Meningkat
63
12
Laila Andiani
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
13
Laras Ahzani
3
60
TA
3
60
TA
3
60
TA
Tetap
14
M. Ari Salahuddin
4
80
A
5
100
A
5
100
A
Meningkat
15
M. Atollah
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
16
Maya Sofia
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
17
Pahmi Hidayat
3
60
TA
3
60
TA
4
80
A
Meningkat
18
Putrid Afrilianti
3
60
TA
3
60
TA
3
60
TA
Tetap
19
Riki Ardiansyah
3
60
TA
5
100
A
5
100
A
Meningkat
20
Robiatun Asmunah
3
60
TA
3
60
TA
4
80
A
Meningkat
21
Siti Marwiyah
3
60
TA
4
80
A
4
100
A
Meningkat
22
Siti Amalia
4
80
A
4
80
A
4
80
A
Meningkat
23
Siti Khodijah
3
60
TA
4
80
A
4
80
A
Meningkat
24
Sepi Prasetya
4
80
A
5
100
A
5
100
A
Meningkat
25
Septiyani
3
60
TA
3
60
TA
4
80
A
Meningkat
26
Ubaidillah
3
60
TA
3
60
TA
4
80
A
Meningkat
Total Skor yang diperoleh
81
100
108
Skor maksimal
130
130
130
Meningkat
Persentase (%) Keaktifan siswa secara klasikal
%=
∑ Skor yang diperoleh
62
TA
77
KA
83
A
Meningkat
x 100
∑ Skor Maksimal
Untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran diskusi kelas IV SDN 1 Pasar Baru dapat dilihat pada grafik berikut : 100 80
Prosentase aktivitas belajar siswa siklus I (A1)
60 40
Prosentase aktivitas belajar siswa siklus II (A2)
20
Prosentase aktivitas belajar siswa siklus III (A3)
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Dari pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I, II dan III,
64
bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dikategorikan meningkat. Dimana nilai kuantitatif rata-rata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 62% (berarti tidak aktif) dan pada siklus II sebesar 77% (berarti kurang aktif) dan pada siklus III sebesar 83% (berarti Aktif), secara kualitatif dikategorikan aktif. 4.3.2. Aktivitas Guru Dari hasil observasi siklus I, II dan III aktivitas guru meningkat, dalam hal ini dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.13 : Rekapitulasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran IPA Antara Siklus I, II dan III No
I 1 2 II A 3 4
Indikator/Aspek Yang Diamati
Siklus I Skor
PRA PEMBELAJARAN Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran
Ket
Siklus II Skor
Ket
Siklus III Skor
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
10
Melaksanakan pembelajaran tumbuhnya kebiasaan positif
1
1
1
11
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dab antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses
1
1
1
0 0 0
1 0 0
1 0 1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
5 B 6 7 8 9
C 12 13 14 D 15 16 E 17
yang
memungkinkan
Ket
65
18 F 19 20 III 21 22
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan Jumlah skor perolehan Skor maksimum Persentase (%) keaktifan guru
%=
∑ Skor yang diperoleh
x 100
1
1
1
1 1
1 1
1 1
1
1
1
1 17 22
1 19 22
1 21 22
77
K A
86
A
95
∑ Skor Maksimal
Untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran diskusi kelas IV SDN 1 Pasar Baru dapat dilihat pada grafik berikut : 100 80 60
Aktivitas guru siklus I (A1)
40
Aktivitas guru siklus II (A2)
20
Aktivitas guru siklus III (A3)
0
Siklus I Siklusyang II Siklus III Dari pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran siklus I, II dan III,
bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dikategorikan meningkat. Dimana nilai skor aktivitas guru pada siklus I sebesar 77% (berarti kurang aktif) dan pada siklus II sebesar 86 (berarti aktif) dan pada siklus III sebesar 95 (berarti aktif) secara kualitatif dikategorikan aktif.
4.4.4. Hasil Belajar Siswa Setelah dilakukan tindakan siklus I, II dan III, proses pembelajaran IPA dengan
A
66
menggunakan model pembelajaran diskusi dikelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru, yang telah ditetapkan dalam RPP, kemudian diadakan tes formatif, maka diperoleh data hasil belajar seperti pada tabel pada lembar berikut :
69
Tabel 4.14: Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Diskusi pada Siklus I, II dan III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Siswa Adam Putra Mutiara Ahmad Janib Ahmad Junaidi Dina Afriani Dedi Sofia Dian Gustiani Deky Rizal Upera Fahturoni Fikri Liansyaputra Hasan Habibi Hermawan Laila Andiani Laras Ahzani M. Ari Salahuddin M. Atollah Maya Sofia Pahmi Hidayat Putrid Afrilianti Riki Ardiansyah Robiatun Asmunah Siti Marwiyah Siti Amalia Siti Khodijah Sepi Prasetya Septiyani Ubaidillah
Nilai 60 50 70 70 80 70 60 50 60 60 70 80 60 80 70 60 60 60 60 50 60 70 70 60 50 60 1650 63 10 16 38
Siklus I Ket Kurang Sangat Kurang Cukup Cukup Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kurang Kurang Cukup Baik Kurang Baik Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Sangat Kurang Kurang Cukup Cukup Kurang Sangat Kurang Kurang
T/TT TT TT T T T T TT TT TT TT T T TT T T TT TT TT TT TT TT T T TT TT TT
Nilai 70 60 60 80 90 90 70 60 60 60 70 90 60 80 80 60 60 70 60 70 60 80 80 70 70 70 1830 70 17 9 62
Siklus II Ket Cukup Kurang Kurang Baik Baik Baik Cukup Kurang Kurang Kurang Cukup Baik Kurang Baik Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup
T/TT T TT TT T T T T TT TT TT T T TT T T TT TT T TT T TT T T T T T
Jumlah Nilai Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang tuntas Jumlah Siswa yang tidak tuntas Persentase (%) Ketuntasan TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS Keterangan : T (Tuntas) ; TT (Tidak Tuntas) Ketuntasan diisi apabila nilai akhir < 65 berarti belum tuntas, tetapi apabila nilai akhir ≥ 65 berarti tuntas
Nilai 80 70 70 90 100 90 70 80 80 70 70 100 80 80 80 60 70 80 70 80 70 80 90 80 70 80 2040 79 25 1 96
Siklus III Ket Baik Cukup Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup Sangat Baik Baik Baik Baik Kurang Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik
TUNTAS
T/TT T T T T T T T T T T T T T T T TT T T T T T T T T T T
Interpretasi Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
70
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yaitu siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 63, Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 70, dan siklus III dengan nilai rata-rata sebesar 79 sehingga terjadi peningkatan pada siklus III. Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran diskusi kelas IV SDN 1 Pasar Baru, dapat dilihat pada grafik berikut :
80 60 Nilai Rata-Rata Siklus I (R1)
40
Nilai Rata-Rata Siklus II (R2) Nilai Rata-Rata Siklus III (R3)
20 0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Dengan menggunakan model pembelajaran diskusi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian di atas, bahwa dari siklus I, II dan III ketuntasan belajar siswa meningkat pada siklus I sebesar 38% (tidak tuntas), pada siklus II sebesar 62% (tidak tuntas) dan pada siklus III sebesar 96% (tuntas) walaupun belum mendapatkan nilai yang maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : keberhasila siswa dalam pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh model pembelajaran yang digunakan, tetapi ada faktor lain seperti sarana prasarana yang tersedia di sekolah, dan lain-lain.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
71
5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong dapat disimpulkan: 1. Dari pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I, II dan III, dimana aktivitas siswa dalam pembelajaran didapat skor pada siklus I sebesar 62% (berarti tidak aktif), pada siklus II sebesar 77% (berarti kurang aktif) dan pada siklus III sebesar 83% (berarti aktif). 2. Melalui pembelajaran diskusi dalam proses pembelajaran IPA diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 63, Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 70, dan siklus III dengan nilai rata-rata sebesar 79, dan ketuntasan belajar siswa meningkat pada siklus I sebesar 38% (tidak tuntas), pada siklus II sebesar 62% (tidak tuntas) dan pada siklus III sebesar 96% (tuntas).
5.2. Saran 1. Model pembelajaran diskusi hendaknya dapat dilaksanakan oleh guru-guru dalam proses pembelajaran IPA dan mata pelajaran yang lainnya. 2. Model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA 71 Abdullah Aly & Eny Rahma. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
72
Ali , Nur. 2010, Makalah Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Anitah, Sri, W. Prof, Dr, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Anton M. Mulyono.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Depdikbud. 1994. Kurikulum GBPP. Jakarta: Depdikbud Dimyati, Dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukit Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Alda Kartini, Kartono. 1995. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju. Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, Cet. Ke-2, h. 37, Jakarta: Erlangga. Mulyasa. 2008. Belajar. Jakarta: Ganesha. Nasution, S. 2000, Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Akasara. Poerwadarminta. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. _______. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudirman, 2004. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
73
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiharto, Kartika N.F. Farida Harahap. dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Surakhmad, Winarno. 1981. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Transito. Surya, Muhammad, Prof, Dr, H. 2005. Bina Keluarga. Jakarta: Aneka Ilmu. Suyoso, Suharto dan Sujoko. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP Zuhairini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Cet. Ke-8. Surabaya: Usaha Nasional.